askep trauma toraks

11

Click here to load reader

Upload: upik-safitri

Post on 02-Jul-2015

303 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Trauma Toraks

ASKEP TRAUMA TORAKS

Oleh

KELOMPOK I :

1.Upik Safitri

2.Minan Naal

3.Rusmiati

4.Bungsu Etika

Page 2: Askep Trauma Toraks

DEFINISI.

Trauma thorax adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan oleh benda tajam atau bennda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut.

Page 3: Askep Trauma Toraks

ETIOLOGI.

1. Trauma thorax kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas yang umumnya berupa trauma tumpul dinding thorax.

2. Dapat juga disebabkan oleh karena trauma tajam melalui dinding thorax.

Page 4: Askep Trauma Toraks

ANATOMI.

Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga memisahkan articulasio dari sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternu. Perluasan rongga pleura di atas klavicula dan di atas organ dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk.

Page 5: Askep Trauma Toraks

PATOFISIOLOGI.

Hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis sering disebabkan oleh trauma thorax. Hipokasia jaringan merupakan akibat dari tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke jaringan oleh karena hipivolemia ( kehilangan darah ), pulmonary ventilation/perfusion mismatch ( contoh kontusio, hematoma, kolaps alveolus )dan perubahan dalam tekanan intratthorax ( contoh : tension pneumothorax, pneumothorax terbuka ). Hiperkarbia lebih sering disebabkan oleh tidak adekuatnya ventilasi akibat perubahan tekanan intrathorax atau penurunan tingkat kesadaran. Asidosis metabolik disebabkan oleh hipoperfusi dari jaringan ( syok ).

Page 6: Askep Trauma Toraks

INITIAL ASSESSMENT DAN PENGELOLAAN

1. Pengelolaan penderita terdiri dari :a. Primary survey. Yaitu dilakukan pada trauma yang

mengancam jiwa, pertolongan ini dimulai dengan airway, breathing, dan circulation.

b. Resusitasi fungsi vital.c. Secondary survey yang terinci.d. Perawatan definitif.

2. Karena hipoksia adalah masalah yang sangat serius pada Trauma thorax, intervensi dini perlu dilakukan untuk pencegahan dan mengoreksinya.

3. Trauma yang bersifat mengancam nyawa secara langsung dilakukan terapi secepat dan sesederhana mungkin.

4. Kebanyakan kasus Trauma thorax yang mengancam nyawa diterapi dengan mengontrol airway atau melakukan pemasangan selang thorax atau dekompresi thorax dengan jarum.

5. Secondary survey membutuhkan riwayat trauma dan kewaspadaan yang tinggi terhadap adanya trauma – trauma yang bersifat khusus.

Page 7: Askep Trauma Toraks

DIAGNOSA KEPERAWATAN Ketidakefektifan pola pernapasan b/d ekpansi paru

yang tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.

Inefektif bersihan jalan napas b/d peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan.

Perubahan kenyamanan : Nyeri akut b/d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder.

Gangguan mobilitas fisik b/d ketidakcukupan kekuatan dan ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.

Potensial Kolaboratif : Akteletasis dan Pergeseran Mediatinum.

Kerusakan integritas kulit b/d trauma mekanik terpasang bullow drainage

Resiko terhadap infeksi b/d tempat masuknya organisme sekunder terhadap trauma.

Page 8: Askep Trauma Toraks

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Ketidakefektifan pola pernapasan b/d ekspansi paru yang tidak maksimal karena trauma.

Tujuan Pola pernapasan efektive Dengan Kriteria Hasil :

Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektive.

Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.

Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab

Page 9: Askep Trauma Toraks

Berikan posisi yang nyaman, biasanya dnegan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin. Obsservasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.Perhatikan alat bullow drainase berfungsi baik, cek setiap 1 - 2 jam

PERENCANAAN

Page 10: Askep Trauma Toraks

Inefektif bersihan jalan napas b/d peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan keletihan

TUJUAN

Jalan napas lancar/normal Kriteria Hasil :

Menunjukkan batuk yang efektif. Tidak ada lagi penumpukan sekret di sal.

pernapasan. Klien nyaman.

Page 11: Askep Trauma Toraks

Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.

Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas

sekresi: mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

PERENCANAAN