asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

18

Click here to load reader

Upload: alvian-p-windiramadhan

Post on 06-Jul-2015

3.702 views

Category:

Health & Medicine


5 download

DESCRIPTION

Pembuangan normal urine merupakan suatu fungsi dasar yang sering dianggap enteng oleh kebanyakan orang. Apabila sistem perkemihan tidak dapat berfungsi dengan baik,sebenarnya semua sistem oragan pada akhirnya akan terpengaruh. Klien yang mengalami perubahan eliminasi urine juga dapat menderita secara emosional akibat perubahan citra tubuhnya.Perawat berusaha memahami dan menunjukkan sikap yang peka terhadap kebutuhan klien.Perawat harus memahami alasan terjadinya masalah dan berupaya mencari penyelesaian yang dapat diterima.

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN

DIVERSI URIN : CONTINENT UROSTOMY

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Sistem Perkemihan

Di Susun Oleh :

Alvian Pristy Windiramadhan

R.10.01.003

YAYASAN INDRA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2013

Page 2: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

ii

KATA PENGANTAR

Bismilahirohmanirohim,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas

limpahan Rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat dan

salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar

Muhamad SAW.

Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi

tugas Mata Kuliah Sistem Mnajemen keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan ( STIKes ) Indramayu. Makalah ini di beri judul : “Asuhan

Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Diversi Urin : Continent Urostomy”.

Penulis juga merasakan tidak sedikit kesulitan-kesulitan yang dihadapi,

namun berkat bantuan dan dukungan serta partisipasi dari berbagai pihak baik

berupa bimbingan, sumbangan pemikiran, materi, dan tenaga serta dorongan

semangat yang tidak ternilai harganya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

makalah ini.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri untuk

menerima saran serta kritikan yang sifatnya membangun maupun masukan-

masukan lain yang amat berarti untuk perbaikan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ungkapan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. H. Turmin, BSc. Selaku Ketua Yayasan Indra Husada.

2. Lily Yulaikha, S.Si.T. Selaku Ketua STIKes Indramayu

3. M.Saefulloh,M.Kep. Selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan.

4. Dede Husna, S.Kep., Ns. Selaku Wali Kelas Ilmu Keperawatan Semester

VI.

5. Wayunah, S.Kep., M.Kep Selaku Dosen Mata Kuliah Sistem Perkemihan

6. Orang tua dan keluarga tersayang, yang telah banyak memberikan

inspirasi dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas makalah Sistem Perkemihan

Page 3: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

iii

7. Teman-teman yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu, yang

telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.

Semoga Allah SWT berkenan untuk membalas kebaikan tersebut dengan

pahala yang berlipat ganda. Hanya kepada Allah jua kita memohon keridhoan,

hanya kepada Allah kita berserah diri, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan

pertolongan Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Perkasa. Amin.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran yang bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Indramayu, Mei 2013

Penulis

Page 4: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv

1.1 KONSEP DASAR .................................................................................. 3

A. Pengertian BPH ( BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA ) ....... 1

B. Etiologi ............................................................................................. 1

C. Patofisiologi ....................................................................................... 2

D. Manifestasi Klinis ............................................................................. 4

E. Komplikasi ........................................................................................ 6

F. Penatalaksanaan ............................................................................... 6

G. Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 9

1.2 ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................ 10

A. Pengkajian ......................................................................................... 10

B. Diagnosa Keperawatan .................................................................... 12

C. Intervensi ........................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembuangan normal urine merupakan suatu fungsi dasar yang sering

dianggap enteng oleh kebanyakan orang. Apabila sistem perkemihan tidak

dapat berfungsi dengan baik,sebenarnya semua sistem oragan pada akhirnya

akan terpengaruh. Klien yang mengalami perubahan eliminasi urine juga

dapat menderita secara emosional akibat perubahan citra tubuhnya.Perawat

berusaha memahami dan menunjukkan sikap yang peka terhadap kebutuhan

klien.Perawat harus memahami alasan terjadinya masalah dan berupaya

mencari penyelesaian yang dapat diterima.

