askep polip nasi

17
ASKEP POLIP NASI KONSEP DASAR MEDIS A. Pengertian Polip nasi adalah massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Permukaannya licin, berwarna putih keabu-abuan dan agak bening karena mengandung banyak cairan (polip edematosa). Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi kekuning – kuningan atau kemerah – merahan, suram dan lebih kenyal (polip fibrosa). B. Etiologi Terjadi akibat reaksi hipertensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Bila ada polip pada anak di bawah usia 2 tahun, harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau meningoensefalokel. Dulu diduga predisposisi timbulnya polip nasi ialah adanya rinitis alergi atau penyakit atopi, tetapi makin banyak penelitian yang tidak mendukung teori ini dan para ahli sampai saat ini menyatakan bahwa etiologi polip nasi masih belum diketahui dengan pasti. Polip disebabkan oleh reaksi alergi atau reaksi radang. Bentuknya bertangkai, tidak mengandung pembuluh darah. Di hidung polip dapat tumbuh banyak, apalagi bila asalnya dari sinus etmoid. Bila asalnya dari sinus maksila, maka polip itu tumbuh hanya satu, dan berada di lubang hidung yang menghadap ke nasofaring (konka). Keadaan ini disebut polip konka. Polip konka biasanya lebih besar dari polip hidung. Polip itu harus dikeluarkan, oleh karena bila tidak, sebagai komplikasinya dapat terjadi sinusitis. Polip itu dapat tumbuh banyak, sehingga kadang-kadang tampak hidung penderita membesar, dan apabila penyebarannya tidak diobati setelah polip dikeluarkan, ia dapat tumbuh kembali. Yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip antara lain : a. Alergi terutama rinitis alergi. b. Sinusitis kronik. c. Iritasi.

Upload: seprianto-liroga

Post on 01-Jan-2016

258 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Polip Nasi

ASKEP POLIP NASI

KONSEP DASAR MEDISA.    Pengertian

Polip nasi adalah massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung yang terjadi akibat inflamasi mukosa. Permukaannya licin, berwarna putih keabu-abuan dan agak bening karena mengandung banyak cairan (polip edematosa). Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi kekuning – kuningan atau kemerah – merahan, suram dan lebih kenyal (polip fibrosa).

B.      EtiologiTerjadi akibat reaksi hipertensitif atau reaksi alergi pada mukosa

hidung. Polip dapat timbul pada penderita laki-laki maupun perempuan, dari usia anak-anak sampai usia lanjut. Bila ada polip pada anak di bawah usia 2 tahun, harus disingkirkan kemungkinan meningokel atau meningoensefalokel.

Dulu diduga predisposisi timbulnya polip nasi ialah adanya rinitis alergi atau penyakit atopi, tetapi makin banyak penelitian yang tidak mendukung teori ini dan para ahli sampai saat ini menyatakan bahwa etiologi polip nasi masih belum diketahui dengan pasti.

Polip disebabkan oleh reaksi alergi atau reaksi radang. Bentuknya bertangkai, tidak mengandung pembuluh darah. Di hidung polip dapat tumbuh banyak, apalagi bila asalnya dari sinus etmoid. Bila asalnya dari sinus maksila, maka polip itu tumbuh hanya satu, dan berada di lubang hidung yang menghadap  ke nasofaring (konka). Keadaan ini disebut polip konka. Polip konka biasanya lebih besar dari polip hidung. Polip itu harus dikeluarkan, oleh karena bila tidak, sebagai komplikasinya dapat terjadi sinusitis. Polip itu dapat tumbuh banyak, sehingga kadang-kadang tampak hidung penderita membesar, dan apabila penyebarannya tidak diobati setelah polip dikeluarkan, ia dapat tumbuh kembali.

Yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip antara lain :a.       Alergi terutama rinitis alergi.b.      Sinusitis kronik.c.       Iritasi.d.      Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan

hipertrofi konka.

C.     PatofisiologiPada tingkat permulaan ditemukan edema mukosa yang kebanyakan

terdapat di daerah meatus medius. Kemudian stroma akan terisi oleh cairan interseluler, sehingga mukosa yang sembab menjadi polipoid. Bila proses terus berlanjut, mukosa yang sembab makin membesar dan kemudian akan turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai, sehingga terbentuk polip.

