askep paru klpok i asnul

114
KEPERAWATAN MEDIKAL BEBAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN PNEUMOTORAK DI IRNA NON BEDAH II PARU RSUP DR. M. DJAMIL PADANG DARI TANGGAL 2-7 JULI 2013 OLEH: ASNUL HAMDI,S.KEP

Upload: aanrentalrental

Post on 07-Apr-2016

40 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Askep Paru Klpok I ASNUL

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Paru Klpok I ASNUL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEBAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN PNEUMOTORAK

DI IRNA NON BEDAH II PARU RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

DARI TANGGAL 2-7 JULI 2013

OLEH:

ASNUL HAMDI,S.KEP

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

STIKes MERCUBAKTI JAYA PADANG

2013

Page 2: Askep Paru Klpok I ASNUL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia sehingga kelompok I.2

dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. M dengan

Pneumotorak di IRNA NON Bedah II Paru RSUP DR. M.DJAMIL PADANG”

Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terima kasih kepada pembimbing

akdemik dan pembimbing klinik yang dengan penuh perhatian dan kesabaran

mengarahkan dan membimbing kelompok dalam penyusunan makalah ini.

Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak untuk perbaikan dimasa yang akan datang

Kelompok mengharapkan makalah ini dapat member manfaat bagi kelompok dan

pembaca.

Padang, Mei 2013

Kelompok I.2

i

Page 3: Askep Paru Klpok I ASNUL

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pneumotorak adalah keluarnya udara dari paru yang cedera kedalam ruang

pleura. Pneumotorak terjadi bila lubang dalam dinding dada cukup besar untuk

memungkinkan udara mengalir dengan bebas masuk dan keluar rongga toraks

bersama setiap upaya pernafasan. Karena dorongan udara melalui lubang dalam

dinding dada menghasilkan bunyi (Brunner &Suddarth, 2001).

Pneumotorak menyebabkan tekanan dalam rongga pleura negative selama

siklus respirasi berlangsung. Tekanan negative tersebut di sebabkan ole

pengembangan dada, jaringan paru mempunyai kecendrungan menjadi kolaps karena

sifat yang elastic, bila ada kebocoran antara alveoli dengan rongga pleura, udara akan

berpindah dari alveoli ke rongga pleura sampai terjadi tekanan yang sama atau

sampai kebocoran tertutup sehingga akan kolaps, karena sifat paru yang elastic, hal

yang sama terjadi bila terdapat hubungan langsung (kebocoran) antara dinding dada

dengan rongga pleura (Arief, 2010).

Di Olmsted country, Minnesota Amerika Meiton et al melakukan penelitian

penelitian selama 25 tahun pada pasien yang terdiagnosis sebagai pneumotorak,

didapatkan 75 % karena trauma, 102 pasien karena iatrogenic dan sisa nya 141 pasien

karena pneumotorak spontan. Dari 141 pasien tersebut 77 pasien PSP dan 64 pasien

PSS. Pada pasien dengan pneumotorak spontan didapatkan angka incident sebagai

berikut: PSP terjadi pada 7,4 per 100.000 pertahun untuk pria dan 2,0 per 100.000

tahun untuk wanita (Barmawy, 2008).

Data di Indonesia mengenai gambaran epidemiologi belum banyak,

penelitian Chandra (2007) menyebutkan bahwa insiden terbanyak di Indonesia adalah

decade I, II, dan III (usia diatas 40 tahun) dengan jumlah penderita laki-laki

1

Page 4: Askep Paru Klpok I ASNUL

terbanyak. Sedangkan penelitian di bandung menyebutkan bahwa perbandingan laki-

laki dan wanita 5:1 dengan usia rata-rata 40 tahun keatas. Namun demikian

pneumotorak dapat berlanjut menjadi gagal nafas akibat kelemahan otot pernafasan

dan bisa berlanjut kepada kematian. Oleh karena itu penderita pneumotorak

memerlukan pengawasan dan perawatan yang baik untuk mempercepat penyembuhan

dan mencegah terjadinya komplikasi. Pengetahuan dan keterampilan perawat

khususnya asuhan keperawatan pada penderita pneumotorak sangat penting untuk

meningkatkan asuhan keperawatan yang professional (Destu, 2010)

Di RSUP Dr. M. Djamil Padang khususnya bangsal paru ada ditemukan

pasien dengan pneumotorak. Menurut angka kejadian penyakit paru dari tahun 2006-

2010 diruang paru RSUP DR. M.Djamil padang kejadian pneumotorak terdapat 178

orang. berdasarkan pengamatan mahasiswa praktek profesi keperawatan STIKes

Mercubaktijaya Padang dari tanggal 2-7 Juli 2013 diruang paru menemukan klien

yang terdiagnosa pneumotorak.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk membahas

tentang pneumotoraks dirawat inap Irna Non bedah II bangsal paru RSUP Dr.

M.Djamil Padang.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Pneumotorak di

Ruang Rawat Inap Paru RSUP Dr. M. Djamil Padang

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui konsep teoritis pneumotorak

b. Dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan pneumotorak

c. Dapat merumuskan diagnose keperawatan pada pasien dengan pneumotorak

2

Page 5: Askep Paru Klpok I ASNUL

d. Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan

pneumotorak

e. Dapat melakukan implementasi pada pasien dengan pneumotorak

f. Dapat melakukan evaluasi keperawatan pada pasien dengan pneu

3

Page 6: Askep Paru Klpok I ASNUL

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Defenisi

a. Pneumotorak adalah adanyan udara dalam raongga pleura. Biasanya

pnemotorak hanya temukan unilateral, hanya pada blast-injury yang hebat

dapat ditemukan pnemotorok bilateral. (Halim danusantoso, 2000)

b. Pneumutorak adalah adanya udara dalam rongga pleura akibat robeknya

pleura (Silvia. A Price, 2002)

c. Pneumotorak adalah keluarnya udara dari paru yang cedera kedalam rongga

pleural (Dieane C Baughman, 2000)

2. Klasifikasi Dan Etiologi

Berdasarkan penyebabnya pnemutorak dapat dibagi atas :

a. Pneumotorak Traumatik

Pneumutorak traumatik yaitu pneumotorak yang terjadi akibat penetrasi

kedalam rongga pleura karena luka tembus, luka tusuk, leka tembak atau

tusukan jarum.

Pneumaotorak traumatik dibagi 2 jenis yaitu :

1. Pneumotorak traumatik bukan latrogenik

Pneumotorak traumatik bukan latrogenik adalah pneumotorak yang

terjadi karena jejas kecelakaan misalnya : jejas dada terbuka/tertutup,

barotrauma.

2. Pneumatorak traumatik Iatrogenik

Pneumotorak yang terjadi akibat tindakan oleh tenaga medis.

Pneumotorak traumatik Iatrogenik aksidrntal

Pneumotorak yang terjadi pada tindakan medis karena

kesalahan/komplikasi tindakan tersebut,misalnya pada tindakan

4

Page 7: Askep Paru Klpok I ASNUL

biopsi pleural, biopsi transbronkial biopsi/aspirasi paru perkutaneus,

barotrauma.

Pneumatorak traumatik Iatrogenik artifisial (deciberate)

Peumotorak yang sengaja dikerjakan dengan cara mengisi udara

kedalam pleura melalui jarum dengan suatu alat Maxuell Box

biasanya untuk terapi tuberkulosis (sebelum era antibiotik) atau

untuk menilai permukaan paru.

b. Pneumotorak Spontan

Pneumotorak spontan adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan suatu pneumotorak yang terjadi secara tiba-tiba dan tak

terduga atau tanpa penyakit paru-paru yang mendasarinya, penumotorak

spontan ini dapat menjadi 2 yaitu :

i. Pneumotorak spontan primer

Pneumotorak spontan primer adalah suatu pneumotorak yang terjadi

adanya penyakit paru yang mendasari sebelumnya umumnya pada

individu sehat, dewasa muda, tidak berhubungan dengan aktivitas belum

diketahui penyebabnya.

ii. Pneumotorak spontan sekunder

Pneumotorak spontan sekunder adalah suatu pneumotorak yang terjadi

adanya riwayat penyakit paru yang mendasarinya (pneumotorak, asma

bronkial, TB paru, tumor paru dll). Pada klien pneumotorak spontan

sekunder bilateral, dengan resetasi torakoskopi dijumpai metastasis paru

yang primernya berasal dari sarkoma jaringan lunak du luar paru.

