asp - tugas public choice theory evan gunara

16
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Program Pascasarjana Yogyakarta ======================== Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik Fasilitator : Abdul Halim Dikerjakan oleh: Nama : Evan Gunara NIM : 359525 1. Public Choice Theory Teori Public Choice ini merupakan sebuah pendekatan ekonomi politik baru dimana dalam teori ini menganggap negara/pemerintah, politisi atau birokrat sebagai agen yang memiliki kepentingan sendiri. Teori Public Choice memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, aktorpun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. 1

Upload: evanaja

Post on 19-Jan-2016

80 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Public Choice Theory

TRANSCRIPT

Page 1: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Program Pascasarjana

Yogyakarta========================

Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

Fasilitator : Abdul Halim

Dikerjakan oleh:

Nama : Evan Gunara

NIM : 359525

1. Public Choice Theory

Teori Public Choice ini merupakan sebuah pendekatan ekonomi politik baru dimana

dalam teori ini menganggap negara/pemerintah, politisi atau birokrat sebagai agen yang

memiliki kepentingan sendiri. Teori Public Choice memusatkan perhatian pada aktor dimana

aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya

aktor mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut,

aktorpun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan.

Teori pilihan rasional tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang

menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan

untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan tingkatan pilihan aktor. Artinya bahwa walaupun

orang bertindak dalam pasar politis memiliki sejumlah kepedulian terhadap orang

lain, tapi motif utama mereka adalah kepentingan pribadi. Walaupun banyak orang

mendasarkan sejumlah tindakan mereka karena kepedulian mereka terhadap orang lain, motif

dominan dalam tindakan orang di pasar baik mereka merupakan, pengusaha, pekerja,

1

Page 2: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

maupun konsumen, adalah suatu kepedulian terhadap diri mereka sendiri. Ahli Ekonomi

Pilihan Publik membuat asumsi yang sama bahwa walaupun orang bertindak dalam pasar

politis memiliki sejumlah kepedulian terhadap orang lain, motif utama mereka adalah

kepentingan pribadi. Sebagaimana yang di asumsikan oleh Muller bahwa manusia adalah

makhluk yang egois, rasional dan selalu memaksimalkan manfaat serta bertekad memahami

upaya yang menghubungkan cara-cara dan tujuan-tujuan seefektif mungkin. 

 

Dalam model pilihan publik, politik tidak dipandang sekedar sebagai institusi-institusi

dan proses-proses dimana individu berusaha memenuhi kebutuhan atau pilihan mereka yang

terkait dengan barang-barang yang dibutuhkan banyak orang atau bersifat publik. Disini

Politik dipandang bukan hanya sebagai arena memperoleh kekuasaan seperti yang digunakan

dalam pendekatan politik murni; melainkan lebih dipandang sebagai arena permainan yang

memungkinkan terjadinya pertukaran di antara warga negara, partai-partai politik,

pemerintah dan birokrat. Aturan yang harus diikuti dalam permainan politik adalah konstitusi

dan sistem pemilihan. Ada pun yang menjadi pemain dalam pasar politik adalah para pemilih

sebagai konsumen atau pembeli barang-barang publik, dan wakil rakyat sebagai legislatif dan

politikus, yang bertindak layaknya seorang wirausahawan yang menginterpretasikan

2

Page 3: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

permintaan rakyat terhadap barang-barang publik dan mencarikan jalan sekaligus

memperjuangkan agar barang-barang publik tersebut sampai pada kelompok-kelompok

pemilih yang memilih mereka dalam pemilihan. Mitchell memandang bahwa pelaku

diasumsikan memiliki sifat-sifat spesifik tertentu termasuk sekumpulan selera atau urutan

preferensi dan kapasitas membuat keputusan-keputusan rasional atau kemampuan untuk

memilih penyelesaian terefisien atas dilema pilihan yang dihadapinya.

Teori pilihan publik ini terbagi dalam dua aliran yaitu teori pilihan publik normatif dan

teori pilihan publik positif. Dalam aliran teori publik normatif ini merupakan proses

menganalisa sifat-sifat dari sistem politik yang dianggap menguntungkan. Sejalan dengan

Caporaso, Erani menekankan bahwa focus dari teori pilihan publik ini adalah pada isu-isu

yang terkait dengan desain politik dan aturan-aturan politik dasar. Pendeknya teori ini

berhubungan dengan kerangka kerja konstitusi yang mengambil tempat dalam proses politik.

Teori pilihan publik positif berusaha untuk merancang penjelasan bagi aturan-aturan dan

proses-proses pemilihan yang ada dan menelaah bagaimana konsekuensinya. 

Sumber: William F. Shugart II and Laura Razzolini

2. Konservatisme

Konservatisme adalah prinsip dalam pelaporan keuangan yang dimaksudkan untuk

mengakui dan mengukur aktiva dan laba dilakukandengan penuh kehati-hatian oleh karena

aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi ketidakpastian (Wibowo, 2002). Implikasi dari

penerapan prinsip ini adalah pilihan metode akuntansi ditujukan pada metode yang

melaporkan laba dan aktiva lebih rendah atau utang lebih tinggi. Peneliti lain, Basu (1997)

mendefinisikan konservatisme sebagai praktik mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva

3

Page 4: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

bersih) dalam merespons berita buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba

(meninggikan aktiva bersih) dalam merespons berita baik (good news).

Praktik konservatisme bisa terjadi karena standar akuntansi yang berlaku di Indonesia

memperbolehkan perusahaan untuk memilih salah satu metode akuntansi dari kumpulan

metode yang diperbolehkan pada situasi yang sama. Misalnya, PSAK No. 14 mengenai

persediaan, PSAK No. 17 mengenai akuntansi penyusutan, PSAK No. 19 mengenai aktiva

tidak berwujud dan PSAK No. 20 mengenai biaya riset dan pengembangan. Akibat dari

fleksibelitas dalam pemilihan metode akuntansi adalah terhadap angka-angka dalam laporan

keuangan, baik laporan neraca maupun laba-rugi. Penerapan metode akuntansi yang berbeda

akan menghasilkan angka yang berbeda dalam laporan keuangan.

Widya (2004) telah meneliti penerapan akuntansi konservatif di indonesia. Widya (2004)

melaporkan 76,9 % dari 75 perusahaan di BEJ pada periode 1995-2002 menerapkan

akuntansi konservatif. Faktor-faktor yang menjelaskan praktik akuntansi konservatif adalah

konsentrasi kepemilikan di Indonesia, kontrak utang, kos potlitis dan pertumbuhan. Semua

faktor secara signifikan menjelaskan praktik akuntansi konservatif kecuali kontrak utang.

Dahlia Sari (2004) meneliti peran akuntansi konservatif dalam mengurangi konflik antara

pemegang saham dan pemegang obligasi pada saat pengumuman deviden. Hasil penelitian

mendukung hipotesis penelitian bahwa konservatisme berperan dalam perusahaan yang

menghadapi konflik pemegang saham-pemegang obligasi.

Panman dan Zhang (2002) menjelaskan kualitas laba yang dihasilkan tergantung dari

pertumbuhan investasi perusahaan. Pertumbuhan investasi yang temporer atau berfluktuasi

akan menghasilkan tingkat pengembalian (rate of return) yang temporer atau berfluktuasi

4

Page 5: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

sehingga menghasilkan kualitas laba yang rendah. Penerapan akuntansi konservatif akan

menghasilkan laba yang berfluktuasi (tidak persisten).

Studi determinan ERC diarahkan untuk mengidentifikasi factor-faktor yang

mempengaruhi ERC. Studi determinan diawali dengan model penilaian nilai sekarang dari

aliran kas yang standar dalam literature ekonomi dan keuangan (Kothari, 2001). Didalam

usaha untuk menghubungkan laba dan return sekuritas, diasumsikan terdapat hubungan

antara revisi ekspektasi laba oleh pasar dan aliran kas. Perubahan harga dalam merespons

satu rupiah laba yang dihasilkan adalah satu rupiah laba ditambah dengan nilai sekarang dari

revisi ekspektasi laba masa depan. Beberapa faktor yang diidentifikasi dalam studi

sebelumnya meliputi persistensi laba, daya prediksi laba, pertumbuhan, dan struktur modal.

Panman dan Zhang (2002) menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan akuntansi

konservatif dan pertumbuhan investasi temporer akan menghasilkan tingkat pengembalian

yang temporer atau laba yang berfluktuasi. Penjelasannya adalah praktik akuntansi

konservatif akan membebankan biaya mengakui rugi pada periode terjadinya, sebaliknya

mengakui pendapatan dan keuantungan apabila benar-benar telah terealisasi, sehingga laba

yang dihasilkan akan lebih rendah pada periode bersangkutan dibandingkan apabila

perusahaan yang menganut prinsip yang lebih optimis. Apabila periode berikutnya tidak

terjadi atau terjadi penurunan biaya, atau pendapatan telah terealisasi maka laba periode

berikutnya akan dilaporkan lebih tinggi untuk perusahaan yang menganut prinsip

konservatima. Sehingga laba yang dilaporkan untuk perusahaan yang menganut prinsip

konservatisme cenderung lebih berfluktuatif dari pada perusahaan yang menganut prinsip

akuntansi yang lebih optimis.

5

Page 6: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

Laba yang berfluktuatif memiliki daya prediksi yang lebih rendah dari pada laba yang

lebih stabil untuk memprediksi aliran kas masa depan. Sehingga laba perusahaan yang

menerapkan prinsip akuntansi konservatif akan memilki daya prediksi yang lebih rendah dari

pada laba perusahaan yang menerapkan prinsip akuntansi yang lebih optimis.

Prinsip akuntansi konservatif cenderung membuat laba lebih berfluktuasi (Zhang dan

Panman, 2002). Laba yang berfluktuasi akan atau tidak persisten akan memiliki daya prediksi

yang rendah. Penurunan daya prediksi laba dapat mengakibatkan informasi laba tahun

berjalan menjadi kurang bermanfaat dalam memprediksi laba masa depan.

3. Entity Theory

Teori entitas menekankan pada konsep kepengelolaan “stewardship” dan

pertanggungjawaban “accountability” dimana bisnis peduli dengan tingkat keberlangsungan

usaha dan informasi keuangan usaha bagi pemilik ekuitas dalam rangka pemenuhan

kebutuhan legal dan menjaga suatu hubungan baik dengan pemegang ekuitas tersebut dengan

harapan mudah memperoleh dana di masa depan (Paton, 1962). Teori entitas dapat juga

menjelaskan pengungkapan informasi yang ada di internet sehubungan dengan

tanggungjawab dan akuntabilitas perusahaan ke pemegang saham, dan dalam rangka upaya

untuk mencapai kebutuhan informasi pengguna, dimana kerangka peraturan yang ada telah

mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang dibutuhkan pengguna secara

simultan, dan internet menawatkan diri sebagai alat menyajikan informasi kepada pengguna

dalam areal yang lebih luas dalam waktu yang sama (Khan, 2006).

Berdasarkan Lymer et al., (1999), terdapat berbagai badan yang sangat aktif

memperhatikan penyebaran informasi melalui media IFR, seperti IMF, IASB, International

6

Page 7: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

Federation of Accountants (IFAD), Web Trust, COB (Francis), FASB, dan lainnya. Badan

tersebut telah menyatakan potensi penyebaran informasi data akuntansi secara elektronik

dengan berbagai cara.

Menurut Kam (dikutip oleh Triyuwono, 2003), ide utama dari entity theory  ini adalah

memahami perusahaan sebagai entitas yang terpisah dari pemiliknya. Teori ini muncul

dengan maksud mengurangi kelemahan- kelemahan yang ada dalam proprietary theory di

mana pemilik menjadi pusat perhatian. Namun demikian, entity theory pada dasarnya tidak

berbeda jauh dengan teori pendahulunya, proprietary theory. Dalam konteks teori ini,

terdapat dua pandangan yang berbeda walaupun keduanya mengarah kepada konklusi yang

sama, yaitu stewardship atau pertanggungjawaban (accountability). Versi pertama adalah

versi tradisional yang memandang bahwa perusahaan beroperasi untuk keuntungan

pemegang saham, yaitu orang-orang yang menanamkan dananya dalam perusahaan. Dalam

hal ini, entitas bisnis memperlakukan akuntansi sebagai laporan kepada pemegang saham

tentang status dan konsekuensi dari investasi mereka. Sementara itu versi kedua, yaitu

pandangan yang lebih baru terhadap entity theory,menganggap bahwa sebuah entitas adalah

bisnis untuk dirinya sendiri yang berkepentingan terhadap kelangsungan hidup dan

perkembangannya. Meskipun kedua versi tersebut menempatkan entitas sebagai unit

independen, namun terdapat sedikit perbedaan konsep di antara keduanya. Pandangan

tradisional masih memposisikan pemegang saham sebagai “partisipan” (associates),

sementara sudut pandang baru lebih memposisikan mereka sebagai pihak luar (outsiders).

Namun demikian, hal ini tidak mempengaruhi muatan informasi dari laporan akuntansi yang

disajikan oleh entitas tersebut.

7

Page 8: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

Meskipun konsep entity theory merupakan pengembangan dari konsep proprietary

theory, namun bila diinterpretasikan secara kritis (khususnya dalam konteks konsep

kepemilikan), sebagian besar muatannya tetap berbasiskan pada aspek-aspek ideologis yang

sama dengan konsep proprietary theory.Secara gamblang, Isgiyarta (2009, p.68) menjelaskan

bahwa dalam entity theory, seharusnya utang mempunyai posisi yang sama sebagai sumber

dana untuk memperoleh aktiva. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan akuntansi sebagai

berikut:

    Aktiva = Utang + Ekuitas

Turunan utang, yaitu bunga utang, seharusnya mempunyai posisi yang sama dengan

posisi dividen. Namun dalam praktik akuntansi konvensional, posisi bunga utang pada

laporan laba rugi ditempatkan dalam kelompok beban usaha. Posisi bunga yang ditempatkan

sebagai bagian dari kelompok beban usaha merupakan konsep dari proprietary theory. Posisi

utang dengan posisi ekuitas mempunyai posisi yang berlainan, yaitu utang merupakan

pengurang aktiva. Dengan demikian maka turunan utang yaitu bunga utang mempunyai

posisi yang tidak sama dengan dividen.

4. Proprietary Theory

Ide dasar dari proprietary theory adalah usaha atau perusahaan merupakan perpanjangan

tangan dari pemilik. Dalam konsep ini, aktiva merepresentasikan sesuatu yang

dimiliki oleh pemilik dankewajiban merupakan utang yang harus ditanggung oleh pemilik.

Lebih lanjut Isgiyarta (2009, p.89) menjelaskan bahwa dalam proprietary theory, perusahaan

merupakan milik pemegang saham sehingga posisi utang akan mengurangi kekayaan

8

Page 9: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

perusahaan dan bunga diperlakukan sebagai beban usaha. Dalam persamaan

akuntansi, proprietary theory digambarkan sebagai berikut:

  Ekuitas = Aktiva -

Utang

  Dari persamaan akuntansi di atas terlihat bahwa utang merupakan pengurang aktiva dan

antara utang dengan ekuitas mempunyai posisi yang berbeda terhadap aktiva.

Dalam akuntansi konvensional, hal terpenting pada proprietary theory adalah aktiva

bersih (aktiva – utang) yang berarti pemilik lebih menekankan pada komponen laba rugi. Hal

ini sejalan dengan salah satu prinsip dasar dari aliran kapitalisme, yaitu self-

interest (kepentingan pribadi). Dalam hal ini pemilik memusatkan perhatian pada upaya

untuk memaksimalkan laba atau keuntungan usaha yang pada akhirnya akan meningkatkan

kekayaan pemilik. Di samping itu, konsep laba rugi pada akuntansi konvensional hanya

mencakup pada aspek keuangan atau materi dan konsep ini memperkuat persepsi manusia

bahwa kebahagiaan itu adalah berkaitan dengan perolehan materi.

5. Enterprise Theory

Enterprise theory mempunyai pengertian, yang lebih luas dari entity theory. Enterprise

theory dapat dilihat sebagai suatu social theory. Konsep ini sangat tepat diterapkan pada

perusahaan – perusahaan besar yang mau tidak mau harus mempertimbangkan dampak dari

tindakan masyarakat luas. Dari segi akuntansi, ini berarti bahwa tanggung jawab dalam

menyampaikan laporan yang baik tidaklah terbatas untuk pemegang saham dan kreditor saja

tetapi juga pada kelompok – kelompok tertentu secara umum.

9

Page 10: ASP - Tugas Public Choice Theory Evan Gunara

6. Fund Theory

Dalam teori dana, dasar akuntansi bukan teori proprietary maupun teori entitas, tetapi

kelompok aset dan kewajiban dan restriksi terkait, disebut dana, yang mengatur penggunaan

aset. Jadi, teori dana memandang unit bisnis terdiri atas sumber daya ekonomi (dana) serta

kewajiban dan restriksi terkait mengenai penggunaan sumber daya. Unit akuntansi didefinisi

dalam pengertian aset dan penggunaan aset yang telah dilakukan. Kewajiban menunjukkan

serangkaian restriksi hukum dan ekonomi pada penggunaan aset. Sehingga, teori dana

“berorientasi aset” dalam pengertian bahwa fokus utamanya adalah pada administrasi dan

penggunaan aset secara memadai. Laporan sumber dan penggunaan dana, bukan neraca atau

laporan keuangan, merupakan tujuan utama pelaporan keuangan. Laporan ini merefleksikan

perilaku operasi perusahaan yang berkaitan sumber dan penggunaan dana.

7. Commander Theory

Teori ini dikembangkan karena adanya ketidak mantapan adanya konsep artifisial seperti

‘dana” dan “kesatuan”. Pengendali juga merupakan sinonim dari manajemen. Manajemen

membutuhkan informasi sedemikian sehingga ia dapat melaaksanakan fungsi pengendalian

dan perencanaan sesuai dengan kehendak pemilik. Teori ini lebih banyak berhubungan

dengan akuntansi manajemen dari pada akuntansi keuangan.

10