assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · pdf fileuntuk pertama kalinya...

28
Bismillaahirrohmaanirrohiim Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh Yang saya hormati, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanah Universitas Gadjah Mada, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Dewan Guru Besar Unviersitas Gadjah Mada, Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik Universitas Gadjah Mada, Rektor, dan para Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada, Dekan dan para Wakil Dekan di lingkungan Universitas Gadjah Mada, Segenap Sivitas Akademika Universitas Gadjah Mada, Para tamu undangan, teman sejawat, para dosen, mahasiswa dan sanak keluarga yang saya cintai. Pertama-tama perkenankanlah saya menyampaikan puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga pada hari ini kita semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat walafiat untuk mengikuti Rapat Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya, saya ingin menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan pidato pengukuhan saya yang berjudul: Pendidikan Kedokteran: Perkembangan dan Tantangan Judul ini sengaja saya pilih dengan pertimbangan bahwa bidang pendidikan kedokteran adalah bidang baru di Indonesia. Perjalanan panjang pengakuan terhadap bidang ini memberikan inspirasi bagi saya untuk mendiseminasikan kepada publik pada pengukuhan saya sebagai guru besar pertama di Indonesia bidang pendidikan

Upload: vanquynh

Post on 30-Jan-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh

Yang saya hormati,

Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanah Universitas

Gadjah Mada,

Ketua, Sekretaris, dan Anggota Dewan Guru Besar Unviersitas

Gadjah Mada,

Ketua, Sekretaris, dan Anggota Senat Akademik Universitas Gadjah

Mada,

Rektor, dan para Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada,

Dekan dan para Wakil Dekan di lingkungan Universitas Gadjah

Mada,

Segenap Sivitas Akademika Universitas Gadjah Mada,

Para tamu undangan, teman sejawat, para dosen, mahasiswa dan

sanak keluarga yang saya cintai.

Pertama-tama perkenankanlah saya menyampaikan puji syukur

ke hadirat Allah Swt. yang telah senantiasa melimpahkan rahmat,

nikmat, dan karunia-Nya sehingga pada hari ini kita semua dapat

berkumpul dalam keadaan sehat walafiat untuk mengikuti Rapat

Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya,

saya ingin menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada

Ketua dan Sekretaris Dewan Guru Besar yang telah memberikan

kesempatan kepada saya untuk menyampaikan pidato pengukuhan

saya yang berjudul:

Pendidikan Kedokteran: Perkembangan dan Tantangan

Judul ini sengaja saya pilih dengan pertimbangan bahwa bidang

pendidikan kedokteran adalah bidang baru di Indonesia. Perjalanan

panjang pengakuan terhadap bidang ini memberikan inspirasi bagi

saya untuk mendiseminasikan kepada publik pada pengukuhan saya

sebagai guru besar pertama di Indonesia bidang pendidikan

Page 2: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

2

kedokteran. Dimensi ilmu yang demikian luas membuat saya merasa

semakin jauh dari sempurna. Pengetahuan yang saya serap, saya

sadari semakin banyak yang dipelajari maka semakin kelihatan kecil

dan terbatas ilmu yang saya miliki.

Sejarah Perkembangan Pendidikan Dokter

Hadirin yang saya muliakan,

Sejarah panjang profesi dokter dan pendidikan dokter

sebenarnya setua adanya manusia itu sendiri. Profesi dokter atau

pengobat pada mulanya merupakan bagian dari sebuah ilmu yang

“berbau” mistis dan lekat dengan nilai-nilai religius. Adanya profesi

dokter atau pengobat tersebut tentunya berkaitan dengan cara profesi

melestarikan diri atau dengan kata lain mendidik dokter atau pengobat

muda. Tidaklah berlebihan bila sejarah mengenai profesi dokter dan

pendidikannya sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Beberapa catatan sejarah terkait dunia pendidikan kedokteran

antara lain Sumerian Physician Seal (3000 SM), Babylonian Seal

(2300 SM), The Code of Hammurabi, Sankrit Document (1500 SM),

dan lain-lain. Sebagai contoh, pada catatan The Code of Hammurabi

dapat dilihat bahwa isinya memuat beberapa aturan pelaksanaan

praktik kedokteran.

Beberapa tokoh yang dapat disebut meletakkan dasar pendidikan

kedokteran adalah Hippocrates, Galen, Ali al-Husayn Ibn Sina,

Huang Ti dan lain-lain. Salah satu yang menarik adalah catatan Huang

Ti dari Cina berjudul Nei Ching atau juga disebut The Yellow

Emperor’s Canon of Internal Medicine, di mana catatan ini masih

digunakan sebagai salah satu sumber pustaka dalam pendidikan

kedokteran di Cina sampai sekarang (Calman, 2007; Dent, 2013).

Beberapa prinsip yang sudah ada pada masa pendidikan

kedokteran kuno di antaranya adalah: 1) sudah adanya semacam

sistem seleksi untuk penerimaan murid; 2) penekanan akan nilai-nilai

dan tanggung jawab seorang guru; 3) penekanan pada perilaku yang

baik dan prinsip-prinsip etika; 4) terdapat sistem assessment bagi para

murid; 5) kegiatan belajar disampaikan secara lisan dan mengikuti

Page 3: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

3

kegiatan yang dilakukan oleh guru, serta penggunaan beberapa buku-

buku (Ludmerer, 1999).

Pada abad ke-11 dan ke-12 Masehi, mulai berkembang

universitas-universitas yang menyelenggarakan pendidikan dokter di

mana mulai ada proses ujian dan upacara. Terdapat kewajiban bagi

dokter-dokter baru untuk menjadi guru dan mengajar di sekolah

asalnya. Pengetahuan di bidang kedokteran belum banyak berubah.

Proses belajar yang ada masih seperti masa-masa sebelumnya, yaitu

disampaikan secara lisan dan melihat kegiatan yang dilakukan guru

dan mencatatnya. Namun, di sini murid-murid sudah lebih aktif untuk

berdiskusi dan berdebat. Perkembangan ini diikuti dengan perubahan

yang cukup besar dalam dunia pendidikan kedokteran abad ke-16 dan

ke-17. Adanya masa Renaissance membuat perubahan pada

lingkungan sosial dan perubahan cara berpikir seseorang. Keberadaan

mesin-mesin cetak mempermudah pelipatgandaan buku-buku

kedokteran yang ada. Di dalam menu-menu yang diberikan selama

pendidikan, mulai diperkenalkan disiplin ilmu anatomi, fisiologi,

kimia, patologi, pengobatan, dan higienitas. Selain itu, terjadi

perkembangan percobaan dan penelitian di bidang kedokteran, serta

mulai diperkenalkannya keberadaan mikroskop.

Pada abad ke-18, baik di Amerika maupun di Eropa, hanya

orang-orang yang berasal dari kalangan sosial tertentu saja yang bisa

menjadi dokter. Kala itu, profesi dokter dianggap berbeda dari profesi

kesehatan lainnya dan hanya bisa dipelajari di universitas. Materi yang

dipelajari pun terbatas pada literatur dan bahasa yang digunakan

terbatas pada bahasa Latin. Pada akhir abad ke-18, perubahan mulai

terjadi. Meningkatnya minat di bidang natural science telah membuat

berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang anatomi dan kedokteran

serta munculnya ilmu baru seperti chemistry, botany, dan physiology

(Fulton, 1953). Sementara itu pada pelaksanaan pembelajarannya,

mulai digunakan bahasa selain bahasa Latin. Murid yang dapat

mengikuti pendidikan kedokteran masih terbatas pada kalangan

tertentu, namun percobaan dan penelitian yang ada semakin

berkembang, bahkan beberapa penemuan di bidang pengobatan dan

pembedahan serta penemuan vaksinasi dan penggunaannya terjadi

pada masa ini. Model proses pendidikan bersifat apprenticeship yang

Page 4: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

4

sangat “keras”. Meskipun begitu, metode pembelajaran tersebut tetap

membuat murid-murid tertarik dan bersemangat untuk mengikuti

pendidikan (Ludmerer, 1999).

