asuhan keperawatan pasien skizofrenia dalam …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/pdf.pdftingkatan...

87
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN PERLINDUNGAN DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari Oleh : ISNAWATI P00320015072 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN D-III KEPERAWATAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 17-Aug-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

1

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM

PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN DAN

PERLINDUNGAN DI RUMAH SAKIT JIWA

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Program

Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari

Oleh :

ISNAWATI

P00320015072

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

iii

iii

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

iv

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan tangan di bawah ini

Nama

Nim

Institusi pendidikan

Judul KTI

:

:

:

:

Isnawati

P00320015072

Jurusan Keperawatan Poltekes Kendari

Asuhan Keperawatan Pasien Skizofrenia

Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman

Dan Perlindungan Di Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Sulawesi Tenggara

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil

jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Kendari, Agustus 2018

Yang membuat pernyataan,

Isnawati

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

v

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama Lengkap

2. Tempat/Tanggal Lahir

3. Jenis Kelamin

4. Agama

5. Suku/Kebangsaan

6. Alamat

7. No. Telp/Hp

:

:

:

:

:

:

:

ISNAWATI

Poli-Polia, 14 Maret 1997

Perempuan

Islam

Tolaki

Kelurahan Poli-Polia Kecamatan Poli-Polia

Kabupaten Kolaka Timur

082292730499

II. PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar Negeri 1 Poli-Polia

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Poli-Polia

3. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Poli-Polia

4. Politeknik Kesehatan Kendari

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

vi

vi

MOTO

“Hiduplah Seperti Pohon Kayu Yang Lebat Buahnya; Hidup Di Tepi Jalan Dan

Dilempari Orang Dengan Batu, Tetapi Dibalas Dengan Buah “

(Penulis)

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

vii

vii

ABSTRAK

Isnawati P00320015072 “Asuhan Keperawatan Pasien Skizofrenia dengan

Risiko Perilaku Kekerasan dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan

Perlindungan” dibawah bimbingan Ibu Fitri Wijayati dan Bapak Muhaimin

Saranani (xv + 63 hal + 7 tabel + 13 lampiran).

Latar belakang : Skizofrenia adalah salah satu penyakit mental yang

mempengaruhi sekitar 7 per seribu dari populasi orang dewasa, terutama pada

kelompok usia 15-35 tahun. Berdasarkan data nasional di Indonesia skizofrenia

meningkat antara 10-20%. Gangguan yang dimaksud adalah gangguan jiwa ringan

dan sedang, sedangkan ganguan skizofrenia dengan perilaku kekerasan sekitar

0,8% atau dari 10.000 orang terdapat 8 penderita ganguan jiwa atau kegilaan.

Tujuan : untuk mengetahui asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa

aman dan perlindungan pada klien dengan skizofrenia risiko perilaku kekerasan,

meliputi pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Metode : penelitian ini menggunakan desain studi kasus dengan jumlah pasien

sebanyak 1 orang dengan kasus gangguan kebutuhan rasa aman dan perlindungan

akbat skizofrenia : risiko perilaku kekerasan. Pengumpulan data dilakukan

menggunakan observasi dan pengkajian yang dilakukan di ruang teratai RSJ

Provinsi Sulawesi Tenggarai.

Hasil penelitian : setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan hasil

diagnosa gangguan rasa aman dan perlindungan akibat risiko perilaku kekerasan

didapatkan hasil tercapai.

Kesimpulan : diberikan rencana tindak lanjut dengan menjelaskan teknik lain dalam

mengontrol perilaku kekerasan seperti ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan positif yang

dimasukan kedalam jadwal harian

Kata kunci

Daftar Pustaka

:

:

Skizofrenia, Risiko Perilaku Kekerasan, Kebutuhan Rasa Aman dan

Perlindungan

25 referensi (2009-2018)

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

viii

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan

judul “Asuhan Keperawatan Pasien Skizofrenia dalam Pemenuhan Kebutuhan

Rasa Aman dan Perlindungan di Ruang Teratai Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara”. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan

program Diploma Keperawatan di Jurusan D-III Keperawatan Politeknik

Kesehtan Kendari Tahun 2018.

Dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala kerendahan

dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih sebesar-besarnya terutama

kepada “Ibu Fitri Wijayanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Pembimbing I dan Bapak

Muhaimin Saranani, S.Kep.,Ns.,M.Sc selaku Pembimbing II” yang telah banyak

membimbing, pengarahan dan petunjuk sehingga karya tulis ilmiah ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya

Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara beserta staf yang telah

memberi izin dan rekomendasi untuk melakukan penelitian

2. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari

3. Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kendari.

4. Ibu Asminarsih Zainal Prio, M.Kep.,Sp.Kom, selaku Dosen Penguji I, Bapak

Abd. Syukur Bau, S.Kep.,Ns.,M.M selaku Dosen Penguji II, dan Ibu Dewi

Sartiya Rini, M.Kep.,Sp.KMB selaku Dosen Penguji III, yang selalu

memberikan masukan, kritik dan saran yang membangun sejak ujian proposal

sampai ujian KTI.

5. Segenap Dosen dan Karyawan Jurusan D-III Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kendari.

6. Kepada orang tua saya yang tercinta Ayahanda Adam Sundi dan Ibunda Nuri

serta kedua adik saya yang telah memberikan Do’a, dukungan, motivasi,

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

ix

ix

7. kesabaran, perhatian dan segala pengorbanannya selama ini sehingga saya

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kendari tahun 2015, serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah penelitian ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun bagi kesempurnaan selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

x

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iii

HALAMAN KEASLIAN PENELITIAN .................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v

HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah Studi Kasus ......................................................... 5

C. Tujuan Studi Kasus ........................................................................... 5

D. Manfaat Studi Kasus ........................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Skizofrenia ............................................... 7

B. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Perlindungan

Pasien Skizofrenia dengan Risiko Perilaku Kekerasan..................... 18

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

xi

xi

C. Konsep Asuhan Keperawatan Pemuhan Kebutuhan Rasa

Aman dan Perlindungan Pasien Skizofrenia .................................. 22

BAB III METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus ..................................................................... 31

B. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ......................................................... 31

C. Subyek Studi Kasus .......................................................................... 32

D. Fokus Studi Kasus ............................................................................. 32

E. Definisi Operasional dan Fokus Studi .............................................. 33

F. Instrument Studi Kasus ..................................................................... 35

G. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 35

H. Analisis Data dan Penyajian Data ..................................................... 37

I. Etika Studi Kasus ................................................................................. 37

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus .............................................................................. 39

B. Pembahasan Studi Kasus .................................................................. 52

C. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 60

BAB V PENUTUP

A. kesimpulan ........................................................................................ 61

B. Saran ................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

xii

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Perilaku Pasif, Asertif Dan Agresif ...................... 10

Tabel 2.2 Perencanaan Keperawatan NANDA NIC NOC .......................... 26

Tabel 4.1 Diagnosa Keperawatan Pada Klien Skizofrenia Risiko

Perilaku Kekerasan ...................................................................... 47

Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Rasa Aman Dan Perlindungan ..................................................... 50

Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman

Klien Skizofrenia Dengan Risiko Perilaku Kekerasan ................ 48

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman

Klien Skizofrenia Dengan Risiko Perilaku Kekerasan ................ 49

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rentang Respon Perilaku Kekerasan ....................................... 9

Gambar 2.2 Psikopatologi Risiko Perilaku Kekerasan ................................ 17

Gambar 4.1 Genogram Klien Skizofrenia Risiko Perilaku Kekersan .......... 42

Gambar 4.2 Pohon Masalah ......................................................................... 55

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

xiv

xiv

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

RSJ : Rumah Sakit Jiwa

ODS : Orang Dengan Skizofrenia

PK : Perilaku Kekerasan

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

xv

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Konsul Karya tulis Ilmiah

Lampiran 2. Surat usulan izin penelitian dari jurusan

Lampiran 3. Surat usulan izin penelitian dari kampus

Lampiran 4. Surat keterangan bebas administrasi

Lampiran 5. Surat keterangan bebas pustaka

Lampiran 6. Surat penelitian dari litbang

Lampiran 7. Surat keterangan telah melakukan penelitian

Lampiran 8. Dokumentasi peneltian

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan manifestasi dari bentuk penyimpangan (abnormal)

prilaku akibat adanya distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam

bertingkah laku, hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan (Nasir

dan Muhith, 2011). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala

diantaranya adalah: ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah,

cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), histeria, rasa lemah, dan

tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk dan sebagainya

(Yosep & Sutini, 2014).

Ada dua jenis gangguan jiwa yang dapat ditemui di masyarakat, yaitu gangguan

jiwa ringan dan gangguan jiwa berat. Gangguan jiwa ringan contohnya adalah

gangguan mental emosional sedangkan gangguan jiwa berat salah satunya adalah

skizofrenia. Sebagian besar pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa adalah pasien

dengan gangguan jiwa berat atau skizofrenia (Nasir dan Muhith, 2011).

World Health Organization (WHO) menyatakan skizofrenia adalah bentuk yang

parah dari penyakit mental yang mempengaruhi sekitar 7 per seribu dari populasi

orang dewasa, terutama pada kelompok usia 15-35 tahun. Skizofrenia diseluruh

dunia diderita kira-kira 24 juta orang setiap tahun, satu juta orang melakukan

bunuh diri dan dilaporkan dari 10-20 milyar kasus skizofrenia terdapat usaha

untuk bunuh diri. Lebih dari 50 % pasien skizofrenia tidak mendapatkan

penanganan. Sembilan puluh persen penderita skizofrenia berada di negara

berkembang (WHO, 2016).

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

2

2

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 didapatkan

sebesar 4,6 per 1.000 orang penduduk mengalami gangguan jiwa berat

(skizofrenia), angka rasio ini melebihi batas yang ditetapkan, yang hanya 1-3 per

1.000 orang penduduk. Prevalensi jumlah penderita gangguan jiwa berat rata-rata

mencapai 3 jiwa per 1.000 orang dan gangguan jiwa ringan tidak kurang dari 179

jiwa per 1.000 orang di Indonesia (Kemenkes, 2013).

Berdasarkan data nasional di Indonesia meningkat antara 10-20%. Gangguan yang

dimaksud adalah gangguan jiwa ringan dan sedang, sedangkan ganguan

skizofrenia dengan perilaku kekerasan sekitar 0,8% atau dari 10.000 orang

terdapat 8 penderita ganguan jiwa atau kegilaan. Hal ini pula yang membuat

angka kriminalitas di indonesia tinggi (Syamsul hadi, 2010).

Skizofrenia adalah gangguan mental jangka panjang dan berat, yang ditandai

dengan persepsi psikosis-terdistorsi dari dunia nyata. Orang yang didiagnosis

menderita skizofrenia mengalami delusi, halusinasi, bicara tidak teratur,

kurangnya emosi, ketidakmampuan untuk berhubungan dengan orang lain, dan

kesulitan yang signifikan dalam menyelesaikan sekolah, memegang pekerjaan,

atau hidup secara mandiri. Gangguan ini paling mungkin muncul selama masa

remaja atau dewasa awal. (Frey, 2009).

Perilaku kekerasan merupakan suatu tanda dan gejala dari gangguan skizofrenia.

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan

yang dapat membahayakan secara fisik maupun psikis, baik kepada diri sendiri

maupun orang lain. Berdasarkan definisi tersebut maka prilaku kekerasan dapat

dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan

(Damaiyanti dan Iskandar, 2012).