Klien yang memiliki masalah perkemihan paling sering mengalami

gangguan dalam aktifitas berkemihnya. Gangguan ini disebabkan oleh

kerusakan fungsi kandung kemih,adannya obstruksi pada aliran urin yang

mengalir keluar ,atau ketidakmampuan mengontrol berkemih secara volunter.

Beberapa klien dapat mengalami perubahan sementara atau permanen dalam

jalur normal ekskresi urine. Klien yang menjalani diversi urine memiliki

masalah kusus karena urine keluar melalui sebuah stoma.

Perubahan dalam eliminasi urin selain retensi urin bisa juga infeksi

saluran kemih,yaitu infeksi-didapat ( infeksi nosokomial) di rumah sakit yang

paling sering terjadi di Amerika Serikat.Infeksi ini bertanggung jawab untuk

lebih dari 5 juta kunjungan dokter per tahun ( Johnson,1991).Bakteri dalam

urine ( Bakteriuria) dapat memicu penyebaran organisme ke dalam aliran

darah dan ginjal.

1.2. Rumusan Masalah

Pada pembuatan makalah ini akan dibahas beberapa rumusan masalah di

antarannya:

1. Apa definisi dari diversi urin : continen urostomy ?

2. Apa etiologi dari diversi urin : continen urostomy ?

Page 6: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

2

3. Bagaimana manifestasi klinis dari diversi urin : continen urostomy?

4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari diversi urin : continen urostomy ?

5. Bagaimana penatalaksanaan dari diversi urin : continen urostomy ?

6. Apa komplikasi dari diversi urin : continen urostomy ?

7. Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan diversi urin : continen

urostomy ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui definisi dari diversi urin : continen urostomy

2. Untuk mengetahui etiologi dari diversi urin : continen urostomy.

3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari diversi urin : continen urostomy.

4. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari diversi urin: continen

urostomy.

5. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari diversi urin: continen urostomy.

6. Untuk mengetahui komplikasi dari diversi urin : continen urostomy.

7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan klien dengan diversi urin :

continen urostomy.

Page 7: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Diversi urinarius adalah stoma urinarius untuk mengalihkan aliran

urin dari ginjal secara langsung ke permukaan abdomen dilakukan karena

beberapa alasan. ( Potter & Perry )

Diversi urinarius merupakan suatu metode yang dilakukan untuk

mengalihkan aliran urin dari kandung kemih ke tempat keluar yang baru,yang

biasanya melalui lubang yang dibuat lewat pembedahan pada kulit (stoma).(

Smeltzer Bare )

Kontinen urostomy adalah salah satu prosedur bedah yang bisa

dilakukan saat kandung kemih diharuskan diangkat karena penyakit (seperti

kanker kandung kemih atau interstisial sistitis) atau karena tidak lagi

berfungsi dengan benar (seperti kondisi bawaan atau kandung kemih

neurogenik).

Diversi kontinen adalah potongan usus digunakan untuk membentuk

kantung melalui stoma dan meniadakan kebutuhan terhadap alat penampung

eksternal. Pada beberapa pasien pria dengan kantung Kock (pengguanaan

wadah usus halus), drainase dapat dicapai melalui uretra dan penis dari pada

stoma abdomen (Doenges : )

2.2. Etiologi

Prosedur diversi urin dilakukan untuk mengalihkan aliran urin dari

kandung kemih ke tempat keluar yang baru, yang biasanya melalui lubang

yang dibuat lewat pembedahan pada kulit (stoma). Kelainan pada organ

perkemihan yang menimbulkan indikasi tindakan urinary Stoma sebagian

besar diakibatkan oleh keganasan sel pada organ tersebut, adapun kelainan

tersebut antara lain :

a. Blader : Pada Blader Neoplasma sering terjadi hematuri disertai nyeri

merupakan tanda pertama kanker blader, biasanya intermittent yang mana

Page 8: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

4

sering menyebabkan hambatan dalam mencari pelayanan diagnostik.

