asuhan keperawatan kti

Upload: sasaki-kojiro-neil

Post on 03-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN PERAWATAN LUKA POST OPERASI SECTIO CAESARIA HARI KE - 4 DIRUANG PARAHYANGAN PT. AMN RS. PTPN VIII SUBANG

I. PENGKAJIANA. IDENTITASa. Identitas KlienNama: Ny.SUsia: 31 th.Jenis Kelamin: PerempuanPendidikan: SMAPekerjaan: IRTSuku Bangsa: IndonesiaAlamat: Bongas - PamanukanDiagnose Medis: Luka Post SCTanggal Masuk: 13 Mei 2015Tanggal Pengkajian: 18 Mei 2015No. Medrek: B-02-O4-72-15

b. Identitas Penanggung JawabNama: Tn.AUmur: 33 th.Pekerjaan: WiraswastaPendidikan: SMAAlamat: Bongas - Pamanukan

B. RIWAYAT KESEHATANa. Keluhan UtamaKlien mengatakan nyeri pada luka post SC dengan skala nyeri : 3.b. Keluhan waktu di dataKlien masuk RS. Pada tanggal 13 Mei 2015. Dikaji pada tanggal 18 Mei 2015. Pada saat dikaji klien mengatakan masih nyeri pada bagian luka post op SC. Dengan skala nyeri 3. Klien juga mengeluh cemas dan bertanya akan tentang lukanya. Keluhannya meningkat pada saat beraktivitas dan keluhannya menurun saat beristirahat.c.Riwayat Kesehatan DahuluKlien mengatakan belum pernah merasakan sakit sampai di operasi.

d.Riwayat Kesehatan Keluarga dan GenogramKeluarga klien mengatakan tidak mempunyai penyakit menular dan keturunan seperti TB, asma, DM dan lai lain.

Genogram

Keterangan :: Perempuan: Laki Laki : Klien

C. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN KBa. Riwayat Kehamilan1. Pemeriksaan Kehamilan (ANC)Klien mengatakan pada saat hamil klien memeriksakan diri ke bidan sebanyak 7x2. ImunisasiKlien mengatakan imunisasi lengkap TT1, TT23. Penyulit KehamilanTidak ada

b. Riwayat Persalinan

Kehamilan keDitolong OlehJenis PersalinanJenis Kelamin BayiBB & TBPenyulit PersalinanKet

Ke 1

Ke 2Bidan

DokterNormal

SCPerempuan

PerempuanBB: 3,2kgTB : 50 cmBB : 3kgTB : 48 cm-

Operasi-

-

c. Riwayat KBKlien mengatakan setelah melahirkan anak ke-1, klien menggunakan kontrasepsi IUD, dan setelah kehamilan ke-2, klien mengatakan berencana menggunakan IUD kembali.

D. DATA PSIKOLOGISStatus EmosiKlien terlihat tenang pada saat dilakukan pengkajian.

Konsep Diria. Gambaran DiriKlien mengatakan menerima keadaan tubuhnya dan merasa puas dengan anggota tubuh nya.b. Identitas DiriKlien adalah seorang istri yang sudah melahirkan dua orang anak.c. Ideal DiriGaya hidup klien sederhana dan terlihat harmonis dengan keluarga nya.

d. Harga DiriKlien mengatakan merasa senang bisa melahirkan seorang anak kembali dan tidak merasa minder.e. Peran Klien merupakan seorang ibu rumah tangga dan seorang istri bagi suaminya.

E. DATA SOSIALKlien dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dapat berkomunikasi dengan baik dengan keluarga dan perawat,bidan serta dokter. Klien asli keturunan sunda dan bisa berbicara bahasa sunda.