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

3

Seseorang yang menderita skizofrenia dengan perilaku kekerasan cenderung

mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan,

dimana penderita perilaku kekerasan kadang merasa tidak berharga dan

diperlakukan tidak manusiawi oleh perawat maupun pihak rumah sakit. hal ini

dapat memicu atau menyebabkan terjadinya tingkah laku amuk. Amuk merupakan

respon marah terhadap adanya stres, cemas, harga diri rendah, rasa bersalah, putus

asah dan tidak berdayaan. Respon ini dapat diekspresikan secara internal maupun

eksternal. Secara internal dapat berperilaku yang tidak asertif dan merusak diri.

Sedangkan secara eksternal dapat berupa perilaku destruktif agresif (Kelliat,

2009).

Teori maslow menyatakan bahwa hirarki kebutuhan dasar manusia ada 5

tingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai,

aman/perlindungan dan kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini saling berhubungan

satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu kebutuhan di atas tidak terpenuhi

dapat berakibat tingginya tingkat stress dikalangan masyarakat. Salah satu contoh

apabila kebutuhan rasa aman tidak terpenuhi maka seseorang akan merasa bahwa

dirinya berada dalam situasi yang tidak aman, dan akan timbul rasa cemas bahkan

merasa bahwa ada yang mengancam dirinya. Tetapi ketika kebutuhan tersebut

terpenuhi maka perasaan-perasaan yang demikian itu tidak akan muncul, sehingga

individu selalu merasa bahwa ia dalam kondisi yang aman (Maryam dkk, 2013).

Perawat merupakan kelompok mayoritas tenaga kesehatan dan mempunyai

kesempatan 24 jam dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan, baik

langsung maupun tidak langsung. Kontribusi keperawatan jiwa dengan risiko

perilaku kekerasan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

4

akan maksimal jika perawat menggunakan metode penyelesaian masalah yang

disebut proses keperawatan dalam asuhan keperawatan yang diberikan kepada

klien dan keluarganya dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan

(Ambarwati dan Nasution, 2012)

Berdasarkan data yang diperoleh di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi

Tenggara, jumlah pasien gangguan jiwa pada tahun 2016 tercatat sebanyak 758

pasien rawat inap. Pada tahun 2017 tercatat sebanyak 883 pasien rawat inap.

Sedangkan Jumlah pasien khusus di Ruang rawat Akut sebanyak 12 pasien. Dari

semua pasien yang ada di instalasi jiwa khususnya ruang rawat akut kebanyakan

masuk dengan permasalahan risiko perilaku kekerasan (Rekam Medik RSJ

Provinsi Sulawesi Tenggara, 2018).

Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini

dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Gambaran Asuhan Keperawatan Pasien

Skizofrenia dengan Risiko Perilaku Kekerasan dalam Pemenuhan Kebutuhan

Rasa Aman dan Perlindungan di Ruang Teratai Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah bagaimana asuhan

keperawatan pasien skizofrenia dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan

perlindungan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara?

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Tujuan umum karya tulis ilmiah ini adalah untuk menggambarkan asuhan

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

5

keperawatan pada pasien skizofrenia dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan

perlindungan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pemenuhan kebutuhan rasa

aman dan perlindungan pada pasien skizofrenia.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pemenuhan

kebutuhan rasa aman dan perlindungan pada pasien skizofrenia.

c. Penulis mampu menyusun rencana pemenuhan kebutuhan rasa aman

dan perlindungan pada pasien skizofrenia.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pemenuhan kebutuhan rasa

aman dan perlindungan pada pasien skizofrenia.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pemenuhan kebutuhan rasa aman

dan perlindungan pada pasien skizofrenia.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Penulis

Karya ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman penulis

dalam memberikan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan

perlindungan.

2. Bagi Institusi

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa D-III

keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan kesehatan dimasa

yang akan datang.

3. Bagi Klien dan Keluarga

a) Sebagai bahan masukan pada pasien dalam menghadapi permasalahan

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

6

yang dihadapi.

b) Diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan pada orang tua dan

keluarga tentang pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan

pada anggota keluarga yang mengalami skizofrenia.

4. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi perawat yang ada di RSJ dalam upaya

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan jiwa khususnya pada kasus

skizofrenia.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Skizofrenia dengan Risiko Perilaku Kekerasan

1. Pengertian Skizofrenia dengan Perilaku Kekerasan

Skizofrenia merupakan suatu penyakit otak persisten dan serius yang

mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah.

Penderita skizofrenia mengalami keretakan kepribadian, alam pikir, perasaan dan

perbuatan. Pada individu normal alam pikiran, perasaan, dan perbuatan saling

berkaitan atau searah, tetapi pada orang dengan skizofrenia (ODS) ketiga alam itu

terputus, baik satu atau semuanya (Stuart, 2007).

Diagnostic and statistical manual of mental disorder (DSM IV) menjelaskan

bahwa diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan dengan diikuti beberapa

karakteristik diantaranya yaitu terdapat dua atau lebih gejala seperti delusi,

halusinasi, disorganisasi bicara, aktivitas motorik yang berlebihan (perilaku

katatonik), dan gejala negatif muncul terus menerus selama enam bulan, dan

sedikitnya selama satu bulan

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. (Dermawan dan Rusdi, 2013).

Perilaku kekerasan (PK) adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri

maupun orang lain, disertai dengan amuk, gaduh dan gelisah yang tidak terkontrol

(Wati, 2010).

7

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

8

Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stresor yang dihadapi

oleh seseorang. Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik diri sendiri, orang

lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan, maka

penanganan pasien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan

tepat oleh tenaga-tenaga yang profesional (Keliat & Akemat, 2009).

2. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan

Tanda dan gejala perilaku kekerasan yaitu suka marah, pandangan mata tajam,

otot tegang dan nada suara tinggi, berdebat, sering pula memaksakan kehendak

,merampas makanan dan memukul bila tidak sengaja (Prabowo, 2014).

a. Motor agitaton

Gelisah, mondar mandir, tidak dapat duduk tenang, otot tegang, rahang

mengencang, pernapasan meningkat, mata melotot, pandangan mata tajam.

b. Verbal

Memberikan kata-kata ancaman melukai, disertai melukai ptingkat ringan, bicara

keras, nada suara tinggi, berdebat

c. Efek

Marah, bermusuhan, kecemasan berat, efek baik, mudah tersinggung

d. Tingkat kesadaran

Binggung, kacau, perubahan sttus mental, disorientasi, dan gaya ingat menurun.

3. Rentang Respon

Perilaku atau respon kemarahan dapat berflutuatif dalam rentang adaptif sampai

maladaptif. Rentang respon marah menurut (Fitria, 2010) dimana amuk dan

agresif pada rentang maladaptif, seperti gambar berikut :

Adaptif Rentang respon Maldaptif

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

9

Asertif frustasi Pasif Agresif Amuk/PK

Gambar 2.1. Rentang Respon Perilaku Kekerasan

(Sumber Fitiria, 2010)

Keterangan :

Asertif :Kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain

Frustasi :Kegagalan mencapai tujuan karena tidak realistis/terhambat

Pasif :Respon lanjutan dimana klien tidak mampu mengungkapkan perasaannya

Agresif:Perilaku destruktif tapi masih terkontrol

Amuk :Perilaku destruktif dan tidak terkontrol

Tabel 2.1. Perbandingan Perilaku Pasif, Asertif Dan Agresif

Karakteristik Pasif Asertif Agresif

Isi bicara 1. Negatif

2. Menghina

3. Dapatkah saya

lakukan

4. Dapatkah ia

lakukan

1. Positif

2. Menghargai

diri sendiri

3. Saya

dapat/akan

lakukan

1. Berlebihan

2. Menghina orang

lain

3. Anda selalu/

tidak pernah

Nada suara 1. Diam

2. Lemah

3. Merengek

1. Diatur 1. Tinggi

2. Menuntut

Posture/ sikap

tubuh

1. Melotot

2. Menundu

kan

kepala

1. Tegak

2. Rileks

1. Tenang

2. Bersandar ke

depan

Personal space 1. Orang lain dapat

masuk pada

teritorial

pribadinya

1. Menjag jarak

yang

mneyenangkan

2. Mempertahankan

hak tempat/

territorial

1. Memasuki

teritorial orang lain

Gerakan 1. Minimal

2. Lemah

3. Resah

1. Memperlihat kan

gerakan yang

sesuai

2. Mengancam,

ekspansi gerakan

Kontak mata 1. Sedikit atau tidak 1. Sekali-sekali

(intermiten)

2. Sesuai dengan

kebutuhan

interaksi

1. Melotot

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

10

Sumber Fitiria, 2010

4. Penyebab Perilaku Kekerasan

a. Faktor Predisposisi

1. Faktor biologis

a. Neurologic faktor, beragam komponen dari sistem syaraf seperti

synap, neurotransmiterre, dendrite, axon terminalis mempunyai

peran memfasilitasi atau menghambat rangsangan dan pesan-

pesan yang akan mempengahuri sifat agresif. Sistem limbik

sangat terlibat dalam menstimulus timbulnya perilaku

bermusuhan da respon agresif

b. Genetik faktor, adanya faktor gen yang diturunkan melalui orang

tua, menjadi potensi perilaku agresif.

c. Cyrcardian Rhytm, memegang peranan pada individu. Menurut

penelitian pada jam-jam tertentu manusia mengalami peningkatan

cortsiol terutama pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk

kerja dan menjelang berakhirnya pekerjaan sekitar jam 09.00 dan

jam 13.00. pada jam tertentu orang lebih mudah terstimulasi

untuk bersikap agresif.

d. Biochemistry faktor (faktor biokimia tubuh) seperti

neurotransmiter di otak (epinephrine, norephinephrine, asetikolin

dan serotonin) sangat berperan dalam penyampaian informasi

melalui sistem persyarafan dalam tubuh.

e. Brain Area Disorder, gangguan pada sistem limbik dan lobus

temporal, sindrom otak organik, tumor otak, trauma otak,

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

11

penyakit ensepalitis, epilepsi di temukan sangat berpengaruh

terhadap perilaku agresif dan tindakan kekerasan.

2. Faktor psikologis

a. Teori psikonalisa

Agresivitas dan kekerasan dapat di pengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang

seseorang. Teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan fase oral antara

usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapat kasih sayang dan pemenuhan

kebutuhan air susu yanag cukup cenderung mengembangkan sikap agresif dan

bermusuhan setelah dewasa sebagai konpensansi ketidakpuasannya. Tidak

terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya

ego dan membuat konsep diri yang rendah.

b. Imitation, modeling and information processing theory, menurut

teori ini perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan

yang menolerir kekerasan.

c. Learning theory, menurut teori ini perilaku kekerasan merupakan

hasil belajar dari individu terhdap lingkungan terdekatnya. Ia

mengamati bagaimana respon ibu saat marah..

3. Faktor Sosial Budaya

a. Latar Belakang Budaya

Budaya permissive : Kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan

akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima.

b. Agama dan Keyakinan

1) Keluarga yang tidak solid antara nilai kenyakinan dan

praktek, serta tidak kuat terhadap nilai-nilai baru yang rusak.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

12

2) Keyakinan yang salah terhadap nilai dan kepercayaan tentang

marah dalam kehidupan. Misal yakin bahwa penyakit

merupakan hukuman dari Tuhan.

c. Keikutsertaan dalam Politik

1) Terlibat dalam politik yang tidak sehat

2) Tidak siap menerima kekalahan dalam pertarungan politik.

d. Pengalaman social

1) Sering mengalami kritikan yang mengarah pada penghinaan.

