asuhan keperawatan pada pasien dengan asma brochiale

18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ASMA BRONCHIALE I. KONSEP MEDIK. A. PENGERTIAN Penurunan fungsi paru dan hiperresponsivitas jalan napas terhadap berbagai rangsang. Karakteristik penyakit meliputi bronkhospasme, hipersekresi mukosa dan perubahan inflamasi pada jalan napas.(Campbell. Haggerety,1990; orsi 1991). Banyak orang mengabaikan keseriusan penyakit ini. Perawatan di RS sering kali karena akibat dari pengabaian tanda penting ancaman serangan asma dan tidak mematuhi regimen terapeutik. Status asmatikus mengacu pada kasus asma yang berat yang tak berespon terhadap tindakan konvensional. Ini merupakan situasi yang mengancam kehidupan dan memerlukan tindakan segera. A. Patofisiologi. Alergen masuk kedalam tubuh, kemudian allergen ini akan merangsang sel B untuk menghasilkan sat anti. Karena terjadi penyimpangan dalam system pertahanan tubuh maka terbentuklah imoglobulin E (Ig. E).Pada penderita alergi sangat mudah memprouksi Ig. E. dan selai beredar didalam daerah juga akan menempel pada permukaan basofil dan mastosit.Mastosit ini amat penting dalam peranannya dalam reaksi alergi terutama terhadap jaringan saluan nafas, saluran cerna dan kulit. Bila suatu saat penderita berhubungan dengan allergen lagi, maka allergen akan berikatan dengan Ig.E

Upload: tarie-mayela

Post on 11-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Askep Asma Bronkial

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN ASMA BRONCHIALE

I. KONSEP MEDIK.

A. PENGERTIAN

Penurunan fungsi paru dan hiperresponsivitas jalan napas terhadap berbagai

rangsang. Karakteristik penyakit meliputi bronkhospasme, hipersekresi mukosa dan

perubahan inflamasi pada jalan napas.(Campbell. Haggerety,1990; orsi 1991).

Banyak orang mengabaikan keseriusan penyakit ini. Perawatan di RS sering kali

karena akibat dari pengabaian tanda penting ancaman serangan asma dan tidak

mematuhi regimen terapeutik. Status asmatikus mengacu pada kasus asma yang

berat yang tak berespon terhadap tindakan konvensional. Ini merupakan situasi yang

mengancam kehidupan dan memerlukan tindakan segera.

A. Patofisiologi.

Alergen masuk kedalam tubuh, kemudian allergen ini akan merangsang sel

B untuk menghasilkan sat anti. Karena terjadi penyimpangan dalam system

pertahanan tubuh maka terbentuklah imoglobulin E (Ig. E).Pada penderita alergi

sangat mudah memprouksi Ig. E. dan selai beredar didalam daerah juga akan

menempel pada permukaan basofil dan mastosit.Mastosit ini amat penting dalam

peranannya dalam reaksi alergi terutama terhadap jaringan saluan nafas, saluran

cerna dan kulit.

Bila suatu saat penderita berhubungan dengan allergen lagi, maka allergen

akan berikatan dengan Ig.E yang menempel pada mastosit, dan selanjutnya sel ini

mengeluarkan sat kimia yang di sebut mediator ke jaringan sekitarnya. Mediator

yang dilepas di sekitar rongga hidung akan menyebabkan bersin – bersin dan pilek.

Sedangkan mediator yang dilepas pada saluran nafas akan menyebabkan saluran

nafas mnengkerut, produksi lendir meningkat, selaput lendir saluran nafas

membengkak dan sel – sel peradangan berkumpul di sekitar saluran nafas.

Komponen – komponen itu menyebabkan penyimpitan saluran nafas.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

B. Faktor pencetus.

C. Etiologi.

Dua tipe dasar imunologik dan non imunologik .Asma alergik ( disebut

ekstrinsik ) terjadi pada saat kanak – kanak terjadi karena kontak dengan elergan

dengan penderita yang sensitive.

Asma non imunologik atau non alergik ( di sebut instrinsik ), biasanya terjadi

pada usia diatas 35 tahun. Serangan dicetuskan oleh infeksi pada sinus atau cabang

pada bronchial.