F. DATA SPIRITUALKlien dan sekeluarga beragama Islam.

G. PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan Umuma. Kesadaran: Compomentisb. Penampilan: rapih, bersihc. TTV: TD : 130/90 mmHgN : 76x/mnt R : 24x/mntS : 36,2 *Cd. BB: 67Kge. TB: 165cm

2. Pemeriksaan Fisika. Kepala Berish tidak ada kelainan, fungsi baik dan bergerak bebas ( bisa menengok ke kanan dan ke kiri), kulit kepala terdapat ketombe dan tidak ada lesi,tidak ada benjolan, distribusi rambut tipis.

b. MukaBentuk simetris, tidak terdapat edema dan tidak sembab.c. MataBentuk simetris, konjungtiva tidak pucat, fungsi penglihatan baik, fungsi penglihatan bola mata mengikuti arah balpen ke kiri dank e kanan baik.d. HidungBersih tidak ada polip, fungsi indra penciuman baik bisa membedakan minyak kayu putih dan alcohol.e. MulutBersih, tidak ada caries, tidak ada stomatis , bibir lembab,fungsi baik bisa membedakan mana garam,gula,dan kopi. Rasa manis asin dan pahit.f. TelingaBersih, tidak ada serumen,tidak ada lesi fungsi baik dapat mendengarkan dan menjawab dengan baik.g. LeherTidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid.h. DadaBentuk simetris, ada perubahan bentuk payudara semakin membesar karena menyusui.i. AbdomenBentuk simetris, Bu 10 x / menit, abdomen bagian ke bawah terasa keras ada nyeri tekan pada bagian bawah karena sayatan luka post op sc. Tfu : 2jari dibawah pusar.

j. Ekstremitasa. Ekstremitas atas Bentuk simetris , jari tangan lengkap, pergerakan bebas.b. Ekstremitas bawahBentuk simetris, jari kaki lengkap tidak ada pembengkakan, pergerakan bebas. Reflek fatela (+) k. GenitaliaFungsi baik,tidak terdapat perdarahan pervagina dan terdapat haemoroid.

3. Aktivitas Sehari Hari (Activity Daily Living) Yang Terkait Dengan KasusNo Aktifitas Sebelum sakitSetelah sakit

1Nutrisi Makan : 3x perhari 1 porsi habis (nasi lauk pauk serta sayur) Minum : 8 gelas perhari, air putih. Makan : 3x perhari porsi habis ( lauk)

Minum 6 gelas perhari air putih.

2Istirahat tidur Siang : 2 jam perhari Malam : 6.8 jam perhari

Siang : 3 jam perhari Malam 5-6 jam

3Eliminasi Bab 1-2 kali perhari ( padat) Bak 4 x perhari (kuning) Bab 2 x perhari selama dir s Bak 5-7 x perhari

4Personal Hygiene Mandi : 2x perhari Gosok gigi 2x perhari Mandi :4 x dalam seminggu Mandi : di seka Gosok gigi : - Keramas : -

5Aktifitas Klien mengatakan dapat beraktifitas dengan baik secara mandiri. Klien tidak dapat beraktifitas secara mandiri karena masih adanya bekas luka SC.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANGa. Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 18 Mei 2015PemeriksaanHasilNilai RujukanKet

DiabetesGula Darah Sewaktu (BSS)

89s/d 160 mg/dl

HematologiHaemoglobinLeukositTrombositHematokritEntrosit12,89800289.00394,75Pr 12-16 / lk : 14-18 gr/dl4.000 10.000 sel/mm150.000 450.000 sel/mm335-50%3,5 6,0 juta sel/mm

Hitung Jenis Basofil Eosinofil Granulosit Limfosit Monosit Blast--80173-0 1%1 5%50 70%20 40%2 10%0%

Golongan DarahA

Waktu Pembekuan (CT)5003 7 menit

Waktu Pendarahan (BT)1001 3 menit

b. Radiologic. Dll I. PENATALAKSANAAN MEDISa. Pengobatan Laktafit1x1 /hari Dansera3x1 /hari Opicef 2003x1 /hari

J. ANALISA DATA

NODATA SENJANGETIOLOGIMASALAH KEPERAWATAN

1Ds :klien merasa nyeri di daerah bekas operasi Do : Terdapat luka operasi SC hari ke 4 Klien terlihat masih menahan nyeri TD : 130/90 mmHg S : 36,2*C R : 24x/menit N : 76x/menitPost Op Sc Hari ke 4

