asuhan keperawatan bml selesai
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN
“KATARAK”
Dosen Pembimbing : Nur Yeti Syarifah,S.kep,.NS
Kelompok IV
Desta Pradana Putra (11100007)Echi Septiana (11100008)Merlince Kogoya (11100018)Martinus Pego Soge (11100019)Putri Maharani (11100028)Antinius Niky Kurniawan (11100031)Antonius Padua Kurniawan Edhok (11100032)Fransiska Etik (11100039)Hendrik Purwanto (11100040)Muhamat Addin Afdhadin (11100047)Sulasno (11100055)Wiwin Pujiati (11100056)Donisius Martinus Sera (11100061)Kartini Irmina Rebi (11100064)
Mata kuliah: Sistem Persepsi Sensori
SI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA YOGYAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan Karunianya
yang telah di berikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makala kami yang berjudul
“ KATARAK”.
Semoga makala ini dapat di manfatkan dan di pergunakan sesuai dengan funsinya
dengan baik dan semoga memberikn ilmu bagi yang membaca dan mempelajarinya .
Tentu saja masih banyak kekurangan dalam pembuatan makala ini ole karena itu, kami
harap saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar menjadi masukan yang positip
bagi kami dan tentu saja menambah wawasan dan pengetahuan kami.
Yogyakarta , Juni 2012
penyusun
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar....................……………………………………………………………………i
Daftar Isi.........................……....…………...…………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB IIPEMBAHASAN
A. Find difficult Word.......................................................................................................2
B. Case analysis (find the “key word”)..............................................................................2
C. Tinjauan pustaka............................................................................................................2
1. Definisi ....................................................................................................................2
2. Etiologi.....................................................................................................................3
3. Tanda dan gejala /manifestasi klinis........................................................................5
4. Patofisiologi.............................................................................................................7
5. Pathway....................................................................................................................8
6. Komplikasi.............................................................................................................10
7. Pemeriksaan menunjang........................................................................................10
8. Penatalaksanan.......................................................................................................11
9. Askep.....................................................................................................................12
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan...................................................................................................................17
b. Saran.............................................................................................................................17
Daftarpustaka...........................................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKatarak atau kekeruan pada lensa mata ini merupakan penyakit yang
menyerang pada mata penyakit ini terserang pada semua usia tetapi lebi banyak di
temukan pada lansia
Hal ini di sebabkan karena bertambanya usia sehinga menyebabkan penurunan
ketajaman pada mata.
B. Tujuan 1.1. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan klien dengan “ katarak”.
1.2. Tujuan Khusus:
1. Mampu melalukan pengkajian secara menyeluru pada klien dengan
Katarak
2. Mampu melakukan masala keperawatan yang muncul pada klien
dengan katarak
3. Mampu membuat rencana tindakan klien dengan katarak
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan katarak
5. Mampu melakukan evaluasi atas tindakan yang tela di lakukan
6. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terjadi antara teori dengan
kasus
7. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung,penghambat,serta dapat
mencari solusi
8. Mampu mengdokumentasikan asuhan keperawatan klien deng katarak
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Find Difficult Word
Oftalmoskopi
Poli mata
Lensa mata
Buram
Kaca susu
B. Case Analysi (Find The”Key Word”)
“ KATARAK”
C. Tinjauan Pustaka
A.Definisi
Katarak adalah : Nama yang diberikan untuk kekeruhan lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau
dapat juga akibat dari kedua-duanya yang biasanya mengenai kedua mata dan
berjalan progesif (Mansjoer,2000;62).
Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang
dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat
perkembangan serat lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti
dalam perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi. Biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak mengakibatkan
pengurangan visus oleh suatu tabir/layar yang diturunkan di dalam mata,
seperti melihat air terjun. Penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena
dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan
bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap
lensa mata dapat bervariasi.
Katarak adalah : Kekerahan pada lensa mata tanpa nyeri yang berangsur-
angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerimah cahaya (Barbara).
