asuhan keperawatan pasien katarak
DESCRIPTION
jhjTRANSCRIPT
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis
a. Umur
Katarak bisa terjadi pada semua umur tetapi pada umumnya pada usia lanjut.
b. Riwayat trauma
Trauma tembus ataupun tidak tembus dapat merusak kapsul mata.
c. Riwayat pekerjaan
Pada pekerjaan laboratorium atau yang berhubungan dengan bahan kimia atau
terpapar radioaktif/sinar-X.
d. Riwayat penyakit/masalah kesehatan yang ada
Beberapa jenis katarak komplikata terjadi akibat penyakit mata yang lain dan
penyakit sistemik
e. Riwayat penggunaan obat-obatan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pasien mengeluhkan penurunan pandangan bertahap dan tidak terasa nyeri.
b. Pandangan kabur, berkabut atau pandangan ganda.
c. Pasien juga melaporkan melihat glare/halo di sekitar sinar lampu saat
berkendaraan di malam hari, kesulitan dengan pandangan malam, kesulitan
untuk membaca, sering memerlukan perubahan kacamata dan gangguan yang
menyilaukan serta penurunan pandangan pada cuaca cerah. Pasien juga
memberikan keluhan bahwa warna menjadi kabur atau tampak kekuningan atau
kecokelatan. Perlu peningkatan cahaya untuk membaca.
d. Jika pasien mengalami kekeruhan sentral, pasien mungkin melaporkan dapat
melihat lebih baik pada cahaya suram daripada terang, karena katarak yang
terjadi di tengah dan pada saat pupil dilatasi pasien dapat melihat melalui daerah
di sekitar kekeruhan.
e. Jika nucleus lensa terkena, kemampuan refraksi mata (kemampuan
memfokuskan bayangan pada retina) meningkat. Kemampuan ini disebutsecond
sight, yang memungkinkan pasien membaca tanpa lensa.
f. Katarak hipermatur dapat membocorkan protein lensa ke bola mata, yang
menyebabkan peningkatan. Tekanan intraokuler dan kemerahan pada mata
g. Kaji visus, terdapat penurunan signifikan.
h. Inspeksi dengan penlight menunjukkan pupil putih susu dan pada katarak lanjut
terdapat area putih keabu-abuan di belakang pupil.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pre Operatif
Kecemasan b/d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan
pembedahan.
2. Pasca Operatif
a. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler,
kehilangan vitreous.
b. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan
katarak).
C. Intervensi Keperawatan
1. Intervensi Pre Operatif
NoDiagnosa
Keperawatan
Tujuan/kriteria evaluasi:
Intervensi Rasional
1. Kecemasan b/d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan.
1. Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas/takutnya.
2. Pasien tampak rileks tidak tegang dan melaporkan kecemasannya berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.
1. Kaji tingkat kecemasan pasien dan catat adanya tanda- tanda verbal dan nonverbal.
2. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.
3. Observasi tanda vital dan
1. Derajat kecemasan akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu.
2. Mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa takut dapat ditujukan.
3. Mengetahui respon
3. Pasien dapat mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan
peningkatan respon fisik pasien.
fisiologis yang ditimbulkan akibat kecemasan.
2. Intervensi Pasca Operatif
No Diagnosa Keperawatan.
Tujuan/kriteria hasil:
Intervensi Rasional
1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, kehilangan vitreous.
1. Menyatakan pemahaman faktor yang terlibat dalam kemungkinan cedera.
2. Mengubah lingkungan sesuai indikasi untuk meningkatkan keamanan.
1. Diskusikan apa yang terjadi pada pascaoperasi tentang nyeri, pembatasan aktivitas, penampilan, balutan mata.
2. Beri pasien posisi bersandar, kepala tinggi, atau miring ke sisi yang tak sakit sesuai keinginan.
3. Batasi aktivitas seperti menggerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok.
1. Membantu mengurangi rasa takut dan meningkatkan kerja sama dalam pembatasan yang diperlukan.
2. Istirahat hanya beberapa menit sampai beberapa jam pada bedah rawat jalan atau menginap semalam bila terjadi komplikasi.
3. Menurunkan tekanan pada mata yang sakit, meminimalkan risiko perdarahan atau stress pada jahitan/jahitan terbuka.
2. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).
1. Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu, bebas drainase purulen, eritema
1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan sebelum menyentuh/mengobati mata.
1. Menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi.
dan demam
2. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi
2. Gunakan/tunjukkan teknik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam ke luar dengan tisu basah/bola kapas untuk tiap usapan, ganti balutan dan masukan lensa kontak bila menggunakan.
3. Tekankan pentingnya tidak menyentuh/menggaruk mata yang dioperasi.
2. Teknik aseptik menurunkan risiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang.
3. Mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi.
D. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan atau implementasi keperawatan terhadap pasien yang
mengalami katarak disesuaikan dengan intervensi yang telah dirancang atau disusun
sebelumnya.
1. Implementasi Pre Operatif
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
1. Kecemasan b/d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan.
Mandiri
1. Pasien mengungkapkan dan mendiskusikan rasa cemas/takutnya.
2. Pasien tampak rileks tidak tegang dan melaporkan kecemasannya berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.
3. Pasien dapat mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang pembedahan
2. Implementasi Pasca Operatif
No Diagnosa Keperawatan Implementasi
1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, kehilangan vitreous.
Mandiri :1. Mendiskusikan apa yang terjadi
pada pasca dikoreksi tentang nyeri, pembatasan aktivitas, penampilan dan balutan mata
2. Membatasi aktivitas seperti megerakkan kepala tiba-tiba, menggaruk mata, membongkok
3. Mendorong napas dalam batuk untuk bershan nafas berihan paru
4. Mempertahankan perlindungan mata sesuai indikasi
5. Meminta pasien untuk membedakan antara ketidakyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba, selidiki kegelisaan,disorientasi, gangguan balutan
Kolaborasi:Memberikan obat sesuai indikasi antiemetik contoh proklorprazin asetazolamid(diomox)
2. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).
Mandiri 1. Mendiskusikan pentingnya
mencuci tangan sebelum menyentu atau mengobati mata
2. Menggunakan atau tunjukan tehnik yang tepat untuk membersihkan mata dari dalam keluar dengan tisu basah atau bola kapas untuk tiap usapan ganti balutan dan masukkan lensa kontak bila menggunakan
3. Menekankan pentingnya untuk tidak menyentuh atau menggarut mata yang di operasi
4. Mengobserpasi tanda terjadinya infeksi contah kemerahan, kelopak mata bengkak, drainase
purulen.Kolaborasi:
1. Memberikan obat sesuai indikasi antibiotik(topical, perenteral, atau
subkunjungival) Steroid
E. Evaluasi
Hasil Asuhan Keperawatan pada klien yang menderita katarak adalah sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan pada intervensi. Evaluasi ini berdasarkan pada hasil yang di
harapkan atau perubahan yang terjadi.
1. Evaluasi Pre Operatif
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Kecemasan b/d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan pembedahan.
S: klien mengatakan cemas pasca dikoreksi sudah berkurang.O: klien tampak rileks pasca dikoreksi.A: Masalah teratasi klien tampak lebih tenang pasca dikoreksiP: Pertahankan Intervensi
2. Evaluasi Pasca Operatif
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, kehilangan vitreous.
S: klien meengatakan nyeri pasca dikoreksi sudah berkurang.O: klien tampak rileks pasca dikoreksi,tetapi aktivitas klien masih dibatasi,seperti terlalu banyak menggerkkan kapala dan menggaruk mataA: Masalah teratasi sebagian,aktivitas klien masih dibatasi untuk melindungi mata pasca dikoreksiP: Intervensi dilanjutkan1. Batasi aktivitas klien seperti
megerakkan kepala tiba-tiba,
menggaruk mata, membongkok2. Mempertahankan perlindungan
mata sesuai indikasi3. Meminta pasien untuk
membedakan antara ketidakyamanan dan nyeri mata tajam tiba-tiba, selidiki kegelisaan,disorientasi, gangguan balutan
2. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak).
S: Klien mengatakan dapat beristrahat dengan baik tanpa terasa nyeri pasca operasi pengangkatan katarakO: klien dapat beristirahat dengan tenang dan lebih rilek serta tidak terdapat tanda-tanda terjadinya infeksi pada mata klienA: Masalah klien teratasi sebagian,tidak terjadi infeksi pada mata klien pasca operasi.P: Intervensi dilanjutkan1. Tekankan pentingnya untuk tidak
menyentuh atau menggarut mata yang di operasi
2. observasi tanda terjadinya infeksi contah kemerahan, kelopak mata bengkak, drainase purulen