aspek hukum1

49
TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB 1 PERTANYAAN : 1. Dilihat dari pengertian dan ruang lingkupnya aspek hukum pembangunan lebih luas dari aspek hukum bangunan? 2. Buatlah secara skematis, berdasarkan obyek, metode, sistem, dan sifat universal yang menunjukan bahwa aspek hukum pembangunan dapat memenuhi syarat sebagai pengetahuan yang bersifat ilmiah. 3. Jelaskan dengan contoh aspek hukum pembangunan yang bersifat hukum privat/hukum keperdataan? 4. Jelaskan dengan contoh aspek hukum pembangunan yang bersifat hukum publik? JAWABAN : 1. Hukum adalah himpunan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang mengurus tata tertib dalam masyarakat, oleh karena itu harus di taati oleh masyarakat dan bila di langgar akan mendapat sanki (E.Utrecht). Pembangunan adalah usaha menciptakan dan mensejaterahkan kemakmuran rakyat lahiriah dan batiniah secara adil dan merata meliputi bangunan fisik yang terdiri dari bangunan penggedungan. Hukum bangunan adalah keseluruhan peraturan yang menyangkut membangun bangunan dalam arti luas meliputi bangunan pergedungan, bangunan sipil dan bangunan istalasi. 1

Upload: raimundo-suherdin

Post on 21-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

aspek hukum pembangunan

TRANSCRIPT

Page 1: ASPEK HUKUM1

TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB 1

PERTANYAAN :

1. Dilihat dari pengertian dan ruang lingkupnya aspek hukum pembangunan lebih luas dari

aspek hukum bangunan?

2. Buatlah secara skematis, berdasarkan obyek, metode, sistem, dan sifat universal yang

menunjukan bahwa aspek hukum pembangunan dapat memenuhi syarat sebagai

pengetahuan yang bersifat ilmiah.

3. Jelaskan dengan contoh aspek hukum pembangunan yang bersifat hukum privat/hukum

keperdataan?

4. Jelaskan dengan contoh aspek hukum pembangunan yang bersifat hukum publik?

JAWABAN :

1. Hukum adalah himpunan peraturan yang terdiri dari perintah dan larangan yang

mengurus tata tertib dalam masyarakat, oleh karena itu harus di taati oleh masyarakat dan

bila di langgar akan mendapat sanki (E.Utrecht).

Pembangunan adalah usaha menciptakan dan mensejaterahkan kemakmuran rakyat

lahiriah dan batiniah secara adil dan merata meliputi bangunan fisik yang terdiri dari

bangunan penggedungan.

Hukum bangunan adalah keseluruhan peraturan yang menyangkut membangun

bangunan dalam arti luas meliputi bangunan pergedungan, bangunan sipil dan bangunan

istalasi.

2. Skematis berdasarkan obyek, metode, sistem, dan sifat universal yang sebagai

pengetahuan yang bersifat ilmiah :

1

Page 2: ASPEK HUKUM1

3. Hukum privat adalah aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang

yang satu dengan orang yang lainnya atau mengatur kepentingan perorangan.

Hukum perdata adalah hukum yang mengatur hubungan hukum atau kepentingan

perorangan dalam perjanjian pemborongan, jaminan dalam borongan, dan aspek dalam

perkreditan. Peraturan-peraturan yang bersifat keperdataan selain peraturan-peraturan

yang menyangkut perjanjian pemborongan bangunan, hak, dan kewajiban para pihak,

jaminan dalam pemberian kredit pada pemborongan pada bangunan dan bank garansi

atau surety boad pada pemborongan bangunan bersifat keperdataan, peraturan yang

bersifat keperdataan itu ada yang bersifat hubungan pemaksa yaitu ketentuan-ketentuan

hukum tetangga yang harus di perhatikan para pemilik pemborongan yang bertetangga

dan ketentuan-ketentuan tentang perjanjian pemburuhan (UU. No. 13 Tahun 2003).

4. Peraturan hukum bangunan yang bersifat public yaitu mengenai prosedur, pelelangan,

prakualifikasi, dan klasifikasi terhadap pemborong. Peraturan izin usaha terhadap

pemborong, peraturan tentang izin bangunan (IMB) dan Undang-Undang Gangguan

(hinderordonansi).

2

Bangunan sipil kering :

Jalan, jembatan, gorong-

gorong,

Bangunan sipil basah :

Dermaga, bendungan,

saluran air/selokan (parit).

Bangunan istalasi :Istalasi listrik, air, gas, dan lift.

Bangunan Sipil

Page 3: ASPEK HUKUM1

TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB II

PERTANYAAN :

1. Jelaskan bagaimana kekuatan berlakunya:

a) A.V.1941/S.U.1941 dalam perjanjian pemborongan

b) Kitab undang-undang hukum perdata (KUHPerdata) dalam perjanjian pemborongan.

c) Keppres No. 16 Tahun1994 dan atau keppres nomor 42 Tahun 2002.

2. Jelaskan tentang bentuk perjanjian pemborongan:

a) Menurut A.V. 1941/ S.U. 1941

b) Menurut keppres No. 16 Tahun 1994 dan atau keppres No. 42 Tahun 2002

3. Jelaskan tentang isi minimal surat perintah kerja menurut ketentuan pasal 22 ayat 1

keppres No. 16 Tahun 1994!

4. Jelaskan isi minimal surat perjanjian pemborongan menurut ketentuan pasal 22 ayat 1

keppres No. 16 Tahun 1994!

5. Jelaskan tentang penambahan dan pengurangan, pekerjaan mempengaruhi harga

borongan:

a) Menurut pasal 1607 KUHPerdata

b) Menurut Pasal 50 dan 51 A.V. 1941

6. Jelaskan bagaimana penyelesaian perselisihan dalam perjanjian pemborongan?

a) Perselisihan alam bidang teknis

b) Perselisihan dalam bidang hukum

7. Jelaskan bagaimana perjanjian pemborongan dapat berakhir?

JAWABAN :

1. Perjanjian pemborongan

a) A.V 1941 adalah peraturan buatan pemerintah hindia belanda dan berlakunya

berdasarkan surat keputusan pemerintah hindia belanda nomor 9 Tanggal 28 Mei

1941 dan di muat dalam tambahan lembaran Negara (TLN) NO. 14571, yang isinya

terdiri atas 3 Bagian yaitu:

bagian kesatu memuat syarat-syarat adminisrasi

bagian kedua memuat syarat-syarat bahan.

3

Page 4: ASPEK HUKUM1

Bagian ketiga memuat syarat-syarat teknis.

A.V. 1941 merupakan peraturan standar atau baku bagi perjanjian Pemborongan di

Indonesia khususnya untuk proyek-proyek pemerintah.

Perjanjian standar adalah sebagai berikut:

Dengan menunjukan yaitu surat perintah kerja (SPK) atau dalam surat perjanjian

pemborongan (kontrak) terdapat ketentuan-ketentuan yang menuju pada pasal-

pasal dari A.V. 1941

Dengan penandatanganan yaitu dalam surat perintah kerja (SPK) atau dalam

surat perjanjian pemborongan (kontrak) di muat ketentuan-ketentuan dari

A.V.1941 secara lengkap.

b) Ketentuan-ketentuan perjanjian pemborongan dalam KUHP berlaku baik bagi

perjanjian pemborongan pada peroyek-proyek swasta maupun pemerintah.

