asuransi harta benda | asuransi binagriya upkara ... guide...3. larangan penutupan asuransi dengan...

127
PANDUAN TEKNIK 2018 Awal Cara membaca panduan ini DAFTAR ISI 1 1 DAFTAR ISI 2 4 BAB I – PENDAHULUAN 18 A. KETENTUAN UMUM 18 B. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI 18 C. KETENTUAN TENTANG TREATY DAN REGULASI 21 D. PROSES PENUTUPAN ASURANSI 21 E. AKSEPTASI 22 F. SURVEI RISIKO 24 G. KETENTUAN WAKTU DALAM KEPUTUSAN AKSEPTASI 25 H. PROSES PENERBITAN POLIS 27 I. KOMISI, DISKON, PROFIT SHARING 29 J. PRE-SIGN POLICY 31 K. KO-ASURANSI DAN AKSEPTASI YANG DIHINDARI 33 L. PENETAPAN PARAF PADA POLIS 33 M. PERIODE PERTANGGUNGAN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG 34 N. LARANGAN 35 BAB II - ASURANSI HARTA BENDA (PROPERTY INSURANCE) 37 A. ASURANSI KEBAKARAN (FIRE & PROPERTY/INDUSTRIAL ALL RISK INSURANCE) 37 B. ASURANSI GANGGUAN USAHA (LOSS OF PROFIT INSURANCE) 42 BAB III – ASURANSI KENDARAAN (MOTOR INSURANCE) 44 A. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR (MOTOR VEHICLE INSURANCE) 44 B. ASURANSI ALAT-ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT INSURANCE) 47 BAB IV – ASURANSI REKAYASA (ENGINEERING INSURANCE) 48 A. ASURANSI KONSTRUKSI (CONTRACTORS ALL RISKS INSURANCE) 48 B. ASURANSI PEMASANGAN MESIN (ERECTION ALL RISK INSURANCE) 51 C. ASURANSI MESIN INDUSTRI (MACHINERY BREAKDOWN INSURANCE) 53 D. ASURANSI PERALATAN ELEKRONIK (ELECTRONIC EQUIPMENT INSURANCE) 54 E. ASURANSI PASCA KONSTRUKSI/PEMASANGAN (CIVIL ENGINEERING COMPLETED RISK INSURANCE) 54 F. ASURANSI MESIN UAP (BOILER & PRESSURE VESSEL INSURANCE) 56 G. ASURANSI ALAT BERAT PENDUKUNG PEMBANGUNAN ( CONTRACTOR’S PLANT & MACHINERY INSURANCE) 57 H. ASURANSI MESIN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE MACHINERY INSURANCE) 58 I. ASURANSI KERUSAKAN STOK BARANG (DETERIORATION OF STOCK INSURANCE) 59 BAB V – ASURANSI ANEKA (GENERAL ACCIDENT) 61

Upload: others

Post on 25-Feb-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

PANDUAN TEKNIK 2018 Awal

Cara membaca panduan ini

DAFTAR ISI 1 1

DAFTAR ISI 2 4

BAB I – PENDAHULUAN 18

A. KETENTUAN UMUM 18

B. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI 18

C. KETENTUAN TENTANG TREATY DAN REGULASI 21

D. PROSES PENUTUPAN ASURANSI 21

E. AKSEPTASI 22

F. SURVEI RISIKO 24

G. KETENTUAN WAKTU DALAM KEPUTUSAN AKSEPTASI 25

H. PROSES PENERBITAN POLIS 27

I. KOMISI, DISKON, PROFIT SHARING 29

J. PRE-SIGN POLICY 31

K. KO-ASURANSI DAN AKSEPTASI YANG DIHINDARI 33

L. PENETAPAN PARAF PADA POLIS 33

M. PERIODE PERTANGGUNGAN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG 34

N. LARANGAN 35

BAB II - ASURANSI HARTA BENDA (PROPERTY INSURANCE) 37

A. ASURANSI KEBAKARAN (FIRE & PROPERTY/INDUSTRIAL ALL RISK INSURANCE) 37

B. ASURANSI GANGGUAN USAHA (LOSS OF PROFIT INSURANCE) 42

BAB III – ASURANSI KENDARAAN (MOTOR INSURANCE) 44

A. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR (MOTOR VEHICLE INSURANCE) 44

B. ASURANSI ALAT-ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT INSURANCE) 47

BAB IV – ASURANSI REKAYASA (ENGINEERING INSURANCE) 48

A. ASURANSI KONSTRUKSI (CONTRACTORS ALL RISKS INSURANCE) 48

B. ASURANSI PEMASANGAN MESIN (ERECTION ALL RISK INSURANCE) 51

C. ASURANSI MESIN INDUSTRI (MACHINERY BREAKDOWN INSURANCE) 53

D. ASURANSI PERALATAN ELEKRONIK (ELECTRONIC EQUIPMENT INSURANCE) 54

E. ASURANSI PASCA KONSTRUKSI/PEMASANGAN (CIVIL ENGINEERING COMPLETED RISK INSURANCE) 54

F. ASURANSI MESIN UAP (BOILER & PRESSURE VESSEL INSURANCE) 56

G. ASURANSI ALAT BERAT PENDUKUNG PEMBANGUNAN (CONTRACTOR’S PLANT & MACHINERY INSURANCE) 57

H. ASURANSI MESIN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE MACHINERY INSURANCE) 58

I. ASURANSI KERUSAKAN STOK BARANG (DETERIORATION OF STOCK INSURANCE) 59

BAB V – ASURANSI ANEKA (GENERAL ACCIDENT) 61

Page 2: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

2 / 127

A. ASURANSI KOMPENSASI TENAGA KERJA (WORKMEN’S COMPENSATION INSURANCE) 61

B. ASURANSI TANGGUNG JAWAB HUKUM (LIABILITY INSURANCE) 61

C. ASURANSI KECELAKAAN DIRI (PERSONAL ACCIDENT INSURANCE) 62

D. ASURANSI UANG (MONEY INSURANCE) 66

E. ASURANSI PENGGELAPAN UANG (FIDELITY GUARANTEE INSURANCE) 67

F. ASURANSI KEBONGKARAN (BURGLARY/THEFT INSURANCE) 67

G. ASURANSI PAPAN REKLAME (PLATE GLASS/NEON SIGNS/BILLBOARD INSURANCE) 68

H. TRAVEL BAGGAGE 69

I. MOVEABLE PROPERTY ALL RISKS 69

J. TERMINAL OPERATOR LIABILITY 70

K. HOLE IN ONE / PERFECT GAMES 71

L. ASURANSI KREDIT (CREDIT INSURANCE) 71

M. ASURANSI KESEHATAN (HEALTH INSURANCE) 71

BAB VI – ASURANSI PENGANGKUTAN & RANGKA KAPAL (MARINE INSURANCE) 74

A. ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG (MARINE CARGO) 74

B. ASURANSI PENGANGKUTAN UANG (CASH IN TRANSIT INSURANCE) 79

C. ASURANSI RANGKA KAPAL (MARINE HULL) 79

BAB VII – PENJAMINAN (BONDING/GUARANTEE) 86

A. SURETY BOND 86

B. KONTRA BANK GARANSI 86

C. MANFAAT PENJAMINAN 87

D. PROSES PENERBITAN PENJAMINAN 87

E. JENIS-JENIS PENJAMINAN 87

F. PERSYARATAN DOKUMEN PENJAMINAN 88

G. RATE PENJAMINAN 89

H. UNDERWRITING PENJAMINAN 89

I. PROSEDUR AKSEPTASI PENJAMINAN 90

J. KETENTUAN UMUM UNTUK SEMUA JENIS PENJAMINAN 91

K. KETENTUAN KHUSUS DALAM PENJAMINAN 91

BAB VIII – POLIS-POLIS PRODUK PERUSAHAAN 94

A. EDU PRO 94

B. FAMILY PRO 97

C. GRIYA PRO 100

D. FIN PRO 102

E. SMEs PRO 102

F. HOME PRO 102

G. EAZY GO PRO 102

BAB IX – REASURANSI (REINSURANCE) 103

A. SESI REASURANSI TREATY 103

Page 3: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

3 / 127

B. PENEMPATAN REASURANSI FAKULTATIF 103

C. REASURANSI MASUK (INWARD BUSINESS) 104

D. PELAPORAN DAN USULAN 105

BAB X – KLAIM (CLAIM) 106

A. LAPORAN KLAIM 106

B. PENELITIAN DOKUMEN KLAIM 107

C. SURVEY KLAIM 112

D. PENYELESAIAN KLAIM 114

E. KLAIM INDIRECT DAN KLAIM TREATY 118

F. RECOVERY CLAIM DAN SUBROGASI 119

G. ADMINISTRASI KLAIM 120

H. HANDLING OUTSTANDING CLAIM 124

BAB XI – LAIN-LAIN 125

BAB XI – LAMPIRAN 126

Page 4: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

4 / 127

DAFTAR ISI 2

BAB I – PENDAHULUAN 18

A. KETENTUAN UMUM 18

B. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI 18

1. Saling Percaya 18

2. Kepentingan Yang Dapat Dipertanggungkan 19

3. Indemnitas 19

4. Kausa Proksima 20

5. Subrogasi dan Kontribusi 20

C. KETENTUAN TENTANG TREATY DAN REGULASI 21

1. Ketentuan Treaty Reasuransi 21

2. Regulasi Dan Ketentuan Lain Terkait Dengan Kebijakan Underwriting 21

D. PROSES PENUTUPAN ASURANSI 21

1. Surat Permintaan Penutupan Asuransi (SPPA) 21

2. Survei risiko 21

3. Penutupan dengan nilai pertanggungan di atas limit 21

4. Back dated 21

5. Penutupan asuransi yang melibatkan reasuradur 21

6. Quick Acceptance Model (QAM) 22

7. Polis-polis perpanjangan 22

8. Akseptasi yang memerlukan izin Kantor Pusat 22

9. Kartu akumulasi 22

10. Pembatalan Polis Otomatis 22

E. AKSEPTASI 22

1. Pejabat Yang Berwenang Melakukan Akseptasi 22

a. Pejabat berwenang dalam Akseptasi Direct Business 22

b. Pejabat berwenang dalam Akseptasi Indirect Business 22

2. Limit Akseptasi 22

3. Keputusan Akseptasi 23

4. Akseptasi Khusus bisnis dari BSP 23

F. SURVEI RISIKO 24

1. Kebijakan Survei 24

G. KETENTUAN WAKTU DALAM KEPUTUSAN AKSEPTASI 25

1. Kategori Pengajuan 25

a. Prospek Akseptasi 25

b. Proses Akseptasi 25

2. Akseptasi Dalam Batas Limit Wewenang Kantor Cabang. 25

3. Akseptasi Dalam Batas Limit Wewenang Divisi Teknik 25

a. Akseptasi dalam batas limit wewenang Kepala Seksi Underwriting 25

b. Akseptasi dalam batas limit wewenang Kepala Bagian Underwriting 25

c. Akseptasi dalam batas limit wewenang Kepala Divisi Teknik 26

4. Akseptasi dalam batas limit wewenang Direktur Teknik 26

Page 5: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

5 / 127

5. Akseptasi Dalam Batas Limit Wewenang Direksi 26

6. Akseptasi yang memerlukan Approval dari Leader Treaty 26

7. Akseptasi yang memerlukan Back Up Reasuransi Fakultatif 27

8. Minimum Premi 27

H. PROSES PENERBITAN POLIS 27

1. Penerbitan Polis 27

a. Surat Permintaan Penutupan Asuransi (SPPA) 27

b. Polis dan kuitansi disediakan oleh Kantor Pusat 27

c. Penandatanganan polis 27

d. Penggunaan polis dan kuitansi darurat 28

e. Tindakan pemalsuan 28

f. Larangan memberikan blanko polis/kuitansi premi kosong 28

g. Pejabat yang berwenang berdasarkan penunjukan Direksi. 28

2. Perubahan, Endorsemen dan Pembatalan Polis 28

a. Penerbitan endorsemen polis melalui Sistem Informasi Asuransi Terpadu (SIAT) 28

b. Perubahan polis dimungkinkan karena: 28

c. Endorsemen polis dilakukan terkait dengan perubahan polis 28

d. Izin tertulis dari Divisi Teknik. 28

e. Perubahan tarif/rate dengan izin tertulis dari Divisi Teknik. 28

f. Pembatalan atas polis 28

g. Pengembalian polis asli dalam hal pembatalan 28

h. Pembatalan dan pengembalian premi jangka pendek. 28

i. Pembatalan polis oleh Penanggung 28

j. Pembatalan polis diatas limit kewenangan Kantor Cabang 28

3. Perpanjangan Polis 28

a. Evaluasi terhadap polis 28

b. Konfirmasi Tertanggung untuk perpanjangan polis 29

c. Konfirmasi perpanjangan untuk loss ratio diatas 60% 29

d. Perpanjangan untuk polis pada Perjanjian Kerjasama 29

4. Kelengkapan Dan Dokumen Polis 29

a. Dokumen arsip polis 29

b. Arsip Polis 29

c. Penyampaian copy polis 29

d. Syarat dan kondisi polis 29

I. KOMISI, DISKON, PROFIT SHARING 29

1. Komisi 29

2. Diskon 30

3. Profit Sharing 30

J. PRE-SIGNED POLICY 31

1. Pre-sign Policy di Kantor Pemasaran 31

a. Syarat Pemberian Pre-Signed Untuk Kantor Pemasaran 31

b. Administrasi Pre-Signed Policy 31

c. Tanggung Jawab Premi Pre-Signed Policy 31Pejabat Penanda Tangan Polis Pre-Signed Policy 31

Page 6: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

6 / 127

d. Administrasi dan Pelaporan Pre-Signed Policy 31

e. Penerbitan Polis Kantor Pemasaran Menggunakan Pre-Signed Policy 31

2. Pre-sign Blanko Sertifikat Surety Bond di Kantor Cabang 32

a. Syarat Pemberian Pre-sign Blanko Sertifikat Surety Bond Untuk Mitra Kerja 32

b. Administrasi Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond 32

c. Tanggung Jawab Premi Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond 32

d. Pejabat Penanda Tangan Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond 32

e. Administrasi dan Pelaporan Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond 32

f. Penerbitan sertifikat oleh Mitra Kerja Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond 33

3. Sanksi Berkenaan Dengan Pre-Signed 33

K. KO-ASURANSI DAN AKSEPTASI YANG DIHINDARI 33

1. Ketentuan penempatan Ko-Asuransi 33

2. Penanganan Atas Akseptasi Yang Dihindari 33

L. PENETAPAN PARAF PADA POLIS 33

1. Prosedur Paraf di Kantor Cabang 33

2. Prosedur Paraf di Kantor Pemasaran 33

3. Pemeriksaan Dan Pemberian Paraf 34

a. Polis Tailor Made 34

b. Endorsemen Polis 34

c. Klausul 34

d. Nota 34

M. PERIODE PERTANGGUNGAN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG 34

1. Kehatian-hatian Penerbitan Polis Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang 34

2. Persentase Premi Jangka Pendek 34

3. Penutupan Asuransi Jangka Panjang 34

N. LARANGAN 34

1. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Metode Syariah 35

2. Larangan Penerbitan Polis Dengan Gross Up Rate/Premi 35

3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35

4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks 36

5. Larangan Penutupan Asuransi Asuransi Rangka Kapal dan Rangka Pesawat. 36

BAB II – ASURANSI HARTA BENDA (PROPERTY INSURANCE) 37

A. ASURANSI KEBAKARAN (FIRE & PROPERTY/INDUSTRIAL ALL RISKS) 37

1. Perlindungan Terhadap Harta Benda 37

2. Polis dan Klausul Asuransi Harta Benda 37

a. PSAKI 37

b. Industrial All Risks 37

c. Property All Risks 37

d. Commercial All Risks 37

e. Polis dan klausul Property lain yang sudah diakui oleh AAUI 37

f. Tailor Made 38

3. Jenis Penutupan 39

Page 7: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

7 / 127

a. Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia 39

b. Industrial All Risks (IAR) Munich Re wording, Property All Risks (PAR) Munich Re wording, Commercial All Riks, Manuscript wording, ABI wording, Mark IV/V, 39

c. Polis-polis harta benda lainnya yang menjamin risiko FLEXAS. 39

4. Obyek Pertanggungan 39

5. Obyek Yang Tidak Dapat Di-cover Dan Yang Dapat Di-cover Seijin Direksi CQ Divisi Teknik 39

6. Risiko Yang Dijamin 40

a. Kebakaran 40

b. Petir 40

c. Ledakan 40

d. Kejatuhan Pesawat Terbang 41

e. Asap 41

7. Risiko Yang Tidak Dijamin 41

8. Perluasan 41

9. Batasan Harga Pertanggunan Yang Dapat Diaksep 41

10. Suku Premi/Rate, Kelas Konstruksi Dan Risiko Sendiri 42

11. Batasan Jangka Waktu Pembayaran Premi (WPC; Warranty Payment Clause) 41

B. ASURANSI GANGGUAN USAHA (LOSS OF PROFIT INSURANCE) 42

1. Luas Jaminan 42

2. Underwriting info 43

BAB III – ASURANSI KENDARAAN (MOTOR INSURANCE) 44

A. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR (MOTOR VEHICLE INSURANCE) 44

1. Perlindungan Terhadap Kendaraan Bermotor 44 a. Polis Asuransi Kendaraan Bermotor 44

2. Jenis Penutupan 44

a. Komprehensif (All Risks) 44

b. Kerugian Total (Total Loss Only/TLO) 44

3. Objek Pertanggungan 45

a. Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor 45

b. Peralatan non-standar 45

c. Lini Usaha Asuransi Heavy Equipment / Contractors 45

4. Objek Yang Tidak Dapat Dijamin Kecuali Seijin Direksi Cq Divisi Teknik cq Bagian Underwriting 45

6. Risiko Yang Dijamin 45

7. Risiko Yang Tidak Dijamin 46

8. Perluasan 46

9. Batasan Harga Pertanggungan Yang Dapat Diaksep 46

10. Suku Premi/Rate dan Risiko Sendiri 46

11. Batasan Jangka Waktu Pembayaran Premi 46

B. ASURANSI ALAT-ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT INSURANCE) 47

1. Perlindungan Terhadap Alat Berat 47

2. Faktor Underwriting 47

3. Batas Jangka Waktu Pembayaran Premi (WPC) 47

BAB IV – ASURANSI REKAYASA (ENGINEERING INSURANCE) 48

Page 8: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

8 / 127

A. ASURANSI KONSTRUKSI (CONTRACTORS ALL RISKS INSURANCE) 48

1. Jenis-jenis Polis 49

2. Luas Jaminan 49

3. Risiko yang dijamin 49

4. Pengecualian 49

5. Periode Pertanggungan 49

6. Perluasan 50

7. Underwriting Info 50

8. Harga Pertanggungan 50

9. Jangka Waktu Pertanggungan 50

10. Suku premi 50

11. Keterangan Tambahan Untuk Kategori Risiko (Risk Category) 50

a. Proyek Teknik Sipil Basah 50

b. Proyek Teknik Sipil Kering 51

12. Ketentuan Khusus 51

B. ASURANSI PEMASANGAN MESIN (ERECTION ALL RISK INSURANCE) 51

1. Objek yang diasuransikan 51

2. Risiko yang dijamin 51

3. Pengecualian 52

4. Perluasan 52

5. Underwriting Info 52

6. Harga Pertanggungan 52

7. Suku premi 53

8. Jangka Waktu Pertanggungan 53

9. Ketentuan Khusus 53

C. ASURANSI MESIN INDUSTRI (MACHINERY BREAKDOWN INSURANCE) 53

1. Jaminan Polis 53

2. Objek Yang diasuransikan 53

3. Pengecualian 54

4. Perluasan 54

5. Suku premi 54

6. Data Yang Diperlukan 54

D. ASURANSI PERALATAN ELEKRONIK (ELECTRONIC EQUIPMENT INSURANCE) 54

1. Perincian peralatan, spesifikasi teknis, tahun pembuatan dan negara asal. 54

2. Harga baru (New Replacement Value). 54

3. Letak bangunan/gedung terhadap level air disekitarnya 54

4. Letak ruangan EDP pada base floor atau lebih tinggi 54

5. Kondisi instalasi dan bagaimana pemeliharaan atas peralatan. 54

E. ASURANSI PASCA KONSTRUKSI/PEMASANGAN (CIVIL ENGINEERING COMPLETED RISK INSURANCE) 54

1. Jaminan Polis 55

2. Objek Yang Diasuransikan 55

3. Pengecualian 55

4. Perluasan 55

Page 9: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

9 / 127

5. Suku premi 55

6. Data Yang Diperlukan 55

F. ASURANSI MESIN UAP (BOILER & PRESSURE INSURANCE) 56

1. Jaminan Polis 56

2. Objek Yang Diasuransikan 56

3. Pengecualian 56

4. Perluasan 57

5. Suku premi 57

6. Data Yang Diperlukan 57

G. ASURANSI ALAT BERAT PENDUKUNG PEMBANGUNAN (CONTRACTOR’S PLANT & MACHINERY INSURANCE) 57

1. Perincian peralatan/mesin, spesifikasi teknis dan tahun pembuatan. 58

2. Harga baru (New Replacement Value) 58

H. ASURANSI MESIN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE MACHINERY INSURANCE) 58

1. Jaminan Polis 58

2. Objek Yang Diasuransikan 58

3. Objek Yang Tidak Dapat Diasuransikan 59

4. Pengecualian 59

5. Perluasan 59

6. Suku premi 59

7. Data Yang Diperlukan 59

I. ASURANSI KERUSAKAN STOK BARANG (DETERIORATION OF STOCK INSURANCE) 59

1. Perluasan Jaminan 60

2. Pengecualian 60

3. Underwriting info 60

BAB V – ASURANSI ANEKA (GENERAL INSURANCE) 61

A. ASURANSI KOMPENSASI TENAGA KERJA (WORKMEN’S COMPENSATION ACT INSURANCE) 61

B. ASURANSI TANGGUNG JAWAB HUKUM (LIABILITY INSURANCE) 61

1. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Publik (Public Liability Insurance) 61

2. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Produk (Product Liability Insurance) 61

3. Tanggung Jawab Hukum Sebagai Direktur & Pejabat Perusahaan (Directors and Officers Liability Insurance) 61

4. Tanggung Jawab Hukum Sebagai Profesional (Profesional Liability Insurance) 61

5. Tanggung Jawab Hukum Sebagai Pemberi Kerja (Employers Liability Insurance) 61

6. Tanggung Jawab Hukum Sebagai Pengedara (Automobile Liability Insurance) 61

7. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga Saja 62

8. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Penumpang 62

C. ASURANSI KECELAKAAN DIRI (PERSONAL ACCIDENT INSURANCE) 62

1. Risiko Yang Dijamin 63

2. Risiko Yang Tidak Dijamin 63

3. Sistim Kompensasi 64

a. Kematian 64

b. Cacat tetap 64

Page 10: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

10 / 127

c. Cacat Sementara 64

d. Biaya perawatan 64

4. Underwriting Info 65

D. ASURANSI UANG (MONEY INSURANCE) 66

1. Perlindungan Uang Dan Surat Berharga 66

a. Cash-in Safe Insurance 66

b. Cash-in Cashier Box Insurance 66

2. Perluasan 66

3. Premi 67

E. ASURANSI PENGGELAPAN UANG (FIDELITY GUARANTEE INSURANCE) 67

1. Luas Jaminan 67

2. Underwriting info 67

F. ASURANSI KEBONGKARAN (BURGLARY INSURANCE) 67

1. Jaminan Asuransi Kebongkaran 67

2. Pengecualian 68

3. Perluasan 68

4. Underwriting Info 68

5. Premi 68

G. ASURANSI PAPAN REKLAME (PLATE GLASS/NEON SIGNS/BILLBOARD INSURANCE) 68

1. Jaminan Polis 68

2. Objek Yang Diasuransikan 68

3. Pengecualian 69

4. Perluasan 69

5. Suku premi 69

6. Data Yang Diperlukan 69

H. TRAVEL BAGGAGE 69

I. MOVEABLE PROPERTY ALL RISKS 69

1. Jaminan Polis 69 2. Objek Yang Diasuransikan 69 3. Pengecualian 69 4. Suku premi 70 5. Data Yang Diperlukan 70

J. TERMINAL OPERATOR LIABILITY 70

1. Kegiatan Port Authority: 70

2. Luas Jaminan 70

K. HOLE IN ONE / PERFECT GAMES 71

L. ASURANSI KREDIT (CREDIT INSURANCE) 71

1. Underwriting info : 71

2. Deductible 71

M. ASURANSI KESEHATAN (HEALTH INSURANCE) 71

1. Perlindungan Diri Sebelum Sakit 71

2. Manfaat Yang Ditawarkan 72

a. Rawat jalan 72

b. Rawat inap 72

Page 11: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

11 / 127

c. Maksimum (plafon) 72

3. Pengecualian 72

BAB VI – ASURANSI PENGANGKUTAN & RANGKA KAPAL (MARINE INSURANCE) 74

A. ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG (MARINE CARGO) 74

1. Perlindungan Terhadap Barang Yang Diangkut 74

2. Polis Asuransi Pengangkutan Barang 74

a. New Marine Policy Form (NMPF) 75

b. Polis Standar Asuransi Pengangkutan Barang Indonesia (PSAPBI) 75

3. Jenis Penutupan 75

4. Objek Pertanggungan 75

5. Obyek Yang Tidak Dapat Di-cover Dan Yang Dapat Di-cover Seizin Direksi CQ Divisi Teknik 75

6. Risiko Yang Dijamin 76

a. PSAPBI Jaminan 3 atau setara dengan ICC 'C' NMPF 76

b. PSAPBI Jaminan 2 atau setara dengan ICC 'B' NMPF 76

c. PSAPBI Jaminan 1 atau setara dengan ICC 'A' NMPF 76

d. Tingkat Risiko juga bisa didasarkan kepada klasifikasi/jenis barang yang diangkut: 76

7. Risiko Yang Tidak Dijamin 77

8. Perluasan 77

9. Batasan Harga Pertanggungan Yang Dapat Diaksep 77

a. Free on Board 77

b. Cost and Freight 77

c. Cost, Insurance and Freight 77

10. Suku Premi/Rate dan Risiko Sendiri 78

11. Batasan Jangka Waktu Pembayaran Premiu (WPC; Warranty Payment Clause) 78

12. Underwriting Info 78

a. Interest (Objek Pertanggungan) 78

b. Alat angkut 78

c. Packing 78

d. Tempat asal dan Tujuan 78

e. Hal dominan 79

f. Loss record atau pengalaman klaim sebelumnya 3 tahun terakhir, bila ada. 79

B. ASURANSI PENGANGKUTAN UANG (CASH IN TRANSIT INSURANCE) 79

1. Uang dalam perjalanan dari bank untuk pembayaran 79

2. Uang dalam perjalanan dari bank untuk tujuan 79

3. Uang dalam perjalanan ke bank 79

4. Uang saat diambil (ditagih) hingga disetorkan ke bank. 79

C. ASURANSI RANGKA KAPAL (MARINE HULL) 79

1. Perlindungan Terhadap Kapal Laut 79

2. Ruang Lingkup Jaminan 79

a. Penutupan asuransi All Risks 79

b. Penutupan asuransi Total Loss Only 79

c. Penutupan asuransi Port Risk (All Risk, Total Loss Only) 80

Page 12: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

12 / 127

d. Wreck Removal 80

3. Objek Pertanggungan 80

a. Rangka dan mesin kapal (hull and machinery) 80

b. Biaya pengoperasian kapal (disbursement) 80

c. Uang tambang (freight) 80

d. Tanggungjawab hukum 80

e. Loss of hire 80

4. Bahaya-bahaya Yang Dijamin 80

a. Perils of the seas 80

b. Kebakaran (fire) 80

c. Barratry 80

d. Theft 80

e. Jettison 80

f. All other perils 80

5. Bentuk dan Jangka Waktu Polis 80

a. Time Policy 80

b. Voyage Policy 80

c. Mixed Policy 80

6. Kerugian Yang Dijamin 81

a. Actual Total Loss: 81

b. Constructive Total Loss 81

d. Particular average dan General average 81

e. Sue & Labour Expenses 81

f. Collision Liability 81

7. Kondisi Umum Yang Berlaku 81

8. Syarat-syarat Penutupan 81

a. Macam dan Type kapal yang akan diasuransikan 81

b. Penggunaan dari kapal 81

9. Wilayah Operasi Kapal 82

10. Sistim Pengangkutan Barang Yang Dilakukan Oleh Kapal 82

a. Liner Service 82

b. Tramping Service 82

c. Charter Service 82

11. Yang Dikecualikan/Tidak Dijamin 84

12. Berakhirnya Pertanggungan 85

a. Ada perubahan klasifikasi kapal 85

b. Ada perubahan kepemilikan 85

13. Batas Waktu Pembayaran Premi (WPC) 85

BAB VII – PENJAMINAN (BONDING/GUARANTEE) 86

A. SURETY BOND 86

B. KONTRA BANK GARANSI 86

C. MANFAAT PENJAMINAN 87

Page 13: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

13 / 127

D. PROSES PENERBITAN PENJAMINAN 87

1. Sertifikat Surety Bond 87

2. Sertifikat Kontra Bank Garansi 87

E. JENIS-JENIS PENJAMINAN 87

1. Jaminan Tender 87

2. Jaminan Pelaksanaan 87

3. Jaminan Uang Muka 88

4. Jaminan Pemeliharaan 88

F. PERSYARATAN DOKUMEN PENJAMINAN 88

G. RATE PENJAMINAN 89

1. Rate Surety Bond 89

2. Rate Kontra Bank Garansi 89

H. UNDERWRITING PENJAMINAN 89

1. Character 89

2. Capacity 90

3. Capital 90

4. Condition 90

5. Collateral 90

I. PROSEDUR AKSEPTASI PENJAMINAN 90

J. KETENTUAN UMUM UNTUK SEMUA JENIS PENJAMINAN 91

K. KETENTUAN KHUSUS DALAM PENJAMINAN 92

BAB VIII – POLIS-POLIS PRODUK PERUSAHAAN 94

A. EDU PRO 94

1. Risiko Yang Dijamin 94

2. Hak Atas Santunan 95

a. Kematian (Jaminan A) 95

b. Cacat Tetap (Jaminan B) 95

c. Biaya Perawatan atau Pengobatan (Jaminan C) 95

d. Santunan Biaya Rawat Inap 95

e. Santunan Biaya Pemakaman 96

f. Bonus Peningkatan Mutu Pendidikan 96

3. Besarnya Santunan 96

4. Besarnya Premi 96

5. Ketentuan Paket Edu Pro 96

a. Kategori usia 96

b. Paket Beasiswa 96

c. Bonus Asuransi Kecelakaan Diri 96

d. No Claim Bonus 96

e. Pertanggungan berlaku di seluruh dunia 96

f. Kwitansi klaim asli / copy dilegalisir oleh dokter/Klinik/ Rumah sakit setempat 96

g. Ketentuan lain 96

6. Pembayaran Premi 96

Page 14: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

14 / 127

B. FAMILY PRO 97

1. Risiko Yang Dijamin 97

2. Hak Atas Santunan 97

a. Kematian (Jaminan A) 97

b. Cacat Tetap (Jaminan B) 97

c. Biaya Perawatan atau Pengobatan (Jaminan C) 98

d. Santunan Biaya Rawat Inap 98

e. Santunan Biaya Pemakaman 98

f. Bantuan Ambulans 98

g. Bantuan Pemulangan Jenazah Dari Luar Negeri 98

h. Bantuan Pengurusan Dokumen 98

3. Besarnya Santunan 99

4. Besarnya Premi 99

5. Ketentuan Paket Family Pro 99

a. Kategori usia 99

b. Pertanggungan berlaku di seluruh dunia 99

c. Kwitansi klaim asli / copy dilegalisir oleh dokter/Klinik/ Rumah sakit setempat 99

d. Ketentuan lain 99

e. Tabel manfaat 99

f. Anggota keluarga 99

g. Penjelasan kode 100

6. Pembayaran Premi 100

C. GRIYA PRO 100

1. Risiko Yang Dijamin 100

a. Paket Griya Pro Silver 100

b. Paket Griya Pro Gold 101

2. Hak Atas Penggantian 101

3. Besarnya Premi 102

4. Pembayaran Premi 102

D. FIN PRO 102

E. SMEs PRO (sedang dalam persiapan produk) 102

F. TRAVEL INSURANCE (sedang dalam persiapan produk) 102

BAB IX – REASURANSI (REINSURANCE) 103

A. SESI REASURANSI TREATY 103 1. Sesi wajib seluruh polis 103

2. Sesi wajib BPPDAN, TS dan Gempa Bumi 103

3. Sesi wajib risiko pasar 103

4. Sesi gempa bumi KPR-BTN 103

5. Prioritas sessi 103

6. Rating Reasuradur 103

7. Penempatan Reasuransi Treaty melalui Broker Reasuransi 103

8. Kapasitas khusus 103

9. Prioritas Reasuradur 103

Page 15: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

15 / 127

B. PENEMPATAN REASURANSI FAKULTATIF 103

1. Penutupan asuransi yang melebihi kapasitas otomatis 103

2. Penempatan Reasuransi fakultatif 103

3. Penempatan Reasuransi fakultatif melalui Broker 104

4. Penempatan Reasuransi fakultatif Nett Rate 104

5. Komisi reasuransi fakultatif 104

6. Reinsurance Slip 104

7. Administrasi Reinsurance Slip 104

8. Prioritas penempatan reasuransi fakultatif 104

9. Prioritas reciprocal business. 104

10. Pihak yang melakukan penempatan reasuransi 104

C. REASURANSI MASUK (INWARD BUSINESS) 104

1. Perihal reasuransi inward 104

2. Akseptasi reasuransi treaty inward 104

3. Akseptasi Reasuransi pool/konsorsium inward 105

4. Pengakhiran treaty inward 105

5. Sesi treaty KPR-BTN 105

6. Pihak yang melakukan akseptasi reasuransi 105

D. PELAPORAN DAN USULAN 105

1. Laporan oleh Divisi Teknik 105

2. Usulan oleh Divisi Teknik 105

BAB X – KLAIM (CLAIM) 106

A. LAPORAN KLAIM 106

1. Penerimaan Laporan 106

2. Formulir Klaim 106

3. Pencatatan Laporan 106

4. Pencatatan Cadangan Klaim 106

5. Pengiriman Notice dan PLA ke Member 106

6. Pengiriman Notice dan PLA ke Reasuradur. 106

7. Tindaklanjut Laporan Klaim 107

B. PENELITIAN DOKUMEN KLAIM 107

1. Dokumen Akseptasi 107

2. Dokumen Awal Yang Diteliti 107

3. Dokumen Pendukung Klaim per COB 107

a. Klaim Kendaraan Bermotor 107

b. Klaim Personal Accident 108

c. Klaim Kebakaran 109

d. Klaim Pengangkutan 109

e. Klaim CAR / EAR 110

f. Klaim Uang 111

g. Klaim Kebongkaran 111

h. Klaim Perjalanan 111

Page 16: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

16 / 127

C. SURVEY KLAIM 112

1. Tujuan Survei Claim 112

2. Dasar Pertimbangan Survei Klaim. 113

3. Laporan Survei 113

a. Data Kerugian 113

b. Data-data tambahan lainnya : 113

4. Surveyor 113

a. lnhouse surveyor 113

b. Independent surveyor 113

c. Pihak Iain yang diberi wewenang dan tugas untuk melakukan survei. 113

5. Syarat-Syarat diperlukannya Independent Surveyor 114

D. PENYELESAIAN KLAIM 114

1. Limit Penyelesaian Klaim 114

2. Propose Adjustment Klaim 114

3. Penerbitan Nota Klaim. 114

a. Nota Klaim Non Kendaraan 114

b. Nota Klaim Kendaraan 114

4. Pengiriman DLA 115

5. Penyelesaian Klaim Ex-gratia 115

6. Penyelesaian Klaim compromize 115

7. Pembayaran Klaim 115

8. Uang Muka Klaim 118

9. Klaim Kebakaran KPR BTN 116

10. Panduan Survei Klaim Kendaraan Bermotor 116

11. Panduan Survei Klaim Non Kendaraan Bermotor 116

12. Panduan umum penyelesaian klaim Surety Bond. 116

E. KLAIM INDIRECT DAN KLAIM TREATY 118

1. Pencatatan Cadangan Klaim 118

2. Penyelesaian Klaim 118

3. Pembayaran Klaim 118

4. Incurred But Not Reported (IBNR) 118

5. Alokasi Cadangan IBNR 119

F. RECOVERY CLAIM DAN SUBROGASI 119

1. Peraturan Pelelangan Salvage 119

2. Prosedur Penjualan 119

a. Salvage ex klaim partial kendaraan bermotor. 119

b. Salvage ex klaim non kendaraan bermotor 120

G. ADMINISTRASI KLAIM 120

1. Pengarsipan Dokumen 120

2. Kerjasama dengan pihak ketiga : 120

a. Bengkel Rekanan 120

b. Loss Adjuster 122

c. Supplier 122

Page 17: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

17 / 127

d. Konsultan 122

e. Investigator Klaim 123

f. Penyedia jasa administrasi pelayanan klaim 123

3. Jangka waktu penunjukan dan penggunaan jasa Pihak Ketiga 123

4. Evaluasi Perjanjian Kerjasama Dengan Pihak Ketiga. 124

H. HANDLING OUTSTANDING CLAIM 124

BAB XI – LAIN-LAIN 125

BAB XI – LAMPIRAN 126

Page 18: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

18 / 127

BAB I – PENDAHULUAN

A. KETENTUAN UMUM

Yang dimaksud dalam Peraturan Direksi ini dengan:

1. Perusahaan adalah Perseroan Terbatas Asuransi Binagriya Upakara.

2. Direksi adalah Direktur Utama dan Direktur Perusahaan.

3. Pejabat adalah Pegawai yang ditunjuk dan diangkat berdasarkan Surat Keputusan Direksi yang diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab tertentu di dalam Perusahaan.

4. Kantor Pusat adalah Kantor Tempat Kedudukan Direksi.

5. Divisi adalah Unit Kerja yang melakukan fungsi dan tugas Perusahaan di Kantor Pusat.

6. Kantor Cabang adalah Kantor Operasional Perusahaan yang melakukan fungsi dan tugas Perusahaan di suatu wilayah tertentu yang dipimpin oleh Kepala Kantor Cabang.

7. Kantor Pemasaran adalah Kantor Unit Pemasaran Perusahaan yang melakukan fungsi dan tugas Perusahaan di suatu wilayah tertentu yang dipimpin oleh Kepala Kantor Pemasaran.

8. Kantor Operasional adalah Kantor Cabang dan/atau Kantor Pemasaran.

9. Reasuradur adalah Perusahaan Reasuransi dan atau Perusahaan Asuransi yang bertindak sebagai penanggung ulang.

10. Tarif/Rate/Premi/Service Charge adalah harga asuransi yang harus dibayar oleh Tertanggung sebagai kompensasi atas jaminan asuransi yang diberikan oleh Perusahaan.

11. Biaya Akusisi adalah Biaya-biaya yang dibayarkan Perusahaan kepada Pihak Ketiga dalam rangka perolehan bisnis.

12. Komisi adalah Komponen Biaya Akuisisi yang menjadi hak Agen Asuransi atau Perusahaan Pialang Asuransi atau Bank atau Perusahaan Pembiayaan sebagai imbalan jasa keperantaraan yang telah diberikan.

13. Diskon adalah Potongan Harga Premi yang hanya diberikan langsung kepada Tertanggung.

14. No Claim Bonus adalah Potongan Harga Premi yang hanya diberikan langsung kepada Tertanggung jika tidak ada klaim pada periode polis sebelumnya.

15. Risiko Sendiri adalah Jumlah Kerugian yang harus ditanggung oleh Tertanggung untuk setiap kejadian atas klaim yang telah disetujui.

16. Direct Business adalah akseptasi bisnis yang diproses langsung Perusahaan dari Tertanggung, melalui mitra kerja/agen, Broker Asuransi serta pihak perantara lainnya dan selanjutnya Perusahaan menerbitkan polis, termasuk juga akseptasi bisnis secara ko-asuransi baik sebagai leader maupun sebagai anggota/member.

17. Indirect Business adalah akseptasi bisnis yang diterima Perusahaan dari penawaran yang diberikan oleh Perusahaan Asuransi (Ceding Company) lain dan atau melaiui Broker Reasuransi berupa share dalam Perjanjian Kerjasama Reasuransi (Inward Treaty), termasuk akseptasi bisnis dalam bentuk Facultatif (Inward Falultative) dan keikutsertaan Perusahaan dalam Konsorsium untuk risiko-risiko khusus.

B. PRINSIP-PRINSIP ASURANSI

1. Saling Percaya

a. Prinsip pertama dalam asuransi adalah rasa saling percaya yang dilandasi dengan itikad baik (utmost good faith). Calon nasabah datang kepada Perusahaan karena percaya bahwa Perusahaan dapat menjamin harta benda miliknya. Kedatangan Tertanggung juga dilandasi itikad baik, yakni keinginan melindungi harta bendanya dari kerugian yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

Page 19: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

19 / 127

b. Saling percaya dan itikad baik ini ditunjukan dalam keterbukaan antara kedua belah pihak. Calon Tertanggung misalnya, harus dengan jujur mengemukakan keadaan objek yang hendak diasuransikan. Kejujuran di sini sangat penting, karena kesediaan Perusahaan melakukan penutupan/penjaminan didasarkan pada informasi tersebut. Di pihak lain, Perusahaan juga akan mengatakan secara terus terang apakah pihaknya bisa menjamin objek tersebut atau tidak.

c. Sering terjadi perselisihan antara kedua belah pihak yang disebabkan oleh ketidakterbukaan dan ketidakjujuran ini. Dari pihak tertangung misalnya, tidak menyampaikan semua informasi menyangkut kepentingan yang dipertanggungkan atau data-data yang diberikan tidak benar. Bila hal itu disebabkan oleh ketidaktahuan Tertanggung (mispresentation), maka kesalahannya dikategorikan ringan dan dimaafkan. Tetapi bila fakta itu memang sengaja disembunyikan, Perusahaan akan menganggapnya sebagai penipuan (fraudulent) dan menolak membayar ganti rugi jika terjadi klaim. Menghindari terjadinya pertikaian ini, maka kedua belah pihak perlu menjunjung prinsip ini.

2. Kepentingan Yang Dapat Dipertanggungkan

a. Prinsip kedua adalah kepentingan yang dapat dipertanggungkan (insurable interest). Berdasarkan prinsip ini bahwa pihak yang berhak mengasuransikan adalah pihak yang memiliki kepentingan (keuangan) terhadap objek yang dipertanggungkan.

b. Sebagai contoh; si A berhak mengasuransikan harta miliknya atau harta benda yang berada dibawah tanggung jawabnya secara hukum. Si A berkepentingan sebab jika harta itu rusak atau hilang, maka si A yang akan mengalami kerugian atau daripadanya diminta pertanggung jawaban. Dengan demikian si A memiliki kepentingan terhadap harta benda yang diasuransikan itu. Akan tetapi si A tidak berhak mengasuransikan harta benda si B, si A tidak memiliki kepentingan bila harta benda si B tersebut rusak atau hilang. Dalam hal ini si A tidak diperbolehkan mengasuransikan kepentingan yang bukan miliknya atau berada dibawah tanggung jawabnya secara hukum.

3. Indemnitas

a. Prinsip lainnya adalah indemnitas (indemnity). Prinsip yang terdapat hanya dalam Asuransi Umum. Ini mengandung makna bahwa jumlah ganti rugi yang diberikan kepada Tertanggung bila terjadi klaim adalah sebesar sesaat sebelum terjadinya kerugian dan maksimal senilai pertanggungan yang telah disepakati. Sistem indemnitas dalam Asuransi Umum adalah mengembalikan posisi (keuangan) Tertanggung kepada sesaat sebelum terjadi risiko.

b. Sebagai contoh : si A mengasuransikan mobilnya sejak dibeli dalam keadaan baru. Pada tahun pertama dan kedua,tidak ada klaim. Kemudian pada tahun ketiga mobil tersebut hilang atau mengalami kecelakaan sehingga rusak total. Dalam kejadian itu Tertanggung tidak bisa menuntut agar diberi ganti rugi mobil baru. Perusahan tidak akan memenuhi tuntutan itu sebab mobil sudah dipakai dua tahun sehingga nilainya sudah berkurang akibat penyusutan. Dalam hal ini Perusahaan akan mengganti sesuai dengan nilai sesaat sebelum mobil itu hilang atau rusak total. Sebaliknya bila pada saat hilang atau rusak harga mobil naik, sehingga melebihi nilai pertanggungannya, pihak asuransi tidak lantas mengganti sesuai dengan harga saat itu, sebab sudah melampaui nilai pertanggungannya. Jadi, ganti rugi yang diberikan paling tinggi sebesar nilai pertanggungan yang tercantum dalam polis.

c. Contoh lain; si C mengasuransikan rumahnya dari kebakaran. Untuk memperkecil pembayaran premi atau tujuan lain, rumah yang sebenarnya bernilai Rp. 100 juta dipertanggungkan dengan harga Rp 70 juta atau 70% dari nilai riilnya. Bila suatu saat terjadi kebakaran yang menghabiskan rumah tersebut maka si C menerima ganti rugi maksimal sebesar Rp. 70 juta. Sisanya sebesar Rp 30 juta yang diperlukan untuk membangun rumah seperti sedia kala, dianggap tanggung jawab si C sendiri. Namun, bila kebakaran menghabiskan hanya separuh dari rumah tersebut, sehingga kerugiannya sebesar Rp 50 juta saja, maka asuransi akan memberikan penggantian sebesar Rp 35 juta (Rp 70 juta / Rp 100 juta x Rp 50 juta), dan sisanya (Rp 15 juta) menjadi beban Tertanggung.