2) Kehilangan sesuatu yang dicintai (orang atau pekerjaan).

3) Interaksi sosial yang provaktif dan konflik

4) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna

5) Sulit memperhatikan hubungan interpersonal

e. Peran social

1) Jarang beradaptasi dan bersosialisasi.

2) Perasaan tidak berarti di masyarakat.

3) Perubahan status dari mandiri ketergantungan (pada lansia)

4) Praduga negatif.

f. Adanya budaya atau norma yang menerima suatu ekspresi

marah.

b. Faktor Presipitasi

Yosep dan Sutini (2014) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang dapat

mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan dengan :

a. Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau simbol

solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

13

sekolah, perkelahian massal dan sebagainya.

b. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial

ekonomi.

c. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta

tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung

melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.

d. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan

ketidakmampuan menempatkan dirinya sebagai seorang yang

dewasa.

e. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat

dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat

menghadapi rasa frustasi.

f. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,

perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap

perkembangan keluarga.

5. Mekanisme Koping

Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping sehingga dapat membantu

klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif dalam

mengekspresikan marahnya. Mekanisme koping yang umum di gunakan adalah

mekanisme pertahanan ego menurut Yosep (2011), seperti :

a. Displacement

Melepaskan perasaan tertekannya bermusuhan pada objek yang begitu seperti

pada mulanya yang membangkitkan emosi.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

14

b. Proyeksi

Menyalahkan orang lain mengenai keinginan yang tidak baik.

c. Depresi

Menekan perasaan orang lain yang menyakitkan atau konflik ingatan dari

kesadaran yang cenderung memperluas mekanisme ego lainnya.

d. Reaksi formasi

Pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan dengan apa

yang benar-benar di lakukan orang lain.

6. Sumber koping

Menurut Yosep (2011) mengungkapkan bahwa sumber koping dibagai menjadi 4,

yaitu sebagai berikut :

a. Personal Ability meliputi : kemampuan untuk mencari informasi terkait

masalah, kemampuan mengidentifikasi masalah, pertimbangan

alternatife, kemampuan mengungkapkan/konfrontasi perasaan marah,

tidak semangat untuk menyelesaikan masalah, kemampuan

mempertahankan hubungan interpersonal, mempunyai pegetahuan

dalam pemecahan masalah secara asertif, intelegensi kurang dalam

menghadapi stressor, identitas ego tidak adekuat.

b. Sosial Support meliputi : dukungan dari keluarga dan masyarakat,

keterlibatan atau perkumpulan di masyarakat dan pertentangan nilai

budaya

c. Material Assets meliputi : penghasilan yang layak, tidak ada benda atau

barang yang biasa dijadikan asset, tidak mempunyai tabungan untuk

mengantisipasi hidup, tidak mampu menjangkau pelayanan kesehatan.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

15

d. Positive Belief meliputi : distress spiritual, adanya motivasi, pelayanan

terhadap pelayanan kesehatan.

7. Psikopatologi

Ancaman kebutuhan, marah, stress, cemas yang dapat menimbulkan marah.

Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal.

Secara eksternal ekspresi marah dapat berupa perilaku konstruktif maupun

destruktif.

Mengekpresikan rasa marah dengan perilaku konstruktif dengan kata-kata yang

dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain, sehingga rasa

marah tersebut dapat dipahami oleh orang lain. Selain akan memberikan rasa lega,

ketegangan akan menurun dan akhirnya perasaan marah dapat teratasi.

Rasa marah yang diekspresikan secara destruktif, misalnya dengan perilaku

agresif dan menantang biasanya cara tersebut justru menjadikan masalah

berkepanjangan dan dapat menimbulkan amuk yang diunjukan pada diri sendiri

orang lain dan lingkungan.

Perilaku yang yang submatif seperti menekan perasaan marah karena merasa tidak

kuat, individu akan berpura-pura tidak marah atau melarikan diri dari rasa

marahnya, sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan yang demikian akan

menimbulkan rasa bermushuan yang lama dan suatu saat dapat menimbulkan

kemarahan yang destruktif yang diajukan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

16

Ancaman kebutuhan

Stress

Cemas

Marah

Merasa terancam

Mekasnisme koping

maladaptif adaptif

Rentang respon destruktif konstruktif

8. Pathways

2. Faktor predisposisi :

a. Faktor psikologi

b. Rasa frustasi

c. Kekerasan dalam

rumah tangga

d. Faktor sosial budaya

e. Faktor biologis

1. Faktor predisposisi :

a. Faktor eksternal :

interaksi dan

lingkungan

b. Faktor internal :

putus asa, agresif

Gambar 2.2. Psikopatologi

Sumber : (Rawlins, dalam Yosep 2011)

Marah tidak terungkap

Rasa bermusuhan menahun

Hilang kontrol

Merasa kuat

Menantang

berkepanjangan

Mengungkap kan secara verbal

Ketegangan menurun

Rasa marah teratasi

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

17

17

B. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Perlindungan Pasien

Skizofrenia

1. Definisi Keamanan atau Perlindungan

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga

keadaan aman dan tentram (Potter& Perry, 2012). kenyamanan adalah keadaan

dimana individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan dan berespons

terhadap suatu rangsangan yang berbahaya (Carpenito, Linda Jual, 2010).

Kebutuhan akan keamanan atau perlindungan adalah kebutuhan untuk melindungi

diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap keselamatan seseorang dapat

dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan bakteriologis.

Kebutuhan akan keamann terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan

interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam

tubuh dan kehidupan seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi

(mis, penyakit, nyeri, cemas, dan sebaginya). Dalam konteks hubungan

interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan berkomunikasi,

kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku yang

konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di

sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat

perasaan cemas dan tidak aman (Ansarullah, 2011).

2. Klasifikasi Kebutuhan Keamanan dan Perlindungan

a. Keselamatan fsik

Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau

mengeluarkan ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut

mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, atau pemajanan pada lingkungan. Pada

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

18

saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, oleh

karena itu bergantung pada profesional dalam sistem pelayann kesehatan untuk

perlindungan.

Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu

di atas pemenuhan kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat mungkin

perlu melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum

memberikan perawatan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (Potter&Perry, 2012).

b. Keselamatan psikologis

Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa

yang diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesionl

pemberi perawatan kesehatan. Seseorang harus mengethuai apa yang diharapkan

dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal yang dijumpai dalam

lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis

pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal (Potter & Perry, 2012).

3. Cara Meningkatkan keamanan

a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri

b. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah

c. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti

d. Penghalang sisi tempat tidur

e. Bel yg mudah dijangkau

f. Meja yang mudah dijangkau

g. Kereta dorong ada penghalangnya

h. Kebersihan lantai

i. Prosedur tindakan.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

19

Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:

a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.

b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan

sosial.

c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri

sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).

d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman

eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur

alamiah lainnya.

4. Meningkatkan Rasa Aman/Perlindungan Dalam Strategi Kesehatan

a. Sentuhan teraupeutik atau menghilangkan rasa sakit

b. Akupresure atau pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat

c. Relaksasi dan teknik imajinasi

d. Imajinasi terbimbing

e. Bimbingan antisipasi

f. Distraksi atau pengalihan dari fokus terhadap nyeri.

5. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan, antara

lain: (Yusuf, 2015)

a. Emosi, kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan

mempengaruhi keamanan dan kenyamanan

b. Status mobilisasi keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan

kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury

menyebabkan klen selalu merasa tidak aman dalam beraktivitas dan

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

20

tidak nyaman dengan keterbatasan fisik yang dialaminya

c. Gangguan persepsi sensori mempengaruhi adaptasi terhadap

rangsangan yang berbahaya seperti gangguan penciuman,

pendengaran dan penglihatan yang lebih sering tidak nyata

menimbulkan rasa tidak nyaman saat gangguan datang.

d. Keadaan imunitas gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh

kurang sehingga mudah terserang penyakit

e. Tingkat kesadaran pada pasien koma, respon akan menurun terhadap

rangsanganya paralisis, disorientasi dan kurang tidur

f. Informasi atau komunikasi gangguan kominikasi seperti aphasia atau

tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan

g. Gangguan tingkat pengetahuan kesadaraan akan terjadi gangguan

keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya

h. Pengguanaan antibiotik yang tidak rasioanal, antibiotik dapat

menimbulkan resistensi dan anafilaktik syok.

i. Status nutrisi keadaan nutrisi yang kurang menimbulkan kelemahan

dan mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya kelebihan

nutrisi berisiko terhadap penyakit tertentu

j. Usia perbedaan usia membedakan akibat yang terjadi dari apa yang

dilakukan

k. Jenis kelamin secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara

bermakna dalam berspon terhadap tingkat kenyamanannya

l. Kebudayaan keyakianan dan nilai-nilai kebudayan mempengaruhi

cara individu meningkatkan dan mengatasi kenyamanan dala

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

21

hidupnya.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan

Perlindungan Pasien Skizofrenia Dengan Risiko Perilaku Kekerasan

1. Pengkajian keperawatan

Menurut Kusumawati dan Yudi (2011), pengkajian merupakan tahap awal dan

dasar utama bagi tahap berikutnya dari proses keperawatan. Tahap pengkajian

terdiri pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien

berdasarkan seperangkat data yang ada.

a. Identifikasi klien

Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien

tentang : Nama klien, Nama perawat, tujuan, waktu pertemuan, topik

pembicaraan.

b. Tanyakan keluhan utama/alasan masuk

Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang

ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan

perkembangan yang di capai.

c. Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa

pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik,

seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan

tindakan criminal

Fokus pengkajian pada pasien dengan perilaku kekerasan meliputi :

a. Pengumpulan data

Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan psiritual.

1) Aspek biologis

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

22

Genetik merupakan salah satu aktor pendukung gangguan jiwa. Berdasarkan hasil

penelitian, pada penderita skizofrenia 8% kelainan pada struktur otak, seperti

atrofi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan

struktur limbik di duga dapat menyebabkan skizofrenia (Damaiyanti, 2012).

Respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem syaraf otonom bereaksi terhadap

sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, taki kardi, muka merah,

pupil menebal, pengeluaran urine meningkat. Pada gejala yang sama dengan

kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang

terkatuk tangan dikepel, tubuh kaku dan reflek cepat. Hal ini disebabkan oleh

energi yang di keluarkan saat marah bertambah.

2) Aspek emosional

Individu yang marah karena tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi,

dendam, ingin memukul orang lain, ngamuk, bermusuhan dan sakit hati,

menyalahkan dan menuntut.

3) Aspek intelektual

Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual,

peran pasca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang

selanjutnya diolah dalam proses intelaktual sebagai suatu pengalaman. Perawat

perlu mengkaji cara pasien marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan bagai

mana informasi diproses, di klarifikasi dan di integrasikan.

4) Aspek sosial

Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep, rasa percaya, dan ketergantungan.

Emosi marah sering merangsang kemarahan orang lain. Klien sering kali

menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku orang lain sehingga

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

23

orang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan

disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri,

menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti aturan.

5) Aspek spiritual

Kepercayaan nilai moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan.

Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan

kemarahan yang di manifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa.

Dari uraian tersebut jelaslah bahwa perawat perlu mengkaji individu secara

komprehensif meliputi aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual yang

secara singkat dapat dilukiskan sebagai berikut; aspek fisik terdiri dari muka

merah, pandangan tajam, napas pendek, dan cepat, berkeringat sakit fisik,

penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat.