Perubahan yang sangat signifikan terjadi pada abad 19. Terjadi

transformasi pengetahuan di bidang kedokteran, perubahan keadaaan

sosial, dan perubahan pada lingkup profesi dokter. Pada abad ini,

untuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu

media untuk menyediakan informasi terkini mengenai perkembangan

ilmu pendidikan dokter, yaitu British Medical Journal (BMJ) dan The

Lancet. Pada awal abad 19 ini, metode pendidikan klinik sangat

terbatas bahkan tidak ada. Salah satu penemuan utama pada abad ini

adalah penemuan stetoskop oleh Laennec, diikuti penemuan oleh

Louis Pasteur, Charles Darwin, Virchow, Koch dan lain-lain.

Pengobatan dan paradigma sehat sakit mulai beralih pada pendekatan

berbasis ilmiah (scientific based).

Hadirin yang saya muliakan,

Pendidikan kedokteran di Amerika awalnya masih mengadopsi

model pendidikan di Eropa karena mayoritas pendidiknya berasal dari

universitas di Eropa. Namun pada akhir abad ke-19, orientasi

penyelenggaraan pendidikan lebih condong ke arah mencari

keuntungan sehingga kualitasnya diragukan. Hal ini mengakibatkan

terjadinya reorganisasi model pendidikan kedokteran di Amerika.

Pada tahun 1910, seorang kepala sekolah dari Louisville,

Kentucky bernama Abraham Flexner, menyampaikan laporan

mengenai kekurangan sistem pendidikan kedokteran di Amerika dan

menuntut adanya standar pendidikan yang lebih tinggi dan kontrol

terhadap kualitas (Dent, 2013; Fulton, 1953; Frenk, et al., 2010).

Flexner mengajukan usulan sistem pendidikan yang mengintegrasi-

kan departemen-departemen pada suatu universitas, terlibat aktif

dalam penelitian, dan menerapkan pembelajaran aktif pada mahasiswa

melalui praktik di laboratorium dan pengalaman langsung di klinik.

Pada sistem ini, mahasiswa menempuh 1–2 tahun untuk mempelajari

ilmu pengetahuan dasar dan 2–3 tahun untuk ilmu klinik. Sistem yang

diusulkan oleh Flexner ini banyak diterapkan di universitas-

Page 5: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

5

universitas di Amerika Utara dan diterapkan hingga abad ke-20. Pada

akhir abad ke-20, Flexnerian system telah digunakan di hampir

seluruh penjuru dunia (Emilia, 2008).

Selang berjalannya waktu, muncul berbagai kritik terhadap

sistem tersebut antara lain bahwa institusi pendidikan kedokteran lebih

terfokus pada riset, selain itu terjadi kesenjangan antara tahap dasar

dengan klinik, dan lulusan yang dihasilkan tidak sesuai dengan

kebutuhan masyarakat (Amin & Khoo, 2003). Pemisahan dua tahap,

pendidikan dasar dan klinik, dikatakan dapat menyebabkan adanya

pengulangan yang tidak perlu. Selain itu, tidak ada kontinuitas dari

proses pendidikan kedokteran dasar dan klinik, membuat mahasiswa

lupa yang telah dipelajari di tahap pendidikan kedokteran dasar dan

tidak dapat mengkaitkannya dengan aplikasi di tahap klinik (Dent,

2013).

Pada tahun 1992, The Johnson Wood (Amin & Khoo, 2003)

melaporkan beberapa rekomendasi untuk pendidikan kedokteran.

Pertama, laporan tersebut menekankan pentingnya integrasi basic

science yang disebarkan secara merata pada kurikulum yang ada dan

penggunaan masalah klinik pada tahun-tahun pertama yang bersifat

interdisiplin dan interdepartemen (Harden, 2000). Kedua, memasuk-

kan unsur ilmu sosial dan perilaku terkait sehat dan sakit, statistik, dan

etik dalam kurikulum pendidikan dokter. Ketiga, perluasan wahana

belajar pada fasilitas-fasilitas kesehatan tersier. Keempat, penggunaan

metode penilaian yang terintegrasi dan sesuai dengan kurikulum dan

tujuan belajar yang ada.

Kemudian pada tahun 1993, General Medical Council (GMC)

(Amin & Khoo, 2003), memberikan rekomendasi yang menekankan

bahwa proses pendidikan dokter yang ada harus dapat membentuk

mahasiswanya menjadi seorang yang profesional dan memiliki

kemampuan self-directed life-long learning. Selain itu, kurikulum

yang ada harus memuat materi mengenai compassion, komunikasi

efektif, perilaku profesional, serta memberi ruang untuk terciptanya

situasi belajar aktif. Tommorow Doctor dari GMC sebenarnya juga

menekankan perlunya core curriculum dan perlunya elektif (special

study module) dan juga IPE (inter professional education).

Page 6: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

6

Model Pendidikan Kedokteran Mengikuti Zamannya

Hadirin yang berbahagia,

Higgs dan Hunt (1999) menyatakan bahwa untuk memenuhi

tantangan dan harapan tenaga kesehatan masa kini dan masa datang

dibutuhkan empat elemen kompetensi. Kompetensi tersebut meliputi

kompetensi teknis (baik teknis umum atau spesifik), kompetensi

interpersonal, kemampuan berinteraksi dan beradaptasi dalam konteks

praktis, serta memiliki kapasitas tanggung jawab profesional dalam

melayani dan memajukan masyarakat. Ada beberapa model kurikulum

yang dikenal.

“Model magang (apprenticeship model)” merupakan model

yang lazim pada pendidikan profesi kesehatan dan merupakan model

awal pendidikan. Pemagang belajar di lingkungan kerja, dengan cara

mengamati gurunya, dari tugas yang sederhana dengan supervisi ketat

sampai tugas yang lebih rumit dan mandiri, seterusnya sampai mereka

menjadi praktisi yang mandiri dan berhasil menguasai kompetensi

tersebut. Tipe pendidikan seperti ini berlangsung bertahun-tahun pada

program pendidikan yang berbasis rumah sakit (Emilia, 2008). Dalam

lingkungan pembelajaran inilah mahasiswa mengembangkan keteram-

pilan klinik dan nilai profesionalisme mereka, melalui gurunya dan

contoh rekan-rekan yang lebih senior atau pembimbing mereka

(Leserman, 1980; Maheux & Beland, 1986).

Model magang mendorong munculnya “professional clinical-

technical competence model” yang menekankan pengetahuan ilmiah

yang sesuai konteks dan profesi (Abraham Flexner adalah pelopor-

nya). Schon (1988) menjabarkan model ini muncul di awal abad dua

puluhan saat pendidikan profesi kesehatan ingin meningkatkan status

pendidikannya melalui universitas. Model ini menggunakan teori dan

teknik keilmuan yang jelas sehingga mengurangi aspek “seni” dalam

profesi kesehatan. Generasi science-based curriculum ini menekankan

pada pembelajaran informatif yang mencetak ahli yang menguasai

pengetahuan dan keterampilan tertentu (Frenk, et al., 2010).

Selanjutnya, pengembangan pendidikan dituntut lagi untuk

berubah karena selain mengembangkan dasar pengetahuan kesehatan

Page 7: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

7

juga adanya ledakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak semua

keilmuan dapat diberikan saat pendidikan dokter. Di sini muncul

generasi kedua inovasi instruksional menggunakan problem-based

learning. Keterampilan menyelesaikan masalah semakin ditekankan

(Norman, 1990). Seorang klinikus yang menguasai keterampilan

menyelesaikan masalah (termasuk juga keterampilan cara belajar)

diharapkan mampu mencari cara untuk mengembangkan pengetahuan

untuk mengatasi permasalahan klinik.