2
Katarak adalah: Kekeruhan (apasitas) dari lensa yang tidak dapat
mengambarkan objek dengan jelas di retina .
B.Etiologi
Katarak di sebabkan oleh berbagai faktor atara lain:
- Trauma
- Terpapas substansi toksik
- Penyakit predisposisi
- Genetik
- Infeksi virus di masa pertumbuhan
- Usia
Penuaan merupakan penyebab utama dari katarak (95%) dari 5% di sebabkan
kerusakan kongenital, trauma,keracunan, atau penyakit sistemik.
Derajat kerusakan yang di sebabkan oleh katarak di pengaruhi oleh
lokasi dan densitas (kepadatan) dari kekeruhan selain umur, pekerjaan gaya
hidup dan tempat tinggal seseorang.
Menurut Etiologinya Katarak di Bagi menjadi :
1. Katarak senilis (95%)
Katarak ini disebabkan oleh ketuaan ( lebih dari 60 tahun) katarak terjadi
18% pada usia 65-74 tahun, dan 45% pada usia 75-84 Tahun. Beberapa
derajat katarak di duga terjadi pada semua orang pada usia 70 tahun.
Ada 3 stadium antara lain:
Katarak insipieu: stadiun ini kekeruan lensa sektoral di batasi
oleh bagian mata yang masih jernih.
Katarak lutummesen: kekeruan lensa di sertai dengan
pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air.
Katarak Hipermatur: katarak mengalami proses degenerasi lanjut
keluar dari kapsul lensa sehinga lensa mengecil, berwarna kuning dan
kering serta terdapat lipatan lensa.Jika berlanjut di sertai kapsul yang
tebal menyebabkan kortek yang berdegenerasi dan cair tidak dapat
3
keluar , sehingga berbentuk seperti sekantong susu dengan nukleus
yang terbenam yang disebut katarak morgagemi.
2. Katarak kongenital
Katarak ini merupakan katarak yang di temukan pada bayi sejak lahir
(sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun).
Katarak kongenital digolongkan dalam 2 bagian yaitu:
- Katarak kapsulo lentikuler
Merupakan katarak pada kapsul dan konteks.
- Katarak leutikuler
Merupakan kekeruan lensa yang tidak mengenai kapsul
3. Katarak juvenil
Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun dan di bawa usia 40 tahun.
4. Katarak presemil
Katarak yang terjadi sesuda usia 30-40 tahun.
5. Katarak traumatik
Terjadi karena cedera pada mata, seperti trauma tajam/trauma tumpul.
Waktu untuk perkembabangan katarak traumatik dapat bervariasi dari jam
sampai tahun
6. Katarak Toksik
Setelah terpapar bahan kimia atau subtansi tertentu (karticos, tirot,
klorpromasi, miotik, agen untuk pengobatan glaukoma).
7. Katarak Asosiasi
Penyakit sistemik seperti DM ,Downs sindrom dan dematitis atapik dapat
menjadi predikposisi bagi individu untuk perkembangan katarak.
8. Katarak koneplikata
Katarak ini dapat juga terjadi akibat penyakit mata lain (kelainan okuler).
Penyakit intra okuler temrmasuk retinitis pigmentase gloukoma dan retina
dekachement.
4
C. Manifestasi KlinisKatarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya klien
melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan oleh kehilangan
penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunann seperti
mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan
bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada
retina. Hasilnya adalah pandangan menjadi kabur atau redup, menyilaukan
dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang
normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-akan
melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya
apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga
refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun dan ketika
katarak sudah sangat memburuk lensa yang lebih kuat pun tidak akan mampu
memperbaiki penglihatan. Orang dengan katarak secara khas selalu mencari
cara untuk menghindari silau yang berasal dari cahaya yang salah arah.
Misalnya dengan mengenkan topi berkelapak lebar atau kaca mata hitam dan
menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
- Pengelihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
- Peka terhadap sinar atau cahaya.
