aspek ergonomi pada aktivitas penangkapan ikan … · 2.1.1 pengertian . e. rgonomi. ... menurut...

81
ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN TUNA (Studi Kasus pada KM Satelit di Muara Baru Jakarta Utara) MARIA PUTRI WIDHYASARI SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Upload: haque

Post on 13-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS

PENANGKAPAN IKAN TUNA

(Studi Kasus pada KM Satelit di Muara Baru Jakarta Utara)

MARIA PUTRI WIDHYASARI

SKRIPSI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 2: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

ABSTRAK

MARIA PUTRI WIDHYASARI, C44061977. Aspek Ergonomi pada Aktivitas

Penangkapan Ikan Tuna (Studi Kasus pada KM Satelit di Muara Baru Jakarta

Utara). Dibimbing oleh BUDHI HASCARYO ISKANDAR dan VITA

RUMANTI KURNIAWATI.

Kenyamanan kerja anak buah kapal (ABK) dapat dipengaruhi oleh

ergonomi kapal. Saat ini, penelitian mengenai ergonomis kapal khususnya kapal

penangkap ikan belum pernah dilakukan sehingga sejauh mana kenyamanan kerja

ABK di atas kapal belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan aktivitas detail di atas kapal penangkap tuna, menganalisis

ergonomi kapal penangkap tuna dan mendapatkan informasi tentang kenyamanan

kerja ABK di atas kapal. Ini dapat memberikan rekomendasi bagi pihak terkait

untuk meningkatkan kenyamanan kerja di atas kapal penangkap tuna. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kerja dan aktivitas

(Job and Activity analysis). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,

wawancara, pengukuran langsung dan dokumentasi pada objek yang diteliti. Data

yang diperoleh dari lapangan selanjutnya diolah dan dianalisis berdasarkan

metode deskriptif dengan analisis kerja dan aktivitas. Pengolahan data dilakukan

dengan tabulasi dan pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan untuk analisis

ergonomi. Aktivitas di atas kapal penangkap tuna dibagi menjadi beberapa

kegiatan yaitu persiapan, operasi yang meliputi setting, drifting dan hauling, pasca

operasi dan istirahat. Analisis aspek ergonomi pada aktivitas penangkapan tuna

ditekankan pada pengkajian desain kapal dan alat bantu yang disesuaikan dengan

aktivitas yang dilakukan di atas kapal. Berdasarkan hasil wawancara dan

pengamatan terhadap ABK, diketahui informasi tingkat kenyamanan. Seluruh

ABK sudah merasa nyaman karena mereka mengakui bahwa sudah merasa

terbiasa dengan kondisi tersebut. Hal ini dirasa karenakan ABK tidak memiliki

pilihan lain untuk mendapatkan kondisi yang lebih nyaman. Pemilik kapal juga

kurang memperhatikan prisip ergonomi dan keselamatan kerja ABK.

Kata kunci: ergonomi, kapal penangkap tuna, kenyamanan.

Page 3: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS

PENANGKAPAN IKAN TUNA

(Studi Kasus pada KM Satelit di Muara Baru Jakarta Utara)

MARIA PUTRI WIDHYASARI

C44061977

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjanan Perikanan pada

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011

Page 4: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Aspek Ergonomi pada Aktivitas

Penangkapan Ikan Tuna (Studi Kasus pada KM Satelit di Muara Baru Jakarta

Utara) adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun

tidak dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, September 2011

Maria Putri Widhyasari

Page 5: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

©Hak cipta IPB Tahun 2011

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumber:

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu

masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.

Page 6: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

Judul Skripsi : Aspek Ergonomi pada Aktivitas Penangkapan Ikan Tuna

(Studi Kasus pada KM Satelit di Muara Baru

Jakarta Utara)

Nama : Maria Putri Widhyasari

NRP : C44061977

Program Studi : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap

Departemen : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Disetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si. Vita Rumanti K, S.Pi., M.T.

NIP : 19670215 199103 1 004 NIP : 19820911 200501 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc.

NIP : 19621223 198703 1 001

Tanggal lulus: 21 September 2011

Page 7: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat-

Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan berjalan

sesuai dengan rencana. Skipsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat mendapatkan

gelar sarjana pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Tema yang dipilih adalah

ergonomi kapal, dengan judul Aspek Ergonomi pada Aktivitas Penangkapan Ikan

Tuna (Studi Kasus pada KM Satelit di Muara Baru Jakarta Utara).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penyusunan skripsi ini. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih

kepada Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si. dan Vita Rumanti Kurniawati,

S.Pi., M.T., selaku pembimbing yang telah membimbing dan memberikan

masukan dalam penyusunan skripsi ini.

Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk membantu

perbaikan tulisan ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca.

Bogor, September 2011

Maria Putri Widhyasari

Page 8: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih penulis disampaikan pada:

1) Bapak Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si. dan Ibu Vita Rumanti

Kurniawati, S.Pi., M.T. selaku komisi pembimbing;

2) Bapak Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc. selaku ketua departemen PSP dan Bapak

Dr. Ir. Wazir Mawardi, M.Si. selaku pembimbing akademik;

3) Bapak Dr. Ir. Mohammad Imron, M.Si. yang mewakili komisi pendidikan

Departemen PSP;

4) Bapak Fis Purwangka, S.Pi., M.Si. selaku dosen penguji tamu;

5) Seluruh kru dan ABK KM Satelit, PT. Carli Wijaya Tuna;

6) Kedua orang tua Yohanes Teguh Widayanto dan Retnowati Budisari, adik

Kartika Widhyasari, nenek Nasmiyaningsih dan Rogier Dirk Janse atas

dukungan dan doanya dalam penyelesaian skripsi ini;

7) Teman- teman PSP 43; dan

8) Pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 9: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Maret 1988.

Penulis merupakan putri pertama dari dua bersaudara dari

pasangan Yohanes Teguh Widayanto dan Retnowati Budisari.

Penulis lulus dari SMA Pangudi Luhur II Servasius

Bekasi pada tahun 2006 dan pada tahun yang sama lulus

seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Program

Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap, Departemen Pemanfaatan

Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah

Oseanografi Umum pada tahun ajaran 2009/2010, serta mata kuliah Navigasi

Kapal Perikanan pada tahun ajaran 2009/2010. Dalam rangka menyelesaikan

tugas akhir, penulis melakukan penelitian dan menyusun skripsi dengan judul

“Aspek Ergonomi pada Aktivitas Penangkapan Ikan Tuna (Studi Kasus pada KM

Satelit di Muara Baru Jakarta Utara)”.

Page 10: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xiii

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………. 1

1.2 Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 2

1.3 Manfaat Penelitian …………………………………………………... 2

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi …………………………………………………………….. 3

2.1.1 Pengertian ergonomi ………………………………………….. 3

2.1.2 Tujuan ergonomi ……………………………………………… 5

2.1.3 Ruang lingkup ergonomi …………………………………….. 6

2.1.4 Ergonomi partisipatori ………………………………………… 6

2.1.5 Aplikasi ergonomi …………………………………………….. 8

2.1.6 Pelatihan ergonomi …………………………………………… 10

2.2 Panduan Keselamatan (Safety Guide) ……………………………….. 13

2.3 Kapal Penangkap Tuna ……………………………………………….. 15

2.3.1 Deskripsi kapal penangkap tuna ………………………………. 15

2.3.2 Alat tangkap tuna longline …………………………………….. 17

2.3.3 Metode penangkapan tuna longline …………………………… 19

3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………….. 20

3.2 Peralatan Penelitian ………………………………………………….. 20

3.3 Metode Penelitian ……………………………………………………. 20

3.3.1 Jenis data ……………………………………………………… 20

3.3.2 Metode pengumpulan data …………………………………… 21

3.3.3 Metode pengolahan dan analisis data ……………………….. 22

3.4 Tahapan Penelitian …………………………………………………… 23

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Obyek Penelitian …………………………………… 24

4.1.1 Gambaran umum kapal penangkap tuna di PPSNZJ ………. 24

4.1.2 Kondisi umum KM Satelit ……………………………………. 27

4.2 Aktivitas di Atas Kapal Penangkap Tuna ……………………………. 29

4.2.1 Gambaran aktivitas di atas kapal ……………………………. 29

4.2.2 Persiapan ………………………………………………………. 30

4.2.3 Operasi penangkapan ikan tuna ……………………………… 31

4.2.4 Pasca operasi penangkapan ikan tuna ……………………….. 35

4.2.5 Istirahat ………………………………………………………… 35

Page 11: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

4.3 Aspek Ergonomi pada Aktivitas Penangkapan Tuna ………………… 36

4.3.1 Ruang kemudi ………………………………………………… 36

4.3.2 Ruang istirahat ………………………………………………… 39

4.3.3 Ruang mesin …………………………………………………... 41

4.3.4 Area setting ……………………………………………………. 42

4.3.5 Area hauling …………………………………………………... 45

4.3.6 Area penanganan dan dapur …………………………………... 47

4.4 Kenyamanan Kerja ABK di Atas Kapal ……………………………... 48

4.4.1 Job Safety Analysis ……………………………………………. 48

4.4.2 Tingkat kenyamanan ABK ……………………………………. 50

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan …………………………………………………………… 52

5.2 Saran …………………………………………………………………. 52

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 53

LAMPIRAN …………………………………………………………………. 56

Page 12: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Daftar narasumber utama …………………………………………………. 21

2 Metode pengumpulan data, sumber dan jenis data ……………………….. 22

3 Spesifikasi KM Satelit ……………………………………………………. 27

4 Bagian alat tangkap ……………………………………………………….. 28

5 Pembagian tugas di kapal penangkap tuna KM Satelit …………………… 30

xi

Page 13: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Tahapan penelitian ………………………………………………………... 23

2 Peta tata letak ruang kemudi ……………………………………………… 37

3 Peta tata letak ruang istirahat ……………………………………………… 40

4 Peta tata letak ruang mesin ………………………………………………... 42

5 Peta tata letak area setting ………………………………………………… 43

6 Peta tata letak area hauling ……………………………………………….. 45

xii

Page 14: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Produksi ikan di PPNZJ menurut jenis alat tangkap dominan tuna

longline ……………………………………………………………………. 56

2 General arrangement ……………………………………………………… 57

3 Pemetaan posisi alat tangkap di dek atas, alat bantu dan pembagian

area tampak atas (gambar non skala) ……………………………………... 58

4 Fasilitas pada ruang kemudi ………………………………………………. 59

5 Fasilitas pada ruang istirahat ……………………………………………… 60

6 Alat dan pemetaan posisi ruang mesin …………………………… 61

7 Fasilitas pada area setting …………………………………………………. 64

8 Fasilitas pada area hauling ………..………………………………………. 65

9 Fasilitas pada area penanganan dan dapur ………………………………... 66

10 Job Safety Analysis (JSA) …………………………………………………. 67

xiii

Page 15: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kapal penangkap ikan adalah salah satu bagian dari unit penangkap ikan

selain nelayan dan alat penangkap ikan. Kapal penangkap ikan secara khusus

digunakan untuk menuju ke dan kembali dari fishing ground, melakukan operasi

alat penangkapan ikan dan juga menyimpan hasil tangkapan.

Operasi penangkapan ikan, terutama di laut, merupakan kegiatan yang

cukup berisiko karena keadaan di laut lepas tidak dapat diprediksi. Kegiatan

operasi penangkapan ikan bisa dilakukan di berbagai tipe perairan, mulai dari

perairan yang tenang sampai ke perairan yang memiliki gelombang besar seperti

di laut lepas (samudera), tergantung pada daerah penangkapan ikan dan sasaran

tangkapnya. Selain itu, kegiatan operasi penangkapan ikan juga sering

menimbulkan ketidaknyamanan akibat tata letak atau tempat yang tidak memiliki

sinkronisasi terhadap aktivitas yang dilakukan para anak buah kapal (ABK).

Ketidaknyamanan tersebut diperkirakan dapat mengakibatkan rendahnya kinerja

ABK.

Sebagian orang berpendapat bahwa kenyamanan kerja juga berpengaruh

pada keselamatan kerja. Oleh karena itu, kenyamanan kerja selayaknya menjadi

prioritas utama dalam rangka meningkatkan keselamatan kerja, khususnya pada

kapal penangkap ikan yang aktivitasnya berisiko tinggi.

Kenyamanan kerja ABK dapat dipengaruhi oleh kondisi ergonomi kapal.

Saat ini, penelitian mengenai ergonomi kapal khususnya kapal penangkap ikan

belum pernah dilakukan sehingga sejauh mana kenyamanan kerja ABK di atas

kapal belum diketahui.

Salah satu jenis kapal yang memiliki aktivitas yang terkonsentrasi di atas

dek adalah kapal penangkap tuna. Kapal tersebut memiliki waktu operasional

lama (2 – 7 bulan), ritme kerja cepat (terutama pada saat setting dan hauling),

area kerja terbatas (± 30% dari keseluruhan dek kapal) dan melibatkan mesin-

mesin yang berbahaya (seperti line hauler, line thrower dan branch line ace).

Sementara itu, ABK dituntut untuk memiliki produktivitas kerja yang tinggi.

Berdasarkan alasan tersebut, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang

Page 16: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

2

ergonomi kapal penangkap tuna berdasarkan aktivitas yang dilakukan di atas

kapal berikut peralatan yang digunakan. Harapannya, penelitian ini dapat

memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kenyamanan kerja di atas kapal.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

1) Mendeskripsikan aktivitas ABK penangkap tuna; dan

2) Menganalisis aspek ergonomi pada aktivitas penangkapan tuna.

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah satu bahan masukan bagi

pihak terkait seperti pemilik kapal sehubungan dengan peningkatan kenyamanan

dan keselamatan kerja di atas kapal penangkap tuna.

Page 17: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

3

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ergonomi

2.1.1 Pengertian ergonomi

Ergonomi adalah ilmu interdisipliner yang mempelajari interaksi antara

manusia dan objek yang digunakan serta kondisi lingkungan. Ergonomi juga

mempelajari penyesuaian antara desain peralatan dan pekerjaan dengan

kemampuan dan keterbatasan manusia (Institute of Production Engineering Work

Science, 2005). Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan

seni untuk menserasikan alat-alat, cara kerja dan lingkungan, pada kemampuan,

kebolehan dan batasan manusia, sehingga diperoleh kondisi kerja dan lingkungan

yang sehat, aman, nyaman dan efisien sehingga tercapai produktivitas yang

setinggi-tingginya.

Ergonomi atau ergonomics (dalam bahasa Inggris) sebenarnya berasal dari

kata Yunani yaitu ergo yang berarti kerja dan nomos yang berarti aturan atau

hukum. Ergonomi mempunyai berbagai batasan arti, di Indonesia disepakati

bahwa ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk

menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan

tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui

pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Nurmianto, 1996). Pendekatan

khusus dalam disiplin ergonomi ialah aplikasi sistematis dari segala informasi

yang relevan yang berkaitan dengan karakteristik dan perilaku manusia dalam

perancangan peralatan, fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai. Analisis dan

penelitian ergonomi meliputi hal-hal yang berkaitan menurut Suhadri (2008),

yaitu:

1) Anatomi (struktur), fisiologi (bekerja), dan antropometri (ukuran) tubuh

manusia;

2) Psikologi yang fisiologis mengenai berfungsinya otak dan sistem syaraf yang

berperan dalam tingkah laku manusia; dan

3) Kondisi-kondisi kerja yang dapat mencederai baik dalam waktu yang pendek

maupun panjang ataupun membuat celaka manusia dan sebaliknya kondisi-

kondisi kerja yang membuat nyaman kerja manusia.

Page 18: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

4

Menurut Suhadri (2008), dalam lapangan kerja, ergonomi ini juga

mempunyai peranan yang cukup besar. Semua bidang pekerjaan selalu

menggunakan ergonomi. Ergonomi ini diterapkan pada dunia kerja supaya

pekerja merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya rasa

nyaman tersebut maka produktivitas kerja diharapkan menjadi meningkat. Secara

garis besar ergonomi dalam dunia kerja akan memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1) Bagaimana orang mengerjakan pekerjaannya;

2) Bagaimana posisi dan gerakan tubuh yang digunakan ketika bekerja;

3) Peralatan apa yang mereka gunakan; dan

4) Apa efek dari faktor-faktor di atas bagi kesehatan dan kenyamanan pekerja.

