asuhan keperawatan komunitas ispa

Download Asuhan Keperawatan Komunitas Ispa

If you can't read please download the document

Upload: dian-rachmat-saputro

Post on 04-Dec-2015

125 views

Category:

Documents


64 download

DESCRIPTION

ispa

TRANSCRIPT

Asuhan Keperawatan Komunitas

Pada Pasien ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas)

A.a. Pengkajian

1.Identitas Kepala Keluarga

Nama Kepala Keluarga: Tn. S

Umur: 35 tahun

Jenis Kelamin: Laki-laki

Alamat:Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02/RW 10

Agama: Islam

Suku: Makasar

Pendidikan Terakhir: SMP

Pekerjaan: Buruh

Pendapatan / bulan: Rp. 500.000 / bulan

2.Identitas Anggota Keluarga

No.

Nama

Umur

JK

Hub.

Alamat

Agama

Pdk

Pkr

1.

Ny. B

30 th

P

Istri

SDKK

Islam

SD

-

2.

An. A

12 th

L

Anak

SDKK

Islam

SMP

-

3.

An. H

6 th

P

Anak

SDKK

Islam

SD

-

3.Genogram

Keluarga Tn.S merupakan keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak. Lingkungan keluarga Tn.S bersifat heterogen. Keluarga Tn.S mengatakan setiap kali ada anggota yang sakit, langsung dibawa ke Puskesmas. Tidak ada suatu nilai-nilai kepercayaan tertentu yang mempengaruhi kesehatan. Pencari nafkah dalam keluarga hanya Tn.S. Rekreasi keluarga Tn.S adalah menonton tv bersama.

4.Riwayat Perkembangan Keluarga

a.Tahap Perkembangan Keluarga

Keluarga Tn S saat ini menghadapi tahap perkembangan anak usia sekolah, tahap perkembangan keluarga masih ada yang belum terpenuhi, antara lain tahap memenuhi kebutuhan keluarga, membantu anak bersosialisasi dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan keluarga.

b.Riwayat Kesehatan Saat Ini

Anggota keluarga Tn.S saat ini, An. H menderita penyakit ISPA. Dengan gejala demam, pilek, serta batuk.

c.Riwayat Kesehatan Keluarga

Kedua orang tua tidak pernah menderita penyakit yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Akan tetapi, An.H setiap bulannya selalu terkena ISPA.

5.Lingkungan

a.Jenis Bangunan

Jenis bangunan semi permanen dengan luas 3 m x 4 m, lantai terbuat dari semen, atap berupa seng, tidak ada ventilasi, penerangan berasal dari lampu listrik.

b.Kebersihan Rumah

Kebersihan rumah dalam keadaan kurang baik. Banyak pakaian tergantung di tembok, banyak sampah berserakan di dapur, kamar mandi lantainya licin, bak air terendap kotoran menumpuk. Keluarga mengatakan tidak tahu tentang syarat rumah yang sehat

c.Fasilitas Rumah Sehat

1)Sumber air berasal dari air PAM

2)Terdapat selokan air, namun terdapat banyak sampah pada selokan tersebut, sehingga airnya tidak mengalir

3)Terdapat jamban leher angsa yang jaraknya+3 m dari sumber air

4)Sampah keluarga diletakkan di kantong plastik, kemudian dibuang ke belakang rumah, selanjutnya dibakar

5)Jenis pencemaran lingkungan yaitu pembuagan limbah rumah tangga langsung ke SPAL terbuka dengan keadaan airnya warna hitam dan berbau.

6.Struktur Keluarga

a.Pola Komunikasi

Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan pesan baik, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Makassar dan kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia.

b.Struktur Kekuatan Keluarga

Pengambil keputusan pada keluarga adalah Tn.S. Selain itu, Tn.S berperan sebagai pencari nafkah, sementara Ny.Bsebagai pengasuh anak dan mensosialisasikan anak, serta sebagai ibu rumah tangga.

7.Fungsi Keluarga

a.Fungsi afektif

Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga

b.Fungsi biologis

Keluarga selalu mengatakan makan makanan yang bergizi seperti tempe,telur, ikan dan sayur mayur .

c.Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin mencari bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

d.Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya

e.Fungsi ekonomi

Kepala keluarga yaitu Tn S bekerja sebagai buruh harian dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga

f.Fungsi reproduksi

Tn S berusia 35 tahun dan Ny B berusia 35 tahun merupakan usia produktif, saat ini Ny B menggunakan alat kontrasepsi suntik

8.Koping Keluarga

a.Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas dengan kondisi An.Z yang menderita penyakit Infeksi Saluran pernafasan atas dan masa depan anak-anaknya. Sedangkan stres jangka pendek yang dihadapi keluarga adalah keluarga tidak mampu mengenal dan merawat penyakit An.Z

b.Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni keluarga membawa An.Z ke Puskesmas.

c.Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga masih dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha agar masalah kesehatan dapat diatasi.

9.Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada An.H yang sedang sakit. Ny.B mengatakan anaknya demam, batuk, dan pilek sejak dua hari yang laluUpaya yang dilakukan dalam mengatasi keluhan adalah dengan memeriksakan kesehatan anaknya ke puskesmas dan minum obat paracetamol dan istirahat yang cukup.

Hasil pemeriksaan fisik :

1.TTV :N = 100x/mnt ; S = 39oC ; RR = 30x/mnt

2.Rambut berwarna hitam, kebersihannya baik, tidak ada kelainan

3.Kulit berwarna kuning langsat, seluruh tubuh warna kulitnya sama, tidak terdapat kelainan

4.Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak iterik, tidak terdapat kelainan, mengeluarkan air mata setiap kali batuk

5.Tidak ada pernafasan cuping hidung, terdapat sekret pada lubang hidung yang menghalangi penciuman

6.Telinga simetris, tidak terdapat serumen, tidak terdapat kelainan

7.Gigi dan mulut kebersihannnya baik, tidak terdapat kelainan

8.Bunyi jantung murni tidak ada suara tambahan

9.Dada simetris, pergerakan dada mengikuti pola nafas

10.Abdomen tidak terdapat kelainan

11.Ektermitas atas dan bawah simetris, tidak terdapat kelainan

Analisa Data

No.

Data

Penyebab

Masalah

1.

DS : Ibu klien mengatakan anaknya demam sejak 2 hari yang lalu, batuk, disertai pilek

DO : Klien terlihat rewel, S = 39oC ; nadi = 100 x/mnt ; rr = 30 x/mnt, terdapat pengeluaran sekret dari hidung dengan karakteristik kental

Virus Influenza

Masuk ke dalam tubuh

Infeksi

Suhu tubuh meningkat

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

2.

DS = Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang syarat-syarat rumah sehat

DO = Tidak terdapat Ventilasi, baju tergantung, sampah berserakan di dapur, selokan tersumbat, terdapat pencemaran air limbah

Kurangnya pengetahuan

Sanitasi lingkungan tidak tepat

Resiko penyakit menular

Resiko penyakit menular berhubungan dengan sanitasi lingkungan tidak tepat

B.Diagnosa Keperawatan

1.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

2.Resiko penyakit menular berhubungan dengan sanitasi lingkungan tidak tepat

C.Intervensi Keperawatan

No.

