asuhan keperawatan pada ny. p dengan diagnosa medis fraktur tertutup radius ulna sinistra pre dan...

83
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE DI RUANG MELATI 3 RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah KMB IV Oleh : Vinda Astri Permatasari NIM. P07120112080

Upload: vinda-astri-permatasari

Post on 17-Jul-2016

669 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan praktik 15 minggu KMB IV DI RUANG MELATI 3RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. PDENGAN DIAGNOSA MEDIS

FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRAPRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

DI RUANG MELATI 3RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah KMB IV

Oleh :

Vinda Astri Permatasari

NIM. P07120112080

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN2014

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P

DENGAN DIAGNOSA MEDIS

FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA

PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

DI RUANG MELATI 3

RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah KMB IV

Disusun Oleh :

Vinda Astri Permatasari

NIM. P07120112080

Tingkat 3 Reguler B

Telah mendapatkan persetujuan pada tanggal September 2014

Oleh :

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Pendidikan,

( ) ( )

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau

tenaga fisik (Price dan Wilson, 2006).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan di tentukan sesuai

jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih

besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer dan Bare, 2002).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur

akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit

seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis

(Mansjoer, 2000).

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang ditandai oleh

rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan ,

dan krepitasi (Doenges, 2002).

B. Klasifikasi fraktur

Menurut Mansjoer (2002) ada tidaknya hubungan antara patahan tulang

dengan dunia luar dibagi menjadi 2 antara lain:

1. Fraktur tertutup (closed)

Dikatakan tertutup bila tidak terdapat hubungan antara fragmen

tulang dengan dunia luar, disebut dengan fraktur bersih (karena kulit

masih utuh) tanpa komplikasi. Pada fraktur tertutup ada klasifikasi

tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:

a. Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan

lunak sekitarnya.

b. Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan

jaringan subkutan.

c. Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak

bagian dalam dan pembengkakan.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

d. Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang

nyata dan ancaman sindroma kompartement.

2. Fraktur terbuka (open atau compound fraktur)

Dikatakan terbuka bila tulang yang patah menembus otot dan kulit

yang memungkinkan atau potensial untuk terjadi infeksi dimana kuman

dari luar dapat masuk ke dalam luka sampai ke tulang yang patah.

Derajat patah tulang terbuka :

a. Derajat I

Laserasi < 2 cm, fraktur sederhana, dislokasi fragmen minimal.

b. Derajat II

Laserasi > 2 cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi fragmen

jelas.

c. Derajat III

Luka lebar, rusak hebat atau hilang jaringan sekitar.

Menurut Mansjoer (2002) derajat kerusakan tulang dibagi menjadi 2

yaitu:

1. Patah tulang lengkap (complete fraktur)

Dikatakan lengkap bila patahan tulang terpisah satu dengan yang

lainya atau garis fraktur melibatkan seluruh potongan menyilang dari

tulang dan fragmen tulang biasanya berubah tempat.

2. Patah tulang tidak lengkap (incomplete fraktur)

Bila antara patahan tulang masih ada hubungan sebagian. Salah satu

sisi patah yang lainya biasanya hanya bengkok yang sering disebut green

stick.

Menurut Price dan Wilson (2006) kekuatan dan sudut dari tenaga

fisik, keadaan tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan

menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.

Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada

fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE
Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Menurut Mansjoer (2002) bentuk garis patah dan hubungannya

dengan mekanisme trauma ada 5 yaitu:

1. Fraktur Transversal : fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan

merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.

2. Fraktur Oblik : fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut

terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat dari trauma angulasi juga.

3. Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya spiral yang di sebabkan

oleh trauma rotasi.

4. Fraktur Kompresi : fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang

mendorong tulang kearah permukaan lain.

5. Fraktur Avulsi : fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi

otot pada insersinya.

Menurut Smeltzer dan Bare (2002) jumlah garis patahan ada 3

antara lain:

1. Fraktur Komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling

berhubungan.

2. Fraktur Segmental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak

berhubungan.

3. Fraktur Multiple : fraktur diman garis patah lebih dari satu tapi tidak pada

tulang yang sama.

Klasifikasi fraktur antebrachii :

1. Fraktur antebrachii, yaitu fraktur pada kedua tulang radius dan ulna

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

2. Fraktur ulna (nightstick fractur), yaitu fraktur hanya pada tulang ulna

3. Fraktur Montegia, yaitu fraktur ulna proksimal yang disertai dengan

dislokasi sendi radioulna proksimal

4. Fraktur radius, yaitu fraktur hanya pada tulang radius

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

5. Fraktur Galeazzi, yaitu fraktur radius distal disertai dengan dislokasi sendi

radioulna distal

C. Anatomi dan Fisiologi

1. Anatomi

Tulang adalah jaringan yang kuat dan tangguh yang memberi

bentuk pada tubuh. Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang

mendukung dan melindungi organ lunak, terutama dalam tengkorak dan

panggul. Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh

dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang menggerakan kerangka

tubuh.

Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan

mengatur kalsium dan fosfat (Price dan Wilson, 2006).

Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh

dan tempat untuk melekatnya otot- otot yang menggerakan kerangka

tubuh. Tulang juga merupakan tempat primer untuk menyimpan dan

mengatur kalsium dan fosfat. Tulang rangka orang dewasa terdiri atas

206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai syaraf dan

darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama

garam- garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku., tetapi

sepertiga dari bahan tersebut adalah fibrosa yang membuatnya kuat dan

elastis (Price dan Wilson, 2006).

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

2. Fisiologi

Sistem muskuloskeletal adalah penunjang bentuk tubuh dan peran

dalam pergerakan. Sistem terdiri dari tulang sendi, rangka, tendon,

ligament, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan

struktur tersebut (Price dan Wilson, 2006). Tulang adalah suatu jaringan

dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel antara lain : osteoblast, osteosit

dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk

kolagen tipe 1 dan proteoglikan sebagai matriks tulang dan jaringan

osteoid melalui suatu proses yang di sebut osifikasi. Ketika sedang aktif

menghasilkan jaringan osteoid , osteoblas mengsekresikan sejumlah

besar fosfatase alkali, yang memegang peran penting dalam

mengendapkan kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang, sebagian

fosfatase alkali memasuki aliran darah dengan demikian maka kadar

fosfatase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik tentang

tingkat pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada

kasus metastasis kanker ke tulang.

Ostesit adalah sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu

lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteklas

adalah sel-sel besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan

matriks tulang dapat di absorbsi. Tidak seperti osteblas dan osteosit,

osteklas mengikis tulang. Sel-sel ini menghsilkan enzim-enzim proteolotik

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang melarutkan mineral

tulang, sehingga kalsium dan fosfat terlepas ke dalam aliran darah.

Secara umum fungsi tulang menurut Price dan Wilson (2006) antara

lain:

a. Sebagai kerangka tubuh.

Tulang sebagai kerangka yang menyokong dan memberi bentuk

tubuh.

b. Proteksi

Sistem muskuloskeletal melindungi organ- organ penting, misalnya

otak dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru

terdapat pada rongga dada (cavum thorax) yang di bentuk oleh

tulang- tulang kostae (iga).

c. Ambulasi dan Mobilisasi

Adanya tulang dan otot memungkinkan terjadinya pergerakan tubuh

dan perpindahan tempat, tulang memberikan suatu system

pengungkit yang di gerakan oleh otot- otot yang melekat pada tulang

tersebut ; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh

kerja otot- otot yang melekat padanya.

d. Deposit Mineral

Sebagai reservoir kalsium, fosfor,natrium,dan elemen- elemen lain.

Tulang mengandung 99% kalsium dan 90% fosfor tubuh

e. Hemopoesis

Berperan dalam bentuk sel darah pada red marrow. Untuk

menghasilkan sel- sel darah merah dan putih dan trombosit dalam

sumsum merah tulang tertentu.

D. Etiologi

Etiologi dari fraktur menurut Price dan Wilson (2006) ada 3 yaitu:

1. Cidera atau benturan

2. Fraktur patologik

Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi

lemah oleh karena tumor, kanker dan osteoporosis.

3. Fraktur beban

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Fraktur baban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang- orang yang baru

saja menambah tingkat aktivitas mereka, seperti baru di terima dalam

angkatan bersenjata atau orang- orang yang baru mulai latihan lari.

E. Patofisiologis

Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila

tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.

Sedangkan fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara fragmen tulang

dengan dunia luar oleh karena perlukaan di kulit (Smeltzer dan Bare, 2002).

Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi di sekitar tempat

patah ke dalam jaringan lunak sekitar tulang tersebut, jaringan lunak juga

biasanya mengalami kerusakan. Reaksi perdarahan biasanya timbul hebat

setelah fraktur. Sel-sel darah putih dan sel anast berakumulasi

menyebabkan peningkatan aliran darah ketempat tersebut aktivitas

osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru umatur yang disebut callus.

Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami remodeling

untuk membentuk tulang sejati. Insufisiensi pembuluh darah atau penekanan

serabut syaraf yang berkaitan dengan pembengkakan yang tidak di tangani

dapat menurunkan asupan darah ke ekstrimitas dan mengakibatkan

kerusakan syaraf perifer. Bila tidak terkontrol pembengkakan akan

mengakibatkan peningkatan tekanan jaringan, oklusi darah total dan

berakibat anoreksia mengakibatkan rusaknya serabut syaraf maupun

jaringan otot. Komplikasi ini dinamakan sindrom compartment (Smeltzer dan

Bare, 2002).

Trauma pada tulang dapat menyebabkan keterbatasan gerak dan

ketidak seimbangan, fraktur terjadi dapat berupa fraktur terbuka dan fraktur

tertutup. Fraktur tertutup tidak disertai kerusakan jaringan lunak seperti

tendon, otot, ligament dan pembuluh darah (Smeltzer dan Bare, 2002).

Pasien yang harus imobilisasi setelah patah tulang akan menderita

komplikasi antara lain : nyeri, iritasi kulit karena penekanan, hilangnya

kekuatan otot. Kurang perawatan diri dapat terjadi bila sebagian tubuh di

imobilisasi, mengakibatkan berkurangnyan kemampuan perawatan diri

(Carpenito, 2007).

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Reduksi terbuka dan fiksasi interna (ORIF) fragmen- fragmen tulang di

pertahankan dengan pen, sekrup, plat, paku. Namun pembedahan

meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi. Pembedahan itu sendiri

merupakan trauma pada jaringan lunak dan struktur yang seluruhnya tidak

mengalami cedera mungkin akan terpotong atau mengalami kerusakan

selama tindakan operasi (Price dan Wilson, 2006).

F. Manifestasi Klinik

Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,

pemendekan ekstrimitas, krepitus, pembengkakan local, dan perubahan

warna.

1. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

diimobilisasi, spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk

bidai alamiah yang di rancang untuk meminimalkan gerakan antar

fragmen tulang.

2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tak dapat digunakan dan

cenderung bergerak tidak alamiah bukan seperti normalnya,

pergeseran fraktur menyebabkan deformitas, ekstrimitas yang bias

diketahui dengan membandingkan dengan ekstrimitas yang normal.

Ekstrimitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal

otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.

3. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya

karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur.

4. Saat ekstrimitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang

yang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen

satu dengan yang lainya.

5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai

akibat dari trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini

biasanya baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera

(Smeltzer dan Bare, 2002).

G. Penatalaksanaan

Menurut Mansjoer (2000) dan Muttaqin (2008) konsep dasar yang

harus dipertimbangkan pada waktu menangani fraktur yaitu : rekognisi,

reduksi, retensi, dan rehabilitasi.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

1. Rekognisi (Pengenalan )

Riwayat kecelakaan, derajat keparahan, harus jelas untuk menentukan

diagnosa dan tindakan selanjutnya. Contoh, pada tempat fraktur tungkai

akan terasa nyeri sekali dan bengkak. Kelainan bentuk yang nyata dapat

menentukan diskontinuitas integritas rangka.

2. Reduksi (manipulasi atau reposisi)

Reduksi adalah usaha dan tindakan untuk memanipulasi fragmen

fragmen tulang yang patah sedapat mungkin kembali lagi seperti letak

asalnya. Upaya untuk memanipulasi fragmen tulang sehingga kembali

seperti semula secara optimal. Reduksi fraktur dapat dilakukan dengan

reduksi tertutup, traksi, atau reduksi terbuka. Reduksi fraktur dilakukan

sesegera mungkin untuk mencegah jaringan lunak kehilangan

elastisitasnya akibat infiltrasi karena edema dan perdarahan. Pada

kebanyakan kasus, reduksi fraktur menjadi semakin sulit bila cedera

sudah mulai mengalami penyembuhan (Mansjoer, 2002).

3. Retensi (Immobilisasi)

Upaya yang dilakukan untuk menahan fragmen tulang sehingga kembali

seperti semula secara optimal. Setelah fraktur direduksi, fragmen tulang

harus diimobilisasi atau dipertahankan dalam posisi kesejajaran yang

benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan

fiksasi eksterna atau interna. Metode fiksasi eksterna meliputi

pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin dan teknik gips atau fiksator

eksterna. Implan logam dapat di gunakan untuk fiksasi intrerna yang

berperan sebagai bidai interna untuk mengimobilisasi fraktur. Fiksasi

eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit untuk menstabilisasikan

fragmen tulang dengan memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus

menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari tempat fraktur

dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan

eksternal bars. Teknik ini terutama atau kebanyakan digunakan untuk

fraktur pada tulang tibia, tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur,

humerus dan pelvis (Mansjoer, 2000).

Prinsip dasar dari teknik ini adalah dengan menggunakan pin yang

diletakkan pada bagian proksimal dan distal terhadap daerah atau zona

trauma, kemudian pin-pin tersebut dihubungkan satu sama lain dengan

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

rangka luar atau eksternal frame atau rigid bars yang berfungsi untuk

menstabilisasikan fraktur. Alat ini dapat digunakan sebagai temporary

treatment untuk trauma muskuloskeletal atau sebagai definitive treatment

berdasarkan lokasi dan tipe trauma yang terjadi pada tulang dan jaringan

lunak (Muttaqin, 2008).

4. Rehabilitasi

Mengembalikan aktivitas fungsional semaksimal mungkin untuk

menghindari atrofi atau kontraktur. Bila keadaan memungkinkan, harus

segera dimulai melakukan latihan-latihan untuk mempertahankan

kekuatan anggota tubuh dan mobilisasi (Mansjoer, 2000).

H. Komplikasi

Komplikasi fraktur menurut Smeltzer dan Bare (2002) dan Price dan

Wilson (2006) antara lain:

1. Komplikasi awal fraktur antara lain: syok, sindrom emboli lemak, sindrom

kompartement, kerusakan arteri, infeksi, avaskuler nekrosis.

a. Syok

Syok hipovolemik atau traumatik, akibat perdarahan (banyak

kehilangan darah eksternal maupun yang tidak kelihatan yang bisa

menyebabkan penurunan oksigenasi) dan kehilangan cairan

ekstrasel ke jaringan yang rusak, dapat terjadi pada fraktur

ekstrimitas, thoraks, pelvis dan vertebra.

b. Sindrom emboli lemak

Pada saat terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam

pembuluh darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari

tekanan kapiler atau karena katekolamin yang di lepaskan oleh reaksi

stress pasien akan memobilisasi asam lemak dan memudahkan

terjadinya globula lemak pada aliran darah.

c. Sindroma Kompartement

Merupakan masalah yang terjadi saat perfusi jaringan dalam otot

kurang dari yang dibutuhkan untuk kehidupan jaringan. Ini bisa

disebabkan karena penurunan ukuran kompartement otot karena

fasia yang membungkus otot terlalu ketat, penggunaan gibs atau

balutan yang menjerat ataupun peningkatan isi kompartement otot

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

karena edema atau perdarahan sehubungan dengan berbagai

masalah (misalnya : iskemi dan cidera remuk).

d. Kerusakan Arteri

Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak ada nadi,

CRT menurun, sianosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan

dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi

splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan

pembedahan.

e. Infeksi

Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada

trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk

ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa

juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin

dan plat.

f. Avaskuler nekrosis

Avaskuler nekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ke tulang rusak

atau terganggu yang bias menyebabkan nekrosis tulang dan di awali

dengan adanya Volkman’s Ischemia (Smeltzer dan Bare, 2002).

2. Komplikasi dalam waktu lama atau lanjut fraktur antara lain: mal union,

delayed union, dan non union.

a. Malunion

Malunion dalam suatu keadaan dimana tulang yang patah telah

sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya. Malunion merupakan

penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya tingkat kekuatan

dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan

pembedahan dan reimobilisasi yang baik.

b. Delayed Union

Delayed union adalah proses penyembuhan yang terus berjalan

dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal. Delayed

union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan

waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan

karena penurunan suplai darah ke tulang.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

c. Non union

Non union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan

memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9

bulan. Non union di tandai dengan adanya pergerakan yang berlebih

pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau

pseuardoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang

kurang (Price dan Wilson, 2006).