Namun Grant (1991) menyanggah, dengan menyampaikan

bahwa penekanan pada keterampilan menyelesaikan masalah

sebagai kunci pembelajaran berkelanjutan bisa menyesatkan. Beliau

mengusulkan bahwa penekanan seharusnya lebih pada kemampuan

mandiri mahasiswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan, dan

kemampuan menyelesaikan masalah hanyalah sebagian dari konsep

refleksi belajar. Schon (1988) dengan model “reflective practitioner”

berpendapat profesi kesehatan harus lebih dari sekadar berpandangan

positifistik terhadap pengetahuan dan menempatkan keterampilan

penyelesaian masalah dalam konteks praktik reflektif. Model praktik

seperti ini dianggap sebagai model yang sesuai untuk tahun 1990-an

(Shepard & Jensen, 1990). Pentingnya profesionalisme diikuti dengan

adanya fokus dan identifikasi kompetensi profesional. Identifikasi,

deskripsi, penilaian dan pengajaran berbasis kompetensi ini merupa-

kan awal munculnya “competent clinician model”. Beberapa tahun

terakhir ini, adanya penekanan pada akuntabilitas, bertambahnya

kepentingan pemerintah dalam peraturan dan standar serta per-

timbangan ekonomik pendidikan tinggi, membuat kompetensi kembali

menjadi isu penting. Memastikan tingkat kompetensi para lulusan

menjadi sangat esensial karena adanya isu registrasi, izin praktik,

perlindungan publik, lapangan kerja dan karir klinis itu sendiri. Pihak

penyedia lapangan kerja, pihak berwenang lainnya mengharapkan

layanan dari profesional kesehatan yang kompeten, khususnya karena

memiliki tingkat otonomi yang tinggi.

Jumlah profesi dokter dan jumlah institusi pendidikan yang

bertambah banyak ternyata tidak mengurangi beban kesehatan dunia.

Komisi Lancet merekomendasikan peninjauan ulang pendidikan

profesi kesehatan. Pendidikan semestinya bersifat transformatif, yaitu

Page 8: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

8

mendidik profesi yang memiliki atribut menjadi pemimpin perubahan

(change agents). Atribut yang dimaksud mencakup kemampuan

mencari, menganalisis, dan menyintesis informasi untuk pengambilan

keputusan; kompeten untuk bekerja sama dan efektif dalam sistem

kesehatan; serta kemampuan beradaptasi secara kreatif untuk

menyelesaikan masalah lokal yang dihadapi (Frenk, et al., 2010). Oleh

karena itu, arah perkembangan institusi pendidikan adalah menuju

academic system (Academic health system), menjalin jejaring dengan

institusi lain, dan menumbuhkan budaya kajian kritis. Proses

pembelajaran pun perlu direformasi ke arah kurikulum berbasis

kompetensi, mendorong pendidikan inter dan transprofesi, menggali

penggunaan teknologi informasi untuk belajar, kemudian memperkuat

institusi dengan pendayagunaan sumber daya dan kerja sama untuk

menghasilkan lulusan yang profesional.

Riset Ilmu Pendidikan Kedokteran dan Profesi Kesehatan

Hadirin yang saya muliakan,

Riset di bidang pendidikan kedokteran masih tergolong baru.

Apalagi bidang ini merupakan bidang yang melibatkan berbagai ilmu

(seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, statistik) yang

kurang banyak diminati untuk digali. Berdasarkan kajian historis, baru

di tahun 1955 masyarakat akademik kedokteran melihat kemungkinan

mengadakan riset pendidikan. Sebelumnya, perubahan di bidang

pendidikan kedokteran dilakukan atas dasar persuasi dan kebijakan

politik (Norman, 2002).

Hal ini bisa dilihat dari sejarah jurnal pendidikan kedokteran

yang tercatat, JOME (Journal of Medical Education) yang dibuat

awalnya sebagai media komunikasi dan administratif kolegium

kedokteran diubah secara eksplisit menjadi publikasi akademik.

Adalah JOME yang mendukung publikasi konferensi asosiasi

pendidikan kedokteran pertama tentang “Experiment in Medical

Education” di London tahun 1958. Dibukanya bidang baru tersebut

semakin meningkatkan perhatian akademisi terhadap penelitian

pendidikan kedokteran untuk selalu mencari celah inovasi dan

Page 9: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

9

pembaharuan yang lebih. Satu dekade kemudian, muncul British

Journal of Medical Education (sekarang Medical Education) dan

diikuti oleh banyak jurnal di bidang Medical Education (Kuper, Albert

dan Hodges, 2010).

Ilmu pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan sebagai suatu

cabang ilmu merupakan area penelitian yang sangat berkembang.

Adanya penelitian berkelanjutan dan upaya untuk selalu mencari

praktik baik dalam bidang ini secara tidak langsung merupakan

rekognisi ilmu pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan sebagai

cabang ilmu kedokteran yang dibutuhkan. Penelitian pendidikan

kedokteran dan profesi kesehatan memanfaatkan aplikasi ilmu-ilmu

dasar biomedik, pendidikan, sosial budaya, antropologi, psikologi, dan

lain-lain. Penelitian pendidikan kedokteran perlu menekankan aplikasi

ilmu dasar (pure basic research), misalnya basic research on clinical

reasoning; dan implementasi praktik baik dalam program pendidikan

(pure applied research), misalnya bagaimana menciptakan alat

simulasi canggih untuk menyimulasi berbagai tanda penyakit dan

melakukan manuver tertentu; bagaimana efek educational games pada

luaran belajar mahasiswa kedokteran. Penelitian dalam bidang

pendidikan kedokteran perlu menggabungkan keduanya sehingga

merupakan penelitian dan pengembangan ilmu pendidikan kedokteran

dan profesi kesehatan yang menggunakan teori dan dasar kuat

keilmuan terkait dan selalu dihubungkan dengan upaya untuk

melaksanakannya dalam bentuk praktik baik (Hodges, 2015).

Regher (2004) mengkaji bahwa setidaknya ada 4 area tema

penelitian yang paling banyak dilakukan dan menunjukkan

perkembangan yang signifikan, yaitu masalah aplikasi kurikulum dan

pembelajaran; keterampilan dan sikap yang berhubungan dengan

profesi; dan karakteristik mahasiswa dan masalah evaluasi individu.

Topik penelitian yang dilakukan sangat beragam dan luas sehingga

juga dapat merancukan koherensi bidang pendidikan kedokteran. Di

sisi lain, juga menguntungkan karena bidang pendidikan kedokteran

dapat menembus segala bidang, terutama di sebagian besar jurnal

klinik.

Penelitian pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan telah

berkembang di dunia dan telah dibuktikan dengan adanya inisiatif

Page 10: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

10

Best Evidence Medical Education (BEME); yaitu implementasi

berbagai metode dan strategi pendidikan oleh para pendidik yang

didasarkan atas bukti terbaik (best evidence) yang tersedia (Harden, et

al., 2000). Selain itu, juga adanya peningkatan kebutuhan akan riset

yang menghubungkan antara pendidikan/pelatihan dengan outcome

pada pasien maupun sistem kesehatan (outcomes research) (Chen,

Bauchner dan Burstin, 2004).