Perjanjian pemborongan dalam KUHP itu bersifat pelengkap artinya ketentuan-

ketentuan perjanjian pemborongan dalam KUHP dapat digunakan oleh para pihak

dalam perjanjian pemborongan atau para pihak dalam perjanjian pemborongan asal

tidak di larang oleh undang-undang, tidak bertentangan dengan ketentuan umum dan

kesusilaan, dan dapat menggunakan ketentuan-ketentuan dalam KUHP sebagai

pelengkap apabila terdapat kekurangan.

c) ketentuan-ketentuan pemborongan yang diatur dalam keppres 16 Tahun 1994 berlaku

bagi proyek-proyek pemerintah sedangkan bagi proyek-proyek swasta tidak tertutup

kemungkinan digunakan namun hanya sebagai pedoman saja. Karena ketentuan-

ketentuan dalam keppres 16 tahun 1994 tidak boleh dilanggar maka proyek-proyek

pemerintah harus dibuat sesuai dengan keppres tersebut.

2. Bentuk perjanjian pemborongan

a) perjanjian pemborongan pada proyek-proyek pemerintah harus di buat secara tertulis

dan dalam bentuk perjanjian standar artinya, surat perjanjian pemboronfan dibuat

dalam bantuk model-model formulir tertentu yang isinya ditentukan secara sepihak

oleh pihak yang menborong berdasarkan pada A.V. 1041.

4

Page 5: ASPEK HUKUM1

b) di dalam keppres 16 Tahun 1994 di kenal adanya 3 bentuk perjaniian pemborongan

yaitu :

Akta dibawah tangan yaitu perjanjian pemborongan yang di buat atas cara

memborongkan proyek dengan pengadaan langsung bernilai sampai dengan Rp

5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Surat perintah kerja (SPK) yaitu perjanjian pemborongan yang di buat atas cara

memborongkan proyek dengan pengadaan langsung di atas Rp 5.000.000,00

(lima juta rupiah) dan pemilihan langsung.

Surat perjanjian pemborongan atau kontrak yaitu perjanjian pemborongan yang

dibuat atas cara memborongkan proyek dengan pemilihan langsung dan

pelelangan.

3. Surat perintah kerja (SPK) isinya sekurang-kurangnya harus memuat (pasal 22 ayat (1)

keppres 16 tahun 1994) :

a) Pihak yang memerintahkan dan yang menerima perintah pelaksanaan pekerjaan

serta ditandatangani oleh kedua belah pihak.

b) Pokok pekerjaan yang harus dilaksanakan

c) Harga yang tetap dan pasti serta syarat-syarat pembayarannya.

d) Persyaratan dan spesifikasi teknis

e) Jangka waktu penyelesaiaan/penyerahan

f) Sanksi dalam hal penyelesaian tidak memenuhi kewajibannya.

4. Surat perintah kerja (SPK) isinya sekurang-kurangnya harus memuat (pasal 22 ayat (2)

keppres 16 tahun 1994) :

a) Pokok yang di perjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai jenis dan

jumlahnya.

b) Harga yang tetap dan pasti, serta syarat-syarat pembayarannya.

c) Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terperinci.

d) Jangka waktu penyelesaian/penyerahan, dengan disertai jadwal waktu

penyelesaian/penyerahan yang pasti serta syarat-syarat penyerahannya.

e) Jaminan teknis/hasil pekerjaan yang di laksanakan.

5

Page 6: ASPEK HUKUM1

f) Sanki dalam hal rekanan jika ternyata tidak memenuhi kewajibannya.

g) Penyelesaian perselisihan.

h) Status hukum.

i) Hak dan kewajiban para pihak yang terkait didalam perjanjian yang

bersangkutan,

j) Penggunaan barang dan jasa hasil produksi dalam negeri secara tegas dirinci

dalam lampiran kontrak.

5. Penambahan dan penggurangan pekerjaan

a) Menurut pasal 1607 KUHPerdata

Berdasarkan pasal 1607 KUHP resebut penambahan dan pengguranggan

pekerjaan akan mempengaruhi harga borongan/kontrak apabila :

Perubahan bestek harus disetujui oleh yang memborongkan secara tertulis.

Yang memborongkan dan pemborong harus mengadakan perjanjian

mengenai harga borongan penambahan atau pengguranggan pekerjaan.

b) Menurut pasal 50 dan 51 A.V. 1941

Penambahan dan pengguranggan pekerjaan juga diatur dalam pasal 50 dan 51

A.V.1941 dimana penambahan dan pengguranggan pekerjaan nilainya dibatasi

kurang dari 10% harga borong/kontrak.Di dalam KUHP maupun A.V. 1941 atur

bahwa penambahan ataupun pengguranggan pekerjaan harus diperintahkan oleh

direksi sebagai wakil yang memborong. Dalam peraktek biasanya penambahan

dan penggurangan pekerjaan ditentukan sebagai berikut :

Penambahan dan pengguranggan pekerjaan hanya di anggap sah apabila

sudah mendapat persetujuan tertulis dari yang memborong, dengan

menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan dengan jelas.

Untuk pekerjaan penambahan dan pengguranggan dapat dibuat perjanjian

tambahan (adendum)

Perhitung penambahan dan pengguranggan pekerjaan dilakukan atas dasar

harga yang disetujui bersama, jika tidak tercantum dalam daftar harga satuan

pekerjaan.

6

Page 7: ASPEK HUKUM1

Adanya penambahan dan pengguranggan pekerjaan tidak dapat di pakai

alasan untuk mengubah waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas

persetujuan tertulis dari yang memborong.

6. Penyelesaian perselisihan dalam perjanjian pemborongan.

a) Perselisihan dalam bidang teknis

Perselisihan dalam bidang teknis menurut pasal 65 A.V. 1941 di selesaikan

menurut“ reglement voor arbitrage van de nederlanschlndische raad voor

technische arbitrage”(peraturan arbitrasi Hindia Belanda), sekarang disebut dengan

nama “Dewan Arbitrasi Tehnik Indonesia” (DATI) yang anggotanya terdiri dari

seorang wakil pihak yang memborongkan, seorang wakil dari pihak pemborong,

dan seorang wakil yang dipilih oleh pihak yang memborongkan dan pihak

pemborong.

b) Perselisihan dalam bidang hukum

Perselisihan dalam bidang hukum atau yuridis, diselesaiakn secara musyawarah

antara pihak pemborong, dan pihak yang memborongkan.Apabila musyawarah

tidak tercapai maka diselesaikan secara arbitrasi atau diselesaikan langsung melalui

Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) jika sampai persoalan tersebut tidak

terselesaikan juga maka perselisihan diselesaikan melalui pengadilan negeri (PN).