Page 20: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

20 / 127

d. Bagi Tertanggung yang belum memahami prinsip indemnitas, ganti rugi di atas dianggap tidak fair. Tertanggung, karena merasa telah mengasuransikan rumahnya senilai Rp 70 juta, menuntut agar Perusahaan memberi ganti rugi sebesar pertanggungan. Tuntutan itu tentu saja tidak dapat diterima, sebab pada dasarnya Tertanggung hanya mengasuransikan 70% saja dari kerugian yang akan dialaminya. Oleh karena itu, bila terjadi risiko, Tertanggungpun hanya berhak atas 70% dari total kerugian yang dialami. Disisi lain, apabila Perusahaan memberi ganti rugi sesuai dengan nilai pertanggungan, yakni Rp. 70 juta, berarti Tertanggung mendapat kelebihan dari kerugian yang dialaminya seandainya kebakaran hanya menelan separuh saja dari rumah tersebut. Itu sama artinya si Tertanggung mendapat laba dari peristiwa tersebut dan tidak sesuai dengan prinsip indemnitas yang merupakan landasan dari Asuransi Umum, yakni mengembalikan posisi Tertanggung kepada keadaan sesaat sebelum terjadinya kerugian.

e. Dalam kasus di atas, yang harus diperhatikan adalah agar aktif mengikuti fluktuasi perkembangan harga dari objek yang diasuransikan, sehingga baik nilai pertanggungan maupun jumlah premi yang dibayar, tetap sesuai.

4. Kausa Proksima

a. Sering juga timbul perselisihan karena kesalahan dalam penafsiran terhadap penyebab terjadinya risiko. Dalam polis-polis asuransi selalu tercantum penyebab-penyebab apa saja yang dijamin. Pernyataan ini mengandung arti bahwa perusahaan akan membayar ganti rugi terhadap kerusakan/kerugian objek yang dipertanggungkan apabila kerusakan/kerugian tersebut timbul akibat salah satu sebab yang dijamin (Proximate Cause).

b. Dari peristiwa Mei 1998 misalnya, banyak kendaraan bermotor dan rumah yang rusak dan terbakar akibat huru-hara dan kerusuhan yang terjadi saat itu. Kendaraan dan rumah tersebut sebenarnya sudah diasuransikan, namun ketika klaimnya diajukan, ditolak oleh Perusahaan. Perusahaan menolak membayar ganti rugi sebab dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor dan Polis Standar Asuransi Kebakaran, kerusakan / kerugian yang timbul akibat pemogokan, kerusuhan, huru-hara (strike, riot, civil commotion / SRCC) tidak dijamin. Akan tetapi, nasabah terlanjur berpikir bahwa mobil atau rumah sudah diasuransikan, oleh karena itu harus memperoleh ganti rugi, tidak peduli apa penyebabnya.

c. Karena itu, proximate cause ini perlu dipahami. Secara sederhana hal ini dapat dilihat dalam klausul sebab-sebab yang dijamin yang tercantum dalam kontrak polis.

d. Selain itu, asuransi juga mengenal istilah perluasan jaminan (extension of cover). Apabila suatu sebab tidak dijamin dalam Polis Standar, tidak berarti sebab itu tidak boleh ditanggung, melainkan masuk dalam perluasan jaminan, Dari kasus di atas misalnya, SRCC termasuk perluasan untuk Asuransi Kendaraan Bermotor dan Asuransi Kebakaran. Tertanggung akan memperoleh ganti rugi bila polis diperluas dengan jaminan itu.

5. Subrogasi dan Kontribusi

a. Sejalan dengan prinsip indemnitas di atas, industri asuransi juga menerapkan prinsip subrogasi dan kontribusi. Subrogasi adalah pengalihan hak dari Tertanggung kepada penanggung. Dalam contoh mobil di atas, karena Perusahaan telah memberi ganti rugi kepada Tertanggung, maka hak kepemilikan atas mobil seandainya mobil yang hilang tersebut ditemukan diserahkan kepada penanggung, termasuk hak menuntut pihak ketiga bila penyebab terjadinya kerugian adalah pihak ketiga.

b. Sedang Kontribusi adalah pembagian pembayaran klaim antara beberapa perusahaan asuransi bila Tertanggung mengasuransikan harta bendanya kepada lebih dari satu perusahan asuransi. Adakalanya Tertanggung, karena ketidaktahuan atau motivasi lain, mengasuransikan miliknya kepada lebih dari satu perusahaan. Maka bila terjadi klaim, ganti rugi yang diterima Tertanggung harus tetap sama seperti kerugian yang dialaminya dan untuk itu para perusahaan penanggung akan membagi-bagikan sesuai dengan porsi masing-masing.

c. Berbeda dengan Asuransi Jiwa, bila Tertanggung meninggal atau masa pertanggungan habis, maka ahli warisnya bisa menerima klaim dari seluruh polis yang dimiliki oleh Tertanggung,

Page 21: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

21 / 127

tetapi dalam Asuransi Umum jumlah ganti rugi yang diterima harus sesuai dengan yang dialaminya dan tidak bisa mendapat ganti rugi ganda, Sekali lagi hal ini menegaskan bahwa Tertanggung tidak boleh menerima laba dari kejadian yang dialaminya.

C. KETENTUAN TENTANG TREATY DAN REGULASI

1. Ketentuan Treaty Reasuransi

Hal terpenting dalam pengelolaan risiko adalah ketentuan treaty. Perusahaan memiliki ketentuan treaty yang bervariasi tiap tahun. Masing-masing lini bisnis asuransi memiliki tipe, kapasitas dan ketentuan yang berbeda. Informasi mengenai ketentuan treaty setiap tahunnya disampaikan secara terpisah melalui Surat Edaran Direksi dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direksi ini.

2. Regulasi Dan Ketentuan Lain Terkait Dengan Kebijakan Underwriting

a. Industri perasuransian mensyaratkan dan tunduk kepada peraturan-peraturan yang berlaku. Regulator yang mengatur adalah OJK dengan perangkat peraturannya yang dapat diakses melalui website; www.ojk.go.id.

b. Untuk wording standard dan polis serta klausul yang diakui AAUI dapat diakses melalui website; www.aaui.or.id.

c. Peraturan yang berkaitan dengan kebijakan underwriting adalah:

i. Undang-undang tentang Perasuransian yang berlaku;

ii. Peraturan Direksi;

iii. Surat Edaran Direksi;

iv. Dan lain-lain.

d. Peraturan-peraturan tersebut di atas juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Direksi ini.

D. PROSES PENUTUPAN ASURANSI

1. Setiap polis yang akan diterbitkan berdasarkan sumber bisnis dari:

a. Penutupan langsung, agensi, perbankan, koperasi, leasing dan sejenisnya harus menggunakan Lampiran 01 - SPPA.docx.

b. Broker Asuransi, menggunakan Slip Penawaran, Quotation Slip atau Placing Slip;

atau menggunakan dokumen sejenis tertulis dari tertanggung atau kuasa Tertanggung, Pemberitahuan Perpanjangan (Renewal Notice) berdasarkan Quick Acceptance Model (QAM), Perjanjian Kerjasama (Memorandum of Understanding), Surat Penunjukan/Surat Keputusan Pemenang Lelang atau Tender, yang wajib dituangkan atau dilampirkan di dalam Form Akseptasi.

2. Permohonan penutupan asuransi sedapat mungkin disertai dengan laporan survei risiko, analisa dan rekomendasi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan terkait yang berlaku.

3. Penutupan dengan nilai pertanggungan di atas limit kewenangan, terms & conditions, rate, dan periode pertanggungan yang menyimpang dari peraturan yang berlaku harus mendapatkan persetujuan tertulis dari pejabat yang berwenang.

4. Khusus dalam hal permintaan penutupan asuransi dengan periode pertanggungan yang sudah berjalan atau back date, harus dipastikan bahwa klaim belum terjadi dengan memberikan catatan “subject to no claim as at…..” (tgl/bln/thn dan waktu akseptasi) atau periode pertanggungannya dimulai sejak tanggal akseptasi.

5. Rencana penutupan asuransi yang telah mendapatkan izin akseptasi dari pejabat yang berwenang dan melibatkan reasuradur, kemudian terjadi pembatalan dan atau perubahan syarat dan kondisi, maka Kantor Operasional segera menginformasikan secara tertulis ke Divisi Teknik cq Bagian Underwriting dan tembusan ke Divisi Pemasaran dengan menjelaskan alasan-alasannya.

Page 22: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

22 / 127

6. Khusus Polis Perpanjangan, Divisi Teknik cq Bagian Underwriting harus menyampaikan daftar Quick Acceptance Model (QAM) kepada Kantor Operasional, minimal 1 (satu) bulan sebelum jatuh tempo polis yang bersangkutan.

7. Penutupan asuransi yang diatur dalam ketentuan ini juga berlaku untuk polis-polis perpanjangan yang tidak sesuai dan menyimpang dari ketentuan yang berlaku.

8. Setiap akseptasi yang memerlukan izin Kantor Pusat, kemudian terjadi penolakan karena pertimbangan underwriting, maka penolakan tersebut harus disampaikan secara tertulis dan ditembuskan kepada Direksi.

9. Khusus untuk penutupan asuransi kebakaran, perluasan jaminan Gempa Bumi, Banjir, RSMDCC-TS, Engineering, Marine Cargo dan Surety Bond wajib dibuatkan kartu akumulasi, sepanjang IT System belum mendukung untuk melakukan perhitungan akumulasi secara otomatis.

10. Pembatalan Polis Otomatis

Atas dasar regulasi yang berlaku dan untuk memenuhi ketentuan dimaksud, diperlukan kebijakan pembatalan polis yang lebih ketat guna menghindari piutang premi yang menjadi aset yang tidak diperkenankan berjumlah semakin besar yang berakibat pada penurunan tingkat solvabilitas perusahaan, dengan pengaturan khusus melalui Surat Edaran Direksi.

Terhadap Biaya endorsemen (antara lain biaya polis dan materai) yang timbul menjadi beban kantor dimana polis diterbitkan sesuai Lampiran 02 - Biaya Administrasi Polis.docx.

E. AKSEPTASI

1. Pejabat Yang Berwenang Melakukan Akseptasi

a. Pejabat yang berwenang membuat Keputusan Akseptasi Direct Business (Bisnis Langsung) ditetapkan sebagai berikut:

i. Kepala Kantor Cabang (Pratama, Madya, Utama dan Khusus);

ii. Kepala Seksi Underwriting Kantor Pusat;

iii. Kepala Bagian Underwriting Kantor Pusat;

iv. Kepala Divisi Teknik Kantor Pusat;

v. Direktur Teknik;

vi. Direktur Utama.

b. Pejabat yang berwenang membuat Keputusan Akseptasi Indirect Business (Bisnis Tidak Langsung) ditetapkan sebagai berikut:

i. Kepala Bagian Reasuransi;

ii. Kepala Divisi Teknik Kantor Pusat;

iii. Direktur Teknik;

iv. Direktur Utama.

2. Limit Akseptasi

a. Pada dasarnya limit wewenang diberikan kepada Direksi, Kepala Divisi Teknik, Kepala Bagian Teknik, Kepala Seksi Teknik serta Kepala Cabang dan dengan mengacu kepada kapasitas treaty yang setiap tahun level kapasitasnya mengalami fluktuasi (kecenderungannya meningkat).

b. Limit Akseptasi pejabat yang berwenang, baik jumlah maupun lini bisnis yang diperkenankan diatur melalui Lampiran 03 - Limit Wewenang Akseptasi Direct 2018.xlsx.

3. Keputusan Akseptasi

Pejabat yang berwenang harus segera memberikan tanggapan atau keputusan atas setiap pengajuan permohonan penutupan asuransi dengan memperhatikan ketentuan mengenai limit kewenangan dan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direksi ini.

Page 23: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

23 / 127

Kewenangan untuk memutuskan akseptasi Direct Business Polis Konsorsium Asuransi Risiko Khusus (KARK), Asuransi Harta Benda dan Kendaraan Bermotor Periode Pertanggungan Jangka Panjang termasuk Kendaraan Niaga dan Roda Dua (namun Kendaraan Roda Dua sebagai bisnis akomodasi) diberikan kepada Kepala Divisi Teknik cq Bagian Underwriting untuk penutupan yang bersumber dari akun yang telah melakukan Perjanjian Kerjasama dengan perusahaan.

Kantor Operasional dapat langsung otomatis menerbitkan polis atau cover note untuk lini bisnis berikut:

a. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) melalui bank rekanan non BTN (termasuk yang jangka panjang) yang bukan merupakan pinjaman/loan, kantor operasional dapat langsung menerbitkan polis.

b. Produk-produk Perusahaan:

i. EduPro;

ii. FamilyPro;

iii. Griya Pro;

iv. SMEs Pro;

v. Travel Insurance.

c. Jaminan FLEXAS untuk Sentra Kredit Kecil BNI (SKC)

d. Jaminan FLEXAS untuk BNI Griya (terbatas untuk okupasi rumah, apartemen dan ruko), maksimum Rp. 25.000.000.000,-

e. Jaminan FLEXAS untuk Swamitra Bukopin, sementara ini baru ada Kantor Operasional Semarang.

f. Rekanan-rekanan yang telah melakukan Perjanjian Kerjasama atau kandidat Penunjukan Rekanan tersebut adalah seperti dalam Lampiran 04 - Akseptasi Jangka Panjang.docx.

4. Akseptasi Khusus bisnis dari PT Binasentra Purna (BSP)

Berkenaan dengan diperlukan penanganan yang khusus untuk akun BSP maka Perusahaan perlu mengatur mengenai wewenang akseptasi pertanggungan jangka panjang khusus sumber bisnis melalui BSP. Pertanggungan jangka panjang yang dimaksud disini adalah penutupan polis dengan periode pertanggungan lebih dari 12 bulan untuk agunan Bank BTN yang sumber bisnisnya melalui BSP dan penutupannya tidak melalui Perjanjian Kerjasama, maka keputusan akseptasi dapat dilakukan oleh pejabat yang memiliki wewenang akseptasi sesuai limit masing-masing.

Kantor Cabang maupun Kantor Pusat harus segera memberikan tanggapan atau keputusan atas setiap pengajuan permohonan penutupan asuransi dengan memperhatikan ketentuan mengenai limit kewenangan.

Batas waktu untuk memberikan tanggapan atau keputusan diatur sebagai berikut:

a. Tanggapan dari Kantor Cabang kepada Broker PT. Binasentra Purna atas setiap pengajuan permohonan penutupan asuransi dilakukan dalam 1 (satu) hari kerja;

b. Keputusan akseptasi dilakukan dalam 1 (satu) hari kerja terhitung sejak pengajuan permohonan penutupan asuransi diterima dari Broker PT. Binasentra Purna.

Kantor Pusat harus segera memberikan tanggapan atau keputusan atas setiap pengajuan permohonan diterima dari Kantor Cabang.

Tidak diperkenankan memberikan persetujuan kepada Tertanggung sebelum ada keputusan persetujuan secara tertulis dari Pejabat yang berwenang.

F. SURVEI RISIKO

Kebijakan Survei

Sebelum melakukan akseptasi, Underwriter harus memastikan objek yang akan diaksep dengan terlebih dahulu melakukan/mendapatkan laporan survei. Pada saat Kantor Operasional

Page 24: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

24 / 127

mengajukan permohonan akseptasi ke Divisi Teknik, harus menyampaikan data risiko secara lengkap yaitu berdasarkan laporan survei. Untuk masing-masing kelas bisnis Asuransi, Perusahaan memiliki Form Laporan Standar yaitu untuk kelas bisnis seperti berikut:

a. Asuransi Kebakaran Harta Benda (Property Insurance)

Untuk memastikan kondisi dan okupasi yang akan diasuransikan wajib dilakukan survei risiko, kecuali terhadap beberapa penutupan yang tidak mungkin dilakukan untuk disurvei, misalnya lokasi yang jauh dari kantor operasional atau untuk menjangkaunya dibutuhkan waktu serta biaya yang besar, Underwriter agar mempertimbangkan biaya dan manfaatnya (cost and benefit), Lampiran 05 - Form Survei Rumah Tinggal.docx, Lampiran 06 - Form Survei Non Rumah Tinggal.docx.

b. Asuransi Kendaraan Bermotor

Tingginya klaim untuk kendaraan bermotor, diperlukan adanya upaya mitigasi risiko (risk mitigation). Berkaitan dengan hal tersebut, dengan ini diatur dan ditegaskan bahwa untuk setiap penutupan asuransi kendaraan bermotor diwajibkan survei risiko dengan ketentuan:

i. Berlaku pada asuransi kendaraan bermotor bisnis baru;

ii. Polis perpanjangan yang ada jeda waktunya, misalnya:

Periode polis 1 Januari 2017 sampai dengan 1 Januari 2018, Tertanggung baru memberikan konfirmasi tanggal 1 Maret 2018, kemudian polis diterbitkan dengan periode 1 Januari 2018 sampai dengan 1 Januari 2019;

Periode polis 1 Januari 2017 sampai dengan 1 Januari 2018, Tertanggung baru memberikan konfirmasi tanggal 1 Maret 2018, kemudian polis diterbitkan dengan periode 1 Maret 2018 sampai dengan 1 Maret 2019;

iii. Dilengkapi foto kendaraan 8 (delapan) sisi, bagian dalam serta foto nomor rangka atau nomor mesin, foto STNK dan foto diri surveyor disebelah obyek pertanggungan;

iv. Dilakukan oleh karyawan Perusahaan;

v. Survei risiko asuransi kendaraan dapat ditiadakan untuk penutupan kendaraan yang melalui/untuk:

Tender;

Bank dan Broker yang telah melakukan Perjanjian Kerjasama (PKS) kecuali untuk penutupan secara individu atau perseorangan melalui Broker;

BRI;

BPR Artha Perdana;

Lembaga/Perusahaan lainnya yang telah melakukan Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan PT. Asuransi Binagriya Upakara;

Kendaraan baru yang masih di show room;

vi. Dalam pelaksanaan survei atas risiko asuransi kendaraan bermotor;

Urutan pengambilan Foto pada Nomor Mesin dan Rangka Kendaraan

Informasi posisi nomor rangka dan nomor mesin pada kendaraan roda empat:

Lampiran 07 - Form Survei Kendaraan Bermotor.docx.

c. Selain dari Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor Lampiran 08 - Form Survei CAR.docx dan Lampiran 09 - Form Survei EAR.docx.

Untuk memastikan kondisi obyek yang akan diasuransikan sedapat mungkin dilakukan survei risiko untuk mendapatkan informasi sesuai arahan daftar isian yang tercantum pada formulir survei tiap kelas bisnis asuransi yang ada.

G. KETENTUAN WAKTU DALAM KEPUTUSAN AKSEPTASI

Kantor Pemasaran, Kantor Cabang maupun Kantor Pusat harus segera memberikan tanggapan atau keputusan atas setiap pengajuan permohonan penutupan asuransi dengan memperhatikan

Page 25: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

25 / 127

ketentuan limit waktu untuk memberikan tanggapan atau keputusan dengan pengaturan sebagai berikut:

1. Kategori Pengajuan

a. Prospek Akseptasi

Adalah permohonan akseptasi dari Kantor Operasional yang belum lengkap menyampaikan data dan dokumen pendukung sesuai ketentuan mengenai persyaratan data dan dokumen masing-masing lini bisnis.

b. Proses Akseptasi

Adalah permohonan akseptasi dari Kantor Operasional yang sudah lengkap menyampaikan data dan dokumen akseptasi sesuai ketentuan mengenai persyaratan data dan dokumen masing-masing lini bisnis.

2. Akseptasi Dalam Batas Limit Wewenang Kantor Cabang.

a. Proses Akseptasi yang diajukan oleh bidang pemasaran di atas pukul 16.00 waktu setempat diperlakukan sebagaimana pengajuan hari kerja berikutnya.

b. Setiap Keputusan Akseptasi harus disertai dengan analisa dan rekomendasi Kepala Seksi Teknik dan bagi Kantor Cabang dengan analisa dan rekomendasi Kepala Seksi Teknik dan Wakil Kapala Cabang.

c. Penyampaian Polis dan dokumen terkait (Nota Debet/Kredit) kepada Tertanggung atau Wakil Tertanggung selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya setelah akseptasi dimaksud disetujui oleh Tertanggung atau Wakil Tertanggung.

d. Penyampaian keputusan akseptasi di luar wewenang Kantor Cabang kepada Tertanggung atau Wakil Tertanggung selambat-lambatnya pada hari kerja berikutnya setelah akseptasi dimaksud disetujui oleh Kantor Pusat melalui Divisi Teknik cq Bagian Underwriting.

3. Akseptasi Dalam Batas Limit Wewenang Divisi Teknik

a. Akseptasi dalam batas limit wewenang Kepala Seksi Underwriting

Kepala Seksi Underwriting diberikan kewenangan akseptasi untuk Kantor Operasional dengan ketentuan sebagai berikut:

i. Keputusan akseptasi dilakukan pada hari kerja yang sama setelah seluruh dokumen akseptasi yang dipersyaratkan sudah lengkap diterima dari Kantor Operasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran 10 - Dokumen Permintaan Penutupan Asuransi.docx;

ii. Akseptasi yang diajukan oleh Kantor Operasional dan diterima di atas pukul 12.00 WIB diperlakukan sebagaimana pengajuan hari kerja berikutnya;

iii. Setiap Keputusan Akseptasi harus disertai dengan analisa Kepala Seksi Underwriting;

iv. Seluruh akseptasi adalah yang tidak melibatkan special acceptance treaty dan facultative.

b. Akseptasi dalam batas limit wewenang Kepala Bagian Underwriting

i. Setiap Pengajuan akseptasi harus dilengkapi dengan seluruh dokumen akseptasi yang dipersyaratkan, sudah lengkap diterima dari Kantor Operasional.

ii. Akseptasi yang diajukan oleh Kantor Operasional, seluruh dokumen akseptasi yang dipersyaratkan diterima di atas pukul 12.00 WIB diperlakukan sebagaimana pengajuan hari kerja berikutnya.

iii. Bilamana akseptasi di atas tidak memerlukan approval dari Leader Treaty maka keputusan akseptasi dilakukan pada hari kerja berikutnya.

iv. Bilamana akseptasi di atas memerlukan penempatan/back up reasuransi Approval Leader Treaty atau Facultative maka keputusan akseptasi dilakukan pada hari kerja berikutnya setelah diterimanya Approval dari Leader Treaty atau Reasuradur Facultative.

v. Permohonan penempatan/back up reasuransi dari Bagian Underwriting kepada Bagian Reasuransi, baik berupa Approval Leader Treaty maupun Facultative paling lambat satu

Page 26: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

26 / 127

hari setelah diterimanya permohonan akseptasi oleh Bagian Underwriting dari Kantor Operasional, dengan data dan dokumen lengkap, bila tidak ada Quotation Slip (QS) maka Bagian Underwriting harus membuat QS tersebut.

vi. Akseptasi yang diajukan oleh Kantor Cabang atau Kantor Pemasaran dan diterima di atas pukul 12.00 WIB diperlakukan sebagaimana pengajuan hari kerja berikutnya.

vii. Setiap Keputusan Akseptasi harus disertai dengan analisa dan rekomendasi Kepala Seksi Underwriting, kecuali Strategic Business Unit (SBU) telah berjalan.

c. Akseptasi dalam batas limit wewenang Kepala Divisi Teknik

i. Keputusan Akseptasi dalam batas limit wewenang Kepala Divisi diupayakan dilakukan pada waktu yang sama dengan keputusan Akseptasi Limit Wewenang Kepala Bagian Underwriting.

ii. Akseptasi yang diajukan oleh Kepala Bagian Underwriting diterima di atas pukul 16.30 WIB diperlakukan sebagaimana pengajuan hari kerja berikutnya.

iii. Setiap Keputusan Akseptasi harus disertai dengan analisa dan rekomendasi Kepala Seksi Underwriting dan Kepala Bagian Underwriting

4. Akseptasi dalam batas limit wewenang Direktur Teknik

a. Keputusan Akseptasi dalam batas limit wewenang Direktur Teknik diupayakan dilakukan pada waktu yang sama dengan keputusan Akseptasi Limit Wewenang Kepala Divisi Teknik.

b. Setiap akseptasi yang diajukan oleh Kepala Divisi Teknik cq Bagian Underwriting diterima Sekretaris Direksi di atas pukul 16.00 WIB diperlakukan sebagaimana pengajuan hari kerja berikutnya.

c. Setiap Keputusan Akseptasi harus disertai dengan analisa dan rekomendasi Kepala Seksi Underwriting dan Kepala Bagian Underwriting dan Kepala Divisi Teknik.

d. Khusus akseptasi dengan kebijakan underwriting khusus sebagaimana disebutkan pada Peraturan Direksi ini dan akseptasi atas bisnis yang diperoleh melalui Tender, pengajuan akseptasi kepada Direktur Teknik dilakukan melalui Memorandum yang berisikan analisa dan rekomendasi, berikut dengan usulan atas akseptasi yang diajukan.

5. Akseptasi Dalam Batas Limit Wewenang Direksi

a. Keputusan Akseptasi dalam batas limit wewenang Direksi diupayakan dilakukan pada waktu yang sama dengan keputusan Akseptasi Limit Wewenang Direktur Teknik.

b. Setiap Akseptasi yang Keputusan Akseptasi dalam batas limit wewenang Direksi harus terlebih dahulu dilengkapai dengan rekomendasi Direktur Teknik.

c. Setiap akseptasi yang diajukan oleh Kepala Divisi Teknik cq Bagian Underwriting dan sudah dilengkapi dengan rekomendasi Direktur Teknik yang diterima Sekretaris Direksi di atas pukul 16.00 WIB diperlakukan sebagai pengajuan hari kerja berikutnya.

6. Akseptasi yang memerlukan Approval dari Leader Treaty

a. Setiap pengajuan pernintaan approval dari Bagian Underwriting kepada Bagian Reasuransi setelah seluruh dokumen akseptasi standar yang dipersyaratkan sudah lengkap sebagaimana dalam Lampiran 11 - Treaty Approval.docx.

b. Setiap pengajuan approval disampaikan secara tertulis baik melalui email/surat/fax dan bilamana diperlukan penjelasan lebih lengkap perihal risiko yang dimintakan approval dimaksud, maka Bagian Reasuransi akan melakukan kunjungan langsung ke Kantor Leader Treaty.

c. Konfirmasi dari Leader Treaty selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sudah diperoleh Bagian Reasuransi dan pada hari yang sama disampaikan kepada Bagian Underwnting.

d. Konfirmasi di atas bisa berupa persetujuan untuk diaksep atau ditolak.

e. Setiap pengajuan permintaan approval dari Bagian Underwriting yang disampaikan setelah Pukui 14.00 WIB diperlakukan sebagai pengajuan hari kerja berikutnya.

Page 27: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

27 / 127

7. Akseptasi yang memerlukan Back Up Reasuransi Fakultatif

a. Setiap pengajuan penempatan Back Up Reasuransi Fakultatif dari Bagian Underwriting kepada Bagian Reasuransi setelah seluruh dokumen akseptasi standar yang dipersyaratkan sudah lengkap beserta Lampiran 12 - RI Placement Slip.docx.

b. Setiap pengajuan penempatan Back Up Reasuransi Fakultatif yang diajukan oleh Bagian Underwriting dilakukan verifikasi terlebih dan selanjutnya disampaikan secara tertulis baik melaiui email/surat/fax kepada Reasuradur dan bilamana diperlukan penjelasan lebih lengkap perihai risiko yang ditempatkan tersebut, maka Bagian Reasuransi akan melakukan kunjungan langsung ke Kantor Reasuradur.

c. Konfirmasi dari Reasuradur selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sudah diperoleh Bagian Reasuransi dan pada hari yang sama disampaikan kepada Bagian Underwriting.

d. Konfirmasi di atas bisa berupa persetujuan untuk diaksep apa adanya, kondisi dan persyaratannya yang lebih sempit atau ditolak.

e. Setiap pengajuan penempatan Back Up Reasuransi Fakultatif dari Bagian Underwriting yang disampaikan setelah Pukul 14.00 WIB diperlakukan sebagai pengajuan hari kerja berikutnya.

f. Komisi Reasuransi Fakultatif yang diterima oleh perusahaan dari Reasuradur harus lebih besar daripada komisi yang diberikan oleh Perusahaan kepada perantara/agen, dengan margin komisi minimal sebesar 5%.

g. Setiap Keputusan Akseptasi harus dilakukan secara tertulis baik melalui email/surat/fax dan atau Memorandum.

Keputusan akseptasi yang dilakukan secara lisan melalui telepon dan atau melalui telepon selular (Sosial media; WA/BBM/SMS) sesegera mungkin (pada hari yang sama) harus dilengkapi/ditindaklanjuti dengan secara tertulis.

Dalam hal pejabat yang berwenang berhalangan hadir atau tidak memungkinkan untuk melakukan akseptasi, maka persetujuan dimintakan kepada pejabat yang lebih tinggi.

8. Minimum Premi

Untuk menghindari nilai premi yang terlalu rendah (tidak ekonomis) dibandingkan dengan potensi klaim yang mungkin akan terjadi dan meningkatnya biaya administrasi, Perusahaan menetapkan minimum premi untuk masing-masing jenis Asuransi. Adapun detail tentang minimum premi tersebut adalah seperti yang tercantum pada Lampiran 13 - Minimum Premi.docx.

H. PROSES PENERBITAN POLIS

1. Penerbitan Polis

a. Setiap polis yang diterbitkan berdasarkan Surat Permintaan Penutupan Asuransi (SPPA) atau dokumen sejenis harus disertai dokumen-dokumen penutupan yang relevan sebagaimana ketentuan Perusahaan yang berlaku.

b. Setiap penerbitan polis dan kuitansi premi harus dicetak di atas blanko polis dan kuitansi premi beregister yang dicetak dan disediakan oleh Kantor Pusat.

c. Polis dan kuitansi premi ditandangani oleh pejabat yang berwenang dan harus dibubuhi cap stempel perusahaan. Pendelegasian penandatanganan polis hanya dapat diberikan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Direksi.

d. Dalam kondisi tertentu dan darurat, blanko polis dan kuitansi premi beregister tidak bisa dicetak karena gangguan teknis, maka pencetakan secara manual tidak diperbolehkan kecuali atas izin tertulis Direksi.

e. Penerbitan polis dan kuitansi premi tidak menggunakan blanko beregister tanpa izin tertulis termasuk dalam tindakan pemalsuan.

f. Seluruh unit operasional tidak diperkenankan menerbitkan atau memberikan blanko polis/kuitansi premi kosong dan atau polis kosong yang ditandatangani sebelumnya (pre-sign)

Page 28: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

28 / 127

kepada siapapun. Pelanggaran atas hal tersebut akan dikenankan sanksi sesuai dengan ketentuan Perusahaan yang berlaku.

g. Polis untuk keperluan Kantor Pemasaran ditandatangani oleh pejabat yang berwenang berdasarkan penunjukan Direksi.

2. Perubahan, Endorsemen dan Pembatalan Polis

a. Setiap perubahan atas polis yang sudah diterbitkan wajib dilakukan dengan menerbitkan endorsemen polis melalui Sistem Informasi Asuransi Terpadu (SIAT)

b. Perubahan polis dimungkinkan karena:

i. Permintaan tertulis dari Tertanggung dan atau kuasa Tertanggung

ii. Koreksi/revisi oleh Pejabat yang berwenang karena tidak sesuai dengan SPPA dan atau izin akseptasi yang diberikan

c. Endorsemen polis dilakukan terkait dengan perubahan polis yaitu dengan :

i. Tanpa perhitungan dan atau revisi premi

ii. Dengan perhitungan dan atau revisi premi

d. Perubahan atas yang terjadi karena perubahan luas jaminan polis, harga pertanggungan, periode pertanggungan, komisi, diskon, dan pembatalan polis yang bukan kewenangan harus terlebih dahulu mendapatkan izin tertulis dari Divisi Teknik.

e. Perubahan tarif/rate baik kenaikan maupun penurunan harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis dari Divisi Teknik.

f. Pembatalan atas polis yang sedang berjalan dapat terjadi baik atas permintaan Tertanggung/kuasa Tertanggung maupun oleh Penanggung, atas pembatalan tersebut Perusahaan harus menerbitkan endorsemen pembatalan polis dan wajib disampaikan kepada Tertanggung/kuasa Tertanggung.

g. Setiap pembatalan polis sejak awal pertanggungan, maka polis asli harus dikembalikan kepada Perusahaan.

h. Pembatalan polis atas permintaan Tertanggung/kuasa Tertanggung, pengembalian premi untuk periode yang masih berjalan tunduk pada persyaratan polis masing-masing lini bisnis atau yang diatur tersendiri dalam perjanjian kerjasama (PKS), bilamana polis menyatakan perhitungan premi jangka pendek maka perhitungan preminya berdasarkan ketentuan perhitungan premi jangka pendek.

i. Pembatalan polis oleh Penanggung, pengembalian premi untuk periode yang masih berjalan tunduk pada persyaratan polis masimg-masing lini bisnis atau yang diatur tersendiri dalam perjanjian kerjasama (PKS).

j. Setiap pembatalan polis yang akseptasinya di atas limit kewenangan Kantor Cabang, penerbitan endorsemen pembatalan harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Divisi Teknik cq Bagian Underwriting untuk diproses lebih lanjut.

3. Perpanjangan Polis

a. Kantor Operasional wajib melakukan evaluasi terhadap polis-polis yang sedang berjalan dan atau yang akan diperpanjang pertanggungannya, termasuk pembatalan polis kecuali ada pertimbangan khusus antara lain karena sebagai “accommodative line business” tetapi harus dengan izin tertulis dari Direksi cq Divisi Teknik.

b. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum periode pertanggungan berakhir, Kantor Operasional wajib mengirimkan konfirmasi kepada Tertanggung melalui konfirmasi tertulis. Konfirmasi dan jawaban tertanggung untuk perpanjangan harus dimonitor terus menerus sampai didapatkan jawaban persetujuan perpanjangan dan atau tidak diperpanjang sebelum jatuh tempo dengan alasan yang jelas.

c. Konfirmasi perpanjangan tidak berlaku untuk polis-polis yang dalam evaluasi mengalami klaim lebih dari 1 (satu) kali dan atau loss ratio berdasarkan Premi Bruto diatas ketentuan QAM, kecuali ada pertimbangan khusus dan seijin Direksi melalui Divisi Teknik.

Page 29: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

29 / 127

d. Dalam hal penutupan asuransi melalui Perjanjian Kerjasama/Memorandum of Understanding, untuk perpanjangannya tetap harus dilakukan mekanisme sebagaimana penjelasan di atas.

4. Kelengkapan Dan Dokumen Polis

a. Dokumen arsip polis terdiri artas wording polis, ikhtisar pertanggungan (schedule), rincian objek pertanggungan (jika ada), klausul & warranty (jika dipersyaratkan), nota & kuitansi premi, SPPA dan laporan survei berikut foto (jika dipersyaratkan) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari polis.

b. Semua dokumen polis kecuali SPPA, laporan survei berikut foto sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini harus ditandatangani/diparaf dan dibubuhi stempel perusahaan, diarsip dan disimpan secara rapi dan tertib teratur ditempat yang layak.

c. Setiap copy polis dan kartu akumulasi wajib dikirim ke Kantor Pusat bersamaan dengan laporan produksi bulanan secara periodik setiap bulan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

d. Setiap polis yang diterbitkan dan memerlukan aturan dan atau penegasan tertentu tentang syarat dan suatu kondisi suatu obyek risiko yang dijamin, maka atas polis tersebut diharuskan untuk diberikan warranty dan atau klausul.

i. Warranty adalah catatan pada polis tentang sesuatu yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh Tertanggung yang ditetapkan oleh Penanggung

ii. Klausul adalah berupa lampiran polis yang mengatur antara lain: penegasan tentang syarat dan kondisi jaminan dan/atau perluasan risiko tertentu dan/atau pembatasan atas jaminan yang diberikan.

iii. Setiap klausul yang diterapkan harus dicantumkan dalam ikhtisar pertanggungan dan dilampirkan pada polis.

iv. Isi lengkap klausul diberikan

Semua dokumen polis wajib diverifikasi oleh Divisi Teknik cq Bagian Underwriting terkait dengan syarat dan kondisi yang disetujui.

I. KOMISI, DISKON, PROFIT SHARING

1. Komisi

a. Komisi merupakan potongan atas premi dalam jumlah prosentase (%) tertentu yang diberikan kepada perantara/agen sebagai imbalan atas jasa dan prestasi yang bersangkutan mendapat bisnis, yang besarannya diatur pada Lampiran 14 - Komisi.docx.

b. Pemberian komisi untuk setiap polis hanya dapat diberikan kepada satu pihak perantara/agen

c. Besarnya komisi yang dikeluarkan sesuai dengan ketentuan Perusahaan yang berlaku berdasarkan Perjanjian Kerjasama atau berdasarkan persetujuan tertulis dari Direksi

d. Semua akseptasi yang persetujuannya dilakukan oleh Kantor Pusat melalui Divisi Teknik cq Bagian Underwriting dimana ditetapkan komisinya lebih rendah dari ketentuan yang berlaku maka yang berlaku adalah konfirmasi Divisi Teknik

e. Dalam hal tertentu karena pertimbangan bisnis, Kantor Operasional dimungkinkan untuk memberikan komisi lebih besar dari aturan yang berlaku dengan mengajukan permintaan tertulis ke Divisi Underwriting & Reasuransi dengan alasan yang tepat dan relevan

f. Setiap komisi yang dikeluarkan dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku

g. Pelaksanaan pembayaran komisi mengacu pada ketentuan Perusahaan yang berlaku

h. Tidak diperkenankan mengeluarkan komisi sebelum premi efektif diterima di rekening bank Perusahaan

i. Pembayaran premi dilakukan langsung transfer ke rekening Perusahaan. Pegawai Perusahaan dilarang menerima premi dari Tertanggung

Page 30: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

30 / 127

j. Setiap pegawai Perusahaan yang membawa bisnis tetap mengutamakan pekerjaan utamanya. Bisnis yang dibawanya akan dikelola oleh Divisi Pemasaran untuk Kantor Pusat dan unit pemasaran dari masing-masing Kantor Operasional

k. Mekanisme pembayaran komisi untuk perantara/agen adalah sebagai berikut:

i. Komisi yang lebih besar atau lebih kecil dari ketentuan yang berlaku, maka Divisi Underwriting & Reasuransi segera menyampaikan nota persetujuan akseptasi atas komisi tersebut kepada Divisi Keuangan & Akuntansi.

ii. Persetujuan pelaksanaan pembayaran untuk komisi yang sesuai dengan Peraturan yang berlaku, pengajuan permintaan komisi kepada Divisi Keuangan & Akuntansi dapat langsung diproses tanpa harus mendapat memo dari Divisi Teknik cq Bagian Underwriting sepanjang preminya telah dibayar tunai.

2. Diskon

a. Diskon merupakan potongan premi kepada Tertanggung atau kuasa Tertanggung dalam jumlah atau prosentase (%) tertentu yang menjadi pengurang atas premi yang dibayarkan oleh Tertanggung atau kuasa Tertanggung.

b. Diskon diberikan atas permintaan Tertanggung atau kuasa Tertanggung. Khusus untuk lembaga/institusi harus tertulis dan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari lembaga/institusi tersebut.

c. Pemberian diskon wajib dicantumkan dalam ikhtisar polis, nota debet dan kuitansi premi. Pembayaran premi oleh Tertanggung atau kuasa Tertanggung adalah premi setelah dipotong diskon.

d. Pemberian diskon yang tidak tercantum dalam ikhtisar polis, nota debet dan kuitansi premi, tetapi dibuat melalui endorsemen polis, diatur dengan cara sebagai berikut :

i. Harus ada permintaan tertulis dari Tertanggung atau kuasa Tertanggung

ii. Preminya harus dibayar secara penuh ke rekening Perusahaan

iii. Diskon harus diserahkan dan atau diterima oleh Tertanggung disertai bukti tanda terima

3. Profit Sharing

a. Dalam asuransi konvesional, Profit Sharing dimungkinkan untuk diberikan sebagai bagian dari win-win business.

b. Profit Sharing hanya dapat diberikan dengan persyaratan sebagai berikut:

i. Bisnis yang sepenuhnya menjadi Retensi Perusahaan

ii. Dalam jumlah bilangan dan atau nominal yang memadai/besar dengan loss ratio yang memadai/wajar

iii. Hanya berlaku untuk lembaga/institusi

iv. Sebagai alat/sarana kompetisi

c. Persetujuan profit sharing harus seijin tertulis Direksi cq Divisi Teknik

J. PRE-SIGNED POLICY

1. Pre-signed Policy di Kantor Pemasaran

Pada dasarnya Kantor Pemasaran tidak memiliki wewenang untuk menandatangani polis sehingga untuk itu diberikan Pre-signed Policy yang kegunaannya adalah untuk menerbitkan polis, endorsemen dan cover note yang sekarang ini khusus untuk SKC dan Swamitra.

a. Syarat Pemberian Pre-Signed Untuk Kantor Pemasaran

Pre-Signed Policy dapat diberikan kepada Kantor Pemasaran yang jumlah dan jenisnya berdasarkan permohonan Kantor Pemasaran dan telah disetujui oleh Divisi Teknik.

b. Administrasi Pre-Signed Policy

Page 31: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

31 / 127

Kantor Pemasaran mengadministrasikan Pre-Signed Policy dengan teratur, rapi dan mudah diperoleh bilamana diperlukan.

c. Tanggung Jawab Premi Pre-Signed Policy

Kantor Pemasaran memastikan dan bertanggung jawab atas premi yang dibayar sesuai dengan ketentuan masing-masing polis yang digunakan.

d. Pejabat Penanda Tangan Polis Pre-Signed Policy

i. Pejabat yang berwenang menanda-tangani Pre-Signed Policy minimal adalah Kepala Cabang, Kepala Bagian Underwriting atau Pejabat di Divisi Teknik cq Bagian Underwriting yang diberikan kewenangan oleh Direktur Teknik untuk Pre-Signed Policy.

ii. Untuk semua polis yang diterbitkan oleh Kantor Pemasaran dengan Pre-Signed Policy, wajib menggunakan blanko polis yang telah ditanda-tangani oleh Pejabat berwenang.

iii. Kantor Pemasaran dilarang menandatangani polis/endorsemen

e. Administrasi dan Pelaporan Pre-Signed Policy

i. Kantor Pemasaran mengajukan Permohonan Blanko Polis kepada Divisi SDM, Umum & Sekretariat dengan tembusan kepada Divisi Teknik cq Bagian Underwriting.

ii. Divisi Teknik cq Bagian Underwriting akan menerima Blanko Polis yang belum ditanda- tangani dari Divisi SDM, Umum & Sekretariat berikut dengan daftar nomor urut cetak dari blanko tersebut.

iii. Divisi Teknik cq Bagian Underwriting akan menyampaikan Blanko Polis yang sudah ditanda-tangani (Pre-Signed Policy) sesuai dengan kebutuhan kepada Divisi SDM, Umum & Sekretariat berikut dengan daftar nomor urut cetak dari blanko tersebut untuk disampaikan kepada masing-masing Kantor Pemasaran yang mengajukan permohonan.

iv. Kantor Pemasaran bertanggung jawab atas pemakaian Pre-Signed Policy yang diberikan oleh Divisi Teknik cq Bagian Underwriting dan wajib memberikan laporan:

Copy Polis yang sudah diterbitkan.

Pre-Signed Policy yang tidak terpakai 'akibat' rusak, salah pengetikan, revisi atau hal apapun yang menyebabkan Pre-Signed Policy tidak dapat dipergunakan lagi sebagaimana mestinya.

Pre-Signed Policy yang hilang; wajib dilampirkan Surat Keterangan Hilang dari Kepolisian setempat.

v. Untuk keseragaman pelaporan atas pemakaian Pre-Signed Policy, sesuai format pada Lampiran 15 - Laporan Presigned Policy.xlsx. Agar Laporan dimaksud dapat disampaikan secara tertib dan teratur maka seluruh Pre-Signed Policy yang diterbitkan polisnya oleh Kantor Pemasaran wajib dicatat kedalam Formulir yang telah disediakan tersebut.

f. Penerbitan Polis Kantor Pemasaran Menggunakan Pre-Signed Policy

i. Kantor Pemasaran dapat menerbitkan Polis dengan menggunakan Pre-Signed Policy dengan memenuhi ketentuan dan persyaratan tersebut diatas.

ii. Apabila Kantor Pemasaran akan menerbitkan Polis dengan menggunakan Pre-Signed Policy diluar ketentuan dan persyaratan sebagaimana butir e. maka:

Kantor Pemasaran harus mengajukan Draft lkhtisar Pertanggungan Polis kepada Divisi Teknik cq Bagian Underwriting.

Divisi Teknik cq Bagian Underwriting - Bagian Undenrwriting akan melakukan verifikasi atas Draft lkhtisar Pertanggungan Polis yang disampaikan Kantor Pemasaran.

Draft lkhtisar Pertanggungan Polis wajib terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Divisi Teknik cq Bagian Underwriting - Bagian Undewvriting setelah itu Kantor Pemasaran dapat menerbitkan Polis dengan menggunakan Pre-Signed Policy.