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan

Tujuan

Tindakan

Rasional

1.

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit diharapkan suhu tubuh pasien menurun

Dengan kriteria hasil : suhu tubuh normal, batuk berkurang, klien tidak rewel

a.Kompres air hangat

b.Banyak minum air hangat

c.Theraphy obat pct, dan OBH

a.Pori-pori kulit membesar, panas tubuh akan turun

b.Air hangat dapat mengencerkan sekret

c.Pct : obat penurun panas

OBH : obat batuk

2.

Resiko penyakit menular berhubungan dengan sanitasi lingkungan tidak tepat

Setelah dilakukan tindakan keperawaan selama 1x20 menit diharapkan pasien memahami tentang sanitasi lingkungan yang tepat dengan kriteria hasil : keluarga mengubah sanitasi lingkungan sesuai denga syarat kesehatan, resiko penyakit menular tidak terjadi

a.Informasikan keluarga tentang lingkungan yang tepat

b.Informasikan tentang penyakit menular

a.Pemahaman keluarga akan memberikan pola perubahan ke arah lebih baik

b.Pemahaman keluarga akan menjadikan sebagai kekuatan untuk tetap menjaga kesehatan lingkungan

D.Implementasi Keperawatan

No.

DX

Pelaksanaan

Tindakan

Hasil

1.

1

Memberikan kompres air hangat

Memberikan air minum hangat

Memberikan theraphy obat pct & OBH

Suhu tubuh menurun menjadi 38oC, Klien sudah tidak rewel

Sekret menjadi encer, mudah untuk dikeluarkan

Suhu normal menjadi 36,4oC, batuk reda

2.

2

Memberikan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan yang baik

Memberikan penyuluhan tentang penyakit menular

Keluarga memahami, dan mengatakan akan mengubah sesuai dengan kategori rumah sehat

Keluarga mengatakan akan menjaga kesehatan lingkungannya karena tidak ingin terkena penyakit menular

E.Evaluasi

No.

DX

Evaluasi

1.

1

S = Keluarga mengatakan anaknya sudah tidak demam, dan akan melakukan yang telah diajarkan oleh penyuluh

O = Klien tidak rewel, Suhu = 36,4oC, batuk reda, sekret encer

A = Masalah teratasi sebagian

P = Lanjutkan Intervensi

2.

2

S = Keluarga mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh penyuluh mengenai sanitasi lingkungan yang baik, dan penyakit menular

O = Keluarga mulai membersihkan sampah-sampah yang berserakan di dalam maupun lingkungan luar rumah

A = Masalah teratasi sebagian

P = Lanjutkan Intervensi

CONTOH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA PASIEN ISPA

ASUHAN KEPERAWATN PADA PASIEN ISPA

A.Pengkajian

I.Identitas Keluarga

a.Nama kepala keluarga: Tn S

b.Umur: 35 thn

c.Jenis kelamin: Laki-laki

d.Pendidikan: SMP

e.Pekerjaan: Buruh harian

f.Agama: Islam

g.Suku: Makassar

h.Alamat: Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02 RW 10

i.Komposisi kelurga

No

Nama

Umur

JK

Hubungan

Pekerjaan

Pendidikan

1

2

3

4

Ny B

An S

An S

An Z

35

14

10

5 thn 1bln

P

L

P

L

Istri

Anak

Anak

Anak

IRT

Tidak ada

Sekolah

BS

SMP

SD

SD

_

Genogram

j.Tipe keluarga

Keluarga Tn S merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 3 orang anak.

k.Latar belakang keluarga

Suku keluarga Tn S adalah suku Makassar, dimana keluarga tinggal dalam suatu lingkungan yang sifatnya heterogen artinya lingkungan tempat tinggal keluarga Tn S terdiri dari berbagai macam jenis pekerjaan, agama, suku dan budaya. Keluarga Tn S mengatakan apabila ada anggota keluarganya yang sakit keluarga membawanya ke Puskesmas atau rumah sakit.

l.Agama

Agama yang dianut oleh keluarga Tn S adalah agama Islam, keluarga mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan dan keluarga juga mengatakan tidak ada nilai-nilai agama yang dapat mempengaruhi kesehatannya.

m.Status sosial

Yang mencari nafkah dalam keluarga adalah Tn S yang bekerja sebagai buruh harian yang berpenghasilan+Rp. 450.000 Rp. 500.000 perbulan.

n.Rekreasi

Kegiatan waktu luang keluarga adalah nonton TV bersama.

II.Riwayat Perkembangan Keluarga

a.Tahap perkembangan keluarga Tn S saat ini

Keluarga Tn S saat ini menghadapi tahap perkembangan anak usia sekolah.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya

Tahap memenuhi kebutuhan keluarga, membantu anak bersosialisasi dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan keluarga.

b.Riwayat kesehatan keluarga inti

Keluarga Tn S terbentuk kurang lebih 16 tahun yang lalu dan telah dikaruniai oleh 3 orang anak, anggota keluarga Tn S yang mengalami gangguan kesehatan saat ini adalah An.Z yang menderita penyakit Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

c.Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Kedua orang tua tidak pernah mengalami gangguan atau masalah kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari hari. Dan tiap bulan An.Zmenderita penyakit ISPA dengan gejala seperti batuk,pilek, dan demam..

III.Lingkungan

a.Jenis bangunan rumah Tn S adalah semi permanen dengan luas bangunan3 m x 4 m. Lantai rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah menggunakan listrik.

b.Kebersihan rumah

Ruang tamu dan kamar tidur nampak pakaian yang bergantungan, banyak sampah yang berserakan di ruang dapur, dapur nampak kurang bersih, keluarga mengatakan tidak mengetahui kondisi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.

c.Pemakaian air

Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn S adalah air PAM dimana air PAM digunakan untuk keperluan sehari-hari, keadaan fisik air tidak berwarna, tidak berbau dan berasa.

d.Pembuangan air limbah keluarga

Keluarga mempunyai sarana pembuangan air limbah yang mengalir langsung ke selokan, dimana selokan tersebut banyak terdapat sampah plastik dan airnya tidak mengalir, keluarga mempunyai jamban jenis angsa latring yang berjarak+3 meter dari air PAM.

e.Pembuangan sampah terakhir keluarga

Sampah keluarga ditampung dikantong plastik lalu dibuang dibelakang rumah.dan kemudian di bakar.

f.Kandang ternak

Keluarga Tn S tidak mempunyai hewan ternak.

g.Pencemaran lingkungan

Jenis pencemaran lingkungan yaitu pembuagan limbah rumah tangga langsung ke SPAL terbuka dengan keadaan airnya warna hitam dan berbau.

h.Denah rumah

INCLUDEPICTURE "C:\\DOCUME~1\\ADMINI~1\\LOCALS~1\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image002.gif" \* MERGEFORMATINET

Keterangan :

1.

3

5

Ruang tamu

2.

4

INCLUDEPICTURE "C:\\DOCUME~1\\ADMINI~1\\LOCALS~1\\Temp\\msohtmlclip1\\01\\clip_image004.gif" \* MERGEFORMATINET

4

Ruang tidur

3.