7. Berakhirnya perjanjjian pemborongan

Perjanjian pemborongan dapat berakhir dalam hal-hal sebagai berikut :

a. Pekerjaan telah diselesaikan oleh pihak pemborong setelah masa pemeliharaan

selesai, dengan kata lain pada penyerahan kedua dan harga borongan telah selesai di

bayar oleh yang memborongkan.

b. Pembatalan perjanjjian pemborongan.

c. Kematian pemborong

d. Kepailitan

e. Pemutusan perjanjian pemborongan.

f. Persetujuan kedua pihak.

7

Page 8: ASPEK HUKUM1

TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB III

PERTANYAAN :

1. Jelaskan bagimana penunjukan pimpinan proyek (pimpro) ?

a. Pada proyek-proyek pemerintah

b. Dalam pembangunan bangunan gedung Negara

2. Jelaskan tentang beberapa pengutamaan bagi pemborong ekonomi lemah menutur

keppres nomor 16 tahun 1994 / nomor 42 Tahun 2002 !

3. Sebutkan data-data yang harus dilengkapi oleh pemborong / kontraktor jika ingin

mengajukan permohonan surat izin usaha jasa konstruksi (SIUJK) ?

4. Sebutkan dan jelaskan cara-cara pemilihan konsultan / perencana / arsitek yang telah

memperolej Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) !

5. Sebutkan tugas-tugas konsultan / perencana / arsitek ?

JAWABAN :

1. Yang memborongkan

a. Bagi proyek-proyek pemerintah yang ditunjuk sebagai pemimpin proyek (pimpro)

diatur sebagai berikut :

Bagi proyek yang dibiayai APBN, sebagai pimpro adalah pejabat yang

ditetapkan oleh menteri/ketua departemen atau lembaga pemegang mata

anggaran (PMA) untuk memimpin proyek dengan mencantumkan nama dalam

daftar isi proyek (DIP).

Bagi proyek-proyek yang dibiayai APBD, sebagai pimpro adalah pejabat yang

ditetapkan oleh gubernur kepala daerah tingkat 1 atas usul kepala instansi

melalui biro pembangunan dan dicantumkan dalam DIP daerah.

Bagi proyek-proyek khusus dan strategis, sebagai pompro adalah pejabat eselon

II, eselon III atau kepala instansi sebagai penanggung jawab program atas izin

atau penunjukan kepala Daerah.

b. Dalam pembangunan bangunan gedung Negara, maka sebagai pimpro ditetapkan

sebagai berikut :

8

Page 9: ASPEK HUKUM1

Pembangunan bangunan gedung Negara dilingkungan departemen pekerjaan

umum sebagai pimpro adalah dari lingkungan pekerjaan umum sendiri.

Pembangunan bangunan gedung Negara yang pelaksanaannya dilimpahkan

kepada departemen pekerjaan umum, sebagai pimpro dari departemen pekerjaan

umum.

Pembangunan bangunan gedung yang pelaksanaannya diberikan bantuan teknis

oleh Departemen Pekerjaan Umum, sebagai pimpro adalah dari lingkungan

instasi pemegang mata Anggaran dibantu tenaga penglola teknis dari

Departemen Pekerjaan Umum.

2. Dalam keppres 16 Tahun 1994 pemborong golongan ekonomi lemah mendapatkan

pengutamaan dalam hal-hal sebagai berikut:

a. Proyek bernilai sampai dengan Rp 15 juta, dilakukan secara pengadaan langsung

antara pemborong ekonomi lemah setempat.

b. Proyek bernilai diatas Rp 15 juta sampai Rp 50 juta, dilakukan secara pemilihan

langsung diantara pemborong ekonomi lemah setempat yang tercantum dalam daftar

pemborong golongan ekonomi lemah yang disusun oleh Bupati atau Walikota.

c. Proyek bernilai diatas Rp 15 juta sampai Rp 50 juta, dilakukan secara pemilihan antar

pemborong golongan ekonomi lemah setempat yang tercantum dalam daftar rekanan

mampu.

d. Proyek bernilai diatas Rp 50 juta sampai Rp 100 juta, dilakukan secara pelelangan

diantara pemborong golongan ekonomi lemah.

e. Proyek bernilai diatas Rp 100 juta sampai dengan Rp 200 juta, dilakukan secara

pelelangan antara pemborong bukan ekonomi lemah setempat dengan pemborong

dengan diberi kelonggaran sebesar 10% diatas harga penawaran yang memenuhi

syarat diantara pemborong yang bukan termasuk golongan ekonomi lemah.

3. Pemborong / kontraktor

Untuk memperoleh SIUJK pemborong wajib mengajukan permohonan dengan formulir

surat permohonan izin (SPI) yang dilengkapi dengan data-data sebagai berikut :

9

Page 10: ASPEK HUKUM1

a) Data Administrasi

Rekaman akta notaries

Rekaman surat izin tempat usaha (SITU0

Rekaman nomor pokok wajib pajak (NPWP)

b) Data Personalisasi

Daftar pengurus perusahaan disertai Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Daftar tenaga kerja

c) Data Ruang dan Perlengkapan Kantor :

Luas kantor sekurang-kurangnya 30 m²

Perlengkapan kantor, mempunyai meja kerja, mesin tik

Peralatan perusahaan

d) Data keuangan, neraca keuangan tahun terakhir

e) Data pengalaman pekerjaan perusahaan

4. Perencana / arsitek

Cara pemilihan konsultan perencana :

1. Dengan penunjukan langsung

Konsultan tersebut harus dikenal baik hasil rancangannya, pengalaman maupun

penyelesaian tugas rancangannya.Khusus bangunan gedung pemerintah, perlu

mendapat rekomendasi dari pihak yang berwenang.

2. Dengan pelelangan

Cara ini dipakai bagi pekerja yang membutuhkan keahlian yang tepat, pengalam

kerja sesuai dengan bidang penawaran, organisasi yang canggih.Khusus bagi

bangunan pemerintah pelelangan dilaksanakan minimal 3 rekanan.

3. Dengan sayembara

Pemilihan perencanaan dengan cara ini diambil dari 6 rekanan.

5. Tugas konsultan perencana

a. Membuat skema pemikiran awal/tahap konsultan

Dengan menberikan gambaran umum kepada yang meborongkan, meliputi :

Penetapan bangunan

Luas bangunan

10

Page 11: ASPEK HUKUM1

Jumlah kamar

Bentuk bangunan

Pelaksanaan perencanaan

b. Membuat perencanaan

Perencanaan yang dibuat konsultan perencana meliputi :

Gambar-gambar sketsa dalam skala kecil pandangan-pandangan, penampang-

penampang penting dari bangunan.

Tugas pengumpulan data dilapangan

Penyelidikan tanah

Menyusun usulan kerja

Penyusunan surat-surat izin yang diperlukan untuk pembangunan gedung.

c. Membuat rencana pelaksanaan

Perencanaan gambar, yang mana meliputi perencanaan arsitektur maupun

struktur.

Penjelasan rencana dan perhitungan struktur yang diperlukan dalam suatu

peruntukan bangunan.

d. Membuat gambar detail lengkap .

e. Membuat bestek.

11

Page 12: ASPEK HUKUM1

TUGAS SOAL- SOAL LATIHAN BAB IV

PERTANYAAN :

1. Jelaskan tentang kegiatan rakualifikasi di Indonesia menurut lamipran III keppres No. 16

Tahun 1994 / keppras No. 42 Tahun 2002 !