Polip di kavum nasi terbentuk akibat proses radang yang lama. Penyebab tersering adalah sinusitis kronik dan rinitis alergi. Dalam jangka waktu yang lama, vasodilatasi lama dari pembuluh darah submukosa

Page 2: Askep Polip Nasi

menyebabkan edema mukosa. Mukosa akan menjadi ireguler dan terdorong ke sinus dan pada akhirnya membentuk suatu struktur bernama polip. Biasanya terjadi di sinus maksila, kemudian sinus etmoid. Setelah polip terrus membesar di antrum, akan turun ke kavum nasi. Hal ini terjadi karena bersin dan pengeluaran sekret yang berulang yang sering dialami oleh orang yang mempunyai riwayat rinitis alergi karena pada rinitis alergi terutama rinitis alergi perennial yang banyak terdapat di Indonesia karena tidak adanya variasi musim sehingga alergen terdapat sepanjang tahun. Begitu sampai dalam kavum nasi, polip akan terus membesar dan bisa menyebabkan obstruksi di meatus media.

D.     Manifestasi klinisGejala utama yang ditimbulkan oleh polip nasi adalah hidung

tersumbat. Sumbatan ini tidak hilang timbul dan makin lama makin memberat. Pada sumbatan yang hebat dapat menyebabkan timbulnya gejala hiposmia bahkan anosmia. Bila polip ini menyumbat sinus paranasal, akan timbul sinusitis dengan keluhan nyeri kepala dan rhinore. Bila penyebabnya adalah alergi, maka gejala utama adalah bersin dan iritasi di hidung.

Sumbatan hidung yang menetap dan semakin berat dan rinorea. Dapat terjadi sumbatan hiposmia atau anosmia. Bila menyumbat ostium, dapat terjadi sinusitis dengan ingus purulen. Karena disebabkan alergi, gejala utama adalah bersin dan iritasi di hidung.

Pada pemeriksaan klinis tampak massa putih keabu-abuan atau kuning kemerah-merahan dalam kavum nasi. Polip bertangkai sehingga mudah digerakkan, konsistensinya lunak, tidak nyeri bila ditekan, mudah berdarah, dan tidak mengecil pada pemakaian vasokontriktor.

E.      PenatalaksanaanTujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi adalah

menghilangkan keluhan-keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip.

Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi disebut juga polipektomi medika mentosa. Dapat diberikan topical atau sistemik. Polip tipe eosinofilik memberikan respons yang lebih baik terhadap pengobatan kortikosteroid intranasal dibandingkan polip tipe neurotrofilik.

Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip yang sangat massif dipertimbangkan untuk terapi bedah. Dapat dilakukan ekstraksi polip (polipektomi) menggunakan senar polip atau cumin dengan analgesic local, etmoidektomi intranasal atau etmoidektomi ekstranasal untuk polip etmoid, operasi Caldwell-Luc  untuk sinus maksila. Yang terbaik ialah bila tersedia fasilitas endoskop maka dapat dilakukan tindakan BSEF (bedah Sinus Endoskopi Fungsional). Pengobatan juga perlu ditunjukkan pada penyebabnya, dengan menghindari allergen penyebab.

Ada tiga macam penanganan polip nasi yaitu :1.       Cara konservatif

Page 3: Askep Polip Nasi

2.      Cara operatif3.      Kombinasi keduanya.

F.      Pemeriksaan penunjangCara menegakkan diagnosa polip hidung, yaitu dengan :

1.       AnamnesisMelalui anamnesis dapat ditanyakan keluhan-keluhan yang berkaitan

dengan gangguan yang ditimbulkan oleh polip nasi, diantaranya:  Hidung tersumbat  Rinore, mulai dari jernih sampai purulen bila terdapat infeksi sekunder  Post nasal drip  Anosmia atau hiposmia  Suara sengau karena sumbatan pada hidung  Sakit kepala dan snoring bila polipnya berukuran besar  Pembesaran hidung dan muka apabila massa polip sudah bertambah besar  Terdapatnya gejala-gejala sinusitis apabila polip sudah mengganggu drainase

muara  sinus ke rongga hidung  Polip yang besar kadang-kadang dapat mengganggu pernapasan saat tidur

yang menimbulkanobstructive sleep apnea.Selain keluhan-keluhan di atas, harus juga ditanyakan riwayat rinitis,

asma, intoleransi terhadap aspirin, alergi obat lainnya, dan alergi makanan.2.      Pemeriksaan fisik