I. Pengkajian Fokus

Pada pengkajian fokus yang perlu di perhatikan pada pasien fraktur

merujuk pada teori menurut Doenges (2002) dan Muttaqin (2008) ada

berbagai macam meliputi:

1. Riwayat penyakit sekarang

Kaji kronologi terjadinya trauma yang menyebabkan patah tulang,

pertolongan apa yang di dapatkan, apakah sudah berobat ke dukun patah

tulang. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan,

perawat dapat mengetahui luka kecelakaan yang lainya. Adanya trauma

angulasi akan menimbulkan fraktur tipe konversal atau oblik pendek,

sedangkan trauma rotasi akan menimbulkan tipe spiral. Penyebab utama

fraktur adalah kecelakaan lalu lintas darat.

2. Riwayat penyakit dahulu

Pada beberapa keadaan, klien yang pernah berobat ke dukun patah

tulang sebelumnya sering mengalami mal-union. Penyakit tertentu seperti

kanker tulang atau menyebabkan fraktur patologis sehingga tulang sulit

menyambung. Selain itu, klien diabetes dengan luka di kaki sangat

beresiko mengalami osteomielitis akut dan kronik serta penyakit diabetes

menghambat penyembuhan tulang.

3. Riwayat penyakit keluarga

Penyakit keluarga yang berhubungan dengan patah tulang cruris adalah

salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti osteoporosis yang

sering terjadi pada beberapa keturunan dan kanker tulang yang

cenderung diturunkan secara genetik.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

4. Pola kesehatan fungsional

a. Aktifitas atau Istirahat

Keterbatasan atau kehilangan pada fungsi di bagian yang terkena

(mungkin segera, fraktur itu sendiri atau terjadi secara sekunder, dari

pembengkakan jaringan, nyeri)

b. Sirkulasi

1) Hipertensi ( kadang – kadang terlihat sebagai respon nyeri atau

ansietas) atau hipotensi (kehilangan darah)

2) Takikardia (respon stresss, hipovolemi)

3) Penurunan atau tidak ada nadi pada bagian distal yang

cedera, pengisian kapiler lambat, pusat pada bagian yang terkena.

4) Pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cedera.

c. Neurosensori

1) Hilangnya gerakan atau sensasi, spasme otot

2) Kebas atau kesemutan (parestesia)

3) Deformitas lokal: angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi

(bunyi berderit) spasme otot, terlihat kelemahan atau hilang fungsi.

d. Agitasi (mungkin badan nyeri atau ansietas atau trauma lain)

e. Nyeri atau kenyamanan

1) Nyeri berat tiba-tiba pada saat cedera (mungkin terlokalisasi pada

area jaringan atau kerusakan tulang pada imobilisasi ), tidak ada

nyeri akibat kerusakan syaraf .

2) Spasme atau kram otot (setelah imobilisasi)

f. Keamanan

1) Laserasi kulit, avulse jaringan, pendarahan, perubahan warna

2) Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-

tiba).

g. Pola hubungan dan peran

Klien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat

karena klien harus menjalani rawat inap.

h. Pola persepsi dan konsep diri

Dampak yang timbul dari klien fraktur adalah timbul ketakutan dan

kecacatan akibat fraktur yang dialaminya, rasa cemas, rasa

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

ketidakmampuan untuk melakukan aktifitasnya secara normal dan

pandangan terhadap dirinya yang salah.

i. Pola sensori dan kognitif

Daya raba pasien fraktur berkurang terutama pada bagian distal

fraktur, sedangkan indra yang lain dan kognitif tidak mengalami

gangguan. Selain itu juga timbul nyeri akibat fraktur.

j. Pola nilai dan keyakinan

Klien fraktur tidak dapat beribadah dengan baik, terutama frekuensi

dan konsentrasi dalam ibadah. Hal ini disebabkan oleh nyeri dan

keterbatasan gerak yang dialami klien.

J. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Doenges (2000) ada beberapa pemeriksaan penunjang pada

pasien fraktur antara lain:

1. Pemeriksaan roentgen : untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur

2. Scan tulang, tomogram, CT- scan atau MRI : memperlihatkan fraktur

dan mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak

3. Pemeriksaan darah lengkap : hematokrit mungkin meningkat

(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi

fraktur atau organ jauh pada trauma multiple). Peningkatan sel darah

putih adalah respon stress normal setelah trauma.

4. Kreatinin : trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens

ginjal.

5. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah,

transfuse multiple, atau cedera hati.

K. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan fraktur menurut Doengoes (2000) dan Barbara

(1999) adalah

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen

tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/ immobilisasi, stress,

ansietas.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan

status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan

oleh terdapat luka/ ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor

kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri / ketidaknyamanan,

kerusakan musculoskeletal, terapi pembatasan aktifitas, penurunan

kekuatan / tahanan.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respon inflamasi

tertekan, prosedur invasi dan jalur penusukan, luka/ kerusakan kulit, insisi

pembedahan.

5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan faktor (kolaboratif): traksi atau

gips pada ekstrimitas

6. Resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat.

7. Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh.

L. Fokus Intervensi dan Rasional

Fokus intervensi keperawatan dan rasional merujuk pada Carpenito

(2007) dan Doenges (2000) antara lain :

1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen

tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat kontraksi/ immobilisasi,

stress, ansietas.

a. Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mampu

beradaptasi dengan nyeri yang di alami.

b. Kriteria hasil : nyeri berkurang atau hilang, klien tampak tenang.

c. Intervensi :

1) Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga.

Rasional: hubungan yang baik membuat klien dan keluarga

kooperatif.

2) Kaji tingkat intensitas dan frekuensi nyeri.

Rasional: tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukan skala

nyeri.

3) Jelaskan pada klien penyebab nyeri.

Rasional: memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan

klien tentang nyeri.

4) Observasi tanda- tanda vital.

Rasional: untuk mengetahui perkembangan klien.

5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian

analgetik.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Rasional: merupakan tindakan dependent perawat, dimana

analgetik berfungsi untuk memblok stimulasi nyeri.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan

status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan

oleh terdapat luka atau ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan,

turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.

a. Tujuan : setelah di lakukan tindakan pemenuhan masalah kerusakan

kulit dapat teratasi, penyembuhan luka sesuai waktu.

b. Kriteria hasil : tidak ada tanda- tanda infeksi seperti pus, kemerahan,

luka bersih tidak lembab dan tidak kotor, tanda- tanda vital dalam

batas normal atau dapat di toleransi.

c. Intervensi :

1) Kaji kulit dan identitas pada tahap perkembangan luka.

Rasional: mengetahui sejauhmana perkembangan luka

mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat.

2) Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka.

Rasional: mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan

mempermudah intervensi.

3) Pantau peningkatan suhu tubuh.

Rasional: suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasi sebagai

adanya proses peradangan.

4) Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptic. Balut luka dengan

kasa kering dan steril, gunakan plester kertas.

Rasional: tehnik aseptik membantu mempercepat

penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi.

5) Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya

debridement.

Rasional: agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak

menyebar luas pada area kulit normal lainya.

6) Setelah debridement, ganti balutan sesuai kebutuhan.

Rasional: balutan dapat diganti satu atau dua kali sehari

tergantung kondisi parah/ tidaknya luka, agar tidak terjadi infeksi.

7) Kolaborasi pemberian anti biotik sesuai indikasi.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Rasional: anti biotik berguna untuk mematikan mikroorganisme

pathogen pada daerah yang beresiko terjadi infeksi.

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ ketidaknyamanan,

kerusakan muskuloskeletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan

kekuatan/ tahanan.

a. Tujuan : pasien akan menunjukan tingkat mobilitas optimal

b. Kriteria hasil : klien mampu melakukan pergerakan dan perpindahan,

mempertahankan mobilitas optimal yang dapat ditoleransi dengan

karakteristik :

0 = mandiri penuh

1 = memerlukan alat bantu

2 = memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan pengawasan

dan pengajaran.

3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat bantu

4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.

c. Intervensi

1) Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan

peralatan.

Rasional: mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.

2) Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.

Rasional: mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktifitas

apakah karena ketidakmampuan atau ketidakmauan.

3) Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan alat bantu.

Rasional: menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.

4) Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif.

5) Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.

