asuhan keperawatan pada kliien yo revisi 22 april
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “PM”
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG RSI BISMA, RSJ PROVINSI BALI, BANGLI
TANGGAL 22- 24 APRIL
I. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pukul 10.00 Wita di Ruang Rsi
Bisma, RSJ Provinsi Bali di Bangli. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan
klien, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medik klien.
A. Pengumpulan Data
Identitas Klien Penanggung
Nama : PM : KA
Umur : 37 tahun : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki : Laki -laki
Agama : Hindu : Hindu
Pekerjaan : - : I
Pendidikan : S1 : SMA
Suku/bangsa : Bali/Indonesia : Bali/Indonesia
Alamat : Dusun cucukan, Desa Selat, Klungkung
Status : Belum menikah : Sudah Menikah
No.CM : 013986
Hubungan dengan klien : Ayah klien
B. Alasan dirawat
a. Keluhan Utama
1) Saat MRS
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 17 Desember 2012 pada pukul
WITA. Klien dikeluhkan oleh keluarga, sering telanjang di jalan dan
sering pergi kepasar memunggut semua sampah yang dilihatnya dan
dibawa pulang serta pasien sering menggamuk dirumahnya dan merusak
tanaman dihalamannya dan memukul ayahnya.
2) Saat pengkajian
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 22 April 2013, klien
mengatakan sering mendengar suara-suara yang mengajaknya mengobrol
tapi pasien tidak megetahui suara itu siapa.
C. Faktor predisposisi
1. Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di
RSJ Provensi Bali sebanyak 24 kali sejak 2004.
2. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak mau minum obat,
klien merasa dirinya sudah sebuh dan tidak mau minum obat lagi.
D. Faktor presipitasi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan pernah dirawat di RSJ
Provensi Bali sebanyak 24 kali sejak 2004. Awalnya pasien stres karena tidak
kunjung mendapatkan pekerjaan dan membuat tertekan mengakibatkan depresi.
E. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Baik
2) Ukuran tubuh`: 60 kg
Berat badan : 160 cm
3) Tanda – tanda vital
TD : 120/80 mmHg S : 36,6o C
N : 90 x / menit RR : 20 x / menit
F. Psikososial
1) Genogram
Keterangan gambar :
: Laki-laki : tinggal serumah
: Perempuan : Meninggal
: Klien
: Orang terdekat
Penjelasan :
Klien merupakan anak pertama dari dua bersaudara, di keluarga klien tidak
ada riwayat gangguan jiwa. Klien belum menikah dan tinggal serumah
dengan ayahnya.
2) Konsep diri
a) Gambaran Diri
Klien mengatakan menerima keadaan dirnya. Tidak ada bagian tubuh
yang dibanggakan ataupun yang tidak disukainya.
b) Identitas Diri
Klien senang sebagai laki-laki dan dapat menerima status dan posisi
dalam lingkungan sekitarnya.
c) Peran Diri
Klien mengatakan sehari – hari bekerja serabutan.
d) Ideal diri
Klien mengatakan tidak ada keiginan yang belum tercapai, klien
merasa puas dengan hidupnya sekarang.
e) Harga Diri
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga,perawat, dan teman satu
ruangan terjalin dengan baik, dan tidak terdapat hambatan dalam
berkomunikasi dengan siapapun.
3) Hubungan sosial
a. Klien mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah ayahnya.
b. Peran serta dalam kelompok masyarakat
Klien mengatakan jarang bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan jarang keluar rumah dan bersosialisasi dengan
tetangganya karena pasien merasa minder
Masalah Keperawatan : Menarik Diri
4) Spiritual
Klien beragama Hindu, klien mengatakan yakin dan percaya dengan
adanya tuhan. Klien mengatakan sebelum sakit biasanya melakukan
persembahyangan dirumah dan semenjak masuk RSJ klien juga bersedia
untuk melaukukan terapi religi di padmasana RSJ.
G. Status Mental
1) Penampilan
Pada saat pengkajian, penampilan klien cukup rapi, klien mengenakan baju
berwarna putih dan menggunakan celana trening.
2) Pembicaraan
Klien mau menjawab pertanyaan dari perawat.