(Silvia A Price, 2002)

5

Page 8: Askep Paru Klpok I ASNUL

3. Anatomi dan Fisiologi

Saluran pernafasan ada 2 yaitu:

i. Saluran pernafasan atas

a. Hidung

Hidung merupakan rongga segitiga yang mempunyai batas:

Sebelah atas : tulang hidung

Sebelah bawah : os palatum

Sebelah depan : lubang hidung

Fungsi hidung:

1) Bekerja sebagai saluran udara pernafasan

2) Sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu

hidung

3) Dapat mengahangatkan udara pernafasan di mukosa

4) Membunuh kuman yang masuk bersama-sama udara

5) Sebagai alat penciuman yang terletak di puncak hidung

b. Faring (kerongkongan)

Merupakan persimpangan antara saluran pernafasan dan saluran

pencernaan yang di lapisi selaput lendir (mukosa) yang dibawahnya

terdapat otot faring yang berguna untuk menelan.

Rongga faring berhubungan dengan rongga telinga tengah melalui

suatu saluran yang disebut tuba eustachius.

c. Laring (tenggorokan)

Merupakan saluran udara yang bertindak sebagai pembentukan suara,

terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis

dan masuk dalam trakea dibawahnya pangkal tenggorokan ini di tutup

oleh epiglotis yang terdiri dari tulang-tulang yang berfungsi pada

waktu kita menelan makanan menutup laring.

6

Page 9: Askep Paru Klpok I ASNUL

d. Trakea

Berbentuk huruf C dihubungkan oleh jaringan ikat dan otot polos,

panjangnya kira-kira 11,2cm dan lebar 2-2,5, trakea dilapisi oleh

selaput lendir yang mempunyai epitel thorak berbulu getar yang selalu

basah karena ada kelenjer mukosa. Bila terjadi peradangan maka

produksi kelenjer ini meningkat yang akan menjadi sputum, selain itu

juga untuk menyaring debu-debu yang yang halus dari udara

pernafasan.

ii. Saluran pernafasan bawah

a. Bronkus

Merupakan lubang trakea setinggi vertebra thorakalis lima yaitu

setinggi bronkus kiri dan kanan. Bronkus di bentuk oleh cincin tulang

rawan dan lebih panjang sedangkan bronkus kanan lebih lebar dan

pendek

b. Bronkiolus

Bronkus segmental bercabang menjadi bronkiolus mengandung

kelenjer yang memproduksi lendir yang terbentuk untuk melapisi

bagian dalam jalan nafas

c. Alveolus

Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2

d. Paru-paru

Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut, terletak didalam

rongga dada yang terdiri dari paru-paru kiri dan paru-paru kanan.

4. Manifestasi Klinis

1. Dispnea (jika luas)

2. Nyeri pleuritik hebat

3. Trakea bergeser menjauhi sisi yang mengalami pneumotorak

7

Page 10: Askep Paru Klpok I ASNUL

4. Takikardia

5. Sianosis (jika luas)

6. Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena

7. Perkusi hipersonor diatas pneumotorak

8. Perkusi meredup diatas paru-paru yang kollaps

9. Suara napas berkurang pada sisi yang terkena

10. Premitus vokal dan dada berkurang

(Silvia A Price, 2002)5. Patofisiologi

Pleura secara anatomis merupakan satu lapis mesoteral, ditunjung oleh

jaringan ikat, pembuluh-pembuluh dara kapiler dan pembuluh getah bening,

rongga pleura dibatasi oleh 2 lapisan tipis sel mesotelial, terdiri atas pleura

parietalis yang melapisi otot-otot dinding dada, tulang dan kartilago,

diapragma dan menyusup kedalam pleura dan tidak sensitif terhadap nyeri.

Rongga pleura individu sehat terisi cairan (10-20ml) dan berfungsi sebagai

pelumas diantara kedua lapisan pleura.

a. Pneumotorak Spontan Primer

Pneumotorak spontan primer tejadi karena robeknya suatu kantong

udara dekat pleura viseralis. Penelitian secara patologis membuktikan

bahwa pasien pneumotorak spontan yang parunya dipesersi tampak

adanya satu atau dua ruang berisi udara dalam bentuk blab dab bulla.

Bulla merupakan suatu kantong yang dibatasi sebagian oleh pleura

fibrotik yang menebal sebagian oleh jaringan fibrosa paru sendiri dan

sebagian lagi oleh jaringan paru emfisematus. Blab terbentuk dari sautu

alveoli yang pecah melalui suatu jaringan intertisial kedalam lapisan

fibrosa tipis pleura viseralis yang kemudian berkumpul dalam bentuk

kista. Mekanisme pembentukan bulla/blab belum jelas, banyak pendapat

8

Page 11: Askep Paru Klpok I ASNUL

mengatakan terjadinya kerusakan bagian apeks paru akibat tekanan

pleura yang lebih negatif. Pada pnueumotorak spontan terjadi apa bila

dilihat secara patologis dan radiologis terdapat bulla di apeks paru.

Observasi klinik yang dilakukan pada pasien pneumotorak spontan

primer ternyata mendapatkan pneumotorak lebih banyak dijumpai pada

pasien pria berbadan kurus dan tinggi. Kelainan intrinsik jaringan

konektif mempunyai kecenderungan terbentuknya blab atau bulla yang

meningkat.

Bleb atau bulla yang pecah masihbelum jelas hubungan dengan

aktivitas yang berlebihan, karena pada orang-orang yang tanpa aktivitas

(istirahat) juga dapat terjadi pneumotorak. Pecahnya alveoli juga

dikatakan berhubungan dengan obstruksi check-valve pada salurana

napas dapat diakibatkan oleh beberapa sebab antara lain: infeksi atau

infeksi tidak nyata yang menimbulkan suatu penumpukan mukus dalam

bronkial/.

b. Pneumotorak Spontan Sekunder

Disebutkan bahwa terjadinya pneumotorak ini adalah akibat

pecahnya bleb viseralis atau bulla pneumotorak dan sering berhubungan

dengan penyakit paru yang mendasarinya. Patogenesis pneumotorak ini

umumnya terjadi akibat komplikasi asma, fibrsosis kistik, TB paru,

penyakit-penyakit paru infiltra lainnya (misalnya pneumotorak supuratif,

pneumonia carinci).

Pneumotorak spontan sekunder lebih serius keadaanya karena

adanya penyakit yang mendasarinya.

9

Page 12: Askep Paru Klpok I ASNUL

6. Komplikasi

Timbulnya infeksi sekunder pada fungsi toraks darurat maupun secara

akibat pemasangan WSD sangat ditakutkan. Infeksi dapat berupa empiema

ataupun abses paru (Halim Danusantoso, 2000).