Rasional: sebagai suatu sumber untuk mengembangkan

perencanaan dan mempertahankan atau meningkatkan

mobilitas pasien.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons

inflamasi tertekan, prosedur infasif dan jalur penusukan, luka/ kerusakan

kulit, insisi pembedahan.

a. Tujuan : infeksi tidak terjadi/ terkontrol

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

b. Kriteria hasil : tidak ada tanda- tanda infeksi seperti pus, luka bersih

tidak lembab dan tidak kotor, tanda-tanda vital dalam batas normal

atau dapat ditoleransi.

c. Intervensi :

1) Pantau tanda-tanda vital

Rasional: mengidentifikasi tanda-tanda peradangan terutama bila

suhu tubuh meningkat.

2) Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptik.

Rasional: mengendalikan penyebaran mikroorganisme

pathogen.

3) Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infuse,

kateter, drainase luka, dll.

Rasional: untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial.

4) Jika di temukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah,

seperti Hb dan leukosit.

Rasional: penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari

normal bias terjadi akibat terjadinya proses infeksi.

5) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

Rasional: antibiotic mencegah perkembangan mikroorganisme

patogen.

5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan faktor(kolaboratif): traksi atau

gips pada ekstrimitas

a. Tujuan : tidak terjadi defisit perawatan diri

b. Kriteria hasil :tidak ada bau badan, tidak bau mulut, mukosa mulut

lembab, kulit utuh

c. Intervensi :

1) Berikan bantuan pada AKS sesuai kebutuhan, ijinkan pasien untuk

merawat diri sesuai dengan kemampuannya.

Rasional: AKS adalah fungsi-fungsi dimana orang normal

melakukan tiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar. Merawat

untuk kebutuhan dasar orang lain membantu mempertahankan

harga diri.

2) Setelah reduksi, tempatkan kantung plastik di atas ekstrimitas

untuk mempertahankan gibs/ belat/ fiksasi eksternal tetap kering

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

pada saat mandi. Rujuk pada bagian terapi fisik sesuai pesanan

untuk instruksi berjalan dengan kruk untuk ambulasi dan dapat

menggunakannya secara tepat.

Rasional: kantong plastik melindungi alat-alat dari kelembaban

yang berlebih yang dapat menimbulkan infeksi dan dapat

menyebabkan lunaknya gibs, hal ini menyiapkan pasien untuk

mendorong dirinya sendiri setelah dia pulang. Ahli terapi fisik

adalah sepesialis latihan yang membantu pasien dalam rehabilitasi

mobilitas.

6. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubunngan

dengan intake yang tidak adekuat.

a. Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh

b. Kriteria hasil: tanda-tanda mal nutrisi tidak ada

c. Intervensi:

1) Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang

dibutuhkan

Rasional: untuk mengetahui tingkat status nutrisi pasien

2) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan selama

waktu makan

Rasional: untuk meningkatkan nafsu makan.

3) Berikan makanan dengan porsi sedikit tapi sering

Rasional: untuk mengurangi rasa mual.

4) Kaji faktor yang dapat merubah masukan nutrisi seperti anoreksi

dan mual

Rasional: menyediakan informasi mengenai faktor lain yang dapat

diubah atau di hilangkan untuk meningkatkan masukan diet.

5) Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat anti mual

Rasional: mengurangi rasa mual pada pasien.

7. Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh.

a. Tujuan: memperbaiki konsep diri

b. Kriteria hasil: pasien tidak minder dan malu dengan keadaan

sekarang

c. Intervensi:

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

1) Kaji respon dan reaksi pasien serta keluarga terhadap penyakit

dan penangananya

Rasional: Mengetahui bagaimana tanggapan pasien dan keluarga

terhadap penyakitnya sekarang.

2) Kaji hubungan pasien dengan anggota keluarganya

Rasional: Mengetahui adanya masalah dalam keluarga.

3) Kaji pola koping pasien dan keluarga pasien

Rasional: Mengetahui cara penyelesaian masalah dalam keluarga

4) Diskusikan peran memberi dan menerima kasih sayang,

kehangatan dan kemesraan.

Rasional: seksualitas mempunyai arti yang berbeda bagi tiap

individu tergantung pada tahap maturasi.

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Hari / tanggal : Senin, 15 September 2014

Waktu : Pukul 13.00 WIB

Tempat : Bangsal Melati 3 RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro

Oleh : Vinda Astri Permatasari

Sumber Data : Klien, keluarga klien, catatan medis dan keperawatan

Metode : Wawancara, observasi dan studi dokumen

1. Identitas

a. Klien

Nama : Ny. “P”

Umur : 82 tahun

Tempat Tanggal Lahir: Klaten, 13 Desember 1931

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Tak Sekolah

Pekerjaan : Buruh harian

Alamat : Trucuk, Klaten, Jateng

No. CM : 829798

Tanggal Masuk RS : 14 September 2014

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

b. Penanggung jawab

Nama : Ny. “N”

Umur : 41 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Gergunung, Klaten, Jateng

Hubungan dengan klien : Anak Kandung

c. Diagnosis Medis : Fraktur tertutup radius ulna sinistra

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya. Nyeri saat

digerakkan. Pasien mengatakan sulit untuk tidur.

b. Alasan masuk rumah sakit

Keluarga pasien mengatakan pasien jatuh terpeleset di teras

rumah. Pasien jatuh dengan posisi tangan menumpu berat tubuh

yang jatuh terpeleset, sehingga terjadi luka ± 1cm di pergelangan

tangan, perdarahan disertai dengan keluhan nyeri. Keluarga

kemudian mengantarkan pasien ke UGD RSUP dr. Soeradji

Tirtonegoro Klaten pada tanggal 15 September 2014 untuk

mendapatkan pengobatan dan perawatan lebih lanjut. Setelah

dilakukan tindakan rontgen thorax AP+wrist+joint sebelah kiri

dengan hasil rontgen positif fraktur, maka pasien harus menjalani

rawat jalan dan menunggu untuk jadwal operasi di bangsal Melati

3.

c. Riwayat kesehatan sekarang

Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya. Nyeri saat

digerakkan. Nyeri seperti ditusuk-tusuk. Nyeri di sekitar

pergelangan tangan. VAS 7 dari 0-10. Nyeri hilang timbul. Pasien

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

menyatakan sulit tidur karena tidak mendengarkan radio yang

biasanya pasien dengarkan sebelum memulai tidur.

d. Upaya pengobatan

Keluarga pasien mengatakan sebelumnya belum pernah

membawa pasien ke klinik pengobatan atau perawatan yang lain.

e. Riwayat kesehatan lalu

Keluarga pasien mengatakan pasien belum pernah dirawat di

rumah sakit. Pasien baru pertama kali mengalami fraktur. Keluarga

pasien juga mengatakan pasien tidak mempunyai riwayat penyakit

menurun maupun menular. Selama ini, apabila pasien merasakan

sakit, pasien hanya membeli obat di warung dan langsung

sembuh.

f. Kesehatan keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit menular

maupun menurun dalam keluarganya.

3. Pola kebiasaan pasien

a. Aspek fisik-biologis

1) Pola nutrisi

Sebelum sakitKeluarga pasien mengatakan pasien selalu makan 3x

sehari dan habis setengah centong bubur setiap kali

makan dan minum 3-4 gelas perhari (±1000 cc/hari)

Pasien tidak mengkonsumsi kopi, hanya mengkonsumsi

teh dan air putih.

Selama sakitPasien selalu makan 3x sehari, setiap porsi yang

disajikan rumah sakit selalu tidak habis. Keluarga pasien

mengatakan pasien hanya makan 3 sendok setiap kali

makan. Pasien mengatakan sudah kenyang. Pasien

mendapatkan diet bubur. Pasien terpasang infus NaCl

0,9% 20 tpm di tangan kanannya sejak 14 September

2014 dengan kondisi tidak ada kemerahan tidak ada

tanda-tanda infeksi dan tidak ada lesi. Keluarga pasien

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

mengatakan selama di rumah sakit pasien minum 2-3

gelas perhari (±750 cc/hari)

2) Pola eliminasi

Sebelum sakitPasien mengaku BAB 2 hari sekali dengan konsistensi

lunak dan berwarna coklat dan tidak merasakan sakit.

Pasien mengaku tidak pernah mengkonsumsi obat

pencahar. Pasien manyatakan BAK ± 4-5 kali sehari.

Selama sakitTerakhir BAB sebelum masuk rumah sakit. Semenjak

masuk rumah sakit (14 September 2014), pasien

menyatakan belum BAB. Pasien mengatakan perut tidak

terasa sakit. Keluarga pasien mengatakan selama di RS

pasien BAK ±3-4 kali sehari. Pasien BAK dengan

menggunakan pispot di atas tempat tidur.

3) Pola aktivitas istirahat tidur

Sebelum sakitPasien mengatakan tidur selama ±8 jam, dari pukul 21.00

WIB sampai pukul 05.00 WIB. Pasien mengaku kadang-

kadang tidur siang. Sebelum sakit pasien aktifitasnya

dilakukan secara mandiri.