Menurut Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI, perkembangan

teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan

pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi

merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas

untuk berbagai jenis pekerjaan. Namun di sisi lain, apabila pekerja kurang

waspada, akan timbul dampak negatif berupa bahaya potensial. Hal ini tidak akan

terjadi jika dapat diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para

pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya penyakit akibat

kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan akibat kerja

yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan

oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan

lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi.

Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI lebih lanjut menyatakan

bahwa sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam

lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian

tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia untuk menurunkan stress yang

akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa penyesuaian ukuran tempat kerja

dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan dan pengaturan suhu, cahaya serta

kelembaban agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ada beberapa definisi

menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk “fitting the job to the worker”.

Sementara itu ILO antara lain menyatakan,

Page 19: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

5

“sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik bagi

pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang

maksimal selain meningkatkan produktivitasnya”.

2.1.2 Tujuan ergonomi

Sebagai ilmu yang bersifat multidisipliner, mengintegrasikan berbagai

elemen keilmuan, seperti misalnya fisiologi, anatomi, kesehatan, teknologi, desain

dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Tujuan ergonomi adalah

(Manuaba, 1998):

1) Meningkatkan kesejahtetaan fisik dan mental;

2) Meningkatkan kesejahteraan sosial; dan

3) Keseimbangan rasional antara sistem manusia atau manusia dan mesin dengan

aspek teknis, ekonomi, antropologi, budaya.

Pengimplementasian tujuan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh satu aspek

saja, melainkan harus mengintegrasikan ketiga aspek tersebut.

Pengimplementasian tujuan yang ingin dicapai perlu berpijak kepada kemampuan,

kebolehan dan keterbatasan manusia. Tujuan yang ideal adalah mengatur

pekerjaan tersebut berada dalam batas-batas di mana manusia bisa mentolerirnya,

tanpa menimbulkan kelainan (Manuaba, 1998). Di sisi lain perlu pula

diperhatikan aspek task, organisasi dan lingkungan, serta pengaruh yang

ditimbulkan terhadap tubuh. Akibat pengaruh dari ketiga aspek tersebut, dari

masing-masing aspek atau secara bersamaan dapat menimbulkan beban tambahan

di luar beban dari pekerjaan yang sesungguhnya.

The Joy Institute (1998) mengungkapkan tujuan akhir dari ergonomi adalah

meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan kualitas hidup.

Chavalitsakulchai dan Shahnavaz (1993) mengemukakan bahwa, ergonomi dapat

menurunkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Manuaba (1998), lebih

terperinci mengatakan manfaat penerapan ergonomi antara lain pekerjaan lebih

cepat selesai; resiko penyakit akibat kerja kecil; kelelahan berkurang; rasa sakit

berkurang atau tidak ada.

Ergonomi juga diperlukan karena adanya berbagai dampak pembangunan

seperti adanya kecelakaan; adanya penyakit akibat kerja; adanya polusi; adanya

ketidak puasan kerja, dan banjir dan bencana lainnya. Ergonomi dikatakan

Page 20: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

6

sebagai management itu sendiri, karena keberhasilan ergonomi, jika dimanfaatkan

sejak perencanaan dan memperhatikan bagaimana memilih dan mengalihkan

teknologi, menyusun organisasi kerja yang tepat sehingga pada akhirnya akan

terjadi hubungan dan kepuasan kerja yang baik.

Lebih jauh Manuaba (2001) mengungkapkan dari aspek definisi, ergonomi

dan Total Quality Management (TQM) punya tujuan yang sama yaitu berorientasi

kepada dipenuhinya keinginan atau kebutuhan para pelanggan. Dalam rangka

kompetisi globalisasi, setiap produk yang dihasilkan hendaknya benar-benar harus

kompetitif, dengan kata lain harus memiliki nilai tambah. Serta produk yang

sudah diproses melalui pendekatan ergonomi akan memiliki berbagai kelebihan,

misalnya lebih aman dioperasikan, lebih nyaman digunakan, lebih sehat karena

tidak memiliki sumber penyakit, lebih produktif, karena tidak cepat menimbulkan

kelelahan. Walaupun tujuannya sudah jelas terkadang ergonomi masih diragukan

dalam operasionalnya, yang disebabkan oleh karena tidak adanya pencatatan yang

baik serta tidak proaktifnya mempresentasikan keberhasilan yang telah dicapai

(Hendrick, 1997).

Grob dan Dong (2006) melaporkan sebagian besar penelitian yang

mengungkapkan ekonomi di dalam ergonomi hanya mengungkapkan intervensi

ergonomi hanya menguntungkan dalam meningkatkan keselamatan dan

produktivitas atau keduannya, dan tidak melaksanakan pencatatan lain dari

intervensi ergonomi yang dilaksanakan. Ada delapan aspek yang perlu

diperhatikan dalam memecahkan masalah dalam ergonomi yaitu nutrisi,

pemanfaatan tenaga otot, sikap kerja, kondisi lingkungan, kondisi waktu, kondisi

sosial, kondisi informasi, interaksi manusia mesin (Manuaba, 2003).

2.1.3 Ruang lingkup ergonomi

Ruang lingkup ergonomi sangat luas aspeknya. Hal ini meliputi teknik,

fisik, pengalaman psikis, anatomi (utamanya yang berhubungan dengan kekuatan

dan gerakan otot dan persendian), anthropometri, sosiologi, fisiologi (terutama

berhubungan dengan temperatur tubuh, oxygen up take, pols, dan aktivitas otot),

dan desain (Suhadri, 2008).

Page 21: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

7

2.1.4 Ergonomi partisipatori

Nagamachi (1993) mengungkapkan ergonomi partisipasi adalah pekerja

berpartisipasi aktif dengan semua pihak termasuk manajer untuk menerapkan

prinsip-prinsip dan pengetahuan ergonomi di tempat kerja untuk meningkatkan

kondisi kerja. Michele (2006) menjelaskan ergonomi partisipasi adalah

keterlibatan pengguna dan penyelenggara dalam mengidentifikasi dan

menganalisis permasalahan. Ergonomi partisipasi merupakan salah satu dari

komponen pendekatan ergonomi makro yang mampu meningkatkan keselamatan

dan kesehatan kerja (Imada, 1993).

Menurut Manuaba (1999; 2001) ergonomi partisipasi adalah keterlibatan

mental dan emosi setiap orang dari suatu kelompok yang mendorong mereka

untuk berkontribusi dan bertanggung-jawab untuk mencapai tujuan bersama. Ada

tiga ide penting dalam hal ini yaitu: keterlibatan (involvement), kontribusi

(contribution) dan tanggung jawab (resposibility).

Menurut Well (2002) ergonomi partisipasi adalah suatu proses dan sistem

yang melibatkan semua pihak dalam perencanaan dan kontrol dengan seluruh

kemampuan kerja, dan pengetahuan untuk meningkatkan tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan yang ingin dicapai memiliki beberapa keuntungan yaitu:

meningkatkan efektivitas, gampang dalam penerapan, meningkatkan komunikasi

antar pekerja, menurunkan resiko faktor psikis.

Menurut pemahaman total quality management yang dimaksud dengan

partisipasi total adalah mengusahakan partisipasi total dari seluruh pimpinan

puncak, staf dan karyawan pada semua tingkat hirarki perusahaan dan seluruh

kemampuan dari setiap karyawan perusahaan harus dimanfaatkan secara optimal

apabila menghendaki perbaikan terus menerus untuk memenuhi kepuasan

konsumen (Ibrahim,1997).

Kegiatan operasi penangkapan ikan adalah kegiatan yang memerlukan

persiapan yang matang dalam waktu relatif lama. Jika tidak dipersiapkan dan

dilakukan dengan baik sering menimbulkan berbagai masalah seperti:

ketidakefektifan waktu kerja, kebosanan, stres akibat kerja dan kelelahan.

Ergonomi partisipatori menjadi suatu kajian yang menarik dan banyak

didiskusikan dalam mengelola suatu aktivitas di tempat kerja (Manuaba, 2001).

Page 22: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

8

Ergonomi partisipatori dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk

melalui perbaikan kondisi kerja terkait dengan pemanfaatan dan penggunaan alat-

alat kerja. Partisipasi adalah pelibatan fisik, mental, emosi, pikiran dan perilaku

seseorang di dalam situasi kegiatan kelompok dan mengupayakan agar setiap

orang berkonstribusi sama dalam menentukan hasil kelompok dan dalam

menyampaikan tanggapannya (Manuaba, 2001). Ergonomi partisipatori

merupakan partisipasi aktif seseorang dengan menempatkan ergonomi sebagai

acuannya. Pertimbangan pendekatan secara holistik dan mengupayakan agar

seseorang dalam aktivitasnya selalu sehat, aman, nyaman, efektif dan efisien,

sehingga tercapai produktivitas yang setinggi-tingginya.

Absensi karena sakit dapat diturunkan dan kesehatan secara psikologis dapat

ditingkatkan jika dilakukan pelatihan dan pendekatan organisasi dengan jalan

meningkatkan partisipasi seseorang dalam mengambil kebijakan dan pemecahan

masalah. Operasi penangkapan ikan yang dilakukan dalam waktu yang relatif

panjang dengan aktivitas yang sangat padat, maka sangat tepat menerapkan

ergonomi partisipatori agar pekerjaan bisa dilakukan secara efektif dan efisien

serta para pelaku kegiatan tetap dalam keadaan nyaman, sehat dan produktif

(Artayasa, 2010).

Oleh karena itu, partisipasi dari semua pihak sangat menentukan dalam

pemecahan masalah, serta pembentukan tim untuk mendukung pelaksanaannya

sangat diperlukan. Jika dipandang dari sudut manajemen mutu terpadu tugas tim

ini adalah membuat rencana (plan), mengerjakan atau melaksanakan (do),

mengevaluasi (check), serta menindaklanjuti hasil dari evaluasi yang dilaksanakan

(act) (Ibrahim,1997).

2.1.5 Aplikasi ergonomi

Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja

selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Perlu

kemauan dan kerjasama yang baik dari semua pihak untuk dapat mencapai tujuan

tersebut. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga

yang bertanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai

peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja serta menjalin

Page 23: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

9

kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya

(DEPKES RI, 2010).

Penerapan ergonomi di segala sektor selalu mengikuti perkembangan jaman.

Partisipasi pemakai produk ergonomi, yang dalam hal ini biasanya tenaga kerja, di

dalam setiap keputusan mutlak harus didengarkan. Pendekatan semacam ini

dikenal dengan sebutan pendekatan ergonomi partisipasi, pendekatan ini akan

lebih berhasil jika dilakukan dengan cara bersistem (systemic), menyeluruh

(holistic), interdisipliner (interdisciplinary) (Manuaba, 1999).

Kesimpulan makalah yang disampaikan dalam seminar Nasional Ergonomi

di Surabaya tahun 1999, oleh pakar ergonomi Manuaba, pendekatan dalam

ergonomi yang mengandung unsur: bersistem (systemic), menyeluruh (holistic),

interdisipliner (interdisciplinary) serta partisipasi (participation) dikemas dalam

suatu bentuk yang disebut dengan sebutan SHIP.

1) Sistemik diartikan sebagai pendekatan bersistem, dimana semua usaha

perbaikan atau pemecahan masalah yang ada akan mempengaruhi pekerja,

pekerjaan, tempat, waktu pelaksanaan pekerjaan serta akan mempengaruhi

sektor pembiayaan. Segala sesuatu yang berkaitan harus diperhitungkan

dengan seksama. Hal ini dapat diupayakan dengan cara mempertimbangkan

prinsip-prinsip ergonomi, dalam penggalian, proses, pemecahan, serta dalam

pelaksanaan dari pemecahan masalah yang ada;

2) Holistik adalah intervensi yang akan digunakan untuk memecahkan masalah

harus dikaji lagi dari beberapa sistem yang punya hubungan signifikan dan

relevan. Intervensi yang dilakukan harus dipertimbangkan secara teknis,

ekonomis, ergonomi dan sosiobudaya bisa dipertanggungjawabkan, hemat

energi dan tidak merusak lingkungan, serta intervensi yang diterapkan tidak

sampai menimbulkan masalah baru setelah program dilaksanakan;

3) Interdisipliner berarti dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh para

pekerja memanfaatkan secara maksimal analisis dari disiplin yang terkait.

Penelitian ini akan dibentuk tim kerja yang terdiri atas: pekerja sebagai

pemakai teknologi yang akan digunakan, ergonom, desainer serta disiplin lain

yang terkait dengan permasalahan yang ada. Tugas dari tim kerja adalah

Page 24: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

10

menggali permasalahan yang ada, merencanakan, melaksanakan,

mengevaluasi serta melaksanakan hasil evaluasi yang dihasilkan; dan

4) Partisipasi artinya keterlibatan setiap individu atau tim, diharapkan tidak

hanya fisik saja tetapi juga pikiran dan perasaan. Selanjutnya didapatkan

suatu hasil pemecahan masalah yang optimal, sistem kerja dan produk yang

manusiawi, berkualitas, kompetitif dan lestari sesuai dengan keinginan semua

pihak. Pekerja dilibatkan secara aktif dalam memecahkan masalah serta

mendiskusikan waktu, jenis, cara terbaik dalam penerapan, jumlah serta biaya

intervensi yang dilaksanakan.

2.1.6 Pelatihan ergonomi

Menurut Suhadri (2008) pelatihan bidang ergonomi sangat penting. Ahli

ergonomi umumnya berlatar belakang pendidikan teknik, psikologi, fisiologi atau

dokter, meskipun ada juga yang dasar keilmuannya tentang desain dan manajer.

Akan tetapi semuanya ditujukan pada aspek proses kerja dan lingkungan kerja.

Metode ergonomi yang dijabarkan oleh Suhadri (2008), antara lain:

1) Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi

tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomi checklist dan

pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari

yang sederhana sampai kompleks;

2) Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat

diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak

pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan

demensi fisik pekerja; dan

3) Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya

dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan

siku, keletihan dan sakit kepala. Secara obyektif misalnya dengan parameter

produk yang ditolak, absensi sakit, dan angka kecelakaan.

Aplikasi/penerapan Ergonomi menurut Suhadri (2008) dibagi menjadi

beberapa jenis, antara lain:

1) Posisi kerja, terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana

kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.

Page 25: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

11

Posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu

secara seimbang pada dua kaki;

2) Proses kerja, para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan

posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Hal ini

dilakukan dengan membedakan ukuran anthropometri barat dan timur;

3) Tata letak tempat kerja, display harus jelas terlihat pada waktu melakukan

aktivitas kerja. Simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak

digunakan daripada kata-kata; dan

4) Mengangkat beban, bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni,

dengan kepala, bahu, tangan, dan punggung. Beban yang terlalu berat dapat

menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat

gerakan yang berlebihan.

(1) Menjinjing beban, beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang

ditetapkan ILO adalah sebagai berikut:

- Laki-laki dewasa 40 kg;

- Wanita dewasa 15-20 kg;

- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg; dan

- Wanita (16-18 th) 12-15 kg.

(2) Organisasi kerja, pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :

- Alat bantu mekanik diperlukan kapan pun;

- Frekuensi pergerakan diminimalisasi;

- Jarak mengangkat beban dikurangi;

- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan

mengangkat tidak terlalu tinggi; dan

- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.

(3) Metode mengangkat beban, semua pekerja harus diajarkan mengangkat

beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang

didasarkan pada dua prinsip :

- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung;

- Memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.

Page 26: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

12

Metode ini termasuk 5 faktor dasar, yaitu: posisi kaki yang benar;

punggung kuat dan kekar; posisi lengan dekat dengan tubuh; mengangkat

dengan benar; menggunakan berat badan.

(4) Supervisi medis, Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi

medis teratur.

- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban

kerjanya;

- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan

pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan; dan

- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada

wanita muda dan yang sudah berumur.

Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi

kelelahan/fatique. Hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis

kelelahannya. Beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :

1) Kelelahan fisik

Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat

dikompensasi dan diperbaiki performanya seperti semula. Kalau tidak terlalu

berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.

2) Kelelahan yang patologis

Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-

tiba dan berat gejalanya.

3) Psikologis dan emotional fatique

Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan merupakan sejenis

“mekanisme melarikan diri dari kenyataan” pada penderita psikosomatik.

Semangat yang baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya di

tempat kerja.

Upaya kesehatan kerja dalam mengatasi kelelahan, meskipun seseorang

mempunyai batas ketahanan, akan tetapi beberapa hal di bawah ini akan

mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya terjadi :

1) Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia, pencahayaan dan ventilasi harus

memadai dan tidak ada gangguan bising;

Page 27: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

13

2) Jam kerja sehari diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup

saat makan siang;

3) Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor;

4) Tempo kegiatan tidak harus terus menerus;

5) Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin, kalau

memungkinkan;

6) Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam peningkatan semangat

kerja;

7) Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja; dan

8) Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja.

Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya: pekerja

remaja, wanita hamil dan menyusui, pekerja yang telah berumur, pekerja shift,

migran. Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan

atau zat adiktif lainnya perlu diawasi.

Pemeriksaan kelelahan merupakan tes kelelahan tidak sederhana, biasanya

tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan

mata serta kecepatan mendeteksi sinyal atau pemeriksaan pada serabut otot secara

elektrik. Persoalan yang terpenting adalah kelelahan yang terjadi apakah ada

hubungannya dengan masalah ergonomi, karena mungkin saja masalah ergonomi

akan mempercepat terjadinya kelelahan.

2.2 Panduan Keselamatan (Safety Guide)

Tujuan dari pedoman keselamatan adalah untuk memberikan petunjuk

dalam perhitungan sederhana demi memastikan bahwa kapal-kapal yang tersebut

memenuhi kesepakatan pedoman keselamatan dengan standar internasional

(www.doa.state.wi.us). Kelompok target yang harus bekerjasama untuk

meninimalisir kecelakaan terdiri atas:

1) Pendesain kapal

Pembuatan grand design kapal.

2) Pembuat kapal

Kualitas yang baik untuk konstruksi dan peralatannya.

3) Pemilik kapal

Page 28: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

14

Kepedulian pada keamanan ABK dan perawatan kapal dan peralatannya.

4) Anak buah kapal (ABK)

Operasi penangkapan ikan yang aman dan pemeliharaan yang baik.

5) Petugas pemerintah

Bertanggung jawab merancang peraturan baru tentang keamanan untuk

peraturan pengawasan termasuk juga pelaksanaan peraturan.

Kapal penangkap ikan adalah kapal yang memiliki resiko kecelakaan di laut

yang cukup tinggi. Kecelakaan di laut dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:

1) Kapal terbalik

Aktivitas detail di atas kapal penangkap tuna rendahnya stabilitas, muatan

yang terlalu berat di atas dek, dan air yang tertampung di dek.

2) Tenggelam

Konstruksi dan perawatan yang buruk.

3) Hanyut

Pemasangan dan perawatan mesin yang buruk, kurang bahan bakar dan

kurangnya pengalaman menangani masalah.

4) Tubrukan

Buruknya lampu navigasi dan ABK yang lelah.

5) Kebakaran

Buruknya pemasangan mesin dan kompor.

6) Kecelakaan kerja

Dek licin atau mesin yang tidak dilindungi dan ABK yang lelah.

Tidak ada satupun yang ingin mengalami kecelakaan kerja. ABK dan

seluruh staf berusaha untuk meminimalisir resiko/ kecelakaan. Analisis yang

seharusnya dilakukan oleh pihak pemilik kapal:

1) Dipilih pekerjaan dengan resiko tinggi untuk cedera di tempat kerja atau sakit;

2) Dipilih karyawan yang berpengalaman yang bersedia untuk diamati yang

melibatkan karyawan dan atasan langsung pada proses analisis;

3) Mengidentifikasi dan merekam setiap langkah yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas. Digunakan kata kerja tindakan (yaitu pick up, nyalakan)

untuk menggambarkan setiap langkah;

Page 29: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

15

4) Semua bahaya aktual atau potensial keselamatan dan kesehatan yang

berhubungan dengan tugas masing-masing diidentifikasi; dan

5) Menentukan dan mencatat tindakan yang disarankan atau prosedur untuk

melakukan setiap langkah yang akan menghilangkan atau mengurangi bahaya.

Ditinjau dari Job Safety Analysis (JSA), hasil yang didapatkan adalah suatu

metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mencatat

antara lain (www.doa.state.wi.us):

1) Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan pekerjaan tertentu;

2) Kemungkinan/ potensial keamanan dan bahaya kesehatan yang berkaitan

dengan setiap langkah; dan

3) Tindakan/ prosedur yang disarankan yang akan menghilangkan/ mengurangi

bahaya dan resiko cedera di tempat kerja.

Kegiatan penangkapan ikan adalah kegiatan yang sangat berbahaya dengan

resiko kecelakaan yang sangat tinggi. Data menunjukkan bahwa sering kali kapal

sederhana menangkap ikan jauh ke laut lepas.

2.3 Kapal Penangkap Tuna

2.3.1 Deskripsi kapal penangkap tuna

Kapal penangkap tuna (longliner) adalah kapal yang memiliki alat tangkap

rawai (longline) dan alat bantu line hauler yang digunakan untuk menangkap ikan

tuna di laut bebas (Djaka et al, 1989). Fyson (1985) menyatakan kapal penangkap

tuna dibangun dengan konstruksi yang disesuaikan dengan bentuk, cara

penggunaan alat tangkap dan daerah penangkapannya.

Kapal penangkap tuna mudah dikenali karena bentuknya, yang ditandai

dengan gudang tempat alat penangkap di bagian buritan, mempunyai dek bawah

di bagian depan dengan bridge di bagian tengah (Simorangkir, 1982). Bagian

kanan depan terdapat line hauler dan jembatan bertangga untuk memudahkan

pengangkatan ikan ke atas. Setelah penarikan, gulungan tali ditempatkan pada

dek bagian muka bersama pelampung. Meja ikan hasil tangkapan diletakkan pada

bagian buritan tempat tali dipasang.

Menurut Fyson (1985), pada saat merencanakan dek kapal, pengaturan dan

penempatan deckhouse dan alat penangkap ikan sangat perlu diperhatikan.

Page 30: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

16

Berdasarkan distribusi kerja di atas dek kapal maka kapal dapat dibedakan

menjadi 5 area utama, yaitu:

1) Aft atau stern deck;

2) Dek samping;

3) Deck house;

4) Ruang kerja utama; dan

5) Fore deck.

Hal utama yang perlu diperhatikan dari penempatan area utama kapal adalah

pengoperasian alat tangkap, penyeleksian dan pembersihan ikan serta

penyimpanan hasil tangkapan. Harus dipertimbangkan mengenai kemampuan

olah gerak dari kapal dan alat tangkap, tipe dan lokasi alat bantu penangkap ikan.

Dalam mendesain kapasitas kapal diusahakan agar membuatnya memiliki

kemungkinan berat (ton displacement) dan panjang yang relatif kecil karena hal

itu akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap biaya produksi kapal dan

operasi kapal itu sendiri. Sangat penting untuk mempertimbangkan agar ruang

kapal cukup untuk palka, ruang mesin, tangki bahan bakar, tangki air tawar, ruang

ABK yang meliputi ruang provisi, perahu dan klinik kesehatan (Fyson, 1985).

Fyson (1985) juga menjelaskan bahwa penghitungan ruang untuk palka

tergantung pada tipe dan ukuran ikan, metode penyimpanan, suhu toleransi ikan

saat diangkut dalam kapal, periode penyimpanan dan perbandingan jumlah es dan

ikan yang dikehendaki. Ukuran ruang mesin tergantung dari tenaga yang

dihasilkan dan tipe mesin utama (main engine) dan mesin bantu (auxilary engine).

Kapasitas tangki bahan bakar ditentukan dari kebutuhan harian bahan bakar

dan jumlah hari melaut. Kapasitas tangki air tawar dapat diperkirakan dengan

menganggap konsumsi harian per awak kapal sekitar 10 – 14 liter, tergantung dari

lama trip dan kebiasaan. Ruang akomodasi ABK yang disediakan untuk tempat

kerja atau tempat tinggal dari ABK yang merupakan area yang cukup untuk

tempat tidur, meja dan bangku. Metode yang digunakan untuk penghitungan

tidaklah sederhana. Hasil penghitungan kemudian digunakan untuk

mempertimbangkan kapasitas dan pengaturan letak awak dan akomodasi kapal.

Perlu dipertimbangkan juga peletakan yang disesuaikan dengan bentuk kapal

sehingga trim dan stabilitas kapal dapat terjaga dengan baik (Fyson, 1985).

Page 31: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

17

2.3.2 Alat tangkap tuna longline

Longline berarti tali yang panjang, sesuai dengan konstruksi alat yang

berbentuk rangkaian tali-temali yang disambungkan sehingga merupakan tali

panjang dengan tali cabang yang berjumlah ratusan bahkan ribuan. Longline

dalam bahasa Indonesia biasa disebut rawai yang berasal dari bahasa Jawa,

“rawe” yang berarti sesuatu yang ujungnya bergerak bebas (Sadhori, 1985).

Menurut Direktorat Jenderal Perikanan (1997) rawai tuna merupakan rawai

yang khusus untuk menangkap ikan tuna . Pada saat pengoperasian, rawai tuna

dibiarkan hanyut dan terapung dekat permukaan perairan dalam jangka waktu

tertentu.

Longline merupakan alat tangkap yang efisien bahan bakar dan ramah

lingkungan serta dapat digunakan untuk menangkap ikan demersal maupun

pelagis (Sainsbury, 1996). Longline digolongkan Brandt (1984) ke dalam

kelompok alat tangkap line fishing. Tuna longline merupakan pengembangan

tehnik pada perikanan pancing (line fishing). Satu unit alat penangkapan ikan

Longline terdiri dari pelampung (float), tali pelampung (float line), tali utama

(main line) dengan sejumlah tali cabang yang berpancing (branch line). Tuna

longline adalah alat tangkap yang merupakan pengambangan teknik pada

perikanan pancing yang konstruksinya berbentuk rangkaian tali-temali yang

disambung-sambung sehingga merupakan tali yang panjang dengan ratusan

sampai ribuan tali cabang.

Dalam perikanan tuna longline dikenal istilah basket. Awalnya alat ini

merupakan satu kelompok alat yang berhubungan digabungkan menjadi satu dan

ditempatkan terpisah di dalam keranjang bambu. Bagian kelompok ini

dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk suatu rangkaian yang

panjangnya tergantung dari jumlah basket yang dipakai.

Perlengkapan penangkapan ikan (fishing equipment) adalah suatu alat yang

dipergunakan untuk menunjang keberhasilan dalam operasi penangkapan.

Mengenal fungsi alat bantu dengan baik diharapkan dapat menurunkan risiko

ketidak berhasilan usaha penangkapan ikan dan memperkecil nilai dari kegagalan.

Kondisi yang produktif untuk setiap perlengkapan berbeda satu dengan yang

Page 32: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

18

lainnya dan bersifat saling mendukung dalam perolehan hasil tangkapan. Alat

bantu dalam operasi penangkapan ikan tuna, antara lain:

1) Line hauler : penarik tali utama;

2) Line thrower : pelempar tali utama secara otomatis;

3) Conveyor belt : pemindahkan hasil tangkapan;

4) Branch line ace : penggulung dan penarik tali cabang;

5) Line arranger : penarik tali utama untuk masuk dan ditata;

6) Hoist : pengangkat dan menarik ikan-ikan besar keluar palka;

7) Radio buoy : pendeteksian rawai tuna yang pada waktu hauling;

8) Side roller : pengurang gesekan tali utama dengan dinding kapal;

9) Radio direction finder: pendeteksi posisi radio buoy pada rawai tuna;

10) Sekiyama stretcher : pelurus wire leader atau sekiyama;

11) Light buoy : pendeteksi rawai tuna pada saat cuaca buruk dan

gelap;

12) Takal atau block : pembantu menaikkan ikan-ikan besar yang

tertangkap;

13) Search light : penerangan mencari pelampung pada malam hari; dan

14) Ganco : pengangkat ikan dari suatu tempat ke tempat lain.

Line hauler merupakan alat bantu yang paling utama pada kapal penangkap

tuna. Penempatan alat ini adalah untuk keperluan hauling yang terletak pada

bagian haluan di lambung sebelah kanan kapal (Fyson, 1985).

Side roller berfungsi sebagai alat bantu line hauler dalam proses penarikan

pada saat hauling. Letaknya pada dinding kapal dan terletak di muka line hauler

dari arah hauling. Side roller digunakan untuk memudahkan line hauler dalam

menarik main line.

Branch line ace diletakkan pada sisi kanan dek utama kapal. Hal ini

dimaksudkan agar ketika branch line yang tidak terdapat hasil tangkapan dapat

dipisahkan dari main line dan digulung menggunakan branch line ace.

Penggunaan conveyor belt utamanya disebabkan karena lantai dek kapal

yang tidak rata. Alat bantu ini sangat penting diletakkan pada area hauling untuk

mengantarakan alat tangkap ke tempat penyimpanan alat tangkap. Posisinya

memanjang dari lambung kiri kapal ke lambung kanan kapal.

Page 33: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

19

Posisi line arranger terletak di sepanjang dinding kapal menuju line tank

(tangki tali utama atau blong) yang terletak pada bagian atas bangunan di atas dek.

Pada bagian belakang line tank terdapat line thrower yang menggunakan tenaga

hidraulik sebagai penggerak.

2.3.3 Metode penangkapan tuna longline

Pengoperasian alat tangkap tuna longline dilakukan dalam beberapa tahap.

Dimulai dari persiapan operasi penangkapan ikan, dilanjutkan dengan operasi

penangkapan ikan yang terdiri dari setting, drifting dan hauling sampai dengan

penanganan hasil tangkapan.

Sebelum berangkat ke fishing ground, dilakukan persiapan, yaitu

pemeriksaan mesin perahu, persiapan peralatan dan alat-alat bantu, persiapan

perbekalan dan persiapan surat-surat kapal. Setelah kapal tiba di fishing ground,

semua peralatan dipersiapkan di bagian buritan kapal dan masing-masing ABK

sudah siap di posisinya sesuai dengan tugas yang akan dilakukan.

1) Setting

Setting adalah penaburan tali utama yang diikuti dengan penebaran pancing

berumpan yang telah digantungkan pada tali utama secara berantai. Pada saat

setting, pelampung tanda yang dilengkapi dengan radio buoy diturunkan

terlebih dahulu, kemudian dilakukan penurunan main line dan branch line.

2) Drifting

Pada proses drifting, rawai yang telah diturunkan dibiarkan hanyut dalam

beberapa waktu, umumnya berlagsung kurang lebih 4 jam. Proses drifting

umumnya sering disebut dengan soaking period. Pada proses drifting ini, tuna

longline akan hanyut terbawa oleh arus, angin dan gelombang. Oleh karena

itu posisi tuna longline harus selalu diawasi dan pengawasan dilakukan secara

bergilir, sehingga sebagian ABK dapat beristirahat (Ayodhyoa, 1978).

3) Hauling

Hauling adalah penarikan kembali rawai dari rangkaian tali-temali setelah

proses drifting. Hauling dilakukan dari haluan kapal sebelah kanan dengan

tahap-tahap penaikan pelampung tanda yang dilengkapi radio buoy, kemudian

dilanjutkan dengan penaikan main line dan branch line sampai semua

terangkat ke atas kapal.

Page 34: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

20

3 METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April – Mei 2011. Penelitian dilakukan di

Dermaga Timur, Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Muara Baru,

Jakarta Utara.