Asma campuran yang serangannya diawali oleh infeksi virus atau bacterial

atau oleh allergen. Pada saat lain serangan dicetuskan oleh factor yang berbeda atau

juga dapat di cetuskan oleh perubahan suhu dan kelembaban, uap yang mengiritasi,

asap, bau – bauan yang kuat, latihan fisik dan stress emosional.

D. Pemeriksaan penunjang.

Test fungsi paru ( Spirometer )

Foto thorax

Pemeriksaan darah (DL, BGA)

Test kulit

Test Provokasi bronkhial

E. Manifestasi klinik

Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan beratnya derajad

hiperaktifitas bronkus.Obstruksi jalan nafas dapat revesible secara spontan maupun

dengan pengobatan.

Gejala asma antara lain :

Alergen

Infeksi saluran nafas

Ketegangan jiwa

Alrgen

Infeksi saluran nafas

Ketegangan jiwa

Kegiatan jasmani

Obat – obatan

Polusi udara

Lingkungan kerja

Lain - lain

Saluran nafas

normal

Tak terjadi

asma

Kepekaan saluran

nafas yang berlebihan Gejala asma

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

a. Bising mengi ( weezing ) yang terdengar atau tanpa stetoskop

b. Batuk produktif, sering pada malam hari

c. Sesak nafas

d. Dada seperti tertekan atau terikat

e. Pernafasan cuping hidung

F. Terapi

1. Oksigen 4 – 6 liter / menit

2. Agonis B2 ( salbutamol 5 mg atau feneterol 2,5 mg atau terbulatin 10 mg )

intalasi nebulasi dan pemberiannya dapa diulang setiap 20 menit sampai 1

jam. Pemberian agonis B2 dapat secara subcutan atau iv dengan dosis

salbutamol 0,25 mg atau terbulatin 0,25 mg dalam larutan dextrose 5 % dan

diberikan perlahan.

3. Aminofilin bolus iv 5 – 6 mg / kg BB, jika sudah menggunakan obat ini

dalam 12 jam sebelumnya maka cukup diberikan setengah dosis.

4. Kortikosteroid hidrokortison 100 – 200 mg iv jika tak ada respon segera atau

pasien sedang menggunakan steroid oral atau dalam serangan sangat berat.

KONSEP KEPERAWATAN

Pengkajian Data Dasar

1. Riwayat pemajanan pada factor – factor yang biasanya mencetuskan serangan asma

Stres emosi

Infeksi saluran nafas atas

Alergen

Kegagalan dalam pengobatan asma

2. Pemeriksaan fisik yang didasarkan pada suatu pengkajian :

System pernafasan

Mengi yang terdengar tanpa bantuan stetoskop

Susah bernafas

Orthopnea

Penggunaan otot – otot asesori pernafasan (Cuping hidung, retraksi sterum,

pengangkatan bahu sewaktu bernafas).

Sistem Hemodinamik

Dehidrasi

Sianosis

Diaforesis

1

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

Pulsus paradoksus (tekanan darah sistolik turun 10mmhg sesuai dengan

pernafasan ).

Takikardi

Ekspansi paru.

Sistem Perkemihan

Produksi urine

Frekuensi BAK.

Sistem kardiovaskuler

Heart rate

Irama

Psikososial

Gelisah

Ketakutan

Kecemasan

3. Pemeriksaan laboratorium

GDA menunjukan hipokapnea (Pa CO2 < 35 mmHg) disebabkan menurunnya

perfusi ventilasi. Selanjutnya Pa CO2 meningkat di atas normal sesuai dengan

meningkatnya tahanan jalan nafas.

Jumlah sel darah menunjukkan peningkatan eosinofil

Pemeriksaan fungsi paru menunjukan penurunan kakuatan kapasitas vital

Pengumpulan sputum untuk pemeriksaan kultur dan test sensitivitas untuk

menentukan infeksi dan mengidentifikasi antimikroba yang cocok dalam

mengobati infeksi yang terjadi

Sinar X perlu memperlihatkan disfensi alveoli.

4. Pada episode akut

Masalah kolaboratif;

Potensial komplikasi:

Hipoksemia

Gagal nafasa akut

5. Diagnosa Keperawatan

a. Inefektif bersihan jalan nafas b.d. peningkatan produksi mucus, sekresi kental

dan bronkospasme

b. Resiko tinggi terhadap inefektif pola pernafasan b.d. peningkatan kerja

pernafasan, hipoksemia, agitasi dan ancaman gagal nafas.

c. Ansietas b.d. sulit bernafas dan rasa takut sufokasi.

