pengaruh bentuk butiran pada campuran asphalt …eprints.ums.ac.id/70989/12/naskah publikasi...
TRANSCRIPT
PENGARUH BENTUK BUTIRAN PADA CAMPURAN ASPHALT
TREAED BASE (ATB) TERHADAP SIFAT VOLUMETRIK DAN
NILAI STRKTURAL BAHAN
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
diajukan oleh :
RIMA AGUSTINA
D 100 140 007
Kepada :
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ilmiah ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
disuatu perguruan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali
kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang telah saya jelaskan darimana
sumbernya.
Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 14 Januari 2019
Penulis,
Rima Agustina
1
PENGARUH KARAKTERISTIK BENTUK BUTIRAN PADA CAMPURAN
ASPHALT TREATED BASE (ATB) TERHADAP SIFAT VOLUMETRIK
DAN NILAI STRUKTURAL BAHAN
ABSTRAKSI
Kekuatan, kepadatan dan bentuk butiran agregat suatu lapis perkerasan
merupakan suatu hal yang penting dan harus dipertimbangkan dalam
pembangunan proyek jalan raya. Bentuk agregat yang berbeda, serta variasi
pencampuran agregat menimbulkan kualitas campuran agregat yang berbeda pula,
oleh karena itu, Tugas Akhir ini menganalisis tentang pengaruh karakteristik
bentuk butiran pada campuran Asphalt Treated Base (ATB) terhadap sifat
volumetrik dan nilai struktural bahan.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan percobaan terhadap beberapa sampel
dengan melakukan analisis data sekunder dan pembuatan mix design serta
pengujian sampel, sehingga didapatkan data parameter volumetrik, stiffness
bitument (Sbit), mix stiffness (Smix), dan nilai struktural bahan dengan
menggunakan nomogram. Pengujian dilakukan dengan dengan membuat benda
uji dengan variasi kadar agregat pipih, bulat, dan kubus 25%, 50%, 100% dari
total agregat kasar yang digunakan dengan menggunakan Kadar Aspal Optimum
(KAO) sebesar 5,5% (Ramdhani, 2016). Selanjutnya dianalisa untuk mendapatkan
nilai parameter volumetrik dan perhitungan nilai struktural bahan digunakan
variasi kecepatan kendaraan rencana sebesar 5km/jam; 10km/jam; 15km/jam.
Hasil analisis penelitian bahwa bentuk butiran sangat mempengaruhi
kualitas konstruksi jalan, pada pengujian volumetrik Marshall menunjukkan nilai
yang melebihi spesifikasi yang disyaratkan oleh Bina Marga. Hasil penelitian
untuk nilai VIM bulat 100%=4,55%; Pipih 100%=5,81%; Kubus 100%=4,03%,
Nilai VMA bulat 100%=16,11%; Pipih 100%=17,21%; Kubus 100%=15,38%,
Nilai VFWA Bulat 100%=72,77%; Pipih 100%=67,75%; Kubus 100%=73,82%.
Nilai kadar bentuk optimum bulat 47%, pipih 39%, dan kubus 50%. Hasil analisa
nilai koefisien kekuatan relatif bahan pada variasi bulat 100% sebesar 0,240; pipih
100% sebesar 0,231; kubus 100% sebesar 0,243; bulat50% pipih25% kubus25%
sebesar 0,230; bulat25% pipih50% kubus25% sebesar 0,241; bulat25% pipih25%
kubus50% sebesar 0,241.
Kata kunci : Bentuk butiran, ATB, Volumetrik, Nilai struktural bahan
2
THE EFFECT OF CHARACTERISTICS OFIN GRADUATESASPHALT
TREATED BASE (ATB) MIXTURE OF VOLUMETRIC PROPERTIES
AND MATERIAL STRUCTURAL VALUES
ABSTRACT
Strength, density and shape aggregate granules of a pavement layer are
important and considered in construction of highway projects. Different forms of
aggregates, as well as variations aggregate mixing give different qualities of
aggregate mixtures, therefore, this Final Project analyzes the effect of the
characteristics of granular forms on a mixture of Asphalt Treated Base (ATB) on
volumetric properties and structural values of materials.