Pendidikan Kedokteran dan Pelayanan Kesehatan

Hadirin yang berbahagia,

Dokter harus disiapkan untuk menghadapi sistem kesehatan

yang kompleks dalam upaya untuk kesejahteraan pasien dan

masyarakat. Tuntutan tersebut jelas mengharuskan adaptasi cara

pembelajaran ilmu kedokteran, tidak cukup hanya belajar ilmu dasar

dan klinik. Mahasiswa juga harus dikenalkan dengan ilmu sosio-

humanis dan populasi dalam sistem pelayanan kesehatan secara

terintegrasi dalam sebuah tim secara baik (Quintero, 2014). Garcia (dalam Quintero, 2014) menambahkan bahwa “medical

education is the process for training doctors, subordinate to the

dominant economic and social structures in societies in which it takes

place” sehingga pendidikan kedokteran harus lekat dengan realitas

sosial. Kepentingan dan kebutuhan yang dirasakan dalam konteks

adalah tujuan yang harus diemban oleh pendidikan kedokteran. Oleh

karena itu, sudah seharusnya bila kurikulum pendidikan kedokteran

dirancang berdasarkan kebutuhan masyarakat yang akan mengguna-

kan lulusannya. Dengan demikian, kerja sama antara pendidikan

kedokteran dan kementerian kesehatan selaku pemimpin pelayanan

kesehatan jelas harus diperkuat.

McGaghie (2010) menegaskan bahwa intervensi bidang

pendidikan kedokteran dapat juga berkontribusi pada penelitian

translasional klinik T1 hingga T3 yang secara langsung berperan

dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.

Page 11: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

11

T1 T2 T3

Peningkatan Pengetahuan,

keterampilan, sikap,

dan profesionalisme

Praktik

pelayanan

pasien

Outcome

pasien

Sasaran Individu, tim Individu, tim Individu, kese-

hatan masya-

rakat

Setting Laboratorium,

terkendali

Klinik dan

bangsal

Klinik dan

komunitas

Penelitian translasional ini biasanya melibatkan riset

peningkatan keterampilan dan pengetahuan pada peserta didik dalam

situasi laboratoris (disebut T1); bila outcome tersebut dilanjutkan

hingga peningkatan pelayanan klinik, bangsal, dan praktik (disebut

T2); dan bila intervensi tersebut membuat outcome pasien atau

kesehatan masyarakat menjadi lebih baik (disebut T3). Dari

penjelasan tersebut semakin kentara bahwa bidang pendidikan

kedokteran adalah bagian tak terpisahkan dari bidang kedokteran

sendiri. Kontribusinya dalam mencapai outcome perbaikan pada

pasien ataupun kesehatan masyarakat sudah sangat jelas.

Perkembangan Pendidikan Kedokteran di Indonesia

Hadirin yang saya muliakan

Pendidikan kedokteran pertama kali diperkenalkan di Indonesia

oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1851. Pusat pelatihan

utamanya ada di rumah sakit militer. Kemudian setelah kemerdekaan

Indonesia pada tahun 1945, sejumlah sekolah kedokteran didirikan.

Pada tahun 1974, mulai dikembangkan sistem kredit semester (SKS)

setelah sebelumnya diterapkan sistem studi terpimpin. Selanjutnya,

sempat terjadi perubahan beberapa kurikulum inti pendidikan dokter

Indonesia (KIPDI) pada tahun 1982 (KIPDI I), dan tahun 1992

(KIPDI II). Pada tahun 2004, mulai diperkenalkan sistem kurikulum

berbasis kompetensi (KBK) menggantikan KIPDI II (Emilia, 2008).

KBK mengalami revisi dengan memperhatikan dinamika pelayanan

Page 12: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

12

kesehatan pada tahun 2012. Diberlakukannya Undang-Undang

Pendidikan Kedokteran 2013 dan peraturan pemerintah Standar

Nasional Pendidikan Kedokteran mengharuskan institusi pendidikan

kedokteran banyak berbenah diri.

Fakultas Kedokteran UGM yang lahir tanggal 5 Maret 1946

dikenal sebagai institusi yang secara kontinu melakukan inovasi

pendidikan untuk menjawab perkembangan dan tuntutan perubahan

zaman. Bahkan, inovasi pendidikan yang dikembangkan FK UGM

menjadi dasar dan model inovasi pendidikan kedokteran universitas

lain di Indonesia. Pengembangan inovasi pendidikan sudah dimulai

awal tahun 1970an saat digulirkannya pengembangan Community

Medicine. FK UGM melahirkan program yang dikenal dengan

Comprehensive Community Health Care (CCHC). Dengan bantuan

Rockefeller Foundation dan Nuffic, program ini mengembangkan

berbagai inovasi pendidikan bagi mahasiswa kedokteran.

Pembelajaran ke komunitas, diskusi kelompok, dan praktikum

pemecahan masalah merupakan inovasi yang telah dilakukan hingga

akhir tahun 1980an. Dengan kepemimpinan dekanat pada waktu itu

FK UGM mulai terpapar dalam Network of Community Oriented

Education Institutions for Health Sciences dan menjadi anggota aktif

yang berhasil menyelenggarakan Konferensi Internasional Problem-

Based Learning (PBL) II pada tahun 1991 di UGM. Dengan

kebutuhan kegiatan yang semakin besar, maka pada tahun 1991

dibentuk Unit Pengembangan Pendidikan (UPP), kemudian berubah

menjadi Seksi Pengembangan Pendidikan (1995). Atas amanat SK

Dirjen Pendidikan Tinggi tahun 1998 yang menugaskan FK UGM

dan FK UI untuk mendirikan Bagian Pendidikan Kedokteran, maka

SPP kemudian diubah menjadi Bagian Pendidikan Kedokteran

(1998). Unit/Seksi/Bagian ini telah mengawal perubahan besar

kurikulum FK UGM mulai dari kurikulum konvensional, kurikulum

parsial PBL, kurikulum PBL penuh, dan kurikulum berbasis

kompetensi sehingga memberi warna pada lulusan dokter yang

dihasilkan.

Bagian Pendidikan Kedokteran semakin berkembang. Jejaknya

semakin jelas dengan dibukanya program S2 Ilmu Pendidikan

Kedokteran tahun 2006 yang kemudian membuka peluang dibukanya

Page 13: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

13

program doktor. Sudah banyak lulusan yang dilahirkan baik untuk

program S2 ataupun S3. Bahkan pada akhir tahun 2015, Jurnal

Pendidikan Kedokteran Indonesia yang dikelola oleh FK UGM

bekerja sama dengan Asosiasi Ilmu Pendidikan Kedokteran Indonesia

(AIPKI) telah diakreditasi B. Semakin jelas dan kuat karir ahli

pendidikan kedokteran dan jelas pula peran FK UGM dalam

mendorong tumbuhnya dan diakuinya bidang pendidikan kedokteran

di Indonesia.

Mengantisipasi Pelayanan Kesehatan Masa Depan dan

Pendidikan Kedokteran

Hadirin yang berbahagia,

Profesi dokter ke depan memiliki tantangan yang berbeda.

Sudah semestinya pendidikan kedokteran juga akan bergeser. Sistem

yang berkelanjutan mulai dari pendidikan dokter, dokter spesialis,

dokter subspesialis, dan pendidikan kedokteran berkelanjutan

dipengaruhi oleh berbagai faktor di luar sistem seperti sistem

kesehatan nasional, perkembangan teknologi informasi, perhimpunan

profesi, berkembangnya kedokteran berbasis bukti (Evidence-based

Medicine) dan sistem pembiayaan kesehatan maupun pendidikan

(Dent & Harden, 2013).

Dent dan Harden (2013) merumuskan setidaknya ada lima

tantangan perubahan yang akan dihadapi. Pertama perubahan harapan

pasien, yang berubah menjadi lebih terbuka. Jangkauan media dan

internet yang lebih mudah membuat pasien menjadi individu yang

tahu banyak tentang kesehatan dan penyakit. Hal ini membuat mereka

lebih aktif dan ingin berkontribusi dalam pengambilan keputusan.

