asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir di rb kartini kampung sawah bandar lampung tahun...

126
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Disusun Oleh: ARYATI SUSANTI 201207005 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Upload: akbidadila07

Post on 31-Jan-2016

44 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

ARYATI SUSANTI

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh:

ARYATI SUSANTI

201207005

AKADEMI KEBIDANAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

i

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Profesi Ahli Madya Kebidanan Pada Prodi DIII Kebidanan

Akbid Adila Bandar Lampung

Disusun Oleh:

ARYATI SUSANTI

201207005

AKADEMI KEBIDANAN ADILA

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan di sahkan oleh Tim Penguji Ujian Akhir Program Pendidikan

Diploma III Kebidanan ADILA pada

Hari : Kamis

Tanggal : 30 juli 2015

Penguji I, Penguji II,

Andestyana Septiyaningsih, S.ST.M.Kes Sustiana, Amd.Keb.Skm

NIK. 0230099002 NIK. 196602121956032008

Direktur Akademi Kebidanan ADILA

Bandar Lampung

dr. Wazni Adila, MPH

NIK. 2011041008

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

iii

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

TERHADAP BAYI NY.R DI RB KARTINI KAMPUNG

SAWAH BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Aryati susanti,

Andestyana Septiyaningsih, S.ST.M.Kes, Sustiana Amd.keb.Skm

INTISARI

KTI ini membahas tentang Asuhan Kebidanan Pada Bayi Segera Setelah Lahir Terhadap Bayi Ny.

R Di RB Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015. Bayi baru lahir normal adalah

bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2500-4000 gram. Penelitian

menunjukan bahwa, 50 % kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan

pertama kehidupan. Penyebab terjadinya kematian bayi adalah asfiksia 281 (36 %) kasus ,BBLR

280 (35.5 %) kasus , kelainan kongenital 34 (4.3 %), infeksi 16 (2.0%) kasus, gangguan

pencernaan 5 (0.6%) kasus , lain- lain 171(22%) kasus. Tujuan dilakukan penulisan ini diharapkan

dapat diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Segera

Setelah Lahir Terhadap Bayi Ny. R Di RB Kartini Kampung Sawah Tahun 2015.

Metode penelitian yang diambil adalah metode diskriptif. Dari hasil penelitian ini diperoleh

bahwa terdapat kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus hal ini mencakup dalam

penilaian berat badan pada bayi.

Kesimpulan yang diambil adalah penulis mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan

menejemen kebidanan sesuai dengan 7 langkah varney, dengan hasil evaluasi bayi tidak

mengalami komplikasi dan dalam keadaan normal dengan dilakukanya rawat gabung. Saran dari

study kasus ini adalah diharapkan bagi lahan praktek sebagai bahan masukan bagi tenaga

kesehatan agar lebih meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan bayi segera

setelah lahir.

Kata kunci : Bayi baru lahir

Kepustakaan : 15 (2005-2012)

Jumlah halaman : 111 halaman

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

iv

CURRICULUM VITAE

Nama : Aryati Susanti

NIM : 201207005

Tempat/Tanggal Lahir : Bandar lampung 15 juni 1994

Agama : Islam

Alamat : jl.sadewo no.67 kp. Sawah lama Bandar lampung

Institusi : Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung

Angkatan : 2012

Biografi :

- 1999-2000 : TK AL-Hidayah

- 2000-2006 : SDN 1 sawah brebes

- 2006-2009 : SMP Kartika II-2 bandar

lampung

- 2009-2012 : SMA YP Unila Bandar lampung

- 2012-2015 : Penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Akademi Kebidanan Adila Bandar

Lampung sejak tahun 2015

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

v

MOTTO

“Hidup itu penuh pilihan. Apa yang

kamu pilih hari ini akan menentukan

masa depanmu"

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

vi

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah puji syukur aku panjatkan atas kehadirat–Mu Ya Allah, berkat

limpahan Rahmat dan Hidayah–Mu, Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Karya tulis ini ku persembahkan untuk

1. tugas akhir ini ku persembahkan untuk kedua orang tua ku. Tiada kata yang

bisa menggantikan segala dukungan usaha, semangat, dan juga doa. Maafkan

aku atas semua keikhlafan ku selama in Do’a dan senyum kalian adalah pelita

hatiku, Semoga persembahan ini akan menjadi awal buat ku untuk memenuhi

harapan kalian.

2. Ku persembahkan juga untuk kakak ku tanpa dukungan dan bantuan mu saya

tidak akan mampu bisa menyelesaikan karya tulis ini.

3. Untuk para seperjuangan ku angkatan ke-7 yang selalu berbagi keceriaan dan

melewati setiap suka dan duka selama kuliah, dan selalu membantu ku dalam

hal apapun terim akasih banyak smoga kalian sukses selalu.

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

izin dan kekuatan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini dengan judul ’’Asuhan Kebidanan Pada Bayi Segera Setelah

Lahir Di RB Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015” tepat

pada waktunya. Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir karya tulis

ilmiah di akbid adila Bandar lampung tahun 2015. Karya Tulis ini tidak dapat

diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik berupa dorongan dan

semangat. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dr. Wasni adila M.PH, selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila Bandar

Lampung.

2. Hendrayani, S.ST.M.kes dan Elsinta apriyani S.ST selaku pembimbing yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan sabar

selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah..

3. RB Kartin Kampung sawah Bandar Lampung yang telah memberikan izin

penulis untuk mengambil data.

4. Semua dosen Akademi Kebidanan Adila Bandar Lampung yang telah

memberi banyak ilmu dan memberikan bimbingan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis ini masih banyak kekurangan,

sehingga penulisan sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak

demikesempurnaan Karya Tulis ini. Semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi

penulis dan pembaca.

Bandar lampung, juli 2015

penulis

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii

INTISARI…………………………………………………………….. iii

CURICULUM VITAE .......................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................. v

PERSEMBAHAN……………………………………………………. . vi

KATA PENGANTAR ........................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL………………………………………………… ..... ix

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………… . x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang ............................................................................. 1

1.2 RumusanMasalah ........................................................................ 3

1.3 Tujuan ......................................................................................... 4

1.4 RuangLingkup ............................................................................. 5

1.5 ManfaatPenelitian ....................................................................... 5

1.6 Metodelogi Dan TehnikMemperoleh Data ................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TinjauanTeori Medis ................................................................... 10

2.2 ManajemenKebidanan................................................................. 50

2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan................................... ..... 59

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian............................................................................ ....... 62

3.2 .Matrik.............................................................................. ............ 67

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

ix

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Pengkajian ................................................................................... 78

4.2 Interpretasi DataDasar ................................................................. 85

4.3 IdentifikasiDiagnosa/ MasalahPotensial ..................................... 86

4.4 TindakanSegera ........................................................................... 87

4.5 Perencanaan................................................................................. 88

4.6 Pelaksanaan ................................................................................. 91

4.7 Evaluasi ....................................................................................... 105

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 108

5.2 Saran ........................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

x

DAFTAR TABEL

Table 2.1 SIGTUNA SCORE .................................................................................................... 13

Tabel 2.2 APGAR SKOR ........................................................................................................ 19

Tabel 2.3 penanganan bayi baru lahir berdasarkan APGAR SKOR ........................................ 20

Table 2.4 Perkembangan sistem pulmonal............................................................................... 36

TABEL 3.1 MATRIKS .......................................................................................................... 62

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat izin penelitian

Lampiran 2 : Surat izin bidan

Lampiran 3 : Jadwal penelitian

Lampiran 4 : Dokumentasi

Lampiran 5 : Lembar konsul

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir normal adalah : bayi yang lahir dalam presentasi belakang

kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37

minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram,

nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,

2010;h.2).

Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi

psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa

transisi kehidupanya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru

lahir juga membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan

untuknya menjalani masa transisi dengan baik.

Penelitian menunjukan bahwa, 50 % kematian bayi terjadi dalam periode

neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan

bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang

mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya karena

hipotermi akan menyebabkan hipoglikemia dan akibatnya dapat terjadi

kerusakan otak. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan

dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai organisme yang

harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin dapat

bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

2

paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Proses

adaptasi fisiologis yang dilakukan bayi baru lahir perlu diketahui dengan baik

oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, yang selalu memberikan pelayanan

kesehatan bagi ibu , bayi dan anak (Wafi Nur Muslihatun, 2010;H.3-11).

Berdasarkan data dari world organization (WHO) ialah sebesar 35 per 1.000

kelahiran hidup untuk tahun 2012. Pada tahun 1990 silam. AKB secara global

sebesar 63 per 1.000 kelahiran hidup, menuurut laporan WHO pada tahun

2000, angka kematian bayi (AKB) di dunia 54 per 1000 kelahiran hidup

kemudian tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup ( wijaya, 2010).

Dari data tersebut, AKB dunia menduduki kriteria sedang. Kedua data

tersebut dapat kita bandingkan dengan targetan MDGs untuk AKB, yakni 23

per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.

Angka kematian bayi (AKB) di indonesia masih tinggi. Data survei

demografi kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2004 menyatakan AKB di

indonesia ialah 35 per 1000 kelahiran hidup, walaupun ini masih dalam

kriteria rendah, namun AKB di indonesia masih menjadi masalah keshatan di

indonesia, khususnya berkenaan dengan kesehatan ibu dan anak (wijaya,

2010, www.academia.edu).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012 Angka

Kematian Bayi (AKB) terjadi sebanyak 1.027 kasus. Penyebab terjadinya

kematian bayi adalah Asfiksia (36%), BBLR (35%), kelainan kongenital

(4%), infeksi ( 2%), gangguan pencernaan (1%) kasus, lain-lain (22%).

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

3

Kematian bayi dan Anak Balita terbesar ada di Kota Bandar Lampung (204

kasus kematian bayi dan 25 kematian anak balita). Kematian bayi terbesar

terjadi pada masa bayi perinatal (0-6 hari), diikuti kematian pada masa bayi

neonatal (7-28 hari) dan masa bayi (>28 harI - <1 tahun). Penyebab kematian

bayi perinatal dan neonatal di Provinsi Lampung tahun 2012 pada dua

terbesar disebabkan oleh BBLR dan Asfiksia (Profil Dinas Kesehatan

Provinsi Lampung Tahun 2012).

Dari hasil survey yang dilakukan penulis di RB kartini kampung sawah pada

tanggal 27 April 2015 terdapat 5 bayi baru lahir dan tidak ada yang

mengalami komplikasi. Penulis melakukan survey di RB Kartini Kampung

Sawah pada tanggal 27 April 2015 didapatkan 8 bayi baru lahir, 2 bayi

mengalami asfiksia dan 1 bayi mengalami hipotermi dan sudah dapat

tertangani. Untuk menghindari terjadinya asfiksia dan hipotermi terhadap

bayi Ny.R maka diperlukan penanganan segera untuk memberikan asuhan

terhadap bayi Ny. R.

Dari data dan hasil survey tersebut sehingga penulis tertarik untuk

memberikan asuhan yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Pada Bayi Segera

Setelah Lahir terhadap bayi Ny. R Segera Setelah Lahir di RB Kartini

Kampung Sawah Tahun 2015”.

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

4

1.2 RUMUSAN MASALAH

“Bagaimanakah Asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir terhadap

bayi Ny. R di RB Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung Tahun 2015 ?”

1.3 TUJUAN PENULISAN

1.3.1 Tujuan umum

Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan

Kebidanan pada bayi segera setelah lahir terhadap Ny.R di RB Kartini

Kampung Sawah Tahun 2015

1.3.2 Tujuan khusus

1.3.2.1 Penulis mampu melakukan pengkajian data pada asuhan

kebidanan bayi segera setelah lahir terhadap bayi Ny.R di RB

Kartini Kampung Sawah pada tahun 2015

1.3.2.2 Penulis mampu menentukan diagnosa masalah dan kebutuhan

pada asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir terhadap

bayi Ny. R di RB Kartini Kampung Sawah pada tahun 2015.

1.3.2.3 Penulis mampu mengidentifikasikan diagnosa masalah potensial

pada asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir terhadap

bayi Ny. R di RB Kartini Kampung Sawah pada tahun 2015.

1.3.2.4 Penulis mampu melakukan tindakan segera dan mengantisipasi

masalah dengan melakukan penanganan atau kolaborasi dengan

dokter pada asuhan kebidanan bayi segera setelah lahir terhadap

bayi Ny. R di RB Kartini Kampung Sawah pada tahun 2015.

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

5

1.3.2.5 Penulis mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

pada asuhan kebidanan bayi segera setelah lahir terhadap bayi

Ny. R di RB Kartini Kampung Sawah pada tahun 2015.

1.3.2.6 Penulis mampu melaksanakan rencana asuhan yang menyeluruh

pada asuhan kebidanan bayi segera setelah lahir terhadap bayi

Ny. R di RB Kartini Kampung Sawah pada tahun 2015

1.3.2.7 Penulis mampu mengevaluasi hasil dari asuhan kebidanan pada

asuhan kebidanan bayi segera setelah lahir terhadap bayi Ny. R

di RB Kartini Kampung Sawah pada tahun 2015.

1.4 RUANG LINGKUP

1.4.1 Sasaran

Sasaran yang diambil dalam study kasus ini adalah bayi segera

setelah lahir.

1.4.2 Tempat

Tempat pelaksanaan di RB Kartini Kampung Sawah Bandar

Lampung.

1.4.3 Waktu

Waktu pelaksanaan pada tanggal 27 april 2015 pukul 13.41

wib.

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

6

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1.5.1 Institusi Pendidikan

Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan

khususnya di bidang asuhan bayi segera setelah lahir dan dapat

menjadi acuan bagi pendidik yang akan datang sebagai bahan

masukan bagi pihak lain yang ingin menulis study kasus

tentang asuhan kebidanan segera setelah lahir.

1.5.2 Bagi Lahan Praktek

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih

meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan

kebidanan bayi segera setelah lahir.

1.5.3 Bagi Masyarakat

Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,

masyarakat khususnya orang tua mengerti dalam pemberian

asuhan yang baik pada bayi baru lahir. Dengan demikian

komplikasi dapat terdeteksi secara mendapat penanganan.

1.5.4 Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

diploma tiga kebidanan dan meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dalam asuhan kebidanan bayi segera setelah lahir.

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

7

1.6 METODOLOGI PENELITIAN DAN TEKNIK MEMPEROLEH

DATA

1.6.1 Metodologi penelitian

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis

menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

atau tentang suatu keadaan secara objektif. Metode

penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau

menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi

sekarang. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi,

pengolahan/analisis data, membuat kesimpulan, dan

laporan (Soekidjo Notoatmodjo, 2005;h.138).