Aspek emosi : tidak adekuat, tidak aman, debdam, jengkel. Aspek intelektual :

mendominasi bawel , sarkasme, berdebat, meremehkan. Aspek sosial : menarik

diri, penolakan, kekerasan, ejekan, humor.

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan di tetapkan sesuai dengan data yang di dapat. Diagnosa

keperawatan risiko perilaku kekerasan di rumuskan jika pasien saat ini tidak

melakukan perilaku kekerasan, tetapi pernah melakukan perilaku kekerasan dan

belum mempunyi kemampuan menecegah/mengendalikan perilaku kekerasan

tersebut.

Diagnosa keperawatan yang biasa muncul pada pasien dengan perilaku kekerasan,

Menurut (Wati, 2010), risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

24

a. Resiko menciderai diri dan orang lain atau lingkungan

b. Perilaku kekerasan

c. Koping individu tidak efektif

d. Gangguan kebutuhan rasa aman dan perlindungan

3. Intervensi/Tindakan Keperawatan

Setelah menegakan diagnosa keperawatan perawat melakukan beberapa tindakan

keperawatan, baik pada pasien maupun keluarganya. Berdasarkan NANDA 2015-

2017 dignosa dan perencanaan keperawatan dapat ditegakan sebagai berikut.

Tabel 2.2 Perencanaan Keperawatan Menurut NANDA 2015-2017

No Dignosa

keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil (NOC)

Intervensi (NIC)

1 Gangguan rasa

nyaman dan

Perlindungan Definisi : Merasa

kurang senang,

lega, dan sempurna

dalam dimensi fisik,

psikospiritual,

lingkungan, dan

social.

Batasan

Karakteristik : a. Ansietas

b. Menangis

c. Ganguan pola

tidur

d. Takut

e. Ketidakmampuan

untuk rileks

f. Iritabilitas

g. Merintih

h. Melaporkan

merasa dingin

i. Melaporkan

merasa panas

j. Melaporkan

perasaan tidak

NOC

Kriteria Hasil : a. Mampu mengontrol

kecemasan

b. Status lingkungan

yang nyaman

c. Mengontrol nyeri

d. Kualitas tidur dan

istirahat adekuat

e. Agresi

pengendalian diri

f. Respon terhadap

pengobatan

g. Control gejala

h. Status kenyamanan

meningkat

i. Dapat mengontrol

ketakutan

j. Support social

k. Keinginan untuk

hidup

NIC

(penurunan kecemasan) a. Gunakan pendekatan

yang menenangkan

b. Nyatakan dengan jelas

harapan terhadap

pelaku pasien

c. Jelaskan semua

prosedur dan apa yang

dirasakan selama

prosedur

d. Pahami prespektif

pasien terhadap situasi

stress

e. Temani pasien untuk

memberikan

keamanan dan

mengurangi takut

f. Dorong keluarga

untuk menemani anak

g. Lakukan back/neck

rub

h. Dengarkan dengan

penuh perhatian

i. Identifikasi tingkat

kecemasan

j. Bantu pasien

mengenal situasi yang

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

25

nyaman

k. Melaporkan

gejala distress

l. Melaporkan rasa

lapar

m. Melaporkan rasa

gatal

n. Melaporkan

kurang puas

dengan keadaan

o. Melaporkan

kurang senang

dengan situasi

tersebut

p. Gelisah

q. Berkeluh kesah

Faktor Yang

Berhubungan : c. Gejala terkait

penyakit

d. Sumber yang

tidak adekuat

e. Kurang

pengendalian

Iingkungan

f. Kurang privasi

g. Kurang kontrol

situasional

h. Stimulasi

lingkungan yang

mengganggu

i. Efek samping

terkait terapi

(mis.medikasi,

radiasi)

menimbulkan

kecemasan

k. Dorong pasien untuk

mengungkapkan

perasaan, ketakutan,

persepsi

l. Instruksikan pasien

menggunakan teknik

relaksasi

m. Berikan obat untuk

mengurangi

kecemasan

2 Resiko perilaku

kekerasan pada

diri sendiri

Definisi : Perilaku

kekerasan adalah

suatu keadaan

dimana seseorang

melakukan tindakan

yang dapat

membahayakan.

secara fisik baik

terhadap diri

NOC

Self mutilation

Impuls Self Control

Kriteria Hasil : j. Dapat menahan diri

mencederai diri

sendiri

k. Intervensi awal

untuk mencegah

respon agresif

diperintahkan

NIC

Behavior Management :

Self Harm

a. Bantuan kontrol

marah p. Bantu klien

mengidentifikasi

waktu dan situasi yang

memicu perilaku

kekerasan

q. Diskusikan bersama

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

26

sendiri, orang lain

maupun lingkungan

halusinasi

l. Pasien, dapat

mengartikan

sentuhan sebagai

ancaman

m. Mencegah

kemungkinan cedera

pasien atau orang

lain karena adanya

perintah dan

halusinasi

n. Perawat harus jujur

pada pasien

sehingga pasien

menyadari suara itu

tidak ada

o. Keterlibatan pasien

dalam kegiatan

interpersonal, akan

menolong klien

kembali dalam

realitas

klien pangaruh negatif

perilaku kekerasan

terhadap dirinya,

orang lain dan

lingkungan

r. Jelaskan pada klien

cara mengeluarkan

energi marah atau

perilaku kekerasan

secara adaptif dan

konstruktif :

a) Kegiatan fisik :

olah raga,

membersikan

rumah, relaksasi

s. Jelaskan pada klien

manfaat minum obat

t. Berikan reinforcement

untuk egresi marah

yang tepat

b. Manajemen

lingkungan 1. Jauhkan barang-

barang yang dapat

membahayakan diri

klien

2. Lakukan pembatasan

terhadap perilaku

kekerasan klien agar

tidak tidak menyakiti

atau melukai orang

lain

3. Tempatkan klien pada

lingkungan yang

restrictive (isolasi)

4. Diskusikan bersama

keluarga tentang

tujuan pembatasan

(isolasi).

c. Latihan mengontrol

rangsangan Ajarkan pasien

penggunaan tindakan

menenangkan diri (nafas

dalam)

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

27

d. libatkan keluarga

dalam perawatan

klien 1. Identifikasi kultur,

peran, dan situasi

keluarga dalam

pengaruhnya terhadap

perilaku klien.

2. Berikan informasi

yang tepat tentang

penanganan klien

dengan perilaku marah

kekerasan

3. Ajarkan keterampilan

koping efektif yang

digunakan untuk

penangannan klien

perilaku kekerasan.

4. Berikan konseling

pada keluarga

5. Bantu keluarga

memilih untuk

menentukan dalam

penanganan klien

dengan perilaku

kekerasan.

6. Fasilitasi pertemuan

keluarga dengan

pemberi perawatan.

7. Beri kesempatan pada

keluarga untuk

mendiskusikan cara

yang dipilih

8. Anjurkan pada

keluarga untuk

menerapkan cara yang

dipilih

3 Resiko perilaku

kekerasan pada

orang lain dan

lingkungan

Definisi : Beresiko

melakukan

perilaku, yakni

individu

menunjukkan

bahwa ia dapat

NOC

Abuse Protektion

Impulse self

control

Kriteria Hasil : a. Dapat

mengidentifikasi

faktor yan

menyebabkan

NIC

Behavior Management a. Tahan / mengontrol

pasien bertanggung

jawab atas / nya

perilakunya

b. Komunikasikan

tentang harapan bahwa

pasien akan

mempertahankan

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

28

membahayakan

orang lain secara

fisik, emosional,

dan/atau seksual

perilaku kekerasan

b. Dapat

mengidentifikasi

cara alternative

untuk mengatasi

masalah

c. Dapat

mengidentifikasi

system pendukung

dikomunitas

d. Tidak menganiaya

orang lain secara

fisik, emosi atau

seksual

e. Dapat menahan diri

dari

menghancurkan

barang-barang

milik orang lain

f. Dapat

mengidentifikasi

kapan marah,

frustasi atau merasa

agresif

kontrol / kondisinya

c. Konsultasikan dengan

keluarga untuk

menetapkan data dasar

kognitif pasien

d. Tetapkan batas dengan

pasien

e. Menahan diri dan

berdebat atau tawar-

menawar mengenai

batas yang ditetapkan

dengan pasien

f. Menetapkan rutinitas

g. Menggunakan

pengulangan secara

konsisten dapat dari

rutinitas kesehatan

sebagai cara

menetapkan mereka

h. Menghindari

gangguan peningkatan

aktivitas fisik, yang

sesuai

i. Membatasi jumlah

perawat

memanfaatkan suara,

berbicara lembut

rendah

j. Menghindari

kesendirian pasien

mengarahkan

perhatian dari sumber

agitasi

k. Menghindari

memproyeksikan

gambar mengancam

l. Menghindari berdebat

dengan pasien

m. Mengabaikan perilaku

yang tidak pantas

n. Mencegah perilaku

agresif-pasif

o. Pujian upaya

pengendalian diri

p. Mengobati seperlunya

q. Menerapkan

pergelangan tangan /

kaki / hambatan dada,

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

29

yang diperlukan

Sumber Nanda Nic Noc, 2015

4. Evaluasi Keperawatan

Menurut Rohmah dan Walid (2009), evaluasi adalah penilaian dengan cara

membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan

dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan, dengan menggunakan

komponen SOAP. Yang dimaksud SOAP adalah :

S : Data subyektif, perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan

setelah dilakukan tindakan keperawatan.

O : Data objektif, yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi

perawat secara langsung kepada klien dan yang dirasakan klien setelah dilakukan

tindakan keperawatan.

A : Analisis, interpretasi dari data subyektif dan data obyektif. Merupakan

suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang amsih terjadi, atau juga dapat

dituliskan masalah/diagnosa baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan

klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subyektif dan obyektif.

P : Planing, perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan dihentikan,

dimodifikasi atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

30

BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Desain penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu suatu

penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam,

2013).

Jenis desain penelitian ini adalah studi kasus yaitu suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau seskripsi tentang

suatu keadaan atau area populasi tertentu yang bersifat actual secara objektif,

sistematis dan akurat dari unit tunggal. Unit tunggal disini dapat berarti satu

orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah, sekelompok

masyarakat di suatu daerah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam

dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri,

faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul

sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu

perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun di dalam studi kasus ini yang diteliti

hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam (Notoatmodjo,

2012).

B. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di ruang Teratai Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Sulawesi Tenggara

2. Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan sejak tanggal 08 sampai dengan 10 Agustus

30

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

31

2018.

C. Subyek Studi Kasus

Subjek penelitian merupakan subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau

subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian .Subjek pada studi

kasus ini adalah :

1. Penderita skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan

2. Masalah kebutuhan rasa aman dan perlindungan

Pada studi kasus ini, subjek penelitian yang akan diteliti sebanyak 1 subjek

dengan kriteria inklusi sebagai berikut:

1. Responden yang mengalami gangguan jiwa skizofrenia dengan risiko

perilaku kekerasan dan dirawat inap di RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Bersedia menjadi responden melalui persetujuan wali

Adapun criteria eksklusinya adalah pasien yang menderita skizofrenia dengan

perilaku kekerasan tapi menolak untuk menjadi responden.

D. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan

pasien skizofrenai dengan risiko perilaku kekerasan dalam pemenuhan kebutuhan

rasa aman dan perlindungan di ruang perawatan akut RSJ Provinsi Sulawesi

Tenggara.