3) Aktifitas motorik
Saat pengkajian klien tenang. Klien mau bicara bila ditanya oleh perawat.
Klien biasanya duduk sambil menonton televisi di ruang tunggu dan
menyapu di sekitar ruang tunggu.
4) Alam perasaan
Klien tampak tenang saat pengkajian.
5) Afek
Afek klien tumpul, hanya bereaksi bila ada stimulus yang kuat.
6) Aktivitas motorik
Pasien tampak tenang, kegiatan pasien di ruangan pasien sering jalan –
jalan dan memberihkan ruangan seperti mengepel dan menyapu serta
mengambil makanan di dapur rumah sakit untuk makan pagi, siang, dan
malam
7) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien kooperatif, dengan ekspresi wajah bersahabat.
Walaupun terkadang diperlukan penegasan pertanyaan karena pasien
kehilangan fokus.
8) Persepsi
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara, tapi pasien tidak
mengetahui siapa yang berbicara. Klien sering mendengar suara-suara
tersebut pada saat tengah hari.
Masalah keperawatan : gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
9) Proses pikir
Selama pengkajian klien dapat mengungkapkan masalahnya dengan baik,
dan topik yang dibicarakan berhubungan. Klien mau dan mampu
menjawab pertanyaan dari perawat. Klien tidak memiliki keyakinan yang
berlebih tentang dirinya. Pernyataan terhadap dirinya sesuai realia ( saat
ditanya nama dan alamat rumahnya ), klien menjawab dengan benar sesuai
realita.
10) Tingkat kesadaran
Orientasi klien terhadap tempat, orang, dan waktu cukup baik. Klien
mampu menyebutkan siapa namanya, alamat rumahnya, dan sudah berapa
lama dirawat di RSJ.
11) Memori
Klien mampu mengingat peristiwa yang terjadi sebelumnya dan pada saat
ini. Saat ditanya sudah berapa lama dirawat di RSJ, klien mampu
menjawabnya.
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
Saat diajak berbicara, fokus klien cukup baik dan perhatian klien juga
cukup baik. Klien juga mampu menghitung ketika ditanyai jumlah perawat
yang sedang dinas.
13) Daya tilik diri
Klien tidak mengingkari penyakit yang dideritanya.
14) Kemampuan penilaian
Klien mampu memutuskan dan memilih, apabila dihadapkan pada dua
pilihan seperti : mana yang klien mau pilih mandi dulu atau makan dulu,
dengan alasan tertentu.
H. Kebutuhan perencanaan pulang
1) Perawatan diri
Pasien mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri dalam hal mandi (2
kali sehari, pagi dan sore hari), makan, BAB, dan BAK serta mengenakan
pakaian.
2) Makan /minum
Klien makan 3x sehari dan porsi yang disediakan selalu habis dengan
menu yang disediakan dari rumah sakit dan makan bersama-sama dengan
teman – temannya. Cara makannya cukup baik dan sopan, yaitu makan
sambil duduk bersila di kursi.
3) Istirahat tidur
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam hal tidur, baik
kesulitan saat memulai tidur, maupun terbangun saat tidur. Klien biasa
tidur pada malam hari pada pukul 20.00 wita sampai dengan pukul 06.00
wita dan tidur siang selama 2 jam.
4) Penggunaan obat
Klien mau minum obat secara teratur setiap hari. Klien juga mengetahui
dosis, waktu, dan cara pemberian obat tersebut.
5) Pemeliharaan kesehatan
Klien mendapat dukungan dari keluarga. Mereka berharap klien cepat
sembuh, klien mengatakan akan melakukan perawatan lanjutan setelah
klien pulang dari rumah sakit dan mengajak klien untuk tetap kontrol ke
pelayanan kesehatan.
6) Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan dirumah biasanya dia ikut membantu keluarganya
untuk membersihkan rumahnya.
7) Aktivitas di luar rumah
Untuk aktivitas di luar rumah pasien jarang keluar rumah.
I. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan klien adaptif, klien mau berbicara dengan
perawat tentang masalah yang dihadapi. Reaksi klien cukup baik dalam berespon
terhadap pertanyaan petugas.