Terputusnya Kontinuitas Jaringan Kulit

Terjadinya Peradangan

Merangsang PengeluaranGiolekimia Histamine DanSirotin

Di Hantarkan Ke Thalamus

Menurunkan Ambang Nyeri

Rasa Nyeri Di PersepsikanGangguan rasa nyaman nyeri b.d luka post op sc

2 Ds :Klien mengatakan mual dan tidak nafsu makanDo : Klien terlihat lemas Bibir kering Porsi makan tidak habis, hanya porsi Bakteri masuk ke usus halus

Usus halus terinfeksi

Perut sakit

Nafsu makan berkurang

Merangsang medulla vomiting center

Timbul rasa mual

Intake nutrisi kurangGangguan pemenuhan nutrisi b.d intake yang kurang

3

Ds :Klien dan keluarga bertanya tentang luka post op scDo : Klien dan keluarga sering bertanya tentang lukanya Klien dan keluarga klien terlihat cemas

Kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai operasi

Klien dan keluarga klien menanyakan tentang luka sayatan di perut klien

Cemas

Gangguan rasa aman cemas b.d kurangnya pengetahuan

4Ds :Klien mengatakan merasa nyeri bila bergerak atau melakukan aktifitasnyaDo : Klien meringis bila bergerak atau melakukan aktifitasnya ADL dibantu keluargaPost Op Sc Hari Ke 4

Luka Post Op Sc

Klien bedret

Keterbatasan akivitas sehari hari

Intoleransi aktivitasIntoleransi aktivitas b.d luka post op sc

II. DIAGNOSA KEPERAWATANPrioritas Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d luka post operasi SC2. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d intake yang kurang3. Gangguan rasa aman cemas b.d kurangnya pengetahuan4. Intoleransi aktivitas b.d luka post op sc

III. RENCANA KEPERAWATANNAMA: Ny.SNO. MEDREK: B-02-O4-72-15USIA: 31 th.DIAGNOSA MEDIS: Luka post op scNoDIAGNOSA KEPERAWATANPERENCANAANRASIONAL

TUJUANINTERVENSI

1Gangguan rasa nyaman, nyeri b.d luka post op scDs : klien mengatakan nyeri di daerah bekas luka post operasiDo : - terdapat luka sayatan di perut, bekas post op hari ke 4 Klien terlihat menahan nyeri TD : 130/90 mmHg N : 76x/menit R : 24x/menit S : 36,2 *C

Tupan :Gangguan rasa nyaman, nyeri dapat teratasiTupen :Setelah dilakukan tindakan dalam waktu 2x24 jam rasa nyaman nyeri dapat teratasi dengan kriteria : Luka post op sc kering Ekspresi wajah tenang Nyeri hilang/ berkurang

Observasi TTV

Observasi luka post op sc

Mengganti balutan pada luka post op sc Kaji tingkat nyeri

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapy

Agar kondisi klien terpantau Agar mengetahui tingkat nyeri pada luka post op sc Agar tidak terjadi infeksi Agar dapat mengetahui ketidak nyamanan klien Agar mempercepat kesembuhan klien

2Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d intake yang kurangDs : klien mengatakan tidak nafsu makan, porsi makan tidak habisDo : - klien terlihat lemas Bibir kering Porsi makan tidak habis, hanya porsiTupan :Gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasiTupen :Setelah dilakukan tindakan dalam waktu 2x24 jam pemenuhan kebutuhan nutrisi dapat teratasi dengan kriteria : Mual/ tidak nafsu makan berkurang Porsi makan habis Klien terlihat segar Anjurkan klien makan sedikit tapi sering Kaji TTV

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapy

Agar dapat meningkatkan nafsu makan klien Agar kondisi klien terpantau Agar dapat mempercepat kesembuhan klien

3Gangguan rasa aman cemas b.d kurangnya pengetahuanDs : klien dan keluarga bertanya tentang luka post op scDo : - klien dan keluarga klien sering bertanya tentang lukanya Klien dan keluarga klien terlihat cemas Tupan : gangguan rasa aman cemas dapat teratasiTupen :Setelah dilakukan tindakan dalam waktu 2x24 jam rasa aman cemas dapat teratasi dengan kriteria : Klien mengerti tentang post sc maupun luka post sc Bina hubungan saling percaya dengan klien