E. Definisi Operasional dan Fokus Studi

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan

digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah

pembaca dalam mengartikan makna penelitian

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

32

1. Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik pada dirinya sendiri

maupun orang lain, disertai dengan amuk, gaduh dan gelisah yang tidak

terkontrol

2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan adalah suatu keadaan yang bebas

dari segala ancaman fisik dan psikologis. yang dimaksud kebutuhan

keamanan dan perlindungan dalam penelitian ini adalah perawat

memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan

bantuan. Secara umum aplikasinya pemenuhan rasa aman dan

perlindungan adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa sakit,

lingkungan yang bebas dari segala bentuk ancaman.

3. Asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau

proses dalam praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada

klien(pasien) untuk memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat

mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, dan asuhan keperawatan

dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu keperawatan.

a. Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan

sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan

keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun

spiritual dapat ditentukan.

b. Diagnosa Keperawatan adalah merupakan suatu pernyataan yang

menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan

pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas

dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

33

menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan

merubah.

c. Rencana keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini

kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan.

d. Implementasi keperawatan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai

setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders

untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena

itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

e. Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan

berencana untuk menilai perkembangan pasien dengan kriteria : setiap

tindakan keperawatan dilakukan evaluasi terhadap indikator yang ada

pada rumusan tujuan, yang selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat

dan dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim

kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai standar.

Pengukuran kebutuhan istirahat dan tidur dengan cara wawancara dengan

pedomen kuesioner/angket. Adapun lembar kuesioner adalah terlampir.

F. Instrument Studi Kasus

Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

(Notoatmodjo, 2012). Instrumen yang digunakan selama melakukan laporan kasus

ini adalah dengan menggunakan format asuhan keperawatan pasien skizofrenia

dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan dengan menggunakan

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

34

criteria hasil yang telah direncanakan pada asuhan keperawatan.

G. Metode Pengumpulan Data

Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melakukan pengkajian terhadap

responden. Sedangkan data sekunder yang berhubungan dengan penelitian ini

diperoleh dari status pasien dan rekam medik RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subyek atau obyek

penelitian oleh perorangan maupun organisasi. Data primer dapat diperoleh dari :

a. Wawancara

Yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dimana penelitian

mendapatkan keterangan atau penelitian secara lisan dari seseorang responden

atau sasaran peneliti atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

(face to face) (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini wawancara dilakukan pada

perawat dan keluarga pasien

b. Observasi

Adalah suatu prosedur yang terencana antara lain meliputi: melihat, mencatat

jumlah data, syarat aktivitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti (Notoatmodjo, 2012).

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan fisik pasien secara

sistematis dengan cara:

1) Inspeksi

Suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis dengan menggunakan

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

35

indra penglihatan, pandangan dan penciuman sebagai suatu alat untuk

mengumpulkan data. Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala

sampai kaki.

2) Palpasi

Adalah suatu pemeriksaan seluruh bagian tubuh yang dapat teraba dengan

menggunakan bagian tangan yang berbeda untuk mendeteksi jaringan, bentuk

tubuh, persepsi getaran atau pergerakan dan konsistensi. Palpasi ini digunakan

untuk memeriksa daerah payudara dan daerah abdomen

3) Perkusi

Adalah mengetuk permukaan tubuh dengan jari untuk menghasilkan getaran yang

menjalar melalui jaringan tubuh. Perkusi dilakukan refleks patella kiri dan kanan.

4) Auskultasi

Adalah mendengarkan bunyi yang terbentuk dalam organ tubuh untuk mendeteksi

perbedaan dari normal. Dilakukan untuk memeriksa detak jantung janin

(Notoatmodjo, 2012).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari obyek

penelitian. Data sekunder dapat diperoleh dari :

a. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditujukan pada obyek penelitian, namun melalui dokumen.

b. Kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari ilmu

pengetahuan yang sudah ada sebelumnya. Peneliti memanfaatkan

teori-teori yang sudah ada di buku atau hasil penelitian lain untuk

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

36

kepentingan penelitian.

H. Analisis Data dan Penyajian Data

Pada tahap ini pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan manajemen

asuhan keperawatan dengan 5 langkah SOAP. Sedangkan Penyajian data dalam

bentuk asuhan keperawatan yang menggunakan 5 langkah SOAP.

I. Etika Studi Kasus

Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi

pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin kepada

instansi tempat penelitian dalam hal ini pihak Rumah Sakit Ismoyo Kota Kendari.

Setelah mendapat persetujuan, barulah dilakukan penelitian dengan menekankan

masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Lembar persetujuan (Informed concent)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti dan disertai

judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subjek menolak maka peneliti tidak

akan memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak subjek.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden

pada kuesioner, tetapi pada kuesioner tersebut diberikan kode responden.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data

tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian (Nursalam, 2013)

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

37

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

Hasil studi kasus ini merupakan ringkasan asuhan keperawatan jiwa dengan

pengelolaan studi kasus pada pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan

pada pasien skizofrenia dengan risiko perilaku kekerasan di ruang teratai RSJ

Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 08-10 Agustus 2018. Asuhan

keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Sedangkan asuhan

keperawatan secara lengkap, dengan metode allo anamnesa dan auto anamnesa.

1. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian yang penulis lakukan pada tanggal 08 Agustus 2018

dengan No. Rek 02.41.89 didapatkan data: klien bernama Tn.A, jenis kelamin

laki-laki, umur 46 tahun, suku Toraja, beragama Kristen, status belum menikah,

klien berdomisili di Jl. Mekar No 42 RT 001 RW 003 Kelurahan Kadia,

Kecamatan Kadia, Kota Kendari, pendidikan terakhir klien SMP. Pada tanggal 19

Juli 2018 klien dibawa ke IGD RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara oleh adik

kandungnya yaitu Tn. B yang sekaligus penanggung jawab dan tinggal serumah

dengan klien di Kota Kendari dan bekerja sebagai guru.

Klien dibawa ke RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara dengan alasan, karena sejak 4

hari lalu klien gelisah, gaduh, marah-marah, emosi labil, mengamuk, bicara

sendiri, bicara ngelantur, teriak-teriak, mondar-mandir, sulit tidur. Keluarga tidak

pernah membawa klien kontrol sehingga klien sering marah dan mengamuk.

Klien sebelumnya sudah memiliki riwayat gangguan jiwa dimasa lalu

37

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

38

Sebelumnya pernah dirawat di RSJ Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 1 kali

ini, yaitu sekitar bulan Oktober 2010 dengan masalah yang sama yaitu klien

mengamuk dan membanting barang-barang dalam rumah karena orang tua (ibu

kandung) klien mengatakan bahwa klien tidak ada gunanya. Pengobatan

sebelumnya tidak berhasil kerena klien kurang mampu beradaptasi di masyarakat

dan masih ada gejala gangguan jiwa.

Klien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, klien tinggal bersama ibu dan

adiknya. Dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit jiwa.

Pengalaman klien yang tidak menyenangkan yaitu klien mengatakan jengkel dan

marah kepada ibunya karena selalu dibilangkan anak yang tidak ada gunanya

mending pergi saja dari rumah, sehingga klien mengamuk dan membanting

barang-barang yang ada dirumahnya.

. Hasil pengkajian pola koping-toleransi stress adalah sebagai berikut koping

adaptif: klien kadang membantu ibunya menyapu dan mencuci baju. Sedangkan

koping maladaptif: klien mengatakan masih sering merasa kesal, marah, merasa

mudah tersinggung dan dirinya tidak berguna karena tidak bisa bisa bekerja. Di

rumah sering membanting kursi, piring. Klien merasa bingung dalam cara

menyelesaikan masalahnya. Klien kurang aktif dalam berinteraksi di lingkungan

masyarakat maupun di Rumah Sakit. Orang yang sangat berarti dalam hidupnya

yaitu adik kandung klien. Klien tidak mempunyai peran dalam bermasyarakat atau

berkelompok karena merasa malu. Klien ada hambatan dalam berhubungan

dengan orang lain karena sering mengamuk sehingga klien di kucilkan di

masyarakat.

Pemeriksaan fisik yang penulis dapatkan dari klien yaitu keadaan umum klien

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

39

composmentis, tanda-tanda vital klien meliputi tekanan darah 120/80 mmhg, nadi

86 kali per menit, suhu 36°C, respirasi 20 kali per menit, tidak ada kenaikan dan

penurunan berat badan selama di rumah sakit, rambut klien berwarna hitam, lurus,

pendek. Fungsi penglihatan klien baik, simetris kanan dan kiri, konjungtiva tidak

anemis, hidung klien simetris, bersih dan tidak ada polip. Mulut simetris, tidak

sianonis dan tidak ada stomatitis. Telinga klien simetris kanan dan kiri, dada

simetris kanan dan kiri. Leher tidak kaku kuduk, tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid. Dinding dada simetris kanan-kiri. Ektremitas lengkap dan tidak ada

oedema. ekstremitas klien lengkap, fungsi alat gerak baik.

Keterangan :

= Laki - Laki

= Perempuan

= Laki–Laki meningggal

= Perempuan meninggal

= Garis Perkawian

= Garis Keturunan

= Tinggal Serumah

= Klien

Gambar 4.1. gambar Genogram

46

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

40

Hasil dari pengkajian yang penulis lakukan pada analisa genogram didapatkan

data bahwa klien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, klien tinggal

bersama ibu, bapak dan adiknya, ayah klien sudah meninggal, sementara kakak

klien sudah menikah dan tinggal sendiri.

Dari hasil pengkajian status mental didapatkan pembicaraan klien cepat dan keras,

pembicaraan koheren, dan pandangan matanya tajam dan terlihat gelisah. Klien

terlihat sedih dan mengatakan bosan di rumah sakit

Pengkajian hubungan sosial, penulis mendapatkan data bahwa menurut klien tidak

ada orang yang berarti bagi kehidupannya kecuali adiknya, peran serta klien

dalam kegiatan kelompok atau masyarakat kurang, karena klien kurang aktif

dalam kegiatan tersebut dan jarang keluar rumah, klien lebih senang menonton

televisi dirumah. Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan

dengan orang lain, klien bisa berinteraksi dengan orang lain. klien beragama

islam, sebelum dan selama sakit klien jarang melaksanakan ibadah.

Hasil dari pengkajian status mental klien, didapatkan data: klien berpenampilan

rapi, rambut disisir, kancing baju terpasang dengan benar, dan memakai alas kaki.

Cara bicara klien cepat, jelas, tidak ada gangguan dalam berbicara. Aktivitas

motorik klien, klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan yang ada di rumah

sakit. Alam perasaan klien sedih, karena klien merasa tidak sembuh-sembuh. Afek

klien labil, keadaan emosi klien berubah-ubah. Interaksi selama wawancara klien

kooperatif, kontak mata kurang, klien juga mudah tersinggung.

Proses pikir klien blocking, karena pada awal pembicaraan klien berbicara lambat,

namun lama-kelamaan cara bicara klien cepat, jelas, tapi kadang-kadang klien

berhenti bicara dan melamun. Isi pikir klien tidak ada gangguan dan tidak ada

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

41

waham. Tingkat kesadaran klien, klien tampak bingung, gelisah dan bicara kacau

atau ngelantur. Memori daya ingat klien baik, tidak ada gangguan, klien dapat

mengingat kejadian yang terjadi satu bulan yang lalu. Tingkat konsentrasi dan

berhitung klien baik, klien dapat berhitung dengan baik dan benar. Kemampuan

penilaian klien, klien mampu mengambil keputusan yang sederhana setelah diberi

sedikit penjelasan dari penulis, misalnya memilih mandi dahulu sebelum makan

biar segar. Daya tilik diri klien, menurut klien, klien sakit karena orang lain

(keluarga) yang menganggap hidupnya tidak berguna dan kurang perhatian. Klien

tidak menyadari dirinya mengalami gangguan kejiwaan.