1.6.2 Teknik Memperoleh Data

Teknik memperoleh data dalam penulisan karya tulis ilmiah

ini adalah:

1.6.2.1 Data primer

a. Wawancara (anamnesis)

Yaitu perbincangan dua arah dengan cara tatap

muka dan pertanyaan yang diajukan mengarah

pada data yang relavan dengan pasien,

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

8

anamnesis dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu:

1. Auto anamnesis

Adalah anamnesis yang dilakukan kepada

pasien langsung

2. Allo anamnesis

Adalah anamnesis yang dilakukan kepada

keluarga pasien untuk memperoleh data

tentang pasien (Ari sulistyawati dan Esti

Nugraheny, 2012;h.165-166).

b. Pemeriksaan fisik

Pengkajian fisik adalah suatu cara unntuk

mendapatkan informasi tentang anak dan

keluarganya dengan menggunakan semua

pancaindra, baik subjektif maupun objektif.

Pengkajian fisik bayi baru lahir dan

perkambangannya dilakukan bersamaan ketika

melakukan pemeriksaan secara inspeksi

maupun observasi (Vivian Nanny Lia Dewi

dan Tri Sunarsih, 2010;h.24).

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

9

1.6.2.2 Data sekunder

a. Studi Kepustakaan

Dalam metode ini penulis membaca dan

mempelajari buku-buku, literatur-literatur yang

berkaitan dengan bayi baru lahir dan diperoleh

dari beberapa buku terbaru dan informasi dari

internet yang “up to date”.

b. Studi dokumenter

Yang dimaksud sumber informasi dokumenter

pada dasarnya adalah semua bentuk sumber

informasi berhubungan dengan dokumen, baik

dokumen-dokumen resmi maupun tidak resmi.

Dokumen resmi adalah semua bentuk dokumen

baik yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

yang ada dibawah tanggung jawab instansi resmi

misalnya laporan, statistik, catatan-catatan di

dalam kartu klinik dan sebagainya.

Sedangkan dokumentasi tidak resmi adalah segala

dokumen yang berada atau menjadi tanggung

jawab dan wewenang bidan atau instansi stidak

resmi atau perorangan seperti biografi catatan

harian dan semacamnya (Soekidjo Notoatmodjo,

2005;h.62-63).

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori Medis

2.1.1 Definisi

Neonatus adalah neonatus yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai

42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram

(Dwi Maryanti, et. all, 2011;h.2).

Bayi baru lahir adalah normal : bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat

badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan (Ai

Yeyeh rukiyah dan Lia Yulianti, 2010;h.2).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-

42 minggu dan berat badan 2500-4000 gram.

2.1.2 Ciri Ciri Bayi Baru Lahir Normal

1. Lahir aterm antara 37-42 minggu

2. Berat badan 2500-4000 gram

3. Panjang badan 48- 52 cm

4. Lingkar dada 30-33 cm

5. Lingkar kepala 33-35 cm

6. Lingkar lengan 11-12 cm

7. Frekuensi denyut jatung 120-160 x/menit

10

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

11

8. Pernafasan 40-60 x/menit

9. Kulit kemerahan dan licin

10. Rambut lanugo tidak telihat, dan rambut kepala biasanya telah

sempurna

11. Kuku agak panjang dan lemas

12. Nilai APGAR >7

13. Gerak aktif

14. Bayi lahir langsung menangis kuat

15. Reflek rooting baik (mencari putting)

16. Sucking (isap)

17. Reflek morro (gerakan memeluk bila dikagetkan)

18. Reflek grasping (menggenggam)

19. Genetalia

a. Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada

pada skrotum dan penis yang berlubang.

b. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan

uretra

20. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24

Jam Pertama dan berwarna hitam kecoklatan

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

12

2.1.3 Tahapan Bayi Baru Lahir

1. Tahapan l terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama

kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk

fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.

2. Tahap ll disebut tahap tradisional reaktivitas. Pada tahap ll

dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya

perubahan perilaku.

3. Tahap lll disebut tahap priodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam

pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Vivian Nanny

Lia Dewi, 2010;h.1-3).

2.1.4 Pemantauan Janin

2.1.4.1 Penilaian sekilas sesaat setelah bayi lahir

Sesaat setelah bayi lahir bidan melakukan penilaian sekilas

untuk kesejahteraan bayi secara umum. Aspek yang dinilai

adalah warna kulit dan tangisan bayi, jika warna kulit

kemerahan dan bayi dapat menangis spontan maka ini sudah

cukup untuk dijadikan data awal bahwa dalam kondisi baik.

Sesaat setelah bayi lahir bidan memantau bayi 2 tanda vital

bayi sesuai dengan SIGTUNA skor, yaitu upaya bayi untuk

bernafas dengan frekuensi jantung (dihitung selama 6 detik,

hasil di kalikan 10 sama dengan frekuensi jantung sama

dengan satu menit).

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

13

Cara menentukan sigtuna score

1. Nilai bayi sesaat setelah lahir (menit pertama), dengan

penilaian seperti pada tabel.

2. Jumlahkan skor yang didapat.

3. Kesimpulan dari total SIGTUNA skor.

4 = asfiksia ringan atau tidak asfiksia

2-3 = asfiksia sedang

1 = asfiksia berat

0 = bayi lahir mati / fress stillbirt

Tabel 2.1(SIGTUNA SCORE)

Skor

Kriteria

2 1 0

Pernafasan Teratur Megap-megap Tidak ada

Denyut jantung >100 <100 Tidak ada

(Ari Sulistyawati dan Esti Nugraheny, 2010;h.118-119).

2.1.4.2 Cara Pemotongan Tali Pusat

1. Klem dan potong tali pusat setelah dua menit setelah bayi

lahir. Lakukan terlebih dahulu penyuntikan oksitosin,

sebelum tali pusat dipotong.

2. Tali pusat dijepit dengan klem DTT pada sekitar 3 cm dari

dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

14

tali pusat dengan dua jari kemudian dorong sisi tali pusat ke

arah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan

pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem

kedua) tali pusat pada bagian yang sisinya sudah

dikosongkan (sisi ibu), berjarak 2 cm dari tempat jepitan

pertama.

3. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan

menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan

yang lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut

dengan menggunakan gunting DTT atau steril.

4. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada sisi satu

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

5. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukan ke

dalam larutan klorin 0,5%.

6. Kemudian, letakan bayi dengan posisi tengkurap di dada

ibu untuk inisiasi menyusu dini dan melakukan kontak kulit

ke kulit di dada ibu (minimal) dalam 1 jam pertama setelah

lahir.

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

15

2.1.4.3 memandikan bayi yang dianjurkan

a) Tunggu minimal enam jam setelah lahir untuk memandikan

bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia, hipotermi

atau bayi berat lahir rendah).

b) Sebelum memandikan, pastikan bahwa suhu bayi stabil

(suhu aksila 36,5˚C-37,5˚C). jika suhu tubuh bayi masih di

bawah 36,5˚C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar,

tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di

tempat tidur atau lakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi dan

selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu

tubuh bayi tetap stabil dalam waktu paling sedikit satu jam.

c) Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami

masalah pernafasan.

d) Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya hangat

dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan

kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan beberapa

lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk

menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.

e) Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat.

f) Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih

dan kering.

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

16

g) Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering,

kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar, pastikan

bagian kepala bayi diselimuti dengan baik.

h) Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan

diselimuti dengan baik.

i) Usahakan bayi dan ibu dirawat pada satu tempat (rawat

gabung) dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya

(JNPK-KR, 2008;h.126).

2.1.4.4 Inisiasi Menyusu Dini

Protocol evidence based yang baru telah diperbaharui oleh

WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir untuk satu

jam pertama menyatakan bahwa: bayi harus mendapat kontak

kulit ke kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama paling

sedikit satu jam, Bayi harus dibiarkan untuk melakukan inisiasi

menyusu dan ibunya dapat mengenali bahwa bayinya siap

untuk menyusu serta memberikan bantuan jika diperlukan,

Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada

bayi baru lahir sampai dengan inisiasi menyusu selesai

dilakukan. Inisiasi menyusu dini (early initation) atau

permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri

segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini

dinamakan the best crawl atau merangkak mencari payudara

(Eny Retna Ambarwati dan Diah Wulandari, 2010;h.36).

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

17

Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini yaitu:

1. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi saat

melahirkan

2. Hindari penggunaan obat kimiawi dalam proses persalinan

3. Segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak

putih (verniks)

4. Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju,

tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu agar terjadi

sentuhan kulit ibu dan bayi dan kemudian selimuti kedua

agar tidak kedinginan.

5. Anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk

merangsang bayi mendekati puting.

6. Biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya.

7. Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit

ibu selama minimal satu jam walaupun proses menyusu

telah terjadi. Bila belum terjadi proses menyusu hingga 1

jam, biarkan bayi berada di dada ibu sampai proses

menyusu pertama kali selesai.

8. Tunda tindakan lain seperti menimbang, mengukur, dan

memberikan suntikan Vitamin K sampai menyusu pertama

kali.

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

18

9. Proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus

diupayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara operasi

atau tindakan lain.

10. Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain, kecuali

ada indikasi medis yang jelas (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia

Yulianti, 2010;h.8).

Keuntungan inisiasi menyusu dini

1. Bagi bayi

a. Makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal

agar kolostrum segera keluar yang disesuaikan dengan

kebutuhan bayi

b. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pastif

yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi

pertama pada bayi

c. Meningkatkan kecerdasan

d. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan

nafas

e. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi

f. Mencegah kehilangan panas

g. Merangsang kolostrum segera keluar

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

19

2. Bagi ibu

a. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin

b. Meningkatkan keberhasilan produksi ASI

c. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi

(Eny Retna Ambarwati dan Diah wulandari, 2010;h.37

38).

2.1.4.5 Menit ke 5 sampai ke 10

Segara setelah bayi lahir, bidan mengobservasi keadaan bayi

dengan berpatokan pada APGAR skor dari 5 menit hingga 10

menit (Ari Sulistyawati dan Esti Nugraheny, 2010;h.119).

Table 2.2 APGAR SCORE

TANDA SKOR NILAI

0 1 2

1. Appereance

(warna kulit)

Seluruh tubuh

biru atau pucat

Tubuh merah

ekstremitas

biru

Seluruh

tubuh

kemerahan

2. Pulse (Bunyi

jantung)

Tidak ada < 100 > 100

3. Grimace

(Refleks)

Tidak ada Ekstremitas

sedikit fleksi

Gerakan

aktif

4. Activity

(Aktivitas)

Tidak ada Sedikit gerak Menangis

kuat

5. Respiratory

(Pernapasan)

Tidak ada Lambat,tidak

teratur

Menangis

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

20

interprestasi

a. Nilai 1-3 asfiksia berat

b. Nilai 4-6 asfiksia sedang

c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal) (Vivian Nanny Lia Dewi,

2010;h.3).

Tabel 2.3 Penaganan Bayi Baru Lahir Berdasarkan APGAR skor

NILAI APGAR LIMA

MENIT PERTAMA

PENANGANAN

0-3 Tempatkan ditempat hangat dan lampu

sebagai sumber penghangat

Pemberian oksigen

Resusitasi

Stimulasi

Rujuk

4-6 tempatkan dalam tempat yang hangat

pemberian oksigen

stimulasi taktil

7-10 dilakukan penatalaksanaan sesuai

dengan bayi lahir normal.

(Ari Sulistyawati dan Esti Nugraheny,2010; h.209).

2.1.5 Penampilan Pada Bayi Baru Lahir

2.1.5.1 Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi

rangsangan terhadap reaksi rayuan, rangsangan sakit, atau

suara keras yang mengejutkan atau suara mainan.

2.1.5.2 Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan

yang simetris pada waktu bangun. Adanya tumor pada bibir,

kaki dan tangan pada waktu menangis adalah normal, tetapi

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

21

bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu

kelainan yang perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

2.1.5.3 Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang; kepala:

apakah terlihat simetris, benjolan seperti tumor yang lunak di

belakang atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang

ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan pada kepala

tersebut hanya terdapat dibelahan kiri atau kanan saja, atau di

sisi kiri dan kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur

kepala, pengukuran lingkar kepala dapat ditunda sampai

kondisi benjol (capput sucsedenaum) dikepala hilang dan jika

terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali pada

bentuknya semula.

2.1.5.4 wajah: bayi tampak ekspresi; mata; perhatikan kesimetrisan

antara mata kanan dan kiri, perhatikan adanya tanda-tanda

perdarahan berupa bercak merah yang akan menghilang dalam

waktu 6 minggu.

2.1.5.5 Mulut: penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu

seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan pada mulut bayi,

saliva tidak terdapat pada bayi normal, bila terdapat secret

yang berlebihan, kemungkinan ada kelainan bawaan saluran

cerna.

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

22

2.1.5.6 Leher, dada, abdomen: melihat adanya cedera akibat

persalinan; perhatikan ada tidaknya kelainan pada pernafasan

bayi, karena bayi biasanya bayi masih ada pernafasan perut.

2.1.5.7 Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung

dengan lekukan yang kurang sempurna: bahu, tangan, sendi,

tungkai: perlu diperhatikan bentuk, gerakannya, faktur (bila

ekstremitas lunglai/kurang gerak), varices.

2.1.5.8 Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna

kemerahan, kadang-kadang didapatkan kulit mengelupas

ringan, pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan

kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit

dengan warna yang tak rata (“cutis marmorata”) ini dapat

disebabkan karena temperatur dingin, telapak tangan, telapak

kaki, atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan

kuning, bercak-bercak besar biru yang sering terdapat disekitar

bokong (Mongolian Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu)

sampai 5 (lima) tahun.

2.1.5.9 Kelancaran menghisap dan pencernaan: harus diperhatikan:

tinja dan kemih: diharapkan keluar dalam 24 jam pertama.

Waspada bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa

keluarnya tinja disertai muntah, dan mungkin dengan kulit

kebiruan, harap segera konsultasi untuk pemeriksaan lebih

lanjut, untuk kemungkinan Hischprung/Congenital Megacolon.

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

23

2.1.5.10 Reflek: reflek rooting, bayi menoleh ke arah benda yang

menyentuh pipi; reflek isap, terjadi apabila terdapat benda

menyentuh bibir, yang disertai reflek menelan; reflek morro

ialah timbulnya pergerakan tangan yang simetris seperti

merangkul apabila kepala tiba-tiba digerakan; reflek

mengeluarkan lidah terjadi apabila diletakan benda di dalam

mulut, yang sering ditafsirkan bayi menolak makan/minum.