Beri penjelasan / penkes tentang luka ataupun perawatan luka post op sc

Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan Agar klien tidak sungkan untuk menceritakan keluhannya Agar klien mengerti dan memahami bagaimana cara merawat luka dengan baik

Agar klien mempunyai semangat untuk segera cepat sembuh

4Intoleransi aktivitas b.d luka post op scDs : klien mengatakan masih terasa nyeri bila bergerak ataupun melakukan aktivitasDo : - klien meringis bila bergerak ADL dibantu orang lainTupan : Intoleransi aktivitas dapat teratasiTupen :Setelah dilakukan tindakan dalam waktu 2x24 jam intoleransi aktivitas dapat teratasi dengan kriteria : Klien dapat mobilisasi sendiri Klien dapat melakukan aktivitasnya sendiri

Bantu klien untuk melakukan mobilisasi sesuai dengan kemampuan Libatkan keluarga dalam melakukan aktifitas Agar otot otot klien tidak lemas

Agar klien dapat melakukan aktivitasnya sedikit demi sedikit

IV. IMPLEMENTASI

NAMA: Ny.SNO. MEDREK: B-02-O4-72-15USIA: 31thDIAGNOSA MEDIS: Luka Post Op Sc

NO DP.TANGGAL / JAMDXIMPLEMENTASIPARAF

1

19 Mei 2015

I : mengkaji dan mengobservasi TTVE : TD : 130/90mmHg N : 76x /menitR : 24x /menit S : 36,2 *C

I : Observasi luka post op scE : mengetahui tingkat nyeri pada luka post op sc

I : Mengganti balutan pada luka post op scE : agar tidak terjadi infeksi

I : Kaji tingkat nyeriE : skala nyeri : 3

219 Mei 2015

I : Anjurkan klien makan sedikit tapi SeringE : agar dapat meningkatkan nafsu makan klien

I : Kaji TTVE : E : TD : 130/90mmHg N : 76x /menitR : 24x /menit S : 36,2 *C

319 Mei 2015I : memberikan penkes tentang perawatan luka post op scE : supaya klien memahami cara merawat luka dengan baik

I : Membina hubungan saling percaya E : klien tidak sungkan untuk menceritakan keluhannya.

4

19 Mei 2015

I : Melakukan konseling tentang mobilisasi post op scE : istirahat yang teratur

I : Membantu pasienE : klien sudah bisa duduk atau bergerak sendiri

V. EVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA: Ny.SNO. MEDREK: B-02-O4-72-15USIA: 31thDIAGNOSA MEDIS: Luka post op sc

NO DP.TANGGAL/ JAMCATATAN PERKEMBANGANPARAF

1

19 Mei 2015

S : klien mengatakan masih terasa nyeri di daerah bekas operasiO : terdapat luka sayatan di perut bekas operasi sc hari ke 4 A : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensiI : mengganti balutanE : intervensi dilanjutkan

2

S : klien mengeluh tidak nafsu makanO : klien terlihat lemasA : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensiI : Anjurkan klien untuk makan dalam porsi sedikit tapi seringE : intervensi dilanjutkan

3

S : klien bertanya tentang luka dan perawatan luka post op scO : klien terlihat cemasA : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensiI : memberi penkes tentang luka dan perawatan luka post op scE : intervensi dilanjutkan

4

S : klien mengatakan ADL masih dibantu keluargaO : klien tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiriA : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensiI : membantu dan melatih klien agar dapat beraktivitas sesuai kemampuannyaE : intervensi dilanjutkan

VI. EVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA: Ny.SNO. MEDREK: B-02-O4-72-15USIA: 31thDIAGNOSA MEDIS: Luka post op sc

NO DP.TANGGAL/ JAMCATATAN PERKEMBANGANPARAF

1

21 Mei 2015

S : klien mengatakan masih terasa nyeri di daerah bekas operasiO : terdapat luka sayatan di perut bekas operasi sc hari ke6 A : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensiI : mengkaji tingkat nyeriE : nyeri berkurang, lanjutkan intervensi