This research was conducted based on experiments on several samples by
conducting secondary data analysis and making mix design and sample testing, to
obtain volumetric parameter data, bitumen stiffness (Sbit), mix stiffness (Smix),
and structural value of the material using a nomogram. Tests are carried out by
making specimens with varying levels of flat, round, and cube aggregates of 25%,
50%, 100% of the total coarse aggregate used by the Optimum Asphalt Level
(KAO) of 5.5% (Ramdhani, 2016). Furthermore, it was analyzed to obtain the
volumetric parameter values and the calculation of the structural value of the
material used variations in vehicle speed plan of 5km / hour; 10km / hour; 15km /
hour.
The results of the shape analyz shape the grain greatly affects the quality
of road construction, in the Marshall volumetric test shows a value that exceeds
the specifications required by Bina Marga. The results for values were VIM round
100% = 4,55%; Flaky 100% = 5,81%; Cubical 100% = 4,03%.Value VMA Round
100% = 16,11%; Flaky 100% = 17,21%; Cubical 100% = 15,38%. Value VFWA
Round100% = 72,77%; Flaky 100% = 67,75%; Cubical 100% = 73,82%. The
value of the optimum form is round 47%, flat 39%, and cube 50%. The results of
the analysis of the coefficient value of the relative strength of the material at
100% spherical variation is 0.240; 100% flat at 0.231; 100% cube of 0.243; round
50% flat 25% cube 25% at 0.230; round 25% flat 50% cube 25% at 0.241; round
25% flat 25% cube 50% at 0.241.
Keywords: Grain shape, ATB, Volumetric, structural value of material
3
1. PENDAHULUAN
Penduduk yang cukup tinggi dalam penggunaan jalan raya menyebabkan
masa layan jalan menjadi lebih pendek dari umur rencana dan kualitasnya
mengalami penurunan. Kekuatan dan keawetan suatu konstruksi perkersan jalan
sangat tergantung dari kualitas agregat, daya dukung tanah serta jenis aspal yang
digunakan sebagai bahan utama untuk mengikat material-material tersebut hingga
didapatkan suatu perkerasan yang awet, tahan lama dan kuat.
Kekuatan dan kepadatan suatu lapis perkerasan merupakan suatu hal yang
penting dan harus dipertimbangkan dalam pembangunan proyek jalan raya. Selain
itu, bentuk butiran agregat juga sangat berpengaruh pada kualitas perkerasan jalan
raya. Bentuk permukaan agregat yang berbeda, serta variasi pencampuran agregat
menimbulkan kualitas campuran agregat yang berbeda pula, oleh karena itu,
Tugas Akhir ini menganalisis tentang pengaruh bentuk butiran terhadap sifat
volumetrik dan nilai struktural bahan pada suatu konstruksi jalan dengan
perkerasan aspal yang menggunakan agregat kasar sebagai campuran materialnya.
Penelitian ini sangat penting untuk dilakukan dengan penggunaan campuran
agregat dalam campuran ATB (Asphalt Treated Base) lebih maksimal.
Penggunaan campuran ATB (Asphalt Treated Base) sudah banyak
digunakan karena proporsi agregat kasarnya besar, sehingga baik digunakan pada
jalan-jalan dengan lalu lintas yang sedang dan padat.
2. METODE PELAKSANAAN
Penelitian ini ada 5 tahap penelitian yang dilakukan. Tahap pertama yaitu
persiapan material yang akan diunakan dalam penelian ini yaitu agregat kasar
berbentuk bulat, pipih, kubus, agregat halus dan aspal. Tahap kedua pembuatan
benda uji dengan 6 variasi. Tahap ketiga perendaman benda uji dan pengujian
benda uji dengan Marshall Test. Tahap keempat mencari nilai struktural bahan
dengan grafik Sbit dan Smix. Dan tahap kelima atau tahap terakhir adalah analisa
data dan kesimpulan.