- Pengelihatan menjadi dobel pada satu mata.
- Memerlukan cahaya untuk membaca.
- Lensa mata beruba menjadi buram seperti kaca susu.
Ganguan pengelihatan bisa berupa:
- Kesulitan melihat pada malam hari
- Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa mengkilau mata
- Sering berganti kaca mata
- Penurunanketajaman pengelihatan (bahkan pada siang hari)
5
Gejala lainnya adalah :
- Sering berganti kaca mata
- Pengelihatan sering pada sala satu mata
D. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,
transparan, berbentuk kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul
anterior dan posterior. Dengan bertambah usia, nucleus mengalami perubahan
warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti
duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior
merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju
pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang
dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat menyebabkan
penglihatan mengalami distorsi. Perubahan Kimia dalam protein lensa dapat
menyebabkan koagulasi sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan
terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi
sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi.Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita
katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang
berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis, seperti
DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika
orang memasuki dekade ke tujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus
6
diidentifikasi awal karena bila tidak didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia
dan kehilangan penglihatan permanen.
Faktor yang paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak
meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok, DM, dan
asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama.
7
Kerusakan pada jaringan sekitar
Terputusnya kontanitas jaringan
Merangsang Hipotalamus
Merangsang naceceptor
Pelepasan dan histamin bradikinin
Nyeri
Faktor Usia
Nukleus berubah wara menjadi coklat
kekuningan
Perubahan pada serabut halus multiple (granula)
Trauma tumpul dan tajam
Menembus lensa
Terlepasnya lensa dari badan viterus
Defek Kongenital
KATARAK
Kekeruhan pada lensa waktu bayi lahir
Pembentukan lensa belum mencapai keadaan normal
Pada ibu dengan riwayat prenatal infeksi
Kelainan nukleus lensa
Indikasi dilakukan pembedahan
Kurang pengetahuan tentang penyakit, pengobatan, serta rutinitas pre operasi katarak
Kurang Pengetahuan
Koping individu
Gangguan transmisi sinar
Resiko Infeksi
Port the entry kuman
Kurangnya tindakan aseptik dalam
perawatan pre operasi di rumah
Ansietas
Terhambatnya cahaya yang masuk ke retina
Penglihatan menjadi kabur
Kekeruhan pada lensa
Intoleransi Aktivitas
Keterbatasan aktivitas
Klien tidak mampu beraktivitas secara
mandiri
Gangguan Persepsi Sensori Penglihatan
Penurunan ketajaman penglihatan
Resiko Cidera Fisik
Kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
yang diperlukan
E. Pathway
8
F. KomplikasiPenyakit yang terjadi berupa virus tidak akan mencapai 5/5 ampliopia
sensori. Komplikasi yang terjadi nigtagunus dan siatramus dan bila katarak di
biarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan
komplikasi berupa glaukoma dan uvertis
G. Pemeriksaan Penunjang
- USG Mata (pembedahan)
Sebagai persiapan untuk melakukan pembedahampada katarak
- Pemeriksaan dara lengkap
Menujukan anemi sistemik/infeksi
- Kartu mata sneillen
Mungkin tergangu dalam kerusakan kornea ,lensa otueus, viteus humor,
kesalahan refraksi, danpenyakit sistem saraf
- Tes retina
- Lapang pengelihatan
Penurunan mungkin masa tumor , karotis, dan glaukoma.
- Oftal moskopi
Alat yang di gunakan untuk melakukan pemeriksaan mata bagian dalam.
H. Penatalaksanaan
Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan, yaitu dengan cara lensa
yang telah keruh di angkat dan sekaligus di tanam lensa intra okuler sehinga
pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata
ophakia). Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan
pengelihatan akut untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan
bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik, yang dapat dicapai adalah 20/50
atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau
kualitas hidup, seperti diabetes dan glaukoma. Pembedahan katarak terdiri
dari pengangkatan lensa dan di ganti dengan lensa buatan.