2

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

d. Gangguan pertukaran gas b.d. serangan asma menetap.

6. Intervensi dan rasionalisasi

a. Pantau:

Status pernafasan setiap 4 jam.

Hasil BGA

Nadi oksimetri

Hasil sinar X dada, fungs paru dan analisa sputum

Intake dan output

Rasional: untuk mengidentifikasi ke arah kemajuan atau penyimpangan dari

hasil pasien.

b. Tempatkan pasien posisi fowlers.

Rasional: posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih baik.

c. Berikan oksigen melalui kanul nasal 4 l/mt, selanjutnya sesuaikan dengan hasil

PaO2.

Rasional: pemberian tambahan oksigen mengurangi beban kerja otot-otot

pernafasan.

d. Pemberian terapi intravena sesuai anjuran, lakukan perawatan infus.

Rasional : Untuk memungkinkan rehidrasi yang cepat dan dapat mengkaji

keadaan vaskuler untuk pemberian obat – obatan darurat.

Kebanyakan pasien telah mengalami dehidrasi ketika mereka

meminta pertolongan medis.

e. Berikan pengobatan yang telah ditentukan seperti Epineprin, Terbutalin,

Aminophilin dan Kortikosteroid. Evaluasi keefektifannya, konsul dokter jika

terjadi reaksi yang merugikan.

Rasional : Epineprin dan terbutalin menghentikan reaksi alergi dan dilatasi

bronkhiolus dengan meniadakan aktifitas histamin. Aminophilin

melebakan bronkhiolus dengan merangsang peningkatan produksi sat

kimia yang menghambat penyempitan otot bronchial. Kortikosteroid

membantu mengurangi peradangan lapisan mucosa bonkial.

f. Gunakan spirometer intensif setiap 2 jam.

Rasional : Untuk memudahkan nafas dalam dan mencegah eteletasis

g. Konsul dokter jika gejala-gejala terjadi setelah 1 jam pemberian terapi atau bila

kondisi jelek (Pa CO2 melebihi PaO2, apnea, status mental menurun, pasien

dalam keadaan hampir kolaps akibat kelelahan yang disebabkan usdaha bernafas

yang sulit).

Rasional : Hal – hal ini menunjukan dibutuhkannya intubasi endotrakheal dan

pemasangan ventilator me kanik.

3

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

h. Instruksikan klien pada metode yang tepat dalam mengontrol batuk.

Nafas dalam dan hembuskan perlahan sambil duduk setegak mungkin .

Rasional : Duduk tegak menggeser organ abdominal menjauhi paru,

memungkinkan ekspansi paru lebih besar.

Gunakan nafas diafragmatik.

a. Rasional : Pernafasan diafragmatik menurunkan frekuensi

pernafasan dan meningkatkan ventilasi alveolar.

Tahan nafas selama 3 – 5 detik, kemudian hembuskan secara perlahan

melalui mulut dan nafas kedua, Tahan dan batukan dari dada (bukan dari

belakang mulut / tenggorok).

Rasional : Peningkatan volume udara dalam paru meningkatkan

pengeluaran secret.

Auskualtasi paru sebelum dan sesudah tindakan .

Rasional : Membantu mengevaluasi keberhasilan tindakan.

i. Tetap berada di smping p[asien atau minta seseorang untuk mendampinginya

sampai gawat nafas mulai berkurang. Pertahankan pendekatan yang tenang dan

percaya diri.

Rasional: ansietas akan terkontrol apabila pasien merasa ditangani oleh tim

kesehatan yang kompeten.

j. Batasai pengunjung sampai gawat nafas teratasi.

Rasional: pengunjung dapat menjadi sumber stress.

k. Gunakan penjelasan yang mudah dan singkat bila memberikan informasi atau

instruksi. Jelaskan tujuan dari semua pengobatan dan pemeriksaan diagnostik.

Rasional: tingkat kecemasan yang tinggi menghambat pembelajaran. Penjelasan

tentang apa yang diharapkan membantu mengontrol cemas.

4

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

DAFTAR PUSTAKA.

Carpenito,J,L (1999). “ Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan “ Edisi 2

D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991),” Medical Surgical Nursing “ , A Nursing Process

Approach, W. B. Saunders Company, Philadelpia

Engram, Barbara (1999) “ Rencana Asuhan Keperawatan Medical bedah “ Vol. 1.