2. Pre-sign Blanko Sertifikat Surety Bond di Kantor Cabang

Page 32: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

32 / 127

Kantor-kantor Cabang diperkenankan memberikan Pre-sign Blanko Sertifikat Surety Bond untuk mempercepat proses penerbitan sertifikat surety bond yang diperlukan oleh Mitra Kerja yang terdaftar dan memiliki Perjanjian Kerjasama dengan Perusahaan. Perjanjian Kerjasama dimaksud adalah yang telah disetujui oleh Kantor Pusat cq Divisi Teknik dan Divisi Pemasaran Kantor Pusat, baik Perjanjian Kerjasama yang baru maupun perpanjangannya.

a. Syarat Pemberian Pre-sign Blanko Sertifikat Surety Bond Untuk Mitra Kerja

Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond dapat diberikan kepada Mitra Kerja yang jumlahnya berdasarkan permohonan Mitra Kerja dan telah disetujui oleh Kepala Cabang.

b. Administrasi Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond

Kantor Cabang mengadministrasikan Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond dengan teratur, rapi dan mudah diperoleh bilamana diperlukan.

c. Tanggung Jawab Premi Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond

Kantor Cabang memastikan dan bertanggung jawab atas premi yang dibayar sesuai dengan ketentuan masing-masing sertifikat yang digunakan.

d. Pejabat Penanda Tangan Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond

Pejabat yang berwenang menanda-tangani Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond adalah Kepala Cabang

e. Administrasi dan Pelaporan Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond

i. Kepala Cabang akan meminta ke Divisi Teknik cq Bagian Underwriting yang disertai dengan penyampaian laporan penggunaan sertifikat yang diterima periode sebelumnya

ii. Kepala Cabang menerima Blanko Sertifikat Surety Bond yang belum ditandatangani dari Divisi SDM, Umum & Sekretariat berikut dengan daftar nomor urut cetak dari blanko sertifikat tersebut.

iii. Kepala Cabang akan menyampaikan Blanko Sertifikat Surety Bond yang sudah ditanda-tangani sesuai dengan kebutuhan kepada Mitra Kerja berikut dengan daftar nomor urut cetak dari blanko tersebut yang mengajukan permohonan

iv. Kantor Cabang bertanggung jawab atas pemakaian Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond yang diberikan kepada Mitra Kerja dan Mitra Kerja wajib memberikan laporan:

Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond yang sudah diterbitkan

Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond yang tidak terpakai 'akibat' rusak, salah pengetikan, revisi atau hal apapun yang menyebabkan Pre-Signed Policy tidak dapat dipergunakan lagi sebagaimana mestinya.

Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond yang hilang; wajib dilampirkan Surat Keterangan Hilang dari Kepolisian setempat.

v. Untuk keseragaman pelaporan atas pemakaian Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond, terlampir disampaikan Formulir Laporan Penerimaan dan Pemakaian Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond sesuai Lampiran 16 - Laporan Presigned Surety.xlsx. Agar Laporan dimaksud dapat disampaikan secara tertib dan teratur maka seluruh Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond yang diterbitkan sertifikatnya oleh Mitra Kerja wajib dicatat kedalam Formulir yang telah disediakan tersebut.

f. Penerbitan sertifikat oleh Mitra Kerja Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond

Kantor Pemasaran dapat menerbitkan sertifikat dengan menggunakan Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond dengan memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagaimana diatur pada Perjanjian Kerjasama yang telah dibuat.

3. Sanksi Berkenaan Dengan Pre-Signed

Pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur Pre-Signed Policy dan Pre-Signed Blanko Sertifikat Surety Bond ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan Perusahaan yang berlaku.

Page 33: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

33 / 127

K. KO-ASURANSI DAN AKSEPTASI YANG DIHINDARI

1. Ketentuan penempatan Ko-Asuransi

a. Setiap penutupan asuransi yang melebihi kapasitas otomatis dan atau dikecualikan dalam Perjanjian Reasuransi dan tidak dapat ditempatkan secara fakultatif maka penutupannya dapat dilakukan secara ko-asuransi dengan Perusahaan Asuransi lain.

b. Dalam hal Perusahaan bertindak sebagai leader, Kantor Operasional dapat menentukan penempatan secara ko-asuransi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Divisi Teknik.

2. Penanganan Atas Akseptasi Yang Dihindari

a. Kantor Operasional berupaya untuk menghindari dan tidak mengajukan permohonan atas objek yang tidak dapat di-cover, oleh karenanya lebih fokus untuk mendapatkan bisnis Asuransi Harta Benda selain okupasi dimaksud.

b. Bilamana Kantor Operasional tetap berupaya mengajukan, maka hal ini dikategorikan sebagai objek pertanggungan yang dapat di-cover atas izin Direksi CQ Divisi Teknik dan Kantor Operasional harus memastikan bahwa:

i. Portofolio bisnis dalam jumlah yang besar

ii. Sumber bisnis dari Broker yang memiliki kredibilitas yang baik

iii. Adanya potensi bisnis lain yang risikonya bagus

iv. Bisnis bukan berasal dari Agen

v. Bukan bisnis shopping atau yang tidak diminati oleh reasuradur.

L. PENETAPAN PARAF PADA POLIS

Dipandang perlu dibuat panduan terkait dengan penetapan paraf pada polis Perusahaan guna memberikan tingkat kepastian dalam penerbitan polis sehingga Kepala Kantor Operasional dapat menerapkan pemeriksaan bertingkat yang dibuktikan dengan membubuhkan paraf dengan pengaturan sebagai berikut:

1. Prosedur Paraf di Kantor Cabang

Polis sebelum ditandatangani oleh Kepala Cabang harus diperiksa terlebih dahulu oleh staf pembuat polis dengan membubuhkan paraf disebelah kanan posisi tanggal terbit polis (di atas tanda tangan Kepala Cabang) dan kemudian diperiksa oleh Wakil Kepala Cabang dan/atau Kepala Seksi Teknik dengan memberikan paraf di sebelah kiri posisi tanggal terbit polis (di atas tanda tangan Kepala Cabang).

2. Prosedur Paraf di Kantor Pemasaran

Polis sebelum difinalkan harus diperiksa terlebih dahulu oleh staf pembuat polis dengan membubuhkan paraf di sebelah kanan posisi tanggal terbit polis (di atas tanda tangan Pre-Sign Policy) dan kemudian diperiksa oleh Kepala Pemasaran dengan memberikan paraf di sebelah kiri posisi tanggal terbit polis (di atas tanda tangan Pre-Sign Polis).

3. Pemeriksaan Dan Pemberian Paraf

a. Polis Tailor Made

i. Polis dibuat draft terlebih dahulu dan dibubuhi paraf pembuat dan pemeriksa (di Kantor Operasional) kemudian dikirimkan ke Divisi Teknik cq Bagian Underwriting untuk diperiksa dan diberikan persetujuan sebelum diterbitkan.

ii. Kantor Cabang atau Kantor Pemasaran menerbitkan polis setelah menerima persetujuan atas pengajuan polis tersebut dari Divisi Teknik.

iii. Polis final diterbitkan sesuai ketentuan butir 3.a.i. dan 3.a.ii. tersebut di atas.

b. Endorsemen Polis

Page 34: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

34 / 127

Endorsement polis dibubuhi paraf pembuat dan pemeriksa (di Kantor Operasional) sebagai tanda telah diperiksa atas kesesuaian pembuatan endorsemen serta redaksionalnya.

c. Klausul

Pihak-pihak yang telah menandatangani polis dan yang memberi paraf wajib memeriksa klausul yang dilekatkan pada polis agar sesuai antara daftar klausul yang terdapat dalam schedule dengan judul/nama dan isi klausul tersebut.

d. Nota

Nota yang terkait dengan polis atau endorsemen yang diterbitkan dibubuhi paraf pembuat dan pemeriksa (di Kantor Operasional) sebagai tanda telah diperiksa atas kesesuaian perhitungan yang ada di nota dengan polis yang diterbitkan.

M. PERIODE PERTANGGUNGAN JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG

1. Kehatian-hatian Penerbitan Polis Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Penutupan polis dengan periode pertanggungan jangka pendek diperkenankan dengan ketentuan penerbitan polis harus ekstra hati-hati, dengan alasan yang jelas dan mempertimbangkan moral hazard calon Tertanggung serta pertimbangan faktor underwriting lainnya.

2. Persentase Premi Jangka Pendek

Penutupan Asuransi yang umum dilakukan secara tahunan, seperti Asuransi Kebakaran, Kendaraan Bermotor, Alat Berat, Rangka Kapal, Kecelakaan Diri, Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga (Third Party Liability) dan lainnya dengan tarif premi tahunan dapat ditutup dengan periode pertanggungan kurang dari 1 (satu) tahun dengan menggunakan perhitungan premi pertanggungan jangka pendek sebagai berikut :

Sampai dengan 1 (satu) bulan : 20.00% dari premi setahun

Sampai dengan 2 (dua) bulan : 30.00% dari premi setahun

Sampai dengan 3 (tiga) bulan : 40.00% dari premi setahun

Sampai dengan 4 (empat) bulan : 50.00% dari premi setahun

Sampai dengan 5 (lima) bulan : 60.00% dari premi setahun

Sampai dengan 6 (enam) bulan : 70.00% dari premi setahun

Sampai dengan 7 (tujuh) bulan : 80.00% dari premi setahun

Sampai dengan 8 (delapan) bulan : 90.00% dari premi setahun

Di atas 8 (delapan) bulan : 100.00% dari premi setahun

3. Penutupan Asuransi Jangka Panjang

Penutupan asuransi jangka panjang tahunan dapat ditutup dengan perlakuan seperti berikut:

a. Periode pertanggungan tahunan maksimum disesuaikan dengan Perjanjian Treaty Reasuransi dengan menggunakan perhitungan premi dikalikan langsung dengan jumlah tahun periode pertanggungan yang bersangkutan atau sesuai dengan kesepakatan/PKS.

b. Periode pertanggungan tahunan dengan kelebihan beberapa bulan diperhitungkan dengan tambahan menggunakan prorata bulan (per dua belas)

c. Untuk asuransi kendaraan bermotor, periode pertanggungan maksimum 10 (sepuluh) tahun dengan menggunakan perhitungan faktor penyusutan (harga pertanggungan menurun setiap tahun).

d. Tidak berlaku untuk lini bisnis yang periode pertanggungannya tidak secara tahunan (non annually cover), seperti Marine Cargo, CAR atau EAR.

Page 35: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

35 / 127

N. LARANGAN

1. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Metode Syariah

Untuk seluruh Kantor operasional dilarang melakukan penutupan asuransi atas bisnis/objek atau yang bersumber dari Lembaga Keuangan Syariah baik sebagai penerbit polis maupun sebagai anggota ko-asuransi yang berasal dari Perbankan Syariah, Leasing Syariah dan Lembaga Keuangan Iainnya yang berbasis syariah. Larangan tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain:

a. Dalam prinsip pembiayaan syariah, untuk jaminan asuransinya harus dikelola juga secara syariah.

b. Dalam pengelolaan syariah, harus dipisahkan antara hak peserta (tabarru) dan hak pengelola (ujrah)

c. Pengelolaan yang dilakukan oleh Perusahaan saat ini adalah tidak memisahkan antara hak peserta (tabarru) dan hak pengelola (ujrah)

d. Ketentuan kapasitas treaty baik proportional maupun non proportional mengecualikan untuk penutupan yang bersumber dari Lembaga Keuangan Syariah (Sharia Finansial Institution).

Namun bisnis serupa dapat saja diakomodir dengan persetujuan Direksi dengan ketentuan mengecualikan klausul syariah dan ada bukti penolakan dari minimal 2 (dua) perusahaan asuransi syariah

2. Larangan Penerbitan Polis Dengan Gross Up Rate/Premi

Sebagai salah satu upaya dalam manyelaraskan antara biaya akuisisi yang dikeluarkan dengan premi neto yang diterima Perusahaan agar menjadi wajar, perlu ditegaskan bahwa seluruh unit operasional dilarang melakukan penutupan asuransi dengan cara endorsemen rate (gross-up premium).

Adapun yang menjadi pertimbanganya adalah:

a. Perusahaan harus menerapkan Prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (good corporate governance) pada setiap aspek operasionalnya yang diperIukan untuk mencapai kesinambungan usaha. Pelaksanaan dari prinsip dimaksud meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kawajaran dan kesetaraan dengan demikian pelaksanaan endorsemen rate tidak sejalan dengan pelaksanaan prinsip transparansi kepada pemangku kepentingan.

b. Metode Reasuransi Otomatis (Proportional Treaty) mengharuskan Perusahaan mensesikan setiap premi yang menjadi bagian Reasuradur. Dengan demikian yang menjadi pendapatan/income Perusahaan adalah selisih komisi reasuransi diterima dengan komisi dibayar. Reasuradur mempersyaratkan bahwa perhitungan komisi reasuransi didasarkan kepada tarif premi yang tercantum dalam polis (original gross rate/0GR).

3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting

Memperhatikan pelaksanaan akseptasi atas beberapa penutupan asuransi beberapa tahun terakhir dan dalam rangka menerapkan prinsip prudent underwriting sebagai salah satu upaya untuk menghindari terjadinya potensi kerugian bagi Perusahaan, dengan ini ditegaskan bahwa untuk saat ini seluruh unit operasional dilarang melakukan penutupan asuransi dengan mekanisme fronting. Adapun larangan tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain:

a. Bahwa penutupan asuransi dengan mekanisme fronting apabila terjadi klaim maka yang bertanggung jawab terlebih dahulu adalah tetap Perusahaan, dimana Perusahaan harus menalangi pembayaran klaimnya terlebih dahulu. Sehingga apabila claim recovery-nya tidak lancar dapat mengganggu stabilitas keuangan Perusahaan.

b. Dalam banyak hal, penempatan reasuransinya ditentukan oleh broker reasuransi mem-back up penutupan tersebut (memilki reputasi baik atau tidak).

Page 36: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

36 / 127

c. Tidak sesuai dengan hakikat Perusahaan sebagai Perusahaan Asuransi (ceding company) karena apabila Perusahaan melakukan fronting maka pada dasarnya Perusahaan tidak berbeda dengan Perusahaan Broker.

4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

Perusahaan tidak melakukan penutupan asuransi engineering kategori basah (wet risks). Larangan tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain:

a. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa jumlah klaim dan nilai klaim yang ditanggung oleh Perusahaan atas penutupan asuransi engineering kategori wet risks cukup tinggi sehingga tidak menguntungkan Perusahaan

b. Kondisi alam yang tidak dapat diprediksi dapat memperbesar terjadinya risiko.

5. Larangan Penutupan Asuransi Asuransi Rangka Kapal dan Rangka Pesawat.

Perusahaan tidak melakukan penutupan asuransi rangka kapal (marine hull) dan rangka pesawat (aviation). Larangan tersebut tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain:

a. Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa jumlah klaim dan nilai klaim yang ditanggung oleh Perusahaan Asuransi secara umum atas penutupan asuransi rangka kapal dan pesawat sangat besar.

b. Untuk bisnis rangka kapal dan rangka pesawat dalam skala ekonomi atau the law of the large number tidak terpenuhi

c. Asuransi rangka kapal dan rangka pesawat bukan main bussiness Perusahaan.

Terhadap semua larangan tersebut, bilamana ada bisnis yang memang tidak dapat kita hindari keikutsertaannya maka wajib mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Page 37: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

37 / 127

BAB II – ASURANSI HARTA BENDA (PROPERTY INSURANCE)

A. ASURANSI KEBAKARAN HARTA BENDA (PROPERTY INSURANCE)

1. Perlindungan Terhadap Harta Benda

Api bisa terjadi karena hal-hal sepele, seperti puntung rokok, kompor meledak, tumpahan bensin. Atau karena hal-hal serius, seperti arus pendek, tersambar petir, kejatuhan puing-puing pesawat, dan lain sebagainya. Bila kebakaran melanda, kerugianlah yang membayang di hadapan mata.

Kedatangan malapetaka itu harus diantisipasi, salah satunya dengan cara berasuransi, yakni Asuransi Kebakaran.

Asuransi Kebakaran memberikan jaminan dan penutupan atas kerugian dan kerusakan terhadap barang-barang yang dipertanggungkan dari akibat kebakaran maupun hal-hal lainnya yang dijamin oleh polis. Dengan keikutsertaan dalam program ini, maka rasa was-was dan cemas bisa terobati.

Sebenarnya, manfaat Asuransi Kebakaran bukan hanya itu saja. Tertanggung bisa juga mendapat rekomendasi untuk meminimalisir terjadinya risiko yang diberikan oleh tenaga-tenaga surveyor yang sudah berpengalaman dari Perusahaan. Dengan demikian, Tertanggung memperoleh manfaat ganda, yakni kepastian akan adanya ganti rugi bila terjadi risiko, serta saran-saran bagaimana caranya melindungi harta benda dari risiko.

Tapi, apa dan bagaimana sebenarnya Asuransi Kebakaran itu? Apa saja penyebab kebakaran yang dijamin oleh perusahaan asuransi? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu diketahui sebelum membeli polis.

2. Polis dan Klausul Asuransi Harta Benda

Asuransi harta benda adalah Asuransi yang menjamin harta benda terhadap risiko kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang atau benda yang jatuh dari pesawat terbang dan asap (FLEXAS; Fire, Lightning, Explosion, Aircraft Impact and Smoke) yang dijamin pada Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) yang diterbitkan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), termasuk dan tidak terbatas pada polis All Risks (PAR/IAR) Munich Re Wording, Commercial All Risk, Manuscript Wording, ABI Wording, Mark IV/V, termasuk Comprehensive Machinery Insurance, Electronic Equipment Insurance dan polis-polis harta benda lainnya yang menjamin risiko FLEXAS.

Polis-polis yang bisa diterbitkan oleh perusahaan berdasarkan kegunaannya adalah :

a. PSAKI menggunakan wording dan klausul yang dikeluarkan oleh AAUI yang dapat diakses di website AAUI. Penggunaan polis ini bersifat prioritas dan diutamakan penggunaannya dalam penerbitan polis oleh perusahaan.

b. Industrial All Risks dan klausul, standar Munich Re atau ABI, digunakan untuk risiko yang berokupasi dengan kegiatan manufacture industry

c. Property All Risks dan klausul, standar Munich Re atau ABI, digunakan untuk risiko yang berokupasi dengan kegiatan jasa atau non manufacture industry

d. Commercial All Risks dan klausul, standar Munich Re atau ABI, digunakan untuk risiko yang berokupasi dengan kegiatan jasa yang dikombinasikan dengan manufacture industry

e. Polis dan klausul Property lain yang sudah diakui oleh AAUI

Untuk Industrial/Property All Risks, sedapat mungkin pada wording Section 1 dapat dituliskan wording aslinya yang berbunyi; “The Insurers hereby agree with the Insured that if at any time during the period of insurance the items or any part thereof entered in the Schedule and whilst at the premise(s) described in such Schedule shall suffer any unforeseen, sudden and accidental physical loss destruction or damage other than those specifically excluded in the General or Special Exclusions in a manner necessitating repair or replacement, the Insurers will indemnify the Insured in respect of such loss destruction or damage as hereinafter provided by payment in cash, replacement or repair (at the Insurers' option) up to an amount

Page 38: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

38 / 127

not exceeding in respect of each of the items at any location specified in the Schedule the sum set opposite thereto (sum insured) and not exceeding in any one event the limit of indemnity where applicable and not exceeding in all the total sum expressed in the Schedule as insured hereby”

f. Tailor Made

Berkaitan dengan penerbitan/pembuatan polis asuransi khususnya untuk Polis-Poiis dimana ikthisar Polis-nya belum menggunakan standar SIAT atau Polis-Polis Tailor Made perlu diperhatikan dan diatur sebagai berikut:

i. Pada polis-polis Tailor Made sering terjadi atau ditemukan kesalahan dalam pencantuman persyaratan pertanggungan walaupun Divisi Underwriting & Reasuransi (DUR) telah memberikan persetujuan akseptasi secara jelas, lengkap dan tertulis baik melalui email dan/atau facsimile.

ii. Kesalahan pencantuman persyaratan pertanggungan sebagaimana dimaksud diatas antara lain atau tidak terbatas pada hal-hal sebagai-berikui :

Jenis dan besarnya deductible.

Klausul-klausul

Warranty

Jenis okupasi risiko tidak sesuai dengan yang diajukan ke Kantor Pusat cq Divisi Teknik cq Bagian Underwriting untuk persetujuan akseptasi

Kesalahan-kesalahan selain di atas yang tidak dapat dirinci satu per satu

iii. Kesalahan sebagaimana dimaksud diatas dapat berakibat fatal bagi Perusahaan antara Iain :

Kerugian keuangan yang lebih besar dari semestinya bagi Perusahaan.

Menurunnya tingkat kepercayaan Tertanggung kepada Perusahaan karena dianggap tidak professiona dan tidak kompeten.

Reputasi Perusahaan menjadi kurang baik karena seolah-olah mempunyai niat untuk membohongi dan/atau merugikan Tertanggung apabila terjadi klaim karena adanya perbedaan antara persyaratan pertanggungan pada polis yang ada pada Tertanggung dan persyaratan pada saat persetujuan akseptasi.

iv. Untuk mencegah terjadinya kesalahan dan akibatnya sebagaimana dimaksud di atas, maka dalam penerbitan Polis Tailor Made ditetapkan sebagai berikut:

Sebelum menerbitkan Polis Tailor Made, Kantor Operasional wajib mengirimkan draft lkhtisar Polis/Schedule Policy kepada Divisi Teknik cq Bagian Underwriting melalui email/facsimile untuk pesetujuan.

Draft lkthisar Polis/Schedule Policy sebagaimana dimaksud di atas disampaikan melalui email, ditujukan kepada Divisi Teknik cq Bagian Underwriting atau melalui facsimile.

Draft ikthisar Polis/ Schedule Policy sebagaimana dimaksud di atas, setelah diterima oleh Divisi Teknik cq Bagian Underwriting akan diperiksa dan dikoreksi (bila perlu). Hasil pemeriksaan dan/atau koreksi akan diberikan tanda persetujuan oleh Pejabat Divisi Teknik cq Bagian Underwriting yang berwenang dan dikirim kembali ke Kantor Operasional melalui email/facsmile ulang paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak draft ikhtisar polis/ Schedule Policy diterima.

v. Guna memudahkan Kantor Cabang/pemasaran dalam melakukan pembuatan polis, Divisi Teknik cq Bagian Underwriting bekerja sama dengan Divisi Teknologi dan Informasi akan segera melengkapi Softcopy specimen lkhtisar Polis/Schedule Polis Tailor Made, Wordings Polis pada program SIAT. Klausul-klausul dan Warranty Polis yang belum dimiliki Kantor Operasional yang biasa digunakan dalam pasar industri asuransi nasional sedapat mungkin disediakan pada program SIAT atau dikirim melalui email.

Page 39: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

39 / 127

Pelanggaran atas Peraturan Direksi ini akan diberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Jenis Penutupan

Macam penutupan asuransi harta benda yakni dengan menggunakan:

a. Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) untuk risiko FLEXAS (Perusahaan mengutamakan polis ini).

b. Industrial All Risks (IAR) Munich Re wording, Property All Risks (PAR) Munich Re wording, Commercial All Riks, Manuscript wording, ABI wording, Mark IV/V,

c. Polis-polis harta benda lainnya yang menjamin risiko FLEXAS.

4. Objek Pertanggungan

Seluruh risiko industri dan non industri (industrial & non industrial risks) yang diatur OJK, serta yang ditetapkan oleh Kantor Pusat cq. Divisi Teknik cq Bagian Underwriting kecuali yang diatur secara khusus atas suatu obyek pertanggungan.

SEMUA harta benda dapat diasuransikan, kecuali:

a. Barang-barang orang lain yang disimpan dan/atau dititipkan atas dasar percaya atau komisi.

b. Logam mulia, perhiasan atau batu permata dan batu mulia.

c. Barang antik atau barang seni.

d. Naskah, rencana, gambar atau disain, pola, model atau tuangan dan cetakan.

e. Efek-efek, obligasi, saham atau segala macam surat berharga dan dokumen, perangko, materai dan pita cukai, uang kertas dan uang logam, buku-buku usaha dan catatan-catatan sistem komputer.

f. Bahan peledak.

Barang-barang tersebut tetap dapat diasuransikan, asal saja dinyatakan secara tegas dalam polis

5. Obyek Yang Dapat Di-cover hanya seijin Direksi cq Divisi Teknik.

Berdasarkan pertimbangan, untuk saat ini pertanggungan beberapa jenis okupasi dan jenis risiko serta konstruksi bangunan pada Asuransi Harta Benda dipandang perlu untuk dihindari.

a. Asuransi Harta Benda

i. Exploration and Production of petroleum and natural gas, terminals (kode 204)

ii. Plastic Articles (Kode 234)

iii. Textile (kode 24), kecuali Laundry (kode 249),

iv. Paper, cardboard and hardboard factories ; Paper manufacture (kode 2511), carton manufacture (kode 2521), Shoe factories (kode 257)

v. Bamboo, Wood & Rattan (Kode 26) Tobacco, cigars and cigarettes manufactures (kode 279)

vi. Power Station (Kode 28) kecuali Kode 280 dan Kode 287

vii. Pasar Risk (kode 2935)

viii. Gudang pribadi / umum (kode 2937) dan Bonded (kode 29394), kecuali tanpa stok

ix. Special for plantation (fire risk/FLEXA) (kode 30 & 40)

x. Business Interruption / Loss of Profit / Cons. Loss following RSMD tanpa menutup Material Damage.

xi. Livestock dan Risiko Silent Risk

xii. Semua Okupasi dengan Konstruksi kelas 3 (tiga)

b. Adapun pembatasan dimaksud didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain :

i. Penetapan Tarif Premi (batas bawah dan batas atas) mengacu kepada kebijakan underwriting Perusahaan.

Page 40: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

40 / 127

ii. Untuk mencegah kerugian Perusahaan dari klaim-klaim yang mungkin akan timbul yang sebetulnya dapat dicegah saat akseptasi dilakukan.

iii. Untuk mencegah terjadinya kekeliruan dalam penempatan risiko yang tidak sesuai dengan persyaratan Treaty Reasuransinya.

iv. Agar risiko-risiko yang diaksep lebih terkontrol dan terkoordinasi

v. Penutupan asuransi atas obyek/risiko dimaksud pada umumnya dikecualikan pada kontrak Reasuransi Otomatis (Reasuransi Treaty Non Proportional dan atau Reasuransi Treaty Proportional)

vi. Agar supaya Kantor Operasional lebih fokus untuk mendapatkan bisnis dari penutupan asuransi selain yang disebutkan pada poin 5.a.i. sampai dengan poin 5.a.xii. di atas.

c. Penutupan Asuransi baru maupun polis-polis perpanjangan yang loss ratio di atas 100% untuk lini bisnis kendaran bermotor dan 60% untuk lini bisnis lainnya baik sebagai Leader maupun Member.

6. Risiko Yang Dijamin

Berdasarkan polis yang umum diterbitkan oleh Perusahaan, dalam hal ini PSAKI, kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung disebabkan oleh:

a. Kebakaran

Yang disebabkan oleh kekurang hati-hatian atau kesalahan Tertanggung atau pihak lain, ataupun karena sebab kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan, yang diakibatkan oleh:

i. menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri atau karena sifat barang itu sendiri;

ii. hubungan arus pendek;

iii. kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain di sekitarnya dengan ketentuan kebakaran benda lain tersebut bukan akibat dari risiko yang dikecualikan; termasuk juga kerugian atau kerusakan sebagai akibat dari air dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran dan atau dimusnahkannya seluruh atau sebagian harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran.

b. Petir

Kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh petir. Khusus untuk mesin listrik, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik, kerugian atau kerusakan dijamin apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda-benda dimaksud.

c. Ledakan

Yang berasal dari harta benda yang dipertanggungkan. Pengertian ledakan adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-tiba yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya suatu bejana (ketel uap, pipa dan sebagainya) dapat dianggap ledakan jika dinding bejana itu robek terbuka sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan tekanan secara tiba-tiba di dalam maupun di luar bejana.

Jika ledakan itu terjadi di dalam bejana sebagai akibat reaksi kimia, setiap kerugian pada bejana tersebut dapat diberikan ganti rugi sekalipun dinding bejana tidak robek terbuka.

Kerugian yang disebabkan oleh rendahnya tekanan di dalam bejana tidak dijamin.

Kerugian pada mesin pembakar yang diakibatkan oleh ledakan di dalam ruang pembakaran atau ledakan pada bagian tombol saklar listrik akibat timbulnya tekanan gas, tidak dijamin.

Dengan syarat apabila terhadap risiko ledakan ditutup juga pertanggungan dengan polis jenis lain yang khusus untuk itu, Penanggung hanya menanggung sisa kerugian dari jumlah yang seharusnya dapat dibayarkan oleh polis jenis lain tersebut apabila polis ini dianggap seolah-olah tidak ada.

Page 41: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

41 / 127

d. Kejatuhan Pesawat Terbang

Kejatuhan pesawat terbang yang dijamin dalam polis ini adalah benturan fisik antara pesawat terbang termasuk helikopter atau segala sesuatu yang jatuh dari padanya dengan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda dan/atau kepentingan yang dipertanggungkan.

e. Asap

Yang berasal dari kebakaran harta benda yang dipertanggungkan.

7. Risiko Yang Tidak Dijamin

a. Masih berdasarkan polis yang umum diterbitkan oleh Perusahaan, dalam hal ini PSAKI, kerugian atau kerusakan yang tidak dijamin pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari:

i. Pencurian dan atau kehilangan pada saat dan setelah terjadinya peristiwa yang dijamin Polis.

ii. Kesengajaan Tertanggung, wakil Tertanggung atau pihak lain atas perintah Tertanggung;

iii. Kesengajaan pihak lain dengan sepengetahuan Tertanggung, kecuali dapat dibuktikan bahwa hal tersebut terjadi di luar kendali Tertanggung;

iv. Kesalahan atau kelalaian yang disengaja oleh Tertanggung atau wakil Tertanggung;

v. Kebakaran hutan, semak, alang-alang atau gambut;

vi. Segala macam bahan peledak;

vii. Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nuklir, ionisasi, fusi, fisi atau pencemaran radio-aktif, tanpa memandang apakah itu terjadi di dalam atau di luar bangunan dimana disimpan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan;

viii. Gempa bumi, letusan gunung berapi atau tsunami;

ix. Segala macam bentuk gangguan usaha.

b. Polis ini tidak menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh, timbul dari, atau akibat dari risiko-risiko dan atau biaya berikut, kecuali jika secara tegas dijamin dengan perluasan jaminan khusus untuk itu :

i. Kerusuhan, Pemogokan, Penghalangan Bekerja, Perbuatan Jahat, Huru-hara, Pembangkitan Rakyat, Pengambil-alihan Kekuasaan, Revolusi, Pemberontakan, Kekuatan Militer, Invasi, Perang Saudara, Perang dan Permusuhan, Makar, Terorisme, Sabotase atau Penjarahan; Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya, di mana Penanggung menyatakan bahwa suatu kerugian secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh satu atau lebih risiko-risiko yang dikecualikan di atas, maka merupakan kewajiban Tertanggung untuk membuktikan sebaliknya;

ii. Tertabrak kendaraan, asap industri, tanah longsor, banjir, genangan air, angin topan atau badai;

iii. Biaya pembersihan puing-puing.

8. Perluasan

a. Huru-hara dan kerusuhan

b. Banjir termasuk angin topan

c. Terorisme dan sabotase

d. Gangguan usaha (business interruption)

9. Batasan Harga Pertanggunan Yang Dapat Diaksep

Untuk menentukan harga pertanggungan harta benda ditegaskan bahwa sebagaimana PSAKI, harga pertanggungan ditetapkan berdasarkan perkiraan harga pasar harta benda tersebut sepanjang periode pertanggungan.

Page 42: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

42 / 127

10. Suku Premi/Rate, Kelas Konstruksi Dan Risiko Sendiri

a. Perusahaan wajib memberlakukan tarif premi sebagaimana ketentuan OJK untuk jaminan terhadap risiko FLEXAS.

b. Perusahaan wajib mencantumkan rincian tarif premi Asuransi Harta Benda beserta jaminan perluasannya dalam ikhtisar polis atau dokumen yang merupakan bagian dari polis yang wajib diketahui oleh tertanggung dan/atau pembayar premi.

c. Perusahaan Asuransi Umum wajib mengenakan premi tambahan yang wajar untuk setiap perluasan jaminan.

d. Penetapan Rate premi tergantung faktor-faktor Underwriting sebagai berikut

i. Okupasi / kode / surrounding property (berkenaan dengan risiko berdampingan/multi okupasi, maka pengenaan rate adalah yang tertinggi)

ii. Kelas Konstruksi

iii. Lokasi

iv. Perluasan Jaminan

v. Pengalaman Kerugian 3 (tiga) tahun terakhir

vi. Kondisi Manajemen Internal (Risiko Industri) dan Eksternal (Ekonomi/Politik dan Sosial)

vii. Ketentuan teknis dalam suatu pool atau konsorsium

e. Pengaturan kelas konstruksi adalah sebagai berikut :

i. Kelas Konstruksi 1: Bangunan dikatakan berkonstruksi kelas 1 (satu) apabila dinding, lantai dan semua komponen penunjang strukturalnya serta penutup atap terbuat seluruhnya dan sepenuhnya dari bahan-bahan yang tidak mudah terbakar. Jendela-jendela dan/atau pintu-pintu beserta kerangkanya, dinding partisi dan penutup lantai boleh diabaikan.

ii. Kelas Konstruksi 2: Bangunan dikatakan berkonstruksi kelas 2 (dua) adalah bangunan-bangunan yang kriterianya sama seperti apa yang disebutkan dalam bangunan berkonstruksi kelas 1 (satu), dengan kelonggaran-kelonggaran sebagai berikut :

Penutup atap boleh terbuat dari sirap kayu keras.

Dinding-dinding boleh mengandung bahan-bahan yang dapat terbakar sampai maksimum 20% dari luas dinding.

Lantai dan struktur-struktur penunjangnya boleh terbuat dari kayu.

iii. Kelas Konstruksi 3: Semua bangunan-bangunan lainnya selain yang disebutkan di atas.

f. Dalam hal menggunakan Loss Limit wajib memberlakukan tarif premi sesuai ketentuan OJK.

g. Untuk perluasan jaminan gangguan usaha (business interruption) wajib memberlakukan tarif premi untuk perluasan jaminan gangguan usaha sesuai dengan ketentuan OJK.

h. Tidak diperkenankan menjual tarif premi asuransi yang lebih tinggi dari pada yang ditetapkan oleh Perusahaan.

i. Ketentuan Risiko Sendiri minimum atas risiko FLEXAS untuk kerusakan fisik (material damage) dan gangguan usaha (business interruption) mengikuti ketentuan OJK.

11. Batasan Jangka Waktu Pembayaran Premi (WPC; Warranty Payment Clause)

Batas Jangka Waktu Pembayaran Premi untuk Asuransi Harta Benda yaitu sesuai dengan ketentuan polis.

B. ASURANSI GANGGUAN USAHA (LOSS OF PROFIT INSURANCE)

1. Luas Jaminan

Program ini merupakan perluasan dari kelas bisnis asuransi-asuransi; Kebakaran, Property/Industrial/Commercial All Risk, Pembangaunan/Konstruksi, Pemasangan Mesin, Mesin-mesin Industri dan Kerusakan Stok. Dengan perluasan ini, maka kerugian karena kehilangan

Page 43: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

43 / 127

keuntungan akibat hilangnya penerimaan (reduction in turn over) atau peningkatan biaya produksi (increase in cost of working) yang disebabkan oleh risiko yang dijamin dalam polis asuransi tersebut di atas, akan diganti oleh perusahaan asuransi.

2. Underwriting info

a. Menganalisa berapa besar potensi kehilangan keuntungan tertanggung jika terjadi kerugian

b. Menganalisa keuangan tertanggung 3 tahun terakhir

c. Menganalisa loss record 3 tahun terakhir

d. Loss of profit ini harus following material damage, dan lebih safety pada penutupan property dibandingkan pada penutupan machinery breakdown.

Page 44: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

44 / 127

BAB III – ASURANSI KENDARAAN (MOTOR INSURANCE)

A. ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR (MOTOR VEHICLE INSURANCE)

1. Perlindungan Terhadap Kendaraan Bermotor

Risiko huru-hara, kerusuhan & bencana alam kini dapat diperluas dalam asuransi kendaraan bermotor, sehingga para pemegang polis dapat lebih nyaman.

Ketika kerusuhan Mei dan November 1998, banjir di tahun 2002 dan 2005 terjadi di Jakarta, tsunami di Aceh akhir tahun 2004, banyak pemilik kendaraan bermotor yang mengasuransikan kendaraannya merasa kecewa. Pasalnya, kerusakan dan kerugian yang mereka alami ternyata tidak dijamin oleh perusahaan asuransi. Saat itu, penutupan terhadap kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh huru-hara dan kerusuhan atau bencana alam, masih merupakan kebijakan masing-masing perusahaan.

Belajar dari kejadian-kejadian tersebut, kini jaminan Asuransi Kendaraan Bermotor sudah dapat diperluas dengan jaminan untuk risiko huru-hara, gempa bumi dan kecelakaan diri serta tanggung jawab hukum. Sekarang ini harus pula diperhatikan peraturan yang dikeluarkan pemerintah mengenai rating dan ketentuan yang baru dalam meng-underwrite dan sesi pelaporannya.

2. Polis Asuransi Kendaraan Bermotor

Asuransi Kendaraan Bermotor: adalah Produk Asuransi Kerugian yang melindungi Tertanggung dari risko kerugian yang mungkin timbul sehubungan dengan kepemilikan dan pemakaian kendaraan bermotor.

Perusahaan asuransi umum yang memasarkan Asuransi Kendaraan Bermotor sesuai dengan ketentuan Polis Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI) yang diterbitkan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) beserta klausul-klausul

3. Jenis Penutupan

Ada dua macam penutupan asuransi kendaraan bermotor, yakni: Komprehensif (gabungan) atau biasa juga disebut All Risks dan Total Loss Only lazim disingkat TLO.

a. Komprehensif (All Risks)

Komprehensif (All Risks) atau gabungan adalah penggantian kerugian/kerusakan pada kendaraan bermotor dari segala risiko selain yang dikecualikan oleh polis atau jaminan terhadap seluruh risiko kerusakan, kehilangan dan risiko lain sebagaimana yang tercantum dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia kecuali atas risiko yang dikecualikan di dalamnya. Misalnya kaca spion atau lampu depan pecah, velg dicuri maling, dan kerusakan-kerusakan aksesoris lainnya. Klaim Komprehensif bisa dilakukan berulang-ulang selama kendaraan dipertanggungkan. Total Loss Only secara otomatis sudah termasuk juga dalam jaminan All Risks.

b. Kerugian Total (Total Loss Only/TLO)

i. Kerugian Konstruktif Keseluruhan (Constructive Total Loss/CTL)

Penutupan TLO untuk kasus-kasus karena kecelakaan berat yang menimbulkan kerugian atau kerusakan kendaraan sama dengan atau lebih dari 75% dari harga sebenarnya kendaraan tersebut.

ii. Kerugian Aktual Keseluruhan (Actual Total Loss/ATL)

Termasuk di dalam risiko ATL adalah kendaraan tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan kembali serta kehilangan keseluruhan karena pencurian atau perampokan

iii. Klaim TLO hanya berlaku sekali saja, setelah itu polis otomatis berakhir.

4. Objek Pertanggungan

Obyek Pertanggungan yang dapat diaksep:

a. Lini Usaha Asuransi Kendaraan Bermotor; Kendaraan Bermotor, Kendaraan Bus dan Kendaraan Angkutan Barang (Truk)

Page 45: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

45 / 127

b. Peralatan non-standar dapat juga diasuransikan sejauh barang-barang tersebut dinyatakan secara rinci berikut harga pertanggungannya di dalam polis

c. Lini Usaha Asuransi Heavy Equipment / Contractors’ Plant & Machineries tidak dikategorikan dalam lini usaha asuransi kendaraan bermotor dan panduannya diatur tersendiri.

5. Objek Yang Tidak Dapat Dijamin Kecuali Seijin Direksi Cq Divisi Teknik cq Bagian Underwriting

Berdasarkan pertimbangan, untuk saat ini pertanggungan Komprehensif untuk beberapa jenis kategori pada Asuransi Kendaraan Bermotor dipandang perlu untuk dihindari sehingga bilamana diaksep memerlukan persetujuan Direksi cq Divisi Teknik, yaitu untuk:

a. Kendaraan Import-Completely Built Up (CBU).

b. Kendaraan penumpang yang disewakan

c. Kendaraan penumpang milik instansi ABRI, Kedutaan/Diplomat Negara Asing

d. Kendaraan truk/pick up/box angkutan barang (kategori 6), bus (kategori 7) dan kendaraan roda dua dan tiga (kategori 8)

e. Jenis kendaraan yang memiliki profil khusus dengan portofolio dan risiko yang lebih tinggi seperti kendaraan truk tangki, taksi, ambulance, mobil pemadam kebakaran, kendaraan dengan penggunaan komersial dan sejenisnya.

f. Pertanggungan Total Loss Only (TLO) pada jenis kendaraan roda 2 (dua) dan 3 (tiga) (kategori 8) baik kepada perorangan maupun badan hukum dengan dibuktikan perorangan maupun badan hukum tersebut merupakan accomodation line dan loss ratio klaimnya rendah dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun berakhir.

g. Usia Kendaraan pada saat penutupan dan atau perpanjangan polis yang melebihi usia;

i. 10 tahun untuk Pertanggungan Komprehensif.

ii. 12 tahun untuk Pertanggungan Total Loss Only (TLO).

Kecuali dapat dibuktikan merupakan accommodation business line.

Adapun pembatasan dimaksud didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain :

a. Untuk mencegah kerugian Perusahaan dari klaim-klaim yang mungkin akan timbul yang sebetulnya dapat dicegah saat akseptasi dilakukan.

b. Untuk mencegah terjadinya kekeliruan dalam penempatan risiko yang tidak sesuai dengan persyaratan Treaty Reasuransinya.

c. Agar risiko-risiko yang diaksep lebih terkontrol dan terkoordinasi

d. Penutupan asuransi atas obyek/risiko dimaksud pada umumnya dikecualikan pada kontrak Reasuransi Otomatis (Reasuransi Treaty Non Proportional dan atau Reasuransi Treaty Proportional)

6. Risiko Yang Dijamin

Penyebab kerugian/kerusakan kendaraan bermotor yang dijamin adalah:

a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan

b. Perbuatan jahat orang lain

c. Pencurian, termasuk pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman

d. Kebakaran, termasuk kebakaran benda atau kendaraan bermotor lain yang berdekatan atau karena air dan alat-alat lain yang digunakan untuk memadamkan kebakaran, dan juga karena perintah yang berwewenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran

e. Sambaran petir

f. Biaya yang dikeluarkan untuk menjaga atau mengangkut kendaraan ke bengkel

7. Risiko Yang Tidak Dijamin

Page 46: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

46 / 127

a. Kerugian atau kerusakan yang disengaja oleh tertanggung atau anggota keluarga tertanggung, atau bekerja pada tertanggung

b. Pengemudi sedang dalam keadaan mabuk atau berada dibawah pengaruh minuman keras atau obat-obat terlarang

c. Pengemudi tidak punya SIM (Surat Izin Mengemudi) atau masa berlaku SIM sudah habis

d. Dipakai balap mobil

e. Dipakai belajar mengemudi

f. Dikemudikan dalam keadaan rusak

g. Digunakan untuk karnaval/pawai

h. Digunakan untuk melakukan kejahatan atau perbuatan melanggar hukum

i. Digunakan di atas jalan terlarang

j. Kelebihan muatan

k. Perang/huru-hara

l. Memasuki daerah bencana alam

m. Akibat dari reaksi nuklir

n. Aus dan karat

8. Perluasan

a. Banjir termasuk angin topan;

b. Gempa bumi dan tsunami;

c. Huru-hara dan kerusuhan (SRCC – Strike, Riot, and Civil Commotion);

d. Terorisme dan sabotase;

e. Tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (kendaraan penumpang dan sepeda motor);

f. Tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (kendaraan niaga, truk, dan bus);

g. Kecelakaan diri untuk pengemudi;

h. Kecelakaan diri untuk penumpang; dan/atau

i. Tanggung jawab hukum terhadap penumpang.

j. Klausul wajib Perusahaan

9. Batasan Harga Pertanggungan Yang Dapat Diaksep

Untuk menentukan harga pertanggungan kendaraan bermotor ditegaskan bahwa sebagaimana Standar Polis Asuransi Kendaraan Bermotor, harga pertanggungan ditetapkan berdasarkan perkiraan harga pasar kendaraan tersebut sepanjang periode pertanggungan ditambah dengan harga/nilai peralatan non standar (jika ada) mengingat harga peralatan non standar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari harga kendaraan

Peralatan non standar dimaksud misalnya kaca film, velg racing, tanduk bumper, spoiler, lampu tambahan untuk accessories, tape recorder, tv dan peralatan non standar lainnya, dengan menuliskan merk, tipe, jenis dan tahun pembuatannya.

10. Suku Premi/Rate dan Risiko Sendiri

a. Pengenaan suku premi atau rate dan risiko sendiri (deductible) adalah mengacu pada ketentuan yang diatur oleh OJK

b. Khusus untuk klaim total loss karena pencurian diberikan deductible 10% dari klaim yang disetujui.

11. Batasan Jangka Waktu Pembayaran Premi

Batas Jangka Waktu Pembayaran Premi untuk Asuransi Kendaraan Bermotor yaitu sesuai dengan PSAKBI.

Page 47: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

47 / 127

B. ASURANSI ALAT-ALAT BERAT (HEAVY EQUIPMENT INSURANCE)

1. Perlindungan Terhadap Alat Berat

Jenis asuransi ini bertujuan untuk memberikan jaminan terhadap alat-alat berat yang diperqunakan oleh tertanggung terhadap resiko yang dijamin dalam polis Heavy Equipment (HE), Hal yang perlu diperhatikan adalah HE tersebut dipergunakan di dalam proyek dan tidak keluar dari proyek atau jalan umum. Perhatikan dari operator experiencenya dan juga usia dari HE serta kondisi alam dan politik dari daerah tempat HE tersebut dioperasikan.