Pengkajian kebutuhan persiapan pulang, didapatkan data bahwa klien mengatakan

makan tiga kali sehari, klien mengatakan mampu menghabiskan satu porsi

makanan yang berisi nasi, sayur, lauk, buah, dan minum teh manis. Untuk BAB

dan BAK, klien mengatakan dalam sehari BAB satu kali waktu tidak tentu,

konsistensi padat, warna kuning, klien BAB di kamar mandi. Sedangkan frekuensi

BAK tidak tentu, warna urine kuning, bau khas urine, tempat BAK tidak tentu,

kadang di kamar mandi dan kadang di halaman. Dalam hal mandi, klien

mengatakan dalam sehari mandi dua kali, pada pagi dan sore hari, memakai sabun

mandi, gosok gigi setiap kali mandi, dan keramas setiap satu minggu sekali.

Dalam hal berpakaian klien mengatakan dalam sehari ganti baju dua kali, klien

juga dapat memilih, mengambil, dan memakai pakaian sendiri dengan baik dan

benar.

Hasil yang penulis dapatkan pada pola istirahat tidur, klien mengatakan tidur

malam jam 22.00 dan bangun jam 05.00 pagi, dan pada siang hari klien

mengatakan tidak bisa tidur siang karena keadaan lingkungan rumah sakit yang

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

42

berisik. Pada penggunaan obat klien mengatakan jarang minum obat jika tidak ada

yang mengingatkannya, namun jika dirumah klien hanya minum obat jika

diingatkan adiknya. Dan dalam hal pemeliharaan kesehatan klien mengatakan jika

ada anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan

terdekat dari rumahnya. Aktivitas klien didalam rumah seperti menyapu,

membereskan tempat tidur dan menonton televisi. Sedangkan aktivitas diluar

rumah, klien mengatakan jarang beraktivitas diluar rumah, karena klien jarang

keluar rumah.

Mekanisme koping klien, klien mengatakan setiap kali ada masalah klien selalu

bercerita kepada adiknya, klien tidak mau bercerita kepada ibunya, karena klien

merasa ibunya tidak perduli kepada klien. Pada masalah psikososial dan

lingkungan klien mengatakan jarang mengikuti kegiatan di kampungnya, klien

lebih senang dirumah, karena klien merasa terhibur dengan menonton televisi

dirumah. Pengetahuan klien, klien mengatakan ingin cepat sembuh dan cepat

keluar dari rumah sakit jiwa, karena klien ingin bekerja.

Adapun data penunjang yang penulis dapatkan dari pengkajian kepada klien yaitu

klien mendapat terapi medis berupa Heloperidol 2 x 1 mg, Trihexypenidile 3 x 1

mg dan Chlorpormazine 100 mg. Salah satu gejala skizofrenia adalah gangguan

proses pikir, emosional, dan cemas. Didukung terapi obat Heloperidol yang

mempunyai indikasi memperbaiki gejala positif skizofrenia seperti kecurigaan dan

rasa permusuhan, sedangkan Trihexypenidile menetralkan efek dari Halloperidol

dan Chlorpormazine.

Pemeriksaan penunjang, hasil laboratorium 29 Juli 2018. Gula darah sewaktu 120

mg/dl, nilai normal < 130. Cholesterol total 150 mg/dl, nilai normal < 200 mg/dl.

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

43

Triglycerid 59 mg/dl , nilai normal < 200 mg/dl. Ureum 24 mg/dl , nilai normal

10-50 mg/dl. Creatinine 1.1 mg/dl , nilai normal 0.7-1.1 mg/dl. SGOT 30 U/L ,

nilai normal < 37 U/L. SGPT 37 U/L, nilai normal < 42.

2. Diagnosa Keperawatan

a. Klasifikasi data

Data subyektif

- Klien mengatakan keluarganya (ibunya) tidak menginginkan

dirinya, keluarga membuangnya karena klien tidak berguna, tidak

mempunyai pekerjaan, dan hanya menjadi beban dalam keluarga.

- Klien juga mengatakan telah diusir oleh orang tuanya (ibunya)

sebab klien membanting barang dalam rumah seta melempar

rumah

- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara orang yang

menyuruhnya untuk pergi.

- Klien berharap agar bisa kembali ke rumah secepatnya dan

berharap keluarga dapat menerimanya kembali serta dapat

membantu orang tuanya di rumah.

- Klien merasa kurang diperhatikan

- Klien mengatakan sudah 3 kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa

Kendari

- Klien mengatakan lebih nyaman tinggal dalam rumah dari pada

ikut kegiatan

- Klien mengatakan malas berhubungan dengan orang lain karena

malu dianggap sebagai orang gila

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

44

- Klien mengatakan sering mendengar suara-suara orang yang

menyuruhnya untuk pergi

- Klien mengatakan takut jika mendengar suara-suara tersebut yang

menyuruhnya untuk pergi

- Klien mengatakan tidak bisa tidur siang karena ribut.

Data subyektif

- Riwayat mengamuk

- Klien Nampak sedih ketika menceritakan tentang dirinya

- Pandangan mata klien tajam

- Klien membanting barang disekitarnya

- Klien kadang memegang telinganya karena mendengar sesuatu

b. Analisa Data

Adapun hasil analisa data yang didapatkan oleh peneliti selama melakukan

pengkajian dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Diagnosa Keperawatan Pada Klien (Tn.A) Dengan Skizofrenia Risiko

Perilaku Kekererasan

Sympton Etiologi Problem

Data subjektif

- klien mengatakan cemas

- klien mengatakn lingkungan

tidak nyaman

- klien mengatakan takut

Data objektif

- Klien berbicara dengan cepat

dan keras

- Pandangan mata klien tajam

- Terlihat gelisah

- Klien memukul orang dan

barang disekitarnya

Risiko Perilaku

Kekerasan (Akibat)

Halusinasi Pendengaran

(core problem)

Gangguan Konsep Diri

(Penyebab)

Risiko Perilaku

Kekerasan

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

45

Sumber data primer 2018

Penulis menyusun pohon masalah dari satu kasus yaitu sebagai berikut :

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan-----(Akibat)

Resiko perilaku kekerasan------------- (core problem)

Gangguan konsep diri : harga diri rendah------------ (penyebab)

Gambar 4.2. Pohon Masalah

Sumber Fitria, 2010

Klien mengalami harga diri rendah di sebabkan karena tidak dianggap dalam

keluarga karena tidak bisa bekerja, merasa malu dan tidak berharga sehingga

timbul core problem resiko perilaku kekerasan, klien merasa bingung, ingin

marah, ingin memukul orang dan barang di sekitarnya. Akibatnya klien

mengalami kerusakan interaksi sosial yaitu kadang menyendiri di lingkungan

masyarakat

3. Intervensi Keperawatan

Setelah menegakkan diagnosa keperawatan, maka peneliti membuat perencanaan

tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan keadaan klien pada saat pengkajian

selama klien dirawat oleh peneliti. Intervensi keperawatan yang dibuat dapat dilihat

pada tabel 4.2.

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

46

Tabel 4.2. Intervensi Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman Klien

Skizofrenia dengan Risiko Perilaku Kekerasan

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan dan Kriteria

Hasil (NOC) Intervensi (NIC) Rasional

Risiko

perilaku

kekerasan

Se telah dilakukan

asuhan keperawatan

selama 3 x 24 jam,

diharapkan klien

dengan risiko

perilaku kekerasan

dapat mengontrol

emosinya dengan

kriteria hasil :

a) Klien dapat

mengontrol

kecemasannya

b) Klien dapat

mengontrol

emosinya

c) Klien tidak

melakukan

tindakakn

kekerasan

d) Klien dapat tidur

dengan nyenyak

a) Membina

hubungan

saling percaya

dengan klien

risiko perilaku

kekerasan

dengan

menerapkan

prinsip

komunikasi

terapeutik

b) Lakukan teknik

relaksasi pada

klien misalnya

dengan

melakukan

napas dalam dan

teknik healing

touch

c) Mendemostrasi

kan cara

mengontrol

perilaku

kekerasan

a) Hubungan

saling percaya

merupakan

dasar

keterbukaan

dan interaksi

serta menjadi

dasar untuk

interaksi

selanjutnya

b) Untuk

meningkatkan

ventilasi

alveoli,

memelihara

pertukaran gas,

mencegah

atelektasi paru,

mengurangi

stress, baik

stress fisik

maupun

emosional

serta

menurunkan

kecemasan.

c) Untuk

mengendalikan

perilaku

kekerasan agar

tidak

menyakiti diri

sendiri, orang

lain dan

lingkungan

Sumber data primer 2018

4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Setelah merencanakan tindakan asuhan keperawatan, maka peneliti melaksanakan

tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan keadaan klien pada saat pengkajian

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

47

selama klien dirawat oleh peneliti mulai tanggal 08-10 Agustus 2018. Intervensi

keperawatan yang dibuat dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Pemenuhan Rasa Aman Klien

Skizofrenia dengan Resiko Perilaku Kekerasan

No Hari/Tanggal

& Jam Implementasi Evaluasi

1 Rabu,

08-08-2018

Jam 09.30 s.d.

Jam10.45Wita.

1. Mengkaji TTV klien

Hasil :

Td : 130/80 mmhg

N : 80x/mnt

P : 16x/mnt

S : 36ºc

2. Melakukan membina

hubungan saling percaya

dengan/ menerapkan

prinsip komunikasi

terapeutik,

mengidentifikasi

penyebab marah,

mengidentifikasi tanda -

tanda perilaku kekerasan,

mengidentifikasi perilaku

kekerasan yang biasa

dilakukan,

mengidentifikasi akibat

dari perilaku kekerasan

yang dilakukan oleh

klien dengan cara

membicarakan akibat

dari perilaku kekerasan,

mengidentifikasi cara

konstruktif dalam

berespon terhadap

kemarahan

Hasil : Klien menjawab

salam”pagi suster”, klien

mendengar suara-suara yang

menyuruhnya pergi,

3. Lakukan teknik relaksasi

pada klien dengan

melakukan napas dalam

dan teknik healing touch

yaitu dengan ambil nafas

melalui hidung lalu tahan

S : S

- Klien menjawab

salam

- Klien mengatakan

sering mendengar

suara-suara yang

menyuruhnya pergi

- Suara-suara itu

muncul secara

mendadak

- klien merasa cemas

- klien susah tidur

siang hari

- klien kadang emosi

O :

- Klien menjawab

salam

- Klien berjabat

tangan dengan

perawat

- Klien mau duduk

berdampingan

dengan perawat

- Klien suka marah

dan memukul orang

dan barang

disekitarnya

- Klien susah tidur

pada siang hari

TD : 130/80 mmhg

N : 80x/mnt

P : 16x/mnt

S : 36ºc

A : Risiko perilaku

kekerasan teratasi

sebagian

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

48

sebentar kemudian

keluarkan melalui mulut

dan ulangi sampai 5 kali,

menganjurkan klien

untuk dilakukan 3 kali

sehari terutama jika klien

sedang marah.