Terlihat deformitas hidung luar3.      Rinoskopi anterior

Dengan pemeriksaan rhinoskopi anterior   biasanya polip sudah dapat dilihat, polip yang masif seringkali menciptakan kelainan pada hidung bagian luar. Pemeriksaan Rontgen dan CT scan dapat dilakukan untuk Polip biasanya tumbuh di daerah dimana selaput lendir membengkak akibat penimbunan cairan, seperti daerah di sekitar lubang sinus pada rongga hidung. Ketika baru terbentuk, sebuah polip tampak seperti air mata dan jika telah matang, bentuknya menyerupai buah anggur yang berwarna keabu-abuan.

Pembagian polip nasi  Grade 0 : Tidak ada polip   Grade 1 : Polip terbatas pada meatus media  Grade 2 : Polip sudah keluar dari meatus media, tampak di rongga hidung tapi

belum menyebabkan obstruksi total  Grade 3 : Polip sudah menyebabkan obstruksi total4.      Naso-endoskopi

Naso-endoskopi memberikan gambaran yang baik dari polip, khususnya polip berukuran kecil di meatus media. Polip stadium 1 dan 2 kadang-kadang tidak terlihat pada pemeriksaan rinoskopi anterior tetapi tampak dengan pemeriksan naso-endoskopi. Pada kasus polip koanal juga dapat dilihat tangkai polip yang berasal dari ostium asesorius sinus maksila. Dengan naso-endoskopi dapat juga dilakukan biopsi pada layanan rawat jalan tanpa harus ke meja operasi.

Page 4: Askep Polip Nasi

G.     KomplikasiSatu buah polip jarang menyebabkan komplikasi, tapi dalam ukuran

besar atau dalam jumlah banyak (polyposis) dapat mengarah pada akut atau infeksi sinusitis kronis, mengorok dan bahkan sleep apnea - kondisi serius nafas dimana akan stop dan start bernafas beberapa kali selama tidur. Dalam kondisi parah, akan mengubah bentuk wajah dan penyebab penglihatan ganda/berbayang. 

Page 5: Askep Polip Nasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN “ T “DENGAN KASUS POLIP NASI

I.                    BIODATAa.       Identitas klien

Nama Pasien              : Tn “ T” Umur                          : 65 tahunJenis kelamin             : Laki - lakiSuku/Bangsa             : Jawa/Indonesia Agama                                    : Islam Pendidikan                  : SDPekerjaan                    : Tani Alamat                        : Sumobito, jombangTanggal masuk RS      : 04 Februari 2002Tanggal pengkajian    : 05 Februari 2002Diagnosa medik          : POLIP NASI

b.      Identitas penanggun jawabNama                          : Tn “K”Umur                          : 32 tahunAgama                                    : IslamPendidikan                  : SDPekerjaan                    : TaniAlamat                        : Sumobito, JombangHub. Dg klien             : Anak

II.                 KELUHAN UTAMAa.       Keluhan utama klien : Sulit bernapasb.      Riwayat penyakit sekarang :

 klien merasaan buntu pada hidung dan nyeri kronis pada hidung.c.       Riwayat penyakit dahulu :

Klien memiliki riwayat penyakit sinusitis, rhinitis alergi, serta riwayat penyakit THT. Klien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma. Selain itu, klien pernah menderita sakit gigi geraham.

d.      Riwayat psikososial  Intrapersonal : klien merasa cemas akibat nyeri yang kronis.  Interpersonal : gangguan citra diri yang berhubungan dengan suara sengau

akibat massa dalam hidung.   