Pneumotoraks tension (terjadi pada 3-5% pasien pneumotorak) dapat

mengakibatkan kegagalan respirasi akut, pro-pneumotorak, hidro

pneumotorak/ hemotorak, henti jantung dan kematian

7. Pemeriksaan Penunjang

i. Sinar X dada

Menyatakan akumulasi udara/ cairan pada area pleural, dapat

menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)

ii. GDA

Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi gangguan

mekanik pernafasan dan kemampuan mengkompensasi. PCO2 kadang-

kadang meningkat, PO2 mungkin normal/ menurun, SaT O2 biasanya

menurun.

iii. Hb mungkin menurun menunjukkan kehilangan darah

8. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Medis

i. Berikan oksigen konsentrasi tinggi untuk mengatasi hipoksi

ii. Ubah menjadi pneumotorak sederhana dengan memasukkan jarum

berdasarkan besar kedalam rongga pleura untuk menghilangkan

tekanan.

iii. Selang dada dimasukkan untuk membuang udara dan cairan yang

tersisa.

(Diane C Baughman, 2000)

10

Page 13: Askep Paru Klpok I ASNUL

b. Penatalaksanaan Non Medis

Penderita dianjurkan untuk istirahat total, dilarang untuk mengangkat

benda-benda berat, batuk, bersin terlalu keras, mengejan.

A. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1. Identitas Klien

Meliputi nama, No MR, umur, tanggal lahir, alamat, umur, tanggal masuk

rumah sakit, agama, status perkawinan, alamt, penanggung jawab, yang

mengirim, cara masuk rumah sakit, alasan masuk rumah sakit, alat bantu yang

dipakai, dll.

1) Riwayat Kesehatan

1. RKD

Biasanya klien mengalami sesak nafas sebelum masuk rumah

sakit, mempunyai riwayat penyakit pneumotorak, riwayat merokok dan

riwayat penyakit degeneratif

2. RKS

Biasanya klien mengeluh sesak nafas, Dispnea (jika luas), Nyeri

pleuritik hebat, Trakea bergeser menjauhi sisi yang mengalami

pneumotorak, Takikardia, Sianosis (jika luas), Pergerakan dada

berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena, Perkusi hipersonor

diatas pneumotorak, Perkusi meredup diatas paru-paru yang kollaps,

Suara napas berkurang pada sisi yang terkena, Fremitus vokal dan raba

berkurang.

3. RKK

Biasanya ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti

klien,

11

Page 14: Askep Paru Klpok I ASNUL

2) Pemeriksaan fisik

1. TVV

TD= biasanya meningkat

N= biasanya meningkat

S=biasanya meningkat

P= biasanya meningkat

2. BB= biasanya menurun

TB= biasanya tetap

LILA= biasanya berkurang

3. Kepala

a) Rambut = biasanya berwarna hitam, lurus, tidak ada ketombe, biasanya

bersih, pada kepala tidak ada udema (benjolan)

b) Mata = mata simetris kiri dan kanan, visus normal, pupil isokor, sklera

tidak ikterik, konjungtiva anemis, kelopak mata tidak membengkak,

palpebra tidak udema

c) Hidung = bentuk normal, peradangan mukosa dan polip tidak ada,

penciuman normal

d) Telinga = pendengaran baik, simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen

dan cairan, alat bantu pendengaran tidak ada

4. Leher

Trakea tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan limfe

JVP 5-2 CmH2O

5. Thorak

I = biasanya asimetris kiri dan kanan, bagian yang terkena akan terlihat

lebih cembung

P = fremitus bagian yang terkena akan kurang dari bagian yang tidak

terkena

12

Page 15: Askep Paru Klpok I ASNUL

P = bagian yang terkena akan hipersonor

A = ada bunyi tambahan, ronki +/+

6. Jantung

I = biasanya ictus cordis tidak terlihat

P = ictus teraba di RIC V

P = batas jantung jelas, daerah aorta linea sternalis daerah RIC II, daerah

pulmonalis pada linea sternalis sinistra dextra RIC II, daerah trikuspidalis

pada linea sternalis dextra RIC III daerah mitral RIC V sinistra

A = irama jantung teratur

7. Abdoment

I = biasanya tidak membuncit

P = hepar dan lien tidak teraba

P = tympani

A = Bising usus Normal

8. Ekstremitas

Kekuatan otot : baik, clabbing finger -/-, CRT < 2 detik, sianosis tidak ada

I = kekuatan otot baik

P = tidak ada udema

9. Integument

I = warna kulit sao matang

P = elastisitas kulit berkurang

10. Neurologis

Status mental: kesadaran biasanya CMC

Saraf kranial: tidaka ada gangguan pada syaraf kranial pasien

Reflek fisiologis: positif (+)

Reflek patologis: negatif (-)

13

Page 16: Askep Paru Klpok I ASNUL

11. Mamae

Simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan

12. Urogenital: bersih, tidak ada pengeluaran

13. Anus: tidak ada luka lecet pada anus klien

3) Aktivitas sehari-hari

1. Aktivitas/ istirahat

Disnea dengan aktivitas/ istirahat

2. Sirkulasi

Takikardia, nadi apikal berpindah oleh adanya penyimpangan

mediastinal dengan tegangan pneumotorak, TD hipotensi/ hipertensi

3. Makanan dan cairan

Adanya pemasangan infus melalui intra vena, anoreksia

4. Nyeri/ kenyamanan

Nyeri dada unilateral, timbul tiba-tiba gejala batuk, tegangan

pneumotorak spontan

5. Pernafasan

Kesulitan bernafas, batuk, peningkatan frekuensi pernafasan, peningkatan

kerja nafas, bunyi nafas menurun

6. Keamanan

Adanya trauma dada

7. Eliminasi

Frekuensi BAK menurun, warna urine kekuningan, bau amoniak, tidak

ada keluhan saat BAK

Frekuensi BAB menurun, konsistensi nya agak keras, warrna kuning,

tidak ada keluhan saat BAB

8. Aktivitas perawatan diri

Penurunan kemampuan/ peningkatan kebutuhan bantuan melakukan

aktivitas sehari-hari, kebersihan buruk, bau badan

14

Page 17: Askep Paru Klpok I ASNUL

9. Istirahat tidur

Keletihan, malaise, ketidakmampuan untuk tidur, pola tidur dalam posisi

duduk tinggi, dispnea saat istirahat, atau respon terhadap aktivitas atau

latihan

10. Data psikososial

Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, kelalaian

hubungan dengan anggota keluarga yang lain

11. Data spiritual

Bagaimana klien melakukan ibadah, apakah ada hambatan atau tidak

12. Pemeriksaan penunjang

GDA= Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi

gangguan mekanik pernafasan dan kemampuan mengkompensasi. PCO2

kadang-kadang meningkat, PO2 mungkin normal/ menurun, SaT O2

biasanya menurun.

Sinar X dada = menyatakan akumulasi udara pada area pleural

HB= mungkin menurun, menunjukkan kehilangan darah

13. Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul

a) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme, peningkatan

produksi sekret

b) Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi

udara)

c) Resiko tinggi trauma penghentian nafas b.d proses cedera

d) Resiko infeksi b.d luka insisi pemasangan WSD

e) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak

adekuat

(Judith M. Wilkinson, 2006)

15

Page 18: Askep Paru Klpok I ASNUL

BAB III

LAPORAN KASUS

Tanggal pengkajian : 2-7-2013

Ruangan : Irna paru RSUP Dr. M.Djamil Padang

Diagnosa medis : Pneumotorak

A. Identitas Klien

Nama : Tn M

No MR : 85.54.56

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : buruh

Agama : islam

Status perkawinan : kawin

Alamat : Alahan panjang solok selatan

Penanggung jawab : Ny.M (istri)

Alamat : Alahan panjang solok selatan

Tanggal masuk RS : 1/7/2013

Yang mengirim : RSUD Solok

Cara masuk : melalui IGD

Alasan masuk RS : sesak nafas

Riwayat alergi

Obat : tidak ada

Makanan : tidak ada

Dll : tidak ada

Alat bantu yg dipakai : tidak ada

16

Page 19: Askep Paru Klpok I ASNUL

B. Riwayat Kesehatan

1. RKD

Klien memiliki riwayat penyakit asma bronchial dari kecil dan positif TB

paru sejak tahun 2008 dan diberi OAT oleh dokter, tapi klien berhenti minum

obat karena tidak ada perbaikan. Klien sudah dirawat dirumah sakit untuk

yang ketiga kalinya, sebelumnya klien pernah dirawat pada tahun 2008 dan

tahun 2012 dengan keluhan sesak nafas, klien pulang dengan kondisi yang

sudah membaik dan dengan izin dokter klien pulang kerumah.

