atb

21
BAB I PENDAHULUAN A. Ringkasan Eksikutif DoughNut merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang industri pangan khususnya dalam pembuatan berbagai macam variasi kue donat yang memproduksi berbagai macam kue donat untuk disuplay di wilayah Mataram. DoughNut bertempat di Jln Panji Tilar Mataram.. Terbentuknya usaha pembuatan donat ini dilatar belakangi karena banyak orang yang menyukai donat dan pangsa tidak susut melainkan justru makin berkembang. DoughNut merupakan salah satu produsen kue donat ke berbagai wilayah di Karesidenan Surakarta dalam skala kecil maupun skala besar dan partai sehingga dapat disesuaikan dengan permintaan. Dengan bahan baku berkualitas tinggi sehingga dihasilkan donat yang enak dan bermutu. DougNut memfokuskan penjualan pada donat yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat dan selalu digemari karena rasanya yang nikmat. Harganya yang terjangkau sehingga dapat dinikmati orang dari semua kalangan. Donat yang diproduksi meliputi Sate Donat, Donat dengan isi selai buah-buahan, dan bertabur topping di atasnya. Usaha ini memproduksi 2500 buah donat sekali produksi setiap harinya. Dalam proses pembuatan antara lain persiapan bahan baku, pengolahan bahan, proses pengembangan, pencetakan bahan, pemanasan, perlakuan bahan jadi, pengepakan dan pemasaran. Untuk segmen dan target pasar adalah konsumen tanpa memandang usia. Untuk harga donat bervariasi sesuai dengan toping atau isi yang digunakan. Untuk pendistribusian dan pemasaran biasanya dilakukan secara lobbying yakni mendekati para distributor (warung) untuk memasarkan donat. B. Profil Perusahaan 1

Upload: muhammad-dienullah

Post on 28-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ATB

BAB I

PENDAHULUAN

A. Ringkasan Eksikutif

DoughNut merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang industri pangan khususnya dalam pembuatan berbagai macam variasi kue donat yang memproduksi berbagai macam kue donat untuk disuplay di wilayah Mataram. DoughNut bertempat di Jln Panji Tilar Mataram.. Terbentuknya usaha pembuatan donat ini dilatar belakangi karena banyak orang yang menyukai donat dan pangsa tidak susut melainkan justru makin berkembang.

DoughNut merupakan salah satu produsen kue donat ke berbagai wilayah di Karesidenan Surakarta dalam skala kecil maupun skala besar dan partai sehingga dapat disesuaikan dengan permintaan. Dengan bahan baku berkualitas tinggi sehingga dihasilkan donat yang enak dan bermutu.

DougNut memfokuskan penjualan pada donat yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat dan selalu digemari karena rasanya yang nikmat. Harganya yang terjangkau sehingga dapat dinikmati orang dari semua kalangan. Donat yang diproduksi meliputi Sate Donat, Donat dengan isi selai buah-buahan, dan bertabur topping di atasnya. Usaha ini memproduksi 2500 buah donat sekali produksi setiap harinya. Dalam proses pembuatan antara lain persiapan bahan baku, pengolahan bahan, proses pengembangan, pencetakan bahan, pemanasan, perlakuan bahan jadi, pengepakan dan pemasaran.

Untuk segmen dan target pasar adalah konsumen tanpa memandang usia. Untuk harga donat bervariasi sesuai dengan toping atau isi yang digunakan. Untuk pendistribusian dan pemasaran biasanya dilakukan secara lobbying yakni mendekati para distributor (warung) untuk memasarkan donat.

B. Profil Perusahaan

1. Identitas Usaha

Nama Usaha : Bisnis Pembuatan Donat “DoughNut”

Alamat : Panji Tilar Mataram

Jenis Usaha : Bergerak di bidang industri pangan

Harga per Unit : Rp 2000,00

Lokasi Pemasaran : Mataram

J umlah Tenaga Kerja : 5 orang

1

Page 2: ATB

2. Layanan

Sumber Produk : Prodiksi secara mandiri

Pemasaran : Melalui Distributor

Manajemen : Terstruktur

DoughNut merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang industri pangan khususnya dalam pembuatan berbagai variasi donat yang akan di edarkan di kota Mataram.. Terbentuknya usaha pembuatan donat ini dilatar belakangi karena banyak orang yang menyukai donat dan pangsa tidak susut melainkan justru makin berkembang.