Akibat perkembangan penyakit klien mengalami iritable blader dengan

disuria. Akhirnya gross hematuria, obstruksi atau vistula mendorong klien

mencari pengobatan.

b. Saluran Kemih : Seorang yang menderita penyakit batu saluran kemih jika

terdapat faktor predisposisi, kurang minum sehingga konsentrasi zat

pembentuk dalam air seni menjadi lebih pekat mengakibatkan mudah

terbentuk batu. Faktior predisposisi lainnya : faktor batu saluran

kemih/infeksi saluran kemih sebelumnya, riwayat keluarga yang menderita

batu saluran kemih, penyakit gout (peningkatan kadar asam urat darah

yang tinggi), mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium

atau oxalat (coklat, cola, kacang, teh) dan sumbatan saluran kemih.

c. Ginjal : Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada

stadium lanjut, gejala yang paling banyak ditemukan adalah hematuria

(adanya darah di dalam air kemih). Hematuria bisa diketahui dari air

kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui analisa air kemih.

Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak adekuatnya aliran darah ke

beberapa bagian atau seluruh ginjal, sehingga memicu dilepaskannya zat

kimia pembawa pesan untuk meningkatkan tekanan darah. Polisitemia

sekunder terjadi akibat tingginya kadar hormon eritropoietin, yang

merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan pembentukan sel darah

merah. Gejala lainnya yang mungkin terjadi berupa nyeri pada sisi ginjal

yang terkena, penurunan berat badan.

d. Kandung kemih : Gejala pada pasien yang menderita Ca Kandung Kemih

dapat berupa hematuria (adanya darah dalam air kemih), rasa terbakar atau

rasa nyeri ketika berkemih, desakan untuk berkemih, sering berkemih.

Gejala dari kanker kandung kemih menyerupai gejala infeksi kandung

kemih (sistitis) dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut

dicurigai suatu kanker jika dengan pengobatan standar untuk infeksi,k

gejalanya tidak menghilang.

Page 9: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

5

e. Pelvis Renalis dan Ureter : Kanker pada pelvis renalis dan ureter dapat

terjadi pada sel-sel yang melapisi pelvis renalis dan ureter. Kanker pada

sel-sel yang melapisi pelvis renalis disebut karsinoma sel transisional.

Pelvis renalis adalah bagian ginjal yang berfungsi sebagai corong yang

mengalirkan air kemih ke ureter. Ureter adalah tabung / saluran yang

menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Gejala awal biasanya

berupa hematuria (darah di dalam air kemih). Jika aliran air kemih

tersumbat, bisa terjadi nyeri kram di daerah antara tulang rusuk dan tulang

pinggul, atau di perut bagian bawah.

f. Uretra : Kanker Uretra adalah suatu keganasan yang jarang terjadi, yang

ditemukan di dalam uretra. Uretra merupakan saluran tempat keluarnya air

kemih dari kandung kemih. Pada wanita, panjang uretra adalah sekitar

3,75 cm dan ujungnya adalah berupa lubang yang terletak diatas vagina.

Pada pria, panjang uretra adalah sekitar 20 cm, menembus kelenjar prostat

dan berakhir sebagai sebuah lubang di ujung penis. Gejala pertama

biasanya adanya darah di dalam air kemih (hematuria), yang mungkin

hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskopik atau bisa juga

tampak sebagai air kemih yang berwarna kemerahan. Aliran air kemih bisa

tersumbat, sehingga penderita mengalami kesulitan dalam berkemih atau

aliran air kemih menjadi lambat dan sedikit.

2.3. Pemeriksaan Diagnostik

a. IVP : Memperlihatkan ukuran/lokasi ginjal dan ureter dan

mengesampingkan adannya tumor lain dalam saluran perkemihan.

b. Sitoskopi dengan biopsi : Menentukan lokasi tumor/derajat

keganasan.Sitoskopi ultraviolet menggambarkan lesi kandung kemih.

c. Scan tulang : Menentukan adanya penyakit metastasis.

d. Limpangiografi pedal bilateral : Menentukan keterlibatan nodus

pelvis,dimana tumor kandung kemih dengan mudah ditempatkan karena

dekat proksimal.