3.2 Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah:

1) Kuesioner

2) Alat ukur

3) Alat tulis

Objek penelitian adalah kapal penangkap tuna KM Satelit milik PT. Carli

Wijaya Tuna di Dermaga Timur, Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam

Zachman, Jakarta Utara.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kerja

dan aktivitas (Job and Activity analysis). Metode ini ditujukan untuk menyelidiki

secara terperinci aktivitas, peralatan yang digunakan, cara kerja dan tata letak di

atas kapal. Metode ini termasuk dalam metode deskriptif yang digunakan untuk

meneliti sekelompok manusia, obyek, kondisi dan suatu sistem pemikiran (Nazir,

1988). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi yang sistematis

mengenai aktivitas dan aspek ergonomi pada aktivitas penangkapan tuna.

3.3.1 Jenis data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer terdiri atas aktivitas detail di atas

kapal, ukuran, cara kerja dan posisi peralatan yang digunakan, pendapat anak

buah kapal (ABK) mengenai kenyamanan kerja di atas kapal, kejadian yang

mengancam jiwa dalam operasi penangkapan ikan. Sebagai nara sumber utama

adalah para ABK dengan rincian seperti yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 35: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

21

Sementara itu, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa general

arrangement kapal penangkap tuna tersebut.

Tabel 1 Daftar narasumber utama

No Posisi narasumber Tugas

1 Kapten/ Nahkoda Mengemudikan kapal

2 Wakil kapten Mengemudikan kapal dan membantu

bosmen

3 Juru lapangan/ Bossmen Mengatur kerja di atas kapal

4 Juru mesin/ KKM/ Enginer Menjaga mesin tetap bekerja

5 Juru masak/ Koki Memasak makanan untuk ABK

6 Juru palka/ Kamar dingin Mengatur keseluruhan di palka

7 Anak buah kapal (ABK) Melempar dan menggulung branch

line dan main line

3.3.2 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian lapang yang dilakukan dengan observasi, wawancara,

pengukuran langsung dan dokumentasi pada objek yang diteliti. Data akan

dikumpulkan dengan menggunakan daftar pertanyaan yaitu kuesioner sebagai

pedoman wawancara kepada ABK tentang aktivitas di atas kapal, peralatan yang

mereka gunakan dan kenyamanan kerja selama operasi penangkapan ikan. Selain

itu, data juga akan diperoleh dengan mengukur dimensi alat dan antrophometri.

Dokumentasi dalam bentuk foto dan gambar dikumpulkan untuk memberikan

gambaran mengenai kondisi di lapangan. Sementara itu, general arrangement

digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah pemetaan alat dan aktivitas di

atas kapal. Rincian metode pengumpulan data, sumber dan jenis data

disampaikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Metode pengumpulan data, sumber dan jenis data

No Metode Sumber Jenis data

1 Observasi

- Kapal

- ABK

- Alat

- General arrangement

Data mengenai aktivitas detail,

ergonomi dan informasi tentang

kenyamanan kerja dari ABK.

2 Wawancara - ABK

Data mengenai aktivitas detail,

ergonomi dan informasi tentang

kenyamanan kerja dari ABK.

Page 36: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

22

Tabel 2 Metode pengumpulan data, sumber dan jenis data (lanjutan)

3 Pengukuran

langsung

- Kapal

- ABK

- Alat

- Posisi alat bantu yang berada

di kapal

- Posisi dan ukuran alat bantu

terhadap ABK (antrophometri)

- Dimensi alat

4 Dokumentasi

- Kapal

- ABK

- Alat

Gambar/ foto kapal, ABK dan

alat yang diperlukan

3.3.3 Metode pengolahan dan analisis data

Data yang diperoleh dari lapangan selanjutnya diolah dan dianalisis

berdasarkan metode deskriptif dengan analisis kerja dan aktivitas. Pengolahan

data dilakukan dengan tabulasi dan pembuatan gambar-gambar yang dibutuhkan

untuk analisis ergonomi.

Analisis data dilakukan dengan mengkaji jawaban dari narasumber terhadap

pertanyaan yang diajukan. Berdasarkan jawaban tersebut, dianalisis aktivitas di

atas kapal penangkap tuna. Deskripsi mengenai aktivitas di atas kapal diperkuat

dengan hasil observasi yang sudah dilakukan dan dokumentasi berupa foto.

Data mengenai ergonomi diperoleh dari pengukuran alat dan antropometri.

Data tersebut dianalisis dengan membandingkan standar ergonomi yang ada.

Berdasarkan pengkajian tersebut, dapat diketahui apakah kapal tersebut sudah

ergonomis atau belum dengan menggunakan metode ergonomi dengan tahap

diagnosis, yaitu melalui wawancara, observasi, pengukuran langsung dan

dokumentasi.

Hasil wawancara juga digunakan untuk menganalisis tingkat kenyamanan

ABK. Pada tahap ini dapat diketahui bagaimana tingkat kenyamanan ABK ketika

bekerja di atas kapal. Selain itu, digunakan JSA untuk menganalisis bagaimana

mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya

yang ada. Hasil analisis data tersebut selanjutnya dibahas. Pembahasan

dilakukan dengan mengacu pada standar ergonomi yang sudah diatur sebelumnya.

Page 37: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

23

3.4 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian disampaikan pada Gambar 1. Gambar ini merupakan

urutan penelitian dimulai dari penetapan tujuan sampai dengan penelitian hingga

mendapatkan kesimpulan.

Gambar 1 Tahapan penelitian.

Page 38: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

24

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran umum kapal penangkap tuna di PPSNZJ

Berdasarkan Buku Statistik Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam

Zachman Jakarta Tahun 2010, armada kapal perikanan yang masuk di Pelabuhan

Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta (PPSNZJ) berjumlah 3.276. Angka

ini mengalami penurunan sebesar 7% dari tahun sebelumnya karena faktor

kenaikan biaya produksi yang tidak seimbang dengan jumlah hasil tangkapan

yang diperoleh menurut survey dari pihak UPT PPSNZJ. Jenis alat tangkap yang

mendominasi di pelabuhan tersebut adalah alat tangkap tuna longline yaitu

berjumlah 792 unit atau 24% dari jumlah kapal keseluruhan yang masuk di

pelabuhan tersebut. Ditinjau dari GT (Gross Tonnage)-nya, kapal yang

mengoperasikan alat tangkap tuna longline tersebut memiliki ukuran GT yang

bervariasi yaitu antara 26 – 594 GT. Jumlah kapal penangkap tuna yang masuk

pada tahun 2010 didominasi kapal yang berukuran 21 – 30 GT sebanyak 33%,

101 – 200 GT sebanyak 31%, 51 – 100 GT sebanyak 23% dan 31 – 50 GT

sebanyak 7%. Objek penelitian ini adalah kapal tuna longline ukuran 50 – 70 GT.

Alat tangkap tuna longline sendiri terdiri dari main line yang terangkai

dengan pelampung, radio buoy dan branch line yang merupakan tali cabang dari

main line. Branch line terangkai dengan hook yang dilengkapi dengan kail,

umpan dan kili-kili. Jumlah hook dapat mencapai ± 2.000 mata kail dengan

panjang branch line mencapai ±50 meter dan total panjang rawai dapat mencapai

± 200 kilometer bergantung pada ukuran kapal. Pada saat pengoperasian alat

tangkap tuna longline dilengkapi dengan radio buoy yang berfungsi untuk

mendeteksi keberadaaan rangkaian alat tangkap tuna longline.

Dalam rangka meningkatkan produktivitas dan efektivitas, idealnya kegiatan

operasi penangkapan tuna memerlukan alat bantu seperti line hauler, line thrower,

belt conveyor, branch line ace, line arranger, hoist, radio buoy, side roller, radio

direction finder, sekiyama stretcher, light buoy, takal atau block, search light dan

ganco. Namun, beberapa kapal penangkap tuna yang di PPNZJ ini tidak

menggunakan alat bantu yang disebutkan di atas. Kapal ini hanya memiliki line

Page 39: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

25

hauler atau penarik tali utama, side roller, light buoy, takal ganco, radio buoy dan

radio direction finder saja.

Pengoperasian alat tangkap yang bersifat pasif ini terdiri atas 3 tahap, yaitu,

setting, drifting dan hauling. Setting merupakan kegiatan penurunan pelampung

tanda, tali pelampung dan tali utama kemudian tali cabang dan mata pancing yang

diberi umpan, begitu seterusnya sampai rangkaian habis. Drifting merupakan

perendaman rangkaian tuna longline dengan membiarkannya hanyut selama 4 – 5

jam. Hauling dilakukan dengan menaikkan pelampung tanda, tali pelampung

kemudian pancing sampai semua rangkaian habis terangkat ke atas dek. Kegiatan

tersebut dilakukan 1 kali dalam sehari oleh ABK kapal yang umumnya berjumlah

14 – 20 orang. Keseluruhan trip penangkapan dapat berlangsung antara 2 – 8

bulan, tergantung ukuran kapalnya.

Alat tangkap seperti alat tangkap tuna longline ini tergolong pasif, yaitu

dengan menunggu umpan dimakan oleh mangsanya. Oleh karena itu sebaiknya

digunakanlah umpan yang tergolong atraktif yang memiliki sisik ikan yang

mengkilat dan tulang punggung yang kuat. Umpan yang biasa digunakan bukan

umpan buatan melainkan umpan sungguhan, antara lain: ikan lemuru (Sardinella

sp.), ikan layang (Decapterus sp.), ikan kembung (Rastreliger sp.) atau ikan

bandeng (Chanos chanos).

Ukuran kapal menentukan jumlah hari dilakukannya trip penangkapan.

Satu trip penangkapan berkisar selama 2 – 8 bulan dengan 1 – 6 bulan efektif

operasi. Waktu yang diperlukan untuk perjalanan dan pencarian fishing ground

masing-masing adalah ± 3 hari. Tiap harinya dilakukan trip sebanyak 1 kali

setiap harinya dengan rata-rata setting, drifting dan hauling masing-masing

dilakukan selama 6 jam. Trip dilakukan setiap hari kecuali pada hari jumat.

Musim puncak terjadi pada bulan September – Desember, musim sedang pada

bulan Mei – Agustus dan musim paceklik pada bulan Januari – April.

Daerah penangkapan tuna bergantung pada penyebaran ikan tuna.

Penyebaran ikan tuna di Indonesia berada di laut lepas sampai ke perairan

samudera seperti di timur Samudera Hindia (barat Pulau Sumatera dan selatan

Pulau Jawa), perairan Sulawesi, perairan Flores, dan utara Papua. Penentuan

daerah penangkapan ikan dilakukan dengan cara lama yaitu dengan

Page 40: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

26

mengandalkan pengalaman yang ada ataupun langsung menuju ke lokasi yang

sudah dipasang rumpon. Kapal sudah dilengkapi dengan sistem autopilot untuk

mencapai daerah penangkapan. Kapten kapal hanya perlu memasukkan koordinat

atau lokasi penangkapan ikan dan kapal akan bergerak dengan sendirinya menuju

posisi tersebut. Teknologi dalam penentuan daerah penangkapan ikan saat ini

masih kalah dengan kapal-kapal asing yang telah menggunakan fish finder dengan

jangkauan radar yang luas.

Hasil tangkapan dari kapal penangkap ikan yang didaratkan di PPSNZJ

adalah madidihang, tuna mata besar, albakora, ikan pedang, cakalang dan gindara.

Sebagian besar hasil tangkapan tersebut diekspor ke Jepang, Cina, Singapura,

Taiwan dan Korea. Hasil produksi ikan di PPSNZ menurut jenis alat tangkap tuna

longline pada bulan Januari – Maret 2011 disampaikan pada Lampiran 1.

Mutu hasil tangkapan sangat menentukan nilai jual ikan khusus untuk ikan

ekspor. Oleh karena itu, penanganan hasil tangkapan yang benar menjadi faktor

penentunya. Penanganan hasil tangkapan dilakukan di atas kapal sesaat setelah

ikan tertangkap. Berdasarkan hasil wawancara dengan kapten KM Satelit,

penanganan hasil tangkapan tuna kapal tuna longline di PPSNZJ sudah

memenuhi standar penanganan mutu ikan ekspor yang diingikan oleh para

eksportir.

Tuna yang tertangkap harus segera dibunuh untuk mengurangi tingkat stres

pada tuna. Hal ini dilakukan dengan cara merusak syaraf pusat. Pembunuhan

ikan melibatkan 2 orang ABK atau yang khusus menangani masalah penanganan

ikan. Pembunuhan dilakukan dengan menahan dan memegang kepala ikan dan

badan ikan. Paku pembunuh ditancapkan ke kepala ikan dengan sasaran

sepanjang pusat syaraf otak di belakang mata sedalam 5 – 10 cm dan paku

diputar-putar untuk merusak otak ikan tersebut sehingga ikan lebih cepat mati

kemudian didinginkan sehingga kesegaran dapat dipertahankan. Insang, isi perut

dan kotoran dibuang. Pembersihan dilakukan dengan mengguyur ikan dan

menyikatnya dengan sikat. Lendir yang menempel di kulit juga harus dibersihkan

mengunakan sikat yang lebih lunak yang digosokkan dengan gerakan satu arah

dari kepala ke ekor untuk meminimalisir terlepasnya sisik ikan. Setelah ikan

bersih, ikan tersebut dimasukkan ke dalam palka.

Page 41: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

27

4.1.2 Kondisi umum KM Satelit

Penelitian dilakukan pada kapal penangkap tuna KM Satelit milik Apong

dari PT. Carli Wijaya Tuna. Kapal longline berbahan dasar kayu ini melakukan

bongkar hasil tangkapan di dermaga timur, transit 24 sebagai tempat penyetoran

ikan, Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman Jakarta.

Spesifikasi kapal disampaikan pada Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3 Spesifikasi KM Satelit

No Spesifikasi Ukuran Satuan Keterangan

1 Panjang (LOA) 26,25 Meter -

2 Lebar (B) 6 Meter -

3 Draft (d) 4 Meter -

4 Kecepatan 8 – 10 Knot -

5 ABK 16 Orang -

6 Gross tonnage 60 GT -

7 Mesin 180 PK Nissan RE

8 Mesin bantu 22 / 2 x 75 PK / KVA Mitsubisi

9 Waktu operasi 7 Bulan -

10 Palka 3 x 3 x 4

3 x 3 x 2 Meter

4 buah

1 buah

Kapal penangkap tuna ini memiliki area dek untuk kegiatan hauling yang

cukup luas yaitu 7,5 m x 6 m. Luas area setting kapal penangkap tuna ini adalah

2,5 m x 6 m untuk memungkinkan pengoperasian tuna longline pada saat setting.

GA KM Satelit disampaikan pada Lampiran 2. Kapal dengan spesifikasi ini

merupakan kapal penangkap tuna yang paling banyak digunakan oleh perusahaan

penangkapan ikan di PPSNZ Jakarta.

Berdasarkan bentuk kasko kapalnya, lambung kapal pada bagian haluan

berbentuk V. Semakin ke tengah, cenderung membentuk round dan semakin ke

belakang membentuk U. Bentuk kasko kapal yang dimiliki kapal jenis ini

memungkinkan kapal bergerak dengan bebas dan leluasa.

Pembagian ruangan di bawah dan atas dek relatif sama pada beberapa kapal

yang lain. Ruangan di bawah dek terdiri atas cold storage atau palka ikan yang

dilengkapi dengan refrigerator, palka umpan, ruang simpan bahan makanan,

ruang mesin (mesin utama dan mesin bantu), genset, tangki bahan bakar, dan

tangki air tawar. Mesin bantu ini digunakan untuk keperluan penggunaan freezer,

dinamo, lampu dan alat-alat elektronik lainnya. Susunan posisi disampaikan pada

Page 42: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

28

Gambar 4. Ruangan di atas dek terdiri atas ruang kemudi, ruang tidur kapten,

ruang tidur ABK dan gudang alat tangkap serta tempat melakukan setting dan

hauling.

