asuhan keperawatan

8
A. Asuhan Keperawatan Menurut Anas Tamsuri (2004), asuhan keperawatan pada pasien dengan penderita ablasio retina adalah sebagai berikut : a. Pengkajian 1. Riwayat (1) Riwayat penyakit : trauma mata, riwayat inflamasi (koroiditis), riwayat myopia, retinitis. (2) Psikososial : kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatuh, berkendaraan. 2. Pengkajian Umum (1) Usia (2) Gejala penyakit sistemik : diabetes mellitus, hipotiroid (3) Gejala penyakit mata : nyeri mata, penurunan ketajaman penglihatan, kemeng bagian belakang mata (koroiditis, retinitis). 3. Pengkajian Khusus Mata (1) Fotopsia (seperti melihat halilintar kecil), terutama pada tempat gelap; merupakan keluhan dini ablasio retina. (2) Bayangan titik-titik pada penglihatan hingga terjadi kehilangan penglihatan. (3) Kehilangan lapang pandang; gambaran kehilangan penglihatan menunjukkan kerusakan pada area yang berlawanan. Jika kehilangan pada area inferior, kerusakan (ablasi) terjadi pada area superior. (4) Sensasi mata tertutup (jika robekan luas).

Upload: eriska-yunita-sari

Post on 04-Dec-2015

249 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan ablasio retina

TRANSCRIPT

Page 1: Asuhan Keperawatan

A. Asuhan Keperawatan

Menurut Anas Tamsuri (2004), asuhan keperawatan pada pasien dengan penderita

ablasio retina adalah sebagai berikut :

a. Pengkajian

1. Riwayat

(1) Riwayat penyakit : trauma mata, riwayat inflamasi (koroiditis), riwayat

myopia, retinitis.

(2) Psikososial : kemampuan aktivitas, gangguan membaca, resiko jatuh,

berkendaraan.

2. Pengkajian Umum

(1) Usia

(2) Gejala penyakit sistemik : diabetes mellitus, hipotiroid

(3) Gejala penyakit mata : nyeri mata, penurunan ketajaman penglihatan,

kemeng bagian belakang mata (koroiditis, retinitis).

3. Pengkajian Khusus Mata

(1) Fotopsia (seperti melihat halilintar kecil), terutama pada tempat gelap;

merupakan keluhan dini ablasio retina.

(2) Bayangan titik-titik pada penglihatan hingga terjadi kehilangan penglihatan.

(3) Kehilangan lapang pandang; gambaran kehilangan penglihatan

menunjukkan kerusakan pada area yang berlawanan. Jika kehilangan pada

area inferior, kerusakan (ablasi) terjadi pada area superior.

(4) Sensasi mata tertutup (jika robekan luas).

(5) Pemeriksaan fundus okuli dengan oftalmoskop didapatkan gambaran

tampak retina yang terlepas berwarna pucat dengan pembuluh darah retina

yang berkelok-kelok disertai atau tanpa robekan retina.

b. Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan yang berhubungan dengan penurunan

ketajaman dan kejelasan penglihatan.

Subjektif :

(1) Melaporkan adanya penglihatan seperti kilatan cahaya.

(2) Melaporkan pandangan kabur.

(3) Melaporkan penurunan lapang pandang.

Page 2: Asuhan Keperawatan

(4) Menyatakan riwayat trauma.

Objektif :

Pada pemeriksaan ditemukan penurunan lapang pandang.

2. Resiko perluasan cedera yang berhubungan dengan peningkatan aktivitas,

kurangnya pengetahuan.

Subjektif :

Menyatakan pernah mengalami trauma.

Objektif :

Perilaku tubuh yang tidak kontrol.

3. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian

operasi.

Subjektif :

Menyatakan takut/ khawatir dengan penyakitnya.

Objektif :

Murung, menyendiri, ekspresi wajah tegang.

4. Resiko cedera berhubungan dengan peningkatan TIO, perdarahan, kehilangan

vitreus, pelepasan buckling, kegagalan pelekatan retina.

Subjektif :

Menyatakan nyeri, rasa tidak nyaman pada mata.

Objektif :

Perilaku tubuh tidak terkontrol.

5. Nyeri yang berhubungan dengan luka pascaoperasi.

Subjektif :

Menyatakan nyeri.

Objektif :

Meringis, wajah tegang.