Toleransi mereka terhadap kesalahan pelayanan kesehatan menjadi

kecil, mengharapkan pelayanan kesehatan yang sempurna, dan tidak

jarang menyeret ke ranah hukum. Kedua adalah perubahan pelayanan

kesehatan. Praktik individu menjadi tidak populer dan digantikan

dengan praktik bersama. Tuntutan untuk dapat bekerja sama dalam

tim bersama profesi lain menjadi semakin tinggi. Kemudian,

perubahan dalam pengetahuan kedokteran. Secara tradisional,

Page 14: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

14

pendidikan kedokteran dimulai dari ilmu dasar menuju ilmu klinik

dengan integrasi minimal. Adanya pertumbuhan pesat ilmu

pengetahuan kedokteran menjadikan perlu dilakukan pemilihan

kurikulum inti dan integrasi antara ilmu dasar dan klinik. Ilmu-ilmu

baru mungkin ditambahkan tetapi ilmu-ilmu lama sulit untuk

digantikan. Perubahan pola penyakit juga mengubah prioritas

kurikulum inti yang diperlukan. Keempat adalah perubahan kesiapan

dan beban kerja dokter. Dokter masa kini mungkin lebih tidak luwes

dijangkau oleh pasien dibanding masa lalu. Hal ini karena perubahan

budaya kerja yang dibatasi dengan kewajiban lama kerja. Dokter yang

juga berkerja sebagai pendidik menjadi terbatas waktunya untuk

mengajar. Di sisi lain, mahasiswa harus memacu diri untuk mengikuti

program pendidikan yang lebih cepat. Tantangan kelima adalah

perubahan karakteristik mahasiswa. Saat ini, kalangan yang dapat

masuk dalam pendidikan dokter sudah cukup bervariasi. Oleh

karenanya, dengan latar belakang sosial, etnik, dan ekonomi yang

berbeda tentunya akan memberikan variasi prestasi ataupun masalah

akademik dan personal serta variasi nilai dan budaya. Adanya

dorongan untuk belajar lintas negara dengan bahasa dan budaya

berbeda memberikan tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan

kedokteran.

Hadirin yang saya muliakan,

Di penghujung pidato ini, saya ingin mengajak semua pihak

baik akademisi di Fakultas Kedokteran ataupun praktisi kedokteran

(termasuk Kementrian Kesehatan) untuk bersama-sama meningkatkan

kualitas pendidikan kedokteran demi kesejahteraan masyarakat di

Indonesia. Life-long learning sudah merupakan kontrak yang tidak

bisa ditawar saat seseorang memilih profesi dokter. Demikian juga

life-long innovation dalam pendidikan kedokteran adalah keniscayaan

seiring perubahan yang terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan.

Sumber daya manusia yang andal yang dihasilkan oleh pendidikan

kedokteran yang berkualitas tentunya diharapkan akan menghasilkan

kualitas pelayanan yang prima di Indonesia.

Page 15: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

15

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Sebelum saya mengakhiri pidato pengukuhan ini,

perkenankanlah saya mengungkapkan perasaan syukur ke hadirat

Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas rida, taufik, rahmat,

dan hidayah-Nya yang selalu mengalir dan melimpah kepada kita

semua. Jabatan guru besar yang mulia ini saya terima melalui

perjalanan yang cukup panjang dan kadang melalui masa tak menentu.

Anugerah sekaligus amanah ini sungguh sarat dengan berbagai

peristiwa yang semakin menebalkan keyakinan saya akan kebesaran-

Nya. Rasa syukur ini tentu disertai tantangan untuk

mempertanggungjawabkan jabatan ini kepada Allah Swt., kepada

dunia pendidikan kedokteran, khususnya kepada Universitas Gadjah

Mada beserta para mahasiswanya dan juga masyarakat umum.

Para hadirin yang saya muliakan,

Perkenankanlah pada akhir pidato pengukuhan ini saya

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada

Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Menteri Riset

Teknologi dan Pendidikan Tinggi, atas kepercayaan yang diberikan

kepada saya untuk menduduki jabatan guru besar dalam bidang

pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah

Mada. Juga kepada Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D. selaku

Dirjen Sumberdaya Iptek dan Dikti atas dorongan dan keyakinannya

dalam proses pengajuan tersebut.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Rektor, Ketua

dan Sekretaris Senat Akademik, serta para anggota Senat Akademik

Universitas Gadjah Mada, Ketua dan Sekretaris beserta segenap

anggota Dewan Guru Besar UGM yang telah menyetujui pengusulan

dan menerima saya sebagai guru besar.

Pengusulan guru besar saya tentu tidak akan pernah terlaksana

tanpa izin dan perkenan dari Dekan, segenap Pengurus Fakultas dan

Senat Fakultas Kedokteran UGM. Oleh karena itu, saya ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya.

Ungkapan bangga disertai penghargaan yang tinggi saya

persembahkan kepada guru-guru saya di SD Kramat 2 Cirebon, SD

Page 16: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

16

Kebon Baru 2 Cirebon, SD BPI Bandung, SMP Negeri XIII Bandung,

SMP Negeri V Yogyakarta, dan SMA Negeri I Teladan Yogyakarta

yang telah mengantar saya ke jenjang akademik tertinggi ini. Kepada

para Guru Besar, Dosen dan segenap Karyawan di FK UGM, saya

berutang budi atas semua pembelajaran yang telah diberikan kepada

saya sejak saya mahasiswa.

Terima kasih saya sampaikan kepada dr. Rossi Sanusi, MPA,

Ph.D. atas inspirasi, kesempatan dan bimbingannya untuk menekuni

bidang pendidikan kedokteran. Terima kasih yang tulus juga saya

tujukan kepada Dr. Helen Mulholland dan Prof. RM Harden yang

telah membimbing saya menyelesaikan pendidikan master di bidang

pendidikan kedokteran di University of Dundee, UK.

Rasa hormat dan terima kasih juga saya haturkan kepada Prof.

Arie Rotem, Ph.D. dan Dr. Leah Bloomfield yang membimbing saya

sehingga berhasil menyelesaikan pendidikan doktor di bidang

Pendidikan Kedokteran Klinik University of New South Wales,

Australia. Secara khusus, perkenankan pula saya mengucapkan

terima kasih kepada keluarga M. Rasyid atas segala kebaikan,

dukungan dan bantuan moril saat saya menyelesaikan studi ini.

Kepada Ketua Departemen Pendidikan Kedokteran FK UGM dr.

Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D. beserta staf, dr. Titi Savitri,

M.Sc., Ph.D., dr. Mora Claramita, MHPE, Ph.D., dr. Widyandana,

MHPE, Ph.D., dr. Yoyo Suhoyo, M.Med.Ed., dr. Efrayim Suryadi,

S.U., PA(K), MPHE, dr. Tridjoko Hadianto, DTM&H, M.Kes., dan

teman-teman muda BPK, saya ucapkan terima kasih yang tiada terkira

atas kepercayaan dan ketulusan untuk mengusulkan saya menjadi guru

besar di bidang pendidikan kedokteran. Demikian juga para perintis

pembaharu pendidikan kedokteran di FK UGM, Dr. dr. Radjiman,

Prof. Dr. dr. Soenarto Sastrowijoto, Sp.THT(K)., Prof. dr. Harsono,

Sp.S(K)., yang telah memberikan contoh terbaik dalam menggulirkan

inovasi pendidikan. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Prof. dr.

Yati Soenarto, Ph.D., Sp.A(K). dan Prof. dr. Sofia Mubarika, Ph.D.

yang banyak memberikan nasihat dan bimbingan untuk menjadi

pendidik yang sesungguhnya.

Saya tidak akan mengenal dunia pendidikan kedokteran bila

saya tidak pernah bergabung menjadi staf di Ilmu Kesehatan

Page 17: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

17

Masyarakat. Perhatian, bimbingan dan diskusi yang konstruktif selalu

saya jadikan pelajaran yang tiada berkesudahan. Terima kasih untuk

dukungan tersebut kepada alm dr. Doeljachman, alm. dr Soeharjanto

Supardi, Prof. dr. Hari Kusnanto, Ph.D., Prof. dr. Laksono

Trisnantoro, M.Sc., Ph.D., Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., Ph.D., Prof.

dr. Siswanto Agus Wilopo, Dr.Ph., Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri,

dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. dan banyak teman lain yang

tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Pendidikan profesi yang saya ikuti di bidang obstetri dan

ginekologi tidak mungkin akan dapat diselesaikan tanpa bimbingan

guru-guru saya Prof. dr. M. Anwar M.Med.Sc., Sp.OG(K)., Prof. dr.