Kapal berukuran 60 GT ini melakukan trip penangkapan selama 7 bulan

dengan 5 bulan efektif operasi. Waktu yang diperlukan untuk perjalanan menuju

dan berpindah ke fishing ground lain masing-masing selama ±3 hari. Tiap

harinya dilakukan setting pada pukul 6.00 – 12.00, drifting pada pukul 12.00 –

18.00 dan hauling pada pukul 18.00 – 02.00. Sama halnya kapal penangkap tuna

yang lain, operasi penangkapan dilakukan setiap hari kecuali pada hari jumat.

Musim puncak terjadi pada bulan Agustus – Desember, musim sedang pada bulan

Mei – Juli dan musim paceklik pada bulan Januari – April.

Komponen alat penangkap tuna dari kapal ini dibagi menjadi beberapa

bagian seperti disampaikan pada Tabel 4 berikut dengan ukuran dan bahannya.

Tabel 4 Bagian alat tangkap

No Bagian Ukuran Bahan

1 Main line 1.200 mm Nylon

2 Branch line 800 mm Nylon

3 Pelampung (buoy) 20 buah Plastik

4 Radio buoy 9 buoy Sterofoam

5 Kili-kili 2 x 1.500 buah Besi

6 Kail 1.500 buah Besi

Alat bantu yang ada di kapal penangkap tuna ini terdiri atas line hauler atau

penarik tali utama, side roller, light buoy, ganco, radio buoy dan radio direction

finder. Peralatan bantu navigasi terkonsentrasi di ruang kemudi. Peralatan bantu

tersebut antara lain kompas, Autopilot Marol tipe CB-18 GPS, hand GPS dan

beberapa peralatan navigasi konvensional seperti peta, penggaris, busur dan alat

tulis yang terlihat seperti tidak pernah digunakan lagi dalam waktu yang cukup

lama. Pembagian fasilitas yang diperlukan dalam penangkapan tuna dibagi

menjadi 2, antara lain fasilitas setting dan fasilitas hauling. Adapun penjelasan

dari fasilitas tersebut sebagai berikut:

Page 43: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

29

1. Fasilitas setting

(1) Meja setting berfungsi untuk meletakkan umpan yang akan dipakai

(2) Bak branch line berfungsi sebagai wadah tempat menaruh/ mengambil

branch line

(3) Blong berfungsi sebagai bak penggulung main line

(4) Snap berfungsi untuk mengaitkan branch line dan main line

2. Fasilitas hauling:

(1) Line hauler berfungsi sebagai alat bantu penarik main line

(2) Side roller berfungsi untuk mengurangi gesekan main line dan dinding

kapal

(3) Ganco berfungsi untuk mengangkat ikan hasil tangkapan

(4) Cakram berfungsi untuk mengangkat ikan berukuran besar

(5) Sikat berfungsi untuk membersihkan lendir ikan

Kapal penangkap tuna ini melakukan operasi penangkapan ikan tuna di

Indonesia bagian barat yaitu di timur Samudera Hindia (barat Pulau Sumatera dan

selatan Pulau Jawa). Dibutuhkan 3-5 hari dari pelabuhan terdekat untuk menuju

ke fishing ground.

4.2 Aktivitas di Atas Kapal Penangkap Tuna

4.2.1 Gambaran aktivitas di atas kapal

Operasi penangkapan ikan tuna menggunakan alat tangkap tuna longline

dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu persiapan, operasi yang meliputi setting,

drifting dan hauling, pasca operasi dan istirahat. Kegiatan tersebut terkonsentrasi

di beberapa bagian ruang kerja seperti:

1) Wheel house sebagai tempat istirahat dan juga lokasi ruang kemudi;

2) Buritan sebagai tempat pembuangan pancing (setting), tempat radio buoy,

tempat penyimpanan blong branch line, tali pelampung dan pelampung; dan

3) Haluan sebagai tempat penarikan pancing (hauling), tempat penyimpanan

blong main line dan radio buoy.

Gambar pemetaan posisi alat tangkap di dek atas, alat bantu dan pembagian

area tampak atas, disampaikan pada Lampiran 3. Pembagian tugas dalam kapal

penangkap tuna KM Satelit disampaikan pada Tabel 5 di bawah ini:

Page 44: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

30

Tabel 5 Pembagian tugas di kapal penangkap tuna KM Satelit

No Posisi Jumlah Tugas

1 Kapten/ Nahkoda 1 Mengemudikan kapal

2 Wakil kapten 1 Mengemudikan kapal dan

membantu bosmen

3 Juru lapangan/ Bossmen 2 Mengatur kerja di atas kapal

4 Juru mesin/ KKM/ Enginer 3 Menjaga mesin tetap bekerja

dengan baik

5 Juru masak/ Koki 2 Memasak makanan untuk ABK

6 Juru palka/ Kamar dingin 3 Mengatur keseluruhan di palka

7 ABK 6 Melempar dan menggulung

branch line dan main line

4.2.2 Persiapan

Kapten membagi seluruh jumlah ABK menjadi dua shift dalam pengerjaan

tugas dan keseluruhan kegiatan di atas kapal kecuali KKM bertugas menjaga

mesin tetap berkerja dengan baik, koki bertugas memasak makanan untuk ABK

dan kapten bertugas mengemudikan kapal untuk menjaga agar main line tetap

berada pada jalur yang diinginkan. Setiap shift pekerjaan dilakukan secara

bergantian. Pergantian dilakukan setiap ± 3 jam pada saat setting dan hauling.

Kegiatan yang dilakukan pada saat persiapan adalah menyiapkan alat yang

mencakup:

1) Kail dan snap untuk cadangan jika ada kail atau snap yang rusak ataupun

terlepas dari branch line;

2) Branch line yang terangkai dengan kail, kili-kili dan snap;

3) Main line dalam sebuah blong besar;

4) Umpan pada wadah (biasanya ember) yang sudah dipersiapkan yang

jumlahnya lebih dari atau sama dengan jumlah mata pancing; dan

5) Radio buoy dan pelampung yang diambil dari haluan tengah.

Kapten/nahkoda di ruang kemudi mempersiapkan kapal untuk menuju

fishing ground dimana pernah dilakukan operasi penangkapan ikan sebelumnya.

GPS dengan auto pilot digunakan untuk memudahkan perjalanan menuju fishing

ground. Sementara ABK lain yang tidak bertugas dalam shift ini dapat

beristirahat di wheel house sampai nanti giliran untuk melakukan setting tiba.

Page 45: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

31

4.2.3 Operasi Penangkapan Ikan Tuna

1) Kegiatan Setting

ABK berada pada posisi yang sudah disepakati sesuai dengan tugas dan

shift-nya. Kapal berada pada kecepatan yang cukup rendah untuk mengurangi

ketegangan tali sehingga tali tidak terpelintir dan tidak terbelit pada main line,

yaitu pada kecepatan 2 – 5 knot, bergantung pada keadaan angin yang ada di

perairan tersebut. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar branch line tetap

berada diposisinya dan tidak merapat ke main line. Pertama-tama pelampung

dan pelampung tanda (pelampung dengan tiang dan bendera) diturunkan

beserta dengan tali pelampung. Kemudian diikuti dengan tali utama dan tali

cabang beserta mata pancing yang sudah dikaitkan dengan umpannya. Begitu

seterusnya sampai tali utama dalam satu blong habis yang ditandai dengan

pelampung tanda, kemudian disambungkan dengan tali utama berikutnya dari

blong kedua menggunakan tali penyambung.

Setting dilakukan oleh 5 orang, dengan rincian tugas sebagai berikut:

ABK ke-1: Pemasang umpan dan pelempar branch line.

ABK ke-2: Pemasang snap atau penjepit dari tali cabang dan tali pelampung

ke main line sekaligus melempar pelampung.

ABK ke-3: Penaruh umpan dan mata kail, menyiapkan umpan dan kebutuhan

teman lainnya.

ABK ke-4: Penyusun tali cabang dan tali pelampung, menyiapkan

pelampung.

ABK ke-5: Pemasang dan penyambung pelampung radio buoy dan light buoy

pada main line sekaligus melempar.

Setting dapat dimulai setelah seluruh peralatan yang diperlukan dalam

kegiatan setting berada ditempatnya seperti bak umpan, bak branch line dan

blong main line. Pembagian kerja setting dilakukan sebagai berikut, dimulai

dari ABK ke-1 melakukan pekerjaannya dan melempar branch line ke arah

barat daya (untuk haluan ke arah utara) atau arah 180o

– 270o terhadap haluan

kapal dan pekerjaan ABK ke-2 dilakukan pada saat yang sama, begitu pula

dengan kegiatan ABK ke-5. ABK ke-2 bertugas pula untuk menghitung jarak

dalam depa antar branch line sepanjang 30 depa. Begitu seterusnya sampai 11

Page 46: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

32

branch line terpasang, kemudian setelah 20 pelampung atau 4 blong, dipasang

1 buah buoy. Pada pemasangan radio buoy yang terakhir atau yang ke-7

dipasang lampu (light bouy). ABK ke-3 dan ke-4 bertugas untuk melakukan

tugasnya untuk mempersiapkan beberapa keperluan setting pada saat ABK ke-

1, 2 dan 5 bekerja.

ABK yang lain menunggu gilirannya atau yang biasa mereka sebut

dengan a-plus atau melayani kebutuhan temannya yang sedang melakukan

setting. Pergantian pekerja dalam melakukan setting biasanya dilakukan

setiap pergantian 2 blong (gulungan main line) yang dilakukan dalam selang

waktu sekitar 3 jam tergantung pada ada atau tidaknya masalah yang terjadi

pada saat setting seperti kusutnya main line atau branch line.

Setelah dilakukan proses setting, ABK menyusun kembali peralatan

yang digunakan untuk setting. Hal ini dilakukan agar ABK dapat segera

beristirahat, sehingga pada proses hauling nanti tidak ada peralatan yang

masih berantakan dan mengganggu proses kerja (hauling). Seluruh ABK

diharapkan beristirahat sehingga kembali memiliki tenaga yang cukup untuk

melakukan hauling. Beberapa ABK diharuskan berjaga untuk menjaga

longline yang sedang dioperasikan menggunakan Radio Direction Finder

(RDF). Pada saat proses setting berlangsung, KKM yang bertugas jaga hanya

bertanggung jawab atas pengoperasian mesin kapal dan tidak mengikuti

kegiatan setting. Seluruh kegiatan setting dilakukan di buritan kapal.

2) Kegiatan Drifting

Setelah setting selesai, dilanjutkan dengan proses drifting selama 4 – 6

jam dengan harapan umpan yang telah dipasang pada kail dimakan oleh ikan

sasaran tangkap. Setelah menyelesaikan seluruh kegiatan dan aktivitas

setting, ABK langsung membersihkan dan merapikan dek kapal dan area yang

digunakan pada saat setting. ABK bersiap untuk melakukan hauling atau

penarikan pancing. ABK yang mendapat giliran setting terakhir dapat

beristirahat.

Kegiatan ABK pada saat drifting adalah istirahat yang terkonsentrasi di

ruang tidur. Istirahat diperlukan untuk mempersiapkan diri dan

Page 47: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

33

mengumpulkan tenaga untuk hauling. ABK diberikan tugas jaga

menggunakan Radio Direction Finder (2-3 orang).

Beberapa ABK terkonsentrasi di buritan kapal untuk pemasangan meja

setting, mempersiapkan umpan dan alat tangkap. Mereka juga melakukan

perbaikan pada branch line yang kusut, rusak ataupun putus. Selain itu, juga

dilakukan beberapa pemindahan alat dan keperluan setting guna kebutuhan di

atas kapal saat setting berikutnya berlangsung.

3) Kegiatan Hauling

Setelah dilakukan proses drifting selama 4-6 jam, longline kemudian

ditarik. Proses hauling diawali dengan menaikkan pelampung tanda

berbendera, radio buoy, tali pelampung dan pemberat ke atas dek kapal.

Kemudian berturut-turut dan berulang dilakukan penarikan branch line dan

mata pancing sampai seluruh mata pancing habis dalam satu blong kemudian

dilakukan pergantian shift. Mata pancing yang termakan oleh ikan akan

digiring ke tepian kapal dan di sana terdapat pintu untuk memudahkan

memasukan ikan ke atas. Penanganan ikan dilakukan oleh 3 orang atau lebih

tergantung ukuran ikan yang tertangkap. Sementara itu, branch line yang

tidak termakan oleh ikan langsung digulung dan disusun ke dalam bak bak

branch line.

Hauling dilakukan oleh 5 orang dengan pembagian tugas sebagai berikut:

ABK ke-1: Atau yang disebut bossmen bertugas menjaga handle keran hidraulik

line hauler dan melepaskan snap dari tali utama.

ABK ke-2: Menjaga main line pada blong agar tergulung sempurna, mengawasi

bila main line putus atau kusut.

ABK ke-3: Menggulung tali cabang dan menyusunnya di bak branch line.

ABK ke-4: Mengambil dan merapihkan pelampung, kemudian menaruh ke

tempat penyimpanan dan membantu penanganan hasil.

ABK ke-5: Membantu memperbaiki kekusutan main line atau branch line.

Hauling diawali dengan pendeteksian radio buoy yang pada saat setting

diturunkan terakhir kali. Setelah ditemukan, radio buoy diangkat oleh ABK,

kemudian main line dihubungkan ke line hauler yang selanjutnya penarikan

dipegang kendalinya oleh ABK ke-1 sebagai bossmen. Penarikan dilakukan

di dek haluan sebelah kanan. Selama penarikan main line menggunakan line

Page 48: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

34

hauler, ABK ke-2 bertugas untuk menjaga agar main line agar tergulung

sempurna. Snap dilepas dari main line kemudian branch line digulung dan

disusun dalam bak oleh ABK ke-3. Kesulitan dalam penggulungan

diserahkan pada ABK ke-5 yang tidak berada di sekitar untuk menghindari

penumpukan karena line hauler tetap terus berputar. ABK ke-4 bertugas

mengangkat pelampung dan radio buoy, ABK ini selalu sedia untuk

membantu mengatasi kekusutan juga.

ABK yang tidak mendapat giliran tugas biasanya membantu

memperbaiki branch line yang kusut karena kegiatan tersebut agak sulit

dilakukan dan memakan waktu. Sementara itu, line hauler terus bekerja

menggulung main line. ABK yang bertugas pada shift ini adalah petugas yang

melakukan setting pertama kali. Pergantian giliran kerja dilakukan setelah 12

blong atau 10 pelampung dan 4 radio buoy diangkat yaitu selama 3 jam.

Seluruh awak kapal turun dalam melakukan hauling tidak terkecuali KKM

dan juru masak untuk membantu penanganan.

Setelah seluruh rangkaian setting, drifting dan hauling dilakukan,

kegiatan selanjutnya adalah penanganan hasil tangkapan. Penanganan harus

langsung dilakukan setelah ikan ditarik ke atas kapal. Hal ini sangat

menentukan mutu hasil tangkapan. Jikalau mutu ikan jelek atau di bawah

standar ekspor, harga akan sangat turun. Tertangkapnya ikan pada branch line

dapat dideteksi dari ketegangan branch line. Bila dirasa tegang dan ada ikan

yang tertangkap, branch line dikaitkan dengan tali lain yang sudah

dipersiapkan. Kemudian digeser sedikit dan ditarik perlahan ke belakang

menggunakan tangan. Hal ini dilakukan untuk perlahan menghindari ikan

lepas kembali. Empat meter ke belakang dari line hauler terdapat pintu kecil

berukuran 0,5 meter untuk memudahkan pengangkatan ikan ke dalam kapal.

Setelah dekat dengan kapal, ikan diganco dan diangkat ke atas kapal dan

kemudian ditangani oleh ABK yang bertugas untuk melakukan penanganan.

Page 49: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

35

4.2.4 Pasca operasi penangkapan ikan tuna

Tuna yang tertangkap harus segera dibunuh untuk mengurangi tingkat stres

pada tuna. Hal ini dilakukan dengan cara merusak syaraf pusat. Pembunuhan

melibatkan 2 orang ABK atau yang khusus menangani masalah penanganan ikan.

ABK 1 menahan ikan menggunakan kedua kakinya untuk menjepit kepala ikan.