III.               PEMERIKSAAN FISIKa.       Keadaan umum : Lemahb.      Kesadaran       : Compos mentis, GCS : E4, V5, M6, jumlah 15.c.       Tanda – tanda vital :  TD       : 120/80 mmHg  N         : 88x/mnt  P          : 24x/mnt  S          : 36,5 0 Cd.      B1 (breath):

Page 6: Askep Polip Nasi

RR dapat meningkat atau menurun, terjadi perubahan pola napas akibat adanya massa yang membuntu jalan napas, adanya suara napas tambahan seperti ronchi akibat penumpukan secret, serta terlihat adanya otot bantu napas saat inspirasi

e.       B2 (blood): tidak ada gangguanf.        B3 (brain):

adanya nyeri kronis akibat pembengkakan pada mukosa, gangguan penghidu atau penciuman

g.      B4 (bladder):terjadi penurunan intake cairan

h.      B5 (bowel):nafsu makan menurun, berat badan turun, klien terlihat lemas

i.        B6 (bone): tidak ada gangguanIV.              Analisa data

No Data Etiologi Masalah1 DS: Klien

mengatakan ia tidak nafsu makan berkurangDO: berat badan turun, porsi makan tidak habis

Polip

Penurunan indera penciuman

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

2 DS: klien merasa ada sumbatan di hidungDO : RR 24 x/menit, pola nafas tidak teratur, terlihat adanya otot bantu napas saat inspirasi, adanya suara napas tambahan (ronchi)

Adanya masa, aliran/drainase sekret tertahan,Hidung tersumbat

Bersihan jalan nafas tidak efektif

3. DS: klien merasa lemasDO: mukosa mulut kering, penurunan turgor kulit.

Hidung tersumbat, Menghambat drainase paranasal, Secret. Terakumulasi dalam sinus.

Resiko infeksi

4. DS: keluarga mengatakan bahwa ada perubahan pola interaksi pasien, ketidaknyamanan terhadap situasi

Hidung tersumbat

Suara sengau

Hambatan interaksi

Page 7: Askep Polip Nasi

sosialDO: teramati pada pasien adanya kegagalan perilaku interaksi sosial

5. DS: kluarga klien mengatakan bahwa klien selalu gelisahDO: RR meningkat

Pelebaran batang hidung

Nyeri

Gelisah

Ansietas

6. DS: klien mengeluh nyeri kadang kadang saat bernafasDO: skala nyeri 4,adanya peradangan mukosa hidung

Adanya mukosa/ pelebaran batang hidung

Nyeri pada hidung

Infeksi

Nyeri kronis

V.                 Diagnosa keperawatan1.       Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan polip pada jaringan sekitar.2.      Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya masa dalam

hidung3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan menurunnya

nafsu makan.4.      Resiko infeksi berhubungan dengan terhambatnya drainase sekret.5.      Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan suara sengau yang timbul

akibat sumbatan polip.6.      Ansietas berhubungan dengan kegelisahan adanya sumbatan pada hidung.

VI.              Intervensi keperawatan1.       Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan polip pada jaringan sekitar.

Tujuan      : nyeri berkurang atau hilangKriteria hasil :

  Klien mengungkapakan kualitas nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang  Klien tidak menyeringai kesakitan  Tidak ada kegelisahan dan ketegangan otot  Tidak terjadi perubahan pola tidur pada pasien

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONALObservasi: Kaji tingkat nyeri klien

Observasi tanda-tanda vital dan keluhan klien

Kaji pola tidur , pola makan,

Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya. Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien. TTV dapat

Page 8: Askep Polip Nasi

serta pola aktivitas pasienMandiri: Ajarkan tekhnik relaksasi dan distraksi (misal: baca buku atau mendengarkan music)Kolaborasi: Kolaborasi dengan tim medis untuk terapi konservatif: pemberian obat acetaminofen; aspirin, dekongestan hidung; pemberian analgesikEdukasi: Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya Jelaskan pada keluarga dan pasien bahwa dalam penatalaksanaan ini membutuhkan kepatuhan penderita utk menghindari penyebab / pencetus alergi

menunjukkan kualitas nyeri dan respon nyeri oleh tubuh pasien tersebut Untuk mengetahui pengaruh nyeri yang timbul pada pola kesehatan pasien Klien mengetahui teknik distraksi dan relaksasi sehingga dapat mempraktekannya bila mengalami nyeri.