2.1.5.11 Berat badan sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat

badan lebih dari 5% berat badan waktu lahir, menunjukan

kekurangan cairan (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,

2010;h.5).

2.1.5.12 Tanda lahir

Tanda lahir seringkali mencemaskan orang tua. Biasanya

ditemui di punggung bagian bawah hingga bokong, meskipun

dapat dijumpai di bagian lain.

1. Vernik caseosa

Vernik caseosa adalah substansi berwarna putih, licin,

seperti keju melapisi kulit bayi baru lahir. Fungsinya

melindungi bayi dari cairan ketuban dalam rahim. Vernik

dapat tidak terlihat pada bayi yang lebih bulan. Tidak perlu

dibersihkan biasanya diserap kulit.

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

24

2. Lanugo

Lanugo adalah rambut halus pada tubuh bayi, terutama di

punggung, dahi dan pipi. Lanugo lebih terlihat pada bayi

prematur. Biasanya tidak terlihat lagi pada bayi lebih bulan.

3. Milia

Milia adalah bercak putih kecil dan keras seperti jerawat

pada hidung bayi baru lahir. Dapat pula muncul di dagu dan

dahi. Milia berasal dari sumbatan kelenjar minyak dan

dapat menghilang sendiri. Bila terdapat di mulut dan gusi

disebut epstein pearls.

4. Stork bites atau salmon patches

Adalah bercak merah atau pink kecil yang ditemukan di

kelopak mata, di antara mata, bibir atas dan belakang leher.

Bercak ini terlihat ketika bayi menangis dan akan

menghilang dengan sendirinya.

5. Mongolion spots

Mongolion spots adalah bercak biru keunguan seperti

memar pada bagian bawah belakang bayi dan bokong.

Penyebabnya adalah penumpukan sel pigmen dan biasanya

menghilang pada usia 4 tahun.

6. Cafe au lait spots

Tanda lahir berwarna coklat muda ini bersifat permanen

dan muncul pada saat lahir atau beberapa hari kemudian.

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

25

7. Erythema toxicum

Erythema toxicum adalah bercak kemerahan pada bayi baru

lahir. Sering terdapat di dada dan punggung atau hingga

seluruh tubuh. Setengah dari bayi baru lahir mengalami

kejadian ini pada hari pertama. Tapi jarang terjadi pada

bayi prematur. Keadaan ini tidak membutuhkan

pengobatan dan menghilang sendiri dalam beberapa hari.

8. Acne neonatorum

Sekitar 1/5 bayi baru lahir mempunyai jerawat pada bulan

pertama. Biasanya di pipi dan dahi. Hal ini disebabkan oleh

hormon ibu dan akan menghilang dalam beberapa bulan.

Jerawat tidak boleh dipencet karena dapat menyebabkan

infeksi.

9. Strawberry hemangioma

Adalah area menonjol, sembab, dan berwarna merah tua

atau terang seperti strawberry yang dibentuk oleh

penumpukan pembuluh darah prematur. Strawberry

hemangioma sering terlihat di kepala. Umumnya tidak

muncul pada saat lahir tetapi baru terlihat pada usia 2

bulan. Tanda lahir ini dapat membesar untuk beberapa

bulan, dan secara bertahap menghilang, dan biasanya

menghilang sempurna saat usia 9 tahun.

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

26

10. Port wine stain

Port wine stain adalah tanda lahir berupa bercak tidak

menonjol berwarna pink, merah, ungu. Tanda lahir ini

berasal dari penumpukan kapiler dan biasanya muncul di

kepala dan leher. Ukurannya dapat kecil atau menutupi

seluruh permukaan tubuh. Cirinya tidak berubah warna atau

menghilang bila ditekan (Wafi Nur Muslihatun, 2010;h.37-

38).

2.1.5.13 Pencegahan Infeksi

Tindakan pencegahan infeksi tidak terpisah dari komponen-

komponen lainnya dalam asuhan selama persalinan dan

kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap

aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir keluarga,

penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya dengan jalan

menghindarkan transmisi penyakit yang disebabkan oleh

bakteri, virus, dan jamur. Juga upaya-upaya untuk menurunkan

resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang

menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya yang hingga kini

belum ditemukan cara pengobatannya, seperti hepatitis, dan

HIV/AIDS (Sarwono Prawirohardjo, 2010;h.337).

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

27

2.1.5.14 Profilaksis mata

Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada

bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual

seperti gonore dan klamidiasis. Sebagian besar konjungtivitis

muncul pada 2 minggu pertama setelah kelahiran. Pemberian

antibiotik profilaksis pada mata terbukti dapat mencegah

terjadinya konjungtivitis. Profilaksis mata sering digunakan

yaitu tetes mata silver nitrat 1 %, salep mata eritromisin dan

salep mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini efektif untuk

mencegah konjungtivitis gonore. Saat ini silver nitrat tetes

mata tidak dianjurkan lagi karena sering terjadi efek samping

berupa iritasi dan kerusakan mata (Sarwono Prawirohardjo,

2010;h.371).

2.1.5.15 Pemberian Vitamin K

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan

suatu naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi

beberapa protein yang berperan dalam pembekuan darah,

seperti faktor II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S,

serta beberapa protein lain seperti protein Z dan M yang belum

banyak diketahui peranannya dalam pembekuan darah.

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

28

Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu:

- Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat pada sayuran

hijau. Sediaan yang ada saat ini adalah cremophor dan

vitamin K mixed micelles (KMM).

- Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus

normal seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E.

coli.

- Vitamin K3 (menadione) yang sering dipakai sekarang

merupakan vitamin K sintetik tetapi jarang diberikan lagi

pada neonatus karena dilaporkan dapat menyebabkan

anemia hemolitik.

Cara Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

1. Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1

profilaksis.

2. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1

(phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi

10 mg Vitamin K1 per 1 ml.

3. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah :

- Masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai

steril 1 ml, kemudian disuntikkan secara intramuskular

di paha kiri bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

29

dosis tunggal, diberikan paling lambat 2 jam setelah

lahir.

- Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian

imunisasi hepatitis B0 (uniject), dengan selang waktu 1-

2 jam.

4. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1

dengan dosis dan cara yang sama.

5. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian

vitamin K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama

(KN 1) dengan dosis dan cara yang sama.

6. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi.

2.1.5.16 Antropometri

Pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, panjang badan dan

berat badan bayi.

1. Lingkar kepala 33-35 cm

2. Lingkar dada 30-38 cm

3. Panjang badan 48-52 cm

4. Berat badan 2500-4000 gram

5. Lingkar lengan 11-12 (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011;h.2).

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

30

2.1.5.17 Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan bagian tubuh

a. Kepala

Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, satura,moulase,

caput succedaneum, cepalhematoma, hidrosefalus,

rambut meliputi: jumlah warna dan adanya lanugo pada

bahu dan punggung (Wafi Nur Muslihatun, 2010;h.33).

b. Wajah

Wajah harus tampak simetris. terkadang wajah bayi

tampak simetris hal ini dikarnakan posisi bayi di

intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti

sindrom down atau sindrom piere robin.

c. Mata

Pada saat memeriksakan mata, goyangkan kepala bayi

secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka, lakukan

pemeriksaan terhadap: periksa jumlah, eposisi atau letak

mata; periksa adanya strabismus atau koordinasi mata

yang belum sempurna; periksa adanya glukoma

kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran

kemudian sebagian kekeruhan pada kornea (Ai yeyeh

Rukiyah dan lia Yulianti, 2010;h.55).

d. Hidung

Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan.

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

31

e. Mulut

Bentuk simetris/tidak, mukosa mulut kering/basah, lidah,

palatum, bercak putih pada gusi, reflek menghisap,

adakah labio/palatoskisis, trush, sianosis.

f. Telinga

Jumlah bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan

dengan mata kepala serta adanya gangguan pendengaran

(Wafi Nur Muslihatun, 2010;h.33).

g. Leher, Dada, Abdomen.

Melihat adanya cedera akibat persalinan, perhatikan ada

tidaknya kelainan pada pernafasan bayi, karena bayi

biasanya masih ada pernafasan perut.

h. Punggung

Adanya benjolan atau tumor atau tulang punggung

dengan lekukan yang kurang sempurna: bahu, tangan,

sendi, tungkai: perlu diperhatikan bentuk, gerakannya,

fraktur ( bila ekstermitas lunglai/kurang gerak), farices.

i. Kulit dan kuku

Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan,

kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas

ringan, pengelupasan yang berlebihan harus dipikirkan

kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit

yang warna yang tak rata. Ini dapat disebabkan karena

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

32

temperatur dingin, telapak tangan, telapak kaki, atau

kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat, dan kuning,

bercak-bercak besar biru yang sering terdapat disekitar

bokong (mongolian spot) akan menghilang pada umur 1

(satu) sampai 5 (lima) tahun (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia

Yulianti, 2010;h.4).

j. Klavikula dan lengan tangan

Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.

k. Genetalia

Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun

berada dalam skrotum, orifisium uretra di ujung penis,

kelainan (fimosis, hipospadia/epispedia). Kelamin

perempuan : labia mayora dan labia minora, klitoris,

orifisium vagina, orifisium uretra, sekret, dan lain-lain.

l. Tungkai dan kaki

Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari, pergerakan

(Wafi Nur Muslihatun, 2010;h.33-34).

m. Anus

Ada/tidak, posisi, pengeluaran mekonium, abnormalitas:

atresia, hisprung, obstruksi, pengeluaran darah

(Dwi Maryanti, et. all, 2011;h.37).

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

33

n. Refleks

Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara otomatis

dan spontan tanpa disadari pada bayi normal

1. Rooting refleks (mencari putting), yaitu bila jarinya

menyentuh daerah sekitar mulut bayi maka ia akan

membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya ke

arah datangnya jari.

2. Suckling refleks (reflek menghisap) yaitu areola

putting susu tertekan gusi bayi, lidah dan langit-langit

sehingga sinus laktiferus tertekan dan memancarkan

ASI.

3. Swallowing refleks (menelan), di mana ASI di mulut

bayi mendesak otot di daerah mulut dan faring

sehingga mengaktifkan reflek menelan dan

mendorong ASI ke dalam lambung.

4. Moro refleks, refleks yang timbul diluar kemauan?

Kesadaran bayi. Contoh: bila bayi di angkat/direnggut

secara kasar dan gendongan kemudian seolah-olah

bayi melakukan gerakan yang mengangkat tubuhnya

pada orang yang mendekapnya.

5. Grasping refleks, bila jari kita menyentuh telapak

tangan bayi maka jari-jarinya akan langsung

menggenggam sangat kuat.

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

34

6. Tonik neek refleks, yaitu gerakan spontan otot kuduk

pada bayi normal, bila di tengkurapkan akan secara

sepontan memiringkan kepalanya.

7. Stapping reflek, reflek kaki secara spontan apabila

bayi diangkat tegak dan kakinya satu persatu

disentuhkan pada satu dasar maka bayi seolah-olah

berjalan.

8. Startle reflek, reaksi emosional berupa hentakan dan

gerakan seperti mengejang pada lengan dan tangan

dan sering diikuti dengan tangis

(Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010; h.63).

9. Babinsky reflek, gerakan jari sepanjang telapak kaki

(Vivian Nanny Lia Dewi, 2010; h.26).

2.1.5.18 Rawat Gabung

Adalah suatu cara perawatan ibu dan bayi yang baru dilahirkan

tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruang,

kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam

seharian. Dengan kata lain, rawat gabung adalah suatu sistem

perawatan ibu dan bayi bersama-sama atau pada tempat yang

berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu atau setiap

saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya. Menurut sifatnya,

rawat gabung dibedakan menjadi dua yakni rawat gabung

kontinu, yaitu bayi berada di samping ibu terus menerus, serta

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

35

rawat gabung intermiten yaitu bayi hanya sewaktu-waktu saja

bersama ibu misalnya pada saat bayi akan menetek saja.

Tujuan rawat gabung secara umum adalah membina hubungan

emosional antara ibu dan bayi, meningkatkan penggunaan air

susu ibu (ASI), pencegahan infeksi dan pendidikan kesehatan

bagi ibu. Dengan rawat gabung, ibu dapat menyusui bayinya

sedini mungkin, kapan saja, dimana saja bayi membutuhkanya.

Ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi secara

benar yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai

pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di

rumah sakit, dapat melibatkan suami secara aktif untuk

membantu ibu dalam menyusui bayinya secara baik dan benar,

ibu mendapat kehangatan emosinal atau batin karena selalu

kontak dengan bayinya.

Syarat bayi baru lahir bisa dilakukan rawat gabung, antara lain

bayi lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

Apabila bayi lahir dengan tindakan, maka rawat gabung

dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek menghisap baik,

tidak ada tanda – tanda infeksi dan lain-lain. Apabila bayi lahir

secara seksio sesaria dengan pembiusan umum, rawat gabung

dilakukan setelah ibu sadar dan bayi tidak mengantuk, 4-6 jam

setelah operasi selesai. Syarat lain agar bayi baru lahir bisa

dirawat gabung, adalah bayi tidak asfiksia setelah 5 menit

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

36

pertama (nilai APGAR lebih dari tujuh), umur kehamilan lebih

dari atau sama dengan 37 minggu, berat lahir lebih dari atau

sama dengan 2500 gram, tidak terdapat tanda infeksi

intrapartum, bayi dan ibu dalam keadaan sehat (Wafi Nur

Muslihatun, 2010; h.22).

2.1.6 Adaptasi Bayi Baru Lahir

1. Perubahan Pernafasan

Berikut adalah tabel mengenai perkembangan sistem pulmonal

sesuai dengan usia kehamilan.

Table 2.4 Perkembangan sistem pulmonal

Usia

kehamialan

Perkembangan

24 hari Bakal paru-paru terbentuk

26-28 hari Kedua bronkus membesar

6 minggu Segmen bronkus terbentuk

12 minggu Lobus terdiferensiasi

24 minggu Alveolus terbentuk

28 minggu Surfaktan terbentuk

34-36 minggu Struktur paru matang

Ketika struktur matang, ranting paru-paru sudah bisa

mengembangkan sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin

mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta dan setelah

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

37

bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru-paru bayi (Vivian

Nanny Lia dewi, 2010;h.12).

2. Peredaran darah

Setelah bayi lahir paru akan berkembang yang akan mengakibatkan

tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti dengan

menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan

tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan

jantung kanan, dan hal tersebutlah yang membuat foramen ovale

secara fungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama

setelah kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan

dalam aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia

(PaO2 yang naik). serta duktus arteriosus yang berobliterasi. Hal ini

terjadi pada hari pertama.

Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter per

menit/m². aliran darah sistolik pada hari pertama Rendah yaitu 1,96

liter/menit/m² dan bertambah pada hari kedua dan ketiga (3,54

liter/m²) karana penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah pada

waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfusi

plasenta yang pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk

kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.

3. Perubahan metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh orang

dewasa, sehingga metabolisme basal per kg berat badan akan lebih

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

38

besar. Oleh karena itulah, BBL harus menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru sehingga energi dapat diperoleh dari metabolisme

karbohidrat dan lemak.

Pada jam-jam pertama kehidupan, energi didapatkan dari perubahan

karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran lemak.

Setelah mendapat susu, sekitar di hari keenam energi diperoleh dari

lemak dan karbohidrat yang masing-masing sebesar 60 dan 40%

(Vivian Nanny Lia Dewi, 2010;h.14).

4. Suhu tubuh

Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari

bayi baru lahir ke lingkungannya.

a. Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang

kontak langsung dengan tubuh bayi (contoh hilangnya panas

tubuh bayi secara konduksi ialah menimbang bayi tanpa alas).

b. Konveksi

Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang

bergerak. contoh : hilangnya panas tubuh bayi secara konveksi

ialah membiarkan atau menempatkan bayi di pinggir jendela,

membiarkan bayi baru lahir diruang yang terpasang kipas angin.

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

39

c. Evaporasi

Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada

kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas dengan cara

merubah cairan menjadi uap)

d. Radiasi

Panas dipancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya ke

lingkungan yang lebih dingin ( pemindahan panas antara 2 objek

yang mempunyai suhu berbeda ).

Contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi,

ialah bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan dengan air

conditioner (AC) (Wafi Nur muslihatun, 2010;h.12-13).

Harus diingat bahwa bayi pada saat lahir mempunyai suhu 0,5-

1ºC lebih tinggi dibanding suhu ibunya. Sayangnya tidak jarang

bayi mengalami penurunan suhu tubuh menjadi 35-35,5ºC dalam

15-30 menit karena kecerobohan perawat di ruang bersalin.

Sebagian besar penyulit pada neonatus, seperti distress

pernapasan, hipoglikemi, dan gangguan pembekuan darah lebih

sering terjadi dan lebih berat bila bayi mengalami hipotermia.

Masalah tersebut dapat dicegah dengan melakukan persiapan

sebelum kelahiran dengan menutup semua pintu dan jendela

dikamar bersalin dan mematikan AC yang langsung mengarah

pada bayi. Suhu dikamar bersalin paling rendah 20ºC, dan harus

lebih tinggi jika bayi prematur. Segera setelah bayi lahir, bayi

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

40

dikeringkan dan kemudian diselimuti / dibungkus rapat dengan

handuk hangat. Membiarkan bayi dalam keadaan telanjang seperti

memandikan ataupun saat melakukan kontak kulit ibu dengan

bayi harus dilakukan dalam ruangan yang hangat (23-25ºC) atau

dibawah pemanas radian / infant radiant warmer (Sarwono

Prawirohardjo, 2010;h.368).

Mencegah kehilangan panas

1) Keringkan bayi dengan seksama

2) Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga

merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi untuk

memulai pernafasannya.

3) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.

4) Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban

dengan selimut atau kain yang baru (hangat, bersih, dan

kering)

5) Selimuti bagian kepala bayi

6) Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas

dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian

tersebut tidak tertutup.

7) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

8) Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh

dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI

harus dimulai dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

41

9) Jangan segera menimbang bayi atau memandikan bayi baru

lahir.

5. Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,

sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi

dengan kain atau selimut bersih dan kering Perubahan pada sistem

urinarius

Neonatus harus miksi dalam waktu 24 jam setelah lahir, dengan

jumlah urine sekitar 20-30 ml/hari dan meningkat menjadi 100-200

ml/ hari pada waktu akhir minggu pertama.

6. Perubahan pada sistem gastrointestial

Kapasitas lambung neonatus sangat bervariasi dan tergantung pada

ukuran bayi, sekitar 30-90 ml. Pengosongan dimulai dalam beberapa

menit pada saat pemberian makanan dan selesai antara 2-4 jam

setelah pemberian makanan, dan pengosongan ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain waktu dan volume makanan, jenis dan

suhu makanan serta stres fisik.

Mekonium yang ada dalam usus besar sejak 16 minggu kehamilan

diangkat dalam 24 jam pertama kehidupan dan benar-benar dibuang

dalam waktu 48-72 jam .

Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk dengan

baik pada saat lahir. kemampuan neonatus cukup bulan untuk

menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas (dwi

maryanti, et. all, 2011;h.3-20).

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

42

2.1.7 Penampilan Dan Perilaku Bayi Baru Lahir

Pada waktu melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, hendaknya

dilakukan secara cermat, hati-hati dan perhatikan beberapa kondisi

penampilan bayi secara keseluruhan antara lain : keadaan umum bayi,

penampilan fisik seperti warna kulit pucat atau tidak (Ai yeyeh Rukiyah

dan Lia Yulianti, 2010;h.61).

2.1.8 Bayi Baru Lahir Bermasalah

2.1.9.1 Masalah yang perlu tindakan segera dalam 1 jam

1. Tidak bernapas/ sulit bernapas

Penanganan umum yang bias diberikan adalah :

a. Keringkan bayi atau ganti kain yang basah dan bungkus

dengan pakaian hangat dan kering.

b. Segera klem dan potong tali pusat.

c. Letakkan bayi pada tempat yang keras dan hangat.

d. Lakukan pedoman pencegahan infeksi dalam setiap

melakukan tindakan.

e. Lakukan resusitasi bila terdeteksi adanya kegagalan

napas setelah bayi lahir.

f. Jika resusitasi tidak berhasil, maka berikan ventilasi.

2. Sianosis / kebiruan dan sukar bernapas

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

43

Jika bayi mengalami sianosis (kebiruan), sukar bernapas

(frekuensi < 30 atau > 60 x/ menit), ada tarikan dinding

dada ke dalam, atau merintih, maka lakukan hal berikut :

a. Isap mulut dan hidung untuk memastikan jalan napas

tidak tersumbat.

b. Berikan oksigen 0,5 liter/ menit.

c. Rujuk ke kamar bayi atau tempat pelayanan yang men-

support kondisi bayi.

d. Tetap menjaga kehangatan bayi.

3. Bayi berat lahir rendah ( BBLR) < 2500 gram.

Ada dua macam BBLR, yang pertama bayi lahir kecil

akibat kurang bulan, Dan yang kedua adalah bayi lahir kecil

dengan BB yang seharusnya untuk masa gestasi (dismatur).

a. Bayi lahir kecil akibat kurang bulan (premature)

1. Masa gestasi < 37 minggu

2. Factor penyebabnya adalah sebagai berikut:

a. Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma

fisik/psikologis, dan DM, atau usia ibu masih

terlalu muda (< 20 tahun) dan multigravida

dengan jarak kehamilan yang dekat.

b. Keadaan sosial ekonomi rendah

c. Kehamilan ganda atau hidramnion.

3. Ciri-ciri bayi premature adalah sebagai berikut

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

44

a. Berat kurang < 2500 gram

b. Lingkar dada < 30 cm

c. Panjang badan < 45 cm

d. Lingkar kepala < 33 cm.

e. Kepala lebih besar dari badannya.

f. Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo.

g. Lemak subkutan minimal.

Bayi lahir kecil dengan berat badan yang seharusnya

untuk masa gestasi (dismatur). Kondisi ini dapat

terjadi preterm, aterm, maupun posterm. Bayi lahir

dengan berat sangat kecil (BB< 1.500 gram atau usia

< 32 minggu) sering mengalami masalah berat

seperti :

a. sukar bernafas

b. sukar minum (menghisap)

c. ikhterus

d. infeksi

e. rentan hipotermi

f. segera rujuk jika bayi mengalami kondisi-kondisi

tersebut.

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

45

4. Letargi

Tonus otot rendah dan tidak ada gerakan sehingga sangat

mungkin bayi sedang sakit berat. Jika ditemukan kondisi

demikian, maka segera rujuk.

5. Hipotermi ( suhu < 36 ˚C )

Bayi mengalami hipotermi barat jika suhu aksila < 35 ˚C.

untuk mengatasi kondisi tersebut, lakukan hal berikut :

a. Gunakan alat yang ada incubator, radian heater, kamar

hangat, atau tempat tidur hangat.

b. Rujuk ke pelayanan kesehatan yang memiliki Neonatal

Intensif Care Unit ( NICU )

c. Jika bayi sianosis, sukar bernapas, atau ada tarikan

dinding dada dan merintih, segera berikan oksigen.

6. Diare

Bayi dikatakan mengalami diare jika terjadi pengeluaran

feses yang tidak normal, baik dalam jumlah maupun bentuk

(frekuensi lebih dari normal dan bentuknya cair). Bayi

dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar,

sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4

kali buang air besar.

7. Obstipasi

Obsipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya

penyakit atau adanya obstruksi pada saluran cerna, atau bisa

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

46

didefinisikan sebagai tidak adanya pengeluaran feses selama

3 hari atau lebih. Lebih dari 90 % bayi baru lahir akan

mengeluarkan mekonium dalam 24 jam pertama, sedangkan

sisanya akan mengeluarkan mekonium dalam 36 jam

pertama kelahiran. Jika hal ini tidak terjadi maka harus

dipikirkan adanya obstipasi. Namun, harus diingat bahwa

ketidakteraturan defekasi bukanlah suatu obstipasi pada

bayi yang menyusu, karena pada bayi-bayi yang

mengkonsumsi ASI umumnya sering tidak mengalami

defekasi selama 5-7 hari dan kondisi tersebut tidak

menunjukkan adanya gangguan karena nantinya bayi akan

mengeluarkan feses dalam jumlah yang banyak sewaktu

defekasi. Seiring dengan bertambahnya usia dan variasi

dalam dietnya, lambat laun defekasi akan menjadi lebih

jarang dan feses yang dikeluarkan menjadi lebih keras.

8. Infeksi

Infeksi perinatal adalah infeksi pada neonates yang terjadi

pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal.

9. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death

Syndrome/ SIDS). Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)

terjadi pada bayi sehat secara mendadak, ketika sedang

ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam

kemudian. Angka kejadian SIDS sekitar 4 dari 1.000

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

47

kelahiran hidup. Insiden puncak dari SIDS terjadi pada bayi

usia 2 minggu dan 1 tahun (Vivian Nanny Lia Dewi, 2010;

h. 6-8).

2.1.9 Bayi Besar

1) Definisi

Bayi besar atau istilah latin dikenal makrosomia, atau Giant Baby

(bayi raksasa), adalah bayi dengan berat badan diatas 4 kilogram.

Kejadian sangat bervariasi antara 8 sampai 10 persen totol

kelahiran.

Kasus bayi besar dengan BB dibawah 5 kg masih sering terjadi

akan tetapi, bayi yang lahir dengan berat ekstrim antara 6 kg

masih sangat jarang terjadi.

2) Penanganan

a) Pemeriksaaan kehamilan di pos bidan desa atau puskesmas

baik itu dilakukan oleh bidan maupun dokter umum akan

menjadi tempat skrining awal, ada tidaknya masalah

kehamilan seorang ibu.

b) Dengan pemeriksa hamil teratur dapat ditekan risiko

komplikasi bagi ibu yang sering terjadi akibat bayi besar.

c) Segera dirujuk ke rumah sakit untuk konfirmasi pemeriksaan

sonografi/sesar pada saat menjelah persalinan.

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

48

d) Pemeriksaan kadar gula darah (Ai Yeyeh Rukiyah,

2010.h;258-259).

2.1.10 Asuhan Neonatus Di Rumah

Pemberian asuhan neonatus di rumah dilakukan melalui kunjungan

bersamaan dengan kunjungan pada ibu. Kunjungan neonatus (KN)

dilakukan sejak bayi usia satu hari sampai usia 28 hari. Kunjungan

pertama (KN 1) dilakukan pada hari pertama hingga hari ke-7 setelah

bayi dilahirkan, sedangkan kunjungan kedua ( KN2) dilakukan pada

hari ke-8 hingga hari ke-28.

Adapun tujuan dari kunjungan neonatus yaitu melakukan

pemeriksaan ulang pada bayi baru lahir, meninjau penyuluhan dan

pedoman antisipasi bersama orang tua, mengidentifikasi gejala

penyakit, serta mendidik dan mendukung orang tua.

1. Kunjungan neonatus pertama (KN 1)

Kunjungan neonatus pertama dilakukan pada hari pertama sampai

ke-7 setelah kelahiran. Kunjungan dimulai dengan wawancara

singkat dengan ibu atau ayah tentang :

a. Riwayat maternal, riwayat kelahiran, dan perawatan neonatus

segera setelah lahir

b. Observasi orang tua dan lakukan wawancara tentang

penyesuaian keluarga

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

49

c. Kaji riwayat interval bayi baru lahir: pemberian makan,

kewaspadaan, menangis dan juga masalah pada usus (intestinal)

kantong kemih, serta masalah lainya.

d. Berikan penyuluhan dan pedoman antisipasi

e. Jadwalkan kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan

chek-up lebih lanjut.

2. Kunjungan kedua (KN2)

Kunjungan kedua dilakukan dilakukan pada hari ke-8 sampai ke-28

setelah kelahiran. Dalam kunjungan kedua tindakan yang harus

dilakukan adalah menjelaskan rangkaian imunisasi dan mengukur

kembali berat badan dan panjang tubuh.

Selain pengkajian di atas, lakukan pengamatan apakah bayi

tergolong sehat atau tidak (Rita yulifah dan Tri Johan agus

Yuswanto, 2012;h.93-94).

2.1.11 pemberian minum

salah satu dan yang pokok minuman yang hanya boleh di konsumsi

oleh bayi baru lahir dan diberikan secara cepat/dini adalah air susu ibu

(ASI), karena ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. ASI

diketahui mengandung zat gizi yang paling sesuai kualitas dan

kuantitasnya untuk pertumbuhan dan peerkembangan. berikan ASI

sesering mungkin sesuai keinginan bayi (on demand) atau sesuai

keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan bayi setiap

2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

50

payudara sampai payudara benar-benar kosong, setelah itu kalau

masih kurang baru diganti dengan payudara sebelahnya. Berikan ASI

saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6 bulan. Selanjutnya

pemberian ASI diberikan hingga anak berusia 2 tahun, dengan

penambahan makanan lunak atau padat yang disebut MPASI

(makanan pandamping ASI).

Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila penghisapan putting

susu cukup adekuat maka akan dihasilkan secara bertahap

menghasilkan 10-100 cc ASI. Produksi ASI akan optimal setelah hari

10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi ASI 700-800 cc ASI

per hari (kisaran 600-1000 cc) untuk tumbuh kembang bayi. Produksi

ASI mulai menurun (500-700 cc) setelah 6 bulan pertama dan

menjadi 400-600 cc pada 6 bulan kedua. Produksi ASI akan menjadi

300-500 cc pada tahun kedua usia anak (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia

Yulianti, 2010;h.66-67).

2.2 Manajemen Kebidanan

Menejemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut menajemen kebidanan

adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam

memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik

klien maupun pemberi asuhan.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

51

/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada

klien.

Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan

oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997;

menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh

langkah yang berurut secara sistematis dan siklik (Suryani Soepardan, 2008;

h.96).

1. Langkah-langkah asuhan kebidanan menur ut varney

Langkah I: Pengumpulan data dasar

Langkah ini dilakukan dengan melakukan pengkajian melalui

proses pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi

keadaan pasien secara lengkap seperti riwayat kesehatan,

pemeriksaan fisik, sesuai dengan kebutuhan, peninjauan catatan

terbaru atau catatan sebelumnya, data laboratorium dan

membandingkannya dengan hasil study. Semua data

dikumpulkan dari semua yang berhubungan dengan kondisi

pasien (Wildan, 2009h;h.36).

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

52

A. Data Subjektif

1. Biodata yang mencakup identitas Orang tua

a. Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan

sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan

penanganan.

b. Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko

seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi

belum matang, mental dan psikisnya belum siap.

Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali

untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.

c. Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam

berdoa.

d. Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,

sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai

dengan pendidikannya.

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

53

e. Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-

hari.

f. Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat

social ekonominya, karna ini juga dapat

mempengaruhi gizi pasien tersebut.

g. Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah

bila diperlukan (Ambarwati dkk, 2008;h.131-132).

2. Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan

harus dikaji, antara lain:

a. Faktor genetik, meliputi kelainan/gangguan

metabolik pada keluarga dan sindrom genetik

b. Faktor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit

jantung, diabetes mellitus, penyakit ginjal, penyakit

hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat

penganiayaan, riwayat abortus, RH/isoimunisasi.

c. Faktor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, adanya

riwayat perdarahan, preeklamsia, infeksi,

perkembangan janin terlalu besar/terganggu, diabetes

gestasional, poli/oligohidramnion.

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

54

d. Faktor perinatal, meliputi premature/postmatur,

partus lama, penggunaan obat selama persalianan,

gawat janin, suhu ibu meningkat, posisi janin tidak

normal, aor ketuban bercampur mekonium,

amnionitis, ketuban pecah dini (KPD), perdarahan

dalam persalinan, prolapsus tali pusat, ibu hipotensi,

asidosis janin, jenis persalinan.

B. Data objektif

Data objektif (DO) merupakan pendokumentasian manajemen

kebidanan menurut Helen Varney pertama (pengkajian data),

terutama data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur

dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium

/pemeriksaan diagnostik lain. Catatan medik dan informasi dari

keluarga atau orang lain dpat di masukan dalam data objektif

ini. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosis (Wafi Nur

Muslihatun, 2010;h.3-248).

1. Pemeriksaan fisik

Dalam waktu 24 jam, bila bayi tidak mengalami masalah

apa pun, lakukanlah pemeriksaan fisik yang lebih lengkap.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan setiap bayi kunjungan

atau melakukan pemeriksaan untuk mengetahui apakah

bayi mengalami gangguan fisik.

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

55

2. Pemeriksaan umum

a. Pernapasan

Pernapasan BBL normal 30-60 kali per menit, tanpa

retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase

ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat retraksi

dada ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodik

selama beberapa detik masih dalam batas normal.

b. Denyut jantung

Denyut jantung BBL normal anatar 100-160 kali per

menit, tetapi dianggap masih normal jika di atas 160 kali

per menit dalam jangka waktu pendek, beberapa kali

dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan,

terutama bila bayi mengalami distres.

c. Suhu

36,6°C sampai 37,5°C.

d. Tonus otot/tingkat kesadaran

Rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah mulai

dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika

rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang

tidur.

e. Ekstermitas

Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstermitas

disentuh dan pembengkakan.

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

56

f. Kulit

Warna kulit dan adanya verniks caseosa, pembengkakan

atau bercak hitam, tanda lahir/tanda Mongol. Selama

bayi dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga dapat

dianggap normal.

g. Tali pusat

Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama,

mulai kering dan mengkerut/mengecil dan akhirnya

lepas setelah 7-10 hari.

h. Berat badan

2.500-4000 gram (Wafi Nur Muslihatun, 2010;h.252-

253).

3. Pemeriksaan fisik (head to toe)

a. Kepala: Ubun-ubun, sutura, molase, caput succedaneum, cephal

haematoma hydrosefalus, ubun-ubun besar,ubun-ubun kecil

sutura, moulase, caput succedaneum.

b. Muka : tanda-tanda paralisis

c. Mata : keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan

subkonjungtiva dan kesimetrisan.

d. Telinga : kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan

kepala.

e. Hidung : kebersihan, palatoskisis.

f. Mulut: labio/palatoskisis, trush, sianosis, mukosa, kering/basah

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

57

g. Leher: pembengkakan dan benjolan

h. Klavikula dan lengan tangan: gerakan, jumlah jari

i. Dada: bentuk dada, putting susu, bunyi jantung dan pernapasan.

j. Abdomen :penonjolan sekitar tali pusatpada saat menangis,

perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah pada tali pusat,

dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis,

omfalokel, bentuk.

k. Genetalia: kelamin laki-laki: testis dalam scortum, penis

berlubang dan berada di ujung penis. Kelamin perempuan:

vagina, uretra berlubang, labia mayor dan labia minor.

l. Tungkai dan kaki: gerakan, bentuk dan jumlah jari

m. Anus: berlubang/tidak, fungsi spingter ani

n. Punggung: spina bifida, mielomeningokel

o. Reflek:morro, rooting, walking,graphs, sucking, tonicneck

p. Antropometri: BB, PB, LK, LD, LP, LILA

q. Eliminasi: BBL normal biasanya kencing lebih dari 6 kali per

hari. BBL normal biasanya berak cair enam sampai 8 kali per

hari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau

atau mengandung lendir atau darah.Perdarahan vagina pada

BBL dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama

kehidupan dan hal ini dianggap normal (Wafi Nur Muslihatun,

2010;h.253-254).

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

58

Langkah II: interpretasi data dasar

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar

terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah atau

diagnosis yang spesifik dapat ditemukan berdasarkan interprestasi

yang benar terhadap data dasar

Langkah III: identifikasi diagnosis atau masalah potensial

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan

diagnosis yang sudah diidentifikasi (Moh. Wildan dan A. Aziz

Alimul Hidayat, 2008;h.37).

Langkah IV:identifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan/atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi.

Langkah V : merencanakan asuhan yang menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional sesuai

dengan temuan pada langkah sebelumnya (Wafi Nur Muslihatun,

2010;h.255).

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

59

Langkah VI: melaksanakan perencanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana

sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang

ditegakkan.

Langkah VII: evaluasi

Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni

dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan

yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang

dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan pelayanan

secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau

kebutuhan klien (Moh. Wildan dan A. Aziz Alimul Hidayat dkk.

2008; h.39).

2.3 Landasan hukum dan kewenangan bidan

Sesuai keputusan mentri kesehatan RI No.900/menkes/SK/VII/2002 bidan

dalam menjalankan praktek profesinya berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi :

Pelayanan kesehatan kepada anak meliputi :

a. Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit di luar rumah

sakit yang meliputi:

1. Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman

2. Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini

3. Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

60

4. Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan

5. Mencagah infeksi pada bayi baru lahir antara lain melalui perawatan

tali pusat secara hygienis, pemberian imunisasi dan pemberian ASI

ekslusif.

b. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada bayi 0-28

hari

c. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI ekslufif untuk bayi di

bawah umur 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi

diatas 6 bulan

d. Pemantauan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan kwalitas

tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh

kembang balita

e. Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain :

1. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia

2. Bidan diberikan wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru lahir

yang mengalami asfiksia, yang sering terjadi pada partus lama,

ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pad bayi dengan

berat badan lahir rendah, utamanya bayi prematur.

3. Hipotermi pada bayi baru lahir. Bidan di beri wewenang untuk

melaksanakan penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dengan

mengerinngkan, menghangatkan, kontak dini dan metode kangguru.

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

61

Pasal 16

Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi:

a. Pemeriksaan bayi abru lahir

b. Perawatan tali pusat

c. Perawatan bayi

d. Resusitasi pada bayi baru lahir

e. Pemantauan tumbuh kembang anak

f. Pemberian imunisasi (Mustika Sofyan et. all, 2006;h.172-265).

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

62

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR

DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH

BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2015

Tanggal : 27 April 2015

Jam : 16.30 wib

Tempat : Di RB Kartini Kampung Sawah

Oleh : Aryati Susanti

A. Data Subjektif

1. Anamnesa

a. Bayi

Nama bayi : By Ny R

Tgl lahir : 27 April 2015

Jam : 13.41WIB

Jenis : Laki-laki

b. Orang tua

Ibu Ayah

Nama : Ny. R Tn. R

Umur : 34 tahun 35 tahun

Agama : Islam Islam

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

63

Suku : Lampung/Indonesia Lampung/Indonesia

Pendidikan : SMA SMA

Pekerjaan : IRT TNI POLRI

Alamat : jl. Mataram blok.69 no.15 perum kemiling bandar

lampung

1. PENGKAJIAN

A. DATA SUBJEKTIF

1. Riwayat antenatal

G2P1A0 Umur kehamilan 38 minggu 5 hari

Riwayat ANC : Teratur, 8 kali di RB Kampung Sawah

1 kali dengan dr sp OG.

2. Keluhan saat hamil : TM 1: mual muntah

TM2 : tidak ada

TM3 : Sering BAK

3. Penyakit selama kehamilan

a. Diabetes militus : tidak ada

b. Hepatitis : tidak ada

c. Tuberkolosis : tidak ada

d. HIV/AIDS : tidak ada

4. Kebiasaan

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

64

a. Minum jamu/obat : tidak ada

b. Merokok : tidak ada

5. Komplikasi

a. Hiperemesis :tidak ada

b. Perdarahan : tidak ada

c. Preeklampsia : tidak ada

d. Eklampsia : tidak ada

e. Infeksi : tidak ada

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik

Warna kulit : kemerahan

Menangis : spontan

Pernafasan : 40 x/menit

Tonus aktif : aktif

Data penunjang

1. Komplikasi janin

a. IUGR : tidak ada

b. Polihidramnion : tidak ada

c. Oligohidramnion : tidak ada

d. Gemelli : tidak ada

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

65

2. Riwayat intranatal

Lahir tanggal 27 April 2015 pukul 13.41 WIB

Jenis persalinan spontan, penolong bidan

Lama persalinan

Kala 1 : 6 jam 15 menit

Kala 2 : - 40 menit

Kala 3 : - 10 menit

Kala 4 : 2 jam -

Lamanya : 9 jam 5 menit

3. Komplikasi ibu

a. Hipertensi : tidak ada

b. Partus lama : tidak ada

c. Penggunaan obat : tidak ada

d. Infeksi/suhu badan naik : tidak ada

e. KPD : tidak ada

f. Perdarahan : tidak ada

4. Komplikasi janin

a. Premature/postmatur :tidak ada

b. Malposisi/malpresentasi : tidak ada

c. Gawat janin : tidak ada

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

66

d. Prolaps tali pusat : tidak ada

e. Ketuban campur mekoneum : tidak ada

f. Keadaan bayi baru lahir : baik

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

TABEL 3.1

MATRIKS

Tgl/

Jam

Pengkajian Interprestasi

Data

(diagnosa,

Masalah,

Kebutuhan)

Dx potensial/

Masalah

potensial

Antisipasi/

Tindakan

Segera

Intervensi Implementasi Evaluasi

1.

27 april

2015

Pukul;

13.41

wib

Ds.:

ibu

mengatakan

senang atas

kelahiran

bayinya

Do:

-warna kulit

kemerahan

-tonu otot aktif

-menangis kuat

Diagnose : Bayi Ny.R

cukup bulan sesuai

masa kehamilan segera

setelah lahir

Dasar :

Ds :- Ny.R mengatakan

melahirkan pada

tanggal 27-04-

2015

- Ny.R mengatakan

senang atas

kelahiran bayinya

Do :

- Pemeriksaan umum

a. Warna kulit :

kemerahan

b. Tonus otot : aktif

c. Menangis : kuat

Masalah : tdak ada

Kebutuhan : asuhan

segera

setelah

lahir

Tidak ada Tidak ada 1. lakukan

pencegahan

hipotermi

1. Melakukan pencegahan

hipetermi

a. keringkan bayi dengan

seksama

b. mengeringkan dengan

cara menyeka tubuh

bayi, juga merupakan

rangsangan taktil untuk

membantu bayi untuk

memulai pernafasannya.

c. selimuti bayi dengan

selimut atau kain bersih

dan hangat.

d. ganti handuk atau kain

yang telah basah oleh

cairan ketuban dengan

selimut atau kain yang

baru (hangat, bersih,

dan kering).

e. selimuti bagian kepala

bayi.

f. bagian kepala bayi

memiliki luas

permukaan yang relatife

luas dan bayi akan

1. Bayi Ny.R telah di

keringkan

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

68

2.

pikul

2. lakukan

pemotongan tali

pusat

dengan cepat

kehilangan panas jika

bagian tersebut tidak

tertutup.

g. anjurkan ibu untuk

memeluk dan menyusui

bayinya.

h. pelukan ibu pada tubuh

bayi dapat menjaga

kehangatan tubuh dan

mencegah panas

sebaiknya pemberian

ASI harus dimulai

dalam waktu 1 jam

pertama kelahiran.

i. jangan segera

menimbang bayi atau

memandikan bayi baru

lahir.

j. karena bayi baru lahir

cepat dan mudah

kehilangan panas

tubuhnya, sebelum

melakukan

peminbangan , terlebih

dahulu selimuti bayi

dengan kain atau

selimut bersih dan

kering.