2

S : klien mengeluh tidak nafsu makanO : klien terlihat lemasA : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensiI : Anjurkan klien untuk makan dalam porsi sedikit tapi seringE : porsi makan habis, lanjutkan intervensi

3

S : klien mengatakan mulai memahami pentingnya perawatan luka post op scO : klien tidak banyak bertanya dan merawat lukanya dengan baikKlien sudah terlihat tenang dan nyamanA : masalah teratasiP : intervensi dihentikan

4

S : klien mengatakan sudah bisa duduk, berjalan sedikit demi sedikit dan tidak memerlukan bantuanO : klien dapat melakukan mobilisasi dan aktivitasnya sendiriA : masalah teratasiP : intervensi dihentikan

VII. EVALUASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA: Ny.SNO. MEDREK: B-02-O4-72-15USIA: 31thDIAGNOSA MEDIS: Luka post op sc

NO DP.TANGGAL/ JAMCATATAN PERKEMBANGANPARAF

122 Mei 2015S : klien mengatakan nyeri berkurangO : luka post op sc hari ke 7, klien terlihat tenang, luka kering dan tidak ada perdarahanA : masalah teratasi P : intervensi dihentikan

2S : klien mengatakan nafsu makan dan asupan nutrisi terpenuhiO : klien terlihat segar, porsi makan klien habisA : masalah teratasiP : intervensi dihentikan

Laporan Kunjungan RumahA. Identitas KKNama KK: Tn.ANama Klien: Ny.SAnak 1: an. IAnak 2: an.SNenek: Ny.CKakek: Tn.SJenis Keluarga: Keluarga besarAlamat: Ds. Bongas Rt 01/01 PamanukanB. Denah Rumah

Type rumah :Kepemilikan :

C. PenjelasanPerumahan dan Air bersihLingkungan disekitar rumah klien kurang terawatt, banyak sampah berserakan, kebersihan lingkungan rumah kurang untuk pemenuhan air bersih keluarga klien diambil dari galian sumur sedalam 13m. dan kondisi airnya jernih tidak berbau.

D. Pelaksanaan / TindakanTanggal Pelaksana : 19 Mei 2015I : mengobservasi TTVE : TD : 130/90 mmHgS : 36,2 *CN : 76x /menitR: 24x /menit

I : memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka post op scE : klien dan keluarga mengerti akan pentingnya perawatan luka post op sc

I : memberikan motvasi tentang kesembuhan klien setelah melakukan operasiE : klien merasa termotivasi, dan mempunyai semangat untuk bisa sembuh.