M. Hakimi, Ph.D., Sp.OG(K)., Prof. dr. Sulchan Sofoewan, Ph.D.,

Sp.OG(K)., Prof. dr. Djaswadi Dasuki, Ph.D., Sp.OG(K)., Prof. dr. Dr.

Ibnu Pranoto, Sp.OG(K)., dr. Suharjono, Sp.OG(K)., dr. Burham

Warsito, Sp.OG(K)., dr. Zain Alkaff, Sp.OG(K)., dr. Risanto

Siswosudarmo, Sp.OG(K)., Dr. dr. Heru Pradjatmo, M.Kes.

Sp.OG(K)., dr. Bharoto Winardi, Sp.OG(K).; saya ucapkan terima

kasih atas semua pembelajaran yang berharga. Selanjutnya, secara

khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. dr. M. Hakimi,

Ph.D., Sp.OG(K). yang membimbing saya untuk menekuni bidang

obstetri ginekologi sosial. Mudah-mudahan ke depan banyak lagi

manfaat yang bisa saya kontribusikan untuk kesehatan perempuan.

Kepada teman sejawat seperjuangan, dr. Rukmono Siswishanto,

Sp.OG(K)., dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K)., dr. Diah Rumekti,

Sp.OG(K)., dr. Detty Nurdiaty, Ph.D, Sp.OG(K)., dan teman-teman

muda Departemen Obstetri Ginekologi, saya mengucapkan terima

kasih atas dukungan dan kerja samanya selama ini.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada semua sahabat sekolah alumni Pawitikra, Katy, FK 1982,

SSEAYP 1984, dan Adiprokesi yang senantiasa memberikan

semangat dengan persahabatannya. Proses pengajuan guru besar ini

tidak mungkin saya lakukan tanpa peran dan ketangguhan Mbak Dwi,

Mbak Andien, Pak Ajum, dan Mbak Aris yang membantu dengan

teliti dan suportif terhadap semua proses yang harus dilalui.

Tiada rangkaian kata maupun kalimat yang dapat mencukupi

ungkapan rasa terima kasih saya kepada ayah saya, Prof. Zaini

Page 18: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

18

Dahlan, yang banyak memberi makna dan keteladanan dalam hidup

saya. Ibunda Siti Latifah, terima kasih untuk senantiasa menjadi ibu

sekaligus teman sepanjang masa. Terima kasih ayah-ibu, doamu siang

dan malam telah mewujudkan sesuatu yang tidak pernah saya impikan

sebelumnya, menjadi guru besar di universitas yang sangat terhormat

ini.

Kepada almarhum bapak mertua saya beserta ibu mertua saya,

Kim Gi Woel, saya mengucapkan terima kasih atas dukungan selama

saya menempuh pendidikan dan juga semua bimbingannya selama ini.

또 이 자리를 빌어서, 제가 이자리에 설수 있도록 그 동안 저에게 많은 격려와

용기의 말씀을 주신 저의 장모님 KIM GI-WOEL님에게 다시한번 감사의

말씀을 드립니다. 어머님 고맙습니다.

Kepada saudara-saudara saya, Mas Wawan dan Mbak Heni,

Zaki dan Yuniati, Ismet dan Linggar beserta semua keponakan yang

sangat saya cintai, terima kasih atas semua dorongannya selama ini.

Demikian juga kepada kakak ipar dan adik ipar serta putra putrinya.

Terima kasih dan saya menikmati perjalanan hidup saya dalam kultur

yang berbeda.

Penghargaan dan ungkapan terima kasih setinggi-tingginya juga

saya sampaikan kepada suami saya tercinta Abdul Nasir/Keun Won

Jang yang dengan segala pengertian, perhatian, kesetiaan,

pengorbanan, kerelaan dan ketulusikhlasan, telah memberikan

dorongan serta mendampingi saya siang dan malam, dalam suka dan

duka selama lebih dari 25 tahun. Kepada 4 anak saya, He Yeon Asva

Nafaisa, He Jin Zulvy Izzabila, Dae Sung Rommy Basam, dan Dae Jin

Dimas Farrel, terima kasih atas segala kesabaran, pengorbanan,

pengertian, dan kehangatan yang selalu ada. Semoga engkau semua

menjadi anak-anak yang selalu terjaga kesalehannya, bermartabat,

rendah hati, berjiwa sosial dan berbudi luhur serta memberi manfaat

bagi keluarga, agama, dan masyarakat.

Masih banyak lagi ungkapan penghargaan dan terima kasih yang

ingin saya utarakan pada kesempatan berbahagia ini. Namun ada

keterbatasan waktu dan ruang sehingga saya tidak mampu

menyampaikan satu per satu. Untuk itu, secara tulus saya mohon maaf

yang sebesar-besarnya. Pada kesempatan yang amat berbahagia ini

Page 19: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

19

saya berdoa semoga buah amalan kebaikan bapak, ibu dan saudara

sekalian kepada saya dilipatgandakan oleh Allah Swt. Akhir kata,

teriring ucapan alhamdulillahi rabbil”aalamiin, saya mengakhiri

pidato pengukuhan ini. Atas kesabaran dan perhatian para hadirin saya

menghaturkan penghargaan dan terima kasih.

Billahittaufiq wal hidayah,

Wassalaamu ‘alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Page 20: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

20

Daftar Pustaka

Amin, Z., Khoo, H.E., 2003. Basics in Medical Education. Singapore,

World Scientific Publishing Company.

Calman, K.C., 2007. Medical Education: Past, Present, and Future:

Handling on Learning. New York, Churchill Livingstone.

Chen, F.M., Bauchner, H., Burstin, H., 2004. “A Call for Outcomes

Research in Medical Education”. Acad Med. 79: 955–960.

Dent, J.A., 2013. “Teaching and Learning Medicine”. In: J.A., Dent,

R.M., Harden (editors). A Practical Guide for Medical

Teachers. 4th ed. Edinburgh, Churchill Livingstone.

Dent, J.A., Harden, R.M., 2013. “New Horizons in Medical Educa-

tion”. In: J.A., Dent, R.M., Harden (editors). A Practical Guide

for Medical Teacher. 4th ed. Edinburgh, Churchill Livingstone.

Emilia, O., 2008. Kompetensi Dokter dan Lingkungan Belajar Klinik

di Rumah Sakit. Yogyakarta, Gama Press.

Frenk, J., Chen, L., Bhutta, Z.A., Cohen, J., Crisp, N., Evans, T., et al.,

2010. “Health Professional for a New Century: Transforming

Education to Strengthen Health System in an Interdependent

World”. Lancet, 376: 1923–58.

Fulton, J.F., 1953. “History of Medical Education”. Br Med J.

2(4834): 457–461.

Grant, R., 1991. “Obsolescence or Lifelong Education: Choices and

Challenges”. Proceedings of the World Confederation for

Physical Therapy 11th International Congress, hal 145–49.

World Confederation for Physical Therapy, London.

Harden, R.M., 2000. “Evolution or Revolution and the Future of Medical

Education: Replacing the Oak Tree”. Med Teach., 22(5): 435–42.

Harden, R.M., Grant, J., Buckley, G., Hart, I.R., 1999. “Beme Guide

No.1: Best Evidence Medical Education”. Medical Teacher,

21(6): 553–562.

Harden, R.M., Grant, J., Buckley, G., Hart, I.R., 2000. “Best Evidence

Medical Education”. AdvHealth Sci Educ Theory Pract., 5(1): 71–90.