2. Jelaskan perbedaan antara daftar rekaman mampu dengan daftar rekaman terseleksi !

3. Jelaskan tugas dan wewenang dari :

a) Panitia prakualifikasi

b) Tim teknis

c) Secretariat asistensi dan pemantauan

4. Jelaskan proses pelaksanaan kegiatan-kegiatan prakualifikasi mulai dari :

a) Registrasi

b) Klasifikasi

c) Kualifikasi

JAWABAN :

1. Prakualifikasi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Registrasi adalah pencatatan dan pendaftaran data :

a. Data administrasi

b. Data keuangan

c. Data personalia

d. Data peralatan

e. Data perlengkapan

f. Data pengalaman melakukan pekerjaan

2. Klasifikasi adalah penggolongan perusahaan bidanB, sub bidang, dan lingkup

pekerjaan

3. Kualifikasi adalah penilaian serta penggolongan perusahaan menurut tingkat

kemampuan dasarnya pada masing-masing bidang, sub bidang dan lingkup

pekerjaannya.

12

Page 13: ASPEK HUKUM1

2. Perusahaan-perusahaan yang lulus prakualifikasi dicantumkan daftar yang disebut Daftar

Rekaman Mampu (DRM). DRM digunakan sebagai persyaratan peserta rekanan dalam

penyelenggaraan perjanjian pemborongan. DRM juga digunakan dalam pelaksanaan

anggaran bangunan, anggaran rutin, kegiatan BUMN, dan kegiatan BUMD. Sedangkan

Daftar Rekanan Terseleksi (DRT) adalah daftar rekanan bidang pemborongan yang

tercatat dalam DRM yang masih memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dan perusahaan

yang memenuhi kualifikasi. DRT terbagi atas 3 golongan yaitu : DRT golongan A, B dan

C.

3. Tugas dan wewenang dari :

a. Panitia prakualifikasi :

1. Mengumumkan seluas-luasnya tentang akan diadakannya prakualifikasi melalui

antara lain radio, media cetak, dan papan pengumuman resmi untuk penerangan

umum, KADIN setempat serta sosialisasi profesi terkait.

2. Menetapkan calon rekanan yang akan masuk dalam DRM.

3. Menyebarluaskan DRM yang ditetapkan.

4. Menerima, meneliti dan melakukan tindak lanjut atas sanggahan terhadap DRM

5. Mengeluarkan dari DRM rekanan yang tidak memenuhi persyaratan lagi sebagai

rekanan atau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan yang berlaku

dan mencantum dalam daftar hitam

6. Mengeluarkan DRM yang disempurnakan tiap awal Januari.

b. Tim teknis :

1. Melaksanakan registrasi para calon rekanan yang mengikuti prakualifikasi

2. Melakulan penelitian atas kebenaran data

3. Melaksanakan klafifikasi yaitu menggolongkan menurut sub bidang dan lingkup

pekerjaan dari calon rekanan yang mengikuti prakualifikasi dan telah memenuhi

persyaratan administrasi

4. Melaksanakan klasifikasi yaitu menilai tingkat kemampuan dasar untuk setiap sub

bidang dan lingkup pekerjaan dari calon rekanan

5. Menyusun DRM

13

Page 14: ASPEK HUKUM1

6. Mempersiapkan dan melaksanakan penyempurnaan DRM, menerima dan meneliti

laporan dari pimpinan proyek mengenai data rekanan sebagai salah satu bahan

pertimbangan baik penyempurnaan DRM

c. Sekretariat asistensi dan pemantauan :

1. Membantu persiapan dan pelaksanaan prakualifikasi oleh panitia prakualifikasi

dengan memberikan penjelasan/ penataran mengenai penggunaan pedoman

prakualifikasi, pelaksanaan teknis prakualifikasi dan penyusunan serta

penggunaan DRM dan DRT

2. Memantau hasil pelaksanaan prakualifikasi

3. Menyelenggarakan koordinasi dan mengadakan pembahasan serta evaluasi

mengenai pelaksanaan penggunaan pedoman prakualifikasi dan penyusunan DRM

dan DRT bersama instansi lain yang diperlukan

4. Sekretariat asistensi dan pemantauan bertanggung jawab sepenuhnya kepada

Menteri koordinat Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pengawasan Pembangunan.

4. Pelaksanaan prakualifikasi:

1. Registrasi

a. Pekerjaan Jasa Pemborong

Para calon rekanan yang akan mengikuti prakualifikasi diminta untuk

menyampaikan data-data perusahaan kepada panitia prakualifikasi dengan surat

permohonan dan penyerahan tentang kebenaran data yang bermaterai cukup.

Formulir tentang data perusahaan:

1) FIP-02 tentang data administrasi.

2) FIP-03 tentang data keuangan.

3) FIP-04 tentang data personalia.

4) FIP-05 tentang data peralatan yang dimiliki oleh perusahaan.

5) FIP-06 tentang data pengalaman.

b. Pekerjaan Jasa Konsultasi

Para calon rekanan yang akan mengikuti prakualifikasi diminta untuk

menyampaikan dengan surat permohonan dan pernyataan panitia prakualifikasi

yang disertai dengan permohonan dan pernyataan tentang kebenaran data yang

bermaterai cukup dan terdiri atas:

14

Page 15: ASPEK HUKUM1

1) FIK-02 tentang data administrasi.

2) FIK-03 tentang data keuangan.

3) FIK-04 tentang data personalia.

4) FIK-05 tentang data peralatan dan perlengakapan milik sendiri.

5) FIK-06 tentang data pengalaman pekerjaan.

c. Pekerjaan pengadaan barang/jasa lainnya

Para calon rekanan yang akan mengikuti prakualifikasi diminta untuk

menyampaikan data perusahaan kepada panitia prakualifikasi yang disertai dengan

kebenaran data disertai materai cukup dan terdiri atas:

1) FIB-02 tentang data administrasi.

2) FIB-03 tentang data keuangan.

3) FIB-04 tentang data personalia.

4) FIB-05 tentang data peralatan dan perlengkapan milik sendiri.

5) FIB-06 tentang data pengalaman pekerjaan.

2. Klasifikasi

Klafikasi adalah menggolongkan perusahaan menurut bidang pekerjaan sebagai

berikut:

a. Pekerjaan Jasa Pemborong (disebut Perusahaan Jasa Pemborong)

1) Bidang Sipil

Bidang Sipil terdiri atas sub-sub bidang:

a) Drainase dengan jaringan pengairan.

b) Jalan, jembatan, landasan dan lokasi pengeboran darat.

c) Jalan, jembatan kereta api.

d) Gedung dan Pabrik.

e) Bangunan pengolahan air bersih dan air limbah.

f) Reklamasi dan Pengerukan.

g) Dermaga, penahanan gelombang dan tanah (break watrer dan

talud).

h) Pengeboran air tanah.

i) Bangunan bawah air.

15

Page 16: ASPEK HUKUM1

j) Pertamanan.

k) Perumahan dan pemukiman.

l) Percetakkan sawah dan pembukaan lahan.

m) Pembukaan areal/Transmigrasi.

n) Bendung dan bendungan.

o) Perpipaan.

p) Interior.

q) Pekerjaan sipil lainnya.