Kegiatan sehari-hari usaha ini adalah pembuatan donat, pengemasan dan pemasaran. Proses pembuatan meliputi persiapan bahan baku, pengolahan bahan, proses pengembangan, pencetakan bahan, pemanasan, perlakuan bahan jadi, pengepakan. Sedangkan untuk proses pemasaran dilakukan dengan cara dititipkan di toko, warung manisan, termasuk store middle.

Visi dan misi dari DoughNut adalah memanjakan lidah para penggemar donat dengan rasa yang enak dan harga yang terjangkau untuk semua kalangan. Keistimewaan donat dari DoughNut ini terletak pada rasanya yang nikmat dengan tekstur lembut, harga yang terjangkau, higienis dan terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas.

Para pelanggan biasanya dari semua kalangan masyarakat karena donat digemari oleh semua orang tanpa memandang batasan usia yang berdomisili di Surakarta dan sekitarnya. Kelemahan dari usaha ini adalah pada pemasarannya yang belum meluas ke luar karesidenan Surakarta. Hal ini dikarenakan biaya transportasi yang cukup mahal.

C. Analisis Pasar

Donat bukan lagi makanan asing di telinga masyarakat. Kue berciri khas bolong di tengah itu hadir mulai dari kafe mentereng hingga warung jajanan di pinggir jalan kaki lima. Namun hadirnya begitu banyak pemain kawakan ternyata tidak membuat ceruk pasar lantas jenuh. Karena faktanya bahwa pangsa tidak susut, melainkan justru makin mengembang.

DoughNut merupakan bisnis makanan donat yang sasarannya adalah kalangan menengah ke bawah. Oleh karenanya harga yang dipatok relatif terjangkau Rp 2.000,00. Dengan SDM dan pengendalian mutu yang telah berpengalaman pada bidangnya sehingga dihasilkan donat yang berkualitas tanpa menaikkan harga. Untuk pemesanan bisa langsung menuju lokasi DoughNut maupun melalui marketing yang telah disediakan.

DoughNut merupakan salah satu produsen donat yang memasarkan donatnya ke penjuru kota Surakarta dalam skala kecil maupun skala besar sesuai dengan permintaan. DoughNut tidak mengalami kesulitan dlam mencari bahan baku karena bahan baku banyak dijual di pasaran.

2

Page 3: ATB

Konsumen dari donat ini berasal dari golongan masyarakat kelas menengah ke bawah dan menengah ke atas dan dapat dinikmati oleh siapa saja. Hadirnya pesaing donat yang lain tidak terlalu menjadi masalah karena banyak orang yang menyukai donat.

D. Produk

DoughNut memfokuskan penjualan pada donat yang memiliki keunggulan rasa yang nikmat dengan tekstur lembut, higienis dan terbuat dari bahan-bahan yang berkualitas. DoughNut juga menjual donat dengan harga yang terjangkau yang dapat dinikmati oleh semua kalangan. Donat yang dijual antara lain sate donat, donat biasa (coklat, keju, kacang, strawberry, gula), donat isi cokelat, donat isi selai (strawberry, durian), donat isi keju dan donat isi kacang.

E. Operasi

‘Doughnut’ banyak melakukan inovasi pada produk donatnya. Donat dibuat dengan terus mengalami diversifikasi menjadi yang lebih baik lagi, sehingga ada banyak pilihan macam rasa yang ditawarkan dengan rasa yang tidak mengecewakan. Produk-produk ‘Doughnut’ berasal dari bahan-bahan yang berkualitas dan diproses dengan tangan-tangan berpengalaman, sehingga donat yang dihasilkan bertekstur lembut dan secara keseluruhan memiliki citarasa yang membuat konsumen ingin terus membelinya. Akan didistribusikan 2500 buah donat per hari untuk berbagai toko-toko roti, tempat kos dan warung-warung sekitar kampus.

D. Pemasaran

Untuk segmen dan target pasar yaitu para mahasiswa dan juga masyarakat . Berbagai harga ditetapkan sesuai dengan kemampuan pembeli dan harga produksinya. Untuk harga sate donat dibandrol harga Rp.1000, donat biasa Rp. 1000, Untuk pendistribusian dan pemasaran biasanya dilakukan secara langsung dengan melakukan lobbiying kepada 70 toko-toko roti, 100 tempat kos-kos, mesen dan sisanya warung-warung terdekat sehingga dapat dititipkan untuk selanjutnya diambil kembali setelah ∓5 hari.