J. Masalah psikososial dan lingkungan
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya cukup
baik. Pasien biasa ngobrol dengan teman sekamarnya, duduk sambil menonton
televisi dengan pasien yang lain. Namun pasien senang menyendiri duduk di
ruang tunggu.
Masalah keperawatan : menarik diri
K. Aspek pengetahuan
Klien mengetahui jam berapa pasien minum obat dan warna obat yang diminum
setiap harinya.
L. Aspek medis
1) Diagnosa Medis : Skizofrenia Hebefrenik
2) Therapi Medis
a. Saat MRS
Cpz 1 x 100 mg
Stelosi 2 x 5 mg
TXP 1 x 2 mg
b. Saat pengkajian
Cpz 1 x 100 mg
Stelosi 1 x 5 mg
M. Daftar masalah
1. Menarik diri
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
3. Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan
N. Pohon masalah
Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi pendengaran
Kerusakan interaksi sosial : Menarik diri
Keterangan :
: Core Problem
: Hubungan sebab akibat
II. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran berhubungan dengan kerusakan
interaksi sosial : menarik diri
Hari / tanggal / waktu
Analisa Masalah Diagnosa Keperawatan
Senin, 22 April 2013
DS : Klien mengatakan sering mendengar suara – suara yang mengajaknya mengobrol.
DO : klien tampak begong dan sesekali berbicara sendiri di pojok ruangan atau di tempat tidurnya.
Gangguan persepsi sensori :
Halusinasi pendengaran
III. Perencanaan
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “PM”
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG RSI BISMA, RSJ PROVINSI BALI, BANGLI
TANGGAL 22 – 24 APRIL 2013
Nama klien : PM Dx Medis : Skizofrenia Hebefrenik
No CM : 013986 Ruangan : Rsi Bisma
TglNo
Dx
Diagnosa
keperawatan
Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
22/4-
2013
1 Gangguan
persepsi
sensori:
halusinasi
pendengaran
TUM :
Klien dapat
mengontrol halusinasi
yang dialaminya.
TUK 1 :
Klien dapat membina
hubungan saling
percaya
1. Setelah dilakukan 4 x
pertemuan, selama 3 hari,
selama 15 menit, diharapkan
klien menunjukkan tanda-
tanda percaya kepada
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik dengan cara:
- sapa klien dengan ramah, baik verbal
maupun non verbal
perawat :
- Ekspresi wajah
bersahabat
- Menunjukkan rasa
senang
- Ada kontak mata, mau
berjabat tangan
- Mau menyebutkan nama
- Mau menjawab salam
- Klien mau duduk
berdampingan dengan
perawat
- Mau mengutarakan
maslah yang dihadapi
- perkenalkan diri dengan sopan
- tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggila yang disukai
- jelaskan tujuan pertemuan
- jujur dan menepati janji
- tunjukkan sikap empati dan menerima
klien apa adnya
- berikan perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
TUK 2 :
Klien dapat mengenal
halusinasinya
2. Setelah dilakukan 4 x
pertemuan, selama 3 hari,
selama 15 menit,
diharapkan :
- klien menyebutkan isi,
waktu, frekuensi, situasi
dan kondisi yang
2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara
jelas dan bertahap
2.2 Observasi tingkah laku pasien terkait
dengan halusinasi, jika menemukan klien
yang sedang halusinasi :
- Tanyakan apakah klien mengalami
menimbulkan halusinasi
- klien menyatakan
perasaan dan responnya
saat mengalami
halusinasi (marah, takut,
cemas, sedih, senang,
cemas, jengkel).
sesuatu (halusinasi)
- Jika klien menjawab ya, tanyakan apa
yang sedang dialaminya
- Katakan bahwa perawat percaya klien
mengalami hal tersebut, namun
perawat sendiri tidak mengalaminya.
(dengan nada bersahabat tanpa
menuduh atau menghakimi)
- katakan bahwa klien lain yang
mengalami hal yang sama
- katakan bahwa perawat akan
membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi,
klasifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan klien :
- isi, waktu, dan frekuensi (pagi, siang,
sore, malam, atau sering dan kadang-
kadang)
- situasi menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
2.3 Diskusikan dengan klien apa yang
dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri
kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya.