2. Melakukan pemotongan tali

pusat degan cara

a. Klem dan potong tali pusat

2. Tali pusat sudah

terikat

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

69

13.43

wib

setelah dua menit setelah

bayi lahir. Lekukan terlebih

dahulu penyuntukan

oksitosin, sebelum tali pusat

dipotong.

b. Tali pusat dijepit dengan

klem DTT pada sekitar 3 cm

dari dinding perut (pangkal

pusat) bayi. Dari titik

jepitan, tekan tali pusat

dengan dua jari kemudian

dorong isi tali pusat kearah

ibu ( agar darah tidak

terpancar pada saat

dilakukan pemotongan tali

pusat). Kemudian jepit

(dengan klem kedua) tali

pusat pada bahian yang

isinya sudah di kosongkan

(sisi ibu), berjarak 2 cm dari

jepitan pertama.

c. Pegang tali pusat di antara

kedua klem tersebut, satu

tangan menjadi landasan tali

pusat sambil melindungi

bayi, tangan yang lain

memotong tali pusat di

antara kedua klem tersebut

dengan menggunakan

gunting DTT atau steril.

d. Ikat tali pusat dengan

benang DTT atau steril pada

satu sisi kemudian

melingkarkan kembali

3. APGAR SKOR

yang di dapat dari

penilaian bayi Ny.R

adalah 8/10 bayi

dalam keadaan

normal.

4. IMD telah dilakukan

selama 1 jam

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

70

3

pukul

13.48

wib

3. Pantau nilai

APGAR SKOR

benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul

kunci pada sisi lainnya

e. Lepaskan klem logam

penjepit tali pusat dan

masukan kedalam larutan

klorin 0,5%.

f. Kemudian, letakkan bayi

dengan posisi tengkurap di

dada ibu untuk inisiasi

menyusu dini dan

melakukan kontak kulit ke

kulit di dada ibu (minimal)

dalam 1 jam pertama setelah

lahir.

3. melakukan pemantauan nilai

APGAR SKOR.

5 menit pertama

1. Appearace (warna kulit)

: 2

2. Pulse (denyut

jantung) : 1

3. grimace (tonus otot)

: 2

4. activity (aktivitas)

: 2

5.Respiration (pernafasan)

: 1

8

5 menit ke 2

5. Salep mata telah di

berikan

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

71

4.

Pukul

15.00

wib

4. lakukan IMD

1. Appearace (warna kulit)

: 2

2. Pulse (denyut

jantung) : 2

3. grimace (tonus otot)

: 2

4. activity (aktivitas)

: 2

5.Respiration (pernafasan)

: 2

10

4.Melakukan inisiasi menyusu

dini

a. anjurkan suami atau

keluarga mendampingi

saat melahirkan.

b. hidari penggunaan obat

kimiawi dalam proses

persalinan.

c. segera keringkan bayi

tanpa menghilangkan

lapisan lemak putih

d. dalam keadaan ibu dan

bayi tidak memakai

baju, tengkurapkan bayi

di dada atau perut ibu

agar terjadi sentuhan

kulit ibu dan bayi dan

kemudian selimuti

kedua agar tidak

kedinginan

6. Vitamin K telah di

berikan

7. Pengukuran

antropometri telah di

lakukan dengan hasil

BB : 4100 cm

PB : 53 cm

LK : 34 cm

LD : 33 cm

LILA : 11 cm

8. Pemeriksaan fisik

telah dilakukan

dengan baik dan tidak

adanya cacat bawaan,

keadaan umum dalam

keadaan baik,

pernafasan

40x/menit, suhu axial

36,5, warna kulit

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

72

e. anjurkan ibu

memberikan sentuhan

kepada bayi untuk

merangsang bayi

mendekati putting.

f. biarkan bayi bergerak

sendiri mencari puting

susu ibunya.

g. biarkan kulit bayi

bersentuhan langsung

dengan kulit ibu selama

minimal satu jam

walaupun proses

menyusui telah terjadi

bila belum terjadi

proses menyusui telah

terjadi. Bila belum

terjadi proses

menyususi hingga 1

jam, biarkan bayi

berada di dada ibu

sampai proses menyusui

pertama kali selesai.

h. tunda tindakan lain

seperti menimbang,

me.ngukur dan

memberikan suntikan

vitamin K sampai

menyusui pertama kali.

i. proses menyusu dini

dan kontak kulit ibu dan

bayi harus diupayakan

meskipun ibu

melahirkan dengan cara

kemerahan, turgor

kulit elastis, denyut

jantung 140x/menit,

tonus otot baik,

gerakan aktif.

9. Bayi telah di jaga

kehangatan nya

10. Rawat gabung sudah

dilakukan selama 24

jam

11. Ibu tidak bersedia

melakukan

pemeriksaan kadar

glukosa darah dan

tidak mengijinkan

bayinya untuk di

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

73

5.

pukul

15.05

wib

5. Beri salep mata

operasi atau tindakan

lain.

j. berikan ASI saja tanpa

minum atau cairan lain,

kecuali ada indikasi

medis yang jelas.

5. Memberikan salep mata untuk

konjungtivitis pada bayi

baru lahir sering terjadi

terutama pada bayi dengan

ibu yang menderita penyakit

menular seksual seperti

gonore dan klamidiasis.

Sebagian besar

konjungtivitis muncul pada

2 minggu pertama setelah

kelahiran. Pemberian

antibiotik profilaksis pada

mata terbukti dapat

mencegah terjadinya

konjungtivitis. Prlofikasi

mata sering digunakan yaitu

tetes mata silver Prlofikasi

mata sering digunakan yaitu

tetes mata silver nitrat 1%,

salep mata eritromisisn dan

salep mata tetrasiklin.

Ketiga preaparat ini efektif

untuk mencegah

konjungtivitis gonore. Saat

ini silver nitrat tetes mata

tidak dianjurkan lagi karna

periksa karena ibu

tidak mempunyai

riwayat bayi besar

12. Bayi telah di

berikan ASI

sesering mungkin

dan ASI sudah

keluar lancar.

13. bayi dalam keadaan

sehat setelah di

lakukan pemantauan

selama 6 jam

14. bayi telah

mengelurkan

mekonium segera

setelah lahir dan

miksi telah kluar 3

jam setelah

persalinan.

15. Perawatan bayi

telah dilakukan

Page 86: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

74

6.

Pukul

15.10

wib

7.

Pukul

15.13

8.

Pukul

15.25

wib

6. Berikan injeksi

vitamin K

7. Lakukan

pengukuran

antropometri

8. Lakukan

Pemeriksaan

fisik

sering terjadi efek samping

berupa iritasi dan kerusakan

mata

6. Memberikan injeksi vitamin K

dengan dosis 0,5-1 mg/IM.

7. Melakukan pengukuran a

ntropometri pada bayi

8. melakukan pemeriksaan

fisik :

a. kepala

b. muka wajah

c. mata

d. hidung

e. mulut

f. telinga

g. leher, dada, abdomen

a. ibu dan kluarga

sudah mengerti

cara

menjaga

kehangatan bayi

b. ibu dan kluarga

sudah mengerti

cara mengganti

popok jika

basah

c. AS sudaj

diberikan secara

on demand

d. Rawat gabung

sudah dilakukan

selama 24 jam

e. Ibu dan kluarga

sudah mengerti

cara perawatan

tali pusat

16. ibu telah

mengetahui kapan

bayi nya akan

melakukan

kunjungan ulang

pada tanggal 03

april 2015dan

suntikHb0

Page 87: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

75

9.

pukul

15.30

wib

10.

Diagnosa : Bayi Ny.R

cukup bulan sesuai

masa kehamilan 6 jam

setelah lahir.

Dasar :

DS :

- warna kulit :

kemerahan

- Tonus otot :

aktif

- Menangis :

9. Menjaga

kehangatan bayi

10. Menganjurkan

h. punggung

i. kulit dan kuku

j. klavikula dan lengan

tangan

k. genetalia

l. tungkai dan kaki

m. anus

n. refleks

9. menjaga kehangatan bayi

dengan cara :

a. melakukan

pembedongan pada bayi

b. memakaikan topi dan

selimut pada bayi

c. menunda memandikan

bayi selama 6 jam

10. Melakukaen rawat gabung

suatu cara perawatan ibu dan

bayi yang baru dilahirkan

tidak dipisahkan, melainkan

ditempatkan dalam sebuah

ruang, kamar atau tempat

bersama-sama selama 24

jam penuh dalam seharian.

11. Menganjurkan pemeriksaan

glukosa darah pada ibu dan

bayi dengan melakukan

Page 88: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

76

Pukul

15.32

wib

11.

Pukul

15.55

wib

12.

pukul

16.30

wib

13.

pukul

16.35

kuat

- APGAR

SKOR : 7/10

DO :

- BB : 4100

gram

- PB : 53 cm

- LK : 34 cm

- LD : 33 cm

- LILA : 11 cm

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : asuhan

segera setelah lahir

ibu untuk rawat

gabung

11. Anjurkan

pemeriksaan lab

glukosa darah

pada ibu dan

bayi

12. Pantu nutrisi

pada bayi

13. Pantau tanda

bahaya bayi baru

lahir

kolaborasi dan merujuk ke

puskesmas

12. elakukan pemantauan

kebutuhan nutrisi pada bayi

dengan memberikan ASI

setiap 2-3 jam atau sesering

mungkin dan jika ASI tidak

kluar lancar tambahkan susu

formula melaluei sendok

agar tidak terjadi

hipoglikemi.

13. Melakukan pemantauan

tanda bahaya bayi baru lahir

a. Frekuensi denyut

jantung <120 atau >160

x/menit

b. Pernafasan <40 atau

>60 x/menit

c. Warna kulit kebiruan

d. Nilai APGAR <6

e. Diare

14. Melakukan pemantauan

eliminasi pada bayi segera

setelah lahir

Page 89: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

77

14.

pukul

16.37

wib

15.

Pukul

16.40

wib

14. Eliminasi bayi

15. Ajarkan ibu dan

suami cara

perawatan bayi

15. Mengajarkan ibu dan suami

cara perawatan bayi

a. Anjurkan ibu atau

keluarga menjaga suhu

tubuh agar tetap hangat

b. Anjurkan mengganti

popok setiap kali

basah

c. Anjurkan ASI secara

on demand

d. Lakukan rawat

gabung

e. Ajarkan ibu atau

keluarga untuk

melakukan

perawatan tali pusat

16. memberitahu ibu kapan

Page 90: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

78

16.

pukul

16.43

16. Lakukan

kunjungan ulang

harus melakukan kujungan

ulang dan suntik Hb0di

suntikan pada usia 0-7 hari

Page 91: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 PENGKAJIAN

Pada pengkajian dilakukan pengkajian untuk mengumpulkan data dasar

tentang keadaan pasien. Pada kasus ini penulis melakukan pengkajian

pada bayi baru lahir yaitu By Ny.R usia segera setelah lahir cukup bulan

sesuai masa kehamilan

4.1.1 Bayi

a. Penafasan

1. Menurut tinjauan teori

Pernapasan BBL normal 30-60 kali per menit, tanpa

retraksi dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.

2. Menurut tinjauan kasus

Pada saat pengkajian pernafasan bayi Ny.R 40 kali per

menit.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak ada

kesenjangan karena pada saat pengkajian pernafasan bayi

sesuai dengan teori.

b. Denyut jantung

1. Menurut tinjauan teori

Denyut jantung BBL normal anatar 100-160 kali per

menit, tetapi dianggap masih normal jika di atas 160 kali

Page 92: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

80

per menit dalam jangka waktu pendek, beberapa kali

dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan,

terutama bila bayi mengalami distres.

2. Menurut tinjauan kasus

Pada saat pengkajian terhadap bayi Ny. R denyut jantung

bayi

140 kali per menit.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjausn kasus tidak

terdapat kesenjangan, karena pada saat pengkajian denyut

jantung bayi sesuai dengan teori.

c. Suhu

1. Menurut tinjauan teori

Suhu aksiler 36,5 oC sampai 37,5

oC.

2. Menurut tinjauan kasus

Pada saat pengkajian terhadap bayi Ny. R suhu aksila

36,5oC

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak

terdapat kesenjangan karena pada saat pengkajian suhu

aksila bayi sesuai dengan teori.

Page 93: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

81

d. Kulit

1. Menurut tinjauan teori

Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan

atau bercak hitam, tanda lahir/tanda Mongol. Selama bayi

dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga dapat

dianggap normal.

2. Menurut tinjauan kasus

Pada saat pengkajian terhadap bayi Ny.R kulit tidak ada

kelainan dan kulit bayi berwarna merah.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat

kesenjangan karena kulit bayi tidak ada kelainan dan

berwarna kemerahan.

e. Tonus otot/tingkat kesadaran

1. Menurut tinjaun teori

Rentang normal tingkat kesadaran BBL adalah mulai dari

diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan jika

rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau sedang.

2. Menurut tinjauan kasus

Pada saat pengkajian terhadap bayi Ny. R tonus otot baik

dan aktif.

3. Pembahasan

Page 94: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

82

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat

kesenjangan karena tonus otot bayi aktif sesuai dengan

teori.

f. Berat badan

1. Menurut tinjauan teori

Berat badan, normal yaitu 2.500-4000 gram (Wafi Nur

Muslihatun, 2010;h.252-253).

2. Menurut tinjauan kasus

Pada saat pengkajian berat badan bayi Ny. R adalah 4100

gram.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus terdapat kesenjangan

karena berat badan bayi Ny. R4100 gram lebih besar dari

pada berat badan bayi normal, hal ini tidak sesuai dengan

teori.karena berat badan bayi normalnya 2500-4000 gram.

4.1.2 IBU

a. Nama

1. Menurut tinjauan teori

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-

hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

2. Menurut tinjauan kasus

Menurut data yang di dapat klien bernama Ny.R

3. Pembahasan

Page 95: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

83

Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak ada

kesenjangan karena nama klien bernama Ny.R

b. Umur

1. Menurut tinjauan teori

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko

seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum

matang, mental dan psikisnya belum siap.

Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk

terjadi perdarahan dalam masa nifas

2. Menurut tinjauan kasus

Dari tinjauan kasus tersebut Ny.R berusia 34 tahun

3. Pembahasan

Pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan karena pada kasus ini Ny. R berusia 34 tahun

tidak termasuk dalam faktor resiko kehamilan yang dapat

membahayakan kondisi ibu dan janinnya.

c. Agama

1. Menurut tinjauan teori

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

2. Menurut tinjauan kasus

Dari data yang di dapat ibu beragama islam

Page 96: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

84

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak ada

kesenjangan karena ibu mau mengikuti nasehat bidan.

d. Suku/bangsa

1. Menurut tinjauan teori

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.