4
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Bentuk Butir Terhadap Volumetrik
1. Pengaruh bentuk butiran terhadap VMA campuran ATB
a. Pengaruh bentuk butiran bulat (round) terhadap VIM
Gambar V.1 Grafik hubungan antara agregat bulat dan VIM
(Sumber : Hasil Penelitian)
Berdasarkan Gambar V.1 grafik hubungan bentuk butiran bulat (round)
dan VIM, dapat diketahui bahwa pada penambahan variasi bentuk butiran
bulat dapat memenuhi spesifikasi binamarga. Nilai VIM minimal yang
disyaratkan Bina Marga adalah sebesar 3% dan nilai maksimal yang di
syaratkan adalah 5%.
b. Pengaruh bentuk butiran pipih (flaky) terhadap VIM
Gambar V.2 Grafik hubungan antara agregat pipih dan VIM
(Sumber : Hasil Penelitian)
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
0 25 50 75 100
VIM
(%
)
Agregar Bulat (%)
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
0 25 50 75 100
VIM
(%
)
Agregat Pipih (%)
VIM maks 5%
VIM min 3%
VIM min 3%
VIM maks 5%
5
Berdasarkan Gambar V.2 Hubungan antara agregat pipih dengan VIM
dapat disimpulkan bahwa dengan semakin banyaknya panambahan agregat
pipih mengakibatkan peningkatan pada nilai VIM. Pada penambahan variasi
bentuk butiran pipih maks 77% agregat pipih. Spesifikasi nilai VIM pada
campuran ATB adalah 3% - 5% .
c. Pengaruh bentuk butiran kubus (cubical) terhadap VIM
Gambar V.3 Grafik hubungan antara agregat kubus dan VIM
(Sumber : Hasil Penelitian)
Berdasarkan Gambar V.3 grafik hubungan bentuk butiran kubus
(cubical) dan VIM, dapat diketahui bahwa pada penambahan variasi bentuk
butiran kubus masuk dalam spesifikasi Bina Marga. Nilai VIM minimal yang
disyaratkan Bina Marga adalah sebesar 3% dan nilai maksimal yang di
syaratkan adalah 5%. Semakin tinggi penambahan agregat kubus (cubical)
maka nilai VIM akan mengalami peningkatan.
2,00
2,50
3,00
3,50
4,00
4,50
5,00
5,50
6,00
0 25 50 75 100
VIM
(%
)
Agregat kubus (%)
VIM maks 5%
VIM min 3%
6
2. Pengaruh bentuk butiran terhadap VMA campuran ATB
a. Pengaruh bentuk butiran bulat (round) terhadap VMA
Gambar V.4 Grafik hubungan antara agregat bulat dan VMA
(Sumber : Hasil Penelitian)
Berdasarkan Gambar V.4 dapat diketahui bahwa penambahan bentuk
butiran agregat bulat dapat memenuhi spesifikasi Bina Marga. Nilai VMA
minimal yang disyaratkan Bina Marga adalah sebesar 13%. Hal ini
disebabkan bentuk butiran pada campuran, maka rongga diantara agregat
semakin besar dan butir agregat yang lebih kecil akan bergeser mengisi
rongga yang masih kosong.
b. Pengaruh bentuk butiran pipih (flaky) terhadap VMA
Gambar V.5 Grafik hubungan antara agregat pipih dan VMA
(Sumber : Hasil Penelitian)
12,00
13,00
14,00
15,00
16,00
17,00
18,00
19,00
20,00
0 25 50 75 100
VM
A (
%)
Agregat Bulat (%)
12,00
13,00
14,00
15,00
16,00
17,00
18,00
19,00
20,00
0 25 50 75 100
VM
A (
%)
Agregat Pipih (%)
VMA min 13%
VMA min 13%
7
Berdasarkan Gambar V.5 dapat diketahui bahwa penambahan bentuk
butiran agregat pipih dapat memenuhi spesifikasi Bina Marga. Nilai VMA
minimal yang disyaratkan Bina Marga adalah sebesar 13%. Semakin banyak
agregat pipih ditambahkan maka semakin menurun nilai VMA.
c. Pengaruh bentuk butiran kubus (cubical) terhadap VMA
Gambar V.6 Grafik hubungan antara agregat kubus dan VMA
(Sumber : Hasil Penelitian)
Berdasarkan Gambar V.6 dapat diketahui bahwa penambahan bentuk
butiran agregat kubus dapat memenuhi spesifikasi Bina Marga. Nilai VMA
minimal yang disyaratkan Bina Marga adalah sebesar 13%. Semakin tinggi
penambahan variasi bentuk butiran agregat kubus maka nilai VMA akan
mengalai penurunan.