Untuk kesempatan-kesempatan pameran makanan, akan sangat meningkatkan penjualan karena nama dari ukm ini akan lebih dikenal sebagai tempat pemesanan kue katering.

BAB II LANDASAN TEORI

3

Page 4: ATB

BREAK EVEN POIN (TITIK IMPAS)

2.1 Pengertian Analisis Break Even Poin (Titik Impas)

Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana

perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita

kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol.

Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan

volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila

penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka

perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan,

bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.

2.2 Manfaat Analisis Break Even Poin (Titik Impas)

Analisis Break Even Poin secara umum dapat memberikan informasi kepada

pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat

keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis break even dapat

membantu pimpinan dalm mengambil keputusan mengenaihal-hal sebagai berikut:

a. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami

kerugian.

b. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

c. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.

d. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan

terhadap keuntungan yang diperoleh.

2.3 Jenis Biaya Berdasarkan Break Even Poin (Titik Impas)

Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut:

2.3.1 Variabel Cost (biaya Variabel)

Variabel cost merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan

perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel

total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase

tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam

unit.

4

Page 5: ATB

2.3.2 Fixed Cost (biaya tetap)

Fixed cost merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh

volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga

jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi,

bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan.

2.3.3 Semi Varibel Cost

Semi variabel cost merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian

tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis

ini misalnya: Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi salesman

ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.

2.4 Menentukan Break Even Poin (BEP) / Titik Impas

Biaya total dirumuskan dengan:

Total penerimaan atau Total Revenue (TR) adalah keseluruhan penerimaan atau

penghasilan produsen dari penjualan barang-barang atau jasa.

Variable Cost(VC) dirumuskan:

VC = c x Q

Total penerimaan dirumuskan dengan :

Keterangan:

- c = biaya variable per unit

- p = harga jual per unit

- Q = jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu tertentu

(Zaenuri,2009:58)Terdapat tiga kemungkinan hubungan antara TC dan TR. Ketiga

hubungan tersebut adalah:

i. TR > TC

ii. TR = TC

iii. TR < TC

5

TC = FC + VC

TR = p x Q

Page 6: ATB

Kondisi ii mengandung arti bahwa besarnya pendapatan yang diperoleh suatu

perusahaan digunakan seluruhnya untuk menutup total biaya yang telah dikeluarkan.

Perusahaan tidak memperoleh keuntungan, tetapi juga tidak menderita kerugian. Dalam

keadaan TR = TC, perusahaan dikatakan dalam kondisi impas atau disebut break even point.

Pendekatan grafik, tingkat break even suatu perusahaan dapat ditentukan dengan

menggambar komponen-komponen FC, VC, TC dan TR dalam bidang kartesius. Secara

matematik, biaya tetap (FC) bukan merupakan fungsi dari banyaknya barang yang

dihasilkan/dijual. Tetapi merupakan suatu konstanta. Sehingga kurvanya berbentuk garis

lurus sejajar sumbu horisontal (sumbu Q). Sedangkan biaya variabel (VC) merupakan suatu

fungsi dari banyaknya barang yang dihasilkan/dijual. Sehingga kurvanya berupa garis lurus

berlereng positif dan bermula dari titik pangkal. Kurva biaya total (TC) berupa garis lurus

berlereng positif yang sejajar dengan kurva VC dan berawal dari titik pangkal FC. Dan

penerimaan total (TR) merupakan fungsi banyaknya barang, kurvanya garis lurus berlereng

positif berawal dari titik pangkal. Kedudukan komponen-komponen tersebut dapat disajikan

sebagai berikut:

Keterangan

R/C = revenue/cost

Q = quantyti(kuantitas barang yang di produksi)

TR = total revenue (keuntungan netto)

6

R/C

Biaya tetap

Biaya variabel

keuntungan

Q

FC

VCTR

O

BEP

Gambar Kedudukan TR,VC,FC

Page 7: ATB

VC = variabel cost(biaya variabel)

FC = fixed cost (biaya tetap)

Break Even Point (BEP) dirumuskan sebagai berikut :

BEP (dalam Rupiah )= TFC

1−TVCTR

… ……Rumus 1

BEP (dalam unit )= FCp−c

……… Rumus2

Keterangan :