2) Bidang Mekanikal, Elektronikal dengan sub-sub bidangnya.

3) Bidang Radio, Telekomunikasi dan Instrumentasi dengan sub-sub

bidangnya.

4) Bidang Logam, Kayu, Plastik dengan sub-sub bidangnya.

5) Bidang Pertanian dengan sub-sub bidangnya.

6) Bidang Pertambangan dengan sub-sub bidangnya.

Rekanan yang memiliki Kualifikasi:

C 2 hanya diperkenankan memilih 4 (empat) sub bidang pekerjaan.

C 1 hanya diperkenankan memilih 6 (enam) sub bidang pekerjaan.

B hanya diperkenankan memilih 8 (delapan) sub bidang pekerjaan.

A hanya diperkenankan memilih 10 (sepuluh) sub bidang pekerjaan.

Sub bidang pekerjaan dapat dipilih dari sub bidang pekerjaan yang terdapat

pada keenam bidang pekerjaan. Daftar yang memuat bidang pekerjaan dan sub

bidang pekerjaan disediakan oleh panitia prakualifikasi dan diberikan kepada

calon rekanan.

b. Pekerjaan Jasa Konsultasi (disebut Perusahaan Jasa Konsultasi)

1) Bidang Pekerjaan Umum.

2) Bidang Transportasi dengan sub-sub bidangnya.

3) Bidang Pariwisata, Pos, dan Telekomukasi dengan sub-sub bidangnya.

4) Bidang Pertanian dengan sub-sub bidangnya.

5) Bidang Perindustrian dengan sub-sub bidangnya.

16

Page 17: ASPEK HUKUM1

6) Bidang Pertambangan dan Energi dengan sub-sub bidangnya.

7) Bidang lain dengan sub-sub bidangnya.

Selain klasifikasi perusahaan jasa kosultasi menurut bidang dan sub bidang

pekerjaan, juga ada klasifikasi menurut lingkup perusahaan terdiri atas:

1) Perencanaan

2) Jasa survei

3) Studi kelayakan

4) Perencanaan teknik

5) Pengawasan

6) Manajemen

7) Penelitian

c. Pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa Lainnya (disebut Perusahaan Pengadaan

Barang/Jasa Lainnya)

1) Bidang Pengadaan Barang dengan sub-sub bidangnya.

2) Bidang Jasa Lainnya dengan sub-sub bidangnya.

3) Bidang Pertambangan Minyak, Gas Bumi, dan Panas Bumi dengan sub-

sub bidangnya.

Calon rekanan diberi kesempatan memilih sub bidang pekerjaan yang

diingikan sebanyak-banyaknya 2 (dua) buah.

3. Kualifikasi

Kualifikasi adalah penilaian serta peggolongan menurut tingkat kemampuan

dasarnya pada setiap bidang dan sub bidang pekerjaan. Kemampuan dasar adalah

kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan untuk melaksanakan satu pekerjaan

tertentu.

a. Pekerjaan Jasa Pemborong (disebut Perusahaan Jasa Pemborong)

Penilaian kemampuan kontraktor dilakukan menurut tingkat kemampuan

dasarnya. Penentuan kemampuan dasar kontraktor dilakukan dengan

memperhatikan:

1) Kemampuan keuangan.

17

Page 18: ASPEK HUKUM1

Penilaian kemampuan kontraktor dilakukan terhadap kekayaan bersih

perusahaan neraca keuangan perusahaan tahun terakhir dan laporan

keuangan lainnya dengan rumus sebagai berikut:

Kekayaan bersih = (a+b+c)-(d+e)

Keterangan: a = aktiva lancar

b = aktiva tetap

c = aktiva lainnya

d = hutang jangka pendek

e = hutang jangka panjang

2) Kemampuan personalia.

Penilaian kemampuan personalia dilakukan terhadap tenaga ahli tetap

dalam perusahaan.

Tenaga ahli dikelompokkan sebagai berikut:

a) Sarjana teknik

b) Sarjana muda teknik atau pendidikan teknik setingkat, misalnya

politeknik dan lain-lain

c) STM atau pendidikan teknik yang setingkat.

d) Tenaga pendukung lainnya seperti tenaga pembukuan, administrasi:

persyaratan pengalaman dan ekuivalensi dari tenaga ahli.

3) Kemampuan peralatan.

Penilaian kemampuan peralatan milik sendiri dilakukan terhadap tenaga

kerja:

a) Jenis/macam alat

b) Jumlah

c) Kapasitas dan output peralatan

d) Merek, tipe dan nomor mesin/peralatan

e) Tahun pembuatan

f) Keadaan/kondisi alat

g) Lokasi sekarang

h) Harga sekarang

18

Page 19: ASPEK HUKUM1

Calon rekanan dengan kualifikasi C 1 dan C 2, peralatan dapat dimiliki

sendiri atau disewa.

4) Pengalaman perusahaan.

Penilaian terhadap pengalaman perusahaan terhadap pekerjaan yang telah

diselesaikan selama tiga tahun terakhir yang telah dilakukan melalui:

a) SPK/Kontrak

b) Berita acara penyelesaian pekerjaan.

Penggolongan kualifikasi rekanan jasa pemborongan dilaksanakan

sebagai berikut:

1) Golongan kontraktor dengan kemampuan tinggi.

A: rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan

dengan persyaratan teknis atau sangat tinggi, bernilai di atas Rp 1

miliar.

2) Golongan kontraktor dengan kemampuan madya.

B: rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan

dengan persyaratan madya, persyaratan teknis tinggi bernilai di atas Rp.

500 juta samp[ai dengan Rp. 1 miliar.

3) Golongan kontraktor C 1 dan C 2

C 1: rekanan yang mampu melaksanakan perbaikan dan pembangunan

dengan persyaratan teknis sederhana bernilai diatas Rp. 200 juta sampai

dengan Rp. 500 juta.

C 2: rekanan yang mampu melaksanakan pekerjaan

pemeliharaan/perbaikan ringan dan pembangunan dengan persyaratan

teknis sederhana, bernilai diatas Rp.15 juta sampai Rp. 200 juta.

b. Pekerjaan Jasa Konsultasi (disebut Perusahaan Jasa Konsultasi )

Penilaian kemampuan dasar konsultan didasarkan pada:

1) Keuangan

Penilaian keuangan konsultasi dibatasi pada penilaian kekayaan

bersih.Perhitungan kekayaan bersih didasarkan pada penilaian neraca

konsultan tahun terakhir dan laporan keuangan lainnya.

Kekayaan bersih = (a+b+c)-(d+e)

19

Page 20: ASPEK HUKUM1

Berberdasarkan kemampuan keuangan maka konsultan digolongkan atas:

a) Golongan 1 (bobot = 5)

Konsultan yang memiliki kekayaan bersih dengan nilai diatas Rp. 100

juta

b) Golongan 2 (bobot = 4)

Konsultan yang memiliki kekayaan bersih dengan nilai diatas Rp. 25

juta sampai Rp.100 juta

c) Golongan 3 (bobot = 3)

Konsultan yang memiliki kekayaan bersih dengan nilai diatas Rp. 10

juta sampai Rp. 25 juta.