2. RKS

Pasien merupakan rujukan dari RSUD Solok dengan spontan

pneumotorak, pada saat masuk klien mengeluh sesak nafas sejak 15 hari yang

lalu, sesak tidak menciut, tidak dipengaruhi cuaca, emosi dan makanan, sesak

meningkat saat aktivitas, oleh karena sesak pasien dirawat di RSUD solok,

klien batuk- batuk sejak ± 4 bulan yang lalu, batuk berdahak warna putih,

oleh karena batuknya pasien berobat ke Sp PD, diperiksa dahak (hasil +)

diberi OAT kategori I, pasien berhenti minum obat sejak 1 bulan yang lalu

karena tidak ada perbaikan, klien lalu dirawat selama 1 bulan 10 hari di

RSUD Solok dengan tindakan klien dipasang WSD, karena keluarga merasa

tidak ada perubahan dengan keadaaan Tn.M keluarga meminta untuk dirujuk

ke RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 juli 2013 klien

mengatakan masih batuk, kadang susah untuk mengeluarkan dahaknya, klien

mengatakan dada nya terasa berat saat bernafas, klien mengatakan dahaknya

terasa menumpuk pada jalan nafasnya, klien mengatakan nafasnya sesak,

klien mengatakan sesaknya bertambah jika beraktivitas, klien mengatakan

badannya terasa lemah dan lelah, klien mengatakan makan hanya 4-5 sendok

saja, klien mengatakan badannya sekarang sangat kurus sebelum sakit BB

17

Page 20: Askep Paru Klpok I ASNUL

nya 52kg, saat sekarang ini BB klien 42 kg, klien terlihat masih batuk dan

berdahak, warna sputum klien kuning kehijauan, sputum klien kental, klien

terlihat susah menarik nafas, ronki +/+, klien terlihat sulit mengeluarkan

dahaknya, klien terpasang O2 2 liter/ menit, nafas klien terlihat sesak,

pernafasan klien 30 x/I, pernafasan klien cepat dan dangkal, pernafasan

cuping hidung, klien terlihat susah menarik nafas, retraksi dinding dada (+),

klien tampak kurus, klien hanya menghabiskan 4-5 sendok makan saja, diet

klien ML TKTP, mukosa bibir kering, nafsu makan klien terlihat menurun,

klien terpasang WSD di linea axillaris anterior kanan RIC VII, Buble (+),

Undulasi (+).

3. RKK

Keterangan:

= laki-laki

= perempuan

= klien

= tinggal serumah

= anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan

klien (asma bronchial)

18

Page 21: Askep Paru Klpok I ASNUL

Klien mengatakan ada anggota keluarga nya yang menderita penyakit asma

yaitu ayah dan adiknya. Sedangkan untuk riwayat penyakit hipertensi dan

DM tidak ada dalam keluarganya.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda vital

o TD: 110/ 70 mmHg

o N: 92x/i

o S: 36,7 ºC

o P: 30 x/i

2. TB = 160 cm

BB = 42 kg

3. Kepala

o Rambut = kurang bersih, ada ketombe, kepala tidak ada benjolan, rambut

warna hitam

o Mata = simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,

pupil isokor, palpebra tidak udema

o Hidung = peradangan mukosa dan polip tidak ada, penciuman normal,

pernafasan cuping hidung (+)

o Telinga = pendengaran baik, simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen

dan cairan, alat bantu pendengaran tidak ada.

4. Leher

o Trakea = tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan limfe

o JVP = 5-2 Cm H2O

5. Thorak

19

Page 22: Askep Paru Klpok I ASNUL

I = retraksi dinding dada, dada Asimetris kiri dan kanan, kanan lebih

cembung dari kiri, pergerakan kanan tertinggal dari kiri, terpasang WSD

di linea axillaris anterior kanan RIC VII, Buble (+), Undulasi (+).

P = fremitus kanan < dari kiri

P = kanan hipersonor, kiri sonor

A = kanan Suara nafas melemah, kiri ekspirasi memanjang, whezzing -/-,

ronki +/+

6. Jantung

I = ictus cordis tidak terlihat

P = ictus cordis teraba 2 jari dibawah papilla mamae RIC V

P = batas jantung daerah aorta linea sternalis dextra RIC II, daerah

pulmonalis pada linea sternalis sinistra dextra RIC II, daerah

trikuspidalis pada linea sternalis dextra RIC III, daerah mitral RIC V

sinistra

A = Reguler, tidak ditemukan bunyi bising

7. Abdomen

I = tidak membuncit

P = hepar dan lien tidak teraba

P=tympani

A = BU 15 x/i

8. Ekstremitas

Ekstremitas atas: Clabbing finger tidak ada, CRT < 2 detik, sianosis tidak ada

Ekstremitas bawah: kekuatan otot baik, tidak ada artrofi otot, tidak ada

udema

9. Integument

I = warna kulit sao matang, turgor kulit baik

P = teraba hangat, elastisitas berkurang

20

Page 23: Askep Paru Klpok I ASNUL

10. Neurologis

Status mental : kesadaran klien CMC

Saraf cranial : tidak ada gangguan pada syaraf cranial pasien

Reflek fisiologis : positif

Reflek patologis : negative

11. Mamae : simetris kiri dan kanan, tidak ada benjolan

12. Urogenital : tidak di periksa

13. Anus : tidak diperiksa

D. Aktivitas Sehari-hari

1. Nutrisi

Sehat : makan 3x sehari, dengan nasi, lauk kadang pakai sayur, tidak

ada kesulitan, makan biasa

Sakit : klien mengalami penurunan nafsu makan, klien hanya

menghabiskan 1/3 makanannya saja, diit klien ML TKTP

2. Minum

Sehat : ± 7-8 gelas sehari, air putih + kopi

Sakit : ± 5-6 gelas sehari, klien terpasang infuse

3. Eliminasi

Miksi

Sehat : BAK ± 6-7 x sehari, warna kuning, bau khas, tidak ada

keluhan

Sakit : BAK ± 6 x sehari, warna orange bening, bau khas, tidak ada

keluhan

Defekasi

Sehat : ± 1 x sehari, konsistensi lembek, tidak ada keluhan

Sakit : ± 1x/ 2 hari, konsistensi tidak keras, tidak ada keluhan

4. Aktivitas perawatan diri

21

Page 24: Askep Paru Klpok I ASNUL

Sehat : Klien mandi 2x sehari dengan dilakukan sendiri, klien

mencuci rambut setiap hari, aktivitas perawatan dilakukan

sendiri tanpa dibantu

Sakit : Klien mandi 1 x sehari dibantu oleh keluarga ditempat tidur,

aktivitas perawatan diri klien dibantu oleh keluarga

5. Istirahat dan tidur

Sehat : ± 7-8 jam pada malam hari, tidak ada keluhan

Sakit : ± 5-6 jam pada malam hari, klien sering terbangun karena

gangguan pasa pernafasannya

E. Data social ekonomi

Klien merupakan seorang pemotong rumput, mempunyai riwayat merokok ± 1

bungkus/ hari selama 35 tahun

F. Data psikososial

Klien selama dirawat dirumah sakit selalu ditemani oleh anak-anak dan istrinya

G. Data spiritual

Klien tidak ada melakukan ibadah shalat selama dirawat di rumah sakit

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium tanggal 2/7/2013

Hb = 11gr/dl

Leukosit = 8000/ mm3

Trombosit = 367.000/ mm3

2. Foto thorak

Didapatkan udara pada gambar paru sebelah kanan

3. Hasil spesiment cairan pleura tanggal (2-7-2013) klien ditemukan bakteri/

kuman Klebsiella Spp

I. Pengobatan (tanggal 2-7-2013)

O2 2 liter/ menit

22

Page 25: Askep Paru Klpok I ASNUL

IUFD Martos 12 jam/ kolf

Combivent 4x1

Pulmicort 2x1

Metil prednisolon 2x 8 mg

Ceftriaxone inj 2x1 gr

Azitromisin 1x 500 mg

Aminophilin tab 3x150 mg

23

Page 26: Askep Paru Klpok I ASNUL

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

1.