Selain itu juga perlu diperhatikan loss experience dari tertanggung, biasanya dalam klaim partial HE jarang sekali repair kebanyakan dalam kondisi replace dimana saat ini harga parts dari HE adalah cukup mahal dari original manufacturenya seperti volvo, kobelco, Hitachi, indomobil, trakindo dll. Biasanya penawaran harga dalam bentuk USD/EURO dan sering juga parts tersebut harus dipesan keluar negeri dan akan memakan waktu dalam proses repair/replace. Dan tidak menutup kemungkinan juga klaim dapat berupa total loss seperti terbakar (riot), tenggelam dalam pengurukan atau jatuh ke jurang.

Walaupun HE tidak di back up oleh treaty proporsional namun bila ada penawaran tidak langsung ditolak namun dapat disampaikan ke divisi tehnik untuk dianalisa. Dan juga nomor registrasi HE harus disampaikan setiap ada permintaan penutupan (SPPA).

2. Faktor Underwriting

a. Usia Alat (max. 10 tahun)

b. Lokasi atau wilayah

c. Jenis Pekerjaan dan Jenis Usaha

d. Loss Record 2 tahun terakhir

e. Negara Pembuat

3. Batas Jangka Waktu Pembayaran Premi (WPC)

Batas Jangka Waktu Pembayaran Premi untuk Asuransi Alat-alat Berat yaitu sesuai dengan kesepakatan.

Page 48: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

48 / 127

BAB IV – ASURANSI REKAYASA (ENGINEERING INSURANCE)

A. ASURANSI KONSTRUKSI (CONTRACTOR’S ALL RISKS INSURANCE)

Proyek-proyek pembangunan dan pemasangan mesin industri, nilainya sangat besar. Sebaiknya pekerjaan itu diproteksi dari ancaman risiko kerugian.

Proyek-proyek pembangunan, pemeliharaan dan pemasangan/instalasi mesin industri menyangkut jumlah uang yang sangat besar. Nilai proyek ini mencapai miliaran bahkan triliunan rupiah. Namun demikian, proyek-proyek itu tidak otomatis kebal terhadap risiko kerugian. Proyek ini tetap rentan terhadap kerugian yang diakibatkan oleh berbagai peristiwa, seperti bencana alam, kebakaran, peledakan, alat-alat pengaman yang tak berfungsi, pencurian, dan bahaya-bahaya lain yang tak terduga datangnya. Oleh karena itu, sebaiknya pekerjaan-pekerjaan tersebut dilindungi dengan asuransi.

Pada dasarnya polis-polis pada Asuransi Rekayasa adalah jaminan all risks dimana yang terpenting dalam mengintrepretasikan polis ini adalah melalui risiko-risiko yang tidak dijamin. Secara teknis, pada polis all risk, khususnya polis CAR dan EAR Standar Munich Re, untuk jaminan tertulis pada Section 1 (Material Damage) seperti berikut:

“The Insurers hereby agree with the Insured that if at any time during the period of cover the items or any part thereof entered in the Schedule shall suffer any unforeseen and sudden physical loss or damage from any cause, other than those specifically excluded, in a manner necessitating repair or replacement, the Insurers will indemnify the Insured in respect of such loss or damage as hereinafter provided by payment in cash, replacement or repair (at their own option) up to an amount not exceeding in respect of each of the items specified in the Schedule the sum set opposite thereto and not exceeding in any one event the limit of indemnity where applicable and not exceeding in all the total sum expressed in the Schedule as insured hereby.

The Insurers will also reimburse the Insured for the cost of clearance of debris following upon any event giving rise to a claim under this Policy provided a separate sum therefore has been entered in the Schedule” .

Namun demikian ada beberapa hal yang perlu perhatian terhadap wording Deductible dengan berbagai macam versi, seperti:

1. “………% of loss with minimum IDR/USD …………, a.o.a. in respect of subsidence, landslide, inundation, collapse, volcanic eruption, tsunami, earthquake, defective/faulty design, testing and commissioning and the maintenance period.

2. “………% of loss with minimum IDR/USD …………, a.o.a. for earthquake, volcanic eruption, tsunami, storm, flood, water damage, designer’s risk, and major perils.

3. “………% of loss with minimum IDR/USD …………, a.o.a. in respect of loss, destruction or damage aringsing from defective design, defective materials, faulty design during testing and commissioning and the maintenance period, act of god, fire and collapse and all other loss or damage.

4. “………% of loss with minimum IDR/USD …………, a.o.a. in respect act of god including landslide & subsidence, riots, strike, malicious damage, civil commotion (RSMDCC), testing and commissioning during maintenance period, designer’s risk, water damage.

5. Fire, storm, tempest, collapse, earthquake, volcanic eruption, designer’s risk, testing and commissioning and during the maintenance period : “………% of loss with minimum IDR/USD …………, a.o.a.

Terhadap wording seperti di atas secara tegas agar menghapus kata-kata; defective design, defective materials atau faulty design, RSMDCC dan lainnya bila pada polis tidak ada klausul perluasan atas risiko-risiko tersebut.

Page 49: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

49 / 127

1. Jenis-jenis Polis

Ada beberapa jenis produk perlindungan yang disediakan industri asuransi untuk pekerjaan-pekerjaan pembangunan, pemeliharaan dan pemasangan mesin industri dan perkembangan teknologi di bidang engineering yang semakin pesat menuntut pengetahuan yang cukup oleh karena itu diperlukan Underwriting Company yang dapat menawarkan bentuk-bentuk perjanjian pertanggungan (Polis) yang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun untuk menentukan jenis resiko, penutupan engineering terbagi dalam beberapa kelompok yaitu:

a. Civil Engineering (Teknik Sipil).

b. Mechanical Engineering (Teknik Mesin).

c. Electrical Engineering (Teknik Listrik).

d. Chemical Engineering (Teknik Kimia)

Program ini menjamin kerugian dari proyek yang sedang dalam pembangunan maupun masa pemeliharaan dari berbagai akibat, termasuk kerugian yang diderita oleh pihak ketiga. Proyek yang dimaksud antara lain pembangunan kantor, pertokoan, pabrik, jalan raya, dam dan irigasi, pelabuhan laut dan udara, dan lain sebagainya.

2. Luas Jaminan

Asuransi yang menjamin kerugian keuangan akibat kerusakan terhadap pembangunan konstruksi, pemasangan instalasi pabrik, pemakaian mesin-mesin industri, peralatan berat penunjang pembangunan dan peralatan mesin-mesin elektronik. Asuransi Contarctor's All Risk ini adalah Asuransi yang berhubungan dengan proses pembangunan teknik sipil, yang dibagi dalam 2 golongan yaitu :

a. Teknik sipil kering

b. Teknik sipil basah

3. Risiko yang dijamin

Proyek dijamin dari kerugian yang disebabkan oleh:

a. Bencana alam

b. Kebakaran

c. Peledakan

d. Tertabrak atau terbentur kendaraan atau tertimpa pesawat udara yang jatuh.

e. Kerusakan/kerugian karena kelalaian/kesalahan kontraktor

f. Pencurian, termasuk pencurian dengan kekerasan

g. Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

4. Pengecualian

Asuransi tidak menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh:

a. Perang dan sejenisnya: invasi, hostiles (baik dengan pernyataan perang atau tidak), pemberontakan, revolusi, kudeta, kerusuhan, pemogokan, keramaian umum, locked-out workers.

b. Nuklir (radiasi nuklir atau kontaminasi radioaktif)

c. Tindakan atau kelalaian yang disengaja

d. Penghentian pekerjaan baik secara total maupun sebagian

e. Consequential loss (peningkatan biaya produksi)

f. Desain yang salah (faulty design), bahan atau material yang rusak (defective material)

g. Jaringan transmisi dan distribusi (transmission and distribution lines), lebih dari 1.000 meter

5. Periode Pertanggungan

Masa pertanggungan dalam Asuransi Konstruksi dapat dibagi dalam beberapa tahap, yakni:

a. Masa persiapan pembangunan

Page 50: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

50 / 127

b. Masa konstruksi/instalasi

c. Masa percobaan (testing)

d. Masa commissioning

e. Masa pemeliharaan (maintenance)

f. Sampai penyerahan proyek dari kontraktor kepada pemilik

6. Perluasan

Polis Asuransi Konstruksi masih dapat diperluas dengan:

a. Biaya pembersihan puing (removal debris)

b. Risiko selama masa perawatan (maintenance cover)

c. Professional fees

d. Kesalahan desain (designer risks). Perusahaan sebisa mungkin menghindari perluasan risiko ini.

7. Underwriting Info

Kelengkapan data adalah syarat yang harus ada sebagai dasar pertimbangan. Data tersebut bisa berupa dokumen, hasil survei lapangan dan opini, seperti:

a. Isi Surat Perjanjian Kerja antara Prinsipal dan Kontraktor, agar diketahui batasan hak dan kewajiban kedua belah pihak.

b. Data teknis yang terdiri dari spesifikasi pekerjaan, gambar denah/lay-out, gambar struktur bangunan, gambar potongan bangunan dan Time Schedule.

c. Pelaksana pekerjaan/kontraktor dan sub kontraktor agar diketahui pengalaman dan reputasi pekerjaan mereka.

d. Loss record yang pernah ada 2 (dua) tahun terakhir

8. Harga Pertanggungan

Perhitungan Harga Pertanggungan umumnya berdasarkan pada:

a. Bill of Quantity yang berisi rincian harga pertanggungan atau Value of Works.

b. Surrounding Property yaitu harta benda Tertanggung yang berada di sekitar proyek.

c. Plant and Machinery yaitu peralatan pembangunan yang mana Harga Pertanggungan berdasarkan New Replacement Value.

d. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga (TPL) harus ditentukan perkiraan berapa besarnya tuntutan apabila terjadi kerugian.

9. Jangka Waktu Pertanggungan

Jangka waktu pertanggungan berkorelasi dengan ketentuan pensesian Tahun Treaty Reasuransi dapat dilihat dari jangka waktu pekerjaan proyek yang tercantum pada kontrak kerja atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), bila berbeda tahun mulainya proyek antara kontrak dan SPMK, maka yang digunakan adalah tahun yang tertera pada SPMK.

Informasi yang ada pada kontrak, antara lain:

a. Pekerjaan konstruksi atau pemasangan.

b. Testing dan Commisioning period

c. Jangka waktu pemeliharaan

d. Situasi dan kondisi lingkungan, cuaca dan alam

10. Suku premi

Nilai premi penutupan asuransi konstruksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: lama pembangunan, jenis proyek (pekerjaan sipil basah atau sipil kering), pengalaman kontraktor yang menangani pembangungan proyek dan kondisi lingkungan proyek (termasuk kondisi alam dan keadaan cuaca).

Page 51: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

51 / 127

11. Keterangan Tambahan Untuk Kategori Risiko (Risk Category)

a. Proyek Teknik Sipil Basah, Perusahaan menghindari kategori risiko ini.

Proyek Tehnik Sipil Basah (dilakukan di area aliran atau perairan), dikategorikan sebagai Objek Pertanggungan dengan tingkat risiko tinggi seperti:

i. Pembangunan jembatan, jalan dan atau pekerjaan tanah yang melalui sungai atau daerah perairan.

ii. Pembangunan saluran air, irigasi, saluran pembangunan, jaringan pipa, pembangunan pusat listrik tenaga air (PLTA) baik secara keseluruhan maupun hanya bagian-bagian seperti dam (untuk keperluan irigasi), penstock, shaft dan terowongan, surge tank, power house.

iii. Pembangunan pelabuhan, jetty, dok, sea wall, pemecah gelombang (break water),

iv. Pembangunan kedap air (water proofing)

v. Pembangunan yang dilakukan di daerah atau struktur tanah yang labil.

b. Proyek Teknik Sipil Kering

i. Proyek pekerjaan pembangunan sarana transportasi dan perluasan atau penambahan yang sudah ada, dalam hal ini dikategorikan sebagai objek pertanggungan dengan tingkat resiko sedang seperti:

Pembangunan lapangan terbang (baik baru maupun merupakan perluasan atau penambahan)

Pembangunan sarana jalan raya (baik baru maupun yang bersifat peningkatan dari jalan yang sudah ada.

Pekerjaan renovasi, penambahan atau perluasan dari bangunan yang sudah ada.

ii. Proyek pekerjaan konstruksi lainnya dikategorikan sebagai objek pertanggungan dengan tingkat risiko rendah, seperti pembangunan gedung dengan konstruksi beton ataupun baja.

12. Ketentuan Khusus

a. Penambahan klausul atau endorsemen agar memperhatikan tingkat risiko.

b. Kesesuaian deductible, limit pada klausul atau endorsemen, risiko yang dijamin terhadap klausul tambahan pada daftar klausul (mengacu pada Munich Re (MR) Policy/Endorsement/Clauses)

c. Kesesuaian antara judul klausul dengan isi klausul

d. Hindari double clauses (tidak mencantumkan beberapa clauses yang sama secara berulang)

B. ASURANSI PEMASANGAN MESIN (ERECTION ALL RISK INSURANCE)

Asuransi ini menjamin kontraktor atau pemilik proyek dari kerugian atau kerusakan yang terjadi selama masa pemasangan/instalasi mesin, Polis ini bersifat All Risks, yaitu menjamin semua kerusakan dan kerugian yang bersifat tidak terduga atau yang tiba-tiba terjadi. Asuransi yang berhubungan dengan proses pemasangan instalasi industri, misalnya instalasi pipa pada pabrik kimia, instalasi mesin pabrik. Bila dalam proses pembangunan terdapat pekerjaan yang lazimnya berada dalam asuransi CAR maupun EAR maka harus dilihat jika pekerjaan teknik sipil lebih dominan dari pekerjaan pemasangan, maka asuransinya adalah CAR, begitu pula sebaliknya. Bila perbandingan antara CAR dan EAR 50:50, lebih baik menggunakan asuransi CAR.

1. Objek yang diasuransikan

Semua jenis proyek pemasangan, seperti:

a. Individual mesin, seperti turbin, steam boiler, kompresor, transformer, cableways, elevators

b. Industrial plant, seperti power station, steel works

Page 52: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

52 / 127

2. Risiko yang dijamin

Proyek dijamin dari kerugian yang disebabkan oleh:

a. Bencana alam

b. Kebakaran

c. Peledakan

d. Tertabrak atau terbentur kendaraan atau tertimpa pesawat udara yang jatuh

e. Kerusakan/kerugian karena kelalaian/kesalahan kontraktor

f. Pencurian, termasuk pencurian dengan kekerasan

g. Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga

3. Pengecualian

Asuransi tidak menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh:

a. Perang dan sejenisnya: invasi, hostiles (baik dengan pernyataan perang atau tidak), pemberontakan, revolusi, kudeta, kerusuhan, pemogokan, keramaian umum, locked-out workers.

b. Nuklir (radiasi nuklir atau kontaminasi radioaktif)

c. Tindakan atau kelalaian yang disengaja

d. Penghentian pekerjaan baik secara total maupun sebagian

e. Consequential loss (peningkatan biaya produksi)

f. Desain yang salah (faulty design), bahan atau material yang rusak (defective material)

g. Aus atau berkarat

h. Dokumen berharga

i. Hilang saat inventarisasi

j. Jaringan transmisi dan distribusi (transmission and distribution lines), lebih dari 1.000 meter

4. Perluasan

Jaminan dapat diperluas dengan:

a. Mesin-mesin atau peralatan yang digunakan dalam proyek, seperti crane, mesin pemotong, kompresor

b. Properti yang berada di sekitar lokasi yang berada di bawah kontrol tertanggung

c. Pembersihan puing

d. Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga.

5. Underwriting Info

Kelengkapan data adalah syarat yang harus ada sebagai dasar pertimbangan. Data tersebut bisa berupa dokumen, hasil survei lapangan dan opini.

Data yang diperlukan :

a. Isi Surat Perjanjian Kerja antara Prinsipal dan Kontraktor, agar diketahui batasan hak dan kewajiban kedua belah pihak.

b. Data teknis yang terdiri dari spesifikasi pekerjaan, gambar denah/lay-out, gambar struktur bangunan, gambar potongan bangunan dan Time Schedule.

c. Pelaksana pekerjaan/kontraktor dan sub kontraktor agar diketahui pengalaman dan reputasi pekerjaan mereka.

d. Loss record yang pernah ada 2 (dua) tahun terakhir

6. Harga Pertanggungan

Perhitungan Harga Pertanggungan umumnya berdasarkan pada:

a. Bill of Quantity yang berisi rincian harga pertanggungan atau Value of Works.

b. Existing Property yaitu harta benda Tertanggung yang berada di sekitar proyek.

Page 53: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

53 / 127

c. Plant and Machinery yaitu peralatan pembangunan yang mana Harga Pertanggungan berdasarkan New Replacement Value.

d. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga (TPL) harus ditentukan perkiraan berapa besarnya tuntutan apabila terjadi kerugian.

7. Suku premi

Nilai premi penutupan asuransi pemasangan mesik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: lama pembangunan, jenis proyek (pekerjaan sipil basah atau sipil kering), pengalaman kontraktor yang menangani pembangungan proyek dan kondisi lingkungan proyek (termasuk kondisi alam dan keadaan cuaca).

8. Jangka Waktu Pertanggungan

Jangka waktu pertanggungan berkorelasi dengan ketentuan pensesian Tahun Treaty Reasuransi dapat dilihat dari jangka waktu pekerjaan proyek yang tercantum pada kontrak kerja atau Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), bila berbeda tahun mulainya proyek antara kontrak dan SPMK, maka yang digunakan adalah tahun yang tertera pada SPMK.

Informasi yang ada pada kontrak, antara lain:

a. Pekerjaan konstruksi atau pemasangan.

b. Testing dan Commisioning period

c. Jangka waktu pemeliharaan

d. Situasi dan kondisi lingkungan, cuaca dan alam

9. Ketentuan Khusus

a. Penambahan klausul atau endorsemen agar memperhatikan tingkat risiko.

b. Kesesuaian deductible, limit pada klausul atau endorsemen, risiko yang dijamin terhadap klausul tambahan pada daftar klausul (mengacu pada Munich Re (MR) Policy/Endorsement/Clauses)

c. Kesesuaian antara judul klausul dengan isi klausul

d. Hindari double clauses (tidak mencantumkan beberapa clauses yang sama secara berulang)

e. Kalimat pada Coverage dan Deductible agar diperhatikan, seperti pencantuman designer’s risk/faulty design, bad workmanship dan sejenisnya, agar dihapuskan supaya tidak menjadi perdebatan pada saat klaim.

C. ASURANSI MESIN INDUSTRI (MACHINERY BREAKDOWN INSURANCE)

Asuransi ini memberi ganti rugi kepada tertanggung atas biaya tidak terduga yang dikeluarkan untuk perbaikan atau penggantian mesin yang mengalami kerusakan. Asuransi yang berhubungan dengan permesinan, mulai dari mesin yang ringan hingga mesin yang berat, baik digerakkan dengan tenaga listrik atau tenaga motor.

Namun demikian sebaiknya kita menghindari penutupan Asuransi mesin menjelang masa over haul (untuk mesin baru biasanya dilakukan di tahun ketiga sejak pemasangan, dengan kata lain sebisa mungkin menghindari perpanjangan kedua atau penutupan polis di tahun ketiga).

1. Jaminan Polis

Dalam hal ini penyebab yang dijamin adalah yang secara langsung diakibatkan oleh:

a. Tekanan atau getaran yang di luar batas normal

b. Hubungan arus pendek (short circuit)

c. Kerusakan instalasi, panel listrik pada mesin.

d. Kekurangan/kesalahan dalam pelumasan (lubrication) dan atau

e. Tidak berfungsinya alat-alat pengaman pada mesin.

Page 54: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

54 / 127

2. Objek Yang diasuransikan

a. Semua peralatan listrik (electrical equipment) yaitu mesin atau alat/peralatan yang menggunakan listrik sebagai sumber penggeraknya, seperti: alternator, generator, kompresor, motor listrik, dinamo starter, transformator, dan lain-lain.

b. Semua jenis mesin (machinery equipment) yaitu mesin dengan sumber tenaga listrik atau bahan bakar lain sebagai sumber penggeraknya, seperti: pompa, turbin, mesin press, mesin pendingin atau pemanas, mesin-mesin industri khusus, ketel uap, dan lain sebagainya.

3. Pengecualian

Asuransi ini tidak menjamin kerusakan atau kerugian akibat :

a. Kebakaran, peledakan, petir dan kejatuhan pesawat terbang atau benda-benda dari padanya (risiko standar polis kebakaran)

b. Kerusakan yang terjadi dalam periode pengujian mesin yang dimaksud

c. Beban mesin terlalu tinggi (overload) yang dilakukan dengan sengaja

d. Keausan (wear & tear)

e. Pencurian

f. Inherent characteristic (kelemahan khusus yang sudah ada dan tidak dapat diperbaiki)

g. Kesalahan rancang bangun (faulty design) mesin, sehingga mengakibatkan mesin tersebut mempunyai inherent characteristic

h. Robohnya bangunan (collapse of the building)

i. Jaringan transmisi dan distribusi (transmission and distribution lines), lebih dari 1.000 meter

4. Perluasan

Pertanggungan masih bisa diperluas dengan:

a. Biaya pembersihan puing (removal debris)

b. Risiko selama masa perawatan (maintenance cover)

5. Suku premi

Nilai premi penutupan asuransi mesin dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: jenis dan type mesin (manual/otomatis), usia mesin, pabrik asal pembuat, vendor suku cadang dan teknisi di dalam negeri serta kondisi lingkungan (termasuk kondisi alam dan keadaan cuaca).

6. Data Yang Diperlukan

a. Perincian peralatan, spesifikasi teknis, tahun pembuatan dan negara asal

b. Harga baru (New Replacement Value)

c. Bagaimana pengoperasiannya, pemeliharaannya

d. Informasi tentang Moral Hazard

D. ASURANSI PERALATAN ELEKRONIK (ELECTRONIC EQUIPMENT INSURANCE)

Data yang diperlukan adalah :

1. Perincian peralatan, spesifikasi teknis, tahun pembuatan dan negara asal.

2. Harga baru (New Replacement Value).

3. Letak bangunan/gedung terhadap level air disekitarnya

4. Letak ruangan EDP pada base floor atau lebih tinggi

5. Kondisi instalasi dan bagaimana pemeliharaan atas peralatan.

Polis yang digunakan menggunakan standar Munich Re Wording

Batas Jangka Waktu Pembayaran Premi untuk Asuransi Engineering yaitu ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam polis yang bersangkutan.

Page 55: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

55 / 127

E. ASURANSI PASCA KONSTRUKSI/PEMASANGAN (CIVIL ENGINEERING COMPLETED RISK INSURANCE)

Asuransi Civil Engineering Completed Risk atau asuransi atas Pekerjaan-pekerjaan Tehnik Sipil yang sudah selesai dibangun (baca: Polis CECR) ini dirancang untuk memberikan jaminan atas struktur-struktur pekerjaan Tehnik Sipil setelah selesai dibangun.

1. Jaminan Polis

a. Kebakaran, sambaran petir, peledakan, tertabrak kendaraan atau kapal

b. Kejatuhan pesawat terbang dan/atau benturan dari peralatan-peralatan yang jatuh dari pesawat terbang

c. Gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami

d. Angin topan, badai

e. Banjir atau luapan air, gelombang air laut.

f. Longsor, pergerakan tanah, runtuhnya karang dan pergerakan bumi lainnya.

g. Beku, atau rusak akibat salju, es, longsoran salju

h. Akibat perbuatan jahat orang lain.

2. Objek Yang Diasuransikan

Objek pertanggungan dapat berupa hasil pekerjaan Tehnik Sipil berupa:

a. Jembatan-jembatan,

b. Bendungan, Dermaga, Pelabuhan, Harbour, Jetty, Dry docks,

c. Jalan, Jalan Tol,

d. Tunel, Saluran irigasi

e. Struktur-struktur atau perlengkapan atau mesin-mesin yang melekat lainya.

3. Pengecualian

Polis ini adalah named perils dengan pengecualian utama adalah:

a. Risiko politik

b. Reaksi nuklir, radiasi nuklir atau kontaminasi radioaktif

c. Kesengajaan atau kelalaian yang disengaja

d. Keausan, cacat yang melekat; kurangnya pemeliharaan

e. Kekacauan mekanik atau listrik

f. Kehilangan keuntungan (consequential loss).

4. Perluasan

a. Pembersihan puing

b. Biaya Pengiriman

c. Kerusakan mesin

d. Mogok, kerusuhan dan keributan sipil

e. Terorisme dan sabotase

f. Perampokan atau pencurian

g. Konsekuensi kerugian (bagian BI terpisah)

5. Suku premi

Nilai premi penutupan asuransi CECR dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: jenis dan tipe proyek sipil, usia obyek pertanggungan, kontraktor pembangungan, kondisi lingkungan (termasuk kondisi alam dan keadaan cuaca) dan lokasi obyek pertanggungan

6. Data Yang Diperlukan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meng-underwrite CECR antara lain:

a. Jenis risiko dan kondisi.

Page 56: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

56 / 127

b. Lokasi geografis dan topografi.

c. Eksposur terhadap bencana alam.

d. Metode konstruksi khusus dan pengalaman selama periode konstruksi.

e. Exposure khusus untuk kebakaran, ledakan, peledakan pekerjaan atau bahaya lainnya.

f. Laporan inspeksi yang menunjukkan parameter desain sehubungan dengan bencana alam dan penggunaan risiko.

g. Semua rincian kerusakan dan perbaikan sebelumnya.

h. Jadwal perawatan.

i. Apakah tujuan dan penggunaan objek yang semula dimaksudkan pernah mengalami perubahan?

j. Keahlian dan kualifikasi petugas/operator

F. ASURANSI MESIN UAP (BOILER & PRESSURE VESSEL INSURANCE)

Adalah suatu asuransi atau pertanggungan yang memberikan jaminan atau proteksi atas risiko-risiko yang mungkin dihadapi dalam pengoperasian Boiler (Ketel Uap) dan/ atau Pressure Vessel (Bejana bertekanan), mencakup kerugian atau kerusakan sebagai akibat dari peledakan atau runtuhnya Boiler dan/atau Bejana bertekanan.

Boiler (ketel uap) adalah alat untuk membuat uap dibawah tekanan tinggi. Dengan dibubuhi suhu panas tenaga uap, yang umumnya digunakan dalam Station Pembangkit Tenaga Listrik dan digunakan untuk menggerakkan mesin uap atau turbin uap guna membangkitkan Tenaga Listrik. Jadi Boiler (Ketel Uap) harus ada unsur pemanasnya.

Boiler ada 2 (dua) macam, yaitu api yang berada di dalam tabung, sedangkan airnya di luar tabung (fire tube) dan airnya yang berada di dalam tabung (water tube).

Pressure vessel (bejana bertekanan) merupakan bejana tertutup tanpa pengapian/ penyalahan api yang digunakan untuk menyimpan uap, gas atau udara lain dibawah tekanan tinggi, agar benda yang tersimpan itu tersedia pada saat diperlukan.

1. Jaminan Polis

Memberikan penggantian kerugian atau kerusakan sebagai akibat peledakan ketel uap dan/atau bejana bertekanan yang terjadi di dalam masa pengoperasian normal, terhadap :

a. Kerugian/kerusakan atas ketel uap dan/atau bejana bertekanan (selain akibat dari kebakaran), termasuk barang-barang yang dimiliki, dibawa dan dibawah pengawasan Tertanggung yang berada di sekeliling/sekitar boiler tersebut berada.

b. Tanggung Jawab menurut Hukum terhadap kerugian/kerusakan barang-barang milik pihak ketiga.

c. Tanggung Jawab menurut hukum terhadap kematian atau cacat yang diderita (bodily injury) oleh pihak ketiga (kecuali karyawan Tertanggung, partner kerja, atau orang-orang yang berada dibawah pengawasan Tertanggung).

2. Objek Yang Diasuransikan

Obyek-obyek yang dapat dipertanggungkan dalam polis ini, antara lain:

a. Alat-alat yang berhubungan dengan ketel uap, bejana bertekanan

b. Pompa-pompa.

c. Ecopnomizer : alat untuk meninggikan temperatur/suhu.

d. Super heater : alat yang berfungsi untuk memanaskan uap yang sudah dipanasi untuk mempertinggi tekanan.

e. Steam boiler, steam oven, steam pressures dan lain-lain.

3. Pengecualian

Page 57: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

57 / 127

Penanggung tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau kerusakan atas obyek pertanggungan yang ditimbulkan/disebabkan oleh :

a. Keausan, kebocoran, karat

b. Chemical Explosion

c. Consequential Loss.

d. Selama ketel uap tersebut sedang di-test secara hydrolis.

e. Tindakan sengaja yang dilakukan oleh tertanggung.

f. Direct lightning (sambaran petir)

g. Kebakaran berikut seluruh perluasannya.

h. Sebagai akibat kebakaran yang terjadi setelah peledakan.

i. Kerusakan yang terjadi secara berangsur-angsur (tidak mendadak).

j. Sebagai akibat langsung atau tidak langsung adanya;

i. Peperangan, invasi musuh, civil war, penggulingan pemerintahan dll sejenisnya,

ii. Reaksi inti atom dan/atau nuklir

iii. Kontaminasi radioaktif

4. Perluasan

Polis asuransi ini dapat diperluas dengan risiko-risiko sebagai berikut :

a. Flue Gas Explosion

Flue adalah ruangan yang memberikan aliran pada suatu benda. Flue gas explosion adalah peledakan di dalam bilik pembakar, dimana hal ini dapat terjadi apabila pembakar pada ketel uap tidak berfungsi, sedangkan aliran bahan bakar kedalam bilik pembakar tidak diputuskan, sehingga pada akhirnya akan tercapai campuran bahan bakar dengan udara yang cukup konsentrasinya di dalam bilik pembakar tersebut. hal ini dapat meledak apabila penyalaan dalam bilik pembakar tersebut terjadi.

b. Loss of Profit

Yaitu perluasan jaminan atas konsekwensi kerugian yang diderita Tertanggung berupa kehilangan keuntungan yang diharapkan selama ketel uap yang meledak tersebut belum diperbaiki atau diganti.

5. Suku premi

Nilai premi penutupan asuransi mesin dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: jenis dan type mesin (manual/otomatis), usia mesin, pabrik asal pembuat, vendor suku cadang dan teknisi di dalam negeri serta kondisi lingkungan (termasuk kondisi alam dan keadaan cuaca).

6. Data Yang Diperlukan

a. Type, Jenis dan merk dari Boiler tersebut

b. Tahun pembuatan (namun hal ini tergantung pula dari pemeliharaan yang dilakukan)

c. Kapasitas/heating surface (permukaan yang dipanasi) dari boiler tersebut.

d. Limit pertanggungan untuk; material damage, surrounding property yang dikehendaki dan Tanggung Jawab Hukum Pihak Ketiga

e. Operating Pressure (tekanan yang dipakai untuk operasi)

f. Bagaimana pemeliharaan boiler tersebut

g. Blow down; pembersihan pada dinding boiler yaitu mengeluarkan partikel-partikel dari dinding boiler tersebut.

h. Pengalaman dan keahlian operator

i. Pengalaman kerugian yang pernah dialami.

j. Sertifikat Pemeriksaan

k. Moral hazard calon Tertanggung.

Page 58: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

58 / 127

G. ASURANSI ALAT BERAT PENDUKUNG PEMBANGUNAN (CONTRACTOR’S PLANT & MACHINERY INSURANCE)

Pada dasarnya segala ketentuan tentang Asuransi CPM adalah sama dengan ketentuan yanga terdapat pada Asuransi HE, kecuali dalam hal type pekerjaan yang melibatkan alat tersebut. Jika berhubungan dengan pembangunan atau pemasangan di suatu proyek maka dikategorikan sebagai Asuransi CPM.

Spesifik asuransi ini yaitu berhubungan dengan peralatan pembantu pembangunan dan pemasangan, dimana peralatan tersebut sebenarnya bisa dijamin dalam polis CAR maupun EAR. Namun karena sesuatu hal, bisa diasuransikan tersendiri.

Data yang diperlukan pada Asuransi Contractor's Plant and Machiney adalah :

1. Perincian peralatan/mesin, spesifikasi teknis dan tahun pembuatan berikut nama/pabrik pembuat.

2. Harga baru (New Replacement Value)

3. Pengalaman kerugian

4. Pengalaman operator

H. ASURANSI MESIN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE MACHINERY INSURANCE)

Tren dalam beberapa tahun terakhir telah menunjukkan bahwa semakin banyak orang mencari asuransi all risk. Permintaan asuransi all risk klasik dengan kebijakan independen yang berbeda di pasar karena menawarkan ketidakjelasan terhadap pertanggungan dan tumpang tindih jaminan yang bersangkutan.

Asuransi ini umumnya berlaku untuk peralatan mekanik dan listrik, serta untuk bangunan, termasuk isinya, barang yang sedang diproses, dan stok. Jaminan bukan hanya diberikan di lokasi bisnis yang ditentukan namun juga selama transportasi untuk keperluan pembersihan, renovasi, perbaikan atau pemeliharaan. Metode liability adalah dengan nilai penggantian baru untuk mesin sampai mereka berusia lima tahun, setelah itu, ganti rugi untuk mesin terbatas pada nilai pasar.

Adapun perbedaan asuransi mesin komprehensif dengan asuransi mesin adalah pada asuransi mesin komprehensif menjamin di lokasi yang diasuransikan dan selama transit serta mencakup mesin dan peralatan plus bangunan, isi, stok, barang sedang diproses, dan juga modal tambahan, peningkatan biaya kerja, biaya brigade kebakaran, berbahaya zat, biaya ahli, penghapusan material yang hancur, sedangkan pada asuransi mesin biasa hanya menjamin di lokasi yang diasuransikan serta mencakup mesin dan peralatan saja.

1. Jaminan Polis

Asuransi ini menawarkan perlindungan all risk yang bersifat tailor made, dengan hanya beberapa pengecualian objek pertanggungan dan jenis risiko. Selain itu, jaminan gangguan usaha juga dapat diberikan sehubungan dengan hilangnya laba, termasuk peningkatan biaya bekerja, atau berkenaan dengan biaya pengurusan administrasi tertentu.

a. Kebakaran, kilat dan ledakan kimia

b. Akibat pemadam kebakaran

c. Kejatuhan pesawat terbang

d. Pencurian

e. Perampokan

f. Ambruk/amblesnya bangunan

g. Angin Topan, badai, banjir dan kerusakan karena air

h. Longsor

i. Angin puting beliung

Page 59: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

59 / 127

j. Transit

k. Gempa bumi dan letusan gunung berapi (hanya sebagai tambahan opsional)

2. Objek Yang Diasuransikan

a. Pembangkit listrik, stasiun transformator, sistem distribusi daya

b. Peralatan di tambang terbuka dan pabrik pengecatan bijih

c. Pabrik di industri pengerjaan logam

d. Pabrik di industri produksi baja

e. Pabrik semen, mesin untuk industri konstruksi dan pengerjaan batu

f. Pabrik minuman, pabrik pembotolan

g. Sistem transportasi dan lalu lintas

h. Instalasi pengolahan air limbah

i. Sistem pasokan air

3. Objek Yang Tidak Dapat Diasuransikan

Property yang tidak dapat dijamin (karena cenderung masuk ke dalam asuransi mesin-mesin) adalah seperti:

a. Kilang

b. Pabrik pupuk

c. Pabrik/fasilitas di industri tekstil

d. Gudang

e. Pekerjaan pencetakan, penjilidan buku

f. Pabrik produksi mikroprosesor

g. Pusat perbelanjaan

h. Peralatan di industri otomotif

4. Pengecualian

Asuransi ini tidak menjamin kerusakan atau kerugian akibat :

a. kejatuhan pesawat terbang atau benda-benda dari padanya (risiko standar polis kebakaran)

b. Kerusakan yang terjadi dalam periode pengujian mesin yang dimaksud

c. Beban mesin terlalu tinggi (overload) yang dilakukan dengan sengaja

d. Keausan (wear & tear)

e. Pencurian

f. Inherent characteristic (kelemahan khusus yang sudah ada dan tidak dapat diperbaiki)

g. Kesalahan rancang bangun (faulty design) mesin, sehingga mengakibatkan mesin tersebut mempunyai inherent characteristic

5. Perluasan

Pertanggungan masih bisa diperluas dengan loss of profit atau business interruption

6. Suku premi

Nilai premi penutupan asuransi mesin komprehensif dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni: jenis dan type mesin (manual/otomatis), usia mesin, pabrik asal pembuat, vendor suku cadang dan teknisi di dalam negeri, kondisi lingkungan (termasuk kondisi alam dan keadaan cuaca) serta jarak lokasi lain untuk kepentingan pembersihan, renovasi, perbaikan atau pemeliharaan

7. Data Yang Diperlukan

a. Perincian peralatan, spesifikasi teknis, tahun pembuatan dan negara asal

b. Harga baru (New Replacement Value)

c. Bagaimana pengoperasiannya, pemeliharaannya

Page 60: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

60 / 127

d. Informasi tentang Moral Hazard

e. Lokasi lain untuk kepentingan pembersihan, renovasi, perbaikan atau pemeliharaan

I. ASURANSI KERUSAKAN STOK BARANG (DETERIORATION OF STOCK)

Asuransi Kerusakan Stok Barang atau Deterioration of Stock (DOS) ini diberikan untuk melindungi tertanggung dari kerugian akibat kerusakan pada stok barang seperti buah-buahan, daging segar, ikan segar, minuman kaleng, beverages, obat-obatan dan produk kimia, yang disimpan dalam lemari pendingin yang mengalami kerusakan mesin.

1. Perluasan Jaminan

Asuransi ini termasuk perluasan dari Asuransi Kerusakan Mesin (Machinery Breakdown). Pertanggungan dapat diperluas dengan:

a. Pemogokan, kerusuhan dan keramaian umum

b. Barang-barang dalam alat pendingin yang kondisinya dikontrol (goods in cold storage under atmosphere conditions)

c. Kerusakan pembangkit listrik milik swasta (failure of non-public power supply)

2. Pengecualian

a. No claim period- periode dimana setelah masa itu barang tersebut mulai rusak.

b. Kerusakan akibat penyusutan, cacat barang, wabah, rusak atau pembusukan karena sudah saatnya.

c. Kerusakan akibat kurang sempurnanya prosedur penyimpanan, seperti pengepakan, sirkulasi udara yang tidak cukup, non-uniformity of temperature.

d. Kerusakan akibat perbaikan mesin yang bukan tanggung jawab dari asuransi.

e. Kehilangan keuntungan akibat kerusakan stok.

f. Akibat perang dan sejenisnya serta bahaya nuklir.

g. Akibat tindakan atau kelalaian yang disengaja.

h. Kerugian yang dijamin dalam polis kebakaran. Bencana alam.

3. Underwriting info

a. Menganalisa jenis dari stock

b. Menganalisa lingkungan sekitar dari tertanggung

c. Sistim keamanan dari tempat penyimpanan tertanggung

d. Menganalisa tempat penyimpanan stock tertanggung

e. Loss record yang pernah terjadi

Page 61: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

61 / 127

BAB V- ASURANSI ANEKA (GENERAL ACCIDENT INSURANCE)

A. ASURANSI KOMPENSASI TENAGA KERJA (WORKMEN’S COMPENSATION ACT INSURANCE)

Memberikan perlindungan dengan skala benefit yang lebih besar dari Jamsostek, skala benefit dapat disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan kenyamanan terhadap tenaga kerja, Skala benefit yang paling populer adalah yang dikenal dengan nama “Pertamina Benefits”

Underwriting Info

a. Menganalisa aktifitas dari tertanggung

b. Menganalisa produk dari tertanggung

c. Menganalisa terhadap kapablitas dan reputasi tertanggung

d. Menganalisa loss record yang pernah ada

e. Menganalisa lingkungan sekitar tempat tertanggung beraktifitas atau tinggal

f. Menganalisa validnya sertifikasi keprofesionalan tertangggung

B. ASURANSI TANGGUNG JAWAB HUKUM (LIABILITY INSURANCE)

Asuransi Tanggung Jawab Hukum (TJH) adalah jaminan atas kerugian akibat tanggung gugat hukum yang diajukan oleh pihak ketiga atas kerusakan harta benda ataupun luka badan. Jenis asuransi ini antara lain:

1. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Publik (Public Liability Insurance)

Merupakan program penjaminan yang diberikan oleh perusahaan asuransi kepada pihak-pihak, seperti lembaga/instansi/perusahaan, yang berhubungan dengan publik dan karena hubungan tersebut menyebabkan kerugian dan kerusakan baik harta benda ataupun luka badan pihak ketiga.

2. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Produk (Product Liability Insurance)

Adalah jaminan terhadap ganti rugi yang diajukan pihak ketiga yang mengalami kerugian akibat penggunaan/konsumsi produk yang dikeluarkan oleh tertanggung.

3. Tanggung Jawab Hukum Sebagai Direktur & Pejabat Perusahaan (Directors and Officers Liability Insurance)

Adalah perlindungan yang disediakan bagi para direktur dan pejabat perusahaan agar terjamin dari gugatan pihak ketiga yang dirugikan akibat pelaksanaan tugas-tugasnya sebagai direktur atau pejabat perusahaan.

4. Tanggung Jawab Hukum Sebagai Profesional (Profesional Liability Insurance)

Penjaminan yang diberikan perusahaan asuransi kepada para profesional, seperti pengacara, dokter, akuntan, arsitek dan lain-lain, yang menyebabkan kerugian kepada pihak ketiga ketika menjalankan profesinya.

5. Tanggung Jawab Hukum Sebagai Pemberi Kerja (Employers Liability Insurance)

Penjaminan terhadap tanggung jawab hukum pemberi kerja (employers) terhadap tenaga kerja (employees) sehubungan dengan kecelakaan kerja (bodily injury) atau penyakit (disease) yang diakibatkan oleh kelalaian pemberi kerja didalam menyediakan standar keamanan yang seharusnya disediakan atau dipersyaratkan oleh undang-undang atau peraturan yang berlaku. Santunan yang diberikan diluar dari Jamsostek, Workmen Compensation dan Personal Accident yang memang menjadi hak Tenaga Kerja.

6. Tanggung Jawab Hukum Sebagai Pengendara (Automobile Liability Insurance)

Memberikan jaminan tanggung jawab hukum Tertanggung atas kerusakan harta benda; biaya pengobatan, cidera badan dan atau kematian; (termasuk biaya perkara atau biaya hukum atau bantuan para ahli) yang diderita oleh pihak ketiga (selain penumpang, dan keluarga atau pengurus perusahaan jika Tertanggung adalah badan hukum) serta Penumpang, yang secara

Page 62: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

62 / 127

langsung disebabkan oleh Kendaraan Bermotor sebagai akibat risiko tabrakan; benturan; terbalik; tergelincir; atau terperosok; dan kebakaran; baik penyelesaiannya melalui proses musyawarah, mediasi, arbitrase atau pengadilan, dengan syarat telah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Penanggung.

7. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Pihak Ketiga Saja

Yaitu menjamin kerugian yang menjadi tanggung jawab hukum Tertanggung terhadap Pihak Ketiga saja, yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, dimana Perusahaan memberikan ganti rugi atas:

a. Tanggung jawab hukum Tertanggung terhadap kerugian yang diderita pihak ketiga, yang secara langsung disebabkan oleh Kendaraan Bermotor sebagai akibat risiko tabrakan; benturan; terbalik; tergelincir; atau terperosok; dan kebakaran; baik penyelesaiannya melalui proses musyawarah, mediasi, arbitrase atau pengadilan, dengan syarat telah mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perusahaan, yaitu:

kerusakan atas harta benda;

biaya pengobatan, cidera badan dan atau kematian;

maksimum sebesar harga pertanggungan untuk jaminan Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga sebagaimana yang dicantumkan dalam Polis.

b. Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung jawab hukum Tertanggung dengan syarat mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perusahaan. Tanggung jawab Perusahaan atas biaya tersebut, setinggi-tingginya 10% (sepuluh persen) dari limit pertanggungan Tanggung Jawab Hukum terhadap Pihak Ketiga.

8. Tanggung Jawab Hukum Terhadap Penumpang

Yaitu menjamin terhadap tanggung jawab hukum Tertanggung atas kematian, cidera badan, biaya perawatan atau pengobatan termasuk kerugian dan atau kerusakan atas harta benda yang dibawa penumpang yang pada saat kecelakaan terjadi berada di dalam kendaraan bermotor yang dipertanggungkan yang secara langsung disebabkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor tersebut sebagai akibat risiko yang dijamin Polis, kecuali terhadap:

a. Suami atau istri, anak, orang tua dan saudara sekandung dari Tertanggung;

b. Orang-orang yang bekerja pada dan orang-orang yang berada di bawah pengawasan Tertanggung;

c. Orang yang tinggal bersama Tertanggung;

d. Pengurus, Pemegang Saham, Komisaris dan Karyawan/wati, jika Tertanggung adalah Badan Hukum.

C. ASURANSI KECELAKAAN DIRI (PERSONAL ACCIDENT INSURANCE)

Yang dimaksud dengan kecelakaan adalah akibat dari suatu proses kekerasan, dalam mana tercakup akibat-akibat yang disebabkan secara alami ataupun kimiawi yang datangnya dari luar tertuju/menimpa pada anggota badan Tertanggung dan seketika menimbulkan cedera yang sifat dan lokasinya dapat ditentukan secara medis.

Dianggap juga sebagai kecelakaan adalah masuknya mikro organisme penyakit kedalam cedera/luka akibat kecelakaan yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan secara medis, namun tidak menjadi tanggung jawab Penanggung adalah:

"Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mikro-organisme seperti malaria, typhus, sampar, filaria dan penyakit tidur yang timbulnya disebabkan karena gigitan serangga/vector-vector penyakit lainnya".