FKUI(1999) , “ Kapita Selecta Kedokteran “ Edisi III. Vol. 1.

Marllyn E. Doengoes (1987), “ Nursing Care Plan “ , Fa. Davis Company, Philadelpia.

Sundaru, Heru (1995), “Asma, Apa dan BagaimanaPengobatannya “. Edisi III.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN

ASMA BRONKIALE

DI RUANG PARU LAKI – LAKI RSUD. DR.SOETOMO SURABAYA

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. E. W. Usia : 32 Tahun

Jenis kelamin : Laki – laki Agama : Islam

Suku : Jawa Pendidikan : Tamat SMU

Pekerjaan : Karyawan Percetakan Alamat : Surabaya

Tanggal MRS : 6 – April – 2001

Diagnosa MRS : ASMA BRONCHIALE

II. STATUS KESEHATAN SAAT INI

1. Alasan datang ke RS : sesak nafas.

2. Keluhan utama MRS : Sesak nafas

3. Faktor pencetus : Alergi debu dan makanan

4. Lama Keluhan : 10 hari

5. Faktor yang memperberat : TB paru

III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat asma sejak kanak - kanak, pernah masuk rumah sakit di rumah sakit angkatan

laut agustus 2000 karena sesak slama 2 minggu.

Riwayat pengobatan TB selama 3-4 bulan dan stop. Riwayat masuk rumah sakit I ruang

paru januari 2001 karena TB.Sekarang sedang menjalani terapi TB dengan rifampisin,

INH, Pirazinamid, penderita menggunakan terapi asma dengan ventolin spray,

aminopilin tab. 3 x 1, sejak SMP – SMU merokok.

IV. ASPEK PSIKOSOSIAL

4. Pola persepsi / sensori

a. Pemakaian kaca mata : - Alat Bantu dengar : -

5. Persepsi diri

a. Hal yang di perkirakan saat ini : Takut akan kematian dan pembiayaan

b. Harapan stelah perawatan : Klien sembuh dan dapat bekrja lagi seperti biasa /

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

peran sebagai kepala keluarga terpenuhi.

6. Suasana hati saat ini : sangat cemas dan sedikit emosi

7. Rentang perhatian : Cukup kosentrasi akan pengobatan atau perawatan

8. Hubungan atau komunikasi

Hubungan dengan petugas kesehatan agak acuh dan pola komunikasi terputus –

putus karena sesak.

V. PEMERIKSAAN FISIK

4. Umum : T.D : 125/ 90 TB : 165 cm

H.R : 100 / mt BB : 45 kg.

RR : 32 / mt Ideal : 58,5 kg

Suhu : 37 0c.

5. Sistem respirasi

a. Pernafasan : Cuping hidung, Seperti tercekik

b. Tampak kesulitan dalam bernafas atau sesak

c. Pengangkatan bahu sewaktu bernafas

d. Suara nafas : Weezing + / +

Ronchi + / +

Vesikuler

e. Expensi paru : normal/ Simetris

f. Batuk + mukus sulit dikeluarkan .

6. Sistem hemodinamik

a. Sianosis -

b. Diaporesis +

c. Dehidrasi -

d. Nadi : 100 x / mt (takikardi)

e. Irama : Reguler.

7. Sistem perkemihan

a. Produksi Urine +

b. Frekuensi BAK 2x (+ 400 cc)

8. Sistem Infegumen

a. Kulit : tanpak pucat

b. Kelembaban : Lembab +

c. Turgor : Baik

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium : DL

1

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

* Hb : 16,9 * Leuko : 7,4

* Trombo : 394 * PCV : 0,47

* GDA : 163 * SGOT : 45

* Creat : 1,05 * Elektrolit : Kalium : 3,39

Natrium :147

* Sputum : TTH -

* BGA :

PH : 7, 39 (7,35 – 7,45) PCO2 : 4,75 (35 – 45)

PO2 : 94,8 (80 – 105) HCO2 : 28,7 (21 – 25)

BE : 3,8 (L: 2,4 + 2,3) SaO2 : (97, 2

EtCO2 : 30,1

Faal paru

Subyek Predikat % normal

V. Kapasity : 1650 3655 48 %

FVC : 1550 3655 45,2 %

FEV.I.O : 1200 3086 41,5 %

MBC : 65,3 104 62,7 %

(Severe restriktif Moderate Obstruktif ).