3

Dapur

4.Wc

5.Kamar mandi

IV.Struktur keluarga

a.Pola komunikasi

Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan pesan baik, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa Makassar dan kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia.

b.Struktur kekuatan keluarga

Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu Tn S selaku kepala keluarga.

c.Struktur peran

Tn S sebagai kepala keluarga berperan sebagai mencari nafkah sedangkan Ny B sebagai pengasuh anak dan mensosialisasikan anak, serta sebagai ibu rumah tangga.

d.Nilai dan norma keluarga

Tidak ada nilai-nilai keluarga yang dianut oleh keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan.

V.Fungsi keluarga

a.Fungsi afektif

Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga

b.Fungsi biologis

Keluarga selalu mengatakan makanmakanan yang bergizi seperti tempe,telur, ikan dan sayur mayur.

c.Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin mencari bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

d.Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya

e.Fungsi ekonomi

Kepala keluarga yaitu Tn S bekerja sebagai buruh harian dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga

f.Fungsi reproduksi

Tn S berusia 35 tahun dan Ny B berusia 35 tahun merupakan usia produktif, saat ini Ny B menggunakan alat kontrasepsi suntik

VI.Koping Keluarga

a.Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas dengan kondisiAn.Z yang menderita penyakit Infeksi Saluran pernafasan atas dan masa depan anak-anaknya. Sedangkan stres jangka pendek yang dihadapi keluarga adalah keluarga tidak mempu mengenal dan merawat penyakit An.Z

b.Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni keluarga membawa An.Z ke Puskesmas.

c.Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga masih dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi dan terus berusaha agar masalah kesehatan dapat diatasi.

VII.Pengkajian Fisik Anggota Keluarga

a.Riwayat kesehatan medis anggota keluarga

1.Keluhan yang dirasakan anggota keluarga pada saat ini

An.Z menderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas dengan gejala seperti deman, batuk, dan pilek yang dirasakan kurang lebih 5 hari yang lalu. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi keluhan adalah dengan memeriksakan kesehatan anaknya ke puskesmas dan minum obat paracetamol dan istirahat yang cukup

b.Keluarga berencana

Ny B memakai alat kontrasepsi suntikan, Ny B mengatakan tidak ada keluhan.

c.Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang bermasalah (An.Z)

1.Tanda-tanda vital An.Z

2.TD: 90/60 mmHg

N: 100x/i

S: 38,50C

P: 30x/i

3.BB: 15kg

TB: 98cm

4.Kebersihan rambut dan kepala

Rambut berwarna hitam, rambut pendek dan kulit kepala nampak bersih, frekuensi mencuci rambut 2 x seminggu, tidak ada nyeri tekan.

5.Keadaan kulit

Warna kulit kuning langsat , kulit nampak bersih .

6.Kesehatan mata

Konjungtiva tidak anemis, simentris kiri dan kanan, pergerakan bola mata kanan dan kiri normal, sklera tidak ikterus.

7.Hidung

Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada epistaksis, tidak ada nyeri tekan dan ada sekret yang menghalangi penciuman.

8.Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen yang menghalangi pendengaran, klien tidak ada gangguan pendengaran

9.Kebersihan gigi dan mulut

Gigi tampak bersih frekuensi mennggosok gigi 2 x /sehari

Bibir klien nampak lembab,tidak ada stomatitis,tidak ada gangguan menelan

10.Pemeriksaan thoraks

a.Jantung

Bunyi jantungS1 lup di dengarkan pada interkosta 2dan 3 dan bunyi jantungS2 dup terdengar pada interkosta 4dan 5 murni tidak ada suara tambahan.

b.Dada/paru

Dada nampak simetris kiri dan kanan pergerakan mengikuti pola napas, frekuensipernapasan 30x/i bunyi nafas ronchi

11.Pemeriksaan abdomen

Tidak ada nyeri tekan, perut tidak kembung

12.Struktur dan bentuk tulang belakang normal, tidak ada kelainan bentuk tulang belakang seperti lordosis, kiposis, dan skoliosis

13.ekstremitas atas dapat berfungsi dengan baik,tidak ada oedema pada tangan, sedangkan ekstremitas bawah juga dapat berfungsi dengan baik,klien mampu berjalan,tadak ada oedema(pembengkakan) pada kaki dan lutut.

ANALISA DATA

No

Data

Masalah Kesehatan

Masalah Keperawatan

1

2.

DS :

- Ibu An. Z mengatakan anaknya demam sejak

5 hari yang lalu

- Ibu klien mengatakan anaknya batuk-batuk dan suka menangis

- Ibu An.Z mengatakan anaknya pilek

DO :

- Klien nampak rewel

- badan An.Z teraba panas

-nampak ada pengeluaran sekret cair

tanda-tanda vital

TD: 90/60 mmHg

N: 100x/iP:30x/i

S: 38,5 oC

DS:

- Keluarga mengatakan tidak mengerti tentag syarat syarat rumah sehat

DO:

- jenis SPAL terbuka

- selokan kotor

- Ventilasi tidak ada

- Rumah nampak kotor

- nampak ruang dapur kotor dan perabotan tidak tertata dengan rapi

ISPA pada An.Z

keluarga Tn.S

Sanitasi lingkungan

yang tidak memenuhi syarat pada keluarga Tn.S

1. Hipertermia padaAn.Z keluarga Tn.Sberhubungan dengan :

Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah ISPA

2. Resiko

Terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada keluarga Tn. S berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.

SKALA PRIORIHTAS MASALAH

Dx. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.Z keluarga Tn. S b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah

No.

Kriteria

Perhitungan

Skor

1.

2.

3.

4.

Sifat masalah

Tidak / kurang sehat

Kemungkinan masalah dapat diubah

Mudah

Potencial masalah umntuk cegah

Tinggi

Menonjolnya masalah

Madalah besar harus segera ditangani

3/3 x 1

2/2 x 2

3/3 x 1

2/2 x 1

1

2

1

1

Total

5

Dx. Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada keluarga Tn. S b/d sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

No.

Kriteria

Perhitungan

Skor

1.

2.

3.

4.

Sifat masalah

Ancaman kesehatan

Kemungkinan masalah dapat diubah

Mudah

Potencial masalah untuk cegah

Tinggi

Menonjolnya masalah

Masalah besar harusditangani

2/3 x 1

2/2 x 2

3/3 x 1

2/2 x 1

2/2

2

1

1

Total

3 2/3

PRIORITAS MASALAH

Berdasarkan hasil pembahasan diatas :

Maka urutan prioritas masalah :

1.Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.Z keluarga Tn. S b/d ketadak mampuan keluarga mengenal masalah ISPAskor (5).

2.Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada keluarga Tn. S b/d sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan skor (3 2/3).

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No

Masalah Kesehatan

Diagnosa Keperawatan

Tujuan

Kriteria

Standar

Rencana tindakan

Rasional

Umum

Khusus

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1.

2.