Selama sakitPasien mengatakan susah untuk tidur karena tidak

mendengarkan radio, aktivitas yang sering dilakukan

pasien menjelang tidur. Keluarga pasien mengatakan

pasien tidak bisa tidur nyenyak, sebentar tidur sebentar

bangun.. Selama sakit pasien melakukan aktivitasnya

dengan dibantu keluarganya. Keluarga pasien

mengatakan pasien melakukan seluruh aktivitasnya di

atas tempat tidur. Pasien mengatakan dalam melakukan

aktivitas, selalu dibantu orang lain. Pasien mengatakan

nyeri saat tangan kanannya digerakkan. Pasien terbaring

di tempat tidur. Pasien terlihat meringis menahan sakit.

Pasien bergerak dengan pelan-pelan. Pasien

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

mengatakan susah untuk mengubah posisi karena nyeri.

Pasien mengatakan tidak bisa tidur kembali setelah

terbangun. Wajah pasien terlihat sayu. Pasien

menunjukkan perilaku gelisah.

4) Pola kebersihan diri

Sebelum sakitSetiap hari, pasien selalu mandi 2x sehari. Pasien

menyatakan selalu mencuci rambutnya 2 hari sekali

dengan menggunakan shampo secara rutin.

Selama sakitSetiap pagi dan sore, pasien selalu mandi dengan

dibantu keluarga di tempat tidur dengan di lap. Keluarga

pasien manyatakan belum mencuci rambutnya semenjak

masuk rumah sakit.

b. Aspek mental – intelektual – sosial – spiritual

1) Konsep diri

a) Identitas diri

Pasien adalah seorang janda dengan pekerjaan yaitu

buruh harian.

b) Gambaran diri

Pasien terbuka dengan orang yang baru dikenal.

c) Peran diri

Pasien sebagai orang tua tunggal mempunyai 8 orang

anak.

d) Ideal diri

Pasien berharap cepat sembuh dan tidak merasakan sakit

lagi.

2) Intelektual

Pasien mengatakan hanya mengetahui bahwa tulang di

tangan kirinya patah dan terasa sakit.

3) Hubungan interpersonal

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan sekitar

baik-baik saja. Saat dilakukan pengkajian terlihat banyak

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

tetangga dan keluarga yang berkunjung untuk mengetahui

kondisi pasien.

4) Mekanisme Koping

Pasien menerima dengan ikhlas dan berharap diberi

kesembuhan oleh Allah SWT.

5) Support Sistem

Keluarga sangat mendukung untuk kesembuhan pasien.

6) Aspek Mental/ Emosional

Pasien tidak gampang emosional. Pasien tidak nampak

gelisah dan tegang saat perawat datang. Saat dilakukan

pengkajian pasien dan keluarga terlihat kooperatif dan

menjaga kontak mata dengan perawat.

7) Aspek Spiritual

Agama pasien adalah Islam. Pasien menyatakan setiap hari

selalu melaksanakan ibadah shalat wajib 5 waktu walaupun

pasien sedang terbaring sakit. Keluarga pasien mengatakan

selalu mengingatkan dan membantu pasien untuk shalat.

4. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Kesadaran : Composmentis

Tanda tanda vital

TD : 130/80 mmHg

S : 36,5° C

HR : 88 x/menit

RR : 18 x/menit

VAS : 7 (0-10)

b. Pemeriksaan secara sistematik (Cepalo Kaudal)

1) Kepala : Rambut beruban, tidak ada lesi, tidak ada

ketombe.

2) Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva tidak

pucat, terlihat kantung mata

3) Hidung : Tidak ada lesi, tidak ada sekret yang

keluar, tidak ada pernapasan cuping hidung

4) Telinga : Simetris, masih bisa mendengar dengan

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

jelas, tidak ada cairan yang keluar

5) Mulut : Pasien kadang berbicara tidak jelas,

mukosa mulut lembab, tidak ada sariawan.

6) Gigi : Pasien sudah tidak mempunyai gigi

lengkap, pasien tidak menggunakan gigi

palsu

7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak

ada lesi, tidak ada nyeri tekan.

8) Dada

a) Inspeksi : Warna putih pucat, simetris, tidak ada lesi

b) Palpasi : Pergerakan diding dada simetris, tidak ada

nyeri tekan

c) Perkusi :

Interkosta 1-3 paru kiri terdengan suara resonan

Interkosta 4-6 paru kiri terdengar suara redup

Interkosta 1-6 paru kanan terdengar sara resonan

Interkosta 6 paru kanan terdengar suara redup

d) Auskultasi : Pada trakhea terdengar suara trakheal,

bronkus terdengar suara bronkheal dan

bronkeolus terdengar suara

bronkovesikuler. Suara jantung tidak dikaji.

9) Abdomen

a) Inspeksi : Warna coklat, tidak terlihat lesi dan

benjolan

b) Auskultasi: Tidak terkaji

c) Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan

d) Perkusi : Timpani, redup pada kuadran kiri bawah

10) Genetalia : Tidak terkaji

11) Ekstremitas

a) Atas : Capillary refill time (CRT) 3 detik, tidak ada

edema, pada tangan kanan terpasang infus

NaCl 0,9% 16 tpm sejak 18 November 2013

dengan kondisi tidak ada kemerahan tidak

ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada lesi.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Balutan infus terlihat bersih tidak ada

rembesan. Di pergelangan tangan kiri

pasien terlihat luka ± 1cm. Tangan kiri

terlihat dibalut dengan spalk sepanjang

antebrachii, balutan terlihat bersih.

b) Bawah : Simetris, kaki masih lengkap, dapat

digerakkan, tidak ada cacat tidak ada lesi,

tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan.

5. Terapi yang didapatkan

a. Ranitidin 2x50mg per IV

b. Cefotaxim 2x1gram per IV

c. Ketorolac 3x500mg per IV

d. Kalnex 3x500mg per IV

e. Metronidazole 3x500mg per IV drip

f. IVFD NaCl 0,9% 20 tpm di tangan sebelah kanan sejak tanggal

14 September 2014

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

6. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu), tanggal pemeriksaan

14 September 2014

GDS : 166 (Pre Diabetes)

b. Pemeriksaan protein total, tanggal pemeriksaan 14 September

2014

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Protein total 8,04 gr% 6,5-8,5

Albumin 3,9 gr% 3,7-5,2

Globulin 4,1 gr%

c. Pemeriksaan serum, tanggal pemeriksaan 14 September 2014

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

BUN 10,6 mg/dl 7-18

Creatinin 0,72 mg/dl 0,6-1,3

AST 13,7 IU/L 7-24

ALT 8,9 IU/L 7-32

d. Pemeriksaan darah, tanggal pemeriksaan 14 September 2014

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

WBC 14,1 103/μL 4,5-10,3

RBC 4 103/μL 4-5,2

HGB 11,1 g/dL 11,5-15,5

HCT 34,6 % 34-40

MCV 36,5 fL 80-99

MCH 27,8 fL 27-31

MCHC 32,1 pg 33-37

PLT 253 103/μL 150-450

RDW 46,5 fL 35-45

PDW 9,9 fL 9-13

MPV 8,2 fL 7,2-11,1

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

P-LCR 12,9 % 15-25

DIFFERENTIAL

LYM% 4,7 % 19-48

MXD% 6,1 % 0-12

NEUT% 39,2 % 40-74

LYM# 0,7 103/μL 1-3,7

MXD# 0,9 103/μL 0-1,2

NEUT# 12,5 103/μL 1,5-7

e. Pemeriksaan thorax AP, wrist dan joint sinistra, tanggal

pemeriksaan 14 September 2014

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

f. Pemeriksaan GDS (Gula Darah Sewaktu), tanggal pemeriksaan

15 September 2014

GDS : 104 (Normal)

g. Pemeriksaan radiologi wrist joint, tanggal pemeriksaan 16

September 2014 post operasi ORIF k wire

Foto wrist joint sinistra, hasil :

- Garis fraktur os radius et ulna pars tertia distalis, masing-

masing dalam fiksasi interna 2 screw dan 1 screw, aposisi

dan alignment kurang

- Tak tampak gambaran osteomyelitis

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

B. ANALISIS DATA

DATA MASALAH PENYEBAB

DS :

1. Keluarga pasien mengatakan pasien

mengalami luka ± 1cm di pergelangan

tangan kiri yang disertai dengan

perdarahan

DO :

1. Pada tangan kanan terpasang infus

NaCl 0,9% 16 tpm sejak 18

November 2013 dengan kondisi tidak

ada kemerahan tidak ada tanda-tanda

infeksi dan tidak ada lesi.