Mengasuransikan harta benda sangat penting, namun sebaiknya juga harus melindungi diri sendiri, dengan Asuransi Kecelakaan Diri (Personal Accident Insurance). Banyak orang mengabaikan hal yang satu ini dan lebih mengutamakan kendaraan atau rumahnya. Mobil dan rumah memang berharga, tapi pribadi sendiri tentu saja jauh lebih bernilai dari barang-barang tersebut.

Page 63: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

63 / 127

Asuransi Kecelakaan Diri memberi jaminan ganti rugi terhadap semua risiko yang disebabkan oleh kecelakaan, seperti biaya pengobatan, jaminan bila cacat tetap atau sementara, bahkan meninggal dunia. Program ini memberi perlindungan selama 24 jam di mana saja berada, baik saat kerja ataupun santai. Asuransi ini dapat diambil secara perorangan atau keluarga dan juga perusahaan untuk melindungi karyawan-karyawannya.

1. Risiko Yang Dijamin

a. Menjamin risiko Kematian, Cacat Tetap, Biaya Perawatan dan atau Pengobatan yang secara langsung disebabkan oleh suatu kecelakaan yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang mengandung unsur kekerasan baik yang bersifat fisik maupun kimia, yang datangnya secara tiba-tiba, tidak dikehendaki atau direncanakan, dari luar, terlihat, langsung terhadap Tertanggung yang seketika itu mengakibatkan luka badani yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan oleh Ilmu Kedokteran, termasuk;

i. Keracunan karena terhirup gas atau uap beracun, kecuali Tertanggung dengan sengaja memakai obat-obat bius atau zat lain yang telah diketahui akibat-akibat buruknya termasuk juga pemakaian obat-obatan terlarang.

ii. Terjangkit virus atau kuman penyakit sebagai akibat Tertanggung dengan tidak sengaja terjatuh ke dalam air atau suatu zat cari lainnya.

iii. Mati lemas atau tenggelam

b. Menjamin risiko Kematian, Cacat Tetap, Baiya Perawatan dan atau Pengobatan yang diakibatkan oleh;

i. Masuknya virus atau kuman penyakit ke dalam luka yang diderita sebagai akibat dari suatu kecelakaan yang dijamin

ii. Kompilasi atau bertambah parahnya penyakit yang disebabkan oleh suatu kecelakaan yang dijamin polis selama dalam perawatan atau pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

2. Risiko Yang Tidak Dijamin

a. Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat langsung dari Tertanggung :

i. Turut serta dalam lalu-lintas udara, kecuali sebagai penumpang yang sah (memiliki tiket resmi) dalam suatu pesawat udara pengangkut penumpang oleh Maskapai Penerbangan yang memiliki izin untuk itu,

ii. Bertinju, bergulat dan semua jenis olah raga bela diri, rugby, hockey, olah raga di atas es atau salju, mendaki gunung atau gunung es dan semua jenis olah raga kontak fisik, bungy jumping dan sejenisnya, memasuki gua-gua atau lubang-lubang yang dalam, berburu binatang, atau jika Tertanggung berlayar seorang diri, atau berlatih untuk atau turut serta dalam perlombaan kecepatan atau ketangkasan mobil atau sepeda motor, olah raga udara dan olah raga air

iii. Dengan sengaja melakukan atau turut serta dalam tindak kejahatan,

iv. Melanggar Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku,

v. Menderita burut (hernia), ayan (epilepsy), sengatan matahari,

vi. Terserang atau terjangkit gangguan-gangguan atau virus atau kuman penyakit dalam arti yang seluas-luasnya dan mengakibatkan antara lain timbulnya demam (hayfever), typhus, paratyphus, disentri, peracunan dalam makanan (botulism), malaria, sampar, filaria dan penyakit tidur karena gigitan atau sengatan serangga ke dalam tubuh,

vii. Mengalami bertambah parahnya akibat-akibat kecelakaan karena mengidap penyakit gula, peredaran darah yang kurang baik, pembesaran pembuluh darah, butanya satu mata jika mata yang lain tertimpa kecelakaan.

Dalam hal ini besarnya santunan diberikan tidak lebih tinggi dari yang akan diberikan jika tidak ada keadaan yang memberatkan akibat-akibat kecelakaan itu.

b. Kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan atau ditimbulkan oleh:

Page 64: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

64 / 127

i. Tertanggung menjalankan tugasnya dalam Dinas Kemiliteran atau Kepolisian dan atau yang berhubungan dengan atau yang diperbantukan untuk itu, kecuali jika telah disetujui Penanggung dengan tidak mengurangi apa yang ditetapkan dalam ayat b.ii.

ii. Baik langsung maupun tidak langsung karena :

Kerusuhan, Pemogokan, Penghalangan Bekerja, Perbuatan Jahat, Huru-hara, Pembangkitan Rakyat, Pengambil-alihan Kekuasaan, Revolusi, Pemberontakan, Kekuatan Militer, Invasi, Perang Saudara, Perang dan Permusuhan, Makar, Terorisme, atau Sabotase,

tindakan-tindakan kekerasan termasuk pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, penculikan dengan tidak memandang apakah tindakan-tindakan itu ditujukan terhadap Tertanggung atau orang-orang lain,

ditahannya Tertanggung di dalam tempat tawanan atau tempat pengasingan karena deportasi atau dilaksanakan secara sah atau tidak sah suatu perintah dari pembesar-pembesar atau instansi kemiliteran, sipil kehakiman, kepolisian, atau politik yang telah diambil sehubungan dengan keadaan yang tersebut di atas atau bahaya yang akan timbul dari keadaan yang demikian itu.

Jika Tertanggung atau orang-orang yang ditunjuk dalam polis ini menuntut santunan berdasarkan pertanggungan ini, maka yang bersangkutan wajib membuktikan kecelakaan tersebut tidak mempunyai hubungan apapun juga baik langsung maupun tidak langsung dengan kejadian-kejadian yang dikecualikan seperti tersebut dalam ayat ini.

iii. baik langsung maupun tidak langsung karena atau terjadi pada reaksi-reaksi inti atom dan atau nuklir.

c. Penanggung tidak berkewajiban membayar santunan atau penggantian atas :

i. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mencegah atau mengurangi kerugian kecuali jika telah disetujui Penanggung.

ii. Kecelakaan dan akibat-akibatnya yang disebabkan oleh tindakan yang dilakukan dengan sengaja, direncanakan, dikehendaki oleh Tertanggung atau pihak yang berhak menerima santunan, kecuali

Karena Tertanggung menjalankan pekerjaannya, sebagaimana yang diterangkan dalam polis ini, atau

Karena Tertanggung berusaha menyelamatkan dirinya, orang lain, hewan-hewan, barang-barang atau mempertahankan dan atau melindunginya secara sah dengan tidak mengurangi apa yang ditetapkan pada ayat (b.ii.) di atas.

d. Pengobatan atau tunjangan yang timbul sebagai akibat langsung atau tidak langsung dari infeksi virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus) atau varian-varian virus HIV, termasuk penyakit kehilangan daya tahan tubuh/kekebalan atau AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) dan penyakit yang berhubungan atau sejenis AIDS (AIDS Refused Complex - ARC).

3. Sistim Kompensasi

Sistim kompensasi yang disediakan oleh perusahaan asuransi berbeda antara yang satu dengan yang lain. Para calon nasabah sebaiknya mempelajari polis asuransi yang dibeli, namun secara umum sistem kompensasi yang diberlakukan adalah sebagai berikut:

a. Kematian

i. Jika tertanggung meninggal dunia, perusahaan asuransi membayar seluruh jumlah pertanggungan.

ii. Kompensasi ini dapat berkurang jika jumlah pertanggungan telah dibayarkan untuk penderita cacat seumur hidup atau sementara.

b. Cacat tetap

Page 65: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

65 / 127

i. Jika tertanggung mengalami cacat tetap, perusahaan membayar seluruh atau sebagian dari jumlah pertanggungan, tergantung pada cacat yang dialaminya, apakah cacat total atau sebagian.

ii. Untuk kasus cacat tetap sebagian, perusahaan asuransi membayar secara persentase dari jumlah pertanggungan dan tergantung pada tingkat kecacatannya seperti tabel di bawah ini;

(Nilai pertanggungan bisa dinegosiasikan)

No. Uraian Tabel

1. Lengan kanan mulai dari sendi bahu 60%

2. Lengan kiri mulai dari sendi bahu 50%

3. Lengan kanan mulai dari atasnya sendi siku 50%

4. Lengan kiri mulai dari atasnya sendi siku 40%

5. Tangan kanan mulai dari atasnya pergelangan tangan 40%

6. Tangan kiri mulai dari atasnya pergelangan tangan 30%

7. Satu kaki mulai dari lutut sampai pangkal paha 50%

8. Satu kaki mulai dari mata kaki sampai lutut 25%

9. Ibu jari tangan kanan 15%

10. Ibu jari tangan kiri 10%

11. Jari telunjuk tangan kanan 10%

12. Jari telunjuk tangan kiri 8%

13. Jari kelingking tangan kanan 8%

14. Jari kelingking tangan kiri 6%

15. Jari tengah atau manis tangan kanan 5%

16. Jari tengah atau manis tangan kiri 4%

17. Satu ibu jari kaki 8%

18. Satu jari kaki lainnya 5%

19. Sebelah mata 50%

20. Pendengaran pada kedua belah telinga 50%

21. Pendengaran pada sebelah telinga 25%

22. Sebelah daun telinga secara keseluruhan 5%

c. Biaya perawatan

i. Perusahaan asuransi mengganti biaya perawatan yang disebabkan oleh kecelakaan (maksimum 10% dari jumlah pertanggungan).

ii. Yang dimaksud dengan biaya perawatan adalah: biaya pertolongan pertama, biaya obat-obatan tertentu sesuai resep dokter, biaya pemeriksaan dan biaya rawat inap.

4. Underwriting Info

a. Menganalisa aktifitas dari tertanggung

b. Menganalisa profesi dari tertanggung

c. Menganalisa kesehatan dari tertanggung

d. Menganalisa lingkungan sekitar dari aktifitas atau profesi dari tertanggung

e. Pengalaman klaim yang ada atau loss record

D. ASURANSI UANG

Page 66: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

66 / 127

1. Perlindungan Uang Dan Surat Berharga

Uang yang hendak disetor atau diambil dari bank atau disimpan dalam brankas, sebaiknya diasuransikan untuk berjaga-jaga.

Perampokan uang kian meningkat! Sering kita baca di media massa, uang yang baru diambil dari bank, dirampok di tengah jalan. Penjagaan yang ketat selalu berhasil ditembus. Para perampok membuat berbagai modus operandi yang sulit terlacak. Dan ini tidak hanya menyangkut uang yang hendak disetor atau diambil dari bank saja, juga yang berada dalam brankas atau di tangan kasir/bendahara.

Untuk melindungi masyarakat dari kejadian-kejadian seperti itu, industri asuransi telah meluncurkan produk penjaminan, yakni Asuransi Uang (Money Insurance). Asuransi ini memberikan perlindungan kepada tertanggung terhadap kerugian dan kehilangan uang oleh sebab apapun, baik selama uang disimpan dalam brankas, di kasir atau ketika hendak diambil atau disetor ke bank. Termasuk juga dalam perlindungan ini cek dan surat-surat berharga lainnya.

Pengusaha dan dunia perbankan bahkan individu bisa memanfaatkan jasa ini, karena preminya termasuk murah, hanya dalam hitungan permil (0/oo) dan Penentuan Rate premi dan diskon tergantung pada resiko dan analisa yang akurat dan harus disampaikan kepada divisi tehnik.

Asuransi Uang terdiri dari empat macam, yaitu:

a. Cash-in Safe Insurance

Asuransi ini memberikan ganti rugi terhadap kerugian dan kehilangan uang yang disimpan di dalam brankas (atau ATM, namun biasanya dikecualikan dari treaty), baik di bank atau di kantor yang disebabkan oleh pencurian yang disertai pengrusakan atau tindakan kekerasan.

Underwriting Info

i. Loss record 3 (tiga) tahun terakhir

ii. Sistim pengamanan di tempat tertanggung

iii. Besarnya jumlah uang yang disimpan

iv. Letak tempat penyimpanan uang tersebut

v. Penanggung jawab pemegang kunci tempat penyimpan uang

vi. Bentuk dari tempat (brankas) penyimpan uang tersebut

b. Cash-in Cashier Box Insurance

Hampir sama dengan Cash-in Safe, bedanya adalah perlindungan terhadap Cash in Cashier Box berlaku hanya pada jam kerja. Setelah jam kerja usai, uang disimpan kembali ke dalam brankas yang ditutup dengan Cash-in Safe.

Underwriting Info relatif sama dengan underwriting info dalam cash in safe di atas, ditambah dengan info :

i. Orang yang bertanggung jawab atas box penyimpan uang tersebut

ii. Sistim keluar masuk uang atau pembukuan dalam jam kerja

iii. Catatan pembukuan dari awal pembukaan dan penutupan tiap-tiap harinya

2. Perluasan

Penjaminan dalam Asuransi Uang dapat diperluas dengan risiko kebakaran, kerusuhan dan pemogokan, dengan tambahan Underwriting info:

a. Loss record 3 (tiga) tahun terakhir

b. Sistim pengamanan di tempat tertanggung

c. Besarnya jumlah uang yang disimpan

d. Letak tempat penyimpanan uang tersebut

e. Penanggung jawab pemegang kunci tempat penyimpan uang

f. Bentuk dari tempat (brankas) penyimpan uang tersebut

g. Jalur pengambilan uang tersebut apakah reguler atau berubah-ubah

Page 67: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

67 / 127

h. Besarnya jumlah uang yang dibawa

i. Personil yang akan membawa uang tersebut

j. Kendaraan yang akan dipakai untuk membawa uang tersebut

3. Premi

Premi asuransi uang ditentukan oleh berbagai faktor.

Dalam hal Cash-in Safe misalnya, besar preminya dipengaruhi oleh konstruksi bangunan tempat penyimpanan uang dan pengamanan yang disediakan.

Dalam hal Case in Box besarnya premi dipengaruhi oleh konstruksi bangunan tempat penyimpanan uang dan pengamanan yang disediakan dan juga moral hazard dari para tertanggung.

E. ASURANSI PENGGELAPAN UANG (FIDELITY GUARANTEE INSURANCE)

1. Luas Jaminan

Asuransi ini mengganti kerugian tertanggung yang disebabkan oleh pencurian, penggelapan atau ketidak jujuran orang-orang yang dipekerjakan si tertanggung. Yang dijamin dibawah polis ini bisa atas dasar nama atau jabatan sesuai kepentingan tertanggung.

Program ini biasanya digunakan untuk menutup pekerja-pekerja yang memerlukan kejujuran dan kepercayaan karena berhubungan dengan uang atau barang-barang yang bisa dikonversikan kedalam bentuk uang, seperti kasir, kolektor, penjaga toko, penjaga gudang, sales, akuntan, dan juga keamanan.

2. Underwriting info

a. Loss record 3 tahun terakhir

b. Sistim pengamanan di tempat tertanggung

c. Besarnya jumlah uang yang disimpan

d. Letak tempat penyimpanan uang tersebut

e. Penanggung jawab pemegang kunci tempat penyimpan uang

f. Bentuk dari tempat (brankas) penyimpan uang tersebut

g. Personil atau jabatan yang akan membawa atau menyimpan uang tersebut.

F. ASURANSI KEBONGKARAN

Harta kekayaan yang tersimpan dan dijaga sekalipun, bisa diambil perampok dan maling. Yang paling aman adalah membuat proteksi.

Apakah rumah, toko, gudang atau kantor kita dijaga Satpam (satuan pengaman)? Atau dilengkapi alarm dan security camera? Jangan buru-buru merasa aman. Perampok sekarang lebih nekat dan 'pintar'. Mereka bisa menembus tempat-tempat yang dijaga dan dilengkapi alat-alat canggih seperti alarm dan security camera. Perampok dan maling berusaha menjarah barang-barang yang sudah mereka incar dengan berbagai cara, termasuk membongkar dan merusak. Situasi demikian membuat hidup selalu diliputi kecemasan.

Tetapi, apakah kita membiarkan diri digerogoti oleh rasa tak nyaman? Atau masih adakah cara lain yang bisa kita tempuh? Ya, sebagai insan-insan yang berpengharapan, kita dituntut berikhtiar dan kreatif mengatasi keadaan. Untunglah industri asuransi cukup inovatif mencari terobosan-terobosan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang membuat hidup kurang nyaman, termasuk yang disebabkan oleh pembongkaran dan pencurian yang terus saja merajalela.

1. Jaminan Asuransi Kebongkaran

Menghadapi risiko kerugian akibat kebongkaran, perusahaan asuransi telah menyediakan perlindungan, yakni Asuransi Kebongkaran (Burglary Insurance). Jika anda pemegang polis ini,

Page 68: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

68 / 127

anda boleh merasa lega, sebab milik anda sudah terjaga. Masyarakat bisa memperoleh polis ini dengan premi yang terjangkau.

Sebagaimana telah ditegaskan di atas, Asuransi Kebongkaran mengganti kehilangan atas obyek pertanggungan sebagai akibat pencurian yang harus disertai dengan pengrusakan atau pemaksaan terhadap bangunan dimana obyek pertanggungan berada atau disimpan, yang dilakukan oleh pencuri ketika memasuki atau keluar dari bangunan serta menjamin kerusakan atas obyek pertanggungan sebagai akibat tindakan pencuri ketika melalakukan tindakan pencurian tersebut.

Harta benda yang dijamin antara lain adalah: perabotan rumah, alat-alat kantor, stok barang di gudang atau toko, dan lain sebagainya. Perhiasan dan barang antik bisa juga dijamin, sepanjang nilainya dinyatakan secara tegas dalam polis.

2. Pengecualian

Dikecualikan dari penjaminan Asuransi Kebongkaran:

a. Uang, cek, saham, kendaraan bermotor dan aksesorisnya.

b. Barang pecah belah.

c. Harta benda milik orang lain yang dibawa ke lokasi yang dipertanggungkan.

d. Barang-barang yang terletak di luar rumah.

3. Perluasan

Jaminan dapat diperluas dengan risiko huru-hara dan kebakaran, sehingga bila pencurian atau kebongkaran terjadi saat ada huru-hara atau kebakaran, memperoleh ganti rugi.

4. Underwriting Info

a. Perhatikan surrounding property

b. Tingkat keamanan

c. Jenis objek pertanggungan

d. Pengalaman peristiwa pencurian di lingkungan sekitar

e. Yang terpenting adalah survei risiko.

5. Premi

Besar kecilnya premi yang harus dibayar tertanggung dalam penutupan Asuransi Kebongkaran dipengaruhi oleh tempat (lokasi) pertanggungan, pengamanan yang disediakan dan jenis-jenis barang yang diasuransikan. Umumnya, premi ini berkisar antara satu hingga dua setengah persen (%) dari nilai pertanggungan. Namun tetap memperhatikan tingkat persaingan di market dan net earning untuk perusahaan.

G. ASURANSI PAPAN REKLAME (PLATE GLASS/NEON SIGNS/BILLBOARD INSURANCE)

1. Jaminan Polis

Menjamin kerugian atau kerusakan yang terjadi pada papan reklame yang diakibatkan oleh kebakaran, sambaran petir, ledakan, pencurian, kerusuhan, pemogokan, perbuatan jahat (vandalisme), huru-hara, gempa bumi, letusan gunung berapi, tsunami, tanah longsor, banjir, angin topan, badai, dan kecelakaan lainnya

Harga Pertanggungan harus berdasarkan biaya pembangunan kembali papa reklame ke kondisi semula termasuk biaya transportasi dll, sementara untuk batasan tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga harus didasarkan terhadap eksposur risiko terhadap lingkungan sekitarnya atau berdasarkan persyaratan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku

2. Objek Yang Diasuransikan

Hanya Papan peklame yang permanen/tetap, seperti

a. Reklame Megatron/Videotron/Walt

b. Reklame Neon Sign/Neon Box

Page 69: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

69 / 127

c. Reklame Bando Jalan / Jembatan Penyeberangan Orang (JPO / Bus Shelter

d. Reklame Shop Panel

e. Jumbo/mini billboard

f. Reklame letter sign

g. Reklame Prismatek

h. Reklame Display board

i. Reklame Tembok

j. Reklame Polibrite

3. Pengecualian

Risiko yang tidak dijamin meliputi: kehilangan pendapatan, akibat pengaruh cuaca (selain bencana alam), perang, terorisme, radioaktif dan senjata nuklir, dan tanggung jawab berdasarkan kontrak (perjanjian).

4. Perluasan

Jaminan tanggung jawab hukum terhadap kerugian harta benda pihak ketiga dan cidera badan pihak ketiga yang mungkin diakibatkan oleh kerusakan atau kejatuhan papan reklame termasuk juga biaya-biaya hukum sehubungan dengan pengurusan klaim tersebut

5. Suku premi

Tidak ada standarisasi pengenaan premi, umumnya berkisar antara 1% sampai dengan 2% per tahun.

6. Data Yang Diperlukan

a. Tata letak yang tepat papan reklame yang didirikan

b. Struktur dan kekuatan pondasinya.

c. Ketinggian.

d. Apakah daerah ramai dan padat penduduknya.

e. Eksposure bencana alam, hujan deras dan angin kencang di lokasi yang bersangkutan

f. Perusahaan pembuat beserta pengalamannya

H. TRAVEL BAGGAGE

Asuransi menanggung kerugian yang ditimbulkan akibat kehilangan dan kerusakan bagasi atau barang yang dibawa selama perjalanan ataupun setelah perjalanan kembali pulang, bahkan bisa memberi ganti rugi jika ada keterlambatan bagasi dengan rentang waktu tertentu (misalnya lebih dari 12 jam).

I. MOVEABLE PROPERTY ALL RISKS

1. Jaminan Polis

Asuransi ini memberikan jaminan kepada Tertanggung dari kehilangan atau kerugian pada benda-benda spesiflk yang diasuransikan, dimanapun lokasinya, yang disebabkan kebakaran, peledakan, kejatuhan pesawat terbang, petir, pencurian, terbakar sendiri, huru hara, bencana alam, karena arus pendek dan kerusakan mesin.

2. Objek Yang Diasuransikan

Harta Benda yang dapat berpindah yang harus dengan menggunakan sarana tertentu, baik oleh orang maupun dengan alat angkut, seperti:

a. Peralatan elektronik (HP, Laptop, Kamera, Drone )

b. Peralatan survei (Theodolit, Kompas, Senter, GPS, Klinometer)

3. Pengecualian

a. Perang dan sejenisnya

Page 70: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

70 / 127

b. Akibat penyitaan, nasionalisasi atau pengambil alihan atau perusakan atau kerugian pada properti oleh atau dibawah orde pemerintah atau pejabat berwenang.

c. Disebabkan pemakaian dan robek, penurunan kualitas secara bertahap atau fungsi guna, kutu, tikus, fermentasi sendiri, jamur, penurunan nilai, perubahan warna, karat atau korosi.

d. Sifat alami yang melekat dari objek pertanggungan

e. Akibat radioaktif, peledakan atau materi bahan bakar nuklir lainnya yang berbahaya (termasuk produk pembelahan inti nuklir).

f. Kesalahan kerja yang disengaja atau kecerobohan Tertanggung

g. Kehilangan atau kerugian yang diakibatkan kesalahan kerja disengaja setiap anggota rumah tangga/pegawai Tertanggung, dimana pengecualian ini tidak berlaku dalam kasus dimana suatu tindakan dilakukan tanpa maksud untuk menguntungkan Tertanggung melalui klaim.

4. Suku premi

Tidak ada standarisasi pengenaan premi, umumnya berkisar antara 1% sampai dengan 3% per tahun.

5. Data Yang Diperlukan

a. Nama, type, merk dan jenis

b. Tahun pembuatan

c. Negara pembuat dan distributor serta penyediaan suku cadang

d. Lingkup lokasi

e. Teknisi/operator

J. TERMINAL OPERATOR LIABILITY

Merupakan program penjaminan yang diberikan oleh perusahaan asuransi kepada pihak-pihak, Port Authority, yang berhubungan dengan publik karena aktivitasnya tersebut menyebabkan kerugian dan kerusakan baik harta benda ataupun luka badan pihak ketiga.

1. Kegiatan Port Authority

a. Warehouse, quays, graving docs, slip ways, buoyed mooring dan lain sebagainya

b. Peralatan bongkar muat kargo, crane serta mesin-mesin pendukung lainnya

c. Terminal penumpang dan jasa angkutan ferry

d. Jasa penarikan kapal

e. Tank cleaning

f. Jasa pengangkut sampah

2. Luas Jaminan

Khusus untuk third party liability, risiko yang umumnya dihadapi adalah: kehilangan atau kerusakan atas kargo, pencurian, serta kematian atau luka badan pihak ketiga. Secara umum, luas jaminan meliputi:

a. Customer Liability yaitu tanggung jawab hukum atas kargo dan properti (termasuk kapal) milik pengguna jasa. Dalam hal ini termasuk didalamnya menjamin consequential loss.

b. Errors and Omissions, yaitu kerugian financial yang diderita oleh pengguna jasa sebagai akibat dari kesalahan pengiriman, delay serta wanprestasi kontrak perjanjian.

c. Tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga kaitannya terhadap pengunjung atau khalayak umum (yang berada di sekitar lokasi pelabuhan) yang berkaitan dengan luka badan dan kerusakan harta benda. Termasuk di dalamnya juga menjamin risiko consequential loss.

d. Denda yang berkaitan dengan Pungutan Pajak serta Bea Cukai.

Page 71: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

71 / 127

K. HOLE IN ONE / PERFECT GAMES

Merupakan keberhasilan seseorang atau beberapa orang tertanggung melakukan Hole In One dalam satu lubang (hole) pada green yang telah ditentukan dan memenuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh Persatuan Golf Indonesia (PGI) serta disahkan oleh penyelenggara dari Golf Club dimana turnamen/pertandingan diselenggarakan.

Asuransi Hole In One menjamin akan memberikan hadiah kepada tertanggung yang berhasil melakukan pukulan Hole In One yang besarnya sebagaimana tercantum pada Ikhtiar Polis.

L. ASURANSI KREDIT (CREDIT INSURANCE)

Adalah penjaminan yang disediakan pemerintah melalui Perusahaan-perusahaan Asuransi Indonesia tidak dilunasinya kredit yang diberikan oleh perbankan/lembaga pembiayaan lainnya (risiko komersil) khususnya yang digunakan sebagai modal kerja bagi unit usaha kecil dan menengah.

Rating dan discount tetap memperhatikan tingkat persaingan di market dan net earning untuk perusahaan.

1. Underwriting info :

a. Menganalisa record kemampuan financial tertanggung

b. Menganalisa jenis bisnis dari tertanggung

c. Menganalisa lamanya tenggang waktu kredit

d. Menganalisa lembaga record pembiayaan tersebut

2. Deductible

Dasar penerapan deductible adalah harus memperhatikan loss record dan rate yang berlaku, dapat dengan menggunakan 10% atau 15% of claim dengan minimum Rp./USD any one loss atau any one event. Dengan mengacu pada TSI atau subject matter of insured itu sendiri. Karena biasanya penerapan deductible adalah bagian dari negosiasi yang berkaitan dengan penerapan rate dan diskon. Misalnya: karena rate naik deductible bisa turun atau rate turun deductible bisa dinaikkan, tinggal mengkombinasikannya dalam setiap penutupan atau melihat tingkat persaingan dalam market dalam mendapatkan bisnis. Jika kurang jelas dapat didiskusikan atau minta persetujuan Divisi Teknik.

M. ASURANSI KESEHATAN (HEALTH INSURANCE)

1. Perlindungan Diri Sebelum Sakit

Produk asuransi ini sementara belum ada di Perusahaan. Secara umum loss ratio untuk produk ini masih sangat tinggi, bahkan diatas 100%, sehingga perlu pengelolaan investasi yang handal. Namun perlu juga kita mengikuti perkembangan/tren produk ini di pasar.

Biaya kesehatan terus melambung, sehingga banyak yang tak bisa menjangkau. Melalui mekanisme Asuransi Kesehatan, problem ini dapat diatasi.

Menjaga dan melindungi supaya tetap sehat, bukanlah persoalan yang mudah. Meskipun digolongkan sebagai kebutuhan primer, namun dalam kenyataannya kesehatan merupakan 'barang' yang mahal dan sering tak terjangkau. Hampir setiap tahun biaya kesehatan mengalami kenaikan. Tak heran kalau banyak orang hanya berpasrah diri saja bila kedatangan "tamu tak diundang" ini, atau paling kencang membeli obat-obat murahan.

Persoalan mahalnya biaya kesehatan inilah yang ditangkap industri asuransi sehingga mereka menawarkan solusi lewat program Asuransi Kesehatan. Melalui program ini, peserta mendapat manfaat ganti rugi atas biaya pengobatan dan perawatan setiap kali tertanggung jatuh sakit.

Asuransi ini telah banyak dimanfaatkan karena sangat membantu. Dengan pembayaran premi yang relatif kecil, biaya obat-obatan dan perawatan yang demikian mahal jadi terjangkau. Bahkan bila peserta memiliki kemampuan membayar premi lebih tinggi, mereka bisa memperoleh pelayanan VIP (very important person) atau berobat ke luar negeri. Tapi apapun pilihannya,

Page 72: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

72 / 127

dengan asuransi ditangan, tak perlu lagi cemas jika jatuh sakit. Juga tak perlu lagi harus bersitegang dengan pihak rumah sakit karena tidak bisa membayar deposit. Program ini terbuka bagi perorangan, keluarga maupun group (perusahaan).

2. Manfaat Yang Ditawarkan

Ada dua jenis manfaat yang ditawarkan Asuransi Kesehatan, yakni Manfaat Rawat Jalan dan Manfaat Rawat Inap.

a. Rawat jalan adalah penggantian biaya pengobatan di klinik atau rumah sakit yang tidak memerlukan penginapan (opname). Dalam manfaat ini, biaya yang diganti asuransi adalah:

i. Honor dokter, obat resep dan tindakan

ii. Tindakan diagnostik

iii. Biaya pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen.

Beberapa perusahaan asuransi memperluas manfaat rawat jalan dengan program persalinan (kelahiran).

b. Manfaat rawat inap adalah penggantian biaya pengobatan dan perawatan untuk sakit yang membutuhkan opname. Penggantian yang dijamin oleh Manfaat rawat inap ini adalah:

i. Biaya akomodasi ruangan, termasuk unit rawat intensif

ii. Jasa kunjungan dokter ruangan, termasuk dokter spesialis

iii. Biaya tindakan bedah, termasuk jasa dokter bedah, dokter anestesi juga jasa kamar operasi.

Manfaat rawat inap ini masih bisa diperluas dengan :

i. Rawat bedah sehari

ii. Perawatan pra dan pasca rumah sakit

iii. Perawatan di rumah

iv. Layanan ambulans lokal

v. Perawatan darurat akibat kecelakaan

vi. Repatriasi/pemakaman

vii. Evakuasi medis darurat

c. Baik untuk manfaat rawat jalan maupun rawat inap biasanya dikenakan batasan maksimum (plafon) yang bisa digunakan dalam setiap periode

3. Pengecualian

a. Biaya donor untuk transplantasi organ

b. Perawatan di luar rumah sakit, seperti; spa, hydro clinic, sanatorium, rumah istirahat.

c. Pemeriksaan medis rutin (check up), penyediaan alat bantu pendengaran, kaca mata, lensa kontak, protesa, kursi roda, tongkat penyangga, alat pacu jantung.

d. Pengobatan yang berkaitan dengan infertilitas.

e. Perawatan dan tindakan bedah plastik untuk alasan kecantikan kecuali akibat kecelakaan.

f. Penyakit atau kondisi yang terkait HIV/AIDS.

g. Aborsi diluar alasan medis.

h. Pelayanan kesehatan yang belum diakui resmi oleh Departemen Kesehatan, misalnya pengobatan eksperimental dengan ozon, serta yang tidak diakui resmi oleh Departemen Kesehatan, seperti dukun, sinshe, dsb.

i. Kondisi psikatris, termasuk psikosomatis.

j. Perawatan karena melukai diri sendiri, usaha bunuh diri, kondisi ketergantungan dan penyalahgunaan obat-obatan, alkohol, dan zat kimia lain, penyakit kelamin, atau karena perbuatan peserta yang melanggar hukum.

k. Penyakit keturunan/kelainan bawaan sejak lahir.

Page 73: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

73 / 127

l. Cuci darah untuk penyakit ginjal kronis

m. Perawatan untuk kelainan akibat radiasi atau kontaminasi bahan radioaktif, yang bukan ditujukan untuk pengobatan.

n. Pengobatan luka akibat perang, huru-hara, naik pesawat udara selain sebagai penumpang pesawat udara komersil dan berjadwal, mengikuti kegiatan olah raga yang berbahaya kecuali setelah mendapat persetujuan dari perusahaan asuransi yang bersangkutan.

Pengecualian-pengecualian lain masih tetap ada dan hal itu harus dibicarakan dengan perusahaan yang bersangkutan. Dalam akseptasinya juga harus diperhatikan underwriting info lainnya seperti :

a. Riwayat medis atau kesehatan tertanggung

b. Menganalisa aktifitas dari tertanggung

c. Menganalisa profesi dari tertanggung

d. Menganalisa kesehatan dari tertanggung

e. Menganalisa lingkungan sekitar dari aktifitas atau profesi dari tertanggung

f. Pengalaman klaim yang ada

Penerapan rating & discount harus memperhatikan tingkat persaingan di market dan juga perolehan net earning untuk perusahaan.

Page 74: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

74 / 127

BAB VI – ASURANSI PENGANGKUTAN DAN RANGKA KAPAL (MARINE INSURANCE)

A. ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG (MARINE CARGO)

1. Perlindungan Terhadap Barang Yang Diangkut

Pedagang, eksportir atau siapa saja yang aktivitasnya berhubungan dengan pengiriman barang merupakan kelompok yang rawan risiko. Banyak hal yang menyebabkan barang yang dikirim tidak sampai ke alamat yang dituju, seperti sarana pengangkut rusak atau kecelakaan, tabrakan, tenggelam, kebakaran, huru-hara dan pemogokan, pencurian, dan lain sebagainya. Atau bisa juga karena barang tersebut rusak akibat salah penanganan, terkena air laut, dan lain-lain. Bila risiko itu terjadi, tentu kerugian yang ditimbulkannya tidak sedikit bahkan bisa menyebabkan kebangkrutan. Untuk menghindari, maka risiko harus diantisipasi. Barang-barang yang hendak dikirim perlu dilindungi dengan Asuransi Pengangkutan supaya terjamin.

Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance) adalah penutupan terhadap kerugian atau kerusakan pada barang/muatan sejak barang/muatan meninggalkan gudang atau tempat penyimpanan menuju gudang/tempat tujuan dalam skala domestik maupun internasional. Dalam hal ini, alat transportasi yang digunakan meliputi truk atau kereta api (darat), kapal laut, tongkang, atau ferry (laut) dan pesawat penumpang atau cargo (udara).

Untuk beberapa jenis pengangkutan, seperti pesawat udara dan kapal laut (liner terms), Asuransi Pengangkutan merupakan kewajiban. Artinya, pihak pemilik barang/pengirim diwajibkan mengasuransikan barang yang akan dikirim sebelum dimuat ke dalam pesawat atau kapal laut.

2. Polis Asuransi Pengangkutan Barang

a. Untuk Asuransi Pengangkutan telah menggunakan polis baru yang dikenal dengan nama "New Marine Policy Form (NMPF)" yang umum dipergunakan untuk pengangkutan barang internasional. Adapun lazimnya klausul-klausul pelengkap yang sering dipakai adalah antara lain :

i. Institute Cargo Clause A

ii. Institute Cargo Clause B

iii. Institute Cargo Clause C

iv. Institute Cargo Clause (Air)

v. Institute Coal Clause

vi. Institute Bulk Oil Clause

vii. Institute Frozen Food/Meat Clause

viii. Total Loss of The Goods under Institute Cargo Clause C

ix. Total Loss of The Goods following Total Loss of The Vessel under Institute Cargo Clause C

x. Institute Classification Clause

xi. Institute Strike Clause

b. Di Indonesia, melalui AAUI telah menerbitkan Polis Standar Asuransi Pengangkutan Barang Indonesia (PSAPBI). Polis tersebut adalah:

i. PSAPBI Jaminan 1, setara dengan Institute Cargo Clause A

ii. PSAPBI Jaminan 2, setara dengan Institute Cargo Clause B

iii. PSAPBI Jaminan 3, setara dengan Institute Cargo Clause C

iv. Total Loss of The Goods under PSAPBI Jaminan 3

v. Total Loss of The Goods following Total Loss of The Vessel under PSAPBI Jaminan 3

vi. Land and Air Transit Cover A DAI

vii. Land and Air Transit Cover B DAI

Kedua polis tersebut bisa dipergunakan di Indonesia

Page 75: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

75 / 127

3. Jenis Penutupan

Penutupan yang diberikan Perusahaan meliputi:

a. Risiko kerugian atau kerusakan pada barang muatan oleh sebab apapun termasuk pencurian barang, kecuali keterlambatan dan sifat barang itu sendiri (Institute Cargo Clauses (A) yang bersifat All Risk cover/unnamed perils) atau PSAPBI Jaminan 1.

b. Risiko kerugian atau kerusakan pada barang muatan yang disebabkan oleh alat pengangkut yang mengalami kecelakaan dan kerusakan karena air laut (Institute Cargo Clauses (B) named perils cover) atau PSAPBI Jaminan 2.

c. Risiko kerugian atau kerusakan pada barang muatan yang disebabkan oleh alat pengangkut yang mengalami kecelakaan (Institute Cargo Clauses (C) named perils cover yang banyak dipakai untuk Bulk Cargo) atau PSAPBI Jaminan 3.

Penutupan di atas adalah yang umum berlaku di pasar domestik dan internasional.

4. Objek Pertanggungan

Perusahaan menutup risiko asuransi dari segala macam muatan, seperti: general cargo, bulk cargo, specialized cargo dan dangerous cargo.

General cargo adalah muatan yang umumnya diangkut dengan kapal laut dengan jadwal dan rute tetap dan harus disertai Bill of Lading sebagai Contract of Affreighment sebagai bukti utama. Sedang bulk cargo merupakan muatan dalam jumlah besar dan sejenis. Muatan ini biasanya diangkut oleh kapal pengangkut yang khusus disewa, dan dalam hal ini dokumen terpenting adalah surat perjanjian penyewaan palka kapal.

Bulk cargo ini terdiri dari beberapa macam, seperti :

a. Barang padat (solid), yakni komoditi yang bisa dikategorikan sebagai muatan kering seperti tepung terigu, asam fosfat, amoniak, gula, beras, jagung, kopi, kopra, kapas, dll. Barang-barang ini biasanya dikemas atau dicurahkan.

b. Barang cair (liquid) yang dimuat dalam bulk cargo biasanya dimasukkan ke dalam botol atau drum dan dianggap sebagai general cargo. Untuk muatan barang cair dalam tangki (minyak kelapa, minyak tanah, dsb) diperlukan pengukuran/penakaran khusus.

c. Minyak dan Gas. Untuk muatan minyak dan gas, disamping menggunakan metode pengukuran/penakaran yang sama, diperhitungkan juga faktor kepadatan (density) dimana tingkat kepadatannya dipengaruhi oleh suhu udara.

Muatan khusus atau specialized cargo adalah barang-barang yang dikelompokkan sebagai muatan berat/berjenis besar, sedang yang berkategori berbahaya (dangerous cargo) diberlakukan penanganan dan sistem pelabelan sesuai perhitungan tingkat bahayanya.

5. Obyek Yang Tidak Dapat Di-cover Dan Yang Dapat Di-cover Seizin Direksi CQ Divisi Teknik

a. Kontener dan sejenisnya

b. Objek Pertanggunan yang dibawa dengan

i. Kapal Kayu Motor berusia lebih dari 25 tahun dan GRT dibawah 100.

ii. Kapal/Perahu Layar Motor

iii. Kapal besi/baja berusia lebih dari 35 tahun kecuali kapal besi/baja berklasifikasi dengan GRT di atas 1.000 dengan maksimum berusia 40 tahun

c. Stok hewan hidup dan darah segar

d. Barang-barang yang diembargo/dilarang

e. Risiko barang sitaan

f. Stok barang yang berpindah-pindah

g. Tanggung jawab hukum pengangkut

Page 76: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

76 / 127

6. Risiko Yang Dijamin

a. PSAPBI Jaminan 3 atau setara dengan ICC 'C' NMPF

Memberikan perlindungan atas risiko kerugian dan/atau kerusakan pada barang kiriman/kargo yang diakibatkan oleh:

i. Kebakaran atau ledakan;

ii. Kapal kandas, terdampar, tenggelam atau terbalik;

iii. Tabrakan/benturan kapal dengan benda2 lain kecuali air;

iv. Alat angkut darat tabrakan, terbalik atau keluar rel;

v. Pembongkaran barang di pelabuhan darurat;

vi. Pengorbanan kerugian umum (general average sacrifice);

vii. Dibuangnya kargo untuk menyelamatkan kapal (Jettison);

viii. Kontribusi dalam kerugian umum;

ix. Kontribusi dalam tabrakan kapal karena keduanya bersalah (both to blame collission)

b. PSAPBI Jaminan 2 atau setara dengan ICC 'B' NMPF

Memberikan perlindungan atas segala risiko selama pengiriman/pengangkutan atas risiko yang dilindungi dalam Jaminan 3/ICC 'C' termasuk atas risiko kerugian dan/atau kerusakan pada barang kiriman/kargo yang diakibatkan oleh :

i. Gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi atau sambaran petir;

ii. Masuknya air laut, danau atau sungai ke dalam alat angkut;

iii. Tersapu ombak saat di geladak kapal (washing over board);

iv. Kerugian total per koli karena terlempar atau jatuh ke laut selama pemuatan atau pembongkaran barang ke atau dari kapal.

c. PSAPBI Jaminan 1 atau setara dengan ICC 'A' NMPF

Memberikan perlindungan atas segala risiko selama pengiriman/pengangkutan, termasuk risiko yang dilindungi dalam Jaminan 3/ICC 'C' dan Jaminan 2/ICC 'B', sejauh tidak termasuk risiko yang dikecualikan oleh polis.

d. Tingkat Risiko juga bisa didasarkan kepada klasifikasi/jenis barang yang diangkut:

Semua hasil tambang atau logam hasil pabrik setengah jadi; seperti timah, alumunium, pipa baja, besi/slop beton

Semua hasil hutan atau perkebunan, seperti kayu log, kayu gergaji, rotan, karet mentah

Semua hasil tanaman pangan yang dapat dikonsumsi, seperti beras, kopi, coklat, teh, jagung

Semua hasil industry hulu atau industri berat, seperti plat baja, lembaran seng, kawat untuk membuat paku

Mesin dan suku cadang, seperti mesin tekstil, mesin plywood, generator, dan crane

Hasil industri otomotif dalam bentuk CKD, seperti suku cadang kendaraan bermotor, mesin diesel

Hasil industri kimia yang diolah lebih lanjut yang tidak mudah terbakar dan berbahaya, seperti semen, pupuk, bahan obat-obatan, bahan minuman atau makanan

Hasil Industri pemintalan dan industri kertas dan sejenisnya, seperti benang tenun, bahan pakaian, pakaian jadi, karton, kardus

Barang-barang elektronik, furniture, barang antik, lukisan, hasil kerajinan bernilai tinggi, mobil sedan (built up), barang-barang lain yang sensitif, mudah rusak/pecah dan biaya perbaikannya mahal.

Semua produk teknologi tinggi yang sarana perbaikannya belum ada di Indonesia atau produk sangat sensitive yang apabila rusak cenderung Total Loss.

Page 77: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

77 / 127

7. Risiko Yang Tidak Dijamin

Mengacu pada PSAPBI, risiko-risiko berikut tidak dijamin:

a. Kerugian, kerusakan atau biaya yang diakibatkan oleh kesalahan yang dilakukan dengan sengaja oleh Tertanggung;

b. Kebocoran yang wajar, berkurangnya berat atau volume yang wajar atau keausan yang wajar;

c. Kerugian, kerusakan atau biaya yang disebabkan oleh tidak memadainya atau tidak sesuainya pembungkus atau penyiapan barang yang dipertanggungkan. (yang dimaksud dengan “pembungkus” termasuk penyusunan barang di dalam kontainer atau alat angkut yang tertutup, tetapi hanya jika penyusunan tersebut dilakukan sebelum mulainya pertanggungan atau dilakukan oleh Tertanggung );

d. Kerugian, kerusakan atau biaya yang disebabkan dari dalam barang itu sendiri atau sifat alami barang yang dipertanggungkan;

e. Kerugian, kerusakan atau biaya yang penyebab utamanya adalah keterlambatan, walaupun keterlambatan itu disebabkan oleh risiko yang dipertanggungkan, kecuali biaya yang sudah disebutkan

f. Kerugian, kerusakan atau biaya yang timbul dari kepailitan atau kegagalan keuangan pemilik, pengelola, penyewa atau operator kapal;

g. Kerugian, kerusakan atau biaya yang timbul dari pemakaian senjata perang yang menggunakan tenaga atom atau fisi dan atau fusi nuklir atau reaksi lain sejenisnya atau kekuatan atau bahan radio aktif;

h. Kehilangan barang di dalam kontainer atau mobil box jika segel atau kunci dalam keadaan baik atau tidak rusak;

i. Pengrusakan atau penghancuran yang dilakukan dengan sengaja dan melawan hukum oleh satu orang atau lebih terhadap barang yang dipertanggungkan atau bagian daripadanya (kecuali pada Jaminan 1 atau ICC A).

j. Secara khusus Perusahaan mengecualikan risiko loading & unloading

8. Perluasan

Jaminan dapat diperluas dengan:

a. Risiko perang, kecuali pada negara yang sedang berperang (Institute War Clauses (Cargo) 1/1/82).

b. Risiko huru hara dan pemogokan (Institute Strike Clauses (Cargo) 1/ 1/82). Perusahaan asuransi juga menawarkan penutupan sesuai dengan kebutuhan pengirim barang (tailor made)

9. Batasan Harga Pertanggungan Yang Dapat Diaksep

Untuk menentukan harga pertanggungan atas barang yang diangkut bisa berdasarkan ketentuan berikut:

a. Free on Board

Penentuan harga pertanggungan hanya berdasarkan harga barang yang ditentukan dari penjual atau produsen.

b. Cost and Freight

Penentuan harga pertanggungan berdasarkan harga barang yang ditentukan dari penjual atau produsen ditambah dengan biaya-biaya yang berkaitan dengan proses pengangkutan dari tempat asal sampai tempat tujuan.

c. Cost, Insurance and Freight

Penentuan harga pertanggungan berdasarkan harga barang yang ditentukan dari penjual atau produsen ditambah dengan biaya-biaya yang berkaitan dengan proses pengangkutan dari tempat asal sampai tempat tujuan dan biaya asuransi.