ABK 2 memegang badan ikan. ABK 1 menancapkan sebuah paku pembunuh

sepanjang ± 15 cm ke pusat syaraf otak di belakang mata sedalam 5 – 10 cm dan

paku diputar-putar untuk merusak otak ikan, sehingga ikan lebih cepat mati dan

dapat dibersihkan kemudian didinginkan untuk menjaga kesegarannya.

Sebelum didinginkan, insang, isi perut dan kotoran dibuang kemudian ikan

diguyur dan disikat dengan sikat lembut. Lendir yang menempel di kulit juga

harus dibersihkan mengunakan sikat yang lebih lunak yang digosokkan dengan

gerakan satu arah dari kepala ke ekor untuk meminimalisir terlepasnya sisik ikan,

yang kemudian ikan tersebut dimasukkan ke dalam palka.

4.2.5 Istirahat

Setelah keseluruhan rangkaian kegiatan operasi penangkapan ikan yang

dimulai dari persiapan, operasi dan pasca operasi, seluruh ABK diberikan waktu

istirahat. Waktu istirahat ini digunakan untuk memulihkan tenaga setelah

melakukan hauling. Kelompok yang menjadi shift pertama dalam melakukan

hauling mendapatkan giliran istirahat terlebih dahulu, karena mereka harus

mempersiapkan diri untuk melakukan setting shift pertama esok paginya.

Ruangan istirahat tersebut tidak memiliki kasur ataupun matras. Hanya

terdapat karpet plastik tipis setebal 5 mm. Beberapa dari mereka memiliki bantal

untuk alas kepala dan sebagian mengganjal kepala mereka menggunakan pakaian.

Waktu untuk istirahat sendiri cukup untuk memulihkan tenaga yaitu berkisar

9 jam untuk kelompok yang melakukan hauling shift pertama dan 6 jam untuk

kelompok yang melakukan hauling shift kedua. Selesai hauling selesai sekitar

pukul 24.00 sampai 02.00 mereka dapat istirahat kembali tergantung dengan hasil

tangkapan. Jika hasil tangkapan sedang banyak, mereka bahkan tidak tidur

sampai saatnya setting kembali dan dapat tidur pada saat drifting. Total waktu

istirahat rata-rata ABK adalah minimum 6 jam yang dirasa cukup untuk

memulihkan tenaga.

Page 50: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

36

4.3 Aspek Ergonomi pada Aktivitas Penangkapan Tuna

Kajian ergonomi menekankan pada pengkajian desain kapal (khususnya

General Arrangement/GA) dan alat bantu yang disesuaikan dengan aktivitas yang

terjadi di atas kapal. Penerapan ergonomi di atas kapal ditujukan untuk

tercapainya kenyamanan dalam bekerja sehingga tercipta suasana yang

mendukung produktivitas operasi penangkapan ikan. Pihak-pihak yang terlibat

dalam aplikasi ergonomi di atas kapal adalah:

1) Pengrajin kapal, bertanggung jawab dalam pembuatan konstruksi kapal dan

peralatan bantu lainnya. Kualitas yang baik bertujuan untuk menjamin kapal

berfungsi baik selama operasi penangkapan. Pembuatan kapal yang memiliki

kualitas baik juga ditujukan untuk terciptanya sebuah kapal penangkap ikan

yang dapat melakukan usaha penangkapan yang produktif.

2) Pemilik kapal, bertanggung jawab pada keamanan ABK dan perawatan kapal

dan peralatan bantunya. Selain itu, perlu juga memperhatikan kebutuhan

ABK dalam operasional untuk mendapatkan produktivitas maksimal yang

merupakan tujuan utama dari operasi penangkapan ikan.

3) Anak buah kapal (ABK), operasi penangkapan ikan diharapkan dapat berjalan

dengan baik. Operasi yang berjalan dengan lancar dan aman menjadi harapan

bagi seluruh ABK. ABK juga harus melakukan pemeliharaan peralatan

dengan baik agar selalu siap digunakan. ABK diharapkan dapat memberikan

masukan kepada pemilik untuk meningkatkan kenyamanan kerja.

Berikut ini akan dijabarkan kajian ergonomi kapal penangkap tuna

bedasarkan pembagian ruangannya. Kajian ergonomi tersebut akan disesuaikan

dengan kajian aktivitas dan alat bantu yang digunakan. Pembagian ruangan dalam

kajian ergonomi ini dibagi menjadi: ruang kemudi, ruang istirahat, ruang mesin,

area setting, area hauling, area penanganan dan area dapur.

4.3.1 Ruang kemudi

Sebelum melakukan operasi penangkapan ikan, dibutuhkan beberapa

persiapan. Persiapan tersebut ditujukan untuk memaksimalkan kegiatan operasi

penangkapan ikan. Kerjasama pekerja dan lingkungan kerja dalam persiapan

dapat meningkatkan kepuasan kerja. Salah satu persiapan dalam operasi

penangkapan ikan menggunakan kapal penangkap tuna adalah persiapan menuju

Page 51: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

37

daerah penangkapan ikan. Berikut dapat dijabarkan aplikasi dari ergonomi yang

diterapkan dalam persiapan yang meliputi posisi kerja, proses kerja dan tata letak

tempat kerja. Gambar fasilitas pada ruang kemudi disampaikan pada Lampiran 4.

Persiapan menuju daerah penangkapan dilakukan oleh kapten dalam ruang

kemudi dengan luas area 3 m x 1,2 m. Ruang kemudi terdapat kemudi (jantra),

kursi kemudi, gas dan perseneling, kompas, GPS dan alat-alat navigasi manual.

Peta tata letak ruang kemudi berdasarkan GA disampaikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Peta tata letak ruang kemudi (gambar non skala).

Keterangan:

1. Kemudi (jantra)

2. Kursi kemudi

3. Perseneling dan gas

4. Kompas 5. GPS

1) Kemudi (jantra)

Kemudi berdiameter 40 cm ini berbahan dasar kayu yang diberi

pernis/cat berwarna coklat tua. Jarak dari kemudi dan kursi adalah 30 cm.

Kemudi ini memiliki pegangan berukuran 10 cm (satu genggaman tangan)

yang mengarah pada kapten atau 90o terhadap kemudi untuk mempermudah

pegangan. Kursi dan kemudi yang berjarak 30 cm menyebabkan kapten tidak

perlu membungkuk untuk mencapai kemudi. Posisi tangan adalah arm bellow

shoulder yang merupakan posisi yang baik.

2) Kursi kemudi

Kursi kemudi terletak tepat di belakang kemudi. Kursi berbahan kayu

yang dapat dipindah-pindahkan ini memiliki dimensi 100 cm x 20 cm x 80

cm. Kapten yang memiliki tinggi badan 167 cm, kursi dirasa tinggi dan

sempit. Material yang terbuat dari kayu kurang nyaman dan membuat mudah

lelah ketika harus duduk dalam waktu yang cukup lama. Posisi nahkoda

hanya duduk tanpa sandaran dibelakang sering kali dikeluhan nahkoda merasa

1

2

4 3 5

Page 52: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

38

sakit pinggang. Belakang kursi kemudi terdapat pintu masuk ke ruang

istirahat kapten yang terhalang kursi kemudi. Hal tersebut tidak terlalu

menjadi masalah bagi kegiatan dalam ruang kemudi karena hanya kapten yang

akan masuk ke ruangan tersebut.

Landasan kursi kemudi yang letaknya terlalu tinggi dapat menyebabkan

paha tertekan dan peredaran darah terhambat. Telapak kaki tidak dapat

menapak dengan baik di atas permukaan lantai dek dapat mengakibatkan

melemahnya stabilitas tubuh. Kursi kemudi yang sempit akan mengakibatkan

kapten terjatuh atau terjungkal dari kursi, karena kursi kemudi yang terlalu

sempit akan menyebabkan berkurangnya penopangan pada bagian bawah

paha.

3) Perseneling dan gas

Terletak di sebelah kanan kapten atau 30 cm sebelah kanan kompas.

Perseneling dan gas ini dilengkapi dengan lubang kunci untuk menyalakan

dan mematikan mesin kapal. Pegangan perseneling dan gas berbahan besi,

panjangnya masing-masing 25 cm yang memiliki pegangan berbahan plastik.

Kapten dengan mudah mencapai pegangan perseneling dan gas hanya dengan

menggerakan tangan tanpa memindahkan posisi tubuh dengan posisi arm by

side elbow at 90o yang merupakan posisi lengan terhadap siku yang paling

baik karena memiliki beban statik minimal. Sangat jarang dilakukan

perubahan perseneling dan gas karena kecepatan kapal yang digunakan untuk

bermanuver cukup stabil.

4) Kompas

Kompas yang berbentuk lingkaran itu memiliki wadah berbentuk

persegi ukuran 28 cm x 28 cm. Diameter kompas adalah 24 cm. Kompas

tersebut berada tepat depan kemudi yang berjarak 40 cm dari kursi kemudi.

Jarak tersebut memungkinkan kapten untuk melihat kompas dengan mudah

dari tempat duduk tanpa harus berpindah maupun berdiri. Melihat kompas

dilakukan dengan cara menundukkan leher melebihi sudut 30o. Hal ini

diperbolehkan asal tidak dilakukan melebihi 2 jam atau akan mengakibatkan

sakit pada leher dan tulang belakang.

Page 53: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

39

5) GPS

Kapal ini menggunakan Autopilot Marol tipe CB-18 GPS. GPS yang

digunakan memiliki dimensi 23 cm x 15 cm x 10 cm. Posisi GPS berada tepat

di kiri atas kompas dengan tinggi 165 cm dari lantai kapal. Posisinya yang

berada di atas mengharuskan kapten berdiri untuk menjangkaunya. GPS tidak

terlalu sering digunakan kerena GPS ini menggunakan sistem autopilot yang

memudahkan kapten dalam menuju fishing ground, sehingga posisinya yang

membutuhkan perpindahan saat digunakan tidak terlalu mempengaruhi kerja

kapten. Sikap tubuh arm above shoulder merupakan posisi yang buruk karena

tangan dipaksa untuk menjangkau benda yang berada di ketinggian. Posisi

kerja mendongak ini juga bisa mengakibatkan rasa sakit pada bagian leher,

tangan dan bahu.

4.3.2 Ruang istirahat

Kelelahan dalam operasi penangkapan ikan dapat diminimalkan karena

dalam operasi penangkapan ikan diterapkan istirahat pendek dan istirahat aktif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa operasi penangkapan ikan dapat

meningkatkan efisiensi waktu kerja serta mengurangi kelelahan ABK. Gambar

fasilitas pada ruang istirahat disampaikan pada Lampiran 5.

Istirahat pendek didapatkan pada pergantian shift, yaitu pada setting dan

hauling masing-masing ± 3 jam. Istirahat ini juga pada saat kapal sedang tidak

perlu bermanuver yaitu pada saat sedang drifting atau istirahat.

Istirahat aktif merupakan istirahat pada saat menunggu saat setting

berikutnya. Lama istirahat ini ± 6 jam bergantung pada lama hauling. Peta tata

letak ruang istirahat berdasarkan GA kapal disampaikan pada Gambar 3.

Page 54: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

40

Gambar 3 Peta tata letak ruang istirahat (gambar non skala).

Keterangan:

1. Tempat tidur kapten

2. Meja dan rak

3. Tempat tidur ABK

4. Loker ABK

1) Ruang istirahat kapten

Kapten beristirahat di ruangan pribadinya dengan luas area 3 m x 2 m.

Ruangan tersebut dilengkapi dengan tempat tidur berbahan kayu berukuran

180 cm x 80 cm dan tinggi 55 cm. Matras terbuat dari busa setebal 6 cm.

Dibandingkan dengan seluruh area istirahat, milik kapten adalah yang paling

layak.

Setiap sisi atas dan bawah tempat tidur terdapat meja panjang terbuat

dari kayu dengan dimensi 55 cm x 150 cm dan tinggi 75 cm. Salah satu dari

meja tersebut digunakan untuk menyimpan bahan makanan. Bawah meja

tersebut dibuat lemari untuk penyimpanan. Terdapat beberapa barang seperti

pakaian dan buku di atas meja.

Meja lainnya dengan dimensi yang sama digunakan untuk meletakkan

beberapa keperluan hiburan, seperti televisi 14 inch dan 21 inch, DVD player,

beberapa keping DVD dan sound system.

1

2

2

4

3

Page 55: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

41

2) Ruang istirahat ABK

Istirahat dilokasikan di dek atas. Terdapat satu ruangan yang berukuran

6 m x 2 m berlapis 2 dengan ketinggian masing-masing ruangan adalah 1 m.

ABK tidak dapat berdiri di dalam ruangan tersebut karena tinggi ABK kapal

minimal 160 cm. Tiap lapis digunakan untuk 6-7 orang. Sepanjang 0,5 meter

dari lebarnya dibuat loker-loker yang digunakan untuk menyimpan beberapa

barang milik pribadi. Loker tersebut berukuran 50 cm x 50 cm x 30 cm.

4.3.3 Ruang mesin

Akses menuju ruang mesin hanya dapat melalui tangga yang terletak

diantara ruang istirahat kapten dan ruang istirahat ABK. Tangga yang menuju ke

ruang mesin memiliki lebar 50 cm dan tinggi 160 cm. Ukurannya yang sempit

membuat ABK khususnya KKM harus menunduk ketika memasuki kamar mesin.

Gambar alat dan pemetaan posisi ruang mesin disampaikan pada Lampiran 6.

Ruang mesin memiliki luas 7 m x 6 m. KKM yang bertugas di dalam kamar

mesin adalah 3 orang dengan 2 orang menjaga mesin utama dan mesin bantu,

sedangkan 1 orang lainnya menjaga instalasi refrigerator. Penjagaan dapat

dilakukan bergantian. Sambil menunggu giliran jaga, KKM dapat beristirahat di

tempat yang sudah tersedia.

Kebisingan akibat suara mesin kapal dan asap yang dikeluarkan sangat tidak

ergonomi. KKM seharusnya dilengkapi dengan ear plug, masker dan wear pack

demi keamanan di dalam kamar mesin untuk meminimalisir kemungkinan

rusaknya fungsi pendengaran, keracunan gas karbon dan bahaya kebakaran dalam

kamar mesin.

Ruang mesin tidak berpengaruh dalam proses operasi penangkapan ikan,

namun berpengaruh terhadap jalannya proses penangkapan ikan dengan

memastikan agar mesin dan pendingin berjalan dengan baik. Selain memastikan

agar mesin dan pendingin berjalan dengan baik, KKM juga betugas untuk

membersihkan dan merawat mesin dan bagian kapal lain. Peta tata letak ruang

mesin berdasarkan GA kapal disampaikan pada Gambar 4.

Page 56: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

42

Gambar 4 Peta tata letak ruang mesin (gambar non skala).

Keterangan:

1. Tangga

2. Mesin utama

3. Mesin bantu

4. Tempat istirahat KKM

5. Genset

6. Instalasi refrigerator

4.3.4 Area setting

Setting dilakukan di buritan dengan luas area 6 m x 2 m. Setting dapat

dilaksanakan setelah berada di lokasi yang dituju. Setting melibatkan 5 orang

dalam pengerjaannya. Setting dilakukan setelah seluruh persiapan dilakukan yaitu

persiapan umpan, branch line, main line, pelampung dan radio buoy. Gambar

fasilitas pada area setting disampaikan pada Lampiran 7. Berikut dapat dijabarkan

aplikasi dari ergonomi yang diterapkan dalam persiapan yang meliputi posisi

kerja, proses kerja dan tata letak tempat kerja. Peta tata letak area setting

berdasarkan GA kapal disampaikan pada Gambar 5.

1 2

3

3

4

4 5

6

5

Page 57: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

43

Gambar 5 Peta tata letak area setting (gambar non skala).

Keterangan:

1. Meja setting

2. Bak branch line

3. Bak

4. Blong main line

5. Radio buoy dan pelampung

6. Petugas setting

1) Meja setting

Meja setting yang biasa disebut juga dengan meja umpan berfungsi

untuk meletakkan umpan yang akan dipakai. Ukuran dari meja setting yang

berbahan kayu tersebut adalah 20 cm x 60 cm x 15 cm. Meja ini memiliki

ketinggian 40 cm dari dek dan jarak 10 cm terhadap ABK, jarak tersebut

memungkinkan pelempar branch line tidak perlu membungkuk ketika

mengambil umpan. Meja setting dengan umpan yang hampir habis diisi

kembali oleh ABK yang sudah ditugaskan untuk mengambil umpan.