12,00
14,00
16,00
18,00
20,00
22,00
24,00
0 25 50 75 100
VM
A (
%)
Agregat Kubus (%)
VMA min 13%
8
3. Pengaruh bentuk butiran terhadap VFWA campuran ATB
a. Pengaruh bentuk butiran bulat (round) terhadap VFWA
Gambar V.7 Grafik hubungan antara agregat bulat dan VFWA
(Sumber : Hasil Penelitian)
Berdasarkan Gambar V.7 dapat diketahui bahwa dari bentuk butiran
agregat bulat dapat memenuhi spesifikasi Bina Marga. Nilai VFWA minimal
yang disyaratkan Bina Marga adalah sebesar 60%.
b. Pengaruh bentuk butiran pipih (flaky) terhadap VFWA
Gambar V.8 Grafik hubungan antara agregat pipih dan VFWA
(Sumber : Hasil Penelitian)
Berdasarkan Gambar V.8 dapat diketahui bahwa dari bentuk butiran
agregat pipih dapat memenuhi spesifikasi Bina Marga. Nilai VFWA minimal
yang disyaratkan Bina Marga adalah sebesar 60%. Nilai VFWA yang kecil,
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
0 25 50 75 100
VF
WA
(%
)
Agregat Bulat (%)
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
0 25 50 75 100
VF
WA
(%
)
Agregat Pipih (%)
VFWA min 60%
VFWA min 60%
9
maka jumlah aspal yang mengisi rongga butiran agregat akan sedikit sehingga
rongga udara menipis.
c. Pengaruh bentuk butiran kubus (cibical) terhadap VFWA
Gambar V.9 Grafik hubungan antara agregat kubus dan VFWA
(Sumber : Hasil Penelitian)
Berdasarkan Gambar V.9 dapat diketahui bahwa dari bentuk butiran
agregat kubus dapat memenuhi spesifikasi Bina Marga. Nilai VFWA minimal
yang disyaratkan Bina Marga adalah sebesar 60%.
3.2 Analisa Kadar Bentuk Butiran Optimum
Berdasarkan pengujian propertis Marshall diperoleh nilai kadar bentuk
butiran optimum pada campuran Asphalt Treated Base (ATB).
1. Analisa Agregat Bulat Optimum
Gambar V.10 Grafik Kadar Agregat Bulat Optimum
(Sumber : Hasil Penelitian)
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
0 25 50 75 100
VF
WA
(%
)
Agregat Kubus (%)
0 25 50 75 100
Volu
met
rik
Kadar Bentuk Bulat (%)
VIM
VMA
VFWA
K.AggO
VFWA min 60%
10
Berdasarkan Gambar V.10 dapat diketahui bahwa kadar agregat bulat
optimum adalah 47%.
2. Analisa Agregat Pipih Optimum
Gambar V.11 Grafik Kadar Agregat Pipih Optimum
(Sumber : Hasil Penelitian)
Berdasarkan Gambar V.11 dapat diketahui bahwa kadar agregat pipih
optimum adalah 39%.
3. Analisa Agregat Kubus Optimum
Gambar V.12 Grafik Kadar Agregat Kubus Optimum
(Sumber : Hasil Penelitian)
0 25 50 75 100
Volu
met
rik
Kadar Bentuk Pipih (%)
K.AggO
VIM
VMA
VFWA
0 25 50 75 100
Volu
met
rik
Kadar Bentuk Kubus (%)
VIM
VMA
VFWA
11
Berdasarkan Gambar V.12 dapat diketahui bahwa kadar agregat pipih
optimum adalah 50%. Dapat disimpulkan bahwa bentuk butiran kubus lebih
menguntukan dari pipih dan bulat. Hal ini dikarenakan bentuk butiran kubus
memiliki kadar agregat optimum yang lebih tinggi.