2. Balutan infus terlihat bersih tidak ada

rembesan.

3. Di pergelangan tangan kiri pasien

terlihat luka ± 1cm

4. Tangan kiri terlihat dibalut dengan

spalk sepanjang antebrachii, balutan

terlihat bersih.

5. Pemeriksaan darah

HGB : 11,1 g/dL

WBC : 14,1 103/μL

Resiko Infeksi Pertahanan tubuh sekunder

tidak adekuat

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

LYM% : 4,7 %

NEUT% : 39,2 %

LYM# : 0,7 103/μL

NEUT# : 12,5 103/μL

DS :

1. Pasien mengatakan nyeri di bagian

tangan kirinya, nyeri saat

digerakkan.

2. Pasien mengatakan susah tidur

karena merasakan kesakitan yang

luar biasa.

DO :

1. Pasien terlihat meringis menahan

sakit

2. Tanda tanda vital

TD : 130/80 mmHg

HR : 88 x/menit

RR : 18 x/menit

VAS : 7 (0-10)

3. P : Saat digerakkan

Q : Ditusuk-tusuk

R : Pergelangan tangan

S : VAS : 7 (0-10)

T : Hilang timbul

Nyeri Akut Kerusakan jaringan

muskuloskeletal

DS :

1. Pasien menyatakan sulit tidur karena

tidak mendengarkan radio yang

biasanya pasien dengarkan sebelum

memulai tidur.Keluarga pasien

mengatakan pasien tidak bisa tidur

nyenyak, sebentar tidur sebentar

bangun.

2. Pasien mengatakan tidak bisa tidur

Gangguan pola

tidur

Ketidaknyamanan fisik :

nyeri

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

kembali setelah terbangun

DO :

1. Wajah pasien terlihat sayu

2. Terlihat kantung mata

3. Pasien menunjukkan perilaku gelisah

DS :

1. Pasien mengatakan susah untuk

mengubah posisi karena nyeri

2. Keluarga pasien mengatakan pasien

melakukan seluruh aktivitasnya di

atas tempat tidur.

3. Pasien mengatakan dalam melakukan

aktivitas, selalu dibantu orang lain.

DO :

1. Selama sakit pasien melakukan

aktivitasnya dengan dibantu

keluarganya.

2. Pasien terbaring di tempat tidur.

3. Pasien bergerak dengan pelan-pelan

Hambatan

Mobilitas Fisik

Nyeri dan terapi

pembatasan aktifitas

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

C. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder tidak

adekuat ditandai dengan :

DS :

a. Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami luka ± 1cm di

pergelangan tangan kiri yang disertai dengan perdarahan

DO :

a. Pada tangan kanan terpasang infus NaCl 0,9% 16 tpm sejak 18

November 2013 dengan kondisi tidak ada kemerahan tidak ada

tanda-tanda infeksi dan tidak ada lesi.

b. Balutan infus terlihat bersih tidak ada rembesan.

c. Di pergelangan tangan kiri pasien terlihat luka ± 1cm

d. Tangan kiri terlihat dibalut dengan spalk sepanjang antebrachii,

balutan terlihat bersih.

e. Pemeriksaan darah

HGB : 11,1 g/dL

WBC : 14,1 103/μL

LYM% : 4,7 %

NEUT% : 39,2 %

LYM# : 0,7 103/μL

NEUT# : 12,5 103/μL

2. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan muskuloskeletal

ditandai dengan :

DS :

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

a. Pasien mengatakan nyeri di bagian tangan kirinya, nyeri saat

digerakkan.

b. Pasien mengatakan susah tidur karena merasakan kesakitan yang

luar biasa.

DO :

a. Pasien terlihat meringis menahan sakit

b. Tanda tanda vital

TD : 130/80 mmHg

HR : 88 x/menit

RR : 18 x/menit

VAS : 7 (0-10)

c. P : Saat digerakkan

Q : Ditusuk-tusuk

R : Pergelangan tangan

S : VAS : 7 (0-10)

T : Hilang timbul

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik : nyeri

ditandai dengan :

DS :

a. Pasien menyatakan sulit tidur karena tidak mendengarkan radio

yang biasanya pasien dengarkan sebelum memulai tidur.

b. Keluarga pasien mengatakan pasien tidak bisa tidur nyenyak,

sebentar tidur sebentar bangun.

c. Pasien mengatakan tidak bisa tidur kembali setelah terbangun

DO :

a. Wajah pasien terlihat sayu

b. Terlihat kantung mata

c. Pasien menunjukkan perilaku gelisah

4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan terapi

pembatasan aktifitas ditandai dengan :

DS :

a. Pasien mengatakan susah untuk mengubah posisi karena nyeri

b. Keluarga pasien mengatakan pasien melakukan seluruh

aktivitasnya di atas tempat tidur.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

c. Pasien mengatakan dalam melakukan aktivitas, selalu dibantu

orang lain.

DO :

a. Selama sakit pasien melakukan aktivitasnya dengan dibantu

keluarganya.

b. Pasien terbaring di tempat tidur

c. Pasien bergerak dengan pelan-pelan

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATANPERENCANAAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Resiko infeksi berhubungan

dengan pertahanan tubuh

sekunder tidak adekuat ditandai

dengan :

DS :

a. Keluarga pasien mengatakan

pasien mengalami luka ± 1cm di

pergelangan tangan kiri yang

disertai dengan perdarahan

DO :

a. Pada tangan kanan terpasang

infus NaCl 0,9% 16 tpm sejak

18 November 2013 dengan

kondisi tidak ada kemerahan

15 September 2014

13.30 WIB

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan selama 4x24

jam diharapkan pasien tidak

terkena infeksi, dengan

kriteria hasil :

1. Suhu pasien normal (36-

36,9oC)

2. Tidak terlihat tanda dan

gejala infeksi

3. Nilai pemeriksaan darah

normal

HGB : 11,5-15,5 g/dL

WBC : 4,5-10,3 103/μL

LYM% :19-48 %

15 September 2014

13.30 WIB

1. Observasi tanda-tanda vital pasien : TD, N,

S, RR

2. Observasi keadaan luka

3. Lakukan perawatan luka dengan teknik

aseptik

4. Lakukan perawatan terhadap prosedur

invasif seperti infuse

5. Batasi pengunjung

6. Ajarkan kepada pasien dan keluarga

mengenai pencegahan, tanda dan gejala

infeksi

15 September 2014

13.30 WIB

1. Mengidentifikasi kondisi vital

pasien

2. Mengidentifikasi adanya

infeksi maupun tidak

3. Mengendalikan penyebaran

mikroorganisme pathogen.

4. Untuk mengurangi resiko

infeksi nosokomial

5. Mencegah kontaminasi

silang

6. Keluarga dapat menjadi

pemberi informasi utama

pada perawat mengenai

keadaan pasien

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

tidak ada tanda-tanda infeksi

dan tidak ada lesi.

b. Balutan infus terlihat bersih

tidak ada rembesan.

c. Di pergelangan tangan kiri

pasien terlihat luka ± 1cm

d. Tangan kiri terlihat dibalut

dengan spalk sepanjang

antebrachii, balutan terlihat

bersih.

e. Pemeriksaan darah

HGB : 11,1 g/dL

WBC : 14,1 103/μL

LYM% : 4,7 %

NEUT% : 39,2 %

LYM# : 0,7 103/μL

NEUT# : 12,5 103/μL

NEUT% : 40-74 %

LYM# : 1-3,7 103/μL

NEUT# : 1,5-7 103/μL

4. Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan

tentang pencegahan,

tanda dan gejala infeksi

Vinda

7. Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan

drip metronidazole 3x500 mg

8. Jika di temukan tanda infeksi kolaborasi

untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan

leukosit.

Vinda

7. Antibiotik dapat membunuh

mikroorganisme penyebab

infeksi

8. Penurunan Hb dan

peningkatan jumlah leukosit

dari normal bisa terjadi

akibat terjadinya proses

infeksi

Vinda

2. Nyeri akut berhubungan dengan

kerusakan jaringan

muskuloskeletal ditandai dengan :

15 September 2014

13.30 WIB

Selama dilakukan tindakan

15 September 2014

13.30 WIB

1. Lakukan pengkajian nyeri

15 September 2014

13.30 WIB

1. Mengetahui tingkat nyeri

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

DS :

a. Pasien mengatakan nyeri di

bagian tangan kirinya, nyeri

saat digerakkan.

b. Pasien mengatakan susah tidur

karena merasakan kesakitan

yang luar biasa.