2) Personalia

Jumlah niali yang diperoleh konsultan adalah jumlah tenaga ahli/teknisi

yang sudah dikalikan dengan nilainya. Konsultan digolongkan atas dasar

jumlah tenaga ahlinya sebagai berikut:

a) Golongan 1 (bobot = 75), bila jumlah nilai diatas 1000

b) Golongan 2 (bobot = 60), bila jumlah nilai diantara 700 sam pai 1000

c) Golongan 3 (bobot = 45), bila jumlah nilai diantara 50 dan 669

3) Peralatan dan perlengkapan

Penilaian terhadap peralatan dibatasi peralatan pokok (peralatan yang

mutlak diperlukan untuk melakukan yang bersangkutan) sesuai dengan

setiap sub bidang dan lingkup pekerjaannya.

Penilaian terhadap perlengkapan didasarkan pada persyaratan minimal dari

ruang kantor dan perlengkapannya.

a) Golongan 1 (bobot = 5)

b) Golongan 2 (bobot = 4)

c) Golongan 3 (bobot = 3)

4) Pengalaman perusahaan

Penilaian terhadap pengalaman konsultan dilakukan pada setiap bidang, sub

bidang dan lingkup pekerjaan dalam periode 5 tahun terakhir dengan

kriteria penilaian gosebagai berikut:

a) Golongan 1 (bobot = 15)

20

Page 21: ASPEK HUKUM1

Konsultan yang pernah melaksanakan pekerjaan menurut bidang/sub

bidang pekerjaan dengan cara dan hasil baik, sebanyak 3 kali konsultasi

yang masing-masing bernilai diatas Rp. 50 juta

b) Golongan 2 (bobot = 10)

Konsultan yang pernah melaksanakan pekerjaan menurut bidang/sub

bidang pekerjaan dengan cara dan hasil baik, sebanyak 3 kali konsultasi

yang masing-masing bernilai sampai dengan Rp. 50 juta.

c) Golongan 3 (bobot = 5)

Konsultan yang belum pengalaman.

Penggolongan nilai pekerjaan dapat dlaksanakan adalah:

a) Golongan A : dapat melaksanakan pekerjaan jasa konsultasi diatas

Rp.100 juta

b) Golongan B : dapat melaksanakan pekerjaan jasa konsultasi diatas

Rp. 50 juta sampai dengan Rp. 100 juta

c) Golongan C : dapat melaksanakan pekerjaan jasa konsultasi sampai

dengan Rp.50 juta

c. Pekerjaan Pengadan Barang/Jasa lainnya (disebut Perusahaan Pengadaan

Barang/Jasa lainnya atau Pemasok)

Kualifikasi pemasok adalah penilaian serta penggolongan perusahaan menurut

tingkat kemampuan dasarnya untuk masing-masing bidang/sub bidang

pekerjaan.Kemampuan dasar perusahaan di bidang pengadaan barang/jasa lainnya

adalah kemampuan perusahaan untuk melaksanakan penyerahan barang atau

penyelesaian pekerjaan/jasa lainnya dengan baik, lengkap dan dalam waktu tertentu

yang ditetapkan/diperjanjikan.

Penilaian kemampuan dasar berdasakan hal-hal berikut:

1) Keuangan/kemampuan permodalan

Kemampuan permodalan adalah kekayaan bersih perusahaan dengan

memperhatikan seluruh kekayaan perusahaan berupa nilai barang dan

uang/modal perusahaan dikurangi utang-utang perusahaan. Perhitungan ini

didasarkan pada penilaian neraca keuangan perusahaan tahun terakhir dan

laporan-laporan keuangan lainnya dengan rumus:

21

Page 22: ASPEK HUKUM1

Kekayaan bersih = (a+b+c)-(d+e)

2) Personalia

Pada bidang pengadaan barang/jasa, pemasok mempunyai sekurang-

kurangnya 3 personalia, terdiri atas:

a) Pimpinan

b) Tata usaha

c) Pemegang buku keuangan

Khusus bidang pekerjaan pengadaan jasa lainnya, syarat diatas ditambah

dengan sekurang-kurangnya 1 tenaga terampil yang sesuai dengan bidang

jasa yang ditentukan.

3) Peralatan dan perlengkapan

Pemasok diminta untuk melampirkan daftar peralatan dan perlengkapan

kantor serta peralatan lainnya yang mendukung kelancaran kegiatan usaha.

4) Pengalaman perusahaan

Penilaian terhadap pengalaman perusahaan didasarkan pada refensi dari

instansi pemerintah atau dari swasta.

Kualifikasi pemasok sebagai berikut:

1) Kualifikasi A

2) Kualifikasi A

3) Kualifikasi A

TUGAS SOAL-SOAL LATIHAN BAB V

PERTANYAAN :

1.Jelaskan secara singkat dan skematis prosedur pelelangan umum di laksanakan !

2.Jelaskan secara singkat dan skematis prosedur pelelangan terbatas di laksanakan!

3.Jelaskan secara skematis dan prosedur pemilihan langsung!

4.Jelaskan secara singkat bagaimana pengadaan langsung di laksanakan!

22

Page 23: ASPEK HUKUM1

JAWABAN :

1.Pelelangan umum :

a) pembuatan dokumen lelang secara lengkap

b) DRM dari rekanan

c) penggunaan kriteria dalam dokumen lelang atau persyaratan pengadaan secara rinci

dan jelas

d) adanya analisis biaya secara profesional

e) tata cara evaluasi penawaran rekanan peserta

f) penggunaan produksi dan rancangan bangunan nasional

g) pengutamaan rekanan golongan lemah

h) pengutamaan rekanan setempat

i) ketentuan mengenai tempat penyelenggaraan pelelangan.

2.Pelelangan terbatas

a) menyampaikan pengumuman secara luas sehingga masyarakat luas dunia usaha

dapat mengetahui semua

b) memberikan penjelasan kepada para rekanan yang tercantum dalam DRT

c) kepada kamar dagang dan industri indonesia ( KADIN ) dan asosiasi profesi yang

terkait diberikan penjelasan.