3.3 Analisa Pengaruh Bentuk Butiran Terhadap Nilai Struktural Bahan
Tabel V.14 hasil pembacaan Sbit menggunakan nomogram
Kec. Kendaraan (v) Sbit
(km/jam) (N/m2)
5 2,2 x 106
10 3,4 x 106
15 5,5 x 106
(Sumber : Hasil Penelitian )
Tabel V.15 . Hasil pembacaan nomogram Smix
(Sumber : Hasil Penelitian)
Keterangan: 1 N/m2 = 0,000145 psi
Volume Volume
Binder Agregat
Bulat Pipih Kubus (N/m2) (%) (%) (N/m
2) (psi)
1 100% - - 11,56 82,43 9,7 x 108 140650
2 - 100% - 11,4 81,35 9,1 x 108 131950
3 - - 100% 11,35 83,15 9,9 x 108 143550
4 50% 25% 25% 11,48 81,51 9,0 x 108 130500
5 25% 50% 25% 11,53 83,35 10,0 x 108 145000
6 25% 25% 50% 11,61 82,64 9,8 x 108 142100
5,5 x 106
PresentaseSample
T (15)
Sbit Smix
12
Tabel V.16 Hasil Pembacaan Grafik Penentuan Koefisien Relatif terhadap Bentuk
Butiran
Sampel Presentase Smix
Koefisien
Kekuatan Relatif
Bahan Bulat Pipih Kubus (Psi)
1 100% - - 140650 0,24
2 - 100% - 131950 0,231
3 - - 100% 143550 0,243
4 50% 25% 25% 130500 0,23
5 25% 50% 25% 145000 0,241
6 25% 25% 50% 142100 0,241
(Sumber : Hasil Penelitian)
Keterangan : Asumsi yang digunakan kecepetan 15km/jam, suhu jalan 35ᵒC, dan
penetrasi 37,6.
13
4. DAFTAR PUSTAKA
Aminsyah, M. 2010. “Pengaruh Kepipihan dan Kelonjongan Agregat Terhadap
Perkerasan Lentur Jalan Raya”. Semarang: Media Komunikasi Teknik
Sipil, Volume. 12, No.3.
Anonim. 2016. Modul Praktikum Bahan Perkerasan. Surakarta: Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anonim. 2010. Spesifikasi Umum Revisi 3, Direktorat Jendral Bina Marga,
Jakarta.
Arifiyanto, Agus. 2017. “Pengaruh Batuan Alami Dalam Agregat Kasar Pada
HRS Terhadap Sifat Marshall dan Struktural. Skripsi. Surakarta : Fakultas
Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta”.
Khairudin, M. Ali. Split Mastik Aspal. 1990
Mulyono, Agus Taufik. 1998. “Pengaruh Sifat Fisik Agregat Kasar dan Aspal
Keras Terhadap Nilai Struktural Hot Rolled Asphalt (HRA) Sebagai Lapis
Permukaan Lentur. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada”.
Ramdhani, Angga. 2016. “Pengaruh Variasi Pemadatan Pada Uji Marshall
Terhadap Asphalt Treated Base (ATB) Modified Menurut Spesifikasi Bina
Marga 2010 (Revisi.2)”.
Riyanto, A. 1996. Diktat Jalan Raya. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sari, Kiki Lolita. 2015. “ Penjelasan Mengenai VIM, VMA, dan VFWA” (online).
Saputra, 2017. “Pengaruh Karakteristik Agregat Terhadap Campuran Aspal
Emulsi Dingin”.
Sukirman, Silvia. 2003. “Beton Aspal Campuran Panas, Jakarta.
Sukirman, S. 2003. “Beton Aspal Campuran Panas. Penerbit Granit. Bandung.”
Totomihardjo, Soeprapto. 1994. Bahan dan Struktur Jalan Raya. Yogyakarta: Biro
Penerbit.
Yulizarman, R. 2004. “Pengaruh Kegunaan Pasir Halus Sungai Terhadap
Karakteristik Campuran Asphalt Treated Base (ATB) Berdasarkan Uji
Marshall. Thesis. Univrsitas Gajah Mada.”