2.4 Diskusikan dengan klien apa yang
dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut
2.5 Diskusikan tentang cara yang dilakukan
selama ini untuk mengontrol halusinasinya
TUK 3 :
Klien dapat
mengontrol
halusinasinya
3. Setelah dilakukan 4 x
pertemuan, selama 3 hari,
selama 15 menit,
diharapkan :
- Klien menyebutkan
tindakan yang biasanya
dilakukan untuk
mengendalikan
halusinasinya
- Klien menyebutkan cara
baru mengontrol
halusinasi
3.1 Identifikasi bersama klien cara atau
tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi (tidur, marah, menyibukkan
diri, dll)
3.2 Diskusikan cara dan manfaat yang
digunakan klien
- Jika cara yang digunakan adaptif beri
pujian
- Jika cara yang digunakan maladaptive
diskusikan kerugian cara tersebut
3.3 Diskusikan cara baru untuk memutuskan
atau mengontrol timbulnya halusinasi
- Klien memilih dan
memperagakan cara
mengatasi halusinasi
- Katakan pada diri sendiri bahwa ini
tidak nyata (“saya tidak mau dengar!”
pada saat halusinasi terjadi)
- Menemui orang lain (perawat/teman/
anggota keluarga) untuk menceritakan
halusinasina
- Membuat dan melaksanakan jadwal
kegiatan sehari-hari yang telah disusun
- Meminta klien untuk teratur meminum
obat yang telah diberikan perawat
3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah
dianjurkan dan latih untuk mencobanya
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara
yang dipilih
3.6 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan
dilatih, jika berhasil beri pujian
TUK 4 :
Klien dapat dukungan
keluarga dalam
mengontrol halusinasi
4. Setelah dilakukan 4 x
pertemuan, selama 3 hari,
selama 15 menit,
diharapkan :
4.1 Buat kontrak dengan keluarga (waktu,
tempat dan topik)
4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat
keluarga berkunjung atau kunjungan
- Keluarga menyebutkan
pengertian, tanda, dan
gejala, proses terjadinya
halusinasi, dan tindakan
untuk mengendalikan
halusinasi
rumah)
- pengertian halusinasi, tanda dan gejala
halusinasi, proses terjadinya halusinasi,
cara yang tepat dilakukan klien dan
keluarga untuk memutus halusinas,
obat-obatan halusinasi
- cara merawat anggota keluarga yang
halusinasi di rumah (beri kegiatan,
jangan dibiarkan sendiri, bepergian
bersama, memantau obat-obatan dan
cara pemberiannya untuk mengatasi
halusinasinya
- beri informasi waktu control ke rumah
sakit dan bagaimana cara mencari
bantuan jika halusinasi tidak dapat
diatasi di rumah.
4.3 Diskusikan bersama klien tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
4.4 Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
TUK 5 :
Klien dapat
memanfaatkan obat
dengan baik
5. Setelah dilakukan 4 x
pertemuan, selama 3 hari,
selama 15 menit,
diharapkan :
- Klien menyebutkan manfaat
minum obat; kerugian tidak
minum obat; nama, warna,
dosis, efek samping obat dan
efek terapi.
- Mendemonstrasikan
penggunaan obat dengan
benar
- Menyebutkan akibat berhenti
minum obat tanpa konsultasi
dokter
5.1 Diskusi dengan klien tentang manfaat dan
kerugian tidak minum obat, nama, warna,
cara, dosis, efek terapi, dan efek samping
penggunaan obat.
5.2 Pantau klien saat penggunaan obat.
5.3 Beri pujian bila klien dapat menggunakan
obat dengan benar
5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat
tanpa konsultasi dengan dokter
5.5 Anjurkan klien untuk konsultasi kepada
dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan
IV. Implementasi
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “YO”
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG RSI BISMA, RSJ PROVINSI BALI, BANGLI
TANGGAL 22 – 24 APRIL 2013
Hari/tanggal/
jam
No.