ISPA pada An. Z Keluarga Tn.S

Sanitasi lingkungan pada keluarga Tn. S

Hipertermia pada An.Z keluarga Tn. S berhubungan dengan :

- ketidak mampuan keluarga mengenal masalah

Resiko terjadinya penyakit menular (DHF, diare, dan Thypoind) pada keluarga Tn. S berhubungan dengan :

Ketidak mampuan keluarga mengenal pentingnya kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan keluarga An. Z tidak mengalami ISPA.

Setelah melakukan intevensi keperawatan keluarga Tn. S di harapkan tidak terjadi penyakit menular

Setelah melakukan intervensi keluarga di harapkan :

1. keluarga mampu mengenal masalah penyakit ISPA.

2. Keluarga mampu mengambil keputusan

3.Keluarga mampu m

4. Keluargamampu menciptakan lingkungan rumah yangsehat

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan.

Setelah melakukan intervensi keperawatan keluarga di harapkan :

1. Keluargamampu mengenal masalah kesehatan yang terkait dengan kesehatan lingkungan

2. Keluarga mampu menganbil keputusan yang tepat mengenai lingkungan yang memenuhi syarat kesehatn

3. Keluarga mampu merawat lingkungan rukmah yang memenuhi syarat kesehatan

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan rumah yang bersih

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada di rumah

Respon verbal

Respon verbal

Masalah kesehatan yang terkait dengan ISPA :

1.Hipertermi

2. Gangguan pola nafas

Masalah kesehatan yang terkait dengan kesehatan lingkuangan :

1. Dampak yang timbul dari sanitasi lingkungan yang tidak memenui syarat kesehatan

1.1 Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA

1.2 Beri penjelasan tentangISPA

2.1Motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa An.Z ke posyandu atau

ke puskesmas

3.1. Anjurkan orang tua klien untuk memberikan kompreks air hangat

3.2.Anjurkan untuk minum air hangat bila ada sekret

3.3 Anjurkan klien untuk banyak istirahat

4.1. Motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungn rumah yang bersih suasana rumah yang tenang dan nyaman

5.1. Motivasi keluarga untuk mengontrol kesehatan An. Z ketempat pelayanan kesehatan terdekat

5.2. Anjurkan kepada lekuarga untuk memeriksakan kesehatan kepuskesmas minimal sebulan 1x

1.1 Kajipngetahuan klien tentang pengertian sanitasi linkungan

.1.2.Beri penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan syarat syarat rumah sehat

2.1.Motivasi keluarga untuk membersihkan SPALnya

2.2 .Motivasi keluarga untuk menutup SPALnya yang terbuka

3.1.Motivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.

3.2.Motivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik

4.1. Motivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan anjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat

5.1 Motivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya

5.2 Anjurkan keluarga untuk membuat lubang tempat penampungan sampah.

1.1 Untukmengetahui tingkat pengetahuan keluarga

1.2 Untuk menambah tingkat pengetahuan keluarga tentang ISPA dan cara perawatannya serta pencegahannya

2.1 Agar keluarga mampu mengambil keputusan untuk meningkatkan derajat kesehatannya

3.1. Kompres hangat dapat membantu evaporasi,karena terjadi vasodilatasi pembuluh darah

3.2. Air hangat dapat membantu mengencerkan sekret

3.3. Istirat yang cukup dapat membantu mempercepat proses penyembuhan

4.1. Lingkungan yang bersih dan suasana rumah yang nyaman dapat memberikan kedamaian dan tidak menjadi tempat berkembangnya kuman penyakit

5.1. Untuk meningkatkan derajat /tarap kesehatannya

5.2. Memberi motivasi kepada keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada

1.1 sebagai dasar untuk menentukan intervensi selanjutnya

1.2. untuk menanbah pengetahuan klien tentang pentingnya sanitasi lingkungan

2.1. SPAL yang bersih tidak menjadi tempat berkembangnya nyamuk.

2.2. SPAL yang tertutup tidak menimbulkan pencemaran lingkungan

3.1. Lingkungan rumah yang bersih tidak menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit dan rumah nampak indah dan rapi

3.2. Perabotan dapur yang tidak tertata rapi dapat mengganggu keindahan rumah

4.1. Agar keluarga mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan keluarga merasa nyaman tinggal di rumah

5.1 Agar sampahtidak berserakan di lingkungan sekitar dan menjadi tempat berkembangnya kuman penyakit

5.2 Agar sampah berkumpul pada satu tempat dan tidak menyebar yang bisa menimbulksn suatu penyakit dan pencemaran lingkungan.

CATATAN PERKEMBANGAN

No.

Tgl/Hari

No DX

Tujuan khusus

Imlementasi

Evaluasi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Sabtu /14 06 2008

Minggu 15-06-2008

Senin

16-06-2008

Selasa

17-06-2008

Kamis 19-06-2008

1.

NDX .1

NDX. 1

NDX. 2

NDX. 2

NDX. 2

1. Keluarga mampu mengenal masalah tentang ISPA

2. Keluarga mampu mengambil keputusan

3. Keluarga mampu merawat An.Z yang menderita penyakit ISPA

3.. Keluarga mampu merawat An. Z yang menderita penyakit ISPA

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan bersih dan suasana rumah yang nyaman

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan nyaman

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

1. Keluarga mampu mengenal tentang pentingnya kesehatan lingjkungan yang memenuhi syarat kesehatan lingkuangan

3. Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat kesehatan

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada

2. Keluarga mampu mengambil keputusan

3. Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat kesehatan

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada

2. Keluarga mampu mengambil keputusan

3. Keluarga mampu merawat lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mamanuhi syarat kesehatan

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang ada

1.1 Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA

1.2 Memberi

penjelasan tenteng ISPA:

a. Pengertian ISPA adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan hanya mengenai saluran pernapasan atas termasuk rongga hidung, faring danlaring

b. Penyebab ISPA sebagian besar disebabkan oleh virus walaupun bakteri juga terlibat. ISPA juga bisa disebabkan karena kelelahan lingkungan yang kotor dan perubahan cuaca

.2.1 Memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa An.Z ke posyandu atau ke puskesmas

3.1 Menganjurkan orang tua klien untuk memberikan kompreks air hangat

3.2 Menganjurkan untuk minum air hangat bila ada sekret

3.3 Menganjurkan klien untuk banyak istirahat

3.1 Menganjurkan orang tua klien untuk memberikan kompres air hangat

3.2 Menganjurkan untuk minum air hangat bila ada sekret

3.3. Menganjurkan klien untuk banyak istirahat

4.1 Memotivasi keluarga untuk menciptakan lingkungn rumah yang bersih suasana rumah yang tenang dan nyaman

5. Memotivasi keluarga untuk mengontrol kesehatan An. Z ketempat pelayanan kesehatan terdekat (puskesmas tau posyandu)

4.1 Memotivasi keluarga untuk menciptakan lingkungn rumah yang bersih suasana rumah yang tenang dan nyaman

5. Memotivasi keluarga untuk mengontrol kesehatan An. Z ketempat pelayanan kesehatan terdekat (peskesmas atau posyandu)

1.1 Mengkaji pengetahuan klien tentang pengertian sanitasi lingkungan

.1.2.Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dan syarat syarat rumah sehat

a.Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal sehingga berpengruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula

b. Cara pengolahan sampah yaitu dengan mengumpukan sampah di tempat sampah di rumah kemudian di buang ke tempat penampung sementara sampah dapat di timbun atau di bakar

c. Syarat-syarat air limbah adalah tidak mencemari air minum permukaan tanah dan tidak menjadi tempat berkembangbiakannya nyamuk dan lalat.