VII. TERAPI

Oksigen : 4 L/mt

Infus Nacl arip aminophilin 2 amp 15 tt / mt dalam 12 jam

Dexametason 3 x 1 amp. i.v.

Bricasma 3 x ½ amp S.C

Nebuliser : ventolin + Nacal.

Fisioterapi dada

Bisolvon syrup 3 x 1 cth.

VIII.ANALISA DATA

Data Kemungkinan Penyebab Masalah

Obyektif

Sesak nafas Pernafasan

cuping hidung

Pengangkatan bahu sewaktu

bernafas

Bronkospasme Gangguan

pertukaran gas

2

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

Weezing +

PCO2 : 47, 5. HCO2 : 28,7

HR : 100 x / mt.

RR : 32/ mt.

Subyektif

Merasa sulit bernafas .

Merasa seperti tercekik

Obyektif

Batuk +

Sputum +

Ronkhi

Subyektif

Sulit dikeluarkan

Sputum Kental Tak efektif

Bersihan jalan

nafas

Obyektif

Keringat banyak

Sesak nafas

Keringat banyak

RR : 32 X/ mt

Produksi urine 400 cc

Subyektif

Merasa haus

Hiperventilasi Resiko ekurangan

cairan

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas b.d. bronkhspasme

2. Inefektif bersihan jalan nafas b.d. peningkatan produksi mulkus, sekresi kental

3. Resiko kekurangan cairan b.d. hiperventilasi dan diaphoresis

X. INTERVENSI DAN RASIONALISASI

1. Gangguan Pertukaran gas b. d. bronkhopasme.

a) Pemberian supplement oksigen 4 L/mt

Rasional : Mengurangi beban kerja otot –oto pernafasan

b) Tempatkan klien pada posisi flowers

Rasional : Memungkinkan ekspansi paru lebih baik

c) Pemberian obat inhalasi dengan nebulizer (Ventolin 2,5 mg)

Rasional : Bronkhus menjadi dilatasi karena ventolin bersifat bronkhodilator.

d) Pemberian aminophilin drip dan amp . alm 500 cc Nacl + Bricasma 3 x ½ amp

. s.c.

3

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

Rasional : Aminophilin melebarkan bronchus dengan merangsang

peningkatan produksi sat kimia yang menghambat penyempitan

otot bronchial.

2. Inefektif bersihan jalan nafas b.d peningkatan produksi muks, seleresi kental.

a) Latihan nafas dalam dan bentuk efektif

Rasional : membantu mengeluarkan mucus dan membantu

ekspansi paru, mencegah eteletasis.

b) Fisioterapi dada

Rasional : Membantu mlepaskan perlengketan mukus pada

saluran nafas.

c) Pemberian bisolvon sirup 3 X 1 cth

Rasional : Mengaktifkan villi – villi pada saluran nafas agar

dapat membantu mengeluarkan mukus .

d) Pemberian injeksi dexamethason 3 X 1 amp. IV.

Rasional : Membantu mengurang peradangan lapisan mukosa

bronchial

3. Resiko kekurangan cairan b. d. hiperventilasi dan diaporesis

a. Pemberian infus Nacl 500 cc / 12 jam 15 tt/ mt

Rasional : Untuk memungkinkan rehidrasi yang cepat dan dapat

mengkaji keadaan vaskuler untuk pemberian obat –obatan darurat.

b. Menganjurkan minum banyak

Rasional : membantu memenuhi kebutuhan cairan dan membantu

mengeucerkan mukus.

c. Memantau intake dan out put

Rasional : Untuk mengomtrol akan kebutuhan cairan.

RENCANA PEMULANGAN

Health Education

a. Mengenalkan factor – factor pencetus

b. Menghindari factor – factor pencetus seperti :

1. Makanan yang menyebabkan alergi.

2. Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan.

3. Menghindari stress emosional.

4. Memakai masker pada lingkungan kerja (masker di lembabkan dulu).

5. Hindari polusi udara atau debu.

6. Memakai kasur busa .

4

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Asma Brochiale

7. Sprey harus di ganti 2 kali seminggu.

8. Lingkungan rumah harus bersih .

9. Hindari penulaan – penularan inveksi (misalnya pada invluenza).

10. Persediaan oksigen di rumah.

11. Membaca buku ASMA.

5