Pemasangan umpan pada branch line dan pelemparan branch line

dilakukan oleh bossmen. Tinggi ABK yang bertugas adalah 165 cm.

Bossmen tidak perlu menunduk untuk mengambil umpan, sehingga efisiensi

kerja meningkat dan tidak ada tenaga terbuang untuk menunduk. Bossmen

hanya perlu menunduk untuk mengambil branch line yang berada tepat di

sebelah kanan, tidak ada keluhan berarti dalam pengerjaan ini. Bagian lengan

terkadang terasa lelah karena ABK yang berdiri menghadap 180o terhadap

1

2

3

4

5

Page 58: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

44

haluan kapal tersebut diharuskan menghentakan tangan untuk melempar

branch line ke arah 180o – 270

o terhadap haluan kapal.

2) Bak branch line

Bak ini berfungsi sebagai wadah tempat branch line. Bak berbahan

plastik dengan warna hitam ini berdiameter 50 cm dan tinggi 30 cm. Bak

branch line terletak tepat di sebelah kiri bossmen. ABK yang bertugas

mengambil branch line dari gudang penyimpanan akan segera melakukan

tugasnya pada saat branch line pada bak hampir habis. Frekuensi

pengambilan (pengisian ulang) branch line adalah setelah 1 blong selesai

dioperasikan.

3) Snap atau penjepit

Snap berfungsi untuk mengaitkan branch line pada main line. Snap juga

berfungsi mengaitkan tali pelampung ke main line. ABK yang bertugas

mengaitkan branch line pada main line memiliki tinggi badan 178 cm. ABK

tersebut harus melakukan pengambilan snap yang berada dalam bak tepat

dibawahnya. Kegiatan ini tidak dilakukan dengan terburu-buru dikarenakan

jarak antar branch line adalah 50 depa. ABK terkadang mengeluhkan sakit

pinggang dikarenakan membungkuk dan berdiri berulang kali.

4) Blong

Blong tempat main line berbahan dasar plastik fiber dengan diamater 80

cm dan tinggi 1 meter. Kesulitan yang terjadi adalah kesulitan dalam

pengangkatan. Ukuran yang besar dan beban yang cukup berat dalam

pengangkatan memerlukan 2 orang dalam pengangkatan.

5) Radio buoy, light buoy dan pelampung

Semua radio buoy, light buoy dan pelampung yang dibutuhkan sudah

dipersiapkan terlebih dahulu pada tahap persiapan. ABK yang bertugas untuk

mengaitkan radio buoy, light buoy dan pelampung pada main line sekaligus

melemparkannya memiliki tinggi 175 cm. Hal tersebut mengakibatkan

diperlukannya banyak usaha untuk menunduk dan melempar. Bobot radio

buoy, light buoy dan pelampung masing-masing adalah 10 kg, 12 kg dan 2 kg.

Semua peralatan tersebut diletakkan di belakang ABK yang bertugas agar

tidak menghalangi aktivitas penurunan main line. Pekerjaan tidak dilakukan

Page 59: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

45

terlalu sering mengingat jumlah keseluruhan pelampung dan radio buoy yang

tidak banyak.

4.3.5 Area hauling

Hauling dilakukan di haluan dengan luas area hauling 7 m x 6 m. Hauling

dilakukan setelah dilakukan drifting selama 4 – 6 jam. Pengerjaan hauling

melibatkan 5 orang. Gambar fasilitas pada area hauling disampaikan pada

Lampiran 8. Peta tata letak area hauling berdasarkan GA kapal disampaikan pada

Gambar 6.

Gambar 6 Peta tata letak area hauling (gambar non skala).

Keterangan:

1. Line hauler

2. Side roller

3. Frame blong 4. Bak branch line

5. Pintu masuk ikan

6. Area penanganan

7. Pintu palka 8. Tempat air bersih

9. Frame radio buoy

10. Area dapur dan toilet

1

2

3

5

7 7 7

9 8

6

10

4

Page 60: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

46

1) Line hauler

Line hauler sebagai alat bantu penarik main line. Line hauler memiliki

tinggi 80 cm dengan diameter 40 cm dan panjang 65 cm. Line hauler

dioperasikan dengan membuka atau menutup tuas keran hidrauliknya yang

berada di 40 cm di atas dek. Penjaga tuas keran hidraulik line hauler

dilakukan oleh bossmen. Posisinya yang masih dapat dijangkau bossmen,

memungkinkannya tidak perlu menunduk sehingga menggurangi tenaga yang

digunakan untuk mengoperasikan line hauler.

Pelampung tanda pertama diangkat, kemudian main line dihubungkan ke

line hauler. Pelampung tersebut merupakan pelampung yang terakhir kali

diturunkan pada saat setting. Terdapat side roller yang digunakan untuk

mengurangi gesekan main line dan dinding kapal. Gesekan pada dinding

kapal oleh main line dapat mengikis dan merusak dinding kapal. Side roller

berhubungan langsung dengan line hauler yang akan membawa main line

untuk digulung kembali ke dalam blong.

2) Blong dalam frame blong

ABK bertugas untuk menjaga main line pada blong agar tergulung

sempurna. Penggulungan sempurna mengurangi kemungkinan kesulitan

dalam kegiatan setting berikutnya. Penggulungan dilakukan oleh ABK

dengan berdiri menghadap ke line hauler. Frame blong dengan diameter 85

cm tepat di sebelah kanan dari line hauler untuk mengurangi pergeseran blong

agar blong tetap berada posisi yang memungkinkan main line langsung masuk

ke dalam blong.

3) Bak branch line

Bak yang terletak tidak jauh dari blong digunakan untuk meletakkan

branch line yang sudah tergulung sempurna. Peletakan branch line oleh ABK

yang bertugas adalah langsung dilemparkan kedalamnya tanpa perlu

menunduk maupun belutut. Hal ini dapat menghemat waktu dan tenaga dalam

penggulungan karena jaraknya yang sangat dekat dengan ABK yang bertugas.

Penggulungan ini harus dilakukan dengan cepat dan rapi agar mengurangi

kesulitan ataupun kekusutan dalam pengerjaan setting.

Page 61: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

47

ABK yang bertugas membenahi kekusutan main line atau branch line

hanya bertugas untuk membantu jika ada kesulitan. Petugas ini sangat

dibutuhkan ketika hasil tangkapan sedang banyak. Kejadian ini terkadang

dapat menyulitkan karena padatnya area hauling di sekitar line hauler.

4) Frame radio buoy

ABK yang bertugas mengambil dan merapihkan pelampung menaruh

radio buoy dan pelampung pada tempat yang tersedia. Radio bouy diletakkan

pada frame yang terbuat dari kayu di sebelah kiri haluan kapal. Jarak antara

frame dan line hauler adalah 3 m, jarak ini tidak membuat ABK melakukan

dengan terburu-buru karena selang waktu antar pelampung dan radio buoy

cukup jauh yaitu setelah terpasangnya 11 branch line untuk pelampung dan 6

pelampung untuk radio buoy.

4.3.6 Area penanganan dan dapur

Petugas penanganan hasil tangkapan berjaga dekat pintu masuk ikan. Pintu

masuk ini berukuran 50 cm x 40 cm. Petugas yang berjumlah 2 orang ini

diharuskan memiliki stamina yang cukup karena harus mempersiapkan diri untuk

melakukan penanganan yang cukup berat dilakukan. Beberapa petugas lain tetap

berjaga pula kalau hasil tangkapan sedang banyak.

Palka berjumlah 5 buah, 4 buah palka berukuran 3 m x 3 m x 4 m dan 1

buah palka berukuran 3 m x 3 m x 2 m. Ikan hasil tangkapan memiliki bobot

berkisar antara 30 – 100 kg. Mulut penutup palka berjumlah 3 buah, masing-

masing berukuran 80 cm x 60 cm sehingga memungkinkan untuk memasukkan

ikan yang sudah dibersihkan dengan mudah. Hal ini juga memudahkan juru palka

untuk keluar masuk palka dengan mudah untuk merapihkan ikan yang disimpan

dalam palka.

Area dapur dan toilet berada di haluan paling depan yang berbentuk

segitiga. Tidak banyak kegiatan dilakukan di sini selain buang air dan memasak.

Area ini juga tidak memberikan pengaruh apapun terhadap operasi penangkapan

ikan. Luas area seluas 3 m x 2 m untuk dapur dan 2 buah toilet masing-masing 80

cm x 100 cm. Gambar fasilitas pada area penanganan dan dapur disampaikan

pada Lampiran 9.

Page 62: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

48

4.4 Kenyamanan Kerja ABK di Atas Kapal

4.4.1 Job Safety Analysis

Setiap melakukan kegiatan ataupun pekerjaan selalu ada resikonya. Resiko

kegiatan penangkapan ikan sangatlah tinggi karena medan yang sangat berbahaya,

yaitu di laut yang sangat tidak dapat diprediksi keadaannya. Job Safety Analysis

(JSA) dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan dalam bekerja di atas kapal.

Tabel Job Safety Analysis disampaikan pada Lampiran 10. Jenis bahaya berikut

harus dipertimbangkan ketika menyelesaikan JSA agar dapat dilakukan tindakan

untuk mengurangi resiko/bahaya:

1) Dampak dari barang jatuh/terbang.

Radio buoy, blong, ember maupun pelampung yang diletakkan di tempat

yang tidak stabil atau licin sangat memungkinkan benda tersebut berpindah

tempat atau bergeser bahkan jatuh. Jatuhnya benda tersebut disebabkan oleh

posisinya yang kurang stabil, untuk itu perlu dilakukan pengikatan untuk

membuat benda tidak terlalu banyak bergerak yang kemudian dapat

menimbulkan bahaya. Resiko juga dapat diminimalisir dengan penggunaan

helm pelindung kepala. Sayangnya kapal tidak menyediakan helm untuk

ABK.

2) Tusukan benda tajam.

Tusukan seperti pisau untuk penanganan, kail dan ganco dapat melukai

tangan ABK. Ketidak hati-hatian yang mengaibatkan bahaya ini terjadi.

Resiko dapat dikurangi dengan menggunakan wear pack dan pelindung tangan

seperti sarung tangan berbahan plastik maupun wool. Wear pack dan sarung

tangan tidak digunakan dalam operasi penangkapan ikan ini karena mereka

merasa tidak perlu.

3) Jatuh atau terpeleset dari tangga dan dek kapal.

Kondisi kapal sangat mudah basah oleh air hujan maupun air laut. Hal

ini dapat menyebabkan tumbuhnya jamur. Jamur yang tumbuh memiliki

lendir yang dapat membuat ABK terpeleset dan dapat pula menimbulkan

infeksi. Tangga menuju kamar mesin juga sangat mudah licin karena

tumpahan oli. Pengurangan resiko terpeleset dilakukan dengan membersihkan

tangga/dek dan berhati-hati dalam melangkah. Selain itu dapat pula

Page 63: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

49

digunakan sepatu boot dengan sol yang kasar. Kapal ini sudah menyediakan

sepatu boot untuk keperluan operasi.

4) Mengangkat mendorong, menarik atau mencapai berlebihan.

Radio buoy, blong, ember, pelampung maupun hasil tangkapan

merupakan beberapa benda yang paling sering dipindahtempatkan.

Pemindahan alat bantu tersebut masih dilakukan dengan cara manual. Beban

yang berat seringkali menimbulkan resiko kecelakaan maupun kesehatan

seperti terjatuh, terkilir dan keseleo. Tidak ada alat bantu untuk mengangkat

benda-benda berat tersebut.

5) Merasakan getaran alat-alat listrik, kebisingan berlebihan, dingin atau panas,

atau gas berbahaya, uap, cairan, asap, atau debu.

Hal tersebut paling sering dirasakan dalam kamar mesin. Kebisingan

berlebihan yang berasal dari mesin bisa menimbulkan gangguan telinga, gas

berbahaya bisa menimbulkan keracunan, asap dan debu dapat menimbulkan

iritasi pada mata dan hidung. Seluruh bahaya tersebut dapat diminimumkan

dengan menggunakan ear plug, masker dan goggle. Sayangnya di kapal

tersebut tidak disediakan.

6) Gerakan berulang

Gerakan yang dilakukan berulang dapat menimbulkan bahaya kesehatan.

Kegiatan tersebut antara lain mengulur main line, melempar branch line dan

menggulung branch line. Alat bantu seperti line thrower dan branch line ace

sangat diperlukan untuk membantu operasi penangkapan tuna. Harga alat

yang tinggi membuat pemilik mengurungkan niat untuk menggunakan alat

bantu tersebut.

7) Kemungkinan untuk tenggelam.

Kemungkinan untuk tenggelam setiap kapal pasti ada. Kemungkinan ini

dapat dihindari dengan memberikan pelatihan yang matang kepada kapten

dalam melakukan olah gerak dan berusaha bertahan dalam kondisi cuaca

buruk. Namun, kapten hanya mengandalkan pengalaman dalam melaut.

Pelatihan tersebut pastinya juga akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit,

sehingga kapten lebih memilih mengandalkan pengalamannya saja. Pemilik

tidak menyediakan life jacket untuk keamanan. ABK juga tidak terlalu

Page 64: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

50

memperdulikan hal itu karena mereka cenderung pasrah kalau ada kecelakaan

yang terjadi.

Terdapat 3 jenis kelelahan dalam penyimpangan dalam ergonomi, antara

lain kelelahan fisik, kelelahan patologis dan kelelahan psikologis. Dalam kasus di

atas kapal ini hanya terdapat kelelahan fisik dan kelelahan psikologis. Berikut ini

uraian dari jenis kelelahan yang alami di atas kapal:

1) Kelelelahan fisik

Kelelahan fisik diakibatkan oleh kerja yang berlebihan. Hal ini dapat

dipulihkan dalam dengan istirahat yang cukup. Tingkat kelelahan yang

dikeluhkan setiap ABK relatif sama. ABK sudah terbiasa dengan kondisi

yang kurang nyaman dalam bekerja di atas kapal. Kelelahan yang dirasakan

didominasi di daeran lengan/ tangan, pinggang dan kaki.

2) Psikologis dan emotinal fatigue

Kelelahan ini terjadi karena tekanan dan emosional yang terlalu tinggi.

Tekanan psikologis mengakibatkan meningkatnya kelelahan ini. Kondisi

kerja dan lokasi yang monoton dapat memberikan tekanan yang

memungkinkan terjadinya kelelahan ini. ABK memerlukan semangat dan

motivasi untuk mengurangi kelelahan ini.

4.4.2 Tingkat kenyamanan ABK

Informasi tingkat kenyamanan dapat diperoleh melalui wawancara dan

pengamatan langsung. Penilaian tingkat kenyamanan sangat bersifat subjektif.

Seluruh ABK atau 100% dari jumlah ABK sudah merasa nyaman karena mereka

mengakui bahwa sudah merasa terbiasa dengan kondisi tersebut.

Perbaikan oleh pihak pemilik kapal diharapkan untuk meningkatkan

kenyamanan kerja yang nantinya akan berpengaruh pada produktivitas ABK.

Namun demikian, dari sudut pandang ergonomis beberapa aktivitas tidak, bahkan

jauh dari ergonomis seperti:

1) Ruang kemudi, kursi yang teralu tinggi dan sempit yang terbuat dari kayu

dapat mengakibatkan paha tertekan, peredaran darah lambat, melemahnya

stabilitas tubuh dan terjatuh atau terjungkal dari kursi. GPS yang berada di

atas mengharuskan kapten untuk berdiri dan arm above shoulder untuk

menjangkaunya dapat mengakibatkan rasa sakit pada leher, tangan dan bahu.

Page 65: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

51

2) Ruang istirahat ABK, material yang terbuat hanya dari kayu menyebabkan

gesekan yang cukup besar antara tulang punggung dan lantai tidur. Hal ini

dapat berakibat fatal dalam jangka panjang, yaitu kelainan tulang belakang.