Page 78: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

78 / 127

10. Suku Premi/Rate dan Risiko Sendiri

a. Rating akan berdasarkan underwriting consideraton.

b. Penetapan suku premi asuransi pengangkutan barang adalah fleksibel mengingat persaingan di market tetapi harus diperhatikan net margin untuk perusahaan.

c. Penetapan risiko sendiri wajib dikenakan untuk jaminan All Risks namun tidak menutup kemungkinan untuk jaminan yang lebih rendah dari All Risks. Besarannya mempertimbangkan klasifikasi/jenis barang dan alat angkut yang dipergunakan.

11. Batasan Jangka Waktu Pembayaran Premium (WPC; Warranty Payment Clause)

Batas Jangka Waktu Pembayaran Premi untuk asuransi pengangkutan barang yaitu sesuai dengan ketentuan dalam polis

12. Underwriting Info

Data dalam setiap penutupan sangat perlu sebagai bahan pertimbangan akan menerima atau manolak penutupan, diperhatikan SPPA & risk/loss report/risk survey.

Dalam Asuransi Pengangkutan hal yang sangat penting diperhatikan adalah data mengenai :

a. Interest (Objek Pertanggungan) mencakup :

i. Jenis barang :

General Cargo

Bulk Cargo

Special Cargo

Dangerous Cargo

ii. Sifat barang :

Mudah rusak, terbakar

Mudah dicuri, dibajak

b. Alat angkut mencakup:

i. Pesawat Udara

ii. Kapal Laut :

Kapal Cargo

Barge

Kapal tanker

LST/LCT

Kapal Kayu Motor

iii. Alat angkut darat:

Truk bak terbuka atau tertutup

Truk box/pick up box

Truk flatbed atau trailer

Kereta api

c. Packing mencakup :

i. Container 20 ft/40 ft/FCL/LCL

ii. Disusun di atas pengangkut

iii. Drum

d. Tempat asal dan Tujuan harus diperhatikan perkiraan

i. Letak dan jarak dari tempat berangkat

ii. Situasi dan kondisi pelabuhan tujuan

Page 79: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

79 / 127

e. Dalam asuransi pengangkutan, hal yang paling dominan adalah pengangkutan dengan kapal laut, untuk itu agar diperhatikan :

i. Kapal mencakup :

Konstruksi dan jenis

Usia kapal maksimum

Bendera kapal

Tergantung GRT-nya

ii. Dokumen angkut :

Shipping Instruction/Bill of Lading (Pengangkutan Laut)

Surat Muatan Udara (Pengangkutan Udara Domestik)

Airway Bill (Pengangkutan Udara Internasional)

Surat Jalan (Pengangkutan Darat)

Packing List/Invoice/Faktur/Letter of Credit

iii. Pengalaman/Reputasi pengangkutan

f. Loss record atau pengalaman klaim sebelumnya 3 tahun terakhir, bila ada.

B. ASURANSI PENGANGKUTAN UANG (CASH IN TRANSIT INSURANCE)

Asuransi ini memberi ganti rugi terhadap kerugian dan kehilangan yang dialami oleh tertanggung selama pengangkutan uang baik dari kantor bank/perusahaan cash management/rumah/atm maupun sebaliknya. Uang yang diangkut dijamin dari kehilangan akibat perampokan, pencurian dan kecelakaan yang dialami sesuai dengan ketentuan polis.

Dapat dicontohkan, penjaminan uang adalah sebagai berikut:

a. Uang dalam perjalanan dari bank yang akan digunakan untuk pembayaran gaji mulai diterima dari bank oleh pegawai hingga dibayarkan termasuk saat uang berada di brankas.

b. Uang dalam perjalanan dari bank untuk tujuan lain yang spesifik mulai dari saat uang diterima dari bank oleh pegawai hingga dibayarkan.

c. Uang dalam perjalanan ke bank yang sementara waktu disimpan di tempat tertanggung hingga diserahkan ke bank.

d. Uang saat diambil (ditagih) hingga disetorkan ke bank.

C. ASURANSI RANGKA KAPAL (MARINE HULL) 1. Perlindungan Terhadap Kapal Laut

Bagi pemilik/perusahaan kapal, peristiwa tenggelamnya kapal tentu mengingatkan mereka terhadap pentingnya perlindungan kapal lewat jasa asuransi. Dengan berasuransi, kapal sudah dijamin dari risiko kerugian yang disebabkan oleh bahaya-bahaya di laut (perils on the sea). Jasa perlindungan ini disebut Asuransi Rangka Kapal (Hull & Machinery Insurance), yang memberi jaminan kerugian terhadap rangka kapal, mesin dan peralatannya.

Selain itu, perlindungan kapal perlu juga dilengkapi dengan Protection and Indemnity Insurance, yakni jaminan atas risiko tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (liability risks), karena hal ini tidak ditutup oleh Asuransi Rangka Kapal. Marine hull tidak ada back up treaty sehingga harus ada persetujuan kantor pusat dan juga perihal loss record dan unit yang akan dicover lebih banyak lebih baik.

2. Ruang Lingkup Jaminan

Ruang lingkup asuransi rangka kapal terdiri dari tiga jenis, yakni:

a. Penutupan asuransi All Risks

b. Penutupan asuransi Total Loss Only

Page 80: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

80 / 127

c. Penutupan asuransi Port Risk (All Risk, Total Loss Only).

d. Wreck Removal, Perusahaan untuk saat ini telah ikut serta pada Consortium Wreck Removal Insurance (CWRI) yang diketuai oleh PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia

3. Objek Pertanggungan

Objek pertanggungannya adalah:

a. Rangka dan mesin kapal (hull and machinery)

b. Biaya pengoperasian kapal (disbursement)

c. Uang tambang (freight)

d. Tanggung jawab hukum

i. Akibat tabrakan kapal (collision liability)

ii. Tanggung jawab atas:

Barang muatan

Penumpang (kesehatan, kecelakaan)

Tanggung jawab terhadap Anak Buah Kapal (ABK) untuk santunan kesehatan, pengobatan pada kecelakaan, kerusakan barang-barang milik ABK akibat kecelakaan

e. Loss of hire

4. Bahaya-bahaya Yang Dijamin

a. Perils of the seas, baik yang dialami di sungai, danau dan perairan yang dapat dilayari kapal. Termasuk cuaca buruk (heavy weather), kandas, tenggelam, tabrakan, dan lain-Iain

b. Kebakaran (fire)

c. Perbuatan awak kapal yang salah dan disengaja untuk merugikan pemilik kapal (barratry)

d. Pencurian di atas kapal oleh pihak luar kapal dengan disertai kekerasan (theft)

e. Jettison yakni pembuangan barang muatan atau perlengkapan kapal ke laut dalam rangka penyelamatan kapal saat terjadi bahaya yang dijamin (perils insured).

f. Bahaya-bahaya lain (all other perils), seperti:

i. Kecelakaan selama bongkar muat atau pengisian bahan bakar

ii. Peledakan di dalam dan di luar kapal

iii. Kesalahan/kelalaian nakhoda, awak kapal dan pilot pemandu

iv. Kelalaian bengkel yang mereparasi kapal, sejauh bengkel bukan milik tertanggung

v. Tabrakan dengan pesawat (air craft) atau alat angkut darat, dok atau instalasi pelabuhan

vi. Gempa bumi, letusan gunung api dan halilintar/petir

5. Bentuk dan Jangka Waktu Polis

Ada 3 (tiga) bentuk polis Asuransi Kapal yang berkaitan dengan masa berlaku-nya, yakni:

a. Time Policy, yakni penutupan asuransi dilakukan selama waktu tertentu, misalnya 12 bulan, setelah itu dapat dilakukan perpanjangan kembali.

b. Voyage Policy, yakni penutupan asuransi dilakukan untuk suatu perjalanan kapal. Misalnya, pada ikhtisar polis;

And from yaitu saat kapal tertambat dengan aman dengan menurunkan sauh di lokasi ditetapkan oleh syah bandar pelabuhan kemudian mengangkat sauh untuk berlayar ketujuan.

Atau from, yakni saat kapal mengangkat sauh untuk berlayar ketempat tujuan.

c. Mixed Policy, yakni penutupan asuransi dilakukan berdasarkan Voyage Policy dan kemudian dilanjutkan dengan penutupan asuransi untuk selama waktu tertentu di suatu pelabuhan/tempat sandar.

Page 81: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

81 / 127

6. Kerugian Yang Dijamin

a. Actual Total Loss yaitu:

i. Jika kapal tidak diperoleh kembali (misalnya tenggelam pada laut dalam)

ii. Kapal hancur total, sehingga tidak dapat dimanfaatkan lagi

iii. Kapal dinyatakan hilang

b. Constructive Total Loss yaitu:

i. Jika biaya perbaikan dan penyelamatan kapal melebihi harga pertanggungan kapal

ii. Bila terdapat alasan kuat meninggalkan kapal.

c. Damage to Hull machinery yakni Particular average dan General average. Particular average adalah kerusakan sebagian rangka dan mesin kapal yang disebabkan oleh kelalaian awak kapal

d. Sue & Labour Expenses yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh tertanggung sehubungan dengan usaha mengurangi kerugian melalui tindakan penyelamatan yang dilakukan terhadap kapal yang mengalami kecelakaan,

e. Collision Liability yakni tanggung jawab hukum terhadap kerugian pihak ketiga yang disebabkan oleh tabrakan antara kapal yang diasuransikan dengan kapal lainnya ataupun objek-objek lainnya yang termasuk ke dalam Fixed & Floating Object (FFO). Bila tabrakan melibatkan dua kapal yang dimiliki oleh perusahaan/pemilik yang sama, maka kapal yang satu dapat menuntut kapal lainnya, dan sebaliknya (sistership salvage & collision).

7. Kondisi Umum Yang Berlaku

Sebagaimana diketahui sejak pertengahan abad ke 19 Polis Asuransi yang menjamin Hull Dan Machinery diperkenalkan oleh Institute of London Underwriter dalam bentuk Institute Time Clause (Hull). Walaupun penggunaannya tidak merupakan keharusan namun pada kenyataannya diterima oleh banyak masyarakat perasuransian yang pada akhirnya merupakan dasar dari Hull dan Machinery Insurance yang mendunia.

Adapun faktor faktor vang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Usia Kapal

b. GRT

c. Bendera Kapal

d. Area Pelayaran

e. Jenis Kapal dan Konstruksinya

f. Loss Record 3 (tiga) tahun terakhir

8. Syarat-syarat Penutupan

Penutupan Marine Hull berhubungan erat dengan kepentingan-kepentingan yang ada pada kapal yang bersangkutan. Kepentingan-kepentingan yang erat hubungannya dengan kerusakan kapal dan ada pula yang berhubungan dengan tanggung jawab pemilik terhadap orang lain selama dioperasikannya kapal.

Syarat-syarat penutupan asuransi kapal ditentukan oleh beberapa hal :

a. Macam dan Type kapal yang akan diasuransikan

i. Kapal dipakai sendiri contoh; Speed Boat, Kapal Layar,Kapal Pesiar dsb.

ii. Kapal untuk tujuan khusus contoh; Kapal Penangkap Ikan, Kapal Keruk dsb.

iii. Kapal pengangkut barang contoh; Kapal General Cargo, Kapal Bulk Cargo, Kapal khusus untuk jenis barang tertentu dsb.

iv. Kapal Tanker

b. Penggunaan dari kapal :

i. Kapal Dagang biasa.

Page 82: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

82 / 127

ii. Kapal yang tergolong pada industrial service, Kapal seperti ini tidak digunakan untuk mengangkut barang dengan memungut sewa, tetapi hanya untuk keperluan kelancaran dari usaha-usaha lainnya dari pemilik kapal yang bersangkutan.

iii. Kapal-kapal untuk keperluan pribadi (ada berbagai macam Type).

9. Wilayah Operasi Kapal

Pelayaran pantai, pelayaran lokal, pelayaran antar pulau, samudera dekat dan pelayaran samudera biasa seluruh dunia mengikuti ITC Hulls Form.

10. Sistim Pengangkutan Barang Yang Dilakukan Oleh Kapal

a. Liner Service ; yaitu kapal yang melakukan pelayaran secara teratur dari suatu pelabuhan atau daerah ke pelabuhan-pelabuhan dan daerah-daerah lain, tanpa mempersoalkan apakah muatannya cukup atau tidak. Pelayaran ini lazim juga disebut "pelayaran tetap". Adapun Ciri-ciri dari pelayaran ini :

i. Berlayar secara teratur,

ii. Mempunyai scheduling yang tetap.

iii. Barang-barang yang dimuat biasanya adalah "General Cargo" dan dilengkapi dengan Bill of Lading (B/L).

b. Tramping Service ; yaitu sistim pelayaran atas kapal yang dilakukan berdasarkan ada atau tidaknya barang yang akan diangkut. Kapal ini tidak mempunyai route tertentu dan tidak ada schedule mengenai keberangkatannya. Oleh karenanya pelayaran sejenis ini sering disebut "Pelayaran Liar" karena pengoperasiannya tidak terencana. Ciri-ciri dari pelayaran ini adalah :

a. Berlayar tidak beraturan (Irregular Service).

b. Tidak berencana (Non Scheduling)

c. Barang yang diangkut tidak selalu didukung oleh B/L.

c. Charter Service ; yaitu pelayaran kapal yang dilakukan dengan charter. Barang yang diangkut biasanya terbatas dimiliki oleh hanya satu atau beberapa orang dan cara pelayarannya dilakukan seperti tramping.

Di Indonesia kapal-kapal yang diasuransikan pada umumnya baru kapal-kapal dagang, serta kebanyakan dilaksanakan atas dasar polis berjangka (Time Policy) maka untuk itu diberikan beberapa syarat penutupan yang dapat digunakan untuk asuransi Kapal Dagang untuk "Hull & Machinery" yaitu :

a. Risiko selama kapal berada di pelabuhan (Port Risks)

Kondisi ini mengcover sejak kapal tiba dengan selamat di pelabuhan sampai kapal melepaskan diri dari pelabuhan untuk memulai pelayarannya. Clause untuk penutupan yang umumnya digunakan adalah "Institute Time Clauses Hulls-Port Risks" 1/3/85. Kondisi ini menutup risiko-risiko antara lain:

i. Kerusakan karena collision (Collision Liability—ITC-Hull Port Risks) pasal 7.

ii. Kerusakan-kerusakan terhadap kepentingan-kepentingan lain untuk mana kapal bertanggungjawab seperti kerusakan atas barang-barang yang ada di atas kapal lain, kerusakan barang yang berada di atas kapal itu sendiri yang bukan milik Tertanggung, kerusakan pada dock serta kecelakaan manusia dsb. Jaminan ini dimasukkan Clause "Protection and Indemnity".

iii. Loss or damage atas kapal akibat langsung dari :

Accident ini loading discharging or shifting cargo or fuel.

Explosions on shipboard or elsewhere.

Breakdown of or accident to nuclear installations or Reactor or elsewhere.

Burnsting of boilers breakage of shaft or any latent defect in the machinery or hull.

Contact with aircraft.

Page 83: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

83 / 127

Negligence of Masters Officers Crew or Pilots, dengan catatan bahwa hal ini tidak sengaja atau dilakukan dengan sepengetahuan Tertanggung atau pemiliknya. Dalam hubungan ini apabila kebetulan Master atau anak buah kapal turut menjadi pemilik kapal, maka kelalaiannya sebagai crew tidak dianggap sebagai kelalaian pemilik.

Kerusakan akibat risiko perang (war perils) dan pemogokan (strikes perils) tidak turut dijamin dengan kondisi ini.

b. Total Loss Only (TLO)

Kerugian yang dijamin dengan kondisi penutupan TLO, hanyalah apabila kerugian tersebut mengakibatkan kapal total loss atau constructive total loss. Kerugian-kerugian sebagian lainnya apabila belum dapat digolongkan kepada total loss belum mendapat jaminan dengan kondisi ini.

Syarat penutupan yang dapat digunakan adalah "Institute Time Clauses Hulls Total Loss Only 1.10.83" (ITC Hulls TLO).

Asuransi ini menjamin total loss (actual or construction) atas objek pertanggungan akibat dari:

i. Bahaya-bahaya laut, sungai dan perairan yang dapat dilayari

ii. Kebakaran dan peledakan

iii. Pencurian yang dilakukan oleh orang luar dari luar kapal

iv. Jettison (membuang barang ke laut)

v. Piracy

vi. Breakdown of or accident to nuclear installations or reactors

vii. Contact with aircraft or similar objects

viii. Earthquake volcanic eruption or ligthing

ix. Accident in loading discharging or shifting cargoes or fuel

x. Bursting of boilers breakage of shaft or any latent defect in the machinery or hull

xi. Negligence of Masters Crew of Pilots

xii. Negligence of repairers or characters dengan pengertian bahwa repaires dan characters tersebut bukan Tertanggung.

xiii. Barratry of Master Officers or Crew, dengan ketentuan bahwa kerugian atau kerusakan tsb, bukan dilakukan dengan sengaja atau sepengetahuan Tertanggung atau Pemiliknya.

Walaupun yang dijamin total loss only, akan tetapi apabila dikeluarkan biaya-biaya dalam usaha pertolongan untuk mencegah terjadinya total loss atau untuk mencegah kerugian yang lebih besar, maka biaya tersebut dapat digolongkan sebagai salvage. Salvage charges and sue labour turut dijamin dalam ITC Hulls TLO, akan tetapi jumlahnya hanya terbatas atau sebanding dengan jumlah pertanggungan apabila terjadi under-insurance.

c. Free Form Particular Average (FPA)

Syarat penutupan dengan FPA ini pada dasarnya hanya menjamin risiko-risiko; total loss, kontribusi dalam General Average, kerusakan dalam hal tubrukan, kebakaran dan kandas. Kerusakan lainnya yang sifatnya sebagian dari luar dari yang disebutkan di atas tidaklah dijamin.

Clauses yang lama ada berbagai macam variasi yang bisa digunakan untuk penutupan Free Particular Average ini, tergantung pada jenis polis yang digunakan (Time Policy atau Voyage Policy).

Sejak tahun 1982 polis dan Clause mengalami perubahan , maka Clause yang dapat digunakan adalah Total Loss yang diperluas untuk mana dikeluarkan Clause tersendiri yaitu "Institute Clauses Hulls, Total Loss, General Average dan 3/4th Collision Liability" 1.10.83. Dengan memakai Clause ini maka risiko yang dijamin terhadap kerusakan kapal adalah tetap

Page 84: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

84 / 127

Total Loss (kerusakan kapal tidak dijamin kecuali kerusakan tersebut bisa digolongkan kepada Total Loss).

Clause ini menjamin :

i. Biaya General Average, Salvage Charges sebanding dengan jumlah pertanggungan jika ada under insurance.

ii. Tanggung jawab pemilik kapal akibat tubrukan, tetapi terbatas hanya 3/4 bagian. Dalam penentuan besarnya kerugian tersebut berlaku prinsip Cross Liability atas dasar tingkat kesalahan masing-masing (degree to blame).

iii. Termasuk jaminan atas biaya-biaya legal proceeding dalam hubungan dengan tubrukan tersebut. Namun tidak termasuk biaya yang berhubungan dengan Removal of Abstruction, wreck, atau cargo, juga tidak termasuk Loss of Life, Illness, Pollution dsb.

d. All Risks

Untuk penutupan asuransi kapal-kapal di Indonesia pada umumnya digunakan "Standard lndonesian Hull Form" atau "Institute Time Clauses-Hull. Yang perlu dijelaskan disini adalah tidak selamanya Standard Clauses tersebut tetap, mengingat perkembangan pasar asuransi yang ada serta semakin bertambahnya risiko-risiko yang dihadapi oleh Penanggung. Standard terakhir yang digunakan adalah "Institute Time Clauses-Hull 1.10.83" dan " Standard Indonesian Hull Form 1.10.70".

Dengan memakai kondisi Standard Indonesian Hull Form 1.10.70 sebagai syarat penutupan, maka risiko yang dijamin asuransi adalah meliputi hal-hal sebagai berikut: :

i. Kerusakan yang terjadi atas kapal, baik kerusakan itu tergolong pada "Particular Average" maupun "General Average". Jaminan meliputi "Partial Loss" dan "Total Loss".

ii. Biaya-biaya yang tergolong pada sue and labour dan salvage sehubungan dengan bahaya yang diasuransikan.

iii. Kontribusi dalam hal General Average sebagai akibat dari bahaya yang dijamin.

iv. Tanggung jawab dalam hal tubrukan.

11. Yang Dikecualikan/Tidak Dijamin

Asuransi tidak menjamin kerugian dan kerusakan akibat dari :

a. War Perils, kalau ini hendak dimasukkan harus ditambahkan tersendiri (War Exclusion Clause).

b. Strikes, Locked-out workmen, Labour disturbances, Riot or Civil Commotion, terorist or political motive (strikes Exclution Clause)

c. The detonation of an explosive, any weapon of war, any person acting moliciuosly or form poitical motive (Malicious Acts Exclusion Clause).

d. Akibat dari nuclear or other like reaction or radio active force or matter (Nuclear Exclusion Clause).

e. Biaya-biaya pengecatan scraping bagian bawah kapal, kecuali untuk hal-hal yang secara jelas disebutkan dalam jaminan (Bottom Treatment Clause).

f. Kerusakan sewaktu kapal ditarik, kecuali karena terpaksa atau secara normal harus dilakukan (Navigation Clause).

g. Kapal Layar Motor (KLM)/Perahu Layar Motor (PLM)

h. Anjungan Lepas pantai (Pengeboran Minyak)

i. Kapal berbendera Liberia, Panama dan Honduras.

j. Negara-negara berisiko tinggi dan tidak kooperatif berdasarkan publikasi dari Financial Action Task Force (FATF):

i. Bosnia and Herzegovina

ii. Democratic People’s Republic of Korea (DPRK)

Page 85: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

85 / 127

iii. Ethiopia

iv. Iran

v. Iraq

vi. Sri Lanka

vii. Syria

viii. Trinidad and Tobago

ix. Tunisia

x. Uganda

xi. Vanuatu

xii. Yemen

12. Berakhirnya Pertanggungan

Kecuali ada persetujuan khusus dari Penanggung, Pertanggungan otomatis akan berakhir apabila:

a. Ada perubahan klasifikasi kapal

b. Ada perubahan kepemilikan, perubahan management, dilakukan charter atas dasar bareboat (menyewakan kapal dengan “lepas kunci”, tanpa crew).

Dalam hal terjadi pembatalan maka pengembalian premi adalah pro-rata (Termination Clause). Apabila pada saat berakhirnya Pertanggungan masih ada kerusakan yang belum diperbaiki (Unrepaired Damage), maka besarnya penggantian atas bagian yang belum diperbaiki tersebut adalah sebesar susutnya harga pasar kapal akibat kerusakan yang belum diperbaiki, tetapi tidak boleh lebih dari perkiraan biaya perbaikan yang wajar.

Kerugian atas bagian kapal yang belum diperbaiki tidak akan diganti apabila kapal tersebut mengalami total loss sebelum berakhirnya Pertanggungan (Unrepaired Damage Clause).

13. Batas Waktu Pembayaran Premi (WPC)

Batas Jangka Waktu Pembayaran Premi untuk Asuransi Rangka Kapal yaitu sesuai dengan ketentuan dalam polis.

Page 86: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

86 / 127

BAB VII – PENJAMINAN

A. SURETY BOND Merupakan fasilitas penjaminan yang diberikan untuk menjamin pemilik proyek (obligee) terhadap kemungkinan timbulnya risiko kerugian akibat kegagalan Prinsipal (kontraktor) menyelesaikan kewajibannya sesuai kontrak.

Surety Bond merupakan alternatif dari Bank Garansi yang berfungsi menjamin tender-tender dan jaminan lain dalam pelaksanaan proyek-proyek pembangunan yang dibiayai oleh APBN/APBD, bantuan luar negeri dan proyek-proyek milik pemerintah yang dikelola oleh BUMN atau proyek-proyek swasta. sertifikat Surety Bond telah direvisi oleh AAUI dengan mengacu kepada Surat Keputusan Pengurus Asosiasi

Wording Asuransi Umum Indonesia (AAUI) No.111/AAUI/03 tentang Pemberlakuan Polis Wording Untuk Jaminan Kontrak Konstruksi (Versi Bahasa Indonesia) tanggal 10 April 2003

Dengan demikian maka seluruh wording polis Surety Bond yang ada sekarang telah diganti oleh wording polis baru dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagai berikut :

1. Per tanggal 1 Januari 2004 wording polis Surety Bond mengalami perubahan isi untuk jaminan yang bersifat "Conditional" dan "Unconditional". Langkah ini diambil guna mengantisipasi kondisi pasar, baik dari segi resiko maupun kondisi kontrak yang sedikit banyak telah mengalami perubahan dalam rangka mengamankan kelancaran dan kepentingan proyek pihak Obligee.

2. Apabila Obligee masih dapat menerima kondisi dari polis Jaminan yang bersifat "Conditional" , maka tetap mempergunakan wording polis tersebut.

3. Jaminan yang bersifat "Unconditional" dapat diterbitkan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Dikarenakan sifat jaminan berubah dari "Conditional" menjadi "Unconditional" maka setiap Kantor Operasional didalam melakukan analisa risiko, harus memahami isi tender atau pekerjaan yang akan dilaksanakan.

b. Polis diterbitkan apabila pihak Obligee telah menentukan untuk menggunakan wording "Unconditional".

c. Melakukan survei terlebih dahulu untuk nasabah baru, sedangkan untuk nasabah lama yang menggunakan kondisi unconditional, agar dianalisa kembali kesiapan Prinsipal dalam menghadapi tender atau pekerjaan yang akan dilaksanakan.

d. Menetapkan agunan kepada pihak Prinsipal apabila resiko dari proyek tersebut cukup besar. Hal ini dikarenakan kondisi daripada wording tersebut mengharuskan pihak Surety (Penjamin) membayar terlebih dahulu tanpa ada keberatan, baik dari pihak Prinsipal maupun pihak Penjamin dan tanpa memperhitungkan terlebih dahulu kerugian yang sebenarnya terjadi. Dengan demikian maka agunan akan sangat diperlukan guna mengurangi beban atas klaim yang terjadi.

B. KONTRA BANK GARANSI Kontra Bank Garansi (KBG) merupakan produk turunan dari Surety Bond. Hal ini diperbolehkan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 124/PMK.010/2008 Pasal 4 ayat (3) Tentang Penyelenggaraan Lini Usaha Asuransi Kredit Dan Suretyship : “ Perusahaan Asuransi Umum yang akan memasarkan produk asuransi baru pada lini usaha Asuransi Kredit atau Suretyship wajib memenuhi ketentuan mengenai tingkat solvabilitas dan tidak sedang dikenai sanksi administratif “

KBG merupakan mekanisme permohonan terkait dengan perjanjian kerjasama antara Perusahaan Asuransi dengan Bank, karena pada prinsipnya adalah Perusahaan Asuransi menjamin Bank Garansi yang dikeluarkan oleh Bank sehingga berkepentingan untuk melakukan assessment/penilaian kepada Prinsipal yang ingin mendapatkan fasilitas Bank Garansi dari Bank.

Page 87: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

87 / 127

KBG merupakan Bukti Jaminan atas Bank Garansi yang diterbitkan olen Bank untuk kepentingan "Kontraktor" (Prinsipal) dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang ada dalam perjanjian pokok “Pemilik Pekerjaan“ (Obligee) dengan Prinsipal, maka Asuransi (Surety) akan membayar 100% kepada Bank atas klaim Bank Garansi yang diajukan oleh Obligee/Bowheer.

KBG merupakan unconditional bond atau jaminan tanpa syarat, dimana Surety Company harus membayar kerugian yang diajukan oleh Bank Penerbit Garansi Bank atas pencairan yang diajukan oleh Obligee kepada Bank sebagai akibat dari wanprestasi Prinsipal kepada Obligee.

Selanjutnya Surety berhak untuk menuntut kembali/me-reimbursement kepada Prinsipal atas pencairan Kontra Bank Garansi oleh Bank karena Bank Garansi yang dicairkan oleh Obligee/Bowheer.

C. MANFAAT PENJAMINAN

Memberi kemudahan bagi Prinsipal untuk memenuhi salah satu syarat yang ditentukan oleh Pemilik Proyek atau Pemberi Kerja bagi Pengikut Tender, Pelaksanaan Proyek Pembangunan, Jaminan Uang Muka, Jaminan Dalam Masa Pemeliharaan Proyek Pembangunan yang sedang atau telah selesai dikerjakan.

D. PROSES PENERBITAN PENJAMINAN

1. Sertifikat Surety Bond Untuk memenuhi ketentuan kontrak, dimana Obligee mensyaratkan adanya sertifikat penjaminan dari Perusahaan Surety maka Prinsipal meminta sertifikat penjaminan tersebut kepada Perusahaan Surety untuk selanjutnya diberikan kepada Obligee.

2. Sertifikat Kontra Bank Garansi

Untuk memenuhi ketentuan kontrak, dimana Obligee mensyaratkan adanya sertifikat penjaminan dari Bank maka Prinsipal meminta sertifikat penjaminan tersebut kepada Bank untuk selanjutnya diberikan kepada Obligee.

Sebelum Bank Garansi diterbitkan, pihak Bank mengalihkan risiko kepada Perusahaan Surety berupa Kontra Bank Garansi, umumnya 95% sampai 100%. Sebelum Kontra Bank Garansi diterbitkan, Bank terlebih dahulu meminta kepada Perusahaan Surety untuk menerbitkan Ijin Prinsip (untuk BTN) Lampiran 17 - Form IP BG BTN.docx atau draft Kontra Bank Garansi (untuk Bank EXIM) Lampiran 18 - Form KBG Eximbank.docx .

E. JENIS-JENIS PENJAMINAN

1. Jaminan Tender

Sertifikat jaminan ini diterbitkan oleh Bank berupa Bank Garansi atau oleh Perusahaan Surety berupa Surety Bond, digunakan oleh Prinsipal/Pemborong/Leveransir dalam mengikuti tender, dalam hal dipersyaratkan oleh pemilik proyek/penerima jaminan sebagai salah satu syarat dalam penawaran untuk dapat mengikuti pelelangan proyek tersebut, nilai jaminan umumnya berkisar antara 1% s/d 3% dari nilai proyek.

Gunanya;

Menjamin Prinsipal yang mengajukan penawaran dalam hal, apabila sudah ditetapkan sebagai pemenang dan mengundurkan diri maka pemilik proyek/penerima jaminan akan mengajukan klaim kepada pihak penjamin baik Bank maupun Perusahaan Surety yang menerbitkan Jaminan Penawaran tersebut dan nilai klaimnya adalah maksimum sebesar nilai jaminan. Setelah Bank/Surety melakukan pembayaran, surety melakukan tuntutan klaim/recovery ke prinsipal sebesar yang dibayarkannya ditambah bunga.

2. Jaminan Pelaksanaan

Sertifikat jaminan ini diterbitkan oleh Bank berupa Bank Garansi atau oleh Perusahaan Surety berupa Surety Bond, digunakan oleh Prinsipal/Pemborong/Leveransir dalam menjamin prinsipal

Page 88: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

88 / 127

bahwa prinsipal tersebut mampu untuk melaksanakan proyek sesuai yang dipersyaratkan oleh pemilik proyek, nilai jaminan umumnya sebesar 3% s/d 5% dari nilai proyek.

Gunanya;

Dalam hal Prinsipal gagal melaksanakan proyek sesuai dengan yang dipersyaratkan pemilik proyek, maka pemilik proyek/penerima jaminan akan mengajukan klaim kepada pihak penjamin baik Bank maupun Perusahaan Surety yang menerbitkan Jaminan Pelaksanaan tersebut dan nilai klaimnya adalah maksimum sebesar nilai jaminan. Setelah Bank/Surety melakukan pembayaran, surety melakukan tuntutan klaim/recovery ke prinsipal sebesar yang dibayarkannya ditambah bunga.

3. Jaminan Uang Muka

Sertifikat jaminan ini diterbitkan oleh Bank berupa Bank Garansi atau oleh Perusahaan Surety berupa Surety Bond, digunakan oleh Prinsipal/Pemborong/Leveransir dalam menjamin prinsipal yang menerima uang muka dari pihak pemilik proyek untuk mempu mengembalikannya, nilai jaminan umumnya adalah sebesar 20% dari nilai proyek.

Gunanya;

Dalam hal Prinsipal gagal mengembalikan seluruh uang muka yang sudah diterimanya dari pemilik proyek dimana pembayaran kembali kepada pemilik proyek/penerima jaminan melalui pemotongan dari pembayaran termin proyek, maka pemilik proyek akan mengajukan klaim kepada pihak penjamin baik Bank maupun Perusahaan Surety yang menerbitkan Jaminan Uang Muka tersebut dan nilai klaimnya adalah sebesar nilai jaminan setelah dikurangi nilai uang muka yang dipotong pada termin pembayaran sebelumnya. Setelah Bank/Surety melakukan pembayaran, surety melakukan tuntutan klaim/recovery ke prinsipal sebesar yang dibayarkannya ditambah bunga.

4. Jaminan Pemeliharaan

Sertifikat jaminan ini diterbitkan oleh Bank berupa Bank Garansi atau oleh Perusahaan Surety berupa Surety Bond, digunakan oleh Prinsipal/Pemborong/Leveransir dalam menjamin prinsipal yang menerima uang jaminan pemeliharaan dari pihak pemilik proyek, nilai jaminan umumnya adalah sebesar 5% dari nilai proyek

Gunanya;

Dalam hal terjadi kerusakan atas proyek yang sudah diserahkan melaui berita acara penyerahan proyek kepada pemilik proyek dan kerusakan tersebut masih dalam batas waktu masa pemeliharaan dan Prinsipal tidak melakukan perbaikan atas kerusakan tersebut sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pemilik proyek maka pemilik proyek/penerima jaminan akan mengajukan klaim kepada pihak penjamin baik Bank maupun Perusahaan Surety yang menerbitkan Jaminan Uang Pemeliharaan tersebut dan nilai klaimnya adalah maksimum sebesar nilai jaminan. Setelah Bank/Surety melakukan pembayaran, surety melakukan tuntutan klaim/recovery ke prinsipal sebesar yang dibayarkannya ditambah bunga.

F. PERSYARATAN DOKUMEN PENJAMINAN

1. Company Profile

2. Copy Akte Perusahaan dan Perubahannya (bila ada)

3. Laporan Keuangan 2 (dua) tahun terakhir yarg sudah diaudit, kecuali bagi Perusahaan baru

4. Daftar pekerjaan-pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan

5. Daftar pekerjaan-pekerjaan yang telah diselesaikan

6. Struktur Organisasi dan Daftar Personalia

7. Copy Surat Izin Usaha (SIUP dari Kementrian Perdagangan dan surat ijin lainnya sesuai dengan bidang usaha/proyek masing-masing seperti dari Telkom, PLN, PDAM, ESDM, Kehutanan dsb.)

8. Daftar Peralatan yang dimiliki

Page 89: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

89 / 127

9. Untuk proyek yang mensyaratkan penggunaan tenaga ahli, dilampirkan sertifikat keahlian serta Curriculum Vitae tenaga-tenaga ahli yang bersangkutan.

10. Undangan Tender (bagi pemohon jaminan tender)

11. Surat Penunjukan Pemenang dan Draft Contract atau Surat Perintah Kerja (SPK) atau Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) dan Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk tambang di kawasan hutan atau ijin dari lembaga/kementerian terkait, (bagi pemohon Jaminan Pelaksanaan dan Uang Muka)

12. Surat Perjanjian Pemborong atau Kontrak (bagi Pemohon Jaminan Uang Muka)

13. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (bagi Pemohon Jaminan Pemeliharaan)

14. Surat Perjanjian Ganti Rugi/Indemnity Agreement

a. Formulir dari PT. Asuransi Binagriya Upakara yang telah ditandatangani dan disahkan dihadapan Notaris Lampiran 19 - Form Indemnity Agreement.docx.

b. Dalam hal Prinsipal berdomisili di luar negeri, Surat Perjanjian Ganti Rugi/Indemnity Letter ditandatangani juga oleh sister company atau afiliasinya yang berdomisili di Indonesia sebagai indemnitor yang memiliki hubungan hukum dalam kepemilikannya.

G. RATE PENJAMINAN

Di bawah ini adalah rate/premi/service charge untuk risiko penjaminan. Dalam hal Perusahaan melakukan Perjanjian Kerjasama dengan Pihak Ketiga, rate ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Perusahaan dengan Pihak Ketiga tersebut dan rate dimaksud dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama.

1. Rate Surety Bond

No. Jenis Jaminan Minimum

Rate Minimum

Premi

1. Jaminan Penawaran (Bid Bond) 0.15% Rp. 30.000,-

2. Jaminan Perlaksanaan (Performance Bond) 0.25% Rp. 50.000,-

3. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond) 0.25% Rp. 50.000,-

4. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond) 0.20% Rp. 50.000,-

2. Rate Kontra Bank Garansi

No. Jenis Jaminan Bulan Biaya

Administrasi Biaya

Penjaminan 1 - 3 4 - 6 7 – 9 10 – 12

1. Jaminan Penawaran (Bid Bond)

0.30% 0.30% 0.30% 0.30%

125.000 250.000

2. Jaminan Perlaksanaan (Performance Bond)

0.50% 1.00% 1.25% 1.25%

3. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

0.35% 0.75% 1.00% 1.25%

4. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)

0.35% 0.75% 1.00% 1.25%

H. UNDERWRITING PENJAMINAN

Dalam melakukan Underwriting terhadap Calon Prinsipal dan untuk menetapkan apakah dapat diberikan penjaminan atau tidak, umumnya penilaian dilakukan melalui metode/pendekatan yang dikenal dengan 5 "C" yaitu terdiri dari:

1. Character

Page 90: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

90 / 127

Dalam hal ini perlu diketahui karakter dari Prinsipal dalam pengertian baik/buruk yang dapat menyebabkan kerugian, meliputi:

a. Apakah Prinsipal mempunyai karakter yang baik dalam memenuhi kewajibannya

b. Bagaimana kejujurannya

c. Reputasinya dalam masyarakat dan dunia bisnis

d. Bagaimana kebiasaan hidupnya

e. Dan lain-lainnya.

2. Capacity

Dalam hal ini perlu diketahui technically capacity dari Prinsipal. Surety Company berkeinginan bahwa Prinsipal yang dijamin akan mempunyai kapasitas yang baik dibanding dengan volume pekerjaan yang dikerjakan, meliputi:

a. Apakah Prinsipal mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya

b. Bagaimana tingkat keahlian sumber daya manusianya

c. Bagaimana technology to know how-nya

d. Bagaimana pengalamannya

e. Bagaimana peralatan yang dimilikinya

f. Bagaimana kemampuan managerialnya

Hal-hal tersebut perlu diperhatikan oleh Prinsipal agar tidak over capacity karena menyebabkan Prinsipal tidak dapat concerns pada pekerjaan yang dikerjakannya. Oleh karena itu Prinsipal harus membagi perhatiannya pada banyak pekerjaan lainnya agar tidak menyebabkan cepat rusaknya mesin-mesin yang digunakan.

3. Capital

Dalam hal ini perlu diketahui modal dari Prinsipal, apakah dalam mengerjakan pekerjaan yang diberikan mampu untuk membiayainya bila dikaitkan dengan sistem pembayaran di dalam kontrak. Apabila kemampuan yang dimiliki sendiri tidak cukup, apakah ada dukungan dana dari Bank atau dukungan supplier untuk Supply Contract Bond, meliputi :

a. Apakah kondisi keuangan Prinsipal menunjang dalam memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaannya,

b. Bagaimana Modal Kerjanya.

c. Bagaimana Cash Flownya.

d. Bagaimana Neraca dan Laporan Rugi/Labanya dalam 2 atau 3 tahun terakhir. Untuk dapat diaksep, harus menunjukan laba 2 (dua) tahun terakhir.

4. Condition

Tidak hanya faktor internal saja yang diperhatikan, namun juga faktor eksternal atau surrounding risk dari pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi:

a. Bagaimana kondisi perkembangan perekonomian yang sedang berjalan dan yang akan datang

b. Fluktuasi, Devaluasi dan lnflasi

c. Kondisi Pasar atas barang/material yarg berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut (supply and demand)

d. Kondisi Sosiologi di sekitar proyek

e. Kondisi Geografis lokasi proyek

5. Collateral

a. Apakah Prinsipal bersedia menyerahkan agunan

b. Berapa nilai agunan yang diserahkan

Page 91: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

91 / 127

I. PROSEDUR AKSEPTASI PENJAMINAN

Dalam proses penerbitan Sertifikat Penjaminan, Prinsipal menghubungi Surety Company dengan melengkapi dokumen-dokumen standar proyek dan data Prinsipal.

Khusus untuk Kontra Bank Garansi, sebagai bagian dari proses pemberian kredit bank kepada debitur, maka Prinsipal juga harus melengkapi persyaratan administrasi yang ada di Bank. Hal ini dikarenakan Prinsipal adalah bagian dari portofolio Bank yang akan dilaporkan ke Bank Indonesia.

J. KETENTUAN UMUM UNTUK SEMUA JENIS PENJAMINAN

1. Tertanggung mengisi Surat Permohonan Penerbitan Jaminan dengan lengkap dan benar disertai dengan tanda tangan Lampiran 20 - SPPJ Bonding.xlsx

2. Memenuhi dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai syarat dan ketentuan Kontra Bank Garansi

3. Menandatangani Indemnity Agreement di hadapan notaris

4. Pada dasarnya penerbitan tanggal mundur (back dated) adalah tidak diperkenankan, namun dalam kondisi tertentu dapat saja dipertimbangkan pemberian ijinnya dan hanya oleh Kantor Pusat cq Divisi Teknik dengan disertai Surat Pernyataan Back Dated dan Tidak Klaim Lampiran 21 - Form Back Dated KBG & No Claim.docx.

5. Melakukan survey on the spot atas keberadaan proyek dan kelayakan Prinsipal. Bila belum dilakukan survey on the spot, maka dokumen-dokumen terkait dengan progress proyek yang harus dilampirkan adalah; Laporan Progress yang ditandatangni oleh Prinsipal, Pengawas dan Obligee dan dokumen pendukung lainnya serta foto-foto proyek

6. Membuat analisa 5 C sebagaimana tersebut di atas dan membuat kesimpulan atas hasil penelitian dan survei yang dilakukan

7. Melakukan perhitungan bobot Quick Underwriting Summary ≥ 7.6, kecuali untuk Jaminan Pemeliharaan Lampiran 22 - Analisa Bonding.xlsx.

8. Dalam hal laporan keuangan non audited, maka Underwriter melakukan analisa terhadap laporan keuangan berikut:

a. Neraca;

i. Kas; rata-rata nilai kas 3 (tiga) bulan terakhir (Oktober, November dan Desember) dari Catatan Buku Kas Prinsipal

ii. Rekening Bank; berdasarkan rata-rata nilai rekening koran 3 (tiga) bulan terakhir (Oktober, November dan Desember), dicocokan dengan angka pada Neraca.

iii. Piutang; berdasarkan besarnya rincian tagihan yang belum diterima posisi terakhir

iv. Inventaris, terbagi:

Harta tetap; tanah berdasarkan NJOP dan bangunan berdasarkan harga pasar

Harta bergerak; kendaraan dan peralatan/mesin proyek berdasarkan harga pasar

Investasi; berdasarkan nilai investasi itu sendiri

Nilai yang diperhitungkan hanya sebesar 80% dari nilai pasar inventaris itu sendiri

b. Kewajiban

i. Kewajiban Jangka Pendek; apa saja dan berapa masing-masing kewajiban jangka pendek yang masih harus dibayarkan

ii. Kewajiban Jangka Panjang; apa saja dan berapa masing-masing kewajiban jangka panjang yang masih harus dibayarkan

9. Membuat keputusan akseptasi sesuai dengan kewenangan dengan kemungkinan:

i. Diaksep tanpa collateral

ii. Diaksep dengan collateral

Page 92: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

92 / 127

iii. Ditolak

10. Menerbitkan jaminan dengan T/C seusai dengan keputusan akseptasi

11. Mencetak jaminan harus menggunakan program computer kecuali jika terdapat kerusakan harus dilaporkan ke Kantor Pusat

12. Setiap jaminan yang diterbitkan harus disertai dengan kuitansi service charge yang memuat data yang benar dan sama antara asli dengan tembusan

13. Untuk Prinsipal yang baru berdiri atau Prinsipal lama yang tidak mempunyai pengalaman kerja sejenis ditetapkan:

a. Ada indemnitor lain dalam Indemnity Agreement yang mempunyai aspek 5C sangat memuaskan

b. Untuk pekerjaan non konstruksi harus ada surat dukungan vendor/supplier dan vendor/supplier tersebut harus dijadikan lndemnitor dalam Indemnity Agreement

c. Colateral minimal 30% of Penal Sum

14. Dokumen Colateral

Dalam hal pada penerbitan jaminan diperlukan Colateral, maka dukumen yang diperlukan adalah berdasarkan collateral yang yang berikan, yaitu:

a. Uang Tunai atau cek.

b. Tanah & Bangunan, berupa sertifikat beserta SKMHT (Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan) yang dibuat oleh PPAT.

c. Kendaraan dan alat berat, berupa BPKB, faktur, kuitansi bermaterai dan bertanda tangan (3 lembar).

d. Dan lain-lain.