2.

DS:

klien mengatakan masih batuk,

kadang susah untuk

mengeluarkan dahaknya

klien mengatakan dada nya

terasa berat saat bernafas

klien mengatakan dahaknya

terasa menumpuk pada jalan

nafasnya

DO:

o klien terlihat masih batuk dan

berdahak

o Warna sputum klien kuning

kehijauan

o Sputum klien kental

o klien terlihat susah menarik

nafas

o ronki +/+

o klien terlihat sulit mengeluarkan

dahaknya

DS:

klien mengatakan nafasnya sesak

klien mengatakan sesaknya

bertambah jika beraktivitas

klien mengatakan dadanya terasa

berat saat bernafas

DO:

o klien terpasang O2 2liter/ menit

o nafas klien terlihat sesak

Bersihan jalan nafas

tidak efektif

Pola nafas tidak

efektif

Peningkatan

produksi secret

Penurunan ekspansi

paru (akumulasi

udara dalam rongga

paru)

24

Page 27: Askep Paru Klpok I ASNUL

3.

o pernafasan klien 30 x/I

o pernafasan klien cepat dan

dangkal

o pernafasan cuping hidung

o klien terlihat susah menarik

nafas

o retraksi dinding dada (+)

o I = retraksi dinding dada, dada

Asimetris kiri dan kanan, kanan

lebih cembung dari kiri,

pergerakan kanan tertinggal dari

kiri, terpasang WSD di linea

axillaris anterior kanan RIC VII,

Buble (+), Undulasi (+).

o P = fremitus kanan < dari kiri

o P = kanan hipersonor, kiri sonor

o A = kanan Suara nafas melemah,

kiri ekspirasi memanjang,

whezzing -/-

DS:

klien mengatakan badannya

terasa lemah dan lelah

klien mengatakan makan hanya

4-5 sendok saja

klien mengatakan badannya

sekarang sangat kurus sebelum

sakit BB nya 52kg, saat

sekarang ini BB klien 42 kg

DO:

o klien tampak kurus, BB ideal

klien sesuai IMT seharusnya 54

kg, BB klien kurang 12 kg lagi

Pemenuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Intake tidak adekuat

25

Page 28: Askep Paru Klpok I ASNUL

supaya ideal

o klien hanya menghabiskan 1/3

makanannya

o Mukosa bibir kering

o Nafsu makan klien terlihat

menurun.

o Hb 11 gr/dl

o Konjungtiva anemis

o Diit klien ML TKTP

26

Page 29: Askep Paru Klpok I ASNUL

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

TGL

MUNCULTTD

TGL

TERATASITTD

1.

2.

3.

Bersihan jalan nafas

tidak efektif b.d

Peningkatan produksi

secret

Pola nafas tidak efektif

b.d Penurunan

ekspansi paru

(akumulasi udara

dalam rongga paru)

Pemenuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh b.d Intake tidak

adekuat

2/7/2013

2/7/2013

2/7/2013

27

Page 30: Askep Paru Klpok I ASNUL

INTERVENSI KEPERAWATAN

N

ODX KEP NOC NIC AKTIVITAS KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan

nafas tidak efektif

b.d bronkospasme,

peningkatan

produksi sekret

Dalam waktu 6x 24

jam diharapkan klien

dapat:

Status pernafasan,

pertukaran gas,

pertukaran CO2 atau

O2, alveolar untuk

mempertahankan

konsentrasi gas

darah arteri

Status pernafasan

ventilasi. Pergerakan

udara masuk dan

keluar paru

Pengelolaan jalan nafas fasilitas untuk

kepatenan jalan nafas

Penghisapan jalan nafas:

memindahkan sekresi jalan nafas

dengan memasukkan sebuah kateter

penghisap kedalam jalan nafas oral

atau trakeal

Pengkajian

o Auskultasi bagian dada anterior

dan posterior untuk mengetahui

adanya penurunan atau tidak

adanya ventilasi dan adanya

bunyi tambahan

o Tentukan kebutuhan

penghisapan oral/ trakeal

Pendidikan untuk pasien/

keluarga

o Instruksikan kepada psien/

keluarga dalam rencana

perawatan dirumah

o Instruksikan kepada klien/

28

Page 31: Askep Paru Klpok I ASNUL

Menunjukkan

pembersihan jalan

nafas yang efektif

keluarga tentang batuk efektif

dan teknik relaksasi nafas

dalam

o Ajarkan keluarga untuk

melakukan clapping back

Aktivitas kolaboratif

o Berikan tindakan nebulizer

sesuai indikasi

o Rundingkan dengan ahli terapi

pernafasan sesuai kebutuhan

2. Pola nafas tidak

efektif b.d

penurunan

ekspansi paru

(akumulasi udara)

Diharapkan dalam

waktu 6x 24 jam klien

dapat menunjukkan:

Status respirasi,

ventilasi: pergerakan

udara kedalam dan

keluar paru-paru

Pengelolaan jalan nafas fasilitas untuk

kepatenan jalan nafas

Pemantauan pernafasan:

pengumpulan dan analisa data pasien

untuk memastikan kepatenan jalan

nafas dan keadekuatan pertukaran gas

Pengkajian

o Kaji kebutuhan insersi jalan

nafas

o Observasi dan dokumetasikan

ekspansi dada bilateral pada

pasien dengan ventilator

o Pantau kecepatan, irama,

29

Page 32: Askep Paru Klpok I ASNUL

Status tanda-tanda

vital, nadi, suhu,

respirasi dan TD

dalam rentang yang

diharapkan dari

individu

Kedalaman inspirasi

dan kemudahan

bernafas

Ekspansi dada

simetris

Tidak ada

penggunaan otot

bantu pernafasan

Bunyi nafas

tambahan tidak ada

kedalaman dan usaha respirasi

o Perhatikan pergerakan dada,

penggunaan oto bantu

pernafasan

o Pantau respirasi yang berbunyi

o Auskultasi bunyi nafas

Pendidikan untuk pasien/

keluarga

o Ajarkan kepada pasien/

keluarga tentang relaksasi

untuk meningkatkan pola

pernafasan

o Ajarkan cara batuk secara

efektif

Aktivitas kolaboratif

o Berikan O2 sesuai kebutuhan

30

Page 33: Askep Paru Klpok I ASNUL

3. Pemenuhan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh b.d Intake

tidak adekuat

Diharapkan dalam

waktu 6x 24 jam klien

dapat menunjukkan:

Status gizi: tingkat

zat gizi yang tersedia

untuk memenuhi

kebutuhan metabolic

Status gizi: asupan

makanan dan cairan:

jumlah makanan dan

cairan yang

dikonsumsi tubuh

selama waktu 24 jam

Status gizi: nilai

gizi: keadekuatan zat

gizi yang

Pengelolaan gangguan makan:

pencegahan dan penanganan

pembatasan diet yang berat dan

aktivitas berlebih atau makan dalam

jumlah banyak dalam satu waktu dan

mencahar makanan dan cairan

Pengelolaan nutrisi bantuan atau

pemberian asupan diet makanan dan

cairan seimbang

Bantuan menaikkan BB: fasilitas

untuk pencapaian kenaikan BB

Pengkajian

o Tentukan motivasi pasien untuk

mengubah kebiasaan makan

o Tentukan kemampuan pasien

untuk memnuhi kebutuhan

nutrisi

o Pantau kandungan nutrisi dan

kalori pada catatan asupan

o Timbang pasien pada interval

yang tepat

Pendidikan untuk pasien/ keluarga

o Berikan informasi yang tepat

tentang kebutuhan nutrisi dan

bagaimana memenuhinya

31

Page 34: Askep Paru Klpok I ASNUL

dikonsumsi tubuh

32

Page 35: Askep Paru Klpok I ASNUL

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HARI KE I

NOHARI/

TGL/JAM

DX

KEPIMPLEMENTASI

HARI/

TGL/JAMEVALUASI TTD

1. Selasa/ 2-7-

2013

09.00 WIB

1 Memantau pola

pernafasan klien dan

kedalaman bernafas

klien

Meninggikan kepala

tempat tidur

(mengatur posisi

semi fowler)

Mengajarkan klien

cara batuk efektif

Mengauskultasi

bunyi nafas klien

Melakukan clapping

back (perkusi)

Melakukan

pemberian nebulizer

sesuai dengan order.

SELASA/

2-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan masih

batuk, kadang susah

untuk mengeluarkan

dahaknya

klien mengatakan dada

nya terasa berat saat

bernafas

klien mengatakan

dahaknya terasa

menumpuk pada jalan

nafasnya

O:

o klien terlihat masih batuk

dan berdahak

o Warna sputum klien

kuning kehijauan

o Sputum klien kental

o klien terlihat susah

menarik nafas

o ronki +/+

33

Page 36: Askep Paru Klpok I ASNUL

o klien terlihat sulit

mengeluarkan dahaknya

A:

Masalah Belum Teratasi

P:

Iintervensi dilanjutkan ke

manajent

pemberian nebulasi

pengaturan posisi

clapping back, vibrasi

dan postural drainase

2. SELASA/ 2-

7-2013

09.00 WIB

2 monitor frekuensi,

ritme, dan

kedalaman

pernafasan

mencatat pergerakan

dada, kesimetrisan,

penggunaan otot

bantu tambahan, dan

retraksi otot

intracostal

monitor pernafasan

hidung

monitor pola nafas,

bradipnea, takipnea,

hiperventilasi

SELASA/

2-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

nafasnya sesak

klien mengatakan

sesaknya bertambah jika

beraktivitas

klien mengatakan

dadanya terasa berat saat

bernafas

O:

o klien terpasang O2 2liter/

menit

o nafas klien terlihat sesak

o pernafasan klien 30 x/I

34

Page 37: Askep Paru Klpok I ASNUL

melakukan

auskultasi suara

pernafasan

memposisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

memberikan O2

sesuai kebutuhan

o pernafasan klien cepat

dan dangkal

o pernafasan cuping hidung

o klien terlihat susah

menarik nafas

o retraksi dinding dada (+)

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan ke

manajement:

respiratory monitoring

oxygen therapy

3. SELASA/ 2-

7-2013

09.00 WIB

3 memonitor adanya

penurunan BB

Memonitor tipe dan

jumlah aktivitas yang

bisa dilakukan

Memonitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

Memonitor turgor

kulit

Memonitor

kekeringan, rambut

SELASA/

2-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

badannya terasa lemah

dan lelah

klien mengatakan hanya

menghabiskan 1/3 porsi

makanannya

klien mengatakan

badannya sekarang

sangat kurus sebelum

sakit BB nya 52kg, saat

sekarang ini BB klien 42

kg

35

Page 38: Askep Paru Klpok I ASNUL

kusam dan mudah

patah

Memonitor mual dan

muntah

Memonitor kadar

albumin, total

protein, Hb dan Ht

Memonitor makanan

kesukaan

Memonitor

konjungtiva

O:

klien tampak kurus, BB

ideal klien menurut IMT

nya 54 kg, BB klien

masih kurang 12 kg lagi

klien hanya

menghabiskan 1/3

makanannya

diet klien ML TKTP

mukosa bibir kering

nafsu makan klien

terlihat menurun

konjungtiva anemis

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

dengan manajement nutrisi

HARI KE II

36

Page 39: Askep Paru Klpok I ASNUL

NOHARI/

TGL/JAM

DX

KEPIMPLEMENTASI

HARI/

TGL/JAMEVALUASI TTD

1. Rabu/

3-7-2013

09.00 WIB

1 Memantau pola

pernafasan klien dan

kedalaman bernafas

klien

Meninggikan kepala

tempat tidur

(mengatur posisi

semi fowler)

Mengajarkan klien

cara batuk efektif

Mengauskultasi

bunyi nafas klien

Melakukan clapping

back (perkusi)

Melakukan

pemberian nebulizer

sesuai dengan order.

RABU/ 3-

7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

masih batuk, kadang

susah untuk

mengeluarkan

dahaknya

klien mengatakan dada

nya terasa berat saat

bernafas

klien mengatakan

dahaknya terasa

menumpuk pada jalan

nafasnya

O:

o klien terlihat masih

batuk dan berdahak

o Warna sputum klien

kuning kehijauan

o Sputum klien kental

o klien terlihat susah

menarik nafas

o ronki +/+

o klien terlihat sulit

mengeluarkan

37

Page 40: Askep Paru Klpok I ASNUL

dahaknya

A:

Masalah Belum Teratasi

P:

Iintervensi dilanjutkan ke

manajent

pemberian nebulasi

pengaturan posisi

clapping back,

vibrasi dan postural

drainase

2. Rabu/

3-7-2013

09.00 WIB

2 monitor frekuensi,

ritme, dan kedalaman

pernafasan

mencatat pergerakan

dada, kesimetrisan,

penggunaan otot

bantu tambahan, dan

retraksi otot

intracostal

monitor pernafasan

hidung

monitor pola nafas,

bradipnea, takipnea,

hiperventilasi

melakukan auskultasi

RABU/ 3-

7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

nafasnya masih sesak

klien mengatakan

sesaknya bertambah

jika beraktivitas

klien mengatakan

dadanya masih terasa

berat saat bernafas

O:

o klien terpasang O2

2liter/ menit

o nafas klien terlihat

sesak

o pernafasan klien 28 x/I

38

Page 41: Askep Paru Klpok I ASNUL

suara pernafasan

memposisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

memberikan O2

sesuai kebutuhan

o pernafasan klien cepat

dan dangkal

o pernafasan cuping

hidung masih terlihat

o klien terlihat masih

susah menarik nafas

o retraksi dinding dada

(+)

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan ke

manajement:

respiratory

monitoring

oxygen therapy

3. RABU/

3-7-2013

09.00 WIB

3 memonitor adanya

penurunan BB

Memonitor tipe dan

jumlah aktivitas yang

bisa dilakukan

Memonitor kulit

kering dan perubahan

pigmentasi

Memonitor turgor

kulit

RABU/ 3-

7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

badannya masih

terasa lemah dan

lelah

klien mengatakan

hanya mengahabiskan

1/3 porsi makananya

klien mengatakan

badannya sekarang

39

Page 42: Askep Paru Klpok I ASNUL

Memonitor

kekeringan, rambut

kusam dan mudah

patah

Memonitor mual dan

muntah

Memonitor kadar

albumin, total

protein, Hb dan Ht

Memonitor makanan

kesukaan

Memonitor

konjungtiva

sangat kurus sebelum

sakit BB nya 52kg,

saat sekarang ini BB

klien 42 kg

O:

klien tampak kurus,

BB klien sesuai IMT

yaitu 54 kg, BB klien

masih kurang 12 kg

lagi

klien hanya

menghabiskan 1/3

porsi makanannya

diet klien ML TKTP

mukosa bibir kering

nafsu makan klien

terlihat menurun

konjungtiva masih

anemis

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

dengan manajement

nutrisi

HARI KE III

40

Page 43: Askep Paru Klpok I ASNUL

NOHARI/

TGL/JAM

DX

KEPIMPLEMENTASI

HARI/

TGL/JAMEVALUASI TTD

1. Kamis/ 4-7-

2013

09.00 WIB

1 Memantau pola

pernafasan klien dan

kedalaman bernafas

klien

Meninggikan kepala

tempat tidur

(mengatur posisi

semi fowler)

Mengajarkan klien

cara batuk efektif

Mengauskultasi

bunyi nafas klien

Melakukan clapping

back (perkusi)

Melakukan

pemberian nebulizer

sesuai dengan order.