TUKTindakan Keperawatan Evaluasi Respon Paraf
Senin,
22 April 2013
Pukul 10.00
Wita
1 Membina hubungan saling percaya
dengan klien.
1. Mengucapkan salam
“Selamat pagi, Pak”
2. Perkenalkan diri dengan klien
“Perkenalkan, nama saya LS”
3. Memanggil nama klien dengan
sebutan yang disukainya
“Nama Bapak siapa? Senang
dipanggil siapa?”
4. Menjelaskan tujuan dengan jelas
dan membuat kontrak dengan
klien
“Bagaimana kalau sekarang
Bapak bercerita kepada saya
tentang keadaan bapak saat
ini?”
S: “Selamat pagi! Nama
saya PM. Ya, mau
tanya apa?”
O: Klien mau
membalas salam, mau
berjabat tangan, ada
kontak mata, klien tahu
nama perawat.
1 Meyakinkan klien agar mau terbuka
dan dapat menjalin hubungan saling
percaya dengan perawat
“Bapak tidak perlu cemas dan takut
kepada saya. . Ungkapkan saja apa
yang Bapak rasakan saat ini. Saya
akan berusaha membantu
mengatasi masalah Bapak.”
S: “Iya, Bu.”
O: Kontak mata klien
dengan perawat baik.
1 Melakukan pendekatan dengan
klien
1. Menanyakan asal klien
“Bapak berasal darimana?”
2. Menanyakan bagaimana klien
bisa berada di rumah sakit
“Bapak masih ingat tidak siapa
yang membawa ke sini?
Menurut Bapak, Bapak dibawa
ke sini karena apa?”
S: “Saya dari
Klungkung. Saya
diantar sama Satpol PP
dan ayah saya.Saya
tidak tau kenapa saya
dibawa ke RSJ tapi
pasien mengatakan
sering mendengar suara
– suara yang tidak
diketahui sumbernya”
O: Klien menjawab
dengan tegas, kontak
mata klien baik dengan
perawat baik.
1 Memberi kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
“Bagaimana perasaan Bapak ketika
dibawa kesini?”
S: “Biasa saja.”
O: Klien menjawab
dengan santai, kontak
mata klien dengan
perawat baik.
1 Memberikan perhatian dan
menunjukkan kepedulian kepada
klien
“Bapak sudah makan pagi ini?”
S: “Iya, sudah tadi”
O: Kontak mata klien
dengan perawat baik.
1 Melakukan perpisahan dan kontrak
dengan klien “Silahkan Bapak
kembali ke ruangan dan
beristirahat. Besok kita bertemu
lagi jam 9 pagi ya, Pak!”
S: “Iya, Bu!”
O: Klien kembali ke
ruangan.
Selasa, 2 Salam terapeutik “Selamat pagi S: “Selamat pagi!”
23 April 2013
Pukul 09.00
Wita
Bapak, masih ingat dengan saya?” O: Kontak mata klien
dengan perawat baik.
2 Memberi kesempatan kepada klien
untuk mengenali halusinasinya.
“Seperti apa suara-suara yang
Bapak dengar itu?”
“Apa yang Bapak rasakan saat
mendengar suara-suara tersebut?”
“Pada saat bagaimana bapak dengar
suara-suara tersebut ?”
S: “Saya biasa
mendengar suara-suara
yang mengajak saya
untuk mengobrol, suara
itu muncul biasanya
ketika saya begong dan
tengah malam ketika
saya akan tidur .”
O: Klien menjawab
dengan cukup lancar
dengan menyebutkan
isi, frekuensi dan waktu
terjadinya halusinasi
dan sesekali menatap
perawat.
2 Melakukan kontrak dan perpisahan
dengan klien “Nah, kita akhiri dulu
ngobrol-ngobrolnya hari ini ya,
Pak. Nanti kita lanjutkan lagi.
Bagaimana kalau nanti jam 11
siang ?”
S: “Iya, Bu.”
O: Kontak mata klien
dengan perawat baik.
2 Mengevaluasi perasaan klien
“Bagaimana perasaan Bapak
setelah mengobrol tadi?”
S: “Biasa saja, Bu.”
O: Kontak mata klien
dengan perawat baik.