K. KETENTUAN KHUSUS DALAM PENJAMINAN

1. Jaminan Penawaran/Tender (Bid Bond)

a. Pengalaman Prinsipal atas pekerjaan sejenis mendukung, baik yang sedang dalam pelaksanaan maupun yang telah diselesaikan.

b. Aset Lancar (AL) dikurangi dengan Utang Lancar (UL) pada Neraca dapat membiayai proyek s/d uang muka diterima (jika ada)

c. R/L selama 2 (dua ) tahun terakhir menunjukan Laba

d. Pengalaman menunjang untuk usaha sejenis

e. Surat keterangan dari Supplier pada pekerjaan tersebut dan khusus untuk proyek yang nilai kontraknya bagian terbesar/didominasi oleh pengadaan, maka Suplier wajib ikut menandatangani Indemnity Agreement sebagai Indemnitor dan dinotarilkan.

2. Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)

a. Pengalaman pekerjaan sejenis mendukung, baik yang sedang dalam pelaksanaan maupun yang telah diselesaikan

b. Surat Keterangan Sumber Pendanaan Pelaksanaan Proyek dari Prinsipal

c. Collateral (jika dibutuhkan, diutamakan Cash Deposit)

d. Survey on the spot kelayakan proyek

e. Surat keterangan dari Supplier pada pekerjaan tersebut dan khusus untuk proyek yang nilai kontraknya bagian terbesar/didominasi oleh pengadaan, maka Suplier wajib ikut menandatangani Indemnity Agreement sebagai Indemnitor dan dinotarilkan.

f. Aset Lancar (AL) dikurangi dengan Utang Lancar (UL) pada Neraca dapat membiayai proyek sampai dengan uang muka diterima. Untuk menentukan ada atau tidaknya uang muka dapat dilihat pada Kontrak Kerja tentang ketentuan mengenai metode pembayaran (terms of payment).

Page 93: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

93 / 127

g. R/L selama 2 (dua ) tahun terakhir menunjukan Laba

h. Pengalaman menunjang untuk usaha sejenis

3. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

a. Pengalaman pekerjaan sejenis mendukung, baik yang sedang dalam pelaksanaan maupun yang telah diselesaikan

b. Surat Keterangan Sumber Pendanaan Pelaksanaan Proyek dari Prinsipal

c. Collateral (jika dibutuhkan, diutamakan Cash Deposit)

d. Survey on the spot kelayakan proyek

e. Surat keterangan dari Supplier pada pekerjaan tersebut dalam kontrak

f. Prestasi kerja, material on site ditambah Colateral, total kesemuanya adalah minimal 8% dari nilai kontrak/proyek atau 30% dari penal sum dan sedang berjalan dengan baik dan jika < 8% misalnya 6% maka diwajibkan collateral 2% dari nilai kontrak, atau max 30% dari Penal Sum.

4. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)

a. Pengalaman pekerjaan sejenis mendukung, baik yang sedang dalam pelaksanaan maupun yang telah diselesaikan

b. Collateral (jika dibutuhkan, diutamakan Cash Deposit)

c. Copy Berita Acara Serah Terima Pekerjaan atau Bukti Prinsipal telah menyelesaikan proyek 100% atas proyek yang dikerjakan.

Page 94: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

94 / 127

BAB VIII – POLIS-POLIS PRODUK PERUSAHAAN

Perusahaan harus berakselarasi dengan permintaan dan kebutuhan pasar yang terus saja berkembang dari waktu ke waktu. Agar tidak tertinggal dengan para pelaku industri asuransi, khususnya dari perusahaan asuransi lainnya serta pialang asuransi yang selalu mengembangkan produk-produk asuransi yang makin bervariasi maka dengan berbagai penelitian, analisa dan diskusi yang dilakukan oleh Tim Pengembangan Produk Perusahaan dibuatlah produk-produk yang menjadi unggulan Perusahaan untuk dapat bersaing di industri perasuransian di Indonesia.

Peran penting yang tidak bisa diabaikan adalah perizinan yang harus didapati Perusahaan dari OJK, karena hanya dengan adanya ijin dari OJK Perusahaan perasuransian dapat memasarkan suatu produk yang memiliki fitur-fitur khusus diluar dari produk-produk polis yang telah dikeluarkan oleh Perusahaan sebelumnya dan fitur tersebut mengacu pada polis-polis yang telah dikeluarkan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI).

Produk-produk unggulan Perusahaan yang berupa paket, disusun dan dibentuk untuk mempermudah dalam pemasarannya dan didesain sedemikian rupa agar nasabah mudah memahami serta tidak memberatkan pembayaran premi.

Paket Family Pro dan Edu Pro adalah produk unggulan dari Perusahaan untuk lini bisnis Asuransi Kecelakaan Diri yang memberi jaminan ganti rugi terhadap semua risiko yang disebabkan oleh kecelakaan, program ini memberi perlindungan selama 24 jam di mana saja berada yang dikhususkan untuk melindungi anggota keluarga. Sedangkan Paket Griya Pro adalah produk unggulan dari Perusahaan untuk lini bisnis Asuransi Kebakaran yang memberi jaminan ganti rugi terhadap semua risiko kebakaran beserta perluasan jaminannya.

Keunggulan produk tersebut ada pada fleksibilitas pilihan tingkat harga pertanggungan, luas jaminan, kecepatan dan kemudahan akseptasi, dimana sepanjang seluruh ketentuan yang ada pada produk ini telah terpenuhi untuk penerbitan polis, maka Kantor Operasional bisa langsung otomatis menerbitkan polisnya. Namun demikian, untuk kondisi diluar dari pada ketentuan paket tetap harus dimintakan ke Kantor Pusat cq Divisi Teknik.

Secara detailnya produk-produk yang menjadi unggulan untuk saat ini yang telah secara resmi mendapatkan ijin dari OJK dan dapat dipasarkan oleh Perusahaan adalah seperti berikut:

A. EDU PRO 1. Risiko Yang Dijamin

a. Polis ini menjamin risiko Kematian, Cacat Tetap, Biaya Perawatan dan atau Pengobatan yang secara langsung disebabkan oleh suatu kecelakaan yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang mengandung unsur kekerasan baik yang bersifat fisik maupun kimia, yang datangnya secara tiba-tiba, tidak dikehendaki atau direncanakan, dari luar, terlihat, langsung terhadap Tertanggung yang seketika itu mengakibatkan luka badani yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan oleh Ilmu Kedokteran, termasuk :

i. keracunan karena terhirup gas atau uap beracun, kecuali Tertanggung dengan sengaja memakai obat-obat bius atau zat lain yang telah diketahui akibat-akibat buruknya termasuk juga pemakaian obat-obatan terlarang,

ii. terjangkit virus atau kuman penyakit sebagai akibat Tertanggung dengan tidak sengaja terjatuh ke dalam air atau suatu zat cair lainnya,

iii. mati lemas atau tenggelam,

b. Polis ini menjamin risiko Kematian, Cacat Tetap, Biaya Perawatan dan atau Pengobatan yang diakibatkan oleh :

i. Masuknya virus atau kuman penyakit ke dalam luka yang diderita sebagai akibat dari suatu kecelakaan yang dijamin polis.

Page 95: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

95 / 127

ii. Komplikasi atau bertambah parahnya penyakit yang disebabkan oleh suatu kecelakaan yang dijamin dalam polis selama dalam perawatan atau pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

2. Hak Atas Santunan

a. Kematian (Jaminan A)

Jaminan A akan diberikan dalam hal Tertanggung:

i. meninggal dunia dalam batas waktu 12 (dua belas) bulan sejak terjadinya kecelakaan, atau

ii. hilang dan tidak diketemukan dalam waktu sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya kecelakaan sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin dalam polis.

b. Cacat Tetap (Jaminan B)

Jaminan B akan diberikan dalam hal Tertanggung mengalami cacat tetap sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin dalam polis, yang terdiri dari :

i. Cacat Tetap Keseluruhan

Cacat Tetap Keseluruhan meliputi:

kehilangan penglihatan kedua belah mata, atau

hilang atau tidak berfungsinya kedua lengan, atau

hilang atau tidak berfungsinya kedua tungkai kaki, atau

hilang atau tidak berfungsinya: penglihatan satu mata dan satu lengan; penglihatan satu mata dan satu tungkai kaki; atau satu tungkai kaki dan satu lengan.

Dapat diartikan pula sebagai Cacat Tetap Keseluruhan, dalam hal kegilaan atau kelumpuhan total yang diderita Tertanggung sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin polis.

Cacat Tetap ini harus terjadi dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak terjadinya kecelakaan.

ii. Cacat Tetap Sebagian

Cacat Tetap Sebagian berupa hilang atau tidak berfungsinya sebagian dari anggota tubuh. Hak atas santunan ini berlaku setelah dokter menetapkan keadaan cacat tetap yang diderita.

Apabila Tertanggung telah menerima santunan dalam hal Cacat Tetap, kemudian akibat kecelakaan yang sama itu Tertanggung meninggal dunia maka hak atas santunan dalam hal Kematian akan diberikan setelah dikurangi dengan jumlah santunan Cacat Tetap yang telah dibayarkan. Jika santunan Cacat Tetap yang telah dibayar lebih besar daripada santunan Kematian, maka Tertanggung tidak berhak atas santunan Kematian.

Terhadap Cacat Tetap diberlakukan persentase tertentu berdasarkan tabel santunan yang tercantum dalam polis

c. Biaya Perawatan atau Pengobatan (Jaminan C)

Jaminan C akan diberikan dalam hal pembayaran atas penggantian biaya-biaya perawatan dan pengobatan yang dilakukan dalam usaha untuk penyembuhan atau pemulihan sakit atau cidera yang diderita Tertanggung sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin polis.

Hak atas penggantian ini diberikan sesuai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Tertanggung namun tidak melampaui Nilai Pertanggungan yang tercantum di dalam Ikhtisar Pertanggungan.

d. Santunan Biaya Rawat Inap

Santunan Biaya Rawat Inap akibat kecelakaan di Instalasi Pengobatan Medis yang besarnya sesuai dengan paket yang dipilih. Batas maksimum uang pertanggungan per periode asuransi

Page 96: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

96 / 127

e. Santunan Biaya Pemakaman

Santunan biaya Pemakaman bagi Ahli Waris apabila peserta meninggal dunia akibat kecelakaan, yang besarnya sesuai dengan paket yang dipilih.

f. Bonus Peningkatan Mutu Pendidikan

Beasiswa sebagai salah satu bonus peningkatan mutu pendidikan akan diperoleh peserta dengan prestasi tertentu yag diatur oleh Lembaga Pendidikan setelah 1 (satu) tahun masa pertanggungan dalam paket program Asuransi Edupro ini.

3. Besarnya Santunan

No. Manfaat Maksimum

Paket Pilihan (Dalam Ribuan Rupiah)

Basic Inter-

mediate Advance Expert

Cum Laude

Magna Cum

Laude

Summa Cum

Laude

1 Meninggal Dunia Kecelakaan

2.500 5.000 9.000 15.000 20.000 30.000 50.000

2 Cacat Tetap Akibat Kecelakaan

2.500 5.000 9.000 15.000 20.000 30.000 50.000

3 Biaya Pengobatan 250 500 900 1.500 2.000 3.000 5.000

4 Santunan Biaya Uang Duka

250 500 900 1.500 2.000 3.000 5.000

5 Bantuan Rawat Inap (per hari)

25 50 90 150 200 300 500

4. Besarnya Premi

Premi Asuransi

Paket Pilihan (Dalam Ribuan Rupiah)

Basic Intermedi

ate Advance Expert

Cum Laude

Magna Cum

Laude

Summa Cum

Laude

Perpeserta Pertahun 8,5 11,5 17,5 23,0 34,5 57,5 115,0

5. Ketentuan Paket Edu Pro

a. Kategori usia 4 (empat) tahun s/d 60 (enam puluh) tahun

b. Paket Beasiswa Perusahaan diberikan kepada peserta didik beasiswa Rp. 1 juta setiap premi Rp. 10 juta dan berlaku kelipatannya dengan maksimum Rp. 5 juta per polis

c. Bonus Asuransi Kecelakaan Diri pilihan bagi 1 (satu) tenga pengajar/staf administrasi untuk setiap jumlah kelipatan kepesertaan 25 (dua puluh lima) peserta didik.

d. No Claim Bonus sebesar 10% atas premi polis perpanjangan tahun berikutnya apabila loss ratio 0%.

e. Pertanggungan ini berlaku di seluruh dunia (world wide)

f. Kwitansi klaim asli / copy dilegalisir oleh dokter/Klinik/ Rumah sakit setempat

g. Pengecualian dan lain-lain mengacu ke ketentuan Polis Asuransi Kecelakaan Diri Edu Pro

6. Pembayaran Premi

Merupakan syarat dari tanggung jawab Penanggung atas jaminan asuransi berdasarkan Polis ini, setiap premi terhutang harus sudah dibayar lunas dan secara nyata telah diterima seluruhnya oleh Penanggung.

Page 97: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

97 / 127

a. Jika jangka waktu pertanggungan tersebut 30 (tiga puluh) hari kalender atau lebih, maka pelunasan pembayaran premi harus dilakukan dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari kalender dihitung dari tanggal mulai berlakunya Polis;

b. Jika jangka waktu pertanggungan tersebut kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender, pelunasan pembayaran premi harus dilakukan dalam tenggang waktu sesuai dengan yang diperjanjikan antara Penanggung dan Tertanggung.

c. Pembayaran premi dapat dilakukan dengan cara tunai dan transfer.

Apabila jumlah premi sebagaimana dimaksudkan di atas tidak dibayar sesuai cara dan dalam jangka waktu yang ditetapkan, Pertanggungan batal dengan sendirinya terhitung mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut dan Penanggung dibebaskan dari semua tanggung jawab sejak tanggal dimaksud.

B. FAMILY PRO 1. Risiko Yang Dijamin

a. Polis ini menjamin risiko Kematian, Cacat Tetap, Biaya Perawatan dan atau Pengobatan yang secara langsung disebabkan oleh suatu kecelakaan yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang mengandung unsur kekerasan baik yang bersifat fisik maupun kimia, yang datangnya secara tiba-tiba, tidak dikehendaki atau direncanakan, dari luar, terlihat, langsung terhadap Tertanggung yang seketika itu mengakibatkan luka badani yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan oleh Ilmu Kedokteran, termasuk :

i. keracunan karena terhirup gas atau uap beracun, kecuali Tertanggung dengan sengaja memakai obat-obat bius atau zat lain yang telah diketahui akibat-akibat buruknya termasuk juga pemakaian obat-obatan terlarang,

ii. terjangkit virus atau kuman penyakit sebagai akibat Tertanggung dengan tidak sengaja terjatuh ke dalam air atau suatu zat cair lainnya,

iii. mati lemas atau tenggelam,

b. Polis ini menjamin risiko Kematian, Cacat Tetap, Biaya Perawatan dan atau Pengobatan yang diakibatkan oleh :

i. Masuknya virus atau kuman penyakit ke dalam luka yang diderita sebagai akibat dari suatu kecelakaan yang dijamin polis.

ii. Komplikasi atau bertambah parahnya penyakit yang disebabkan oleh suatu kecelakaan yang dijamin dalam polis selama dalam perawatan atau pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

2. Hak Atas Santunan

a. Kematian (Jaminan A)

Jaminan A akan diberikan dalam hal Tertanggung:

i. meninggal dunia dalam batas waktu 12 (dua belas) bulan sejak terjadinya kecelakaan, atau

ii. hilang dan tidak diketemukan dalam waktu sekurang-kurangnya 60 hari sejak terjadinya kecelakaan sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin dalam polis.

b. Cacat Tetap (Jaminan B)

Jaminan B akan diberikan dalam hal Tertanggung mengalami cacat tetap sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin dalam polis, yang terdiri dari :

i. Cacat Tetap Keseluruhan

Cacat Tetap Keseluruhan meliputi:

kehilangan penglihatan kedua belah mata, atau

hilang atau tidak berfungsinya kedua lengan, atau

hilang atau tidak berfungsinya kedua tungkai kaki, atau

Page 98: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

98 / 127

hilang atau tidak berfungsinya: penglihatan satu mata dan satu lengan; penglihatan satu mata dan satu tungkai kaki; atau satu tungkai kaki dan satu lengan.

Dapat diartikan pula sebagai Cacat Tetap Keseluruhan, dalam hal kegilaan atau kelumpuhan total yang diderita Tertanggung sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin polis.

Cacat Tetap ini harus terjadi dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak terjadinya kecelakaan.

ii. Cacat Tetap Keseluruhan Sebagian

Cacat Tetap Sebagian berupa hilang atau tidak berfungsinya sebagian dari anggota tubuh. Hak atas santunan ini berlaku setelah dokter menetapkan keadaan cacat tetap yang diderita.

Apabila Tertanggung telah menerima santunan dalam hal Cacat Tetap, kemudian akibat kecelakaan yang sama itu Tertanggung meninggal dunia maka hak atas santunan dalam hal Kematian akan diberikan setelah dikurangi dengan jumlah santunan Cacat Tetap yang telah dibayarkan. Jika santunan Cacat Tetap yang telah dibayar lebih besar daripada santunan Kematian, maka Tertanggung tidak berhak atas santunan Kematian.

Terhadap Cacat Tetap diberlakukan persentase tertentu berdasarkan tabel santunan yang tercantum dalam polis

c. Biaya Perawatan atau Pengobatan (Jaminan C)

Jaminan C akan diberikan dalam hal pembayaran atas penggantian biaya-biaya perawatan dan pengobatan yang dilakukan dalam usaha untuk penyembuhan atau pemulihan sakit atau cidera yang diderita Tertanggung sebagai akibat langsung dari suatu kecelakaan yang dijamin polis.

Hak atas penggantian ini diberikan sesuai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Tertanggung namun tidak melampaui Nilai Pertanggungan yang tercantum di dalam Ikhtisar Pertanggungan.

d. Santunan Biaya Rawat Inap

Santunan Biaya Rawat Inap akibat kecelakaan di Instalasi Pengobatan Medis yang besarnya sesuai dengan paket yang dipilih. Batas maksimum uang pertanggungan per periode asuransi

e. Santunan Biaya Pemakaman

Santunan biaya Pemakaman bagi Ahli Waris apabila peserta meninggal dunia akibat kecelakaan, yang besarnya sesuai dengan paket yang dipilih.

f. Bantuan Ambulans

Bantuan biaya mobil ambulans diberikan kepada peserta akibat kecelakaan dan memerlukan tindakan medis di rumah sakit sesuai dengan paket yang dipilih

g. Bantuan Pemulangan Jenazah Dari Luar Negeri

Bantuan biaya pemulangan jenazah dari Luar Negeri sebagai penggantian biaya yang dikeluarkan untuk pemulangan jenazah sesuai dengan paket yang dipilih.

h. Bantuan Pengurusan Dokumen

Bantuan biaya pengurusan dokumen yang diberikan kepada peserta akibat kecelakaan sesuai dengan dengan paket yang dipilih.

Page 99: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

99 / 127

3. Besarnya Santunan

No. Manfaat Maksimum Paket Pilihan (Dalam Ribuan Rupiah)

Sederhana Mandiri Ceria Harmonis Bahagia Makmur Sejahtera

1 Meninggal Dunia Kecelakaan

15.000 25.000 35.000 50.000 75.000 100.000 150.000

2 Cacat Tetap Akibat Kecelakaan

15.000 25.000 35.000 50.000 75.000 100.000 150.000

3 Biaya Pengobatan 1.500 2.500 3.500 5.000 7.500 10.000 15.000

4 Santunan Biaya Uang Duka

500 600 850 1.250 1.750 2.500 3.750

Manfaat Tambahan (Dalam Ribuan Rupiah)

5 Maksimum Bantuan Rawat Inap

150 250 350 500 750 1.000 1.500

6 Bantuan Ambulans 100 150 200 250 300 350 400

7 Bantuan Pemulangan Jenazah

300 500 700 1.000 1.500 2.000 3.000

8 Bantuan Pengurusan Dokumen

75 75 75 75 75 75 75

9 Biaya Materai + Polis

Include Include Include Include Includ

e Include Include

4. Besarnya Premi

Premi Asuransi / Keluarga / Tahun (Dalam Ribuan Rupiah)

1 Family Pro 1 (FP 1) 79 119 159 219 322 422 622

2 Family Pro 2 (FP 2) 139 219 302 422 622 822 1.225

3 Family Pro 3 (FP 3) 199 322 442 622 922 1.225 1.825

4 Family Pro 4 (FP 4) 259 422 582 822 1.225 1.625 2.425

5 Family Pro 5 (FP 5) 322 522 722 1.025 1.525 2.025 3.025

6 Family Pro 6 (FP 6) 382 622 862 1.225 1.825 2.425 3.625

7 Family Pro 7 (FP 7) 442 722 1.002 1.425 2.125 2.825 4.225

5. Ketentuan Paket Family Pro

a. Kategori usia 1 (satu) tahun s/d 60 (enam puluh) tahun

b. Pertanggungan ini berlaku di seluruh dunia (world wide)

c. Kwitansi klaim asli / copy dilegalisir oleh dokter/Klinik/ Rumah sakit setempat

d. Pengecualian dan lain-lain mengacu ke ketentuan Polis Asuransi Kecelakaan Diri Family Pro

e. Tabel manfaat tersebut di atas berlaku bagi masing-masing peserta anggota keluarga

f. Anggota keluarga adalah : orang yang namanya tercantum dalam Kartu Keluarga

Page 100: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

100 / 127

g. Yang dimaksud dengan :

i. FP 1 : Kepala Keluarga/istri

ii. FP 2 : Kepala keluarga + Istri atau Kepala keluarga/istri + 1 anggota keluarga

iii. FP 3 : Kepala keluarga + Istri + 1 anggota keluarga atau Kepala keluarga / istri + 2 anggota keluarga

iv. FP 4 : Kepala keluarga + Istri + 2 anggota keluarga atau Kepala keluarga / istri + 3 anggota keluarga

v. FP 5 : Kepala keluarga + Istri + 3 anggota keluarga atau Kepala keluarga / istri + 4 anggota keluarga

vi. FP 6 : Kepala keluarga + Istri + 4 anggota keluarga atau Kepala keluarga / istri + 5 anggota keluarga

vii. FP 7 : Kepala keluarga + Istri + 5 anggota keluarga atau Kepala keluarga / istri + 6 anggota keluarga

6. Pembayaran Premi

Merupakan syarat dari tanggung jawab Penanggung atas jaminan asuransi berdasarkan Polis ini, setiap premi terhutang harus sudah dibayar lunas dan secara nyata telah diterima seluruhnya oleh Penanggung.

a. Jika jangka waktu pertanggungan tersebut 30 (tiga puluh) hari kalender atau lebih, maka pelunasan pembayaran premi harus dilakukan dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari kalender dihitung dari tanggal mulai berlakunya Polis;

b. Jika jangka waktu pertanggungan tersebut kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender, pelunasan pembayaran premi harus dilakukan dalam tenggang waktu sesuai dengan yang diperjanjikan antara Penanggung dan Tertanggung.

c. Pembayaran premi dapat dilakukan dengan cara tunai dan transfer.

Apabila jumlah premi sebagaimana dimaksudkan di atas tidak dibayar sesuai cara dan dalam jangka waktu yang ditetapkan, Pertanggungan batal dengan sendirinya terhitung mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut dan Penanggung dibebaskan dari semua tanggung jawab sejak tanggal dimaksud.

C. GRIYA PRO 1. Risiko Yang Dijamin

Pada Produk Griya Pro ini Perusahaan memberikan penggantian kerugian yang diakibatkan oleh kebakaran, petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang atau benda yang jatuh dari pesawat terbang dan asap berdasarkan Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia (PSAKI) dengan perluasan jaminan untuk:

a. Paket Griya Pro Silver

i. Kerusuhan & Huru-hara

ii. Pencurian dengan kekerasan

iii. TJH Pihak ketiga

iv. Kerusakan yang disengaja untuk mencegah menjalarnya api

v. Biaya pemadam kebakaran

vi. Tertabrak kendaraan

vii. Pembersihan puing-puing

viii. Meninggal dunia karena kecelakaan akibat kebakaran

ix. Biaya rumah sakit karena kecelakaan akibat kebakaran

x. Biaya sewa rumah pengganti

Page 101: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

101 / 127

b. Paket Griya Pro Gold

Seluruh perluasan jaminan pada Paket Griya Pro Silver ditambah dengan jaminan gempa bumi, letusan gunung berapi dan tsunami dimana penentuan rate premi yang harus dibayarkan adalah tetap berdasarkan zone dimana lokasi objek pertanggungan berada berdasarkan ketentuan standar yang diberlakukan oleh AAUI.

2. Hak Atas Penggantian

LUAS JAMINAN

GRIYA PRO SILVER GRIYA PRO GOLD

Risiko Sendiri Maksimum

Penggantian Risiko Sendiri

Maksimum Penggantian

Kebakaran, Petir, Peledakan, Kejatuhan Pesawat, Asap

Nil

Sesuai dengan Harga

Pertanggungan (Max Rp. 200 juta)

Nil

Sesuai dengan Harga

Pertanggungan (Max Rp. 500 juta)

Kerusuhan & Huru-hara 10% dari klaim Min Rp. 10 juta

Max Rp. 200 juta 10% dari klaim Min Rp. 10 juta

Max Rp. 500 juta

Pencurian dengan kekerasan

5% dari klaim Min Rp. 500

ribu Max Rp. 5 juta

5% dari klaim Min Rp. 500

ribu Max Rp. 10 juta

TJH Pihak Ketiga Nil Max Rp. 10 juta Nil Max Rp. 20 juta

Kerusakan yang disengaja untuk mencegah menjalarnya api

Nil Max Rp. 200 juta Nil Max Rp. 500 juta

Biaya pemadam kebakaran

Nil Max Rp. 10 juta Nil Max Rp. 20 juta

Tertabrak kendaraan Nil Max Rp. 10 juta Nil Max Rp. 20 juta

Pembersihan puing-puing

Nil Max Rp. 10 juta Nil Max Rp. 20 juta

Meninggal dunia karena kecelakaan akibat kebakaran

Nil Rp. 10 juta/orang

Max 5 orang Nil

Rp. 20 juta/orang Max 5 orang

Biaya rumah sakit karena kecelakaan akibat kebakaran

Nil Rp. 1 juta/orang

Max 5 orang Nil

Rp. 2 juta/orang Max 5 orang

Biaya sewa rumah pengganti

Nil Max Rp. 5 juta Nil Max Rp. 10 juta

Gempa bumi, Tsunami & Letusan Gunung Berapi

Nil Nil 2,5% dari Nilai Pertanggungan

Max Rp. 500 juta

Page 102: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

102 / 127

3. Besarnya Premi

PAKET RATE GRIYA PRO

SILVER GRIYA PRO

GOLD

a. Kebakaran, Petir, Peledakan, Kejatuhan Pesawat, Asap dan Jaminan Tambahan

0,07% 0,07%

b. Gempa bumi, Tsunami & Letusan Gunung Berapi

- Zona 1 -- 0,076%

- Zona 2 -- 0,079%

- Zona 3 -- 0,104%

- Zona 4 -- 0,135%

- Zona 5 -- 0,160%

4. Pembayaran Premi

Merupakan syarat dari tanggung jawab Penanggung atas jaminan asuransi berdasarkan Polis ini, setiap premi terhutang harus sudah dibayar lunas dan secara nyata telah diterima seluruhnya oleh Penanggung.

a. Jika jangka waktu pertanggungan tersebut 30 (tiga puluh) hari kalender atau lebih, maka pelunasan pembayaran premi harus dilakukan dalam tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari kalender dihitung dari tanggal mulai berlakunya Polis;

b. Jika jangka waktu pertanggungan tersebut kurang dari 30 (tiga puluh) hari kalender, pelunasan pembayaran premi harus dilakukan dalam tenggang waktu sesuai dengan yang diperjanjikan antara Penanggung dan Tertanggung.

c. Pembayaran premi dapat dilakukan dengan cara tunai dan transfer.

Apabila jumlah premi sebagaimana dimaksudkan di atas tidak dibayar sesuai cara dan dalam jangka waktu yang ditetapkan, Pertanggungan batal dengan sendirinya terhitung mulai tanggal berakhirnya tenggang waktu tersebut dan Penanggung dibebaskan dari semua tanggung jawab sejak tanggal dimaksud.

D. FIN PRO 1. Deskripsi Produk Asuransi Fin Pro Lampiran 23 - Deskripsi Fin Pro.pdf 2. Ringkasan Informasi Produksi Asuransi Fin Pro Lampiran 24 - Ringkasan Fin Pro.pdf 3. Surat Permintaan Penutupan Asuransi Fin Pro Lampiran 25 - SPPA Fin Pro.pdf

E. SMEs PRO

Ketentuan sesuai dengan Lampiran 29 - SMEs Pro Policy.docx

F. HOME PRO Ketentuan sesuai dengan Lampiran 30 - Home Pro Policy.docx

G. EAZY GO PRO Ketentuan sesuai dengan Lampiran 31 - Eazy Go Pro Policy.docx

Page 103: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

103 / 127

BAB IX – REASURANSI (REINSURANCE)

A. SESI REASURANSI TREATY 1. Setiap polis asuransi yang tidak dikecualikan oleh Perjanjian Reasuransi wajib disesikan ke dalam

Perjanjian Reasuransi tersebut sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang disepakati setiap tahunnya.

2. Khusus untuk akseptasi bisnis langsung atas polis-polis asuransi kebakaran dan perluasan asuransi terorisme dan sabotage serta asuransi gempa bumi terkait dengan sessi wajib kepada:

a. PT. Reasuransi Indonesia Utama (Persero) sebagai administrator BPPDAN (Badan Pengelola Pusat Data Asuransi Nasional)

b. PT.Maskapai Reasuransi Indonesia sebagai administrator risiko terorisme dan sabotage

c. PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia sebagai administrator risiko gempa bumi harus dilakukan sessi wajib dan pelaporannya sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku

3. Khusus untuk akseptasi bisnis langsung atas polis-polis asuransi kebakaran untuk risiko khusus yaitu pasar tradisional (kode okupasi 2935) dan pasar modern (kode okupasi 2931) harus dilakukan sessi wajib dan pelaporannya kepada PT. Tugu Reasuransi Indonesia sebagai administrator sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku.

4. Kecuali untuk risiko gempa bumi khusus KPR-BTN diberikan kepada anggota konsorsium sesuai dengan share masing-masing dan Perusahaan selanjutnya mensesikan sebagian kepada PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia sesuai dengan Kerjasama Reasuransi yang disepakati.

5. Prioritas sesi Reasuransi Treaty diutamakan kepada Perusahaan Reasuransi dan Perusahaan Asuransi dalam negeri sesuai ketentuan regulator yang berlaku.

6. Rating Perusahaan Reasuransi dan Perusahaan Asuransi yang ditunjuk sebagai Reasuradur harus memiliki rating yang dikeluarkan oleh perusahaan peratingan dalam negeri dan luar negeri dan memenuhi ketentuan regulator yang berlaku.

7. Penempatan Reasuransi Treaty melalui Broker Reasuransi harus memenuhi hal-hal sbb:

a. Persetujuan dari Board of Directors

b. Broker Reasuransi yang akan ditunjuk harus mempunyai asuransi Professional Liability minimum dengan limit.

c. Sudah terdaftar pada organisasi APARINDO

d. Broker Re bersangkutan mempunyai spesialisasi Class of Business tertentu

e. Broker Reasuransi bersangkutan mempunyai pengalam bekerja sama dengan minimal 5 (lima) perusahaan Asuransi dalam menempatkan Treaty Reasuransi

f. Bila Broker Reasuransi tersebut mempunyai kerja sama dengan broker luar negeri, copy TOBA (Terms of Business Agreement) dengan perusahaan lain tersebut harus kita dapatkan.

8. Dalam rangka percepatan akseptasi, dimungkinkan membentuk kapasitas khusus dalam bentuk Facultative Obligatory, Lineslip, Special Facility, dll.

9. Prioritas sessi Reasuransi Treaty diutamakan kepada Perusahaan Asuransi dalam negeri dan bersifat reciprocal business.

B. PENEMPATAN REASURANSI FAKULTATIF

1. Setiap penutupan asuransi yang melebihi kapasitas otomatis dan atau dikecualikan dalam Perjanjian Reasuransi yang melibatkan Reasuradur, Kantor Operasional dilarang untuk menerbitkan polis asuransinya sebelum mendapatkan persetujuan tertulis dari Divisi Teknik.

2. Penempatan risiko kepada Reasuradur baik langsung maupun melalui Broker Reasuransi, harus mempertimbangkan kemampuan dan rating Perusahaan Reasuransi dan Perusahaan Asuransi, dilakukan dengan waktu sesingkat dan secepat mungkin. Apabila telah di back up secara penuh (full place) sesegera mungkin mengkonfirmasinya secara tertulis ke Kantor Operasional.

Page 104: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

104 / 127

3. Dalam hal penempatan melalui Broker Reasuransi, wajib bagi pejabat yang berwenang di Divisi Teknik mendapatkan informasi tentang Reasuradur yang memback-up /menjamin asuransinya dan memastikan bahwa Reasuradurnya perusahaan yang sehat dan jelas identitasnya.

4. Penawaran Reasuransi secara fakultatif sebagaimana butir 1, 2 dan 3 di atas, Divisi Teknik diberi kewenangan untuk menawarkan rate lebih rendah dari yang diterapkan dalam polis dan atau dengan “Nett Rate” sepanjang hal tersebut menguntungkan Perusahaan dan tidak dipersyaratkan oleh Reasuradur.

5. Komisi reasuransi fakultatif yang diterima oleh Perusahaan dari Reasuradur harus lebih besar daripada komisi yang diberikan oleh Perusahaan kepada perantara/agen, dengan margin komisi minimal sebesar 5%.

6. Sebagai bukti tertulis adanya akseptasi penutupan reasuransi fakultatif oleh Reasuradur, Divisi Teknik segera menyiapkan Reinsurance Slip berikut Debit Note dan mengirimkannya kepada Reasuradur, copynya diberikan kepada Divisi Keuangan & Akuntansi dan dalam hal tertentu dan khusus terkait dengan pembayaran, harus diberikan catatan tentang Warranty Payment Clause dan atau Installment Payment Clause, agar kewajiban financial Perusahaan kepada Reasuradur dapat diselesaikan tepat waktu.

7. Reinsurance Slip, Nota Debit, Copy Polis beserta seluruh lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan harus diarsip dengan rapi, tertib dan teratur serta mudah didapat setiap dibutuhkan.

8. Prioritas penempatan penyebaran risiko diutamakan kepada Perusahaan Reasuransi dan atau Perusahaan Asuransi dalam negeri sesuai ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh regulator yang berlaku.

9. Prioritas penempatan penyebaran risiko kepada Perusahaan Asuransi dalam negeri diutamakan bersifat reciprocal business.

10. Penempatan reasuransi dilakukan oleh Kantor Pusat melalui Divisi Teknik.

a. Permohonan penempatan/back up reasuransi dari Bagian Underwriting, baik berupa Approval Leader Treaty maupun Facultative paling lambat satu hari setelah diterimanya permohonan akseptasi oleh Bagian Underwriting dari Kantor Operasional, dengan data dan dokumen lengkap.

b. Penempatan reasuransi yang memerlukan/back up Reasuransi Approval Leader Treaty, konfirmasi diberikan kepada Bagian Underwriting paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah diterimanya dokumen permohonan Approval Leader Treaty dari Bagian Underwriting

c. Penempatan reasuransi yang memerlukan back up Reasuransi Facultatif, konfirmasi diberikan kepada Bagian Underwriting paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah diterimanya dokumen permohonan penempatan back up reasuransi fakultative dari Bagian Underwriting.

C. REASURANSI MASUK (INWARD BUSINESS)

1. Akseptasi Reasuransi Masuk (Inward Business) adalah akseptasi Perusahaan dalam bentuk saham (share) dari Perjanjian Reasuransi (Reinsurance Treaty) dan atau berupa akseptasi secara fakultatif inward dari suatu Ceding Company, termasuk akseptasi Perusahaan dalam pool/konsorsium.

2. Akseptasi inward business dalam bentuk saham (share) dari Perjanjian Reasuransi (Reinsurance Treaty) harus mempertimbangkan:

a. Bersifat reciprocal business

b. Analisa data statistic 5 (lima) tahun terakhir dan menunjukkan hasil positif

c. Prioritas Perusahaan Asuransi yang memiliki RBC minimal 120%

d. Rating Perusahaan Asuransi harus memiliki rating yang dikeluarkan oleh perusahaan peratingan dalam negeri dan luar negeri dan memenuhi ketentuan regulator yang berlaku.

e. Aksepatasi ini sepenuhnya wewenang Direksi.

Page 105: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

105 / 127

3. Akseptasi inward business dalam bentuk Pool/Konsorsium antara lain:

a. Konsorsium Pengembangan Industri Asuransi (KPIAI) Terorisme dan Sabotage - Adminitrator PT.Maskapai Reasuransi Indonesia

b. Konsorsium Asuransi Risiko Khusus Pasar (KARK) - Administrator PT.Tugu Reasuransi Indonesia;

c. Kerjasama Custom Bond Indonesia (KSCBI) – Administrator PT. Indonesia Reasuransi Umum; dan kemungkinan kerjasama lainnya, sepenuhnya wewenang Direksi.

d. Consortion Wreck Removal Insurance (CWRI)

e. Konsorsium Penjaminan Indonesia (KPI)

f. Dll.

4. Dengan keikutsertaan Perusahaan dalam kerjasama sebagaimana dimaksud butir 2 dan 3 di atas, maka baik untuk melakukan kerjasama, perpanjangan maupun pengakhiran kerjasama, Divisi Teknik berkewajiban membuat kajian, menganalisa dan merekomendasikannya kepada Direksi.

5. Kecuali untuk risiko gempa bumi khusus KPR-BTN diberikan kepada anggota Pool sesuai dengan share masing-masing dan sessi reasuransi yang seluruhnya dikelola melalui Perusahaan diberikan kepada PT. Reasuransi MAIPARK Indonesia sesuai dengan Kerjasama Reasuransi yang disepakati.

6. Akseptasi sebagaimana dimaksud dalam butir 1 tersebut di atas baik langsung dari Perusahaan Asuransi/Ceding Company maupun melalui Broker Reasuransi dilakukan oleh kantor pusat melalui Divisi Teknik sebatas wewenang yang diberikan.

D. PELAPORAN DAN USULAN

1. Divisi Teknik, khususnya Bagian Reasuransi wajib membuat laporan yang terdiri dari :

a. Data statistik 5 tahun terakhir yang akan digunakan untuk keperluan negosiasi perpanjangan Perusahaan Reasuransi.

b. Premium note yang dibuat secara periodik/bulanan

c. Statement of Account (SOA) yang dibuat secara periodik/triwulan.

d. Laporan Akumulasi Risiko sesuai yang dipersyaratkan dalam Perjanjian Reasuransi (Gempa Bumi, Banjir, Huru-Hara) yang dibuat sesuai ketentuan treaty.

e. Laporan Program Treaty kepada Direktorat Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 15 Januari tahun berikutnya.

f. Membuat Provisional Notice of Cancellation paling lambat 30 September tahun berjalan.

g. Laporan sesi wajib kepada BPPDAN, MAIPARK (KPR BTN & Non KPR BTN), KARK dan Pool/Konsorsium (KPIAI-TS) sesuai dengan ketentuan berlaku.

h. Laporan Rekapitulasi Premi Inward,yang terdiri atas :

i. Fakultatif Inward yang dibuat secara periodik/bulanan

ii. Treaty Inward yang dibuat secara periodik/triwulan

i. Laporan Operasional untuk Otoritas Jasa Keuangan baik laporan triwulan maupun laporan tahunan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

j. Laporan-laporan lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Divisi Teknik khususnya Bagian Reasuransi membuat usulan program Perjanjian Reasuransi kepada Direksi berdasarkan data sebagaimana dimaksud dalam butir 1.a. di atas.

Page 106: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

106 / 127

BAB X – KLAIM (CLAIM)

A. LAPORAN KLAIM

1. Penerimaan Laporan

a. Setiap personel di Kantor Cabang, Kantor Pemasaran dan Kantor Pusat Bagian Klaim wajib menerima Laporan Kerugian dari Tertanggung baik secara lisan maupun tertulis yang ditandatangani oleh Tertanggung.

b. Laporan tersebut harus diadministrasikan sedemikian rupa dan diinput ke program aplikasi modul klaim untuk dapat diproses lebih Ianjut.

c. Khusus Laporan lisan wajib dicatatkan dalam buku manual khusus untuk mencatat Laporan Klaim Masuk.

2. Formulir Klaim

a. Formulir Klaim adalah formulir yang disediakan oleh Perusahaan untuk memudahkan Tertanggung melaporkan kerugian kepada Perusahaan.

b. Formulir Klaim sebagaimana yang terdapat pada Lampiran 26 - Formulir Laporan Kerugian.docx

3. Pencatatan Laporan

a. Setiap klaim yang diajukan oleh Tertanggung, Kantor Cabang, Kantor Pemasaran dan Kantor Pusat, Bagian Klaim segera membuat Laporan Kerugian Sementara (LKS) dengan menggunakan aplikasi modul klaim yang tersedia.

b. LKS Kantor Cabang dibuat oleh Cabang Bersangkutan, kecuali LKS Klaim Kendaraan Bermotor Cabang Khusus dan Cabang Bintaro, dibuat oleh Bagian Klaim Kantor Pusat.

c. LKS Kantor Pemasaran dibuat oleh Bagian Klaim Kantor Pusat.

d. LKS yang telah dibuat oleh Cabang wajib segera dikirim ke Bagian Klaim Kantor Pusat selambat-lambatnya satu hari setelah dibuat telah diterima oleh Bagian Klaim Kantor Pusat.

e. Pengiriman LKS dengan melampirkan copy polis dan dokumen klaim yang telah diterima oleh Kantor Cabang terkait.

f. Laporan Klaim Ko-Asuransi yang diterima oleh Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran wajib diteruskan ke Kantor Pusat Bagian Klaim selambat-lambatnya satu hari.

g. Formulir checklist dokumen klaim.

4. Pencatatan Cadangan Klaim

a. Apabila nilai klaim belum dapat diprediksi, maka nilai estimasi kerugian maksimal adalah sebesar Harga Pertanggungan atau Net Retensi mana yang lebih kecil dengan mempertimbangkan informasi kerugian yang disampaikan Tertanggung/perantara.

b. Pencatatan terhadap LKS yang direvisi, tanggal penerbitan LKS harus sesuai dengan tanggal pada saat dilakukan revisi.

5. Pengiriman Notice dan PLA ke Member

a. Setiap Laporan Klaim atas Polis Kantor Cabang yang penutupannya melibatkan Member Asuransi, Kantor Cabang terkait wajib mengirimkan Notification of Claim dan / atau Preliminary Loss Advice ke seluruh Member Asuransi terkait dengan melampirkan copy polis.

b. Untuk Laporan Klaim atas Polis Kantor Pemasaran penutupannya melibatkan Member Asuransi, pengiriman Notification of Claim dan / atau Preliminary Loss Advice ke seluruh Member Asuransi terkait dilakukan oleh Bagian Klaim Kantor Pusat.

6. Pengiriman Notice dan PLA ke Reasuradur.

a. Dalam waktu 3 (tiga) hari kerja Laporan Klaim Sementara (LKS) diterima dari Kantor Cabang, Bagian Klaim Kantor Pusat segera menyampaikan Notification of Loss dan atau Preliminary Loss Advice kepada Reasuradur, Ceding Company dan atau Broker Reasuransi.

Page 107: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

107 / 127

b. Pengiriman Notification of Loss dan atau Preliminary Loss Advice kepada Reasuradur, Ceding Company dan atau Broker Reasuransi melampirkan copy polis, Reinsurance Slip dan dokumen klaim lainnya yang telah ada.

7. Tindak lanjut Laporan Klaim

a. Dalam 1 (satu) hari kerja setelah laporan klaim diterima, Kantor Cabang, Kantor Pemasaran dan atau Bagian Klaim Kantor Pusat harus segera melakukan survei langsung ke tempat kejadian.

b. Kantor Cabang, Kantor Pemasaran dan atau Bagian Klaim Kantor Pusat sebelum melakukan survei wajib memeriksa pembayaran premi sebagai indikasi awal adanya liability terhadap kerugian.

c. Untuk klaim yang kejadiannya di luar wilayah Kantor penerbit polis maka Kantor terdekat wajib memberikan bantuan teknis untuk survei awal klaim sesuai permintaan Kantor penerbit polis.

d. Biaya Survei dibebankan kepada Mata Anggaran Survei Klaim masing-masing Kantor sesuai penggunaannya.

B. PENELITIAN DOKUMEN KLAIM

1. Dokumen Akseptasi

a. Bagian Klaim Kantor Pusat meminta dokumen akseptasi kepada Underwriter Kantor Cabang dan atau Underwriter Kantor Pusat.

b. Apabila penutupan melibatkan Reasuradur, Bagian Klaim Kantor Pusat meminta dokumen akseptasi kepada Bagian Reasurasi Kantor Pusat.