9
Pengangkatan lensa
Ada 2 teknik pembedahan yang sering di gunakan yaitu :
- Pembedahan intra kapsuler : pengangkatan lensa beserta
kapsulnya
- Pembedahan ekstra kapsuler : lensa diangkat dengan
meninggalkan kapsulnya
Pergantian lensa
Penderita yang tela menjalani pembedahan katarak biasanya akan
mendapatkan lensa buatan ini merupakan lempengan pelastik yang
di sebut lensa intraokuler dan biasanya lensa intra okuler dimasukan
ke dalam kapsul lensa di dalam mata untuk menjaga infeksi,
mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan. Selama
beberapa minggu setelah dari pembedahan di berikan tetes mata
atau salep mata untuk melindungi mata dari cidera. Penderita
sebaiknya mengunakan kacamata atau pelindung mata yang terbuat
dari logam sampe luka pembedahan benar-benar sembuh.
I. Diagnosa keperawatan
10
1. Dx keperawatan: gangguan presepsi sensori pegelihatan b/d gangguan transmisi sinar. Tujuan dan kriteria Hasil: klien mampu beradaptasi dengan lingkungan dan klien mengenal lingkungan secara maksimal
Intervensi Rasional
1. Kaji ketajaman pegelihatan
2. Orientasi pasien terhadap lingkungan
3. Observasi tanda-tanda dan gejala disertai pertahankan keamanan tempat tidur sampai benar-benar sembu dari anastes
4. Ingatkan klien mengunakan kaca mata katarak
1. Untuk mengetahui apaka satu atau kedua mata terlibat
2. Memberikan peningkatan kenyamanan dan keluarga
3. Terbangun dalam lingkungan tak dikenal dan mengalami keterbatasan pegelihatan
4. Membesar 25% pengelihatan periver hilang
2. Dx. keperawatan : Resiko infeksi b/d kurangnya tindakaan aseptik dalam keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil : Meningkatkan penyembuhan luka agar tidk terjadi infeksi pada
okuler pembedahan dengan criteria hasil udema berkurang, tidak demam, tidak dehidrasi
Intervensi Rasional
1. Tekanakan teknik mengunci tangan dengan tepat
2. Awasi suhu
3. Lihat lokasi beda untuk eritema drainase purulent
4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat mislnya steroid
1. mencega penyebaran bakteri dan kontaminasi silang
2. demam dapat terjadi akibat infeksi/dehidrasi
3. refeksi dini terjadinya infeksi memberikan pencegahan komplikasi lebi serius
4. menurunkan inflamasi
3. Dx keperawatan: nyeri b/d indikasi di lakukan pembedahan
11
Tujuan dan criteria hasil : nyeri berkurang nyeri hilang dengan skala ringan o,3 ekspresi waja rileks dan dapat tidur dengan nyenyak
Intervensi Rasional
1. bantu klien dalam mengidentifikasi tindakan penglihatan nyeri yang efektif .
2. jelaskan bahwa nyeri dapat terjadi beberapa jam setela pembedahan
3. lakukan tindakan mengurangi nyeri dengan cara latihan distraksi dan relaksasi
4. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik sesuai indikasi
1. membantu klien menemui tindakan penglihatan atau mengurangi nyeri yang efektif
2. mampu mengurangi kecemasan
3. memungkinkan klien untuk mempunyai rasa control terhadap nyeri
4. analgetik dapat menghabat reseptor nyeri
4. Dx Keperawatan : intoleransi aktivitas b/d keterbatasan aaktivitas Tujuan dan criteria hasil : dapat melakukan aktifitas dengan bebas tanpa aaktivitas nya tergangau
Intervensi Rasional
1. beritahu klien untuk aktivitas nya sementara di batasi untuk mencega robekan lebih lanjut..
2. Mencelaskan pada klien untuk tidak mengusap atau mengosok mata.
3. Oservasi TTV
4. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat sesuai indikasi
1. Mengurangi resiko cedera dan mempercepat prosedur penyembuhan
2. Mengusap atau mengosok mata dapat merusak integritas kulit.
3. Mengetahui ada tidaknya tanda-tanda vital.
4. Mempercepat proses penyembuhan.
5. Dx keperawatan : kurang pengetahuan b/d kurangnya pengetaahuan tentang penyakit /pengobatan.
12
Tujuan Dan Kriteria Hasil: setela di lakukan tindakan keperawatan masala kurang pengetahuan berkurang dengan criteria hasil klien mengatakan sudah memahami penyakit yang dia derita
Intervensi Rasional
1. Berikan infomasi yang tepat dengan keadaan individu
2. Tingkatakan pentingnya istirahan
3. Diskusi aturan obat-obatan, interaksi dan efeksamping
1. Berat /ringan keadaan penyebab usia dan komplikasi yang muncul atau menentukan tindakan pengobatan .
2. Mengurangi ketidak tahuan
3. Meningkatkan kerja sama atau peningkatan kemungkinan untuk sukses dan aturan terapeutik
6. Dx Keperawatan : Ansietas b/d Tindakan Pembedaha. Tujuan Dan kriteria Hasil: ansietas berkurang denga criteria hasil Klien tampak rileks
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat ansietas dan diskusi penyebabnya
2. Kaji status Emosional.
3. Sediakan waktu mendengarkan pasien
4. Kolaborasi dengan dokter rujuk pada sumber –sumber lain sesuai indikasi
1. Meningkatakan kemampuan individu untuk menghadapinya dengan lebi realitas
2. Ansietas merupakan reaksi yang umum terhadap perubahan
3. Kecemasan pasien teratasi
4. Mungkin membutukan bantuan yang lebih lanjut untuk memecahkan masalah
7. Dx Keperawatan :Resiko cidera fisik b/d Kurang pengetahuan tentang kewaspadaan
13
yang di perlukan terhadap defisik sensori pengelihatanTujuan dan Kriteria Hasil: tidak akan terjadi cidera fisik dengan criteria hasil klien dapat mengedentivikasi factor-faktor yang dapat mengakibatkan resiko terjadinya cidera
Intervensi Rasioanal
1. Kaji ada tidaknya factor penyebab / pendukung adanya resiko cidera .
2. Jelaskan tentang gangguan pengelihatan
3. Orientasi tempat dengan klien misalnyaa jarak tempat tidur dengan pintu kamar.
4. Mengunakan klien untuk selalu menemani klien kemana saja
1. Membabtu klien agar tidak terjadi cidera fisik
2. Gangguan pengelihatan dapaat menyebabkan peningkatan resiko cidera
3. Mengurangi terjadinya resiko cidera
4. Agar tidak terjadi resiko cidera fisik
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Katarak adalah suatu penyakit dimana terjadi penurunan ketajaman yang
disebab kan ole kekeruhan pada lensa mata . penyakit ini disebabkan oleh banyak
faktor diantaranya adalah genetic dan lingkungan . kurangnya pengetahuan
membuat penyakit ini bertamba kebutaan . angapan bahwa penyakit ini
merupakan penyakit yang perlu di waspadai kareana penyakit ini menyerang
bukan haynya pada lansia tetapi pada semua usia . pengobatan /mencega penyakit
ini dengan cara menkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit.C ,
vit.A, dan vit E.
B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan sudah seharusnya kita mengetahui tentang banyak
penyakit termasuk katarak angapan masyarakat tentang penyakit ini sebagai
penyakit Tuan menjadin suatu keprihatinan kita. dengan banyak memberikan
penyuluhan maka akan mengurangi penderita dan dapat mencega katarak terjadi.
15
Daftar Pustaka
1. Suddarth dan Brunner. 2001. Keperawatan medical bedah edisi 8. Volume 3:
Jakarta. Egc.
2. Mansjoer Arif . 1999. Capital selekta kedokteran . medra Aesculapius. Fk. Ui
3. http://www.katarakblogspot.id.com/
16