Ruangan yang tingginya hanya 1 m tidak memungkinkan ABK untuk berdiri

atau bebas bergerak.

3) Ruang mesin, kebisingan akibat suara mesin kapal dan asap yang dikeluarkan

sangat tidak ergonomi. KKM tidak diperlengkapi dengan ear plug, masker

dan wear pack di dalam kamar mesin untuk meminimalisir kemungkinan

rusaknya fungsi pendengaran, keracunan gas karbon dan bahaya kebakaran

dalam kamar mesin.

4) Setting dilakukan dengan cara manual oleh bossmen. Cara membungkuk dan

tegak yang dilakukan berulang dan tidak sesuai dengan aturan yaitu jongkok

dan mengambil alat yang diperlukan dapat mengakibatkan sakit pada

pinggang dan lutut. Alat bantu seperti line thrower diperlukan dalam

membantu operasi penangkapan tuna.

5) Hauling dilakukan dengan alat bantu yang penggunaannya sangat mudah yaitu

membuka dan menutup keran hidraulik. Branch line ace diperlukan untuk

memudahkan dalam penggulungan branch line dengan cepat. Gerakan

penggulungan branch line dengan cepat yang dilakukan ABK bisa berakibar

terkilirnya pergelangan tangan.

6) Penanganan melibatkan peralatan benda tajam berupa pisau, paku pembunuh

dan ganco. ABK yang bertugas tidak dilengkapi dengan sarung tangan

maupun wear pack. Hal tersebut sangat berbahaya mengingat ikan yang

sangat agreasif dan menyerang.

Page 66: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

52

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1) Aktivitas di atas kapal penangkap tuna dibagi menjadi beberapa kegiatan yaitu

persiapan, operasi, pasca operasi dan istirahat. Kegiatan persiapan terdiri atas:

persiapan menuju fishing ground dan persiapan alat. Operasi penangkapan

yang dimulai dari setting, drifting dan hauling. Kegiatan pasca operasi

dilakukan penanganan ikan dengan membunuh ikan dan dibersihkan agar

dapat segera disimpan.

2) Dari sudut pandang ergonomi, desain peralatan dan alat bantu di atas kapal

penangkap tuna belum ergonomis. Desain peralatan dan alat bantu yang

belum sesuai dengan kaidah ergonomi adalah sebagai berikut:

(1) Kursi kemudi yang terlalu tinggi dan terlalu sempit;

(2) Posisi GPS yang terlalu tinggi menyulitkan untuk dilihat;

(3) Ruang istirahat ABK yang hanya beralaskan karpet tipis;

(4) Kebisingan dalam kamar mesin akibat suara mesin kapal dan asap;

(5) Peralatan setting dioperasikan dengan cara manual;

(6) Penggulungan branch line secara manual; dan

(7) ABK yang bertugas pada penanganan tidak dilengkapi dengan alat bantu.

3) Dari sisi ergonomi, tingkat kenyamanan kerja di atas kapal penangkap ikan

belum memenuhi kenyamanan sesuai kaidah ergonomi walaupun ABK

menyatakan sudah merasa nyaman dan terbiasa dengan kondisi tersebut.

5.2 Saran

Pemilik kapal diharapkan memperhatikan kondisi dan kelengkapan

peralatan, alat bantu dan alat keamanan agar kenyamanan, keselamatan dan

produktivitas operasi penangkapan tuna optimal. Perlu diadakan sosialisasi

kepada ABK kapal penangkap tuna melalui pendidikan dan pelatihan mengenai

ergonomi agar aktivitas di atas kapal dapat dilakukan dengan nyaman dan aman.

Selanjutnya diharapkan akan dilakukan evaluasi terhadap ergonomi kapal dan

pengaruhnya terhadap aktivitas dan kenyamanan ABK.

Page 67: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

53

DAFTAR PUSTAKA

[Anonim]. 2005. Institute of Production Engineering Work Science/ Ergonomics,

Work Science / Ergonomics – What Is It? [terhubung tidak berkala].

http://141.99.140.157/d/aws/index.htm. [25 Desember 2010].

[Anonim]. 2010. Ergonomi dengan Pendekatan Menyeluruh. [terhubung tidak

berkala]. http://blog.isi-dps.ac.id. [27 Desember 2010].

[Anomin]. 2010. Job safety Analysis. [terhubung tidak berkala].

www.doa.state.wi.us/docview.asp?docid=2579. [27 Desember 2010].

[Anonim]. 2010. The Joyce Institute. Workplace Ergonomics. [terhubung tidak

berkala]. http://www.ergonomi.com. [26 Desember 2010].

Artayasa I N. 2010. Ergonomi dengan Pendekatan Menyeluruh dari Awal

Sampai Kini. Bali: Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana.

Ayodhyoa A U. 1972. Suatu Pengenalan Tentang Fishing Boat. Bogor:

Fakultas Perikanan, IPB Press.

Ayodhyoa A U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor: Yayasan Dewi Sri.

Hal: 97.

Brandt A V. 1984. Fishing Catching Methods of The World. England: Fishing

News Books Ltd.

Chavalitsakulchai P dan Shahnavaz H. 1993. Ergonomics method for prevention

of the muskuloskeletal discomfort among female industrial workers:

Physical characteristics and work factor. Human Ergology Journal. Hal:

95-113.

[Depkes] Departemen Kesehatan. 2010. Ergonomi. [terhubung tidak berkala].

http://www.depkes.go.id. [26 Desember 2010].

[Dirjen Perikanan] Direktorat Jenderal Perikanan. 1997. Statistik Perikanan

Indonesia (Fisheries Statistic of Indonesia). Jakarta: Departemen Pertanian.

[DKP] Departemen Perikanan dan Kelautan. 2011. Produksi ikan di PPNZJ

menurut jenis alat tangkap dominan. Jakarta: DKP.

Djaka N, Sarepe S, Santoso H. 1989. Kapal dan Perlengkapannya. Majalah

Lokakarya Perikanan Tuna. Jakarta: Warta Mina. Hal: 26.

Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Vessel. England: Fishing New Book

Ldt. Hal: 69-78, 78-80, 110-116.

Page 68: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

54

Grob H and Dong X. 2006. Ergonomics and the Economic Payoff in the

Construction Sector. [terhubung tidak berkala]. http://www.ergoweb.com/.

[27 Desember 2010].

Hanabe M. 1982. Squid Jigging from Small Boats. FAO: Fisheries Technology

Service. Hal: 73.

Hendrick H W. 1997. Good Ergonomics is good Economics: Proceeding Asean

Ergonomics 97. 5th SEAES Conference. Kuala Lumpur: IEA Press.

Ibrahim B. 1997. TQM. Panduan untuk menghadapi Persaingan Global. Jakarta:

Djambatan.

Imada A S. 1993. Macroergonomic Approaches for Improving Safety and Health

in Flexible, Self Organizing Systems. The Ergonomics of Manual Work,

Proceedings of the International Ergonomics Association World Conference

on Ergonomics of Materials Handling and Infomation Processing at Work;

Warsaw, Poland, 14-17 june 1993. Polandia. Hal: 477-480.

Iskandar B H dan Pujiati. 1995. Keragaan Teknis Kapal Perikanan di Beberapa

Wilayah Indonesia [Laporan Penelitian (tidak dipublikasikan)]. Bogor:

Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Lafi L dan Novita Y. 2005. Desain dan Sistem Penyimpanan Palka Ikan pada

Kapal Longline Jenis Taiwan dan Bagan Ukuran 50-100 GT di Pelabuhan

Samudra Jakarta. Buletin PSP (Volume XV. No 1. April 2005). Bogor:

Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hal 2-7.

Nagamachi M. 1993. Participatory ergonomics: A unique technology science.

The Ergonomics of Manual Work, Proceedings of the International

Ergonomics Association World Conference on Ergonomics of Materials

Handling and Infomation Processing at Work. Warsaw, Poland, 14-17 Juni

1993. Polandia. Hal: 41-48.

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hal: 63-71.

Nomura M dan Yamazaki T. 1977. Fishing Techniques (1). Tokyo: Japan

International Coorperation Agency.

Nomura M. 1985. Fishing Techniques 1, 2, 3. Tokyo: Japan International

Cooperation Agency. Hal: 206.

Nurmianto E. 1996. Ergonomi, Konsep Dasar Dan Aplikasinya, Edisi Pertama.

Jakarta: Guna Widya.

Page 69: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

55

Manuaba A. 1998. Bunga Rampai Ergonomi: Vol I. Denpasar: Program

Pascasarjana Ergonomi – Fisiologi Kerja Universitas Udayana.

Manuaba A. 2001. Persamaan Tujuan Ergonomi dan Total Quality Management.

Tutorial Ergonomi. 9 – 10 Juli 2001. Denpasar: Bagian Faal, Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.

Manuaba A. 2003. Holistic Ergonomic Design as a Strategy To Integrate

Occupational Health – Safety System Managemant into The Enterprise

Management System. 2nd

NIEC (National Industrial Conference).

Surabaya.

Robertson M. 2006. Macroergonomics: A Work System Design Perspective.

[terhubung tidak berkala]. http://www.ergonomie-self.org. [27 Desember

2010]

Sadhori N. 1985. Teknologi Penangkapan Ikan. Jakarta: CV. Yasaguna.

Sainsbury J C. 1996. Commercial Fishing Methods: an Introduction to Vessel

and Gears, 3rd

Edition. London: Fishing News Books.

Simorangkir S. 1993. Zona Perikanan 200 mil. Denpasar: PT. BF. Hal: 161.

Suhadri B. 2008. Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi 1. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan

Nasional.

Suhadri B. 2008. Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi 2. Jakarta:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan

Nasional.

WASDI. 2000. Data Kapal-Kapal Perikanan yang Masuk di Pelabuhan

Perikanan Samudera Jakarta. Jakarta: Pelabuhan Perikanan Samudera

Jakarta.

Well R. 2002. Participatory Ergonomics Process Design Change. [terhubung

tidak berkala]. http://www.waterloo.ca/~well/exposure-consepts.htm. [16

Februari 2010].

Page 70: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

56

Lampiran 1 Produksi ikan di PPNZJ menurut jenis alat tangkap dominan tuna

longline

No Jenis ikan Bulan

Jumlah Januari Februari Maret

1 Madidihang 318,048 523,929 244,659 1,086,636

2 Tuna mata besar 329,682 556,642 294,915 1,181,239

3 Albakora 242,354 368,753 211,382 822,489

4 Tuna sirip biru selatan 0 1,274 19,320 20,594

5 Cakalang 3,597 12,829 25,871 42,297

6 Ikan pedang 159,295 262,135 132,518 553,948

7 Setuhuk hitam 120,889 165,848 122,559 409,296

8 Ikan layaran/ Jangilus 19,502 6,283 22,913 48,698

9 Tenggiri 20,818 51,220 32,446 104,484

10 Cucut botol 50,150 51,381 86,894 188,425

11 Lemadang 4,309 5,353 5,409 15,071

12 Layang/ Benggol 0 888 888

13 Alu-alu/ Manggilala pucul 23 26 49

14 Tongkol abu-abu 0 8,070 253 8,323

15 Ikan campuran 30,686 65,889 10,381 106,956

16 Papan/ semar 424 370 828 1,622

17 Gindara 153,296 164,382 86,561 404,239

18 Kakap batu 39,570 80,370 57,281 177,221

19 Kempar pati 35 510 545

jumlah 1,492,678 2,325,642 1,354,700 5,173,020

Sumber: www.dkp.go.id

Page 71: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

57

Lampiran 2 General arrangement

Page 72: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

58

Lampiran 3 Pemetaan posisi alat tangkap di dek atas, alat bantu dan pembagian area tampak atas (gambar non skala)

Keterangan:

1. Area setting

a. Penjaga keran hidraulik b. Penjaga main line

c. Penggulung branch line

d. Pengangkat radio buoy

e. Petugas penanganan

2. Area penanganan

3. Ruang kemudi 4. Wheel house

f. Ruang istirahat kapten

g. Ruang istirahat ABK

5. Area hauling

h. Pelempar branch line i. Pengait snap ke main line

j. Penyusun tali pelampung dan main line

k. Penyambung pelampung dan radio buoy

l. Pengambil umpan dan branch lin

1

j 2

3

4

b

a

5

g i

h

e

d

c

l k

f

58

Page 73: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

59

Lampiran 4 Fasilitas pada ruang kemudi

Ruang kemudi

Kompas GPS

Page 74: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

60

Lampiran 5 Fasilitas pada ruang istirahat

Ruang istirahat kapten

Ruang istirahat ABK

Page 75: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

61

Lampiran 6 Alat dan pemetaan posisi ruang mesin

Tangga menuju kamar mesin

Kamar mesin

Page 76: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

62

Lampiran 6 Alat dan pemetaan posisi ruang mesin (gambar non skala) (lanjutan)

Keterangan:

1. Palkah

2. Instalasi referigerator

3. Kamar mesin

1

2

3

62

Page 77: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

63

Lampiran 6 Alat dan pemetaan posisi ruang mesin (gambar non skala) (lanjutan)

Keterangan:

1. Palka

2. Genset

3. Mesin utama

4. Mesin bantu

5. Tangga

6. Tempat beristirahat

7. Wadah air bersih

1

2

4

4

5

6

6

7 3

63

Page 78: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

64

Lampiran 7 Fasilitas pada area setting

Posisi setting Meja setting

Peralatan setting

Radio buoy Blong

Page 79: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

65

Lampiran 8 Fasilitas pada area hauling

Side roller Posisi hauling

Line hauler

Penggulungan brach line Frame radio buoy

Page 80: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

66

Lampiran 9 Fasilitas pada area penanganan dan dapur

Pintu ikan Palka

Palka Ikan hasil tangkapan

Toilet Dapur

Page 81: ASPEK ERGONOMI PADA AKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN … · 2.1.1 Pengertian . e. rgonomi. ... Menurut Manuaba (1998), ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni untuk menserasikan alat-alat,

67

Lampiran 10 Job Safety Analysis (JSA)

No Aktivitas Area Kerja Jumlah

ABK

Penanggung

jawab Potensi bahaya Resiko (kemungkinan) Teknik pengendalian

1 Persiapan

Ruang

kemudi 1 Kapten

kapal lain tubrukan

kandas

tabrakan

memasang lampu tanda

memasang lampu tanda

memasang lampu tanda karang

Buritan

4

Bossmen

Barang-barang berat terjatuh, tertimpa tali, conveyor belt, helm

Lantai yang licin lersandung, tergelincir,

terpeleset boot, pembersihan

Alat-alat yang tajam tertusuk, tersobek, tergores sarung tangan, pelindung

Pergerakan cepat terkilir, terjepit branch line ace, line thrower

Ruang mesin

3

KKM

Suara bising kerusakan telinga earplug, penutup telinga

Asap/gas berbahaya keracunan masker dan goggle

Percikan api kebakaran, panas wear pack, sarung tangan

2

Operasi

Setting

Buritan 5 Bossmen Main line terjepit, terlilit line arranger

Branch line tertusuk, tersobek, tergores branch line ace, line thrower

Pelampung, radio buoy,

light buoy terkilir, terjepit block/ takal

Drifting Buritan dan haluan

2 – 3 ABK Branch line tertusuk, tersobek, tergores hati-hati

Hauling Haluan 7 Bossmen

Main line terjepit, terlilit line arranger

Branch line tertusuk, tersobek, tergores branch line ace, line thrower

Pelampung, radio buoy,

light buoy terkilir, terjepit block/ takal

Line hauler terjepit, terlilit hati-hati

Ikan dan blong tertimpa, terjatuh, terpeleset conveyor belt, helm, boot, sarung

tangan

3

Penanganan

hasil

tangkapan

Haluan 5 ABK

penanganan

Pisau tertimpa, terjatuh, terpeleset,

terjepit, terkait, tertusuk

conveyor belt, helm, boot, sarung

tangan, wear pack Ganco

Paku pembunuh

Block/ takal tertimpa, terbelit helm

67