Selasa,
23 April 2013
Pukul 11.00
3 Salam terapeutik “Selamat siang,
Pak. Bagaimana keadaannya hari
ini?”
S: “Selamat siangi. Ya
saya merasa lebih
ringan.”
Wita O: Klien tersenyum,
kontak mata klien
dengan perawat baik.
3 Mengidentifikasi cara yang
dilakukan klien saat terjadi
halusinasi
“Saat Bapak mendengar bisikan-
bisikan yang Bapak bilang kemarin,
apa yang Bapak lakukan?”
S: “Ya saya diam saja
dan sesekali menjawab
obrolan dari suara
tersebut.
O: Kontak mata klien
dengan perawat baik.
3 Mendiskusikan cara baru untuk
mengontrol timbulnya halusinasi
“Saya punya cara baru untuk
mengendalikan/mengontrol
timbulnya halusinasi atau bisikan-
bisikan yang Bapak dengar.”
1. Katakan “saya tidak mau dengar
kamu”
“Kalau Bapak mulai mendengar
bisikan itu, cara pertama yang
dapat Bapak lakukan yaitu
katakan “Saya tidak mau
mendengar kamu,
pergi..pergi..”.
2. Menemui orang lain untuk
bercakap-cakap.
“Cara yang kedua, Bapak bisa
langsung menemui teman-teman
Bapak disini atau perawat di
ruangan untuk diajak
mengobrol. Ini dapat
mengalihkan bisikan-bisikan
S: “Iya, Bu. Saya
paham, nanti saya coba
cara-cara itu.”
O: Klien mendengarkan
dengan baik, menjawab
dengan penuh
keyakinan, kontak mata
klien dengan perawat
baik.
yang Bapak dengar, sehingga
suara itu menghilang dengan
sendirinya.”
3. Melihat jadwal kegiatan sehari-
hari agar halusinasi tidak sempat
muncul.
“Kemudian cara yang ketiga,
Bapak bisa menyibukkan diri
dengan berbagai kegiatan yang
bermanfaat. Jangan biarkan
waktu luang Bapak digunakan
untuk bengong atau melamun
saja.”
Membantu klien memilih cara yang
sudah dianjurkan dan latih untuk
mencobanya
“Kegiatan apa yang biasa Bapak
lakukan disini untuk mengisi waktu
luang?”
“Bagaimana jika nanti kita
melakukannya supaya Bapak tidak
banyak bengong?
S : “saya biasanya
menonton tv atau
dengan cara
membersihkan
ruangan.”
O : “pasien kooperatif
dan nampak menonton
tv dengan seksama”
3 Melakukan kontrak dan perpisahan
dengan klien
“Ini sudah 15 menit, Pak. Kita
akhiri dulu, ya. Bapak silahkan
istirahat. Nanti cara-cara yang saya
berikan bisa Bapak coba jika Bapak
mendengar bisikan-bisikan itu
lagi.”
S: “Iya, Bu.
Terimakasih.”
O: Klien kembali ke
ruangan.
Rabu, 24 April 4 Memberi pemahaman tentang S : klien mengerti
Pukul 10.00
Wita
pentingnya obat yang diminum bagi
kesembuhanya.
- Diskusi dengan klien tentang
manfaat dan kerugian tidak
minum obat, nama, warna, cara,
dosis, efek terapi, dan efek
samping penggunaan obat
- Memotivasi klien untuk minum
obat
tentang penjelasan
mengenai obat yang
diminum.
Klien mengatakan
bersedian minum obat
secara teratur.
V. Evaluasi
Hari/Tgl Dx Kep Evaluasi Paraf
Rabu,
24 April
2013
1 S : Klien mengatakan masih mendengar suara – suara
yang mengajaknya mengobrol
O:
- klien nampak tenang ketika diajak mengobrol.
- Kontak mata baik
- Klien tampak masih berbicara sendiri saat
pasien begong
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Bangli, 24 April 2013
Pembimbing Praktek Mahasiswa
Ns. I Made Murdana, S.Kep Komang Sri Lestari
NIP. 196004101990031015 NIM. P07120011102
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Drs. IGN. Putra, M.Kes.
NIP . 195012311971091006