Page 10: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

6

e. CT Scan : Mendefinisikan sel tumor dalam urine ( untuk menentukan

adanya dan tipe tumor).

f. Endoskopi : Mengevaluasi usus untuk di gunakan sebagai saluran.

g. Konduitogram : Mengkaji panjang dan kemampuan mengosongkan

saluran dan adanya struktur,obstruksi,refluks,angulasi,batu, atau tumor (

mungkin rumit atau kontraindikasi untuk diversi urin )

2.4. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Praoperatif

Sebagai bagian dari penatalaksanaan praoperatif,usus dibersihkan

untuk meminimalkan stasis fekal, dekompresi usus, dan ileus

pascaoperatif. Diet rendah bisa diresepkan dan medikasi antimikrobial

diberikan untuk mengurangi flora paatogenik di usus dan untuk

mengurangi resiko infeksi. Hidrasi praoperatif yang adekuat dilakukan

untuk menjamin aliran urin selama pembedahan dan untuk mencegah

hipovolemia selama prosedur pembedahan.

b. Penatalaksanaan Pascaoperatif

Penatalaksanaan pascaoperatif berfokus pada mempertahankan

fungsi urinarius, mencegah komplikasi pascaoperatif (komplikasi

pernafasan,ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, sepsis, pembentukan

fistula,dan kebocoran urin), dan meningkatkan kenyamanan pasien.

Kateter atau sistem drainase diobservasi dan haluaran urin dipantau

dengan ketat. Selang nasogastrik dimasukkan selama pembedahan untuk

menekan traktus gastrointestinal dan untuk mengurangi tekanan pada

anastomosis intestinal.Selang ini biasanya tetap dibiarkan untuk beberapa

hari setelah pembedahan.Segera setelah usus berfungsi kembali,yang

dimanifestasikan dengan bising usus,aliran flatus, dan abdomen

lunak,maka cairan dapat diberikan.Sampai dengan waktu tersebut,infus

cairan dan elektrolit diberikan.Pasien dibantu untuk ambulasi sesegera

mungkin.

Page 11: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

7

2.5. Komplikasi

Komplikasi umumnya terjadi mengingat kompleksnya pembedahan,

penyakit yang mendasari ( kanker,trauma) prosedur diversi urinarius, dan

status nutrisi yang sering kurang dari normal. Komplikasi dapat mencangkup

komplikasi pascaoperaatif yang umum terjadi (mis, atelektasis,

ketidakseimbangan cairan dan elektrolit), kerusakan anastomosis, epsis,

pembentukan fistula, kebocoran urin atau fekal, dan iritasi kulit. Jika

komplikasi ini terjadi,pasien tetap dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu

yang lama dan kemungkinan memerlukan nutrisi parenteral total,dekompresi

gastrointestinal melalui pengisap nasogastrik dan pembedahan lebih lanjut.

Tujuan penatalaksanaan adalah untuk memelihara drainaase, meningkatkan

nutrisi yang adekuat untuk penyenbuhan dan mencegah sepsis.

Page 12: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

8

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Pengkajian Keperawatan Praoperatif

Pasien yang masuk rumah sakit untuk menjalani bedah diversi urin

dikaji secara keseluruhan. Pengkajian praoperatif yang cermat harus

dilakukan terhadap fungsi kardiopulmoner , karena pasien yang menjalani

sistektomi ( eksisi kandung kemih ) biasannya adalah lansia yang tidak

mampu mentoleransi prosedur pembedahan yang kompleks dan

lama.Pengkajian status nutrisi juga penting karena masukan nutrisi yang

buruk berhubungan dengan masalah kesehatan yang mendasari.

Pengkajian juga difokuskan pada pemahaman pasien dan keluarga

mengenai fungsi dan prosedur serta perubahan struktur fisik setelah

pembedahan. Konsep diri dan harga diri pasien dievaluasi,selain metode

koping terhadap strees dan rasa kehilangan.Status mental pasien,kordinasi

dan ketangkasan tangan,serta metode pembelajaran yang di pilih dicatat

karena faktor-faktor ini akan mempengaruhi kemampuan perawatan diri

pada periode pasca operatif.