d. Syarat-syarat rumah yang sehat tersedianya air bersih adanya pembuangan air limbah jamban keluarga dan tempat sampah serta ventilasi

3.1.Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat

3.2. Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik

4. Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan menganjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat

5. Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya

2.1.Memotivasi keluarga untuk membersihkan SPALnya

2.2 .Memotivasi keluarga untuk menutup SPALnya yang terbuka

3.1.Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat

3.2.Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik

4.1. Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan anjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat

4.2.Motivasi keluarga untuk menata perabotan dapur

5. Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya

2.1 Memotivasi keluarga untukm membersihkan SPALnya

2.2 .Memotivasi keluarga untuk menutup SPALnya yang terbuka

3.1.Memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat

3.2.Memotivasi keluarga untuk menata perabotan rumah tangga dengan baik

4. Memotivasi keluarga untuk membersihkan rumah setiap hari dan anjurkan agar tidak membuang sampah disembarang tempat

5.1. Memotivasi keluarga untuk membuang sampah pada tempatnya

5.2.Menganjurkan kepada keluarga untuk membuat lubang tempat penampungan.

Tanggal 14-06-2008

Jam 10:00

S : Keluargamengatakan belum mengerti tentang penyakit ISPA

Keluarga mengatakan mengompres anaknya jika demam

O : Badan An. Z teraba panas

An. Z masih batuk-batuk

An. Z masih rewel

Tanda-tanda vital :

TD : 90/60 mmHg

N. 100 x /menit

S : 38,5 C

P :30 x/ menit

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi (3.1,3.2,3.3,4dan5)

Tanggal 15-06-2008

Jam 08 :00

S : Keluarga mengatakan anaknya sudah tidak demam lagi

Keluarga mengatakan selalu memberikan kompres air hangat

Keluarga mengatakan anaknya diberikan obat hupagrif sirup 3x1 sendok/ hari

O : Badan klien tidak teraba panas lagi

An. Z masih batuk

Tanda-tanda vital

TD : 90/60 mmHg

N : 96x/i

S : 37 C

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 4 dan 5.

Tanggal 16-06-2008

Jam 16:30

S :Keluargamengatakan membawa anaknya ke puskesmas

O : An. Z tidak nampak rewel lagi

A : Masalah teratasi

P :-

Tanggal 17-06-2008

Jam 08 : 00

S : Keluarga mengatakan belum mengetahui tentang kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan

O : Rumah nampak kotor perabotan dapur tidak tertata rapi, selokan nampak tergenangdan banyak plastik serta sampah-sampah berserahkan.

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi 2.1, 2.2, 3.1, 3.2, 4 dan 5

Tanggal 19-06-2008

Jam 17 : 00

S : Keluarga mengatakan sudah membersikan selokan dan membuang sampah pada tempatnya

O :Selokan tidak tergenang lagi dan nampak bersih

SPAL masih terbuka, perabot rumah nampak tertata rapi

A : Masalah teratasi sebagian

P : -

RESUME KASUS

TnSberumur 35 tahun mempunyai anggota keluarga 4 orang terdiri dari 3 orang anak dan seorang istri myang merupakan keluarga inti yang tinggal serumah dilingkungan heterogen, keluarga TnS adalah suku Makassar yang menganut agama Islam. Dalam pelayanan kesehatan, keluarga memanfaatkan sarana kesehatan terdekat yaitu puskesmas.

Tahap perkembangan keluarga yaitu berada pada tahap anak sekolah, dimana orang tua membantu anak untuk bersosialisasi baik dengan tetangga maupun di sekolah serta memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.

Jenis bangunan rumah Tn S adalah semi permanen dengan luas bangunan3 m x 4 m. Lantai rumah terbuat dari semen, status pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng, dapur nampak kotor, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah menggunakan listrik.

Keadaan lingkungan rumah kurang memenuhi syarat dimana halaman nampak kotor, selokan nampak kotor, dan SPAL terbuka.klien menampung sampahnya di kantong plastik dan kemudian di buang di tanah kosong disamping rumah dan jika sudah bertumpuk kemudian dibakar.

Pengkajian fisik pada anggota keluarga yang bermasalah yaitu An.Z dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas dengan TTV : TD : 90/60 mmHg, N : 100 x/I, S : 38,5C, Ibu klien mengatakan anaknya demam, batuk-batuk, ingusan, dan suka menangis.

Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan sehingga keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi sehingga tidak mampu mencegah dan mengatasi masalah yang ada.

Adapun diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi yang dilakukan yaitu :

1.Hipertimia b/d ketidak mampuan mengenal masalah penyakit ISPA.

Intervensi :

a.Beri penjelasan tentang ISPA

b.Anjurkan kepada orang tua klien untuk memberikan kompres air hangat..

c.Anjurkan minum air hangat bila ada sekret.

d.Ajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.

e.Anjurkan untuk istirahat yang cukup.

Implementasi yang dilakukan :

a)Memberi penjelasan kepada keluarga tentang penyakit ISPA

b)Menganjurkan ibu klienuntuk memberiminum air hangat bila masih ada sekret.

c)Mengajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.

d)Menganjurkan untuk beristirat yang cukup.

Evaluasi :

Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang manfaat memberikan kompres air hangat.

Resiko terjadinya penyakit menular (DHF, Diare, Thypoid pada keluarga TnS b/d ketidakmampuan keluarga mengenal sanitasi lingkungan syarat kesehatan.

Intervensi:

a.Beri penjelasan (HE) tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan

b.Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang ada hubungannya dengan lingkungan yang kurang bersih,terutama penyakit menular.

c.Motivasi dan anjurkan keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.

d.Anjurkan dan motivasi untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.

Implementasi yang dilakukan :

a)Memberikan penjelasan tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan.

b)Memotivasi keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.

c)Menganjurkandan memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.

Evaluasi :

Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, dan mengatakan akan membersihkan rumahnya setiap hari.

ASKEP KOMUNITAS

Posted onJuly 26, 2013bydiankarimawati

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara global diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal.

( Depkes RI, 1992 ).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan mampu mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah : Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya.

Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada 2010 sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal yang telah dicanangkan oleh pemerintah pada pembukaan Rakernas Departemen Kesehatan RI pada tahun 1999.

Di Wilayah RW 01 yang terdiri dari 4 RT Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari Kota Sukoharjo terdiri dari 47 KK dengan jumlah penduduk 508 jiwa (laki-laki 235 jiwa dan perempuan 273 jiwa), kondisi lingkungan di RW 01 merupakan daerah pemukiman padat, tanah termasuk kering dengan luas daerah 8 Ha, lingkungan termasuk sejuk, masih banyak perumahan warga yang ventilasi kurang memadahi dan pencahaannya kurang. Perkampungan dengan kondisi jalan yang rata, saluran pembuangan yang cukup lancar, pembuangan sampah yang cukup tertib yaitu dibuang dan dikumpulkan di TPS dekat makam setempat, dan terdapat sumber polusi yaitu berupa air selokan sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada lingkungan seperti demam berdarah, ISPA, diare dan lainnya.

Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan seorang perawat yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara memperoleh pengalaman adalah melalui Prakek Komunitas Masyarakat Desa di RW 01 Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari Kota Sukoharjo.

B.TUJUANTujuan Umum

Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri tentang masalah kesehatan di RW 01 Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari Kota Sukoharjo.

Tujuan Khusus

Tujuan yang ingin dicapai pada Praktek Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) ini antara lain :

Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan kesehatan bersama masyarakat dengan menggunakan format Survey Kesehatan Masyarakat.Membentuk dan menggerakkan Kelompok Kerja Kesehatan (Pokjakes)Menganalisa data kesehatan yang didapatkan di masyarakat.Merumuskan diagnosa / masalah kesehatan dengan menyelenggarakan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).Melakukan tindakan keperawatan :Menggerakan masyarakat melakukan kegiatan yang telah direncanakanMengubah perilaku kesehatan masyarakatMelakukan pengembangan dan pengorganisasian masyarakatBersama-sama instansi terkait melakukan pembinaan Pos Kesehatan Desa (PKD) / Desa SiagaMelakukan koordinasi atau kerjasama dengan limtas program dan lintas sektoral.

5. Melakukan evaluasi keperawatan.

C. MANFAAT LAPORAN

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

Masyarakat RW 01

Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.

Puskesmas

Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat RW 01.

Mahasiswa / Penyusun

Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keparawatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas khususnya di RW 01 Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari Kota Sukoharjo.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah, sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Betty Neuman (1989) berpendapat bahwa, komunitas juga dipandang sebagai klien Client is an interacting open system in total interface with both internal and external forces or stressors . Sedangkan Logan dan Dawkin (1987) menuliskan bahwa pengertian keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kepeawatan. Pernyataan lain menurut Soerjono Soekanto (1982) komunitas adalah menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu, dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya. Adapun menurut WHO (1974) komunitas adalah kelompok sosial yang di tentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan interaksi antar anggota masyarakat.

Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan utama yang ditujukan pada masyarakat pada prakteknya memerlukan acuan atau landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Salah satunya adalah konsep menurut (Christine Ibrahim, 1986) keperawatan dikarakteristikkan oleh 4 (empat) konsep pokok, yang meliputi konsep manusia, kesehatan, masyarakat dan keperawatan. Paradigma keperawatan ini menggambarkan hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori itu berhubungan satu dengan yang lain sehingga menimbulkan hal-hal yang perlu di selidiki (Christine Ibrahim, !986).

MANUSIA

KESEHATAN KEPERAWATAN

MASYARAKAT

Gambar 1. Paradigma Keperawatan

Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka yang mempunyai sumber energi (infra struktur) dan mempunyai 5 variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu; Biologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Model teori Neuman dilandasi oleh teori sistem dimana terdiri dari individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan target pelayanan kesehatan. Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga tingkat pencegahan yaitu; pencegahan primer, sekunder dan tersier.

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dari arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya. Pencegahan primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasi faktor resiko yang terjadinya penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatan promosi kesehatan dan pendidikan dalam komunitas. Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya masalah kesehatan. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan penyakit.

3. Pencegahan Tersier

Tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari

1. Individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan / keperawatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan / keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan, dan termasuk diantaranya adalah :

Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya seperti ; Ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah, usia lanjut.Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah :

Penderita penyakit menular seperti; TBC, AIDS, penyakit kelamin dan lainnya. Penderita yang menderita penyakit tidak menular, seperti; Diabetes melitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lainnya.

Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya : WTS, pengguna narkoba, pekerja tertentu, dan lainnyaLembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah: Panti Werdha, panti asuhan, pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental, sosial dan lainnya), penitipan anak balita.

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien.

B.PERAN PERAWAT KOMUNITAS(PROVIDER OF NURSING CARE)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah :

1. Sebagai Pendidik (Health Education)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisirdalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

3.Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikianpelayanan kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya.

4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam memberikan motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya: kegiatan posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut dalam berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan pengorganisasian masyarakat dalam bidang kesehatan.

6. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat.

7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.

8. Sebagai Pengelola (Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 KELURAHAN BEKONANG DUKUH MOJOSARI KOTA SUKOHARJO.

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu kepearwatan di komunitas dan untuk menerapkan konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam konteks keperawatan dasar, maka kelompok mendapatkan tugas keperawatan komunitas di wilayah kelurahan Bekonang, Dukuh Mojosari RW 01 Sukoharjo, mulai tanggal 07 Juni 2013.

Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi tahap-tahap sebagai berikut : pengkajian, Intervensi, Implementasi dan evaluasi serta rencana tindak lanjut.

I.PENGKAJIAN KOMUNITASPENGKAJIAN TAHAP IGeografiKeadaan tanah: tanah kering namun tidak berdebuLuas daerah: 8 HaBatas wilayah: Utara: desa Demakan

Barat: desa Wirun

Selatan: RT 1 RW 2

Timur: desa Demakan

DemografiJumlah KK: 47 KKJumlah penduduk: 508 jiwaMobilitas penduduk: penduduk jarang di rumah ketika pagi dan siang hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.Julah keluarga: 47 keluargaKepadatan penduduk: padatTingkat pendidikan:

Perguruan tinggi: 10 orang

TK : 17 20 orang

SMA : 16 orang

SMP : 15 orang

SD : 20 orang

Pekerjaan:

PNS : 10% jumlah penduduk

Buruh : 10% jumlah penduduk

Pedagang : 70% jumlah penduduk

IRT : 10% jumlah penduduk

Pendapatan rata-rata:

Rp 800.000,- : 20%

Rp 800.000,- s/d Rp 2.000.000.- : 50%

> Rp 2.000.000,- : 30%

Tipe masyarakat: Masyarakat niagaAgama: 100% IslamPENGKAJIAN TAHAP IILingkungan fisikPerumahan: permanen dan rata-rata dalam kategori baikPenerangan: di lingkungan penerangan pada malam hari sudah cukup, tapi banyak rumah warga yang kurang pencahayaannya pada siang hariSirkulasi udara: lingkungan sejuk karena banyak pohon yang ditanam warga sekitar tetapi banyak perumahan warga yang ventilasi rumahnya kurang memadahi seperti kurangnya jumlah jendela dan dekatnya jarak antar rumah.Kepadatan penduduk: Tergolong padat.EdukasiStatus pendidikan: SMA sederajat, yang terdiri dari:

Perguruan tinggi: 10 orang

TK : 17 20 orang

SMA : 16 orang

SMP : 15 orang

SD : 20 orang

Sarana pendidikan: terdapat 1 taman kanak-kanakKeamanan dan TransportasiPemadam kebakaran: tidak adaPolisi: tidak ada namun terdapat siskamling secara rutinSarana transportasi: sepeda onthel, motor dan mobil pribadiKeadaan jalan: jalanan sudah diaspal dan ramai akan kendaraan bermotorPemilihan ketua RT/ RW dengan cara foting bersamaStruktur PemerintahanMasyarakat swadaya yang terdiri dari 1 RW dan 4 RTPamong desa: 1 orangKader desa: 5 orangPKK: ada dan masih berjalan aktif tiap bulanKontak tani: tidak adaKarang taruna: ada dan berjalan aktif tiap bulanKumpulan agama: ada dan aktif di masyarakatSarana dan Fasilitas KesehatanPelayanan kesehatan: Tidak terdapat praktik bidan swasta maupun praktik klinik swasta yang lain.Tenaga kesehatan: 2 perawat dan 1 bidanTempat ibadah: terdapat masjid dan musholaSekolah: terdapat 1 taman kanak-kanakPanti sosial: tidak terdapatPasar: tidak ada, namun terdapat banyak toko kelontong yang menyediakan banyak kebutuhan dari masyarakat sekitarTempat pertemuan: terletak di rumah ketua RW dalam setiap acara yang diadakan oleh lokasi setempatPosyandu: terdapat posyandu lansia (tiap minggu ke 2) dan posyandu balita (tiap minggu pertama) berjalan aktif setiap sebulan sekali.Hygiene perumahan: sanitasi warga RW 1 dalam kategori baikSumber air bersih: air sumur galianPembuangan air limbah: dialirkan lancar ke selokan dan tidak menggenangJamban: 80% sudah mempunyai jamban di rumah masing-masingSarana MCK: semua dilakukan di kamar mandi masing masing dan hampir tidak ada yang di sungaiPembuangan sampah: dibuang dan dikumpulkan di TPS dekat makam setempatSumber polusi: air selokanSumber vektor: nyamuk penular seperti aedes aegyptyKomunikasi

Terdapat infrastruktur komunikasi yang memadai dan modern seperti internet, ponsel, koran, majalah, radio dan televisi. Masyarakat juga bisa menggunakan alat-alat komunikasi tersebut. Untuk papan informasi untk nenyampaikan kabar berita dari desa maupun dari yang, disediakan tempat di dekat rumah pak RW.

Ekonomi

Keadaan ekonomi masyarakat RW 1 desa Bekonang dalam kategori baik dan diatas garis kemiskinan. Warga masyarakat juga tidak yang menganggur di rumah. Rata-rata pekerjaan warga setempat adalah pedagang, baik di rumah maupun masyarakat.

Rekreasi

Karang taruna dari wilayah setempat sering mengadakan wisata bersama-sama ke suatu tempat. Kelompok khusus seperti anggota kader juga sering mengadakan rekreasi bersama yang diharapkan dapat mengurangi stresor dan beban pikiran.

DISTRIBUSI PENYAKIT DI MASYARAKAT

Dari rekapitulasi data bulan Maret-Mei di puskesmas mojolaban ada 1.439 orang yang bekunjung/periksa. Dari jumlah tersebut ada 5 penyakit dengan distribusi terbesar yaitu:

Influensa akut: 251 orang atau sekitar 17%Demam : 169 orang atau sekitar 11%Hipertensi : 63 orang atau sekitar 4%Diare : 69 orang atau sekitar 4%Atritis : 65 orang atau sekitar 4%

Dari hasil di atas di dapatkan jumlah terbesar penderita penyakit terbesar yaitu Influenza dengan jumlah 251 orang di bulan maret sampai mei. Kemudian pemeriksaan epidemiologi dari 40 rumah warga RW 01 dukuh mojosari yang di pilih secara acak, di dapatkan 8 rumah warga yang masih terdapat jentik di tempat penampungan air.

Dari data kesehatan di RW 1 didapatkan data bahwa :

Jumlah lansia keseluruhan :Jumlah lansia dengan hipertensi : 67 0rang atau 75%Jumlah lansia dengan DM :+10 orang atau 12%Jumlah penderita TBC : 6 orangJumlah balita keseluruhan : 44 balitaJumlah balita lahir meninggal : Jumlah warga yang menderita DBD : 1 orang dan 1 tersangkaJumlah penderita ISPA :+20% /jumlah penduduk RW I

II.ANALISA DATA

No

Data fokus

Problem

Etiologi

1

DS: Dari hasil wawancara dengan ketua RW 1 mengatakan bahwa rata-rata lansia menderita hipertensi

DO: Berdasarkan data dari puskesmas mojolaban pada bulan Maret sampai bulan Mei di kelurahan bekonang dukuh mojosari RW 1

Jumlah lansia keseluruhan :hipertensi 75%

Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia

Kurangnya pengetahuan masyarakat

2

DS: Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW 1 mengatakan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat mojosari kurang begitu diperhatikan.

DO :

terdapat 1 orang yang terkena DB dan 1 orang menjadi tersangkarumah yang padat, lembab dan Pembuangan sampah masih di dekat pekaranganDari pemeriksaan epidemiologi di 40 rumah di dapatkan 8 rumah warga yang masih terdapat jentik nyamuk.

Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah

Lingkungan yang kurang memadahi, ditandai dengan Pembuangan sampah yang masih dekat dengan pekarangan

3.

DS: Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW 1 dukuh mojosari, Mengatakan bahwa dari penduduk yang berjumlah 508 jiwa terdapat 20% orang yang menderita ISPA dan yang meninggal 2 orang

DO :

Ventilasi rumah kurang memadahiPencahayaannya kurangJumlah penduduk sangat padatTerdapat 60% Pemuda dan bapak-bapak merokokTerdapat 10% Ibu-ibu yang merokok

Resiko penularan angka kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan atas)

Lingkungan yang kurang mendukung,ditandai dengan: lingkungan yang padat dan sanitasi rumah

III.URUTAN MASALAH

Masalah kesehatan

Kreteria penapisan

Jumlah score

a

b

c

d

e

f

g

Tersedia sumber

h

i

j

k

l

DBD

5

4

5

5

3

5

4

5

3

4

5

5

58

ISPA

3

3

4

2

1

3

2

3

3

4

3

5

32

Hipertensi

4

5

5

4

3

5

3

4

4

5

5

3

40

Berdasarkan urutan masalah dapat disusun masalah keperawatan komunitas sebagai berikut :

Resiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah b.d Lingkungan yang kurang memadahi, ditandai dengan Pembuangan sampah yang masih dekat dengan pekaranganResiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia b.d Kurangnya pengetahuan masyarakatResiko penularan angka kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) b.d Lingkungan yang kurang mendukung,ditandai dengan: lingkungan yang padat dan sanitasi rumah

IV.RENCANA TINDAKAN

Dalam membuat perencanaan kegiatan keperawatan komunitas melibatkan peran serta masyarakat. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kesadaran masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.