K. PembahasanSetelah membahas tentang tinjauan teoritis post op sc, baik di medis maupun konsep keperawatan dan laporan studi kasus pada klien Ny. S dengan post op sc yang dirawat di ruang Parahyangan PT AMN PTPN VIII Subang Kab. Subang selama 5 hari, maka hal ini akan dibahas berbagai kesenjangan yang ditemukan antara teori dengan praktek nyata dengan membahas berdasarkan tahapan proses keperawatan untuk lebih memudahkannya.Dalam membahas asuhan keperawatan ini, penulis menggunakan lima tahap proses keperawatan menurut Gebbie dan Levin yaitu : Pengkajian, Diagnosa keperawatan, Implementasi, dan evaluasi.Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien, pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan. Dalam lingkup dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan kegiatan yang dilakukan adalah dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan.1. PengkajianPengkajian yang dilakukan pada klien post operasi section caesarea diruang Parahyangan PT. AMN RS PTPN VIII Subang, jika dibandingkan dengan tinjauan kepustakaan yang ada pada BAB II tidak ada perbedaannya karena semua langkah-langkah pengkajian dimulai dari tahap pengkajian telah dilakukan dengan baik. Sesuai dengan teori yang ada pada tinjauan kepustakaan langkah-langkah pengkajian dimulai dari pengumpulan data, menganalisa, mengklasifikasi dan merumuskan diagnosa keperawatan. Data yang diperoleh dari klien, keluarga, catatan medis dan tim kesehatan lainnya. Pada tahap pengkajian ini penulis tidak menemukan kendala yang berarti dalam mengumpulkan data dan mencari informasi yang berhubungan dengan pemeriksaan untuk mendapatkan data karena berkat dukungan dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak akhirnya data tersebut dapat diperoleh. Pada pengkajian berdasarkan konsep asuhan keperawatan, data yang terdapat dalam teori adalah demam, muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil, nyeri, hipertensi, gangguan penglihatan, edema, konstipasi. Sedangkan dalam pelaksanaan studi kasus data yang didapatkan dalam kasus adalah nyeri akibat tindakan pembedahan, mulas pada perut, gelisah atau cemas. Berdasarkan gambaran kasus diatas terdapat kesenjangan antara kasus dan teori dimana pada kasus tidak didapatkan keluhan demam, muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil, nyeri, hipertensi, gangguan penglihatan, edema, konstipasi. Hal ini disebabkan karena setiap orang berbeda dalam proses adaptasi penyakitnya, karena setiap orang memiliki respon imun yang berbeda-beda terhadap penyakit. 2. Diagnosa Keperawatan.Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pesien post operasi sectio caesarea antara lain :a. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi/peningkatan anggota keluarga, krisis situasi.b. Ketidaknyamanan : Nyeri (Akut) berhubungan dengan trauma pembedahan, efek-efek anastesia, efek-efek hormonal, distensi kandung kemih/abdomen.c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi/kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan.e. Resiko Cedera. Faktor resiko dapat meliputi fungsi biokimia atau regulasi (misalnya : hipotensi ortostatik, adanya HKK atau eklampsia), efek-efek anestesia, tromboemboli, profil darah abnormal (anemia/kehilangan darah berlebihan, sensitivitas terhadap rubella, inkompatibilitas Rh), trauma jaringanf. Resiko infeksi. Faktor resiko dapat meliputi trauma jaringan/kulit rusak, penurunan Hb, prosedur invasif dan/atau peningkatan pemajanan lingkungan, pecah ketuban lama, mainutrisi.g. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot (diastasis rekti, kelebihan analgesik atau anestesi, efek-efek progesterone, dehidrasi, diare prapersalinan, kurang masukan, nyeri parineal/rektal.h. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber-sumber.i. Perubahan Eleminasi urin berhubungan dengan trauma/diversi mekanis, efek-efek hormonal (perpindahan cairan dan/atau peningkatan aliran plasma ginjal), efek-efek anastesi.j. Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anastesia, penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan fisik.

Sedangkan dalam studi kasus ini sesuai kebutuhan pasien ditegakkan 4 diagnosa keperawatan yaitu :Prioritas Diagnosa Keperawatan1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d luka post operasi SC2. Gangguan pemenuhan nutrisi b.d intake yang kurang3. Gangguan rasa aman cemas b.d kurangnya pengetahuan4. Intoleransi aktivitas b.d luka post op scDari data di atas, terdapat 8 diagnosa pada teori yang tidak ditemukan pada kasus yaitu:1. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi/peningkatan anggota keluarga, krisis situasi. Diagnose ini tidak diangkat karena klien sudah mengetahui dan mengerti tentang perawatan bayi dan karena klien banyak belajar dari anak pertamanya.2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi/kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi. Diagnose ini tidak diangkat karena klien mengatakan bahwa ansietas yang dirasakan klien sudah menurun ke tingkat yang dapat diatasi3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa kehidupan. Diagnose ini tidak diangkat karena klien mengatakan tidak malu dengan kondisinya saat ini4. Resiko Cedera. Faktor resiko dapat meliputi fungsi biokimia atau regulasi (mis., hipotensi ortostatik, adanya HKK atau eklampsia), efek-efek anestesia, tromboemboli, profil darah abnormal (anemia/kehilangan darah berlebihan, sensitivitas terhadap rubella, inkompatibilitas Rh), trauma jaringan. Diagnose ini tidak diangkat karena pada saat pengkajian tidak ditemukan adanya factor factor yang dapat menimbilkan cedera.5. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot (diastasis rekti, kelebihan analgesik atau anestesi, efek-efek progesterone, dehidrasi, diare prapersalinan, kurang masukan, nyeri parineal/rektal. Diagnose ini tidak diangkat karena pada saat pengkajian klien mengatakan sudah BAB. Peristaltic usus 7 kali/menit6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perubahan fisiologis, periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi berhubungan dengan kurang pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi, tidak mengenal sumber-sumber. Diagnose ini tidak diangkat karena klien sudah mengetahui dan mengerti tentang perawatan bayi dan karena klien sudah memiliki banyak pengalaman sebagai seorang ibu7. Perubahan Eleminasi urine berhubungan dengan trauma/diversi mekanis, efek-efek hormonal (perpindahan cairan dan/atau peningkatan aliran plasma ginjal), efek-efek anastesi. Diagnosis ini tidak diangkat karena pada saat pengkajian tampak terpasang kateter.

8. Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anastesia, penurunan kekuatan dan ketahanan, ketidaknyamanan fisik. Diagnose ini tidak diangkat karena tampak klien dibantu oleh keluarga dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene.Disamping itu terdapat 2 diagnosa yang ada pada kasus tetapi tidak terdapat dalam teori yaitu :1. Gangguan pola tidur b/d nyeri pada luka post Op. Diagnosa ini ditemukan pada kasus karena nyeri yang dialami klien sehingga pola tidur klien terganggu.2. Gangguan mobilitas fisik b/d kelemahan. Diagnosa ini ditemukan pada kasus karena keadaan umum klien yang lemah sehingga kebutuhan ADL klien dibantu di tempat tidur.3. PerencanaanDari 4 masalah keperawatan yang muncul pada kasus, selanjutnya dibuat rencana keperawatan sebagai tindakan pencegah masalah keperawatan yang ada, kemudian menentukan tindakan yang tepat.Rencana telah dilakukan sesuai dengan kondisi klien dan ternyata tidak ada kesenjangan yang terjadi antara teori dengan kenyataan yang ada. Dimana semua rencana yang tertera dalam teori juga direcanakan pada kasus.

4. ImplementasiDalam melaksanakan intervensi keperawatan penulis tidak mendapat hambatan yang berarti, semua intervensi (rencana tindakan) dapat terlaksana dengan melibatkan klien dan keluarganya, klien bersikap lebih terbuka, kooperatif dan mudah diajak bekerjasama, mudah menerima penjelasan dan saran serta klien berpartisipasi aktif dalam tindakan keperawatan.

5. EvaluasiEvaluasi pada klien post operasi sectio caesrea dilakukan secara formatif dan secara sumatif. Evaluasi secara formatif telah dilaksanakan secara terus menerus untuk menilai setiap langkah perkembangan kesehatan klien.Pada evaluasi sumatif dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ada pada perencanaan dengan hasil tidak ditemukan komplikasi yang membahayakan baik bagi ibu maupun bayinya , dan tidak terdapat infeksi pada luka post SC serta orang tua dapat menerima kehadiran bayinya.Untuk masalah yang belum teratasi tindakannya diberikan pada saat akan pulang dengan memberikan Discharge Planning (perencanaan klien pulang ) sehingga klien mengetahui hal-hal yang harus dilakukan di rumah dan mengetahui kapan harus datang ke rumah sakit untuk kontrol.

6. Faktor pendukung dan penghambat.1. Faktor pendukunga. Adanya kerja sama yang baik dengan petugas ruangan dan keadaan klien dan keluarga yang kooperatif dalam melaksanakann tindakan.b. Adanya partisifasi dari pembimbing lahan dan institusi dalam membimbing mahasiswa praktek dan pengambilan kasus.c. Keluarga klien yang sangat kooperatif dalam menerima semua anjuran tim kesehatan yang menunjang kesembuhan klien.2. Faktor penghambata. Diperolehnya data yang berbeda antar anggota keluarga klien untuk perumusan rencana tindakan.b. Penggunaan bahasa yang kadang tidak dimengerti oleh penulis.