3.Prosedur pemilihan langsung

1) Pengantar

Pelaksanaan barang atau jasa yang bernilai diatas Rp 15 juta sampai dengan Rp 50

juta dilakukan dengan cara pemilihan langsung dengan surat perintah kerja (SPK)

atau Surat Perjanjian Pemborongan/kontrak

2) Pelaksanaan pemilihan umum langsung di bentuk panitia oleh Kepala Kantor atau

Pemimpin Proyek. Panitia pemilihan langsung beranggotakan sekurang-kurangnya

5 orang yang terdiri atas unsur :

23

Page 24: ASPEK HUKUM1

a) Perencanaan pekerjaan/kegiatan

b) Penanggung jawab keuangan

c) Penanggung jawab perlengkapan/pemeliharaan

3) Pejabat yang berwenang mengambil keputusan dalam pemilihan langsung

a) Pemerintah Pusat

1. proyek yang bernilai sampai dengan Rp 5 juta ditetapkan kepada oleh

Kepala Kantor

2. proyek diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 1 miliar ditetapkan oleh

Direktur jenderal

3. proyek di atas Rp 1 miliar sampai dengan Rp 5 miliar ditetapkan oleh

penetapan Menteri atau Ketua Lembaga

4. proyek di atas Rp 5 miliar berdasarkan penetapan Menteri/Ketua Lembaga

setelah memperoleh persetujuan Menteri

b) BUMN dan BUMD

1. proyek yang bernilai sampai dengan Rp 5 miliar berdasarkan penetapan

pimpinan BUMN/BUMD

2. proyek di atas Rp 50 juta sampai dengan Rp 1 miliar ditetapkan oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1

3. proyek di atas Rp 1 miliar sampai dengan Rp 5 miliar ditetapkan oleh

Gubernur Kepala Daerah Tingkat 1 setelah mendapat persetujuan Menteri

Dalam Negeri

4. proyek di atas Rp 5 miliar berdasarkan penetapan dari Gubernur Kepala

Daerah Tingkat 1 setelah mendapat persetujuan Menteri

4. Pengadaan langsung dilakukan untuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

sbb :

1) sampai dengan Rp 5 juta pengadaan langsung dilakukan di antara rekanan

golongan ekonomi lemah tanpa berdasarkan kepada surat perintah kerja

24

Page 25: ASPEK HUKUM1

( SPK ) berarti dapat dilakukan dengan akta baik dibawah tangan maupun

akta autentik / notaris.

2) diatas Rp 5 juta sampai dengan Rp 15 juta, pengadaan langsung dengan

surat perintah kerja ( SPK ) dari rekanan golongan ekonomi lemah yang

tercantum dalam daftar rekanan golongan ekonomi lemah yang disusun oleh

bupati kepala daerah tingkat II / walikotamadya.

TUGAS SOAL-SOAL LATIHAN VI

PERTANYAAN :

1.Bagaimana cara memperoleh Bank garansi ?

2.Sebutkan sekurang-kurangnya 9 hal yang harus di minat dalam perjanjian garansi ?

3.Apa perbedaan antara surety bond dengan bank garansi ?

4.Sebutkan jenis-jenis Surety Bond dalam perjanjian pemborongan dan bagaimana memperoleh

surety bond dari PT. AK. Jasa Raharja ?

JAWABAN :

1.Menjadi nasabah bank

25

Page 26: ASPEK HUKUM1

Mengajukan permohonan bank garansi secara tertulis

Dengan permohonan tersebut bank garansi akan mengeluarkan surat perjanjian

bank garansi untuk ditandatangani

Memberikan jaminan lawan atau kontragaransi

Membayar

2.Tujuan penggunaan garansi bank

Jumlah/nilai tertinggi garansi bank

Tanggal mulai berlaku serta jangka waktu bank garansi

Tempat kedudukan/domisili terjamin dan bank

Macam jaminan lawan /kontrak garansi yang diserahkan oleh terjamin kepada bank

serta nilainya.

Terjamin tunduk kepada intruksi-intruksi dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh

pemerintah dan bank sentral serta kelaziman yang berlaku di kalangan perbankan.

Biaya garansi bank yang harus dibayar oleh terjamin baik macamnya maupun

jumlahnya seperti provisi dan biaya-biaya lain yang timbul baik secara langsung maupun tidak

langsung sehubungan dengan pemberian garansi bank tersebut.

Terjamin tunduk kepada ketentuan-ketentuan peraturan tentang pemberian garansi bank yang

ditetapkan oleh bank.

Terjamin memberi kuasa yang tidak dapat dicabut kembali kepada bank sewaktu-waktu

mencairkan jaminan lawan guna melunasi utang terjamin, baik sebagai akibat dilaksanakan

pembayaran garansi bank maupun utang lain yang timbul sehubungan dengan pemberian

garansi bank tersebut.

3. Surety Bond Bank Garansi

1. Untuk memperoleh surety bond 1. Untuk memperoleh bank garansi

26

Page 27: ASPEK HUKUM1

tidak diperlukan adanya setoran dipersyaratkan adanya setoran jaminan

jaminan (deposit ) dalam jumlah tertentu.

2. Biaya yang dibebankan kepada 2. Biaya yang dibebankan kepada nasabah

prinsipal adalah berupa service adalah berupa provisi

charge

3.Surety bond ditandatangani oleh 3. Bank garansi hanya ditandatangani

Dua pihak yaitu prinsipal dan oleh satu pihak yaitu bank.

Surety compeny

4.Apabila ditentukan dalam kotak 4. Bank garansi umumnya diterbitkan

Surety bond dapat diterbitkan dengan jangka waktu 3 bulan, 6 bulan,

dengan jangka waktu lebih dari dan maksimal 12 bulan.

satu tahun. Pada prinsipnya jangka

surety bond mengikuti jangka

waktu kotrak.

5.Surety bond bersifat condittional 5. Bank garansi pada umumnya merupa

(bersyarat) artinya klaim akan di kan janji tidak bersyarat (uncondition

Selesaikan apabila terbukti pihak al) dari pihak bank untuk membayar

prinsipal tidak dapat memenuhi ganti rugi kepada obligee senilai

kewajibannya menyelesaikan jaminan apabila Nasabahnya yang di

pekerjaan menurut kontrak,sesuai jamin tidak memenuhi kewajibannya

berita acara atau surat pemutusan kepada obligee.

27

Page 28: ASPEK HUKUM1

kerja dari obligee (pemilik proyek) 6. Dalam bank garansi, dana yang di

6.Dalam surety bond, dana untuk pergunakan untuk membayar klaim

membayar klaim kepada obligee kepada obligee adalah kekayaan

sementara akan menggunakan milik nasabah itu sendiri yang di

kekayaan milik surety company, pegang oleh bank.

kemudian berdasarkan hak sub

rogasi maka surety company akan

meminta kembali penggantian

dana tersebut dari prinsipal.

7.Pada umumnya ada tenggang waktu 7. Batas waktu pengajuan klaim dalam

yang cukup untuk mengajukan bank garansi sangat pendek biasanya

klaim dalam surety bond sejak 14 hari sejak tanggal berakhirnya

tanggal berakhirnya jangka waktu jangka waktu jaminan.

jaminan (misalnya 3 s/d 6 bulan ).

8.Resiko atas surety bond (jaminan 8. Resiko atas setiap bank garansi yang

yang diterbitkan) disebarkan oleh diterbitkan ditanggung sendiri oleh

para penjamin lain dengan cara pihak bersangkutan.

asuransi.

9.Penerbitan surety bond sampai 9. Pada umumnya dalam penerbitan

dengan batas nilai jaminan tertentu Bank garansi dipersyaratkan

tidak dipersyaratkan kolateral. koleteral.