2. Pengkajian Keperawatan Pascaoperatif

Peran perawat pada periode pascaoperatif adalah untuk mencegah

komplikasi dan untuk mengkaji pasien dengan cermat terhadap adanya

tanda dan gejala komplikasi.Kateter dan alat drainase dipantau dengan

ketat.Volume urin,potensi sistem drainase, dan warna drainase

dicatat.Penurunan volume urin atau peningkatan drainase secara mendadak

segera dilaporkan ke dokter karena kondisi ini mungkin menunjukkan

adanya obstruksi traktus urinarius,volume darah yang tidak adekuat,atau

perdarahan.

Page 13: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

9

Analgesik diberikan sesuai resep untuk menignkatkan kenyamanan

pasien dan menignkatkan kemampuan pasien untuk miring,batuk,dan nafas

dalam tanpa rasa nyeri dan tidak nyaman berlebihan.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1) Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas Kulit berhubungan dengan tak

adanya sfingter stoma,karakter/aliran urine dari stoma.

2) Nyeri akut berhubungan dengan faktor fisik, contoh gangguan

kulit/jaringan (insiden/drein)

3) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit/insisi

3.3 Intervensi Keperawatan

1. Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas Kulit berhubungan dengan tak

adanya sfingter stoma,karakter/aliran urine dari stoma.

Kriteria Hasil :mempertahankan integritas kulit,mengidentifikasi faktor

risiko individual, menunjukkan perilaku/teknik untuk

meningkatkan

penyembuhan/mencegah kerusakan kulit.

INTERVENSI:

1) Inspeksi stoma/kulit peristoma. Perhatikan iriasi, lebam (gelap, warna

lebam), kemerahan, status jahitan.

R/mengawasi proses penyembuhan/keefektifantindakan, dan

mengidentifikasi area, masalah, kebutuhan evaluasi lanjut/intervensi.

Stoma harus kemerahmudaan atau kemerahan. Sama dengan membran

mukosa. Perubahan warna mungkin sementara, tetapi perubahan

menetap dapat memerlukan intervensi medik. Identifikasi dini nekrosis

stoma/iskemia atau infeksi jamur memberikan waktu intervensi utnuk

mencegah nekrosis kulit.

Page 14: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

10

2) Bersihkan dengan air dan lap kering (atau menggunakan pengering

rambut pada situasi dingin)

R/Mempertahankan kebersihan/area kering membantu untuk mencegah

kemudahan gesekan atau trauma.

3) pengukuran stoma secara periodik, contoh tiap penggantian alat untuk 6

minggupertama, kemudian sebulan 6 kali.

R/Sesuai dengan membaiknya edema pascaoperasi (selama 6 minggu

pertama),ukuran alat harus berubah untuk meyakinkan kecocokan yang

tepat sehinnga urine tertampung sesuai aliran ke stoma, dan kontak

dengan kulit dicegah

4) Berikan pelindung yang efektif, contoh skin prep atau produk sejenis.

R/Melindungi kulit dari perekat kantung, meningkatkan kerekatan

kantong, dan memudahkan pengangkatan kantong bila perlu.

Gunakan kantong transparan, tahan bau, dan dikeluarkan. Pertahankan

kasa segi empat diatas stoma sementara membersihkan stoma dan

biarkan pasien batuk atau mengejan sebelum meletakkan kantong.

R/Kantung transparan selama 4-6 minggu pertama memungkinkan

observasi mudah pada stoma dan stent (bila menggunakan) tanpa perlu

melepaskan kantong dan iritasi kulit. Penutupan stoma mencegah urine

membasahi area periostomal selama kantong diganti. Batuk

mengosongkan bagian distal saluran, memungkinkan penghnetian

sebentar untuk memudahkan pemasangan kantung.

5) Bersihkan ostomi kantung dengan rutin, gunakan cairan cuka.

R/Penggantian kantong yang sering mengiritasi kulit dan harus

dihindari. Pengosongan dan pencucian kantong dengan cuka tidak

hanya menghilangkan bakteri tetapi juga menghilangkan bau kantung.

6) Berikan sprei atau bedak antijamur, sesuai indikasi.

R/Membantu dalam penyembuhan bila iritasi periostoma disebabkan

oleh infeksi jamur. Produk ini dapat mempunyai efek samping poten

dan harus digunakan dengan campuran. Krim/ salep dihindari, karena

mempengaruhi perekatan alat.