- TFC = total fixed cost

- TVC = total variable cost

- TR = total revenue

- p = harga jual per unit

- c = variable cost per unit

7

Gambar Kedudukan FC, VC, TC dan TR

BEP

TRP

TC

FC

VC

O Q

Page 8: ATB

Determinasi elemen-elemen break even point :

Setelah mempunyai formula, yang elemen-elemenya terdiri: Revenue (R),

Quantity (Qty), Unit Price, Variable Cost, Unit Variable Cost, dan Fixed Cost. Selanjutnya

adalah mendeterminasi (menentukan) masing-masing elemen tersebut.

- Revenue (R): adalah pendapatan, yang dalam perusahaan manufactur biasanya

didominasi oleh Sales, yang mana Sales adalah jumlah terjual (Qty=Quantity) dikalikan

dengan unit price product yang akan terjual.

- Quantity (Q): adalah jumlah barang yang akan dijual, yang dalam perusahaan

manufactur tentunya diproduksi terlebih dahulu.

- Unit Price: adalah harga per unit dari barang yang akan dijual.

- Variable Cost: adalah cost yang timbul akibat diproduksinya suatu product (barang),

artinya segala yang cost yang terjadi untuk memproduksi suatu barang. Seperti

sebutannya “Variable Cost”, akan berubah-ubah mengikuti jumlah product yang akan

diproduksi. Semakin banyak jumlah yang diproduksi semakin bedar juga variable cost-

nya, begitu juga sebaliknya. Jika kita lihat pada Laporan Laba rugi nantinya, variable

cost akan tergolong ke dalam kelompok “Cost of Good Sales”, yang pada perusahaan

manufacur umumnya terdiri dari: Bahan Baku (Raw Material), Bahan Penolong, Cost

Tenaga Kerja Langsung (Direct labor Cost) dan Ovear Head Cost yang biasanya terdiri

dari penyusutan Gedung Pabrik, Penyusutan Mesin (Machineries) yang menggunakan

unit production output, Maintenance, Listrik (electricity), Pengiriman (Delivery &

Services), dll.

- Unit Variable Cost: adalah besarnya variable cost yang ditimbulkan untuk membuat

satu unit produk tertentu, yang besarnya diperoleh dengan cara membagi total variable

cost (Variable Cost) dengan jumlah product yang dibuat (qty).

- Fixed Cost: adalah cost yang akan terjadi akibat penggunaan sumber daya tertentu yang

penggunaannya tanpa dipengaruhi oleh banyak sedikitnya produk yang diproduksi.

Dengan kata lain: berapapun jumlah product yang dibuat, fixed cost yang akan dibuat,

costnya relative sama, bahkan tidak berproduksi sekalipun cost ini akan tetap terjadi.

Seperti sebutannya, fixed cost sifatnya relative stabil, tidak dipengaruhi oleh production

output. Adapun jenis-jenis cost yang terjadi biasanya yang ada pada kelompok Biaya

8

Page 9: ATB

Operasional (Operating Expenses: Payroll, Office Supplies), Lease Hold (Hak Sewa),

termasuk penyusutan-penyusutan dan amortisasi yang menggunakan metode garis lurus.

- Graphical Approach Secara grafis; titik break even ditentukan oleh persilangan antara

garis total revenue dan garis total cost.

2.5 Keterbatasan Analisis Break Even Poin

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat

dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan

harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi

titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini

bagi analis perlu diketahui bahwa analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu,

yaitu:

Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu

Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan

Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu

Sales mix adalah konstan

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POIN (BEP) akan bergeser atau

berubah apabila:

1. Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan

ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak

mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau

sebaliknya.

2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan

menentukan bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biayaVC per unit akan

menggeser BEP keatas atau sebaliknya.

3. Perubahan dalam sales price per unit. Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis

total revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun

semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.

4. Terjadinya perubahan dalam sales mix. Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari

satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk

9

Page 10: ATB

lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi kenaikan 20%

pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah.

