asuhan keperawatan transkultural
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
1/9
ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
A.PENGKAJIAN
I.Biodata
a.Pasien
1.Nama : Ny. Y
2.Umur : 28 Tahun
3.Jenis kelamin : Perempuan
4.Status : Kawin
5.Pendidikan : DIV Kebidanan
6.Pekerjaan : Karyawan RS
7.Suku/ Bangsa : Batak, Indonesia
8.Agama : Islam
b.Penanggung Jawab
1.Nama : Bp. KS
2.Umur : 29 Tahun
3.Jenis Kelamin : Laki-laki
4.Pendidikan : DIII
5.Pekerjaan : Wiraswasta
6.Suku/ Bangsa : Batak, Indonesia
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
2/9
7.Agama : Islam
8.Hubungan dengan pasien: Suami
II.Sun Rise Model
1.Faktor Tekhnologi
a.Persepsi Sehat Sakit
Bila sakit, pasien selalu berobat ke RS Estika.
Bila sakit, suami dan orang tua selalu menunggu di Rumah Sakit.
Pasien mengharapkan melahirkan bayinya secara normal tetapi dari hasil
pemeriksaan Dokter panggul pasien rata sehingga disarankan untuk melahirkan
secara Sectio Cesaria.
Dari hasil pemeriksaan USG diprediksi bayinya adalah perempuan.
Selain berobat dengan memanfaatkan tekhnologi di RS, pasien juga
memanfaatkan pengobatan alternative leluhur sesuai budaya orang tuanya.
b.Faktor Agama
Pasien beragama Islam dan menikah secara Hukum Islam.
Pasien memandang bahwa penyakit pasti ada penyebabnya dan meyakini bahwa
Allah SWT tidak menurunkan penyakit tetapi menurunkan obatnya.
Walaupun dalam keadaan sakit tetapi pasien tetap bersabar dan bersyukur dengan
menjalankan sholat 5 waktu di tempat tidur.
c.Faktor Sosial
Nama panggilan pasien di keluarganya adalah T
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
3/9
Tipe keluarga pasien yang dianut adalah Patrilineal yaitu anak laki-laki/ suami
sebagai pengambil keputusan.
Keluarganya megharapkan bayinya yang lahir nanti adalah laki-laki.
Hubungan pasien dengan Kepala Keluarga adalah baik dan akrab.
d.Nilai-nilai Budaya dan Gaya Hidup
Posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga adalah staf karyawan
swasta.
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Daerah Batak dan Bahasa Indonesia,
sehingga pasien tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan anggota
keluarga yang lain.
Kebiasaan makan pasien adalah 3x sehari dengan lebih menyukai masakan Batak
yang pedas dan manis. Makanan yang dipantang dalam kondisi hamil adalah
pedas dan mengurangi makanan manis.
Untuk meningkatkan kesehatannya saat ini, pasien lakukan dengan memilih
aktifitas renang, banyak mengkonsumsi buah
Persepsi sakit berkaitan dengan aktifitas pasien sehari-hari adalah aktifitas pasien
menjadi terbatas dan tidak diperbolehkan dilakukan secara berlebihan karena
kondisi pasien yang hamil.
Kebiasaan membersihkan diri yaitu mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun
dan shampoo, gosok gigi 2x sehari yaitu pagi hari dan sebelum tidur malam.
Pasien malu dengan perubahan kondisi badannya yaitu adanya hitam-hitam di
daerah perut.
e.Faktor Kebijakan dan Peraturan Yang Berlaku
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
4/9
Peraturan waktu berkunjung di Rumah Sakit adalah jam 10.00 dan jam 16.00.
Jumlah anggota keluarga yang diperbolehkan berkunjung maksimal 5 orang dan
yang boleh menunggu pasien maksimal 2 orang.
Cara pembayaran pasien yang di rawat inap di Rumah Sakit adalah membayar
biaya pendaftaran dan pemeriksaan saat masuk dan sisanya dibayarkan setelah
pasien pulang.
Setelah bayinya lahir, keluarganya tidak puas karena tidak langsung
menggendong bayinya dan perawat kurang memperhatikan bayinya.
f.Faktor Ekonomi
Sumber biaya pengobatan adalah dari asuransi kesehatan di tempat kerjanya
ditambah dengan penghasilan pasien dan suaminya.
Pasien juga mempunyai tabungan tetapi direncanakan untuk membayar dalam
keadaan mendesak.
g.Faktor Pendidikan
Sesuai dengan tingkat pendidikan dan profesinya sebagai bidan, pasien sering
membantu persalinan di Rumah Sakit. Berdasarkan pengalamannya sebagai bidan
pada kehamilannya ini bila pasien merasa ada his dan nyeri dilakukan dengan
menarik napas dalam.
Pasien malu dengan perubahan kondisi badannya yaitu adanya hitam-hitam di
daerah perut.
Pasien merasa kecewa karena tidak bisa langsung menyusui bayinya karena ASI-
nya belum keluar.
Pasien cemas dan takut dengan operasi Caesar.