Menghilangkan/ mengurangi keluhan nyeri klien. Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri. Memberikan pengetahuan pada klien dan keluarga Untuk memaksimalkan tindakan (mengurangi ketidak patuhan)

2.      Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya masa dalam hidungTujuan : Bersihkan jalan nafas menjadi efektif dalam 10 – 15 menit setelah dilakukan tindakan.Kriteria Hasil :

  RR normal (16 – 20 x/menit)   Suara napas vesikuler  Pola napas teratur tanpa menggunakan otot bantu pernapasan  Saturasi oksigen 100%

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONALObservasi: Observasi RR tiap 4 jam, bunyi napas, kedalaman inspirasi, dan gerakan dada Auskultasi bagian dada anterior dan posterior Pantau status oksigen pasienMandiri :

Rasional: Mengetahui keefektifan pola napas

     Mengetahui adanya penurunan atau tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi tambahan Mencegah terjadinya sianosis dan keparahan

     Mencegah obstruksi/aspirasi, dan meningkatkan ekspansi paru

Page 9: Askep Polip Nasi

Berikan posisi fowler atau semifowler tinggi Lakukan nebulizing Berikan O2 (oksigenasi)

Kolaborasi: Berikan obat sesuai dengan indikasi mukolitik, ekspetoran, bronkodilator.

Edukasi: Ajarkan batuk efektif pada pasien

Ajarkan terapi napas dalam pada pasien

Membantu pengenceran sekret Mengkompensasi ketidakadekuatan O2 akibat inspirasi yang kurang maksimal

Mukolitik untuk menurunkan batuk, ekspektoran untuk membantu memobilisasi sekret, bronkodilator menurunkan spasme bronkus dan analgetik diberikan untuk meningkatkan kenyamanan

Membantu pasien untuk mengeluarkan sekret yang menumpuk Membantu melapangkan ekspansi paru

3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan menurunnya nafsu makan.Tujuan : Menunjukkan peningkatan nafsu makan setelah dilakukan tindakan dalam 3 x 24 jam.Kriteria hasil :

  Klien tidak merasa lemas.  Nafsu makan klien meningkat  Klien mengalami peningkatan BB minimal 1kg/2minggu  Kadar albumin > 3.2, Hb > 11

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONALObservasi: Pastikan pola diet biasa pasien, yang disukai atau tidak disukai.

Pantau masukan dan pengeluaran dan berat badan secara pariodik.

Kaji turgor kulit pasien

Pantau nilai laboratorium, seperti Hb, albumin, dan kadar

Untuk mendukung peningkatan nafsu makan pasien

Mengetahui keseimbangan intake dan pengeluaran asuapan makanan Sebagai data penunjang adanya perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan

Page 10: Askep Polip Nasi

glukosa darahMandiri: Pertahankan berat badan dengan memotivasi pasien untuk makan

     Menyediakan makanan yang dapat meningkatkan selera makan pasien Berikan makanan kesukaan pasien

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan (misalkan, pindahkan barang- barang yang tidak enak dipandang) Dorong makan sedikit demi sedikit dan sering dengan makanan tinggi kalori dan tinggi karbohidrat Auskultasi bising usus, palpasi/observasi abdomenKolaborasi: Kolaborasi dengan tim analis medis untuk mengukur kandungan albumin, Hb, dan kadar glukosa darah. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet seimbang TKTP pada pasien Diskusikan dengan dokter mengeni kebutuhan stimulasi nafsu makan atau makanan pelengkapEdukasi: Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana memenuhinya

Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal

Untuk dapat mengetahui tingkat kekurangan kandungan Hb, albumin, dan glukosa dalam darah Mempertahankan berat badan yang ada agar tidak semakin berkurang

     Meningkatkan nafsu makan pasien Merangsang nafsu makan pasien

Meningkatkan rasa nyaman pasien untuk makan Meningkatkan asupan makanan pada pasien Mengetahui adanya bising atau peristaltik usus yang mengindikasikan berfungsinya saluran cerna  Mengetahui kandungan biokimiawi darah pasien

Memberikan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien Memberi rangsangan pada pasien untuk menimbulkan kembali nafsu makannya

Agar pasien mengetahui kebutuhan nutrisinya dan cara memenuhinya yang sesuai dengan kebituhan

Agar pasien mendapatkan gizi yang seimbang dengan harga

Page 11: Askep Polip Nasi

Dukung keluarga untuk membawakan makanan favorit pasien di rumah

yang relatif terjangkau

Merangsan nafsu makan pasien

4.      Resiko infeksi berhubungan dengan terhambatnya drainase sekret.Tujuan : Meningkatnya fungsi indera penciuman klienKriteria hasil:

  Klien tidak merasa lemas  Mukosa mulut klien tidak kering

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONALObservasi: Pantau adanya gejala infeksi Kaji faktor yang dapat meningkatkan serangan infeksiMandiri : Awasi suhu sesuai indikasi

Pantau suhu lingkungan

Health Education : Menjaga lingkungan, ventilasi, dan juga pencahayaan dirumah tetap bersih

Rasional Menjaga timbulnya infeksi Menjaga perilakudan keadaan yang mendukung terjadinya infeksiRasional

Reaksi demam indicator adanya infeksi lanjut

Suhu ruangn atau jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati normal

5.      Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan suara sengau yang timbul akibat sumbatan polip.Tujuan                  : peningkatan sosialisasiKriteria Hasil        :

  Menunjukkan keterlibatan sosial  Menunjukkan penampilan peran

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONALObservasi: Kaji pola interaksi antara pasien dengan orang lainMandiri: Tetapkan jadwal interaksi.

Identifikasi perubahan

Mengetahui tingkat sosialisasi pasien dengan orang lain.

Pasien dapat beristirahat dan bersosialisasi dengan

Page 12: Askep Polip Nasi

perilaku yang spesifik Libatkan pendukung sebaya dalam memberikan umpan balik pada pasien dalam interaksi sosialKolaborasi: Kolaborasi dengan psikolog untuk memberikan motivasi diri pada pasienEdukasi: Berikan informasi tentang sumber-sumber di komunitas yang akan membantu pasien untuk melanjutkan dengan meningkatkan interaksi sosial setelah pemulangan

maksimal. Perawat dapat mengerti kondisi psikis pasien. Keberadaan pendukung sebaya akan menjadi teman untuk bersosialisasi.

Motivasi diperlukan dalam mengubah persepsi pasien menjadi lebih baik.   Pasien dapat meningkatkan sosialisasi dengan  dengan baik pada komunitas masyarakat dan sekitarnya.

6.      Ansietas berhubungan dengan kegelisahan adanya sumbatan pada hidung.Tujuan      : pengurangan ansietasKriteria hasil :

  Pasien tidak menunjukkan kegelisahan  Pasien dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif  Tidak terjadi insomnia

INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONALObservasi: Kaji tingkat kecemasan pasien Tanyakan kepada pasien tentang kecemasannyaMandiri: Ajak pasien untuk berdiskusi masalah penyakitnya dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk menentukan pilihan Berikan posisi yang nyaman pada pasien

Berikan hiburan kepada pasienKolaborasi: Berikan obat- obatan

Mengetahui tingkat kecemasan pasien Mengetahui penyebab kecemasan pasien

Meningkatkan motivasi diri pasien Tingkat kenyamanan pasien dapat mempengaruhi kecemasan pada pasien  Hiburan akan mengalihkan fokus pasien dari kecemasannya

Memberikan bantuan farmakologik untuk menenangkan pasien

Page 13: Askep Polip Nasi

penenang jika pasien mengalami insomniaEdukasi: Sediakan informasi faktual menyangkut diagnosis, perawatan, dan prognosis Ajarkan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi Jelaskan semua prosedur, termasuk sensasi yang biasanya dirasakan selama prosedur

Memberi pengetahuan yang faktual pada pasien Relaksasi membantu menurunkan kecemasan pada pasien Kejelasan mengenai prosedur dapan mengurangi kecemasan pasien

Page 14: Askep Polip Nasi

DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansoer dkk. 1999. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius fakultas kedokteran universitas IndonesiaDoenges, E. Mari Lynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGCGreenberg J, 1998. Current Management of Nasal Polyposis. Diakses dari www.bcm.comJual, linda.1998.Rencana asuhan dan dokumentasi keperawatan-diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi.  Jakarta : EGC

McClay JE, 2007. Nasal Polyps. Diakses dari www.emedicine.comSzema AM, Monte DC, 2005. Nasal Polyposis: What Every Chest PhysicianProf H.Nurbaiti Iskandar. 1993. dokter DSTHT. Jakarta : Fakultas kedokteran universitas Indonesia . balai penerbit FKUI.