2. Dokumen Awal Yang Diteliti

a. Pembayaran premi asuransi dari Tertanggung.

b. Pembayaran premi asuransi kepada Member.

c. Pembayaran premi reasuransi kepada Reasuradur.

d. Polis dan Endorsement atau cover note

e. Apakah dijamin dalam kondisi polis

f. Apakah klaim dalam periode polis.

3. Dokumen Pendukung Klaim per COB

a. Klaim Kendaraan Bermotor

No. Dokumen Yang Diperlukan

Kerusakan Sebagian

Kendaraan

Kerusakan Sebagian

Kendaraan + Tuntutan

Pihak Ke-3

Kehilangan Sebagian

Pada Kendaraan

Kehilangan Total

Kendaraan

Kerusakan Total

Kendaraan

1. Polis Asli x x x √ √

2. Fotokopi Polis √ √ √ x x

3. Formulir Laporan Awal (lisan, telp, fax, e-mail)

√ √ √ √ √

4. Formulir Klaim (Form. B) √ √ √ √ √

5. Surat Pernyataan Pengemudi (Form C)

√ √ √ √ √

6. STNK dan Pajak Kendaraan Asli

x x x √ √

7. Fotokopi STNK dan Pajak Kendaraan

√ √ √ √ √

8. Fotokopi SIM √ √ √ √ √

9. Surat Tanda Penerimaan Laporan dari Polisi

x Tergantung

Kasus √ √ √

Page 108: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

108 / 127

10. Surat Tuntutan Pihak Ketiga dan Dokumen Pendukung

x √ x x Tergantung

Kasus

11. Surat keterangan Kehilangan Kendaraan Bermotor dari POLDA lokasi kejadian asli

x x x √ x

12. Faktur Pembelian dan NIK x x x √ √

13. Menandatangani Surat Subrogasi

x x x √ √

14. Fotokopi KTP, nama sesuai dengan di STNK

x x x √ √

15. BPKB Asli x x x √ √

16. 3 Lembar kwitansi kosong yang telah ditandatangani diatas meterai sesuai nama di STNK

x x x √ √

17. Kunci-kunci Kendaraan x x x √ √

18. Surat tanda blokir kendaraan asli POLDA dimana kendaraan terdaftar

x x x √ X

19. Dokumen-dokumen lain yang dapat menjelaskan kerugian

Tergantung Kasus

b. Klaim Personal Accident

No. Dokumen yang diperlukan Cacat Cedera

tetap Meninggal

1. Copy polis asuransi √ √ √

2. Kwitansi asli/legalisir rumah sakit/pengobatan

berikut perincian dan copy resep

√ √ √

3. Surat laporan kejadian √ √ √

4. Surat tuntutan klaim √ √ √

5. Mengisi formulir klaim √ √ √

6. Copy KTP √ √ √

7. Copy kartu keluarga Bila perlu Bila perlu √

8. Surat keterangan polisi + berita acara Bila perlu Bila perlu √

9. Surat keterangan dari dokter √ √ -

10. Bukti penggantian dari pihak lain atau dari

ASTEK (bila ada)

√ √ -

11. Copy kwitansi pengobatan di legalisir - √ -

12. Foto rontgen (bila ada) √ √ Bila perlu

13. Foto jenazah - - √

14. Surat keterangan kematian dari dokter yang

menangani dan kelurahan setempat

- - √

15. √isum dokter - - √

16. Surat otopsi - - Bila perlu

17. Surat ahli waris - - √

18. Berita kecelakaan atau berita duka dari surat

kabar

- - Bila perlu

19. Dokumen lain Bila perlu Bila perlu Bila perlu

Page 109: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

109 / 127

c. Klaim Kebakaran

No. Dokumen yang diperlukan Kerugian

Sebagian

Kerugian

Total

1. Bukti pembayaran premi √ √

2. Polis asli √ √

3. Copy Polis √ √

4. Berita acara berupa uraian kejadian √ √

5. Laporan klaim kebakaran √ √

6. Surat keterangan kepala desa/lurah/kepolisian √ √

7. Surat tuntutan kerugian - √

8. Penawaran dari kontraktor √ √

9. Denah-denah Bila perlu Bila perlu

10. Kwitansi pembelian/in√oice dan kartu stock Tergantung

kasus

Tergantung

kasus

11. Hasil laboratorium kriminal Tergantung

kasus

Tergantung

kasus

12. Dokumen lainnya Bila perlu Bila perlu

d. Klaim Pengangkutan

No. Dokumen yang diperlukan

Total Loss Only Partial Loss

Actual Constructive General

Average

Partial

Average

1. Polis asli √ √ √ √

2. Bill of landing asli/duplikat √ √ √ √

3. Packing list √ √ √ √

4. Invoice/ faktur √ √ √ √

5. Damage/shortage report √ √ √ √

6. Surat jalan √ √ √ √

7. Berita acara penerimaan barang √ √ √ √

8. Berita acara pendahuluan √ √ √ √

9. Laporan kecelakaan kapal

syahbandar √ √ √ √

10. Laporan kepolisian √ √ √ √

11. Tuntutan perincian kerugian √ √ √ √

12. Surat tuntutan pada pihak

pengangkut/supplier √ √ √ √

13. Note for frotest √ √ √ √

14. Except bewijs (EB) / bukti

kekurangan Claims Constatering √ √ √ √

15. Bewijs (CCB)/ Bukti kerusakan √ √ √ √

16. Tally Shet √ √ √ √

Page 110: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

110 / 127

e. Klaim CAR / EAR

No. Dokumen yang diperlukan

Kerusakan Harta

Benda Tanggung Jawab Pihak Ketiga

Lain-

lain

Bencana

Alam

Kerusakan

Harta Benda

Cedera

Tubuh Meninggal

1. Copy bukti pembayaran

premi √ √ √ √ √

2. Copy polis √ √ √ √ √

3. Form pemberitahuan klaim

yang sudah diisi √ √ √ √ √

4. Kronologis (Berita Acara) √ √ √ √ √

5. Surat keterangan polisi - - √ √ √

6. Daftar laporan kerja harian

dari kontraktor √ √ √ - -

7. Laporan kerja proyek √ √ √ √ √

8. Perincian detail kerugian

dan spesifikasi √ √ √ - -

9. Laporan perkembangan √ √ √ √ -

10. Surat keterangan dokter √ √ √ √ √

11. Surat tuntutan ganti rugi

dari pihak ketiga √ √ √ √ √

12. Visum et repertum √ - - - √

13. Surat keterangan kematian √ - - - √

14. Buku damai √ - √ √ √

15. Buku tanda terima ganti

kerugian √ - √ √ √

16. Perincian detail total

pengeluaran biaya - √ √ √ √

17. Laporan cuaca - √ √ √ √

18. Laporan curah hujan - √ √ √ √

19. Denah √ √ √ - -

20. Uraian kejadian berupa

sketsa √ √ √ - -

21. Dokumen-dokumen lain

yang dapat menjelaskan

kerugian-kerugian

Tergan-

tung

kasus

Page 111: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

111 / 127

f. Klaim Uang

No. Dokumen yang diperlukan Pencurian dan

Kebongkaran Uang

1. Copy polis asuransi & kwitansi premi √ √

2. Laporan klaim sementara √ √

3. Surat tuntutan kalim serta estimasi kerugian √ √

4. Mengisi formulir klaim √ √

5. Surta keterangan polisi + berita acara pemeriksaan √ √

6. Bukti kwitansi pembelian barang √ √

7. Bukti keluar masuk ruang - √

8. Kronologi kejadian √ √

9. Bukti (surat jalan) membawa uang (khusus klaim dalam

perjalanan) - √

10. Dokumen lain Bila perlu Bila perlu

g. Klaim Kebongkaran

No. Dokumen yang diperlukan

Pencurian

dan

Kebongkaran

Uang

1. Copy polis asuransi & kwitansi premi √ √

2. Laporan klaim sementara √ √

3. Surat tuntutan kalim serta estimasi kerugian √ √

4. Mengisi formulir klaim √ √

5. Surat keterangan polisi + berita acara pemeriksaan √ √

6. Bukti kwitansi barang √ √

7. Bukti keluar masuk uang - √

8. Kronologi kejadian √ √

9. Bukti (surat jalan) membawa uang khusus klaim

(khusus klaim uang dalam perjalanan) - √

10. Dokumen lain Bila perlu Bila perlu

h. Klaim Perjalanan

No. Dokumen yang diperlukan A B C D E F

1. Polis asli - - - √ - -

2. Copy polis √ √ √ - √ √

3. Copy paspor √ √ √ √ √ √

4. Kartu asli peserta asuransi - - - √ - -

5. Copy kartu peserta Asuransi √ √ √ - √ √

6. Tiket asli pesawat terbang /

kapal laut √ √ √ √ √ √

Page 112: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

112 / 127

7. Surat kronologi

kejadian/musibah √ √ √ √ √ √

8. Kwitansi asli rumah sakit dan

resep obat-obatan √ - - -

Bila

perlu -

9. Laporan medis √ - - -

Bila

perlu -

10. Pernyataan dari dokter atau

rumah sakit mengenai

kecelakaan atau musibah

√ - - √ √ √

11. Kwitansi asli - √ √ - √ -

12. Perjalanan mengenai

kejadian/musibah - √ √ √ √ √

13. Pernyataan dari perusahaan

penerbangan - - √ √ - √

14. Surat keterangan kepolisian - - √ √ √ √

15. Copy surat pernyataan

mengenai meninggalnya

almarhum

- - - √ - -

16. Foto jenazah/foto pemakaman - - - √ - -

17. visum et repertum : laporan

resmi dari dokter otopsi (jika

ada)

- - - √ - -

18. Pemberitahuan mengenai

kejadian/ musibah √ √ √ √ √ √

19. Pernyataan dari petugas

bandara - - √ - - √

20. Dokumen lainnya bila

diperlukan √ √ - - - √

Keterangan

A = Biaya medis

B = Penambahan atau pemendekan waktu perjalanan

C = Kehilangan atau keterlambatan bagasi, barang pribadi dan cendera mata

D = Kecelakaan diri

E = Tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga

F = Pembajakan

C. SURVEI KLAIM

1. Tujuan Survei Claim

a. Survei Klaim mempakan kegiatan menyeluruh di Iapangan untuk mencari fakta-fakta tentang penyebab terjadinya klaim dan akibat yang ditimbulkan.

b. Survei Klaim WAJIB dilaksanakan.

c. Survei Klaim dilakukan dengan tujuan :

Page 113: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

113 / 127

i. Mendapatkan data Iengkap mengenai penyebab terjadinya kerugian.

ii. Memperoleh estimasi kerugian,

iii. Memperoleh data-data yang akurat mengenai pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi,

iv. Kemungkinan untuk memperoleh recovery,

v. Sebagai dasar pembuktian adanya klaim.

d. Untuk klaim-klaim yang nominal klaimnya relatif kecil sepanjang tidak ditemukan indikasi yang mencurigakan, maka dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, survei klaim tidak perlu dilaksanakan namun digantikan dengan permintaan informasi yang Iengkap dari pihak Tertanggung.

2. Dasar Pertimbangan Survei Klaim

a. Wujud pelayanan kepada Customer

b. Kebutuhan informasi yang Iengkap tentang sebab-sebab terjadinya klaim.

c. Kebutuhan untuk menetapkan besamya kerugian sebenarnya yang disebabkan oleh bahaya yang dijamin polis.

d. Terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi keputusan klaim

e. Alat pembuktian jika teriadi dispute dikemudian hari.

3. Laporan Survei Klaim

a. Data Kerugian

i. Tanggal dan tempat kejadian

ii. Tanggal dan tempat kejadian

iii. Uraian singkat kejadian

iv. Luas dan sifat kerugian

v. Perincian kerugian

vi. Perkiraan jumlah kerugian

vii. Okupasi

b. Data-data tambahan lainnya :

i. Data-data yang relevan dengan penilaian atau pehgambilan kesimpulan bahwa kerugian/klaim itu adalah murni atau tidak murni atau mengandung unsur kecurangan (fraud claim)

ii. Data-data yang dapat mengindikasikan adanya tanggung jawab pihak lain atas kerugian itu.

iii. Khusus untuk klaim kendaraan, surveyor wajib klarifikasi identitas sopir (wajah) ke warga sekitar TKP dibandingkan dengan copy SIM yang diserahkan Tertanggung.

iv. Klarifikasi tanggal pasti kejadian, jumlah orang dalam mobil, kemana mereka dirawat, siapa yang antar, siapa saja saksi-saksi yang menyaksikan/mengetahui peristiwa tersebut.

4. Surveyor Klaim

a. lnhouse surveyor

Dilakukan oleh personel Bagian Klaim.

b. Independent surveyor

Dilakukan oleh pihak ketiga yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan polis dan aturan yang ada.

c. Pihak Iain yang diberi wewenang dan tugas untuk melakukan survei.

Dilakukan oleh pihak lain yang ditunjuk berdasarkan keahlian yang dimiliki.

Page 114: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

114 / 127

5. Syarat-Syarat diperlukannya Independent Surveyor Klaim

a. Nilai kerugian besar / material

b. Kompleksitas penanganan cukup tinggi

c. Keterbatasan tenaga ahli yang dimiliki perusahaan,

d. Telah diperjanjikan dalam kontrak asuransi/polis

e. Nilai klaim melibatkan porsi reasuransi atau koasuransinya

D. PENYELESAIAN KLAIM

1. Limit Penyelesaian Klaim

No Kantor Jabatan COB Limit

1. Kantor Cabang Kepala Cabang MV s.d IDR. 3 juta

2. Kantor Cabang Kepala Cabang Non. MV NIL

3. Kantor Pemasaran Kepala Pemasaran MV & Non MV NIL

4 Kantor Pusat Kabag Klaim MV s.d IDR. 7.5 juta

Kabag Klaim Non MV s.d. IDR. 5 juta

Kadiv Teknik MV s.d. IDR. 15 juta

Kadiv Teknik Non MV s.d. IDR. 15 juta

Direktur Teknik MV s.d. IDR. 50 juta

Direktur Teknik Non MV s.d. IDR. 75 juta

BOD MV diatas IDR. 50 juta

BOD Non MV diatas IDR. 75 juta

2. Propose Adjustment Klaim

a. Adjustment klaim disetujui berdasarkan limit kewenangan.

b. Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran mengirimkan propose adjustment klaim kepada Tertanggung secara tertulis berdasarkan persetujuan dari Divisi Teknik Kantor Pusat dengan melampirkan :

i. Surat pengantar dan penjelasan perhitungan nilai ganti rugi.

ii. Rincian adjustment klaim

iii. Letter of Discharge atau surat persetujuan nilai ganti rugi dari Tertanggung.

c. Persetujuan nilai ganti rugi dikrimkan ke Divisi Teknik Kantor Pusat dengan melampirkan nomor rekening Tertanggung atau Nomor Rekening lain yang diberikan kuasa oleh Tertanggung.

d. Khusus untuk memberikan percepatan pelayanan klaim PA kepada Tertanggung, maka setiap Kantor Operasional diberikan dana deposit untuk persiapan pembayaran klaim.

e. Dana klaim tersebut dibayarkan langsung oleh Cabang dan Pemasaran kepada Tertanggung dan bukti pembayaran dikirimkan ke Divisi Teknik untuk selanjutnya dibuatkan memorandum agar Divisi Keuangan dan Akuntansi mentransfer kembali kepada Cabang/Pemasaran terkait agar saldo kembali seperti semula.

3. Penerbitan Nota Klaim.

a. Nota Klaim Non Kendaraan

i. Bagian Klaim Kantor Pusat menerbitkan seluruh Nota Klaim Kantor Pemasaran.

ii. Kantor Cabang menerbitkan Nota Klaim sesuai dengan polis masing-masing.

b. Nota Klaim Kendaraan

Bagian Klaim Kantor Pusat menerbitkan seluruh Nota Klaim Kantor Pemasaran; Kantor

Cabang Khusus dan Kantor Cabang Bintaro.

Page 115: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

115 / 127

4. Pengiriman DLA

a. Dikirim kepada Reasuradur oleh Divisi Teknik Bagian Klaim dengan melampirkan dokumen pendukung.

b. Salinan DLA dan Nota diberikan kepada Divisi Keuangan dan Akuntansi untuk proses penagihan recovery.

5. Penyelesaian Klaim Ex-gratia

a. Suatu bentuk penyelesaian klaim dimana secara teknis dan yuridis klaim yang diajukan sepenuhnya tidak terjamin polis akan tetapi berdasarkan pertimbangan khusus klaim diselesaikan sebesar prosentase tertentu dari jumlah kerugian yang diajukan tertanggung.

b. Ex-gratia bukan ditawarkan oleh pihak asuransi tetapi harus atas permintaan dari tertanggung.

c. Alasan dilakukan ex-gratia

i. Meningkatkan & menjaga hubungan kerjasama dengan tertanggung.

ii. Strategi bisnis.

d. Usulan ex-gratia diajukan oleh Divisi Pemasaran yang mengetahui profile dan potensi bisnis Tertanggung dan afiliasinya bila ada dengan melampirkan :

i. Jumlah produksi premi

ii. Jumlah klaim

iii. Potensi premi

iv. Pertimbangan lainnya.

e. Kewenangan pemberian ex-gratia

Ditentukan dan disetujui oleh Direksi

6. Penyelesaian Klaim compromize

a. Suatu bentuk penyelesaian klaim dimana pada dasarnya penanggung liable atas kerugian yang menjadi pokok dari klaim tersebut, namun terdapat kesulitan menetapkan secara tepat kerugian atau komponen tertentu dari kerugian itu sehingga untuk hal itu diperlukan cara compromize.

b. Alasan dilakukannya compromize

i. Kesulitan teknis dalam menetapkan jumlah kerugian secara pasti

ii. Mempermudah proses penyelesaian klaim dalam hal seperti pada butir 6.a. di atas, dan dengan demikian hubungan baik antara penanggung dan tertangung yang bersangkutan dapat tetap terpelihara,

c. Kewenangan Compromize

Ditentukan oleh Direksi

7. Pembayaran Klaim

a. Prosedur pembayaran klaim dilakukan dengan Divisi Keuangan & Akuntasi Kantor Pusat.

i. Di Kantor Pusat, Bagian Klaim mengajukan melalui Memorandum kepada Divisi Keuangan dan Akuntansi.

ii. Di Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran diajukan ke Bagian Klaim untuk diteruskan kepada Divisi Keuangan dan Akuntansi melalui Memorandum.

b. Pembayaran klaim selambat-lambatnya 30 hari terhitung sejak disetujuinya nilai ganti rugi.

c. Pembayaran ditujukan kepada rekening Tertanggung atau wakil tertanggung atau pihak ketiga yang mendapatkan kuasa dari tertanggung berdasarkan surat kuasa.

8. Uang Muka Klaim

Uang muka klaim berdasarkan kepada kondisi polis atau mendapatkan persetujuan dari Direksi.

Page 116: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

116 / 127

9. Klaim Kebakaran KPR BTN

a. Pencatatan LKS

b. Dokumen Klaim

c. Survei Lapangan

d. Adjustment claim

e. Propose adjustment claim kepada BSP

f. Penerbitan Nota dan LKP

g. Pengiriman Nota dan LKP ke BSP

h. Pengajuan pembayaran ke DKA

10. Panduan Survei Klaim Kendaraan Bermotor

a. Pengecekan polis

i. Foto akseptasi

ii. Periode polis

iii. Pembayaran premi

b. Pengecekan dokumen klaim

i. Foto SIM Pengemudi

ii. Periode STNK Kendaraan

c. Pengecekan TKP

i. Keterangan Saksi-saksi

ii. Keterangan pihak kepolisian

11. Panduan Survei Klaim Non Kendaraan Bermotor

a. Pengecekan polis

i. Dokumen akseptasi

ii. Periode polis

iii. Pembayaran premi

b. Pengecekan dokumen klaim

i. Keabsahan dokumen

ii. Kelengkapan dokumen

c. Pengecekan Tempat Kejadian Perkara (TKP)

i. Survei kondisi TKP, cocokan kondisi tersebut dengan informasi dari Tertanggung pada form laporan klaim

ii. Keterangan Saksi-saksi, terutama mengenai identitas pengemudi saat kejadian, tunjukan foto SIM kepada para saksi untuk memeriksa kesesuaian

iii. Keterangan pihak kepolisian

iv. Bila ada Laporan Polsek, lakukan klarifikasi ke Polres yang membawahi Polsek tersebut.

12. Panduan umum penyelesaian klaim Surety Bond.

Kantor Operasional beserta Agen terlebih dahulu melakukan negosiasi, baik ke Prinsipal maupun Obligee untuk mengupayakan pencegahan pencairan dengan mencarikan solusi yang legal seoptimal mungkin sehingga tidak terjadi wanprestasi.

Adapun Informasi dan data yang diperlukan bilamana terjadi pencairan dapat dirincikan sebagai berikut:

Laporan klaim pencairan dari Obligee yang menyatakan Prinsipal tidak sanggup meneruskan pekerjaan

Kantor Operasional meneliti validitas dan jaminan atas insurable interest-nya, periode jaminannya dan kepastian bahwa service charge / premi telah terbayar.

Page 117: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

117 / 127

Kantor Operasional memastikan terlebih dahulu apakah klaim / pencairan diproses atau tidak berdasarkan validitas jaminan tersebut di atas.

Kantor Operasional membuat Iaporan atas klaim/pencairan yang terjadi, dilampirkan data-data pendukung.

Kantor Operasional melakukan negosiasi baik ke Prinsipal maupun Obligee untuk mengupayakan pencegahan pencairan dengan mencarikan solusi yang legal seoptimal mungkin sehingga tidak terjadi wanprestasi.

Kantor Operasional membuat Laporan Kerugian Sementara (LKS) ke Kantor Pusat beserta data-data pendukungnya.

Hal-hal khusus untuk pencairan masing-masing jaminan:

a. Jaminan Penawaran

i. Mengajukan klaim setelah Prinsipal dinyatakan wanprestasi / default dan pengajuan klaim tersebut dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dinyatakan wanprestasi / default.

ii. Langkah-langkah penanganan klaim Jamlnan Penawaran :

Menghubungl Prinsipal untuk mengetahul detail alasan-alasan Prinsipal melakukan wanprestasi sebagaimana tuntutan yang disampaikan oleh Obllgee.

Menegaskan kepada Prinsipal agar masalah tersebut dapat diselesaikan oleh Prinsipal.

Apabila Prinsipal tidak dapat menyelesaikan sendiri maka dimintakan dokumen klaim yang harus disampaikan, yaitu :

iii. Copy sertifikat Jaminan Penawaran (Sertifikat Jaminan Asli dikembalikan pada saat klaim dibayar)

iv. Surat keterangan pengunduran diri Prinsipal

v. Copy surat keputusan / penunjukan pemenang tender dalam hal surat tersebut telah diterbitkan.

vi. Pernyataan Prinsipal mengenai ketidaksanggupan meneruskan proyek.

vii. Dokumen lainnya.

b. Jaminan Pelaksanaan.

i. Mengajukan klaim setelah Prinsipal dinyatakan wanprestasl / default dan pengajuan klaim tersebut dllakukan selambat-lambatnya 30 (tiga) puluh harl kalender sejak dinyatakan wanprestasi / default.

ii. Langkah-langkah dalam penyelesaian klaim Jaminan Pelaksanaan :

Mempelajari wording Jaminan Pelaksanaan yang diterbitkan.

Menghubungi Prinsipal tentang alasan tldak dilanjutkannya pekerjaan.

Menegaskan kepada Prinsipal agar masalah tersebut dapat diselesaikan oleh Prinsipal.

Mengevaluasi meneliti apakah Prinsipal betul telah wanprestasi alau tidak / memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur dalam Surat Perjanjian Kerja / Kontrak.

Dokumen yang harus disampaikan.

iii. Copy sertifikat Jaminan Pelaksanaan (Sertifikat Jaminan Asli dikembalikan pada saat klaim dibayar).

iv. Surat SP 1, SP 2, SP 3 dan surat keputusan PHK.

v. Dokumen kontrak

vi. Dokumen lainnya.

Page 118: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

118 / 127

c. Jaminan Uang Muka

i. Mengajukan klaim selelah Prinsipal dinyatakan wanprestasi / default dan pengajuan klaim tersebul dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dinyatakan wanprestasi / default.

ii. Besamya klaim yang dibayarkan adalah sebagai berikut :

Sebesar Uang Muka yang belum dikembalikan oleh Prinsipal kepada Obllgee.

Pembayaran dikompensasikan dengan prestasi kerja yang telah dicapai oleh Prinsipal.

Dokumen yang harus disampaikan :

iii. Copy sertlfikat Jaminan Uang Muka (Sertifikat Jaminan Asli dikembalikan pada saat klaim dibayar)

iv. SP 1, SP 2, SP 3 dan surat keputusan PHK. Perhitungan besarnya hak dan kewajiban Obligee dan Prinsipal berkenaan dengan PHK

E. KLAIM INDIRECT DAN KLAIM TREATY

1. Pencatatan Cadangan Klaim

Pencatatan klaim dilakukan oleh Bagian Klaim Kantor Pusat sesuai dengan kontrak treaty.

2. Penyelesaian Klaim

Penyelesaian klaim berdasarkan DLA dan dokumen klaim lainnya yang diterima dari ceeding company.

3. Pembayaran Klaim

Pembayaran ditujukan kepada ceding company atau pihak yang ditunjuk sesuai kontrak treaty.

4. Incurred But Not Reported (IBNR)

a. Jenis Cadangan Klaim terdiri dari :

i. Cadangan klaim dalam proses penyelesaian.

ii. Cadangan klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan (IBNR).

iii. Cadangan klaim atas klaim yang telah disetujui dan pembayaran manfaatnya tidak sekaligus

b. Untuk klaim yang sudah terjadi tapi belum ada estimasinya maka dimasukkan kedalam klaim dalam proses dan dicadangkan sebesar net retensi Binagriya.

c. Perhitungan Cadangan Klaim.

i. Cadangan teknis dalam bentuk cadangan klaim paling sedikit dihitung sebesar penjumlahan :

nilai estimasi klaim yang masih dalam proses penyelesaian; dan

nilai estimasi klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (Incurred But Not Reported).

ii. Nilai klaim untuk produk asuransi yang masih dalam proses penyelesaian paling sedikit dihitung berdasarkan estimasi sentral atau estimasi terbaik (best estimate) atas klaim yang sudah terjadi dan sudah dilaporkan tetapi masih dalam proses penyelesaian, berikut biaya jasa penilai kerugian asuransi, biaya penyelesaian hukum dan biaya-biaya lain yang terkait dengan penyelesaian klaim.

iii. Nilai klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan (Incurred But Not Reported) dihitung berdasarkan estimasi sentral atau estimasi terbaik (best estimate) atas klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan dengan menggunakan metode rasio klaim atau salah satu dari metode segitiga (triangle method), berikut biaya jasa penilai kerugian asuransi.

iv. Untuk menghitung cadangan IBNR digunakan data experience klaim per COB minimal lima tahun terakhir, terdiri dari :

Page 119: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

119 / 127

Data tanggal kejadian klaim.

Data tanggal pembayaran klaim.

Data jumlah klaim yang dibayar.

v. Pengolahan data :

Data dikelompokkan berdasarkan tahun kejadian klaim dan tahun pembayaran klaim.

Menghitung akumulasi klaim yang dibayar (development year).

Menghitung Incremental Incurred yaitu jumlah total pembayaran sejak kejadian klaim s/d tahun ke-n

Menghitung Development Factor yaitu jumlah akumulasi klaim tahun ke n+1 dibagi dengan jumlah akumulasi klaim tahun ke n.

Proyeksi klaim berdasarkan development factor yang sudah dihitung.

Total Cadangan IBNR adalah penjumlahan dari total proyeksi klaim pertahun kejadian dikurangi klaim yang sudah dibayar.

Apabila data kurang memadai untuk dihitung menggunakan triangle method, maka menggunakan metode ratio claim.

Apabila ada data pembayaran klaim yang dilakukan secara IP atau installment maka data tersebut dikeluarkan dari perhitungan.

5. Alokasi Cadangan IBNR

a. Alokasi Cadangan Klaim IBNR per Kantor Operasional dilakukan setiap tahun pada bulan Desember (yearly update yearly).

b. Dasar untuk penetapan distribusi per Kantor Operasional berdasarkan proporsi klaim dalam proses rata-rata dua tahun terakhir.

c. Bilamana setelah perhitungan cadangan IBNR terdapat kenaikan negatif, maka cadangan IBNR yang digunakan untuk tahun berjalan adalah cadangan IBNR tahun lalu.

F. CLAIM RECOVERY DAN SUBROGASI

1. Peraturan Pelelangan Salvage

a. Sebelum pengambilan salvage oleh bengkel dari lokasi kejadian atau accident harus dikordinasikan dengan Divisi Tehnik

b. Lelang salvage haruslah setelah proposed adjustment klaim disetujui oleh tertanggung dahulu baru salvage dapat dilelang sesuai dengan basic principle of insurance, jumlah ganti rugi harus disetujui atau diberikan dahulu kepada tertanggung baru penanggung berhak menjual salvage sebagai recovery

c. Undangan penawaran lelang salvage dari Binagriya harus sepengetahuan Divisi Tehnik dengan batas waktu pembukaan tender 1 minggu untuk menjaga value salvage agar tidak turun harganya

d. Bengkel penyimpan salvage harus menjaga salvage tersebut dengan baik dan bersedia menemani salvage buyer lainnya yang berkunjung melihat fisik salvage

e. Tender ulang dilakukan dengan kembali mengundang seperti point c. diatas sehingga proses fairness dapat berjalan

f. Salvage dapat diambil setelah pemenang mengirimkan bukti transfer ke Binagriya

2. Prosedur Penjualan Salvage

a. Salvage ex klaim partial kendaraan bermotor.

i. Untuk salvage ex klaim partial kendaraan bermotor di lingkungan Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran Jabodetabek dilakukan oleh Divisi Teknik Bagian Klaim.

Page 120: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

120 / 127

ii. Untuk luar Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran Jabodetabek dilakukan oleh Kantor Cabang atau Kantor Pemasaran terkait dan dilaporkan kepada Divisi Teknik Bagian Klaim Kantor Pusat.

iii. Mengundang minimal 3 (tiga) calon buyer untuk mengajukan penawaran.

iv. Untuk penjualan lebih dari IDR. 10 juta diajukan kepada Direktur Teknik.

v. Hasil penjualan dicatat sebagai Pendapatan Operasional lainnya.

b. Salvage ex klaim non kendaraan bermotor

i. Untuk salvage ex klaim non kendaraan bermotor harus melalui persetujuan Direksi melalui Divisi Teknik Bagian Klaim.

ii. Mengundang minimal 3 (tiga) calon buyer untuk mengajukan penawaran.

iii. Hasil penjualan dicatat sebagai recovery claim dengan menerbitkan Nota Debet.

iv. Pengajuan Surat peserta lelang

G. ADMINISTRASI KLAIM

1. Pengarsipan Dokumen

a. Seluruh Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran serta Divisi Teknik harus mengarsipkan dokumen sesuai ketentuan pengarsipan.

b. Dokumen klaim Non Kendaraan Bermotor disimpan di Divisi Teknik Bagian Klaim Kantor Pusat.

c. Evaluasi Cadangan Klaim dan dilakukan dilakukan setiap enam bulan yaitu bulan Juni dan Desember.

d. Prosedur close file berdasarkan persetujuan dan wewenang BOD.

2. Kerjasama Dengan Pihak Ketiga :

a. Bengkel Rekanan

i. Bengkel Rekanan adalah Bengkel Kendaraan Bermotor yang telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Perbaikan Kendaraan Bermotor dengan PT. Asuransi Binagriya Upakara

ii. Bengkel authorized yang belum menjadi rekanan namun dibutuhkan untuk memberikan dukungan pelayanan klaim asuransi kendaraan bermotor, maka Perusahaan menempatkan deposit sebagai jaminan pembayaran yang dicatat sebagai uang muka klaim di Kantor Pusat.

iii. Pemilihan dan penempatan deposit bengkel authorized melalui usulan Divisi Teknik – Bagian Klaim kepada Direksi, dengan menyampaikan alasan dan kebutuhan sebagai dasar pertimbangan Direksi untuk memberikan keputusan.

iv. Kantor Operasional sebagai penerbit Polis Asuransi Kendaraan Bermotor harus memperhatikan pelayanan klaim kendaraan bermotor di wilayah domisili Pemegang Polis terkait dengan ketersediaan Bengkel Rekanan sehingga dapat memberikan rasa aman dan kepastian bagi pemegang polis bila ingin mengajukan klaim asuransi kendaraan bermotor.

v. Kantor Operasional mengajukan usulan Bengkel rekanan kepada Direksi melalui Divisi Teknik dalam rangka memberikan layanan kepada Pemegang Polis yang diterbitkan oleh Kantor Operasional terkait.

vi. Kantor Operasional melakukan pemilihan calon Bengkel Rekanan secara selektif sesuai kebutuhan layanan dengan memperhatikan :

Harga jasa (pricelist) yang kompetitif.

Letak dan Posisi Bengkel yang strategis.

Kwalitas hasil pekerjaan yang memuaskan.

Page 121: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

121 / 127

Fasilitas dan peralatan bengkel yang lengkap.

vii. Melakukan negosiasi awal dengan Calon Bengkel Rekanan yang meliputi:

Harga biaya perbaikan mengacu kepada referensi standar pasar.

Diskon harga biaya perbaikan.

Diskon harga sparepart.

Fasilitas penjemputan dan pengantaran kendaraan kepada Pemegang Polis.

Fasilitas pengantaran scrap dan wreck ke kantor.

Jangka waktu pembayaran 30 hari setelah kwitansi diterima.

Bantuan melengkapi dokumen klaim dari Tertanggung sesuai SOP Perusahaan.

Menjelaskan isi draft Perjanjian Kerjasama standar perusahaan untuk disepakati.

Dan lain-lain yang dipandang perlu.

viii. Mengirimkan usulan kepada Direksi melalui Divisi Teknik – Bagian Klaim dengan menyajikan data-data dan informasi di atas secara tertulis dan melampirkan dokumen-dokumen administrasi, yaitu :

Laporan Survei BengkelLampiran 27 - Form Survey Bengkel.xlsx

Company Profile Bengkel (bila ada)

Daftar Harga Biaya Perbaikan Bengkel, besaran diskon jasa dan diskon sparepart.

Foto-foto fisik bangunan, peralatan dan fasilitas bengkel.

Foto Copy Akta Pendirian Perseroan (bila berbadan hukum)

Foto copy KTP Pemilik Bengkel dan atau Kepala Bengkel.

Foto copy Surat Keterangan Domisili Perusahaan

Foto copy Tanda Daftar Perusahaan

Foto copy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Draft PKS (bila bengkel memiliki standar PKS sendiri)

ix. Kesepakatan kerjasama ditindaklanjuti dengan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama Perbaikan Kendaraan Bermotor antara PT. Asuransi Binagriya Upakara dengan Bengkel Rekanan untuk jangka waktu satu sampai dengan dua tahun. Perjanjian Kerjasama tersebut ditandatangani oleh Kepala Kantor Cabang atau Kepala Kantor Pemasaran melalui surat kuasa dari Direksi.

x. Prosedur perpanjangan Perjanjian Kerjasama Perbaikan Kendaraan Bermotor antara PT. Asuransi Binagriya Upakara dengan Bengkel Rekanan yaitu :

Kantor Operasional menyampaikan usulan perpanjangan Perjanjian Kerjasama Perbaikan Kendaraan Bermotor kepada Direksi melalui Divisi Teknik – Bagian Klaim selambat-lambatnya dua bulan sebelum Perjanjian Kerjasama berakhir dengan melampirkan Formulir Evaluasi Bengkel Rekanan. Lampiran 28 - Form Evaluasi Bengkel.xlsx

Divisi Teknik – Bagian Klaim akan mengirimkan Surat kepada Bengkel, yaitu :

Bila disetujui untuk diperpanjang, mengirmkan Surat permintaan konfirmasi persetujuan untuk perpanjangan.

Bila tidak disetujui untuk diperpanjang, mengirmkan Surat pemberitahuan bahwa hubungan kerjasama berakhir terhitung sejak berakhirnya perjanjian kerjasama, namun segala hak dan kewajiban kedua belah pihak yang timbul sehubungan dengan perjanjian tetap harus diselesaikan terlebih dahulu.

xi. Untuk kepentingan Kantor Operasional dalam mengikuti Tender Asuransi Kendaraan Bermotor yang mensyaratkan adanya Bengkel Rekanan di wilayah tertentu, sementara

Page 122: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

122 / 127

Perusahaan belum memiliki bengkel rekanan di wilayah dimaksud, maka dapat dilakukan dengan prosedur, yaitu :

Kantor Operasional melakukan penjajagan dengan Bengkel terkait dan meminta dukungan perbaikan kendaraan bermotor klaim Asuransi Kendaraan Bermotor Polis PT. Asuransi Binagriya Upakara sebagaimana format surat standar.

Kantor Operasional menyampaikan Daftar Data Bengkel Rekanan yang telah bersedia memberikan dukungan sebagaimana butir 7.1. di atas kepada Divisi Teknik – Bagian Klaim dengan melampirkan :

NPWP Bengkel.

Nama dan No. Handphone/telp kepala Bengkel.

Nomor Rekening Bank Bengkel.

b. Loss Adjuster

i. Loss Adjuster adalah suatu perusahaan yang menjalankan dan memberikan jasa kepada industri asuransi berupa pemeriksaan dan/atau penilaian atas suatu tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh Tertanggung kepada Penanggung berdasarkan persyaratan / ketentuan yang terdapat di dalam polis dan kaidah umum asuransi.

ii. Kriteria Loss Adjuster

Perusahaan berbadan hukum.

Telah menyerahkan atau menyampaikan company profile dan dicatat dalam data base Divisi Teknik.

Terdaftar dalam asosiasi loss adjuster di Indonesia.

Tidak sedang dalam pengenaan sanksi, baik dari asosiasi maupun dari instansi berwenang di Indonesia.

Harga jasa kompetitif.

Profesionalisme, efektif dan efisien.

Memiliki pengalaman pada bidang kasus yang ditanganinya.

iii. Prosedur Penunjukan Loss Adjuster

Usulan penunjukan loss adjuster dari Divisi Teknik – Bagian Klaim kepada Direksi berdasarkan pada pertimbangan antara lain nilai klaim yang relatif cukup besar; atau complicated; atau adanya indikasi timbulnya permasalahan dalam proses penyelesaiannya.

Mengajukan minimal 2 (dua) loss adjuster berdasarkan pertimbangan-pertimbangannya kepada Direksi.

Surat Perintah Kerja ditandatangani oleh Kepala Divisi Teknik dan Direktur Bidang.

c. Supplier

i. Supplier adalah pemasok spare part kendaraan bermotor.

ii. Kerjasama dengan Perusahaan berdasarkan Surat Perjanjian Kerja

d. Konsultan

i. Konsultan adalah adalah sebuah perusahaan atau seseorang yang menyediakan tenaga profesional dalam bidang keahlian tertentu, misalnya bidang engineering, fire, lingkungan, akuntansi dan lain-lain.

ii. Kriteria Konsultan

Perusahaan berbadan hukum atau perorangan.

Tidak sedang dalam pengenaan sanksi, baik dari asosiasi maupun dari instansi berwenang di Indonesia.

Harga jasa kompetitif.

Page 123: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

123 / 127

Profesionalisme, efektif dan efisien.

Memiliki pengalaman pada bidang kasus yang ditanganinya.

iii. Prosedur penunjukan Konsultan

Telah dilakukan konsultasi dengan loss adjuster dan disimpulkan perlu ditunjuk Konsultan.

Usulan penujukan konsultan dari Divisi Teknik – Bagian Klaim kepada Direksi berdasarkan pada hasil konsultasi dengan loss adjuster.

Surat Perintah Kerja ditandatangani oleh Kepala Divisi Teknik dan Direktur Bidang

e. Investigator Klaim

i. Investigator klaim adalah sebuah perusahaan atau seseorang yang menyediakan tenaga professional di bidang investigasi.

ii. Kriteria Investigator

Perusahaan berbadan hukum atau perorangan.

Tidak sedang dalam pengenaan sanksi, baik dari asosiasi maupun dari instansi berwenang di Indonesia.

Harga jasa kompetitif.

Profesionalisme, efektif dan efisien.

Memiliki pengalaman dibidangnya.

iii. Prosedur penunjukan Investigator

Telah dilakukan investigasi awal dan diduga adanya fraud.

Estimasi kerugian lebih dari Rp. 50 juta.

Usulan penunjukan investigator dari Divisi Teknik – Bagian Klaim kepada Direksi berdasarkan pada hasil investigasi awal.

Surat Perintah Kerja ditandatangani oleh Kepala Divisi Teknik dan Kepala Bagian Klaim.

f. Penyedia jasa administrasi pelayanan klaim

i. Kriteria Perusahaan

Perusahaan berbadan hukum.

Tidak sedang dalam pengenaan sanksi, baik dari asosiasi maupun dari instansi berwenang di Indonesia.

Harga jasa kompetitif.

Profesionalisme, efektif dan efisien.

Memiliki pengalaman dibidangnya.

ii. Persyaratan pengajuan kepada Direksi, atas pertimbangan :

Memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Tertanggung.

Meminimalisir biaya administrasi klaim.

Mempercepat proses pelayanan.

Memberikan image positif perusahaan.

3. Jangka Waktu Kerjasama Penanganan Klaim Dengan Pihak Ketiga

Jangka waktu penunjukan dan penggunaan jasa Pihak Ketiga sebagaimana tersebut di atas adalah kasus per kasus, kecuali dengan bengkel rekanan dan supplier yang jangka waktunya 2 (dua) tahun.

Page 124: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

124 / 127

4. Evaluasi Perjanjian Kerjasama Dengan Pihak Ketiga

a. Melakukan evaluasi seluruh perjanjian kerjasama dengan pihak ketiga yang menitikberatkan hasil penilain pelaksanaan dari kewajiban-kewajiban pihak ketiga dalam perjanjian.

b. Membuat kesimpulan dan rekomendasi untuk perpanjangan atau pengakhiran perjanjian kepada Direksi disertai dengan pertimbangan-pertimbangannya.

H. HANDLING OUTSTANDING CLAIM

Melakukan evaluasi data outstanding claim secara berkala, yaitu :

1. Oustanding klaim kendaraan bermotor dilakukan setiap tiga bulan sekali.

2. Outstanding klaim non kendaraan bermotor setiap enam bulan sekali.

3. Mengajukan usulan close file kepada Direksi disertai dasar dan pertimbangannya.

Page 125: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

125 / 127

BAB XI – LAIN-LAIN

A. Ketentuan ini berlaku sejak ditandatangani dan apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur maka akan diputuskan oleh Direksi dikemudian hari

B. Dengan adanya Peraturan Direksi ini, segala ketentuan yang ada sebelumnya yang mengatur hal yang sama dianggap tidak berlaku lagi.

C. Ketentuan ini disampaikan kepada seluruh pegawai melalui Kantor Operasional masing-masing dan dengan demikian dianggap seluruh pegawai telah mengetahui dan memahaminya.

Page 126: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

126 / 127

BAB XII – LAMPIRAN

1. Lampiran 01 - SPPA

2. Lampiran 02 - Biaya Polis dan Materai

3. Lampiran 03 - Limit Wewenang Akseptasi Direct

4. Lampiran 04 - Akseptasi Jangka Panjang

5. Lampiran 05 - Form Survei Rumah Tinggal

6. Lampiran 06 - Form Survei Non Rumah Tinggal

7. Lampiran 07 - Form Survei Kendaraan Bermotor

8. Lampiran 08 - Form Survei CAR

9. Lampiran 09 - Form Survei EAR

10. Lampiran 10 - Dokumen Permintaan Penutupan Asuransi

11. Lampiran 11 - Treaty Approval

12. Lampiran 12 - RI Placement Slip

13. Lampiran 13 - Minimum Premi

14. Lampiran 14 - Komisi

15. Lampiran 15 - Laporan Presigned Policy

16. Lampiran 16 - Laporan Presigned Surety

17. Lampiran 17 - Form IP BG BTN

18. Lampiran 18 - Form KBG Eximbank

19. Lampiran 19 - Form Indemnity Agreement

20. Lampiran 20 - SPPJ Bonding

21. Lampiran 21 - Form Back Dated KBG & Non Claim

22. Lampiran 22 - Analisa Bonding

23. Lampiran 23 - Deskripsi Fin Pro

24. Lampiran 24 - Ringkasan Fin Pro

25. Lampiran 25 - SPPA Fin Pro

26. Lampiran 26 - Formulir Laporan Klaim

27. Lampiran 27 - Formulir Survei Bengkel

28. Lampiran 28 - Formulir Evaluasi Bengkel

29. Lampiran 29 - Polis SMEs PRO

30. Lampiran 30 - Polis HOME PRO

31. Lampiran 31 - Polis EAZY GO PRO

Page 127: Asuransi Harta Benda | Asuransi Binagriya Upkara ... guide...3. Larangan Penutupan Asuransi Dengan Mekanisme Fronting 35 4. Larangan Penutupan Asuransi Rekayasa Kategori Wet Risks

127 / 127

Cara membaca panduan ini

1. Untuk menemukan kata/frase, gunakan Ctrl F atau F5, kemudian ketik kata/frase yang dicari

2. Untuk menemukan penjelasan/detil dari Daftar Isi dan Lampiran, arahkan kursor ke kata/kalimat yang dituju, lalu tekan Ctrl + Klik Kiri

3. Untuk kembali ke halaman 1 (awal), tekan pada keyboard tombol home