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
5/9
III.Pengkajian Transkultural
1. Pasien dalam kondisi hamil sehingga pasien sangat mengharapkan bayi yang
dikandungnya dapat dilahirkan dengan sehat. Menurut agama pasien yaitu Islam
bahwa bayi yang dikandung pasien adalah amanah dari Allah SWT.
2. Pasien mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan hamil dan akan segera
melahirkan.
3. Untuk meningkatkan kesehatannya saat ini, pasien lakukan dengan memilih
aktifitas renang, banyak mengkonsumsi buah dan memeriksakan kehamilannya
secara rutin ke Dokter Kandungan.
4. Pasien lebih mempercayai tenaga kesehatan dalam merawatnya selama berada di
Rumah Sakit.
5. Pasien lebih mempercayai ulama/ Kyai dalam memberikan motifasi spiritualnya
dan membantu mendoakan selama proses persalinannya.
6.Tipe praktek pengobatan pasien adalah dengan menggunakan tekhnologi dan obat
disamping penggobatan alternative dari leluhurnya.
7. Pasien merasa kecewa karena tidak bisa langsung menyusui bayinya karena ASI-
nya belum keluar.
8.Pasien cemas dan takut dengan operasi Caesar.
9.Setelah melahirkan nanti, pasien mengharapkan perawat dan bidan memperhatikan
dirinya dan bayinya.
10. Pasien malu dengan perubahan kondisi badannya yaitu adanya warna hitam di
perutnya.
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
6/9
11.Keluarga pasien megharapkan bayinya lahir laki-laki karena bila anaknya laki-laki
nantinya akan menjadi ahli waris keluarga,mengingat suaminya adalah anak
tunggal.
12.Setelah bayinya lahir, keluarganya tidak puas karena tidak langsung menggendong
bayinya dan perawat kurang memperhatikan bayinya.
IV.Diagnosa Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi Caesar dtandai dengan
hasil pemeriksaan panggulnya rata, ketidakmampuan mengedan.
2. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang ASI ditandai dengan pasienkecewa karena ASI-nya belum bias keluar.
3.Gangguan body image, malu berhubungan dengan perubahan kondisi badan di saat hamil
ditandai dengan adanya warna hitam di perut.
4.Takut berhubungan dengan keyakinan budaya keluarga ditandai dengan harapan keluarga
bayi yang dilahirkan adalah laki-laki.
5.Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan informasi peraturan Rumah Sakit
ditandai dengan ketidakpuasan keluarga karena tidak langsung menggendong bayinya.
V.Perencanaan
1.Diagnosa Keperawatan I
a.Berikan informasi kepada pasien tentang tindakan operasi SC
b.Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan kecemasannya.
c.Dengarkan keluhan pasien.
d.Bersikap tenangdan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien.
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
7/9
e.Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien.
f.Libatkan keluarga dalam proses perencanaan perawatan.
2.Diagnosa keperawatan 2
a.Berikan informasi kepada pasien tentang pemberian ASI
b.Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan kecemasannya.
c.Dengarkan keluhan pasien.
d.Bersikap tenangdan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien.
e.Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien.
f.Libatkan keluarga dalam proses perencanaan perawatan.
3.Diagnose Keperawatan 3
a.Berikan informasi kepada pasien tentang perubahan fisik selama hamil
b.Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan malunya.
c.Dengarkan keluhan pasien.
d.Bersikap tenangdan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien.
e.Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien.
f.Libatkan keluarga dalam proses perencanaan perawatan.
4.Diagnose Keperawatan 4
a.Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ketakutannya.
b.Dengarkan keluhan pasien.
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
8/9
c.Bersikap tenangdan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien.
d.Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien.
e.Mendiskusikan perbedaan budaya antara keluarga pasien dengan perawat.
5.Diagnose Keperawatan 5.
a.Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang peraturan dan kebijakan di
Rumah Sakit.
b.Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang system pelayanan kesehatan.
c. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan
kekecewaannya.
d.Dengarkan keluhan pasien dan keluarga.
e. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien dan
keluarga.
f.Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien dan keluarga.
g. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi kesepakatan berdasarkan
pengetahuan pasien dan keluarga dengan standar etik.
h.Berikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang peraturan dan kebijakan di
Rumah Sakit
VI.Evaluasi
1.Pasien tidak cemas
2.Pasien berkurang rasa cemasnya
3.Pasien tidak malu lagi
-
7/29/2019 ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
9/9
4.Pasien tidak takut lagi
5.Keluarga pasien memahami penjelasan perawat.
Diposkan oleh Triyo Rachmadi,S.Kep. di 08:30
Tidak ada komentar:
http://www.blogger.com/profile/03634342644225905428http://triyo-rachmadi-skep.blogspot.com/2009/12/blog-post.htmlhttp://triyo-rachmadi-skep.blogspot.com/2009/12/blog-post.htmlhttp://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=4579395506350658589&postID=1354758312197822401&from=pencilhttp://www.blogger.com/email-post.g?blogID=4579395506350658589&postID=1354758312197822401http://triyo-rachmadi-skep.blogspot.com/2009/12/blog-post.htmlhttp://www.blogger.com/profile/03634342644225905428