Higgs, J., Hunt, A., 1999. “Rethinking the Beginning Practitioner:

Introducing the Interactional Professional”. In J., Higgs, H.,

Edwards (Eds.). Educating Beginning Practitioners. Oxford,

Butterworth-Heinemann.

Page 21: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

21

Hodges, B., 2015. “Faculty Development for Research: Past, Present

and Future”. Presented in the 12th Asia Pacific Medical

Education Conference and 3rd International Faculty

Development Conference, Singapore, 6–7 February.

James, J. E., 1994. “Health Care, Psychology, and the Scientist

Practitioner Model”. Australian Psychologist, 29(1): 5–11.

Kuper, A., Albert, M., Hodges, B.D., 2010. “The Origins of the Field

of Medical Education Researach”. Academic Medicine, 85(8):

1347–1353.

Leserman, J., 1980. Changes in the Professional Orientation of

Medical Students: A Follow Up Study. J. of Medical Education,

55: 415–422.

Ludmerer, K.M., 1999. Time to Heal: American Medical Education

from the Turn of the Century to the Era of Managed Care. New

York, Oxford University Press.

Maheux, B., Beland, F., 1986. “Students‟ Perceptions of Values

Emphasized in Three Medical Schools”. J. of Medical

Education, 61: 308–316.

McGaghie, W.C., 2010. “Medical Education Research as

Translational Science”. Sci. Transl. Med. 2, 19cm8.

Norman, G.R., 1990. “Problem Solving Skills and Problem Based

Learning”. Physiotherapy Theory and Practice, 6: 53–54.

Norman, G.R., 2002. “Research in Medical Education: Three Decades

of Progress”. BMJ 2002, 324: 1560

Quintero, G.A., 2014. “Medical Education and the Healthcare System

– Why Does the Curriculum Need to be Reformed?” BMC

Medicine, 12: 213.

Regehr, G., 2004. “Trends in Medical Education Research”. Acad

Med., 79: 939–947.

Schon, D.A., 1988. “From Technical Rationality to Reflection in

Action”. In J. Dowie., E. Elstein (Eds.). Professional

Judgement, hal 60–77. Cambridge, Cambridge University Press.

Shepard, K.F., Jensen, G.M., 1990. “Physical Therapist Curricula for

the 1990s: Educating the Reflective Practitioner”. Physical

Therapy, 70(9): 566–573.

Page 22: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

22

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ova Emilia

Tempat & Tanggal Lahir : Yogyakarta,

19 Februari 1964

Status : Guru Besar

Alamat Rumah : Jl. Tunjung No.3,

Baciro, Gondoku-

suman, Yogyakarta

Alamat Kantor : Fakultas Kedokteran, UGM, Jl. Farmako, Sekip

Utara, Yogyakarta

E-mail : [email protected]; [email protected]

Keluarga:

Suami : Abdul Nasir/Jang Keun Won

Anak : 1. He Yeon Asva Nafaisa

2. He Jin Zulvy Izzabilla

3. Dae Sung Romi Bassam

4. Dae Jin Dimas Farrel

Pendidikan:

1982–1989 : Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran UGM

1990–1991 : Master in Medical Education, University of Dundee,

United Kingdom

1996–2000 : Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi,

Fakultas Kedokteran, UGM

2000–2004 : Ph.D, Faculty of Medicine, University of New South

Wales, Sydney Australia

2009 : Konsultan Obstetri Ginekologi Sosial, Fakultas

Kedokteran, UGM

Page 23: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

23

Riwayat Pekerjaan:

2004–2006 : Konsultan Hospital Based Specialist Training,

Kementerian Kesehatan

2005–2006 : Konsultan Kurikulum Berbasis Kompetensi Nasio-

nal pada Pendidikan Kedokteran, Kementerian Pen-

didikan Nasional

2005–2010 : Tim SEA-ORCHID (South East Asia Optimizing

Reproductive and Child Health in Developing

countries)

2007–sekarang : Tim Editor EFKAGAMA

2008–2010 : Tim Pengembangan dan Perencanaan Sumber Daya

Manusia RS Akademik UGM

2009–2013 : Ketua Tim Koordinasi Program Pendidikan Dokter

Spesialis

2009–sekarang : Ketua Tim Editor Jurnal Pendidikan Kedokteran

Indonesia

2009–sekarang : Course Director Pendidikan Dokter Spesialis

Konsultan Obsginsos FK UGM

2008–2012 : Ketua Tim Kurikulum, Pendidikan Dokter FK

UGM

2010–sekarang : Ketua Tim Pokja KIA, FK UGM

2011–2013 : Tim Pelaksanan Kegiatan Program Hibah

Kompetensi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Dokter (PHK-PKPD) Proyek Health Professional

Education Quality Improvement (HPEQ) tahun

2011–2013, Fakultas Kedokteran UGM

2011–2013 : Wakil sekretaris AIPKI (Asosiasi Institusi

Pendidikan Kedokteran

2012–2015 : Steering Committee Pengembangan dan Pembinaan

Rumah Sakit Universitas, Ditjen Dikti

2012–sekarang : Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan

dan Alumni, FK UGM

2014–sekarang : Tim Editor Jurnal Kesehatan Reproduksi

2014–sekarang : Penanggung Jawab Kegiatan Part 1 Membership of

the Royal College of Obstetricians and Gynae

Page 24: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

24

cologists Preparatory Course Bagian Obstetri dan

Ginekologi Fakultas Kedokteran UGM

2015–sekarang : Tim Pakar pelaksanaan UKMPPD, Ditjen Dikti

2015–sekarang : Pokja PPDS, AIPKI

2014–sekarang : Ketua tim kurikulum, International Family

Planning Training, kerja sama BKKBN dan

UNFPA

Penghargaan

1998 : First prize for Young Gynecologist Award, Asian Oceania

Congress of Obstetrics and Gynecology, Kuala Lumpur

2005 : Poster Prize Winner on The 2nd

Indonesian Medical

Education Meeting and Expo Free Paper Prize Winner on

The 2nd

Indonesian Medical Education Meeting and Expo

2006 : The Best Lecture Faculty of Medicine

2007 : SIDA Award

2008 : Fellows for Cochrane Systematic Review

2010 : The Best Lecture of Universitas Gadjah Mada

2013 : The Winner of the First Best Poster of Research in National

Congress of Association of Indonesian Family Medicine

2014 : The second Winner of Presentation in Annual Scientific

Meeting VI Indonesian Society of Social Obstetrics and

Gynecology, Makasar

Keanggotaan Perkumpulan Profesi

1. Ikatan Dokter Indonesia

2. Persatuan Obstetri Ginekologi Indonesia

3. Himpunan Obstetri Ginekologi Sosial Indonesia

4. Persatuan Menopause Indonesia

5. Association of Medical Education of Europe

6. Associate of Laser Vaginal Rejuvenation Institute

7. Australian and New Zealand Association for Health Professional

Educators

8. Asosiasi Ahli Pendidikan Profesi Kesehatan Indonesia

(AIDIPROKESI)

Page 25: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

25

Publikasi Jurnal

1. Kuntari T, Wilopo S.A, Emilia O, 2010. “Determinan Abortus di

Indonesia”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional.

2. Martis R, Emilia O, Nurdiaty D, 2010. “Intermittent Auscultation

(Ia) of Fetal Heart Rate in Labour for Fetal Well-Being”. The

Cochrane Library issue 9.

3. Emilia O, 2011. “Sikap Mengenai Keselamatan pada Residen dan

Perawat di Rumah Sakit Pendidikan”. Jurnal Manajemen

Pelayanan Kesehatan, 14(04): 191–196.

4. Afrima A, Ismail D, Emilia O, 2011. “Akseptabilitas dan

Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konsultasi Kesehatan

Reproduksi Remaja pada Siswa Sekolah Menengah Umum”.

Berita Kedokteran Masyarakat, 27(3): 160–165.