Page 15: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

11

2. Nyeri akut berhubungan dengan faktor fisik, contoh gangguan

kulit/jaringan (insiden/drein)

Kriteria Hasil :menyatakan /menunjukan nyeri hilang, menunjukan

kemampuan untuk membantu dalam tindakan kenyamanan

umum dan mampu untuk tidur/istirahat dengan tepat.

INTERVENSI:

1) Kaji nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0-10)

R/Membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan

analgesik atau menyatakan terjadinya komplikasi,contoh karena nyeri

abdomen biasanya ada secara bertahap pada hari ketiga ataukeempat

pascaoperasi,berlanjut atau meningkatnya nyeri dapat menunjukkan

pelambatan penyembuhan, iritasi kulit periostomal, infeksi, obstruksi

usus.

2) Auskultasi bising usus; perhatikan pasase flatus.

R/Mengidentifikasi kembalinya fungsi usus. Gangguan dalam

kembalinya bising/fungsi usus dalam 72 jam dapat

mengidentifikasikan adanya komplikasi, contoh peritonitis,

hipokalemia, obstruksi mekanik.

3) Berikan tindakan kenyamanan, contoh pijatan punggung, penguatan

posisi (penggunaan tindakan dukungan sesuai kebutuhan). Yakinkan

pasien bahwa pengubahan posisi tidak akan mencederai stoma.

R/Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi dan dapat

meningkatkan kemampuan koping.

4) Berikan obat sesuai indikasi, contoh narkotik, analgesik, ADP

R/Menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan dan

meningkatkan istirahat. ADP dapat lebih menguntungkan daripada

analgesik intermiten, khususnya setelah reseksi radikal.

3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit/insisi

Page 16: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

12

Kriteria Hasil :Meningkatkan waktu penyembuhan dengan tepat, bebas

dari drainase purulen atau eritema, dan tidak demam,

menyatakan pemahan penyebab individual/faktor risiko,

menunjukkan teknik,perubahan pola hidup untuk

menurunkan resiko.

INTERVENSI:

1) Kosongkan kantung ostomi bila menjadi penuh sepertiga saat cairan

IV dan drainase kantung kontinu dilepaskan.

R/Menurunkan risiko refluks urine dan mempertahankan integritas

alat.

2) Catat karakteristik urine, dan perhatikan apakah perubahan

berhubungan dengan keluhan nyeri panggul.

R/Urine keruh dan bau menunjukkan infeski (kemungkinan

pielonefritis); namun urine secara normal mengandung mukus setelah

prosedur pembuatan saluran.

3) Perhatikan kemerahan disekitar stoma.

R/Kemerahan paling umum disebabkan oleh jamur kebocoran urine

atau alergi pada alat atau produk dapat juga menyebabkan kemerahan,

area iritasi.

4) Inspeksi garis insisi sekitar stoma. Observasi dan catat drainase luka,

tanda inflamasi insisi, indikator sistemik sepsis

R/Memberikan pengetahuan dasar. Komplikasi dapat meliputi

terhambatnya anastomosis usus halus/besar atau saluran uretra, dengan

kebocoran isi usus kedalam abdomen atau urine kedalam rongga

peritoneal.

5) Ganti balutan sesuai indikasi, bila memakai.

R/Drainase basah bertindak sebagai sumbu untuk luka dan

memberikan media untuk pertumbuhan bakterial.

6) Gunakan kantong dengan katup antirefluks, bila ada.

R/Mencegah aliran balik urine kedalam stoma, menurunkan risiko

infeksi.

Page 17: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

13

7) Berikan obat sesuai indikasi: sefalosporin contoh sefoksitin (mefoxin),

sefazolin (ancef).

R/Untuk mengobati infeksi yang teridentifikasi atau secara profilaktik,

khususnya pada riwayat pielonefritis berulang.

Page 18: Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan continent urostomy

14

DAFTAR PUSTAKA

Dongoes M,dkk. 1992. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.Jakarta : EGC.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,Proses,

dan Praktik,E/4,Vol.2. Jakarta : EGC.

Smeltzer,Suzanne C.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &

Suddart,Ed.8. Jakarta : EGC.