10

Page 11: ATB

BAB III

ANAISA DAN DATA PERHITUNGAN

1. Analisa Data

Pembutan donat mampunyai banyak variable biaya yang dikeluarkan oleh

pemilik yaitu biaya primer berupa bahan baku, biaya sekunder berupa pelengkap

penunjang produksi dan upah pekerja. Berikut di bawah ini perinciannya.

a. Biaya primer atau bahan baku dan biaya sekunder bahan baku pendukung

no. Jenis bahan Jumlah harga total

1 tepung terigu 2 sak Rp. 342000

2 gula pasir 20 kg Rp. 190000

3 Telur 10 kg Rp. 100000

4 Margarin 10 kg Rp. 100000

5 baking powder 0,5 kg Rp. 20000

6 susu bubuk 1,5 kg Rp. 30000

7 minyak goring 10 kg Rp. 100000

8 Fermipan 1 pak Rp. 30000

9 Garam 2 ons Rp. 1000

10 Meises 3 kg Rp. 135000

11 Kacang 2 kg Rp. 28000

12coklat masak pekat (coklat, putih) 2 kg Rp. 92000

13 Selai 3,5 kg Rp. 35000

14 Keju 3 kg Rp. 45000

15 Kardus 450 buah Rp. 67500

Total Rp. 1315500

11

Page 12: ATB

b. Upah pekerja

5 orng x Rp 750.000 = Rp 3.750.000

2. Perhitungan

A. Daftar biaya-biaya yang dihitung

Biaya Tetap (FC)

Kompor minyak 5 buah x Rp. 25.0010 Rp.625.000

Penggorengan 5 buah x Rp.50.000 Rp.250.000

Etalase 1 buah Rp.450.000 Rp.450.000

Mixer 1 buah Rp.1.200.000 Rp.1.200.000

Baskom 5 buah x Rp.20.000 Rp.100.000

Rak kayu 4 buah x Rp..100.000 Rp.400.000

Nampan atau loyang 50 buah x Rp.5000 Rp.250.000

Saringan minyak 5 buah x Rp.20.000 Rp.100.000

Peralatan lain-lain Rp.300.000

Total biaya investasi Rp.3.675.000

Biaya variable (VC) :

Upah 3 pekerja Rp 3.750.000

Biaya telpon, air, bbm listrik Rp 200.000

Total biaya Rp 3.950.000 / bulan

Rp 131.666/hari

Pendapatan = harga 1 produk adalah Rp 2.000 untuk peruksi 1 hari 2500 buah

donat.

= Rp 2.000 x 2.500 = Rp.5.000.000

Perhitungan Break Even Point (BEP)

12

Page 13: ATB

c (variable cost per unit )=VCX

¿ Rp . 3.750 .0002.5 00

¿ Rp . 1500

BEP (dalam Rupiah )= TFC

1−TVCTR

¿ Rp. 3.675 .000

1−Rp . 131666

Rp . 5 .000.000

¿ Rp .3.774 .391

BEP (dalam unit atau produk )= FCp−c

¿ Rp. 3.675 .000Rp .2000−Rp. 1500

¿7350

Maka untuk menghitung waktu (T) yang dibutuhkan pembuatan satu produk adalah

T ( menit/produk) = 1hari

x

13

Page 14: ATB

= 24 x60 menit25 00 produk

= 0,57menit/produk

Jadi waktu (T) yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas dengan meproduksi X = 7350

produk adalah

T ( menit) = T ( yang dibutuhkan untuk satu produk) x X

= 0,57 menit/produk x 7350 produk

= 4189,5 menit

Harga penjualan minimal satu produk untuk mencapai BEP (titik impas ) jika jumlah

produksi 70000 unit

TR = TC

pX = TC

p = TCX

= Rp . 5 .000 .000

7350

= Rp. 680 per produk

14

Page 15: ATB

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan:

Berdasarkan analisa data, dapat disimpulkan:

1. Usaha donat ini akan mencapai Break Even Point (BEP) pada pendapatan Rp .3.774 .391

,- dan ketika mencapai produksi 7350 produk.

2. Lama waktu produksi yang diperlukan usaha donat ini untuk mencapai Break Even Point

(BEP) berdasarkan waktu produksi) dan quantitas produksi adalah 4189,5 menit atau =

2,9 hari.

4.2 Saran:

Agar bisa mencapai BEP lebih cepat, sebaiknya usaha donat ini meningkatkan

quantitas/volume produksinya. Karena hanya variable inilah yang paling mungkin untuk bisa

dirubah, sedangkan variable – variable lainnya seperti jam kerja dan biaya – biaya lainnya sangat

sulit untuk dirubah.

15