asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin

11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN “DIABETES MELITUS TIPE 1” Skenario 1: Seorang ibu umur 58 tahun, datang kedokter dengan keluhan sering kencing yang dialami sejak 2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4-5 kali semalam untuk buang air kecil. Penderita juga sering haus dan tenggorokan terasa kering. Penderita juga sering merasa lapat. Berat badan penderita juga terasa sudah mulai menurun. Ibu penderita juga menderita sakit seperti ini. A. Pengkajian 1. Identitas klien Jenis kelamin : perempuan Umur : 58 tahun 2. Data Dasar Pengkajian - Aktifitas/istirahat: gangguan tidur - Eliminasi: sering kencing, sering terbangun malam hari untuk BAK 4-5 kali - Makanan/cairan: sering haus, sering lapar, BB menurun, tenggorokan kering - Penyuluhan dan pembelajaran: Faktor resiko keluarga. 3. Identifikasi Data Data Subjektif Data Objektif - Pasien mengeluh sering kencing

Upload: zulvikar-matike

Post on 21-Jan-2016

477 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

ENDOKRIN

“DIABETES MELITUS TIPE 1”

Skenario 1:

Seorang ibu umur 58 tahun, datang kedokter dengan keluhan sering kencing yang

dialami sejak 2 bulan terakhir. Penderita sering terbangun 4-5 kali semalam untuk buang air

kecil. Penderita juga sering haus dan tenggorokan terasa kering. Penderita juga sering merasa

lapat. Berat badan penderita juga terasa sudah mulai menurun. Ibu penderita juga menderita

sakit seperti ini.

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 58 tahun

2. Data Dasar Pengkajian

- Aktifitas/istirahat: gangguan tidur

- Eliminasi: sering kencing, sering terbangun malam hari untuk BAK 4-5 kali

- Makanan/cairan: sering haus, sering lapar, BB menurun, tenggorokan kering

- Penyuluhan dan pembelajaran: Faktor resiko keluarga.

3. Identifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif

- Pasien mengeluh sering kencing

- Pasien mengatakan sering

terbangun 4-5 kali semalam untuk

BAK

- Pasien mengeluh sering haus dan

tenggorokan terasa kering

- Pasien mengatakan sering lapar

- Pasien merasakan BB nya sudah

mulai menurun

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

4. Analisa Data

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

No Data Etiologi Masalah

1 DS:

- Pasien mengatakan

sering lapar

Insulin tidak melekat

pada reseptor

Intak glukosa ke

jaringan tidak adekuat

Sel tubuh menjadi lapar

Hypothalamus

Respon otak rasa lapar

Asupan adekuat

Insulin tidak mampu

membawa glukosa ke

jaringan

Ketidak seimbangan

nutrisi

Ketidak

seimbangan

nutrisi

2

2

-Pasien mengeluh

sering BAK

Insulin ↓

Intake glukosa ke

jarring tidak adekuat

Glukosa darah ↑

Hiperfiltrasi

Glukusa dan Na

diserap diginjal

Poliuria

Kurang volume cairan

kurang volume

cairan

S

3

- Pasien

mengatakan sering

BAK tengah

malam

Glukosa dan Na

diserap diginjal

Ginjal tidak mampu

memetakan urin dengan

Pola tidur

terganggu

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

a. Penyakit utama: Diabetes Melitus tipe 1

b. Respon utama: Sering lapar (polifagia)

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

c. Penyimpangan KDM Diabetes Melitus Tipe 1

Malfungsi pancreas

Insulin ↓

Intake glukosa ke

jaringan inadekuat

Sel lapar

Hipothlamus

Respon otak rasa lapar

Asupan adekuat

Insulin tidak mampu/

Tidak ada membawa

Glukosa ke jaringan

PERUBAHAN NUTRISI

KURANG DARI KEBUTUH

Glukosa darah ↑

Hiperfiltrasi

Glukosa dan Na diserap di ginjal

Poliuria

KURANG VOLUME CAIRAN

Ginjal tidak mampu memetakan urine

dengan baik

Nokturia

GANGGUAN POLA TIDUR

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

B. Rumusan Diagnosa

1. Kekurangan Volume Cairan b/d dieresis osmotic (dari hiperglikemia)

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakcukupan insulin

(penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh jaringan mengakibatkan

peningkatan metabolisme protein atau lemak.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan sensorik SSP: Faktor –

faktor eksternal (penggunaan stimulan), faktor – faktor internal (tekanan

psikologis).

C. Intervensi Keperawatan dan Rasional

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik (dari

hiperglikemia)

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan cairan

pasien terpenuhi

Kriteria hasil: haluaran urine tepat secara individu

INTERVENSI RASIONAL

1. Dapatkan riwayat pasien atau orang

terdekat sehubungan dengan lamanya

atau intensitas dari gejala seperti

muntah, pengeluaran urine yang sangat

berlebihan.