2. Menurut tinjauan kasus

Suku ibu lampung, ibu tidak mempuanyi paantangaan atau

adat istiadat

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak ada

kesenjangan karena ibu mau mengikuti nasehat bidan.

e. Pendidikan

1. Menurut tinjauan teori

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk

mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga

bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan

pendidikannya.

2. Menurut tinjauan kasus

Pendidikan ibu SMA, dan ibu bisa menerima dengan baik

konseling yang diberikan oleh bidan.

3. Pembahasan

Page 97: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

85

Berdasarkan tinjaun teori dan kasus tidak terdapat

kesenjangan karena ibu cepat memahami bahasa dan

nasehat bidan yang telah dianjurkan pada ibu

f. Pekerjaan

1. Menurut tinjauan teori

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya, karna ini juga dapat mempengaruhi gizi

pasien tersebut.

2. Menurut tinjauan kasus

Dari data yang di dapat pekerjaan Ny.R sebagai ibu rumah

tangga, pekerjaan suaminya sebagai TNI POLRI

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat

kesenjangan karna ekonominya berkecukupan dan gizi ibu

cukup baik.

g. Alamat

1. Menurut tinjauan teori

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila

diperlukan (Ambarwati dkk, 2008;h.131-132).

2. Menurut tinjauan kasus

Dari data yang di dapat jl. Mataram blok.69 no.15 perum

kemiling bandar lampung

Page 98: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

86

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus tidak terdapat

kesenjangan karna alamat Ny.R tertulis dengan lengkap

dan dapat di gunakan jika di perlukan.

4.2 Interprestasi Data Dasar

a. Diagnosa

1. Menurut tinjauaan teori

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data

secara benar terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan

pasien. Masalah atau diagnosis yang spesifik dapat

ditemukan berdasarkan interprestasi yang benar terhadap

data dasar (wildan, 2008;h.37)

2. Menurut tinjauan kasus

Didapatkan diagnosa kebidanan yaitu bayi Ny.R segera

setelah lahir

DS :

- Ny.R mengatakan melahirkan pada tanggal 27-

04-2015

- Ny.R mengatakan senang atas kelahiran bayinya

DO :

- Pemeriksaan umum

a. Warna kulit : Kemerahan

b. Tonus otot : aktif

Page 99: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

87

c. Menangis : kuat

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak

terdapat kesenjangan karna data yang di dapat sesuai

dengan teori yang ada

4.3 Identifikasi diagnosa dan masalah potensial

1. Menurut tinjauan teori

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial yang lain berdasarkan beberapa masalah dan

diagnosis yang sudah diidentifikasi (wildan, 2008;h.37).

2. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini tidak muncul masalah potensial karena tidak adanya

tanda bahaya pada bayi segera setelah lahir.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat

kesenjangankarena tidak adanya tanda bahaya pada bayi segera

setelah lahir.

4.4 Tindakan segera atau kolaborasi

1. Menurut tinjauan teori

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan/atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan lain sesuai kondisi bayi

Page 100: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

88

2. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus ini tidak diperlukan adanya penanganan segera atau

berkolaborasi dengan dokter karena kondisi bayi baik dan normal.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan karena tidak ada haal yang perlu dikonsultasikan atau

ditangani oleh tenaga kesehatan yang lainya dikarenakan kondisi

bayi baik dan normal.

4.5 Perencanaan

1. Menurut tinjauan teori.

Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional sesuai dengan

temuan pada langkah sebelumnya (Wafi Nur Muslihatun,

2010;h.255).

Asuhan kebidanan bayi baru lahir normal :

1) Cara memotong tali pusat.

a. Menjepit tali dengan klem dengan jarak 3 cm dari pusat, lalu

mengurut tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke-2

dengan jarak 2 cm dari klem.

b. Memegang tali pusat di antar 2 klem dengan menggunakan

tangan kiri (jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu

memotong tali pusat di antara 2 klem.

c. Mengikat tali pusat dengan jarak ± 1 cm dari umbilikus

dengan simpul mati lalu mengikat balik tali pusat dengan

Page 101: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

89

simpul mati. Untuk kedua kalinya bungkus dengan kasa

steril, lepaskan klem pada tali pusat, lalu memasukannya

dalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5 %.

d. Membungkus bayi dengan kain bersih dan memberikannya

kepada ibu.

2) Mempertahankan suhu tubuh BBL dan mencegah hipotermia.

a. Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir.

Kondisi bayi baru lahir dengan tubuh basah karena air

ketuban atau aliran udara melalui jendela/pintu yang terbuka

akan mempercepat terjadinya penguapan yang akan

mengakibatkan bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh. Hal

ini akan mengakibatkan serangan dingin (cilds stress) yang

merupakan gejala awal hipotermia. Bayi kedinginan biasanya

tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol

suhunya belum sempurna.

b. Untuk mencegah terjadinya hipotermia, bayi yang baru lahir

harus segera dikeringkan dan dibungkus dengan kain kering

kemudian diletakantelungkup di atas dada ibu untuk

mendapatkan kehangatan dari dekapan ibu.

c. Menunda memandikan BBL, sampai tubuh bayi stabil.

Pada BBL cukup bulan dengan berat badan lebih dari 2500

gram dan menangis kuat bias dimandikan ± 24 jam setelah

kelahiran dengan tetap menggunakan air hangat. Pada BBL

Page 102: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

90

beresiko yang berat badannya kuarang dari 2500 gram atau

keadaannya sangat lemah sebaiknya jangan dimandikan

sampai suhu tubuhnya stabil dan mampu menghisap ASI

dengan baik.

d. Menghindari kehilangan panas pada bayi baru lahir.

Ada empat cara yang membuat bayi kehilangan panas, yaitu

melalui radiasi, evaporasi, konduksi, dan konveksi (Vivian

Nanny Lia Dewi, 2011;h3).

2. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus BY Ny.R telah diberikan beberapa perencanaan yang

dapat di tentukan sesuai dengan kondisi pasien

1. Lakukan pencegahan hipotermi

2. Lakukan pemotongan tali pusat

3. Pantau nilai APGAR SKOR

4. Lakukan IMD

5. Beri salep mata

6. Beri injelsi vitamin K

7. Lakukan pengukuran antropometri

8. Lakukan pemeriksaan fisik

6 Jam setelah lahir

9. Menjaga kehangatan bayi

- Melakukan pembedongan pada bayi

Page 103: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

91

- Memakaikan topi dan selimut pada bayi

- Menunda memandikan bayi selama 6 jam

10. Menganjurkan untuk rawat gabung

11. Anjurkan pemeriksaan laboratorium glukosa darah pada ibu dan

bayi

12. Pantau nurtisi pada bayi

13. Pantau tanda bahaya bayi baru lahir

14. Eliminasi bayi

15. Ajarkan ibu dan suami cara perawatan bayi

16. Lakukan kunjungan ulang

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan kasus terdapat kesenjangan karena

menurut tinjauan teori berat badan bayi normal adalah 2500-4000

gram sedangkan menurut tinjauan kasus bayi Ny.R berat badannya

4100 gram dicurigai Ny.R mengalami diabetes militus sehingga

dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan glukosa darah.

4.6 Pelaksanaan

a. Menurut tinjauan teori

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana

sebelumnya, baik tehadap masalah pasien ataupun diagnosis yang

ditegakkan(Wildan dkk. 2008; h.39).

Pelaksanaan yang diberikan pada bayi baru lahir adalah

Page 104: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

92

1. Mencegah kehilangan panas

a. Keringkan bayi dengan seksama

b. Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga

merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi untuk

memulai pernafasannya.

c. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.

d. Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban

dengan selimut atau kain yang baru (hangat, bersih, dan

kering)

e. Selimuti bagian kepala bayi

f. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatif luas

dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian

tersebut tidak tertutup.

g. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

h. Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh

dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI

harus dimulai dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.

i. Jangan segera menimbang bayi atau memandikan bayi baru

lahir.

j. Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas

tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu

selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering (Dwi

Maryanti, et. all, 2011;h.3-4).

Page 105: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

93

2. Melakukan pemotongan tali pusat

a. Klem dan potong tali pusat setelah dua menit setelah bayi lahir.

Lakukan terlebih dahulu penyuntikan oksitosin, sebelum tali

pusat dipotong.

b. Tali psat dijepit dengan klem DTT pada sekitar 3 cm dari

dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali

pusat dengan dua jari kemudian dorong sisi tali pusat ke arah

ibu (agar darah tidak terpancar peda saat dilakukan

pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua)

tali pusat pada bagian yang isinya sudah dikosongkan (sisi ibu),

berjarak 2 cm dari tempat jepitan pertama.

c. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan

menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan

yang lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut

dengan menggunakan gunting DTT atau steril.

d. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada sisi satu

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

e. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukan ke

dalam larutan klorin 0,5%.

f. Kemudian, letakan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu

untuk inisiasi menyusu dini dan melakukan kontak kulit ke

kulit di dada ibu (minimal) dalam 1 jam pertama setelah lahir.

Page 106: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

94

3. pantau nilai APGAR SKOR

Interpretasi

a. Nilai 1-3 asfiksia berat

b. Nilai 4-6 asfiksia sedang

c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (Vivian Nanny Lia Dewi, 2011;h.3).

4. Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini yaitu:

a. Anjurkan suami atau keluarga mendampingi saatmelahirkan

b. Hindari penggunaan obat kimiawi dalam proses persalinan

c. Segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak

putih (verniks)

d. Dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju, tengkurapkan

bayi di dada atau perut ibu agar terjadi sentuhan kulit ibu dan

bayi dan kemudian selimuti kedua agar tidak kedinginan.

e. Anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk

merangsang bayi mendekati putting.

f. Biarkan bayi bergerak sendiri mencari putting susu ibunya.

g. Biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu selama

minimal satu jam walaupun proses menyusui telah terjadi. Bila

belum terjadi proses menyusui hingga 1 jam, biarkan bayi

berada di dada ibu sampai proses menyusui pertama kali

selesai.

Page 107: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

95

h. Tunda tindakan lain seperti menimbang, mengukur, dan

memberikan suntikan Vitamin K sampai menyusui pertama

kali.

i. Proses menyusui dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus

diupayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara operasi atau

tindakan lain.

j. Berikan ASI saja tanpa minuman atau cairan lain, kecuali ada

indikasi medis yang jelas (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti,

2010;h.8).

3. Memberikan salep mata tetracyclin 1% pada kedua mata bayi

Memberikan bayi vitamin K dengan dosis 0,05 cc secara IM pada

paha kiri agian luar untuk mencegah terjadinya perdarahan

intrakraanial atau perdarahan pada tali pusat pada bayi.

4. Memberikan vitamin injeksi vitamin K

Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak, merupakan suatu

naftokuinon yang berperan dalam modifikasi dan aktivasi beberapa

protein yang berperan dalam pembekuan darah, seperti faktor

II,VII,IX,X dan antikoagulan protein C dan S, serta beberapa

protein lain seperti protein Z dan M yang belum banyak diketahui

peranannya dalam pembekuan darah.

Ada tiga bentuk vitamin K yang diketahui yaitu :

Page 108: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

96

- Vitamin K1 (phytomenadione), terdapat pada sayuran hijau.

Sediaan yang ada saat ini adalah cremophor dan vitamin K

mixed micelles (KMM).

- Vitamin K2 (menaquinone) disintesis oleh flora usus normal

seperti Bacteriodes fragilis dan beberapa strain E. coli.

- Vitamin K3 (menadione) yang sering dipakai sekarang

merupakan vitamin K sintetik tetapi jarang diberikan lagi pada

neonatus karena dilaporkan dapat menyebabkan anemia

hemolitik.

Cara Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis

a. Semua bayi baru lahir harus diberikan injeksi vitamin K1

profilaksis.

b. Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1

(phytomenadione) injeksi dalam sediaan ampul yang berisi 10

mg Vitamin K1 per 1 ml.

c. Cara pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 adalah :

- Masukkan vitamin K1 ke dalam semprit sekali pakai steril 1

ml, kemudian disuntikkan secara intramuskular di paha kiri

bayi bagian anterolateral sebanyak 1 mg dosis tunggal,

diberikan paling lambat 2 jam setelah lahir.

- Vitamin K1 injeksi diberikan sebelum pemberian imunisasi

hepatitis B0 (uniject), dengan selang waktu 1-2 jam.

Page 109: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

97

d. Pada bayi yang akan dirujuk tetap diberikan vitamin K1 dengan

dosis dan cara yang sama.

e. Pada bayi yang lahir tidak ditolong bidan, pemberian vitamin

K1 dilakukan pada kunjungan neonatal pertama (KN 1) dengan

dosis dan cara yang sama.

f. Setelah pemberian injeksi vitamin K1, dilakukan observasi.

5. Melakukan pengukuran antropometri

a. Lingkar kepala 33-35 cm

b. Lingkar dada 30-38 cm

c. Panjang badan 48-52 cm

d. Berat badan 2500-4000 gram (Vivian Nanny Lia Dewi,

2011;h.2).

6. lakukan pemeriksaan umum pada bayi

7. lakukan pemeriksaan fisik secaraa head to toe

6 jam segera setelah lahir

8. Menjaga kehangatan bayi

a. melakukan pembedongan pada bayi

b. memakaikan topi dan selimut pada bayi

c. menunda memandikan bayi selama 6 jam

9. lakukan rawat gabung adalah suatu cara perawatan ibu dan bayi

yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan

dalam sebuah ruang, kamar atau tempat bersama-sama selama 24

jam penuh dalam seharian. Dengan kata lain, rawat gabung adalah

Page 110: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

98

suatu sistem perawatan ibu dan bayi bersama-sama atau pada

tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu

atau setiap saat ibu tersebut dapat menyusui bayinya sehat (Wafi

Nur Muslihatun, 2010; h.22).

10. menganjurkan pemeriksaan glukosa darah pada ibu dan bayi dengan

melakukan kolaborasi dan merujuk ke puskesmas

11. melakukanpemantauan kebutuhan nurtisi pada bayi dengan

memberikan ASI setiap 2-3 jam atau sesering mungkin dan jika ASI

tidak kluar lancar tambahkan susu formula melalui sendok agar

tidak terjadi hipoglikemi.

12. Melakukan pemantauan tanda bahaya bayi baru lahir.

13. Melakukan pemantauan eliminas pada bayi segera setelah lahir

14. Mengajarkan ibu dan suami cara perawatan bayi

15. beritahu ibu kapan harus melakukan kujungan ulang

2. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus bayi Ny.R telah dilaksanaakan perencanaan secara

menyeluruh yang efisien dan aman seperti :

4. Melakukan pencegahan hipetermi

a. keringkan bayi dengan seksama

b. mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga

merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi untuk

memulai pernafasannya.

c. selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.