KAMIS/

4-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

batuk nya sudah

berkurang, kadang

masih ada terasa sisa

dahaknya sedikit

klien mengatakan dada

nya terasa berat saat

bernafas

klien mengatakan

dahaknya masih terasa

menumpuk pada jalan

nafasnya

O:

o klien terlihat masih

batuk dan berdahak

o Warna sputum klien

kuning kehijauan

o Sputum klien masih

kental

o klien terlihat susah

menarik nafas

o ronki +/+

o klien terlihat sulit

41

Page 44: Askep Paru Klpok I ASNUL

mengeluarkan

dahaknya

A:

Masalah Belum Teratasi

P:

Iintervensi dilanjutkan ke

manajent

pemberian nebulasi

pengaturan posisi

clapping back,

vibrasi dan postural

drainase

2. KAMIS/ 4-

7-2013

09.00 WIB

2 monitor frekuensi,

ritme, dan

kedalaman

pernafasan

mencatat pergerakan

dada, kesimetrisan,

penggunaan otot

bantu tambahan, dan

retraksi otot

intracostal

monitor pernafasan

hidung

monitor pola nafas,

bradipnea, takipnea,

KAMIS/

4-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

nafasnya masih sesak

klien mengatakan

sesaknya bertambah

jika beraktivitas

klien mengatakan

dadanya masih terasa

berat saat bernafas

O:

o klien terpasang O2

2liter/ menit

o nafas klien terlihat

sesak

42

Page 45: Askep Paru Klpok I ASNUL

hiperventilasi

melakukan

auskultasi suara

pernafasan

memposisikan

pasien untuk

memaksimalkan

ventilasi

memberikan O2

sesuai kebutuhan

o pernafasan klien 26 x/I

o pernafasan klien cepat

dan dangkal

o pernafasan cuping

hidung masih terlihat

o klien terlihat masih

susah menarik nafas

o retraksi dinding dada

(+)

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan ke

manajement:

respiratory

monitoring

oxygen therapy

3. KAMIS/ 4-

7-2013

09.00 WIB

3 memonitor adanya

penurunan BB

Memonitor tipe dan

jumlah aktivitas

yang bisa dilakukan

Memonitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

KAMIS/

4-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

badannya masih

terasa lemah dan

lelah

klien mengatakan

hanya menghabiskan

1/3 porsi makanannya

klien mengatakan

43

Page 46: Askep Paru Klpok I ASNUL

Memonitor turgor

kulit

Memonitor

kekeringan, rambut

kusam dan mudah

patah

Memonitor mual dan

muntah

Memonitor kadar

albumin, total

protein, Hb dan Ht

Memonitor makanan

kesukaan

Memonitor

konjungtiva

badannya sekarang

sangat kurus sebelum

sakit BB nya 52kg,

saat sekarang ini BB

klien 42 kg

O:

klien tampak kurus,

BB klien sesuai IMT

adalah 54 kg, BB ideal

klien masih kurang 12

kg lagi

klien hanya

menghabiskan 1/3

porsi makanannya

diet klien ML TKTP

mukosa bibir kering

nafsu makan klien

terlihat menurun

konjungtiva masih

anemis

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

dengan manajement

nutrisi

HARI KE IV

44

Page 47: Askep Paru Klpok I ASNUL

NOHARI/

TGL/JAM

DX

KEPIMPLEMENTASI

HARI/

TGL/JAMEVALUASI TTD

1. JUMAT/

5-7-2013

09.00

WIB

1 Memantau pola

pernafasan klien dan

kedalaman bernafas

klien

Meninggikan kepala

tempat tidur

(mengatur posisi

semi fowler)

Mengajarkan klien

cara batuk efektif

Mengauskultasi

bunyi nafas klien

Melakukan clapping

back (perkusi)

Melakukan

pemberian nebulizer

sesuai dengan order.

JUMAT/

5-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

batuk nya sudah

berkurang, kadang

masih ada terasa sisa

dahaknya sedikit

klien mengatakan dada

nya sudah terasa

ringan saat bernafas

klien mengatakan

dahaknya masih ada

terasa pada jalan

nafasnya

O:

o klien terlihat masih

batuk dan berdahak

o Warna sputum klien

masih kuning

kehijauan

o Sputum klien masih

kental

o klien terlihat sudah

mudah menarik nafas

o ronki +/+ masih ada

45

Page 48: Askep Paru Klpok I ASNUL

terdengar

o klien terlihat sudah

bisa mengeluarkan

dahaknya

A:

Masalah Belum Teratasi

P:

Iintervensi dilanjutkan ke

manajent

pemberian nebulasi

pengaturan posisi

clapping back,

vibrasi dan postural

drainase

2. JUMAT

5-7-2013

09.00

WIB

2 monitor frekuensi,

ritme, dan

kedalaman

pernafasan

mencatat pergerakan

dada, kesimetrisan,

penggunaan otot

bantu tambahan, dan

retraksi otot

intracostal

JUMAT-

5-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

nafasnya kadang masih

agak sesak

klien mengatakan

sesaknya bertambah

jika beraktivitas

klien mengatakan

dadanya sudah tidak

berat saat bernafas

46

Page 49: Askep Paru Klpok I ASNUL

monitor pernafasan

hidung

monitor pola nafas,

bradipnea, takipnea,

hiperventilasi

melakukan

auskultasi suara

pernafasan

memposisikan

pasien untuk

memaksimalkan

ventilasi

memberikan O2

sesuai kebutuhan

O:

o klien terpasang O2

2liter/ menit

o nafas klien terlihat

sesak

o pernafasan klien 24 x/I

o pernafasan klien cepat

dan dangkal

o pernafasan cuping

hidung masih terlihat

o klien terlihat masih

susah menarik nafas

o retraksi dinding dada

(+)

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan ke

manajement:

respiratory

monitoring

oxygen therapy

3. JUMAT/

5-7-2013

09.00

3 memonitor adanya

penurunan BB

Memonitor tipe dan

JUMAT/

5-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

badannya masih

47

Page 50: Askep Paru Klpok I ASNUL

WIB jumlah aktivitas

yang bisa dilakukan

Memonitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

Memonitor turgor

kulit

Memonitor

kekeringan, rambut

kusam dan mudah

patah

Memonitor mual dan

muntah

Memonitor kadar

albumin, total

protein, Hb dan Ht

Memonitor makanan

kesukaan

Memonitor

konjungtiva

terasa lemah dan lelah

klien mengatakan

sudah bisa

mengahabiskan

setengah porsi

makanannya

klien mengatakan

badannya sekarang

masih kurus sebelum

sakit BB nya 52kg,

saat sekarang ini BB

klien 42 kg

O:

klien tampak kurus,

BB ideal klien

seharusnya 54 kg, jadi

masih kurang 12 kg

lagi

klien sudah bisa

menghabiskan

setengah porsi

makannya

diet klien ML TKTP

mukosa bibir klien

sudah agak lembab

nafsu makan klien

terlihat sudah mulai

48

Page 51: Askep Paru Klpok I ASNUL

meningkat

konjungtiva sudah

tidak anemis

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

dengan manajement

nutrisi

HARI KE V

NO

HARI/

TGL/

JAM

DX

KEPIMPLEMENTASI

HARI/

TGL/JAMEVALUASI TTD

1. Sabtu/

6-7-2013

09.00

WIB

1 Memantau pola

pernafasan klien dan

kedalaman bernafas

klien

Meninggikan kepala

tempat tidur

(mengatur posisi

semi fowler)

Mengajarkan klien

cara batuk efektif

SABTU/

6-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

nafasnya kadang

masih agak sesak

klien mengatakan

sesaknya bertambah

jika beraktivitas

klien mengatakan

dadanya sudah tidak

berat saat bernafas

49

Page 52: Askep Paru Klpok I ASNUL

Mengauskultasi

bunyi nafas klien

Melakukan clapping

back (perkusi)

Melakukan

pemberian nebulizer

sesuai dengan order.