Hasil : klien masih susah

mempraktikan teknik napas

dalam secara mandiri

4. Membantu klien dalam

mendemonstrasikan cara

yang konstruktif yaitu

memukul bantal, yaitu

dengan ambil nafas

melalui hidung lalu tahan

sebentar kemudian

keluarkan melalui mulut

bersamaan itu sambil

meluapkan rasa emosi

dengan cara memukul

bantal, menganjurkan

klien untuk dilakukan 3

kali sehari terutama jika

klien sedang maraH

Hasil : klien masih memukul

dan membanting barang

disekitarnya

P : Intervensi

Dilanjutkan

1. lakukan teknik

relaksasi dengan

melakukan napas

dalam SP 1 dan

SP 2

2. Monitoring TTV

2. Kamis,

09-08-2018

Jam 09.00 s.d.

Jam 10.15 Wita

1. Mengkaji TTV klien

Hasil :

TD : 140/90 mmhg

N : 84x/mnt

P : 22x/mnt

S : 36ºc

2. Lakukan teknik relaksasi

pada klien (SP I)dengan

melakukan napas dalam

yaitu dengan ambil nafas

melalui hidung lalu tahan

sebentar kemudian

keluarkan melalui mulut

dan ulangi sampai 5 kali,

menganjurkan klien

untuk dilakukan 3 kali

sehari terutama jika klien

sedang marah.

S :

- Klien mengatakan

masih susah

mengontrol emosi

bila marah

- Klien mengatakan

tidak bisa tidur

siang

O :

- Klien mampu

mendemostrasikan

teknik napas dalam

- Klien suka marah

dan memukul orang

dan barang

disekitarnya

- Klien susah tidur

pada siang hari

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

49

Hasil : klien bisa

mendemostrasikan/

mempraktikan teknik napas

dalam secara mandiri

3. Membantu klien dalam

mendemonstrasikan cara

yang konstruktif (SP 2)

yaitu memukul bantal,

yaitu dengan ambil nafas

melalui hidung lalu tahan

sebentar kemudian

keluarkan melalui mulut

bersamaan itu sambil

meluapkan rasa emosi

dengan cara memukul

bantal, menganjurkan

klien untuk dilakukan 3

kali sehari terutama jika

klien sedang marah

Hasil : klien masih memukul

dan membanting barang

disekitarnya

TD : 140/90 mmhg

N : 84x/mnt

P : 22x/mnt

S : 36ºc

A : Risiko perilaku

kekerasan terasi

sebagian

P : Intervensi

Dilanjutkan

1. Teknik napas dalam

bagian 2 Monitoring

TTV

3. Jumat, 10

Agustus 2018

Jam 08.00 s.d.

Jam 08.30 Wita

1. Mengkaji TTV klien

Hasil :

TD : 130/90 mmhg

N : 84x/mnt

P : 20x/mnt

S : 36ºc

2. Lakukan teknik relaksasi

pada klien (SP I)dengan

melakukan napas dalam

yaitu dengan ambil nafas

melalui hidung lalu tahan

sebentar kemudian

keluarkan melalui mulut

dan ulangi sampai 5 kali,

menganjurkan klien

untuk dilakukan 3 kali

sehari terutama jika klien

sedang marah.

Hasil : klien bisa

mendemostrasikan/

mempraktikan teknik napas

dalam secara mandiri

3. Membantu klien dalam

S :

- Klien mengatakan

sudah bisa

mendemostrasikan

teknik napas dalam

bagian 1

- Klien mengatakan

sudah bisa

mendemontrasikan

teknik napas dalam

bagian 2

- Klien mengatakan

sudah merasa

tenang (aman)

setelah

mendemonstrasikan

teknik napas dalam

O :

- Klien mampu

mendemostrasikan

teknik napas dalam

bagian 1 secara

mandiri setiap hari

- Klien mampu

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

50

mendemonstrasikan cara

yang konstruktif (SP 2)

yaitu memukul bantal,

yaitu dengan ambil nafas

melalui hidung lalu tahan

sebentar kemudian

keluarkan melalui mulut

bersamaan itu sambil

meluapkan rasa emosi

dengan cara memukul

bantal, menganjurkan

klien untuk dilakukan 3

kali sehari terutama jika

klien sedang marah

Hasil : klien mampu

mendemostrasikan cara yang

kedua (memukul bantal).

mendemostrasikan

teknik napas dalam

bagian 2 dengan

memukul bantal jika

marah.

- Klien sudah bisa

tidur siang

A : Risiko Perilaku

kekerasan terasi semua

Sumber data primer 2018

B. Pembahasan Studi Kasus

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.

Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan, atau

masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial,

dan spiritual. Data pada pengkajian jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor

predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap, stressor, sumber koping dan

kemampuan koping yang dimiliki klien. Cara pengkajian lain berfokus pada 5

(lima) dimensi, yaitu fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual (Keliat,

2009).

Dalam pengkajian pasien, penulis menggunakan teori proses perawatan jiwa yaitu

pengkajian identitas klien, identitas penanggung jawab, alasan masuk, faktor

predisposisi, pemeriksaaan fisik, psikososial, status mental, kebutuhan persiapan

pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan, data penunjang

dan terapi medis. Menurut Nursalam (2014), data dapat dikelompokkan menjadi

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

51

dua macam, yaitu : Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai

suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data obyektif adalah data

yang dapat diobservasi dan diukur. Adapun data yang diperoleh setelah

melakukan pengkajian pada klien Tn. A Yang berupa data subyektif antara lain

klien mengatakan merasa ingin marah dan bingung karena ibunya selalu

memarahinya dengan kata “hidupmu tidak berguna mending pergi saja”, klien

mengatakan saat merasa marah rasanya ingin memukul orang dan barang di

sekitarnya dan data obyektifnya antara lain : tampak tegang, bingung, nada bicara

agak tinggi, mata sedikit melotot. Klien terlihat gelisah, emosi klien akan tampak

bila ada stimulus yang kuat. Disini yang dimaksud stimulus yang kuat adalah pada

saat mengingatkan klien pada masa lalu (Keliat, 2009).

Dalam pembahasan penulis akan mempertegas lagi yang menjadi faktor pencetus

dan pendukung gangguan jiwa yang dialami klien Tn. A yaitu sebagai

pencetusnya klien merasa kesal, marah, mudah tersinggung, sering mengamuk

karena dianggap tidak berguna dalam keluarga. Sedangkan faktor pendukungnya

adalah klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan ini merupakan ke

tiga kalinya klien dirawat di RSJ. Selain itu klien mengalami putus obat. Peran

keluarga disini tidak terlaksana dengan baik.

Dari pohon masalah menurut Keliat (2009) disebutkan bahwa perilaku kekerasan

disebabkan oleh faktor psikologis, sosial budaya, bioneurologis, faktor klien dan

lingkungan. Pada kasus nyata yang terjadi pada klien yaitu disebabkan faktor dari

klien, lingkungan dan sosial budaya. Faktor dari klien yaitu klien merasa tidak

berguna karena di dianggap tidak berguna dalam keluarga. Faktor sosial budaya

yaitu klien merasa diejek, diremehkan dan di kucilkan. Faktor lingkungan yaitu

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

52

lingkungan keluarga yang tidak mendukung kesembuhan klien, dan lingkungan

masyarakat yang menganggap rendah klien.

Pada pohon masalah bahwa yang menjadi core problem resiko perilaku kekerasan

adalah keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan

orang lain, diri sendiri dan lingkungan serta penyebab dari resiko perilaku

kekerasan adalah harga diri rendah (Stuard dan Sudden, 2010). Data yang

diperoleh dari Tn. A sesuai dengan teori yang ada diatas yaitu resiko perilaku

kekerasan yang dilakukan Tn. A disebabkan oleh harga diri rendah yang dapat

menimbulkan kerusakan interaksi sosial, hal ini berkaitan dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan yaitu keadaan pasien yang

sudah tidak dianggap oleh keluarga dan menyebabkan resiko perilaku kekerasan

pada Tn. A dapat muncul ketika dirinya sedang marah.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia

(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana

perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi

secara pasti untuk menjaga statu kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah

dan merubah. (Nursalam, 2014).

Tanda dan gejala atau batasan karakteristik adalah pengkajian subyektif dan

obyektif yang mendukung diagnosa keperawatan, ini biasanya ditulis sebagai

bagian dari pernyataan diagnosis. Bagian kedua dari pernyataan diagnosa ditulis

untuk mengkomunikasikan persepsi perawat dari faktor yang berhubungan atau

berkontribusi untuk etiologinya (Intansari Nurjannah, 2014). Tetapi pada kasus

penulis sudah menggunakan diagnosa tunggal yang menyatakan rumusan

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

53

diagnosa keperawatan jiwa hanya menyebutkan problem tanpa perlu dituliskan

etiologi. Rumusan diagnosa tanpa menyebutkan etiologi atau dikenalkan sebagai

diagnosa tunggal keperawatan jiwa ini mengacu pada North American Diagnosis

Association (NANDA) 2015-2017.

Data yang memperkuat penulis mengangkat diagnosa resiko perilaku kekerasan

yaitu data subyektif : Klien mengatakan merasa ingin marah dan bingung karena

dianggap tidak berguna dalam keluarga. Klien mengatakan saat merasa marah

rasanya ingin memukul orang dan barang di sekitarnya. Sedangkan data

obyektif : tampak tegang, bingung, nada bicara agak tinggi, mata sedikit melotot.

Kebutuhan rasa aman dan perlindungan merupakan salah satu kebutuhan dasar

manusia yang harus terpenuhi berdasarkan hirarki maslow.

Kebutuhan rasa aman dan perlindungan meliputi masalah kasih sayang,

seksualitas, afiliasi dalam kelompok, hubungan dengan teman, keluarga, teman

sebaya, dan masyarakat. (Hidayat, 2008). Sehingga dalam kasus ini penulis akan

menyusun perencanaan, implementasi dan evaluasi untuk mengatasi core problem

yaitu resiko perilaku kekerasan dengan alasan apabila resiko perilaku kekerasan

dapat teratasi maka masalah yang dialami klien akan berkurang sehingga dapat

memenuhi/mencapai kebutuhan rasa aman dan perlindungan.

3. Perencanaan (Intervensi Keperawatan)

Rencana keperawatan ditulis atau dibuat setelah diagnosa keperawatan. Rencana

tindakan keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap

tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada klien

berdasarkan analisis pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien

dapat diatasi (Ali Z, 2012).

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

54

Rencana tindakan keperawatan pada klien skizofrenia : risiko perilaku kekerasan dalam

pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan, tidak semua intervensi yang didalam

teori direncanakan untuk dilakukan tindakan seperti berkolaborasi dengan keluarga

pasien dn berkolborasi dengan dokter dalam pemberian obat. Adapun intervensi yang

direncanakan yaitu :

a. Melakukan membina hubungan saling percaya dengan/

menerapkan prinsip komunikasi terapeutik, mengidentifikasi

penyebab marah, mengidentifikasi tanda - tanda perilaku

kekerasan, mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan, mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan yang

dilakukan oleh klien dengan cara membicarakan akibat dari

perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara konstruktif dalam

berespon terhadap kemarahan

b. Melakukan teknik relaksasi (napas dalam)

Rencana keperawatan yang penulis lakukan sama dengan landasan teori yang

sudah penulis jabarkan dalam BAB II, hal ini karena rencana tindakan

keperawatan tersebut telah sesuai dengan SOP (Standart Operasional Prosedur)

yang telah ditetapkan. Kekuatan dari intervensi pada SOP tersebut telah disusun

untuk memudahkan penulis dalam melaksanakan intervensi tersebut dimana tahap

perencanaan yang ada pada konsep dasar sudah sesuai dengan kondisi klien.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan dan melakukan

tindakan–tindakan perawatan dalam mengatasi masalah klien, tugas perawat pada

saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan pada tahap pra

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

55

interaksi dan melanjutkan tahap orientasi (Erlinafsiah, 2010).