Page 111: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

99

d. ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan

ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hangat, bersih,

dan kering).

e. selimuti bagian kepala bayi.

f. bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang relatife

luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika

bagian tersebut tidak tertutup.

g. anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

h. pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan

tubuh dan mencegah panas sebaiknya pemberian ASI harus

dimulai dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.

i. jangan segera menimbang bayi atau memandikan bayi baru

lahir.

j. karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas

tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih

dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan

kering.

5. Melakukan pemotongan tali pusat dengan cara

g. Klem dan potong tali pusat setelah dua menit setelah bayi

lahir.

Lekukan terlebih dahulu penyuntukan oksitosin, sebelum tali

pusat dipotong.

Page 112: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

100

h. Tali pusat dijepit dengan klem DTT pada sekitar 3 cm dari

dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan

tali pusat dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat

kearah ibu (agar darah tidak terpancar pada saat dilakukan

pemotongan tali pusat). Kemudian jepit (dengan klem kedua)

tali pusat pada bagian yang isinya sudah di kosongkan (sisi

ibu), berjarak 2 cm dari jepitan pertama.

i. Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan

menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan

yang lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut

dengan menggunakan gunting DTT atau steril.

j. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan

mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya

k. Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukan

kedalam larutan klorin 0,5%.

l. Kemudian, letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada

ibu untuk inisiasi menyusu dini dan melakukan kontak kulit

ke kulit di dada ibu (minimal) dalam 1 jam pertama setelah

lahir.

6. Melakukan pemantauan nilai APGAR SKOR

a. Nilai 1-3 asfiksia berat

b. Nilai 4-6 asfiksia sedang

Page 113: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

101

c. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)

4. Melakukan inisiasi menyusu dini

a. anjurkan suami atau keluarga mendampingi saat melahirkan.

b. hidari penggunaan obat kimiawi dalam proses persalinan.

c. segera keringkan bayi tanpa menghilangkan lapisan lemak

putih

d. dalam keadaan ibu dan bayi tidak memakai baju,

tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu agar terjadi

sentuhan kulit ibu dan bayi dan kemudian selimuti kedua

agar tidak kedinginan

e. anjurkan ibu memberikan sentuhan kepada bayi untuk

merangsang bayi mendekati putting.

f. biarkan bayi bergerak sendiri mencari puting susu ibunya.

g. biarkan kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu

selama minimal satu jam walaupun proses menyusui telah

terjadi bila belum terjadi proses menyusui telah terjadi. Bila

belum terjadi proses menyususi hingga 1 jam, biarkan bayi

berada di dada ibu sampai proses menyusui pertama kali

selesai.

h. tunda tindakan lain seperti menimbang, mengukur dan

memberikan suntikan vitamin K sampai menyusui pertama

kali.

Page 114: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

102

i. proses menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi harus

diupayakan meskipun ibu melahirkan dengan cara operasi

atau tindakan lain.

j. berikan ASI saja tanpa minum atau cairan lain, kecuali ada

indikasi medis yang jelas.

5. memberikan salep mata untuk konjungtivitis pada bayi baru lahir

sering terjadi terutama pada bayi dengan ibu yang menderita

penyakit menular seksual seperti gonore dan klamidiasis.

Sebagian besar konjungtivitis muncul pada 2 minggu pertama

setelah kelahiran. Pemberian antibiotik profilaksis pada mata

terbukti dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Prlokasi

mata sering digunakan yaitu tetes mata silver Prlofikasi mata

sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep mata

eritromisisn dan salep mata tetrasiklin. Ketiga preaparat ini

efektif untuk mencegah konjungtivitis gonore. Saat ini silver

nitrat tetes mata tidak dianjurkan lagi karna sering terjadi efek

samping berupa iritasi dan kerusakan mata.

6. memberikan injeksi vitamin K dengan dosis 0,5-1 mg/IM.

7. melakukan pengukuran antropometri pada bayi

8. melakukan pemeriksaan fisik :

a. kepala

b. muka wajah

c. mata

Page 115: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

103

d. hidung

e. mulut

f. telinga

g. leher, dada, abdomen

h. punggung

i. kulit dan kuku

j. klavikula dan lengan tangan

k. genetalia

l. tungkai dan kaki

m. anus

n. refleks

6 jam segera setelah lahir

17. menjaga kehangatan bayi dengan cara :

d. melakukan pembedongan pada bayi

e. memakaikan topi dan selimut pada bayi

f. menunda memandikan bayi selama 6 jam

18. melakukan rawat gabung Suatu cara perawatan ibu dan bayi

yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan

dalam sebuah ruang, kamar atau tempat bersama-sama selama

24 jam penuh dalam seharian.

19. Menganjurkan pemeriksaaan glukosa darah pada ibu dan bayi

dengan melakukan kolaboraasi dan merujuk ke puskesmas.

Page 116: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

104

20. Melakukan pemantauan kebutuhan nutrisi pada bayi dengan

memberikan ASI setiap 2-3 jam atau sesering mungkin dan jika

ASI tidak keluar lancar tambahkan susu formula melalui sendok

agar tidak terjadi hipoglikemi.

21. Melakukan pemantauan tanda bahaya bayi baru lahir

a. Frekuensi denyut jantung <120 atau >160 x/menit.

b. Pernafasan <40 atau >60 x/menit.

c. Warna kulit kebiruan.

d. Nilai APGAR < 6

e. diare

14. melakukan pemantauan eliminasi pada bayi.

15. mengajarkan ibu dan suami cara perawatan bayi

a. anjurkan ibu atau keluarga menjaga suhu tubuh agar tetap

hangat.

b. Anjurkan mengganti popok setiap kali basah.

c. Anjurkan ASI secara on demand.

d. Lakukan rawat gabung.

e. Ajarkan ibu atau keluarga untuk melakukan perawatan tali

pusat.

16. memberitahu ibu kapan harus melakukan kujungan ulang

7. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus karena pelaksanaan

Page 117: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

105

asuhan yang diberikan bidan terhadap bayi Ny.R sesuai dengan teori

yang dipaparkan.

3. Evaluasi

1. Menurut tinjauan teori

Merupakan tahap terakhir dalam manajemen kebidanan, yakni

dengan melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan

yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang

dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan pelayanan

secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau

kebutuhan klien (Wildan dkk. 2008; h.39).

2. Menurut tinjauan kasus

Pada kasus bayi Ny.R telah dilakukan penatalaksanaan bayi segera

setelah lahir dan didapatkan hasil :

1. Bayi Ny.R telah di keringkan

2. Tali pusat sudah terikat

3. APGAR SKOR yang di dapat dari penilaian bayi Ny.R adalah

7/10 bayi dalam keadaan normal.

4. IMD telah dilakukan selama 1 jam

5. Salep mata telah di berikan

6. Vitamin K telah di berikan

7. Pengukuran antropometri telah di lakukan dengan hasil :

BB : 4100 cm

PB : 53 cm

Page 118: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

106

LK : 34 cm

LD : 33 cm

LILA : 11 cm

8. Pemeriksaan fisik telah dilakukan dengan baik dan tidak

adanya cacat bawaan, keadaan umum dalam keadaan baik,

pernafasan 40x/menit, suhu axial 36,5, warna kulit kemerahan,

turgor kulit elastis, denyut jantung 140x/menit, tonus otot baik,

gerakan aktif.

9. Bayi telah di jaga kehangatan nya

10. rawat gabung sudah dilakukan selama 24 jam

11. ibu tidak bersedia melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah

dan tidak mengijinkan bayinya untuk di periksa karena ibu

tidak mempunyai riwayat bayi besar.

12. bayi telah di berikan ASI sesering mungkin dan ASI sudah

keluar lancar.

13. Bayi dalam keadaan sehat setelah di lakukan pemantauan

selama 6 jam.

14. Bayi telah mengeluarkan mekonium segera setelah lahir dan

miksi telah keluar 3 jam setelah persalinan.

15. Perawatan bayi telah dilakukan

a. Ibu dan keluarga sudah mengerti cara menjaga

kehangatan bayi

Page 119: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

107

b. Ibu dan keluarga sudah mengerti cara mengganti popok

jika basah

c. ASI sudah diberikan secara on demand

d. Rawat gabung sudah dilakukan selama 24 jam

e. Ibu dan keluarga sudah mengerti cara perawatan tali

pusat

16. ibu telah mengetahui kapan bayi nya akan melakukan

kunjungan ulang pada tanggal 03 april 2015 dan suntik Hb0.

3. Pembahasan

Berdasarkan tinjauan teori dan tinjauan terdapat kesenjangan

karena berat badan yang di peroleh oleh data tidak sesuai dengan

teori. evaluasi sudah dilakukan sesuai dengan pelaksanaan.

Page 120: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Segera Setelah

Lahir Terhadap Bayi Ny.R di RB Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung

Tahun 2015 maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Penulis telah memberikan asuhan kebidanan pada bayi Ny.R segera

setelah lahir. Penulis melakukan pengkajian tanggal 27 april 2015

pukul 13.41 WIB data dari data subjektif dan data objektif, dari data

subjektif Ny.R mengatakan melahirkan pada tanggal 27 April 2015

pukul 13.41 WIB, Ny.R mengatakan senang atas kelahiran bayinya.

Sedangkan data objektif pemeriksaan antropometri seperti berat

badan : 4100 gram, panjang badan : 53 cm, lingkar kepala : 34 cm,

lingkar dada : 33 cm, LILA : 11 cm dan pemeriksaan umum warna

kulit kemerahan, tonus otot aktif, menangis kuat.

5.1.2 Penulis sudah membuat interprestasi data dan dengan menentukan

diagnosa asuhan kebidanan pada bayi segera setelah lahir.

5.1.3 Penulis tidak menemukan diagnosa potensial terhadap bayi Ny.R

segera setelah lahir di RB Kartini Kampung Sawah Bandar Lampung

Tahun 2015, karena kondisi bayi dalam keadaan baik, sehat dan

tidak terdapat kegawatdaruratan.

Page 121: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

109

5.1.4 Penulis tidak memberikan antisipasi masalah potensial pada bayi

karena bayi dalam kondisi baik, sehat dan tidak ada

kegawatdaruratan pada bayi Ny.R segera setelah lahir.

5.1.5 Penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan pada bayi Ny.R

segera setelah lahir sesuai dengan kebutuhan pasien dan teori asuhan

yang ada yaitu lakukan penilaian selintas pada bayi baru lahir,

keringkan bayi dari lendir dan darah, lakukan pemotongan dan

pengikatan tali pusat, berikan bayi kepada ibu dengan teknik skin to

skin untuk IMD,berikan salep mata pada bayi, berikan Vit. K pada

bayi, ukur antropometri bayi, lakukan pemeriksaan fisik secara head

to toe, dan lakukan rawat gabung pada ibu dan bayi. Hal ini tertuang

dalam matrik di bab III.

5.1.6 Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan terhadap bayi Ny.R

segera setelah lahir sesuai dengan teori asuhan yang ada yaitu

melakukan penilaian selintas pada bayi baru lahir, mengeringkan

bayi dari lendir dan darah, melakukan pemotongan dan pengikatan

tali pusat, melakukan IMD dengan teknik skin to skin, memberikan

salep mata pada bayi, memberikan Vit. K pada bayi, mengukur

antropometri bayi, melakukan pemeriksaan fisik secara head to toe,

dan melakukan rawat gabung pada ibu dan bayi.

5.1.7 Penulis telah melaksanakan evaluasi pukul 18.30 WIB pada bayi

Ny.R segera setelah lahir bahwa apa yang telah direncanakan telah

terlaksana dengan baik dan dievaluasi. Dari Hasil evaluasi bayi yaitu

Page 122: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

110

bayi dalam keadaan sehat, jepit potong tali pusat, IMD, pencegahan

infeksi, pemberian Vit. K, pengukuran antropometri, pemeriksaan

fisik, serta rawat gabung telah dilakukan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan data diatas maka penulis dapat menyimpulkan

saran sebagai berikut.

5.2.1 Bagi institusi pendidikan

Memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan

khususnya di bidang asuhan bayi segera setelah lahir dan dapat

menjadi acuan bagi pendidik yang akan datang sebagai bahan

masukan bagi pihak lain yang ingin menulis study kasus tentang

asuhan kebidanan segera setelah lahir.

5.2.2 Bagi lahan praktek

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan agar lebih

meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan

bayi segera setelah lahir.

5.2.3 Bagi masyarakat

Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir,

masyarakat khususnya orang tua mengerti dalam memberikan asuhan

yang baik pada bayi baru lahir. Dengan demikian komplikasi dapat

terdeteksi secara dini dan segera mendapat penanganan.

Page 123: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

111

5.2.4 Bagi penulis selanjutnya.

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan diploma

tiga kebidanan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam

asuhan kebidanan bayi segera setelah lahir.

Page 124: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

112

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna dan Wulandari Diah. 2010.Asuhan Kebidanan Nifas.

Jogjakarta: Nuha Medika

Buku Acuan Pelatihan Klinik, 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK

Dewi, Vivian Nany Lia. 2010. Asuhan Noenatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta:

Salemba Medika

Maryanti, Dwi et. all. 2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi Dan Balita. Jakarta: Tim.

Muslihatun, wafi nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta:

Fitramaya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku ilmu kebidanan. Jakarta:Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.

Edisi revisi. Jakarta: Tim.

Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi

Kebidanan. Jakarta: Tim.

Soepardan, suryani.2008.Konsep Kebidanan.Jakarta.penerbit Buku Kedokteran,

EGC

Sulistyawati, Ari dan Nugraheny Esty. 2010. Asuhan Kebidanan Pada ibu

bersalin. yogyakarta: Salemba Medika.

Sofyan Mustika et. all.2006. 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia Bidan

Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI

Page 125: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

113

Wildan, moh dan Hidayat Alimul A.Aziz. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika.

Yulifah Rita dan Yuswanto Agus Johan Tri. 2012. Asuhan Kebidanan Komunitas.

Jakarta: salemba medika.

http://www.academia.edu/5113636/Angka_Kematian_Bayi_di_Indonesia.

Dinkes Provinsi Lampung. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012

diakses pada tanggal 21 november 2015 pukul 13.00 wib melalui

www.depkes.go.id/ PROVINSI/ 08-Profil-Kes-Prov.Lampung-2012.pdf

Page 126: ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR DI RB KARTINI KAMPUNG SAWAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015