DO :

a. Pasien terlihat meringis

menahan sakit

b. Tanda tanda vital

TD : 130/80 mmHg

HR : 88 x/menit

RR : 18 x/menit

c. P : Saat digerakkan

Q : Ditusuk-tusuk

R : Pergelangan tangan

S : VAS : 7 (0-10)

keperawatan diharapkan

pasien mampu beradaptasi

dengan nyeri, dengan kriteria

hasil :

1. Tanda-tanda vital

TD : 130-150/80-90 mmHg

HR : 60-100 x/menit

RR : 16-20 x/menit

2. Pasien mampu mengontrol

nyeri

3. Pasien menyatakan nyeri

berkurang

Vinda

2. Ajarkan teknik non farmakologi : distraksi

relaksasi, nafas dalam

3. Kelola pemberian ketorolac 3x30 mg

Vinda

untuk menentukan intervensi

selanjutnya

2. Mengurangi nyeri pasien

3. Analgetik dapat mengurangi

rasa nyeri

Vinda

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

T : Hilang timbul

3. Gangguan pola tidur berhubungan

dengan ketidaknyamanan fisik :

nyeri ditandai dengan :

DS :

a. Pasien menyatakan sulit tidur

karena tidak mendengarkan

radio yang biasanya pasien

dengarkan sebelum memulai

tidur.

b. Keluarga pasien mengatakan

pasien tidak bisa tidur nyenyak,

sebentar tidur sebentar bangun.

c. Pasien mengatakan tidak bisa

tidur kembali setelah terbangun

DO :

a. Wajah pasien terlihat sayu

15 September 2014

13.30 WIB

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24

jam diharapkan pasien dapat

istirahat tidur dengan optimal,

dengan kriteria hasil :

1. Melaporkan istirahat tidur

malam yang optimal.

2. Tidak menunjukan

perilaku gelisah.

3. Wajah pasien tidak

terlihat sayu dan tidak

terlihat kantung mata

Vinda

15 September 2014

13.30 WIB

a. Lakukan pengkajian kecukupan tidur

b. Ciptakan suasana nyaman, kurangi atau

hilangkan distraksi lingkungan dan

gangguan tidur

c. Batasi pengunjung selama periode istirahat

yang optimal

d. Gunakan alat bantu tidur (mendengarkan

radio atau musik) untuk memulai pola tidur

e. Kolaborasi dengan dokter pemberian obat

tidur

Vinda

15 September 2014

13.30 WIB

a. Mengetahui pola tidur untuk

merencanakan intervensi

selanjutnya

b. Menurunkan kemungkinan

pengganggu tidur pasien

c. Membantu pasien untuk

beristirahat tidur dengan

tenang

d. Membantu pasien memulai

tidur yang adekuat sesuai

kebiasaa di rumah

e. Membantu pasien untuk tidur

Vinda

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

b. Terlihat kantung mata

c. Pasien menunjukkan perilaku

gelisah

4. Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan nyeri dan

terapi pembatasan aktifitas

ditandai dengan :

DS :

a. Pasien mengatakan susah

untuk mengubah posisi karena

nyeri

b. Keluarga pasien mengatakan

pasien melakukan seluruh

aktivitasnya di atas tempat tidur.

c. Pasien mengatakan dalam

melakukan aktivitas, selalu

dibantu orang lain.

DO :

15 September 2014

13.30 WIB

Selama dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan

mobilitas pasien tidak

terganggu, dengan kriteria

hasil :

1. Pasien meningkat dalam

aktivitas fisik

2. Pasien dan keluarga

mengerti cara dan tujuan

dari peningkatan mobilitas

fisik

Vinda

15 September 2014

13.30 WIB

1. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi

2. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan

ADL secara mandiri sesuai kemampuan

3. Bantu pasien saat mobilisasi

4. Ajarkan pasien dan keluarga cara

mengubah posisi yang benar dan berikan

bantuan jika diperlukan

Vinda

15 September 2014

13.30 WIB

1. Mengidentifikasi kemampuan

mobilisasi pasien

2. Meningkatkan motivasi

pasien untuk mobilisasi

secara mandiri

3. Mencegah terjadinya cedera

4. Mencegah pasien

mengalami cedera

Vinda

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

a. Selama sakit pasien melakukan

aktivitasnya dengan dibantu

keluarganya.

b. Pasien terbaring di tempat tidur.

c. Pasien bergerak dengan pelan-

pelan

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Dx Kep. Kegiatan Evaluasi

Resiko infeksi

PAGI

Senin, 15 September

2014

Jam 08.30 WIB

Memonitor tanda-tanda vital

Vindaa

Senin, 15 September 2014

Jam 08.40 WIB

S : Pasien mengeluhkan tangan kiri terasa sakit

O : Tanda-tanda vital

TD : 130/80 mmHg

S : 36,5° C

HR : 88 x/menit

RR : 18 x/menit

VAS : 7 (0-10)

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Monitor tanda-tanda vital

VindaaNyeri akut

Senin, 15 September

2014

Jam 08.45 WIB

Mengajarkan teknik non farmakologi : nafas dalam

Vindaa

Senin, 15 September 2014

Jam 08.45 WIB

S : Pasien menyatakan bisa nafas dalam

: Pasien menyatakan nyeri berkurang

O : Pasien terlihat mempraktikkan nafas dalam

dengan benar

: Pasien nampak meringis menahan sakit

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg

VindaaResiko Infeksi

Senin, 15 September Senin, 15 September 2014

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

2014

Jam 08.50 WIB

Mengobservasi keadaan luka dan merawat luka

Vindaa

Jam 09.00 WIB

S : Pasien mengatakan tangan kiri terasa sangat

sakit

O : Terlihat luka ± 1cm di pergelangan tangan

kiri pasien, tidak terlihat nanah dan perdarahan

: Pasien terlihat meringis menahan sakit

: Pemeriksaan darah

HGB : 11,1 g/dL

WBC : 14,1 103/μL

LYM% : 4,7 %

NEUT% : 39,2 %

LYM# : 0,7 103/μL

NEUT# : 12,5 103/μL

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Lakukan perawatan luka 2 hari sekali

VindaaNyeri Akut

Selasa, 16 September

2014

Jam 10.00 WIB

Injeksi obat ketorolac

Vindaa

Selasa, 16 September 2014

Jam 10.10 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan

sebelah kiri

O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute

IV

: Pasien terlihat meringis menahan nyeri

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg

VindaaResiko Senin, 15 September Senin, 15 September 2014

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

infeksi 2014

Jam 10.10 WIB

Injeksi cefotaxim dan drip metronidazole

Vindaa

Jam 10.15 WIB

S : -

O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip

metronidazole 500 mg masuk rute IV

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan

drip metronidazole 3x500 mg

VindaaResiko infeksi

PAGI

Selasa, 16 September

2014

Jam 08.30 WIB

Memonitor tanda-tanda vital

Vindaa

Selasa, 16 September 2014

Jam 08.40 WIB

S : Pasien mengatakan kepala terasa sedikit

pusing

O : Tanda-tanda vital

TD : 130/90 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 18 x/menit

S : 36,5° C

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Monitor tanda-tanda vital

: Batasi pengunjung

VindaaNyeri Akut

Selasa, 16 September

2014

Jam 10.15 WIB

Injeksi obat ketorolac

Selasa, 16 September 2014

Jam 10.20 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan

sebelah kiri

O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Vindaa IV

: Pasien terlihat meringis menahan nyeri

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg

VindaaResiko infeksi

Selasa, 16 September

2014

Jam 10.20 WIB

Injeksi cefotaxim dan drip metronidazole

Vindaa

Selasa, 16 September 2014

Jam 10.30 WIB

S : -

O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip

metronidazole 500 mg masuk rute IV

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan

drip metronidazole 3x500 mg

Vindaa

Resiko Infeksi

Selasa, 16 September

2014

Jam 11.10 WIB

Mengajarkan kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan, tanda dan gejala infeksi (rubor, kalor, dolor, tumor, fungsio laesa)

Selasa, 16 September 2014

Jam 11.15 WIB

S : Pasien dan keluarga menyebutkan

pencegahan, tanda dan gejala infeksi

O : Pasien dan keluarga terlihat mengangguk

mengerti

: Pasien dan keluarga mampu menyebutkan

semua tanda infeksi beserta pencegahannya

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Monitor tanda-tanda vital pasien

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Vindaa VindaaSelasa, 16 September