28

Page 29: ASPEK HUKUM1

4.Jenis-jenis Surety Bond yaitu:

Jaminan penawaran/bid bond

Jaminan pelaksanaan/performance bond

Jaminan uang muka/advance payment bond

Jaminan pemeliharaan/maintenance bond

Cara memperoleh Surety Bond dari PT.AK. Jasa Raharja yaitu:

Mengisi formulir permohonan (application form)

Menandatangani perjanjian ganti rugi kepada surety bond

Membayar :

Service charge

e. Service charge minimum

Bea materai

Biaya bond from materai Rp 5.000 (lima ribu rupiah)

Pajak penjualan bagi setiap penerbitan surety bond yaitu; 2,5 %

TUGAS SOAL-SOAL LATIHAN VII

PERTANYAAN :

1. 1.Menurut ketentuan pasal 10 undang-undang No. 2 tahun 2012 pengadaan tanah untuk

kepentingan umum sebagaimana di maksud dalam pasal 4 ayat 1 di gunakan untuk

pembangunan apa saja (ada 18) sebutkan ?

29

Page 30: ASPEK HUKUM1

2. 2.Menurut ketentuan pasal 21 undang-undang nomor 2 tahun 2012, langkah-langkah apa

harus diambil/ditindak lanjuti oleh instansi yang memerlukan tanah dan gubernur serta

tim yang dibentuk oleh gubernur jika konsultasi public ulang masih terdapat pihak-

pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan ?

3. 3.Langkah-langkah apa yang harus diambil oleh pihak –pihak yang berhak terhadap

penetapan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum menurut ketentuan pasal 23

undang-undang nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum?

4. 4.Langkah hukum apa yang akan di tindaklanjuti :

5. Jika pihak yang berhak menolak bentuk/ besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil

musyawarah pasal 37 UU.No 2 tahun 2012 atau putusan pengadilan Negeri/Mahkamah

Agung sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 UU. No 2 tahun 2012.

JAWABAN :

1.Tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) digunakan

untuk pembangunan:

Pertanahan dan keamanan nasional

Jalanan umum,jalan tol, terowongan, jalur kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas

operasi kereta api.

Waduk, bendungan, bendung, irigasi, saluran air minum, saluran pembuangan air dan

sanitsi, dan bangunan pengairan lainnya.

Pelabuhan, bandar udara, dan terminal.

Infrastuktur minyak, gas, dan panas bumi.

Pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik

Jaringan telekomunikasi dan informatika pemerintah.

Tempat pembuangan dan pengolahan sampah.

Rumah sakit pemerintah/pemerintah daerah.

Fasilitas keselamatan umum.

Tempat pemakaman umum pemerintah/ pemerintah daerah.

30

Page 31: ASPEK HUKUM1

Fasilitas sosial, fasilitas umum, dan ruang terbuka hijau publik.

Cagar alam dan cagar budaya.

Kantor pemerintah/pemerintah daerah/desa.

Penataan permukiman kumuh perkotaan, kantor dan atau konsolidasi tanah, serta

perumahan untuk masyarakat berpengasilan rendah dengan status sewa.

Prasarana pendidikan atau sekolah pemerintah/pemerintah daerah.

Prasarana olaraga pemerintah/pemerintah daerah.

Pasar umum dan lapangan parkir umum.

2.Apabila dalam konsultasi publik ulang sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat 2 masih

terdapat pihak yang keberatan mengenai rencana lokasi pembangunan, instansi yang

memerlukan tanah melaporkan keberatan dimaksud kepada gubernur setempat.

Gubernur membentuk tim untuk memerlukan kajian atas keberatan rencana lokasi

pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat 1.

Tim sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri atas :

Sekertaris daerah provinsi atau pejabat yang ditunjuk sebagai ketua merangkap

anggota.

Kepala kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagai sekertaris merangkap

anggota.

Instansi yang menangani urusan di bidang perencanaan pembangunan daerah sebagai

anggota.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai

anggota.

Bupati/wali kota atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota.

Akademisi sebagai anggota.

Tim sebagaimana dimaksud pada ayat 3 bertugas :

Menginventarisasi masalah yang menjadi alasan keberatan.

Melakukan pertemuan atau klarifikasi dengan pihak yang keberatan.

31

Page 32: ASPEK HUKUM1

Membuat rekomendasi diterima atau ditolaknya keberatan.

Hasil kajian tim sebagaimana dimaksud pada ayat 2 berupa rekomendasi diterima atau

ditolaknya keberatan rencana lokasi pembangunan dalam waktu paling lama 14 hari kerja

terhitung sejak diterimanya permohonan oleh gubernur.

Gubernur berdasarkan rekomendai sebagaimana dimaksud pada ayat 4 mengeluarkan surat

diterima atau ditolaknya keberatan atas rencana lokasi pembangunan.

3.Dalam hal setelah penetapan lokasi pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat

6 dan pasal 22 ayat 1 masih terdapat keberatan, pihak yang berhak terhadap penetapan

lokasi dapat mengajukan gugatan ke pengadilan Tata Usaha Negara setempat paling lambat

30 hari kerja sejak dikeluarkannya penetapan lokasi.

Pengadilan Tata Usaha Negara memutus diterima atau ditolaknya gugatan sebagaimana

dimaksud pada ayat 1 dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak diterimanya gugatan.

Pihak yang keberatan terhadap putusan pengadilan Tata Usaha Negara sebagaimana

dimaksud pada ayat 2 dalam waktu paling lama 14 hari kerja dapat mengajukan kasasi

kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Mahkamah Agung wajib memberikan putusan dalam waktu paling lama 30 hari kerja sejak

permohonan kasasi diterima.

Putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap menjadi dasar diteruskan

atau tindaknya pengadaan Tanah bagi pembangunan untuk kepentingan Umum.

Pada pasal 37

Lembaga pertanahan melakukan musyawarah dengan pihak yang berhak dalam waktu paling

lama 30 hari kerja sejak hasil penilaian dari penilaian disampaikan kepada lembaga

pertanahan untuk menetapkan bentuk dan/ atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil

penilaian ganti kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal 34.

Hasil kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menjadi dasar

pemberian ganti kerugian kepada pihak yang berhak di muat dalam berita acara kesepakatan.

32

Page 33: ASPEK HUKUM1

Pada pasal 38

Ganti kerugian dititipkan di pengadilan negeri setempat.

Jika pihak yang berhak menerima ganti kerugian tidak diketahui keberadaannya

Sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :

Inventarisasi dan identifikasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah.

Penilaian ganti kerugian

Musyawarah penetapan ganti kerugian

Pemberian ganti kerugian

Pelepasan tanah instansi.

Jika objek pengadaan tanah yang akan diberikan ganti rugi:

Sedang menjadi objek perkara di pengadilan

Lembaga pertanahan melakukan musyawarah dengan pihak yang berhak dalam waktu paling

lama 30 hari kerja sejak hasil penilaian dari penilaian disampaikan kepada lembaga pertanahan

untuk menetapkan bentuk dan/ atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil penilaian ganti

kerugian sebagaimana dimaksud dalam pasal 34.

Masih dipersengketakan kepemilikan :

Dalam hal ini tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk/atau besarnya ganti kerugian, pihak

yang berhak dapat mengajukan keberatan kepada pengadilan negeri setempat dalam waktu

paling lama 14 hari kerja setelah musyawarah penetapan ganti kerugian sebagaimana dimaksud

dalam pasal 37 ayat 1.

Diletakan sita oleh pejabat yang berwenang :

Menjadi jaminan di bank

33

Page 34: ASPEK HUKUM1

34