Perumusan tujuan disesuaikan dengan masalah yang akan ditindaklanjuti dengan rumusan tujuan jangka panjang yang berorientasi pada perubahan perilaku baik secara kognitif, afektif dan psikomotor serta rumusan tujuan jangka pendek yang merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan jangka panjang serta hasil yang diharapkan ada setiap akhir kegiatan tertentu. Rencana kegiatan yang dirumuskan dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat Kelurahan Bekonang Dukuh Mojosari RW 0I Kota Sukoharjo dengan melibatkan masyarakat yang diwakili oleh Kader antara lain:

Tanggal 5 juni 2013 Melakukan pencarian data di Puskesmas Mojolaban dan mencari tempat yang tepat untuk masalah yang masih aktual saat ini.Tanggal 8 Juni 2013 melakukan Pengkajian di Dukuh Mojosari RW 0ITanggal 10 Juni 2013 Musyawarah dengan KADER untuk dilaksanakannya kegiatan MMD (musyawarah Masyarakat Desa)Tanggal 13 juni 2013 penyebaran surat undangan untuk masing-masing perwakilan tiap RT, TOGA, TOMA dan KADER yang ada di RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang.Tanggal 15 juni 2013 Persiapan Mahasiswa untuk melakukan kegiatan MMD untuk memnentukan Prioritas Diagnosa dan didapatkan masalah yang paling aktual yaitu DBD.Tanggal 17 juni 2013 Melakukan pengkajian di rumah warga yang positif terkena DBD dan melakukan pemeriksaan jentik nyamuk di 20 rumah warga yang terletak disekitar rumah penderitaTanggal 18 juni 2013 melakukan penyebaran surat undangan kepada warga yang ada di RW 0I Dukuh Mojosari untuk melakukan penyuluhan tentang DBDTanggal 19 juni 2013 Melakukan penyuluhan kepada warga tentang penyakit DBD

E.TAHAP IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Implementasi diberikan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dan kebutuhan masyarakat. Pada umumnya tindakan keperawatan komunitas yang dilakukan RW 0I Dukuh Mojosari sesuai dengan teori yaitu berfokus pada upaya meningkatkan, mempertahankan, memperbaiki kesehatan, mencegah penyakit dan rehabilitasi dengan menggunakan strategi yaitu proses kelompok, health promotion dan patnership.

Tindakan pelaksanaan atau implementasi yang diperlukan untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan komunitas adalah hasil kerja sama dengan masyarakat.

Implementasi untuk masalah kesehatan lingkungan yang diangkat adalah Demam Berdarah di RW 0I Dukuh Mojosari berhubungan dengan Lingkungan yang kurang memadahi. Kegiatan dimulai dengan memberikan penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) pada hari Rabu, 19 Juni 2013 di RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang. Kemudian kegiatan di lanjutkan dengan pemeriksaan jentik jentik nyamuk pada setiap tandon air yang ada di RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang yang di lakukan pada hari Senin, 17 Juni oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Pelaksanaan kegiatan komunitas berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pemberian tindakan pendidikan kesehatan atau penyuluhan kepada RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo. Perubahan yang dapat dinilai sebatas tahap perubahan pengetahuan. Perubahan yang dapat dinilai karena berdasarkan faktor yang mempermudah perubahan perilaku baru terjadi perubahan pengetahuan, sikap, dan kepercayaan.

F.TAHAP EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir proses keperawatan yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari pemecahan masalah keperawatan komunitas yang ada. Dari evaluasi yang dilaksanakan dapat diketahui masalah keperawatan komunitas dapat terpecahkan seluruh, sebagian, atau tidak terpecahkan tetapi menimbulkan masalah baru. Kegiatan evaluasi yang dilakukan adalah mengukur keberhasilan mengumpulkan data dan menganalisa. Kegiatan ini dilakukan bersama dengan masyarakat.

Evaluasi hasil kegiatan telah dilakukan untuk menilai efektifitas kegiatan sesaat setelah kegiatan dilakukan dan evaluasi yang dilakukan pada akhir program untuk menilai aktifitas jangka panjang yang akan dilakukan sebagai rencana tindak lanjut di RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo. Evaluasi secara umum dilakukan setelah mahasiswa selesai melaksanakan kegiatan yang direncanakan.

Pelaksanaaan kegiatan yang telah dilakukan berjalan lancar, sesuai rencana dan adanya peran serta KADER dan mayarakat setempat. Selama dilakukan kegiatan tidak ditemukan hambatan yang berarti.

Hasil evaluasi tindakan untuk mengatasi masalah DBD dengan melakukan Penyuluhan Kesehatan yang dihadiri oleh warga RW 0I Dukuh Mojosari, Terdapat bapak-bapak dan Ibu- Ibu yang aktif bertanya dan mendengarkan materi yang diampaikan.

BAB IV

ANALISA SWOT

Strenghts (kekuatan)Terdapat fasilitas kesehatan yang dekat dengan rumahTerdapat tenaga kesehatan 2 perawat dan 1 bidanTersedinya tempat pada setiap kegiatanPeran aktif MasyarakatWeaknesses (kelemahan)Aktivitas warga yang kebanyakan pada bekerja dari pagi sampai siangOpportunity (peluang)Terdapat puskesmasTerdapat posyandu lansiaTerdapat posyandu balitaTerdapat pos kesehatan desa (PKD)Terdapat perkumpulan TOGA dan TOMAThreathment (ancaman)Kurangnya kerja bakti antar warga Dukuh Mojosari terutama RW 0IKurangnya PHBS pada warga Dukuh Mojosari terutama RW 0IJumlah penduduk yang padatPembuangan sampah masih dekat pekaranganKegiatan karang taruna kurang aktifTidak terdapat panti sosial

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada bab sebelumnya maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :

Masalah keperawatan komunitas yang muncul di wilayah RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo antara lain adalahResiko tinggi peningkatan angka kejadian penyakit Demam Berdarah b.d Lingkungan yang kurang memadahi, ditandai dengan Pembuangan sampah yang masih dekat dengan pekaranganResiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi pada lansia b.d Kurangnya pengetahuan masyarakatResiko penularan angka kejadian ISPA (infeksi saluran pernapasan atas) b.d Lingkungan yang kurang mendukung,ditandai dengan: lingkungan yang padat dan sanitasi rumahImplementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain adalah memberikan penyuluhan kesehatn tentang DBD dan pemeriksaan jentik jentik nyamuk di sekitar 20 rumah yang ada disekitar rumah tersangka DBD pada hari senin tanggal 17 juni 2013.Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan dari masyarakat dilingkungan di wilayah RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo, hal ini dapat dilihat dari partisipasi warga selama kegiatan berlangsung

B. SARAN

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :

Masyarakat

Peran serta dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pengurus RT RW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin. Antara lain warga aktif mengadakan kerja bakti bersih lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk

Puskesmas dan Kelurahan

Diharapkan adanya bantuan dana dan prasarana, serta supervisi dari pihak puskesmas dan kelurahan yang berkesinambungan untuk memantau kegiatan kesehatan yang dilakukan oleh warga RW 0I Dukuh Mojosari Kelurahan Bekonang Kota Sukoharjo

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kegiatan praktek komunitas dan keluarga yang telah dilaksanakan di Puskesmas Mojolaban perlu ditindaklanjuti oleh mahasiswa angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan mengoptimalkan hal-hal yang telah dicapai serta menindaklanjuti hal-hal yang belum tercapai.