6. Gangguan perawatan diri berhubungan dengan penurunan penglihatan,

pembatasan aktivitas pascaoperasi.

Subjektif :

Menyatakan penurunan kemampuan penglihatan.

Objektif :

Klien banyak istirahat di tempat tidur.

Page 3: Asuhan Keperawatan

7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiarnya dengan sumber

informasi.

Subjektif :

(1) Menyatakan tidak tahu bagaimana mencegah kambuhnya penyakit.

(2) Menyatakan tidak tahu perawatan setelah dirumah.

c. Intervensi Keperawatan

No.

Dx

NOC (Tujuan) NIC (Rencana Keperawatan)

Rasional

1. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

3x24 jam klien

melaporkan

kemampuan yang lebih

baik untuk proses

rangsang penglihatan

dan mengomunikasikan

perubahan visual

Kriteria hasil :

1. Klien

mengidentifikasi

faktor-faktor

yang

memengaruhi

fungsi

penglihatan

2. Klien

mengidentifikasi

dan

menunjukkan

pola-pola

alternative

untuk

meningkatkan

1.Kaji ketajaman

pengelihatan klien

2.Identifikasi

alternatif untuk

optimalisasi

sumber

rangsangan

3.Sesuaikan

lingkungan untuk

optimalisasi

pengelihatan :

orientasikan klien

terhadap ruang

rawat, berikan

pencahayaan

cuku.

4.Anjurkan

penggunaan

alternatif

rangsang

lingkungan yang

dapat diterima.

1.Mengidentifikasi

kemampuan visual klien

2.Memberikan

keakuratan pengelihatan

dan perawatannya

3.Meningkatkan

kemampuan persepsi

sensori

4.Meningkatkan

kemampuan respons

terhadap stimulus

lingkungan

Page 4: Asuhan Keperawatan

penerimaan

rangsang

penglihatan

3. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam tidak

terjadi kecemasan

Kriteria Hasil :

a. Klien

mengungkapkan

kecemasan hilang atau

minimal

1.Jelaskan

gambaran

kejadian pre dan

pasca operasi,

manfaat operasi,

dan sikap yang

harus dilakukan

klien selama masa

operasi.

2.Jawab

pertanyaan khusus

tentang

pembedahan.

Berikan waktu

untuk

mengekspresikan

perasaan.

1.Meningkatkan

pemahaman tentang

gambaran operasi untuk

menurunkan ansietas

2.Meningkatkan

kepercayaan dan kerja

sama. Berbagi perasaan

membantu menurunkan

ketegangan.

4. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam tidak

terjadi cedera mata

pascaoperasi

kriteria hasil :

a. klien menyebutkan

faktor yang

menyebabkan cidera

b. klien tidak

melakukan aktifitas

yang meningkatkan

1.Diskusikan

tentang rasa sakit,

pembatasan

aktivitas dan

pembalutan mata

2.Tempatkan

klien pada tempat

1. Meningkatkan kerja

sama dan pembatasan

yang diperlukan

Istirahat mutlak

diberikan hanya

beberapa menit hingga

satu atau dua jam

pascaoperasi atau satu

malam jika ada

komplikasi

2.Mencegah/menurunkan

Page 5: Asuhan Keperawatan

resiko cedera tidur yang lebih

rendah dan

anjurkan untuk

membatasi

pergerakan

mendadak serta

menggerakkan

kepala berlebih

3.Bantu aktivitas

selama fase

istirahat

Ajarkan klien

untuk

menghindari

tindakan yang

dapat

menyebabkan

cedera

resiko komplikasi cedera

3.Tindakan yang dapat

meningkatkan TIO dan

menimbulkan kerusakan

struktur mata

pascaoperasi

(menggerakkan kepala

mendadak, membungkuk

terlalu lama)

7. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam

perawatan rumah

berjalan efektif

Kriteria Hasil:

a.Klien mampu

mengidentifikasi

kegiatan perawatan

rumah (lanjutan ) yang

diperlukan

1.Kaji tingkat

pengetahuan klien

tentang perawatan

pascahoispitalisasi

2.terangkan

aktivitas yang

diperbolehkan dan

dihindari

1.sebagai modalitas

dalam pemberian

pendidikan kesehatan

tentang perawatan di

rumah.

2.Aktivitas seperti

menonton televisi jangan

terlalu lama, dan hindari

aktivitas duduk.