2. Pantau tanda – tanda vital, catat adanya

perubahan TD ortostatik.

1. Membantu dalam memperkirakan

kekurangan volume total. Tanda dan

gejala mungkin sudah ada pada

beberapa waktu sebelumnya (beberapa

jam sampai beberapa hari). Adanya

proses infeksi mengakibatkan demam

dan keadaan hipermetabolik yang

meningkatkan kehilangan air tidak

kasat mata.

2. Hipovolemia dapat dimanifestasikan

oleh hipotensi dan takikardia. Perkiraan

berat ringannya hipovolemia dapat

dibuat ketika tekanan darah sistolik

pasien turun lebih dari 10 mmHg dari

posisi berbaring ke posisi duduk atau

berdiri.

Catatan: Neuropati jantung

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

3. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler,

turgor kulit, dan membran mukosa.

4. Pantau masukan dan pengeluaran, catat

berat jenis urine.

5. Berikan terapi cairan sesuai dengan

indikasi;

Normal salin atau setengan

normal salin dengan atau tanpa

dektrosa.

dapat memutuskan refleks – refleks

yang secara normal meningkatkan

denyut jantung.

3. Merupakan indikator dari tingkat

dehidrasi, atau volume sirkulasi yang

adekuat.

4. Memberikan perkiraan kebutuhan akan

cairan pengganti, fungsi ginjal, dan

keefektifan dari terapi yang diberikan.

5. Tipe dan jumlah dari cairan tergantung

pada derajat kekurangan cairan dan

respon pasien secara individual.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakcukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa oleh

jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein atau lemak.

Tujuan: diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan nutrisi kurang dari

kebutuhan dapat teratasi

Kriteria hasil: tidak terjadi penurunan BB, penurunan nafsu makan,

INTERVENSI RASIONAL

1. Timbang berat badan setiap hari atau

sesuai indikasi.

2. Berikan makanan cair yang

mengandung zat makanan (nutrient)

dan elektrolit dengan segera jika pasien

sudah dapat mentoleransinya melalui

pemberian cairan melalui oral. Dan

selanjutnya terus mengupayakan

pemberian makanan yang lebih padat

1. Mengkaji pemasukan makanan yang

adekuat (termasuk absorbsi dan

utilisasinya.

2. Pemberian makanan melalui oral lebih

baik jika pasien sadar dan fungsi

gastrointestinal baik.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

sesuai dengan yang dapat ditoleransi.

3. Libatkan keluarga pasien pada

perencanaan makan ini sesuai dengan

indikasi.

4. Lakukan pemeriksaan gula darah

dengan menggunakan “finger stick”.

3. Meningkatkan rasa keterlibatannya;

Memberikan informasi pada

keluarga untuk memahami kebutuhan

nutrisi pasien.

Catatan: Berbagai metode

bermanfaat untuk perencanaan diet

meliputu pergantian daftar menu,

sistem perhitungan kalori, indeks

glikemik atau seleksi awal menu.

4. Analisa di tempat tidur terhadap gula

darah lebih akurat (menunjukkan

keadaan saat dilakukan pemeriksaan)

daripada memantau gula darah urine

(reduksi urine) yang tidak cukup akurat

untuk mendeteksi fluktuasi kadar gula

darah dan dapat dipengaruhi oleh

ambang ginjal pasien secara individual

atau adanya retensi urine/gagal ginjal.

Catatan: Beberapa penelitian

telah menemukan bahwa glukosa urin

20% berhubungan dengan gula darah

antara 140-360 mg/dl.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perubahan sensorik SSP: Faktor –

faktor eksternal (penggunaan stimulan), faktor – faktor internal (tekanan

psikologis).

Tujuan: tidur yang maksimum dapat tercapai

kriteria hasil: tidak ada nokturia sehingga pasien tidak terjadi gangguan tidur

INTERVENSI RASIONAL

1. Tetapkan siklus tidur di mana pasien

tidur di malam hari, dan terbangun di

siang hari dengan sedikit periode

istirahat sesuai kebutuhan.

2. Restorasi pola umum adalah prioritas

pada pemakai stimulan yang kurang

tidur.

3. Pasien mungkin perlu ditenangkan

untuk dapat tetap beristirahat. Sediakan

kesempatan untuk menghirup udara

segar, latihan ringan, minuman tanpa

kafein, lingkungan yang dapat di

toleransi pasien.

1. Istirahat adekuat dan tidur dapat

meningkatkan status emosional.

2. Peningkatan stimuli eksternal dan

meningkatkan relaksasi diprioritaskan

pada waktu tidur; mendorong

dilakukannya rutinitas sebelum tidur,

mis., mandi air hangat, minum susu

hangat, peregangan.

3. Meningkatkan rasa

mengantuk/keinginan untuk tidur.