2014

Jam 11.30 WIB

Mengantar pasien ke kamar operasi untuk dilakukan operasi ORIF

Nyeri akut

Selasa, 16 September

2014

Jam 13.00 WIB

Mengukur tekanan darah post operasi ORIF

Vindaa

Selasa, 16 September 2014

Jam 13.05 WIB

S : -

O : Pasien terlihat lemah

: Tekanan darah post operasi ORIF : 120/80

mmHg

: Tangan kiri pasien terpasang back slab,

dibalut dengan kassa dan perban elastis

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Monitor tanda-tanda vital

VindaaResiko infeksi

PAGI

Rabu, 17 September

2014

Jam 08.30 WIB

Memonitor tanda-tanda vital

Vindaa

Rabu, 17 September 2014

Jam 08.40 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di tangan sebelah

kiri

O : Tanda-tanda vital

TD : 110/60 mmHg

S : 36° C

N : 84 x/menit

RR : 20 x/menit

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

P : Monitor tanda-tanda vital

VindaaNyeri akut

Rabu, 17 September

2014

Jam 08.40 WIB

Injeksi obat ketorolac

Vindaa

Rabu, 17 September 2014

Jam 08.44 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan

kiri

O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute

IV

: Pasien terlihat meringis menahan nyeri

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg

VindaaResiko infeksi

Rabu, 17 September

2014

Jam 10.00 WIB

Injeksi cefotaxim dan drip metronidazole

Vindaa

Rabu, 17 September 2014

Jam 10.10 WIB

S : -

O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip

metronidazole 500 mg masuk rute IV

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan

drip metronidazole 3x500 mg

VindaaResiko Infeksi

MALAM

Rabu, 17 September

2014

Jam 22.00 WIB

Injeksi cefotaxim dan drip

Rabu, 17 September 2014

Jam 22.05 WIB

S : -

O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip

metronidazole 500 mg masuk rute IV

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

metronidazole

VindaaA : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan

drip metronidazole 3x500 mg

VindaaNyeri akut

Rabu, 17 September

2014

Jam 22.05 WIB

Injeksi obat ketorolac

Vindaa

Rabu, 17 September 2014

Jam 22.10 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan

kiri berkurang

O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute

IV

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg

VindaaResiko infeksi

Kamis, 18 September

2014

Jam 05.30 WIB

Memonitor tanda-tanda vital

Vindaa

Kamis, 18 September 2014

Jam 05.40 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri

sudah berkurang

O : Tanda-tanda vital

TD : 120/70 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36,5° C

RR : 20 x/menit

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Monitor tanda-tanda vital

Vindaa

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Resiko Infeksi

PAGI

Jum’at, 19 September

2014

Jam 08.30 WIB

Memonitor tanda-tanda vital

Vindaa

Jum’at, 19 September 2014

Jam 08.40 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri

berkurang banyak

O : Tanda-tanda vital

TD : 150/80 mmHg

S : 36,2° C

RR : 20x/menit

N : 80 x/menit

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Monitor tanda-tanda vital

: Batasi pengunjung

VindaaResiko Infeksi

Jum’at, 19 September

2014

Jam 10.00 WIB

Melakukan injeksi cefotaxim dan drip metronidazole

Vindaa

Jum’at, 19 September 2014

Jam 10.05 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri

sudah berkurang

O : Injeksi cefotaxim 1 gram dan drip

metronidazole 500 mg masuk rute IV

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Kelola pemberian cefotaxim 2x1 gram dan

drip metronidazole 3x500 mg

VindaaNyeri akut

Jum’at, 19 September

2014

Jam 10.05 WIB

Jum’at, 19 September 2014

Jam 10.10 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Injeksi obat ketorolac

Vindaa

kiri berkurang

O : Ketorolac 30 mg + aquades 2cc masuk rute

IV

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg

VindaaNyeri Akut

Jum’at, 19 September

2014

Jam 13.00 WIB

Melakukan pengkajian nyeri

Vindaa

Jum’at, 19 September 2014

Jam 13.10 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri

sudah berkurang

O : Pasien terlihat tenang

: VAS : 2

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Kelola pemberian ketorolac 30 mg

VindaaResiko Infeksi

Jum’at, 19 September

2014

Jam 09.00 WIB

Mengobservasi dan melakukan perawatan luka post ORIF k wire

Vindaa

Jum’at, 19 September 2014

Jam 09.10 WIB

S : Pasien mengatakan tangan kirinya terasa

nyeri

O : Balutan terlihat kering dan bersih

: Luka jahitan terlihat lembab, tidak terlihat

perdarahan dan nanah

: Terlihat 2 daerah jahitan, masing-masing ±

1cm

: Jari-jari tangan kiri pasien terlihat edem

derajat 1

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Pasien BLPL

VindaaResiko Infeksi

PAGI

Sabtu, 20 September

2014

Jam 08.30 WIB

Memonitor tanda-tanda vital

Vindaa

Sabtu, 20 September 2014

Jam 08.40 WIB

S : Pasien mengeluhkan nyeri di tangan kiri

berkurang

O : Tanda-tanda vital

TD : 160/80 mmHg

S : 36,4° C

RR : 21 x/menit

N : 84 x/menit

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Monitor tanda-tanda vital

: Batasi pengunjung

VindaaGangguan pola tidur

Sabtu, 20 September

2014

Jam 08.40 WIB

Melakukan pengkajian kecukupan tidur

Vindaa

Sabtu, 20 September 2014

Jam 08.45 WIB

S : Keluarga pasien mengatakan semalam

pasien bisa tidur dengan nyenyak ± selama 5

jam

: Pasien mengatakan semalam bisa tidur

karena nyeri berkurang

O : Pasien tampak semangat

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

A : Masalah gangguan pola tidur teratasi

P : Pasien BLPL

: Ciptakan suasana nyaman, kurangi atau

hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan

tidur

: Batasi pengunjung selama periode istirahat

yang optimal

VindaaNyeri akut

Sabtu, 20 September

2014

Jam 10.00 WIB

Injeksi obat ketorolac

Vindaa

Sabtu. 20 September 2014

Jam 10.10 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di daerah tangan

kiri berkurang

O : Ketorolac 30mg+aquades 2cc masuk per IV

A : Masalah nyeri akut sebagian teratasi

P : Pasien pulang

: Ajarkan pasien dan keluarga cara

mengurangi odem, cara menggunakan tripod

dan merawat luka post operasi

VindaaResiko Infeksi

Sabtu, 20 September

2014

Jam 10.00 WIB

Melakukan injeksi cefotaxim dan aff infus

Vindaa

Sabtu, 20 September 2014

Jam 10.05 WIB

S : Pasien mengatakan nyeri di tangan kiri

sudah berkurang

O : Injeksi cefotaxim 1 gram masuk rute IV

A : Masalah resiko infeksi sebagian teratasi

P : Pasien pulang

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

VindaaHambatan mobilitas fisik

Sabtu, 20 September

2014

Jam 13.00 WIB

Mengajarkan pasien dan keluarga cara mengurangi odem, cara menggunakan tripod dan merawat luka post operasi (hindari dari air, mengubah posisi tangan kiri, melarang angkat berat, melarang menggerakkan pergelangan tangan kiri)

Vindaa

Sabtu, 20 September 2014

Jam 13.20 WIB

S : Keluarga pasien mengatakan akan

memastikan pasien tidak akan mengangkat

beban berat dan menggerakkan pergelangan

tangan kiri

O : Keluarga pasien terlihat mengangguk

mengerti

: Pasien terlihat mobilisasi duduk, berdiri

dan kemudian berjalan dengan

menggunakan tripod

A : Masalah hambatan mobilitas fisik teratasi

P : Pasien pulang

Vindaa

BAB IIIKESIMPULAN

Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan Ny. P dengan

diagnosa medis fraktur tertutup radius ulna sinistra pre dan post operasi orif

k wire yang sudah dirawat di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro selama 7 hari di

Bangsal Melati 3 adalah

1. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder tidak

adekuat sebagian teratasi

2. Nyeri akut dengan kerusakan jaringan muskuloskeletal sebagian teratasi

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik : nyeri

teratasi

4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan terapi

pembatasan aktivitas teratasi

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, Engram. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:

EGC

Carpenito, Lynda Juall. 2007. Rencana Asuhan dan Pendokumentasian.

Keperawatan. Alih Bahasa Monika Ester. Edisi 2. Jakarta : EGC

Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Jakarta: ECG

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN DIAGNOSA MEDIS  FRAKTUR TERTUTUP RADIUS ULNA SINISTRA PRE DAN POST OPERASI ORIF K WIRE

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius

Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Muskuloskeletal. Jakarta: EGC

Price, A. S. dan Wilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC

Smeltzer, S. C dan Bare, B. G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner Suddarth. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC