askep rematoid pada lansia

25
BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia. Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan

Upload: appi-aprisal

Post on 23-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep rematoid

TRANSCRIPT

Page 1: askep rematoid pada lansia

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar belakang

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. 

Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti. 

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994).

Dari berbagai masalah kesehatan itu ternyata gangguan muskuloskeletal menempati urutan kedua 14,5% setelah penyakit kardiovaskuler dalam pola penyakit masyarakat usia >55 tahun (Household Survey on Health, Dept. Of Health, 1996). Dan berdasarkan survey WHO di Jawa ditemukan bahwa artritis/reumatisme menempati urutan pertama (49%) dari pola penyakit lansia (Boedhi Darmojo et. al, 1991).

Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah

Page 2: askep rematoid pada lansia

ditegakkan. Tata laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).

Artritis reumatoid diyakini sebagai respon imun terhadap antigen yang tidak diketahui. Stimulusnya dapat virus atau bakterial. Mungkin juga terdapat predisposisi terhadap penyakit.

Berdasarkan hal tersebut kelompok tertarik untuk membahas tentang penyakit rheumatoid artritis dan dapat mengaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

B. Tujuan penulisan1.    Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien lansia dengan gangguan muskuloskeletal yaitu rheumatoid artritis.

2.    Tujuan khususMakasiswa dapat menjelaskan :

1. definisi penyakit Rheumatoid Artritis.2. etiologi penyakit Rheumatoid Artritis.3. manifestasi klinik Rheumatoid Artritis.4. patofisiologi penyakit Rheumatoid Artritis.5. komplikasi penyakit Rheumatoid Artritis.6. pemeriksaan diagnostik penyakit Rheumatoid Artritis.7. penatalaksanaan penyakit Rheumatoid Artritis.8. asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien denga

Rheumatoid Artritis

2

Page 3: askep rematoid pada lansia

BAB IIPEMBAHASAN

A.DefinisiRematoid atritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif,akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.(Hidayat,2006).Artritis rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian( biasanya sendi tangan dan kaki ) secara simetris mengalami peradangan ,sehingga terjadi pembengkakan ,nyeri dan sering kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. (www.medicastore.com).

B.Anatomi dan fisiologiMuskuloskeletal terdiri dari tulang,otot,kartilago,ligament,tendon,fasia,bursae dan persendian.a. Tulang

Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler.Tulang berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses “ osteogenesis “ menjadi tulang.proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya garam kalsium.Fungsi tulang adalah sebagai berikut :· Mendukung jaringan dan bentuk tubuh.· Melindungi organ tubuh (jantung,otak,paru-paru) dan jaringan lunak· Memberi pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan

pergerakan )· Membuat sel-sel darah merah didalam sumsum tulang (hema

topoiesis)· Menyimpan garam-garam mineral.misalnya kalsium ,fosfor.

Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan bentuknya :

· Tulang panjang (femur,humerus ) terdiri dari satu batang dan dua epifisis.batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis dibentuk oleh spongibone ( cacellous atau trabecular)

· Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous (spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.

· Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.

· Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.· Tulang sesamoid merupakan tulang kecil,yang terletak disekitar tulang

yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon dan jaringan fasial misalnya patella ( kap lutut )

b.OtotOtot dibagi dalam tiga kelompok dengan fungsi utama untuk kontraksi dan

untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh tubuh.

3

Page 4: askep rematoid pada lansia

Kelompok otot terdiri dari :· Otot rangka ( otot lurik ) didapatkan pada sistem skeletal dan berfungsi

untuk memberikan  pengontrolan pergerakan ,mempertahankan sikap dan menghasilkan panas.

·  Otot viseral (otot polos ) didapatkan pada saluran pencernaan ,saluran perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sistem saraf otonom dan kontraksinya tidak di bawah control keinginan.

·   Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.

c. kartilagokartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervaskular.nutrisi mencapai ke sel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibrosis yang menutupi kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapat pada kartilago.

d. Ligamentligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat suatu tulang.

e. TendonTendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon tertentu,khususnya pada pergelangan tangan dan tumit.Pembungkus ini dibatasi oleh membran synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan tendon.

f. FasiaFasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai pembungkus tebal,jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang membungkus otot,saraf dan pembuluh darah.bagian akhir diketahui sebagai fasia dalam.

g. BursaeBursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu tempat dimana digunakan diatas bagian yang bergerak misalnya terjadi pada kulit,tulang antara tendon dan tulang antara otot. Bursae sebagai penampang antara bagian yang bergerak seperti pada olecranon bursae,terletak antara presesus dan kulit.

h. PersendianPergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian.tatu letah dimana tulang berada bersama-sama.Bentuk dari persendian akan ditetapkan berdasarkan jumlahdan tipe pergerakan yang dilakukan. Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu :· Sendi synarthroses ( sendi yang tidak bergerak )· Sendi amphiartroses ( sendi yang sedikit bergerak )· Sendi diarthoses ( sendi yang banyak bergerak )

4

Page 5: askep rematoid pada lansia

C.EtiologiHingga kini penyebab remotoid artritis (RA) tidak diketahui, tetapi beberapa hipotesa menunjukkan bahwa RA dipengaruhi oleh faktor-faktor :1. mekanisme IMUN (antigen-antibody) seperti interaksi antara IGC dan

faktor rematoid2. gangguan metabolisme3. genetik4. faktor lain : nutrisi dan faktor lingkungan ( pekerjaan dan psikososial).

D. PatofisiologiCidera mikrovaskuler dan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium merupakan lesi paling dini pada sinovisis remotoid. Sifat trauma yang menimbulkan respon ini masih belum diketahui.kemudian tampak peningkatan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium bersama sel mononukleus privaskuler.seiring dengan perkembangan proses sinovium edematosa dan menonjol kedalam rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolan vilosa.Pada penyakit Reumatoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :a.stadium sinovisispada stadim ini terdapat perubahan dini pada jaringan sinovial yang ditandai hiperemi,edema karena kongesti,nyeri pada saat istirahat maupun saat bergerak,bengkak dan kekakuan.b.stadium destruksipada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.c.stadium deformitaspada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali ,deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.

F.Tanda dan gejala1. Pasien-pasien dengan RA akan menunjukkan tanda dan gejala seperti:

nyeri persendian.2. bengkak ( rheumatoid nodule).3. kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari.4. terbatasnya pergerakan.5. sendi-sendi terasa panas.6. demam ( pireksia).7. Anemia.8. berat badan menurun.9. kekuatan berkurang.10. tampak warna kemerahan disekitar sendi.11.perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal.12.pasien tampak anemik.

Pada tahap yang lanjut akan ditemikan tanda dan gejala seperti :

5

Page 6: askep rematoid pada lansia

1. pergerakan menjadi terbatas.2. adanya nyeri tekan.3. deformitas bertamabah pembeengkakan.4. Kelemahan.5. depresi

G. pemeriksaan diagnostik1. Faktor reumatoid : positif 80-95 % kasus.2. Fiksasi lateks : positif pada 75 % dari kasus –kasus khas.3. Reaksi-reaksi aglutinasi : positif pada lebih dari 50 % kasus khas.4. LED : umumnya menigkat pesat (80-100 mm/h) mungkin kembali normal

sewaktu gejala meningkat.5. Protein C-reaktif: positif selama masa eksaserbasi.6. SDP : meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.7. JDL : Umumnya menunjukkan anemia sedang.8. Lg (lg M dan lg G ) : peningkatan besar menunjukan proses autoimun

sebagai penyebar AR.9. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada

jaringan lunak ,erosi sendi,dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang ,memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

10.Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium.11.Artroskopi langsung : visualisasi dari area yang menunjukkan

irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi.12.Aspirasi cairan sinovial :mungkin menunjukan volume yang lebih besar

dari normal :buram,berkabut,munculnya warna kuning,(respon inflamasi,produk-produk pembuangan degeneratif):elefan SDP dan leukosit ,penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).

13.Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.

Kriteria artritis reumatoid menurut American Resume Association (ARA ) adalah :1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari.2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada

satu sendi.3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi caiaran)

pada salah satu sendi secara terus menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.5. Pembengkakan sendi yang bersifat simetris.6. Nodul subkutan pada daerah tonjolan tulang daerah ekstensor.7. Gambaran foto rontgen yang khas pada artritis rheumatoid.8. Uji aglutinasi faktor rheumatoid.9. Pengendapan cairan musin yang jelek.

6

Page 7: askep rematoid pada lansia

10. Perubahan karakter histologik lapisan sinovia.11. Gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka  disebut :Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.kemungkinan rhematoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 4 minggu.

H.Penatalaksanaan umumTujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuan mobilisasi penderita (Lemone & Burke, 2001). Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain :1. Pemberian terapiPengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi, pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun

2. Pengaturan aktivitas dan istirahatPada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.

3. Kompres panas dan dinginKompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres dingin.

4. DietUntuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan.

5. PembedahanPembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi.

7

Page 8: askep rematoid pada lansia

I.penatalaksanaan medikPenatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :1. Pendidikan : meliputi tentang pengertian ,patofisiologi,penyebab dan

prognosis penyakit ini.2. Istirahat :karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat.3. Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang ,ini

bertujuan untuk mempertahankan funsi sendi pasien.4. Termoterapi.5. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat.6. Pemberian obat-obatan :

a) Anti inflamasi non steroid (NSAID ) contoh :aspiri yang diberikan pada dosis yang telah ditentukan.

b) Obat-obatan untuk rheumatoid artritis :· acetyl salicylic acid, cholyn salicylate (analgetik,antipiretik,anti

inflamasi).· Indomethacin / indocin ( analgetik dan anti inflamasi ).· Ibufropen / motrin ( analgetik dan anti inflamasi ).· Tolmetin sodium / tolectin ( analgesik dan anti inflamasi ).· Naproxsen / naprosin ( analgetik dan anti inflamasi ).· Sulindac / clinoril ( analgetik dan anti inflamasi ).· Piroxicam / feldene ( analgetik dan anti inflamasi ).

J.Komplikasi1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya

proses granulasi dibawah kulit yang disebut subkutan nodule.2. Pada otot dapat terjadi myosis yaitu proses granulasi jaringan otot.3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.4. Terjadi splenomegali.

8

Page 9: askep rematoid pada lansia

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian1. Aktivitas/ istirahatGejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.Tanda : Malaise. Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.2. KardiovaskulerGejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).3. Integritas egoGejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, Keputusan dan ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan ), Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).4. Makanan/ cairanGejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyahTanda : Penurunan berat badan, Kekeringan pada membran mukosa.5. HygieneGejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan6. NeurosensoriGejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan. Pembengkakan sendi simetris7. Nyeri/ kenyamananGejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi ).8. KeamananGejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap Kekeringan pada mata dan membran mukosa.9. Interaksi sosialGejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.

9

Page 10: askep rematoid pada lansia

C.Diagnosa1.Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.Dapat dibuktikan oleh : Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan, berfokus pada diri sendiri, Perilaku distraksi/ respons autonomic.Perilaku yang bersifat hati-hati/ melindungi.

Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan:• Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol• Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.• Mengikuti program farmakologis yang diresepkan• Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.

NO INTERVENSI RASIONAL1. a. Selidiki keluhan nyeri, catat

lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal.

 b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan.

c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan trokhanter, bebat, brace.

d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.

a.Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.

b.Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri.

c.Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi.

d.Mencegah terjadinya kelelahan umum dan

10

Page 11: askep rematoid pada lansia

e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.

f. Berikan masase yang lembut

g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.

h.Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.

i. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.

j. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) .

k. Berikan kompres dingin jika dibutuhkan.

kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi.

e.Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan.f. meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri.

g.Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.

h. Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat.

i. Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.

j. sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.

k.Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut.

11

Page 12: askep rematoid pada lansia

2.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,nyeri, penurunan kekuatan otot.

Dapat dibuktikan oleh : Keengganan untuk mencoba bergerak/ ketidakmampuan untuk dengan sendiri bergerak dalam lingkungan fisik.Membatasi rentang gerak, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/ kontrol dan massa ( tahap lanjut ).

Hasil yang diharapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

• Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.• Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau kompensasi bagian tubuh.• Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas

NO

INTERVENSI RASIONAL

a.Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi.

 b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.

c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif dan isometris jika memungkinkan.

Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari peoses inflamasi.

Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan.

Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat

12

Page 13: askep rematoid pada lansia

d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup. Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan mobilitas, mis, trapeze

e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace.

f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.

g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, dan berjalan. 

h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi, menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi rodai.

Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.

j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan.

k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).

merusak sendi.

Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit.

Meningkatkan stabilitas( mengurangi resiko cidera ) dan memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktor.

Mencegah fleksi leher.

Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.

Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh.

Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat.

Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut.

3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

13

Page 14: askep rematoid pada lansia

Dapat dibuktikan oleh : Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit.

Bicara negatif tentang diri sendiri, fokus pada kekuatan masa lalu, dan penampilan.Perubahan pada gaya hidup/ kemapuan fisik untuk melanjutkan peran, kehilangan pekerjaan, ketergantungan pada orang terdekat.Perubahan pada keterlibatan sosial; rasa terisolasi.Perasaan tidak berdaya, putus asa.Hasil yang diharapkan / kriteria Evaluasi-Pasien akan :• Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.• Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

NO

INTERVENSI RASIONAL

a.Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.

b. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.

c.Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.

d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.

e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan.

Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung.

Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/ konseling lebih lanjut.

Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri.

Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi.

Dapat menunjukkan emosional

14

Page 15: askep rematoid pada lansia

f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.

g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.

h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.

i. Berikan bantuan positif bila perlu.

j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis psikiatri, psikolog.

k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan.

ataupun metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut.

Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga diri.

Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi.

Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri.Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri.

Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ ketidakmampuan

Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif.

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.Dapat dibuktikan oleh : Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.Hasil yang diharapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :• Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan

15

Page 16: askep rematoid pada lansia

kemampuan individual.• Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.• Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri.

NO INTERVENSI RASIONALa.Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/ eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.

b. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. 

c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi /rencana untuk modifikasi lingkungan.

d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.

e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan dengan evaluasi setelahnya.

f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan perawatan rumah, ahli nutrisi.

Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.

Mendukung kemandirian fisik/emosional.

Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri.

Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran.

Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual.

Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan situasi di rumah.

5.resiko cedera berhubungan dengan kelemahan ototNO INTERVENSI RASIONAL

a.Berikan obat anti rematik.

b.Anjurkan klien berhati-hati saat berdiri dan berjalan .

a.meminimalkan rasa nyeri.

b.Sikap yang tidak berhati-hati memicu tingkat cedera yang

16

Page 17: askep rematoid pada lansia

c.Anjurkan klien duduk apabilanyeri saat berdiri atau berjalan.

d.Anjurkan klien menggunakan tongkat atau alat bantu jalan.

e.Jelaskan kepada keluarga klien tentang teknik menolong klien saat timbul nyeri rematik.

tinggi.

c.

d.meminimalakan tingkat cedera.

e.meringankan tugas perawat sekaligus pertolongan pertama pada klien dalam keadaan mendadak.

17

Page 18: askep rematoid pada lansia

BAB IVPENUTUP

A.KesimpulanArtritis Reumatoid merupakan suatu penyakit autoimun sistemik menahun dengan gejala utama nyeri pada persendian.

Penderita Artritis Reumatoid seringkali datang dengan keluhan artritis yang nyata dan tanda-tanda keradangan sistemik,Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris, Malaise, Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.

Tujuan pengobatan adalah menghasilkan dan mempertahankan remisi atau sedapat mungkin berusaha menekan aktivitas penyakit tersebut. Tujuan utama dari program terapi adalah meringankan rasa nyeri dan peradangan, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah dan/atau memeperbaiki deformaitas.

B.SaranBagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengerti konsep rheumatoid atritis serta dapat  melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan prosedur yang ada.

18

Page 19: askep rematoid pada lansia

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC:

Jakarta

2. Kushariyadi.2011.Asuhan Keperawatan Pada Klien Lanjut Usia.Jakarta :

Salemba Medika.

3. Anonim, 2004, Arthritis, http://www.arthritis.org.

4. http://www.peutuah.com/artritis-reumatoid-rematik/

5. http://nurse87.wordpress.com/2009/12/12/asuhan-keperawatan-

rheumatoid-artritis/

6. http://ilmukeperawatan.wordpress.com

7. http://askepdoumbojo.blogspot.com/2010/08/askep-muskuloskeletal.html

8. http://www.peutuah.com/pengkajian-sistem-muskuloskeletal/

9. http://asuhankeperawatan-kumpulan-askep.blogspot.com/

2009_07_01_archive.html

19