Untuk diagnosa keperawatan risiko perilaku kekerasan, implementasi yang dapat

dilaksanakan adalah: Implementasi tanggal 08 Agustus 2018 pukul 09.45 WIB

Melakukan interaksi teraupetik yang mempunyai tujuan

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya. Penulis melakukan

kontak dengan klien, duduk berhadapan dengan klien,

mempertahankan kontak mata, mengucapkan salam dan berjabat

tangan, memperkenalkan diri, menanyakan nama klien dan nama

panggilannya yang disukai.

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan. Klien

kooperatif dalam mendiskusikan tentang penyebab marah yang dialami

klien, hal ini dikarenakan penulis menggunakan teknik pertanyaan

terbuka.

c. Klien dapat mengidentifikasi tanda–tanda perilaku kekerasan. Dalam

interaksi ini klien mampu mengungkapkan tanda tanda saat klien

marah atau jengkel karena penulis menggunakan teknik komunikasi

pengulangan pernyataan yaitu mengulangi pikiran utama yang telah

diungkapkan klien

d. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

e. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap

kemarahan.

Implementasi tanggal 09 Agustus 2018 pukul 09.45 WIB Pada teknik

relaksasi/teknik napas dalam, klien kooperatif karena bersedia

mendemonstrasikan cara mengontrol marah yaitu dengan tarik nafas dalam

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

56

sebanyak lima kali. Dengan memberi contoh terlebih dahulu dan memberi

kesempatan klien untuk mencoba.

Implementasi tanggal 09 Agustus 2018 pukul 10.30 WIB, klien kooperatif karena

bersedia mendemonstrasikan cara mengontrol marah yaitu dengan cara memukul

bantal. Dengan memberi contoh terlebih dahulu dan memberi kesempatan klien

untuk mencoba.

intervensi dan implementasi yang belum dapat dilaksanakan adalah berkoordinasi dengan

pihak keluarga klien yang mempunyai tujuan yaitu klien mendapat dukungan keluarga

dalam mengontrol perilaku kekerasan dan dapat menggunakan obat dengan benar sesuai

program pengobatan. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu penulis dalam

melakukan proses keperawatan. Alasan lain yang menyebabkan tindakan keperawatan ini

tidak dapat dilaksanakan karena selama penulis melakukan proses keperawatan keluarga

klien tidak menjenguk klien sehingga tindakan keperawatan ini belum dapat dilakukan

karena sasaran utamanya adalah keluarga.

Tindakan keperawatan pada keluarga sangat penting untuk dilakukan karena keterlibatan

keluarga sangat mendukung terhadap proses perubahan perilaku klien. Keluarga berperan

penting dalam peristiwa terjadinya gangguan jiwa dan proses penyesuaian kembali setiap

klien. Oleh karena itu peran serta keluarga dalam proses pemulihan dan pencegahan

kambuh kembali klien gangguan jiwa sangat diperlukan.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon klien

terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (Keliat, 2009). Evaluasi

dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP sebagai berikut: S: Respon

subyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telahdilaksanakan. O: Respon

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

57

obyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. A: Analisa

data subyektif dan obyektif untuk menyimpulkan apakah masalah masih tetap

muncul atau muncul masalah baru atau data-data yang kontra indikasi dengan

masalah yang ada. P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa

pada respon klien.

Adapun hasil evaluasi yang diperoleh dari Tn. A selama 3 hari diberikan asuhan

keperawatan adalah sebagai berikut :

S : Klien menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat,

klien mengatakan sudah bisa mendemostrasikan teknik napas dalam bagian 1,

klien mengatakan sudah bisa mendemontrasikan teknik napas dalam bagian 2,

klien mengatakan sudah merasa tenang (aman) setelah mendemonstrasikan teknik

napas dalam.

O : Klien mampu mendemostrasikan teknik napas dalam bagian 1 secara

mandiri setiap hari, Klien mampu mendemostrasikan teknik napas dalam bagian 2

dengan memukul bantal jika marah, Klien sudah bisa tidur siang, klien sudah

merasa aman dan terlindungi.

A : kebutuhan rasa aman dan perlindungan pasien skizofrenia : risiko

perilaku kekerasan sudah teratasi

P : Intervensi dihentikan

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, tidak semua intervensi yang direncanakan dilaksanakan oleh

peneliti misalkan pemberian obat dan dukungan keluarga, hal ini dikarenakan

adanya keterbatasan waktu penulis dalam melakukan proses keperawatan. Alasan

lain yang menyebabkan tindakan keperawatan tidak dapat dilaksanakan karena

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

58

selama penulis melakukan proses keperawatan keluarga klien tidak menjenguk

klien sehingga tindakan keperawatan ini belum dapat dilakukan karena sasaran

utamanya adalah keluarga.

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi kasus dan pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Penelitian yang di lakukan pada Tn. A di temukan data saat pengkajian klien,

mengatakan bahwa dia tidak di perdulikan lagi oleh kelurganya kemudian di usir

dari rumah, mengamuk, bicara sendiri, bicara ngelantur, teriak-teriak, mondar-

mandir, sulit tidur. Keluarga tidak pernah membawa klien kontrol sehingga klien

sering marah dan mengamuk.

Peneliti berpendapat bahwa faktor predisposisi yang memperberat

terjadinya gangguan jiwa pada Tn. A adalah faktor keluarga yang tidak lagi

memperhatikan klien.

2. Diagnosa Keperawatan

Dalam menegakkan diagnosa keperawatan peneliti mengumpulkan data dan

menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan pohon masalah yang ada pada

teori. Asumsi peneliti terdapat perbedaan antara teori dan praktek dan yang

peneliti temukan di lapangan. Penulis tidak menemukan hambatan karena Tn. A

cukup kooperatif saat berinteraksi dengan penulis.

3. Intervensi keperawatan

Pada perencanaan peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

ditemukan untuk diagnosa keperawatan jiwa. Dalam menyusun perencanaan

keperawatan , peneliti telah membuat perencanaan sesuai teoritis yang ada dan

59

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

60

diharapkan dapat mengatasi masalah pasien. Disini peneliti berusaha

memprioritaskan masalah sesuai dengan pohon masalah yang telah ada baik itu

dari penyebab maupun akibat yang muncul.

4. Implementasi keperawatan

Tahap ini tindakan keperawatan disesuaikan dengan perencanaan yang telah

peneliti susun yang didapat dari teoritis. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang

di lakukan adalah diagnosa gangguan rasa aman dan perlindungan.

5. Evaluasi keperawatan

Pada evaluasi untuk masalah keperawatan, setelah di lakukan tindakan

keperawatan selama 3 hari, Tn. A mampu mengungkapkan perasaan dsn

mengekspresikan rasa marah terhadap kondisi yang di alami. Faktor pendukung

bagi penulis dalam mengumpulkan data dimana Tn. A cukup kooperatif dalam

pemberian informasi yang dibutuhkan untuk kelengkapan data. Untuk

pendokumentasian asuhan keperawatan pada Tn. A, Maka penulis dapat

melakukanya sesuai dengan tindakan yang dilakukan dan di bantu oleh perawat

ruangan.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Agar dapat menambah wawasan mahasiswa dan pengalaman mahasiswa dalam

melakukan asuhan keperawatan jiwa dengan mengaplikasikan ilmu dan teori yang

di peroleh dibangku perkuliahan khususnya pada pasien dengan pemenuhan

kebutuhan rasa aman dan perlindungan.

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

61

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan referensi studi kasus perpustakaan untuk menambah

khasanah ilmu pengetahuan tentang keperwatan jiwa bagi mahasiswa yang

bersangkutan di Poltekes Kemenkes Kendari khususnya pada pasien dengan

pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan.

3. Bagi Rumah Sakit

Sebagai gambaran dalam pemberian asuhan keperawatan khususnya pada pasien

dengan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan bahwa perawat tidak

hanya terfokus melakukan implementasi pada diagnosa gangguan rasa aman dan

nyaman.

4. Bagi Klien dan Keluarga

Sebagai bahan masukan atau pembelajaran pada pasien dalam menghadapi

permasalahan yang di hadapi untuk meningkatkan pengetahuan pada orang tua

dan keluarga tentang pemenuhan kebutuhan rasa aman dan perlindungan pada

anggota keluaraga yang mengalami kekerasan.

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

62

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Fitri Nasution., Nasution, Nita. (2012). Buku Pintar Asuhan

Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.

Ali Z. 2012. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Penerbit Airlangga University

Press.

Asmadi. (2012). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar. Jakarta: Salemba Medika

Carpenito., Lynda Jual. (2010). BukuSakuDiagnosaKeperawatan.Jakarta : EGC

Damaiyanti, Mukhripah., Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. PT Refika

Aditama. Bandung

Depkes. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Dikutip dari

http://depkes.go.id/risetkesehatandasar. Diakses tanggal 24 Maret 2018

Erlinafsiah. (2010). Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta:

CV Trans Info Media

Keliat, B.U., Akemat, dan Tiar, E. (2009). Model Praktek Professional Jiwa.

Jakarta: EGC

Kurniawati. (2013). Pelatihan Asuhan Keperawatan Pada Klien Gangguan Jiwa.

Semarang : RSJ dr. Amino gondo hutomo

Kusumawati, F. dan Hartono, Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:

Salemba Medika z

Maryam, Siti., Pudjiati., Gustina dan Raenah, Een. (2013). Kebutuhan Dasar

Manusia Dan Berpikir Kritis Dalam Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media

Nasir dan Muhith. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah

Psikososial Dan Gangguan Jiwa Edisi II. Medan :USU Press

Nurjannah, Intansari. (2014). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa

Manajemen, Proses Keperawatan Dan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien.

Yogyakarta: Penerbit Mocomedia

Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Edisi 4. Jakarta : Salernba, Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: PT.

Rhineka Cipta Jakarta.

POLTEKES. (2018). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Prodi D-III

Keperawatan: Sulawesi Tenggara.

Potter&Perry. (2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, danPraktik,Vol.2,E/4.Jakarta : EGC

Prabowo, E. (2014). Asuhan Keperawatan Jiwa . Yogyakarta : Medikal Book

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

63

Retno, Ranika Oktafi. (2012). Asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan

keamanan dan keselamatan pada Tn. N dengan Halusinasi di Ruang Abimanyu

RSJD Surakarta. Skripsi: Prodi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kusuma Husada

RSJ Provinsi Sultra. (2018). Laporan Tahunan Unit Rekam Medik RSJ Prov.

Sultra.

Sundeen dan Stuart. (2010). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Wati, F. K. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. jakarta: Salemba Medika

Yosep, Iyus dan Sutini (2014). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Bandung: PT Refika

Aditama

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

64

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

65

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

66

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

67

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

68

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

69

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

70

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

71

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

72

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SKIZOFRENIA DALAM …repository.poltekkes-kdi.ac.id/747/1/PDF.pdftingkatan yaitu kebutuhan aktualisasi diri, harga diri, mencintai dan dicintai, aman/perlindungan

73