5. Djama N.Z, Emilia O, Hasanbasri M, 2011. “Pemanfaatan

Pertolongan Persalinan Tenaga Kesehatan oleh Peserta Program

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin”. Berita

Kedokteran Masyarakat, 27 (3): 24–31.

6. Bartini I, Emilia O, Utarini A. 2011. “Analisis Self Reported

Asuhan Persalinan oleh lulusan DIII Kebidanan dan Medical

Eror”. Berita Kedokteran Masyarakat, 27(3): 131–135.

7. Yuliana, Emilia O, Rahayu G.R, 2012. “Persepsi Mahasiswa dan

Dosen terhadap Early Clinical Experience pada Program S1

Keperawatan Stik Immanuel Bandung”. Jurnal Pendidikan

Kedokteran Indonesia, 1(2): 18–35.

8. Mohan K, Emilia O, Widyandana, 2012. “Comparison of

Learning Environment in 3 Different Settings to Support Clinical

Skills Acquisition in Undergraduate Medical Students”. Jurnal

Pendidikan Kedokteran Indonesia, 1 (2): 40–45.

9. Sunarko, Emilia O, Mardiwiyoto H, 2012. “Keefektifan Metode

Microskill untuk Meningkatkan Kualitas Supervisi Klinik”. Jurnal

Pendidikan Kedokteran Indonesia, 1(2): 46–53.

10. Emilia O, Bloomfield L, Rotem A, 2012. “Measuring Students‟

Approaches to Learning in Different Clinical Rotations”. BMC

Medical Education, 12: 114–120.

11. Suryobianto B.P, Prabandari Y.S, Emilia O, 2013. “Pengaruh

Kuliah Konseptualisasi dengan Peta Konsep pada Awal Pelatihan

Page 26: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

26

Keterampilan Medik Terhadap Nilai Osce Akhir Blok”. Jurnal

Pendidikan Kedokteran Indonesia, 2(2): 132–136.

12. Anwar A.I, Prabandari Y.S, Emilia O, 2013. “Motivation and

Student Learning Strategies in Education Problem Based Learning

and Collaborative Learning at Dental Medicine Faculty

Hasanuddin Universty”. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia,

2(3): 233–239.

13. Mokhtar S, Emilia O, Suryadi S, 2013. “Self-Reflection and

Insight pada Mahasiswa Kedokteran dan Hubungannya dengan

Persepsi terhadap Perilaku Profesional”. Jurnal Pendidikan

Kedokteran Indonesia, 2(3): 188–201.

14. Hasnita E, Hakimi M, Wilopo S.A, Emilia O, 2013. “Maternal

Mortality in West Sumatra Province: An Analysis of the Impact of

Quality of Midwifery Care in the Hospital”. Journal Aporia, 5(4):

5–17.

15. Yanti, Emilia O, Claramita M, 2014. “Persepsi Mahasiswa, Dosen

dan Bidan Pembimbing tentang Model Pembelajaran Klinik

Kebidanan yang Ideal”. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia,

3(1): 62–71.

16. Mokhtar M, Emilia O, Suryadi E, 2014. “Health Behavior Among

Medical Students at Universitas Padjajaran”. Jurnal Pendidikan

Kedokteran Indonesia, 3(1).

17. Emma E, Emilia O, Prawitasari P, 2014. “Hubungan Pemakaian

Antibiotik dengan Kejadian Infeksi Seksio Sesarea pada Pasien di

RSUD Abepura Jayapura Papua”. Jurnal Kesehatan Reproduksi,

1(1).

18. Yani V.D, Emilia O, Kusnanto H, 2014. “Persepsi Remaja

terhadap Faktor Penghambat Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Reproduksi di Puskesmas Gambok, Kabupaten Sijunjung”. Jurnal

Kesehatan Reproduksi, 1(1).

19. Hugo M, Emilia O, Sitaresmi M.N, 2014. “Pajanan Asap dalam

Rumah terhadap Kejadian ISPA Nonpneumonia pada Anak Balita

di Kabupaten Kapuas”. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 1(1).

20. Khotimah K, Emilia O, Hakimi M, 2014. “Pemanfaatan Pojok

Laktasi di Puskesmas 1 Cilongok, Kabupaten Banyumas”. Jurnal

Kesehatan Reproduksi, 1(1).

Page 27: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

27

21. Martis R, Emilia O, Nurdiati D.S. 2014. “Intermittent

Auscultation (Ia) of Fetal Heart Rate in Labour for Fetal Well-

Being”. Cochrane Database of Systematic Reviews.

22. Irawati P, Hakimi M, Emilia O, 2014. “Pengaruh Pemberian ASI

Eksklusif terhadap Kembalinya Menstruasi pada Ibu Menyusui di

RS st. Carolus Jakarta”. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 1(2).

23. Sumiyati, Emilia O, Dasuki D, 2014. Perilaku Bidan dalam

Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas

II Tambak, Puskesmas Banyumas dan Puskesmas Kemranjen”.

Jurnal Kesehatan Reproduksi, 1(2).

24. Sundari S, Harsono, Savitri T, Emilia O, 2014. “Applied Cal on

Problem Based Learning Using Gagne‟s Instructional Design”.

International Journal of Emerging Technologies in Learning,

9( 9).

25. Fransiska L, Patmini E, Wahab A, Emilia O, 2014.

“Pendidikan/Pekerjaan Maternal dan Faktor Risiko Preeklampsia:

Studi Epidemiologi di Kota Ternate”. Jurnal Kesehatan

Reproduksi, 1(3): 175–183.

26. Menaldi S.L, Sukarlan A.D, Matindas D, Utoyo D.B, Dwiprahasto

I, Emilia O, Prabandari Y.S, 2014. “Exploring Clinical Rotation

Competence Improvements After Interpersonal Skills

Development in At-Risk Medical Students”. eJurnal Kedokteran

Indonesia, 2(2): 112–118.

27. Yanti, Claramita M, Emilia O, 2015. “Student‟s Understanding of

„Women-Centred Care Philosophy‟ in Midwifery Care through

Continuity of Care (CoC) Learning Model: A Quasi-Experimental

Study”. BMC Nursing, 22: 14–22.

28. Sundari S, Harsono, Savitri T, Emilia O, 2015. “E-Learning

Implementation in Medical Education: Why Does the Program

Fail in our Department?”, Advanced Science Letters, 21(1): 127–

130.

Buku

1. Emilia O, 2008. Promosi Kesehatan dalam Lingkup Kesehatan

Reproduksi. Pustaka Cendekia Press, Jakarta.

Page 28: Assalaamu’alaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh · PDF fileuntuk pertama kalinya terbentuk jurnal kedokteran sebagai salah satu ... muncul berbagai kritik terhadap ... General Medical

28

2. Siswosudarmo R, Emilia O, 2008. Obstetri Fisiologi. Pustaka

Cendekia Press, Jakarta.

3. Emilia O, 2008. Kompetensi Dokter dan Lingkungan Belajar

Klinik di Rumah Sakit. Gama Press, Yogyakarta.

4. Hakimi M, Siswosudarmo R, Prawitasari S, Emilia O, 2010.

Evidence Based Medicine Perdarahan Post Partum, Pustaka

Cendekia Press, Jakarta.

5. Emilia O, 2010. Kalender Kehamilan. Andy Offset, Yogyakarta.

6. Emilia O, Freitag H, 2010. Tetap Bugar dan Energik Saat Hamil,

Agromedia Press, Jakarta.

7. Surya G, Emilia O, 2010. Cara Cerdas Menentukan Jenis

Kelamin secara Alami, Agromedia Press, Jakarta.

8. Emilia O, Kusumanto A, 2010. Bebas Ancaman Kanker Serviks,

Media Pressindo, Yogyakarta,

9. M Hakimi, O Emilia, D Nurdiati, dan D Rumekti, 2012.

Terjemahan Buku Evidence Based Practice: Workbook, second

edition, Blackwell Publishing, CAPS, Jakarta.