O:

o klien terpasang O2

2liter/ menit

o nafas klien terlihat

sesak

o pernafasan klien 24 x/I

o pernafasan klien cepat

dan dangkal

o pernafasan cuping

hidung masih terlihat

o klien terlihat masih

susah menarik nafas

o retraksi dinding dada

(+)

A:

Masalah Belum Teratasi

P:

Iintervensi dilanjutkan ke

manajent

pemberian nebulasi

pengaturan posisi

clapping back,

vibrasi dan postural

drainase

2. SABTU/ 2 monitor frekuensi, SABTU/ S:

50

Page 53: Askep Paru Klpok I ASNUL

6-7-2013

09.00

WIB

ritme, dan

kedalaman

pernafasan

mencatat pergerakan

dada, kesimetrisan,

penggunaan otot

bantu tambahan, dan

retraksi otot

intracostal

monitor pernafasan

hidung

monitor pola nafas,

bradipnea, takipnea,

hiperventilasi

melakukan

auskultasi suara

pernafasan

memposisikan

pasien untuk

memaksimalkan

ventilasi

memberikan O2

sesuai kebutuhan

6-7-2013/

13.30

klien mengatakan

nafasnya tidak terlalu

sesak

klien mengatakan

susah tidur karena

kadang nafasnya

masih sesak

klien mengatakan

dadanya sudah tidak

berat lagi saat bernafas

O:

o klien terpasang O2

2liter/ menit

o nafas klien tidak

terlalu sesak lagi

o pernafasan klien 24x/I

o pernafasan klien tidak

cepat dan dangkal lagi

o pernafasan cuping

hidung masih ada

o klien sudah mudah

menarik nafas

o retraksi dinding dada

(+)

A:

51

Page 54: Askep Paru Klpok I ASNUL

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan ke

manajement:

respiratory

monitoring

oxygen therapy

3. Sabtu/

6-7-2013

09.00

WIB

3 memonitor adanya

penurunan BB

Memonitor tipe dan

jumlah aktivitas

yang bisa dilakukan

Memonitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

Memonitor turgor

kulit

Memonitor

kekeringan, rambut

kusam dan mudah

patah

Memonitor mual

dan muntah

Memonitor kadar

albumin, total

SABTTU/

6-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

badannya masih

terasa lemah dan

lelah

klien mengatakan

sudah bisa

mengahabiskan

setengah porsi

makanannya

klien mengatakan

badannya sekarang

masih kurus sebelum

sakit BB nya 52kg,

saat sekarang ini BB

klien 42 kg

O:

klien tampak kurus,

BB klien menurut

52

Page 55: Askep Paru Klpok I ASNUL

protein, Hb dan Ht

Memonitor makanan

kesukaan

Memonitor

konjungtiva

IMT 54 kg, BB len

masih kurang 12 kg

lagi

klien sudah bisa

menghabiskan

setengah porsi

makannya

diet klien ML TKTP

mukosa bibir klien

sudah agak lembab

nafsu makan klien

terlihat sudah mulai

meningkat

konjungtiva sudah

tidak anemis

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

dengan manajement

nutrisi

53

Page 56: Askep Paru Klpok I ASNUL

HARI KE VI

NOHARI/

TGL/JAM

DX

KEPIMPLEMENTASI

HARI/

TGL/JAMEVALUASI TTD

1. Minggu/

7-7-2013

09.00

WIB

1 Memantau pola

pernafasan klien dan

kedalaman bernafas

klien

Meninggikan kepala

tempat tidur

(mengatur posisi

semi fowler)

Mengajarkan klien

cara batuk efektif

Mengauskultasi

bunyi nafas klien

Melakukan clapping

back (perkusi)

Melakukan

pemberian nebulizer

sesuai dengan order.

MINGGU/

7-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

batuk nya sudah

berkurang, kadang

masih ada terasa sisa

dahaknya sedikit

klien mengatakan dada

nya sudah terasa

ringan saat bernafas

klien mengatakan

dahaknya masih ada

terasa pada jalan

nafasnya

O:

o klien terlihat masih

batuk dan berdahak

o Warna sputum klien

masih kuning

kehijauan

o Sputum klien masih

kental

o klien terlihat sudah

mudah menarik nafas

54

Page 57: Askep Paru Klpok I ASNUL

o ronki +/+ masih ada

terdengar

o klien terlihat sudah

bisa mengeluarkan

dahaknya

A:

Masalah Belum Teratasi

P:

Iintervensi dilanjutkan ke

manajent

pemberian nebulasi

pengaturan posisi

clapping back,

vibrasi dan postural

drainase

2. Minggu/

7-7-2013

09.00

WIB

2 monitor frekuensi,

ritme, dan

kedalaman

pernafasan

mencatat pergerakan

dada, kesimetrisan,

penggunaan otot

bantu tambahan, dan

retraksi otot

intracostal

monitor pernafasan

MINGGU/

7-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

nafasnya kadang

masih agak sesak

klien mengatakan

sesaknya bertambah

jika beraktivitas

klien mengatakan

dadanya sudah tidak

berat saat bernafas

55

Page 58: Askep Paru Klpok I ASNUL

hidung

monitor pola nafas,

bradipnea, takipnea,

hiperventilasi

melakukan

auskultasi suara

pernafasan

memposisikan

pasien untuk

memaksimalkan

ventilasi

memberikan O2

sesuai kebutuhan

O:

o klien terpasang O2

2liter/ menit

o nafas klien terlihat

sesak

o pernafasan klien 24 x/I

o pernafasan klien cepat

dan dangkal

o pernafasan cuping

hidung kadang masih

terlihat

o klien terlihat sudah

mudah menarik nafas

o retraksi dinding dada

(+)

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan ke

manajement:

respiratory

monitoring

oxygen therapy

3. Minggu/

7-7-2013

09.00

3 memonitor adanya

penurunan BB

Memonitor tipe dan

MINGGU/

7-7-2013/

13.30

S:

klien mengatakan

badannya masih

56

Page 59: Askep Paru Klpok I ASNUL

WIB jumlah aktivitas

yang bisa dilakukan

Memonitor kulit

kering dan

perubahan

pigmentasi

Memonitor turgor

kulit

Memonitor

kekeringan, rambut

kusam dan mudah

patah

Memonitor mual dan

muntah

Memonitor kadar

albumin, total

protein, Hb dan Ht

Memonitor makanan

kesukaan

Memonitor

konjungtiva

terasa lemah dan

lelah

klien mengatakan

sudah bisa

mengahabiskan

setengah porsi

makanannya

klien mengatakan

badannya sekarang

masih kurus sebelum

sakit BB nya 52kg,

saat sekarang ini BB

klien 42 kg

O:

klien tampak kurus,

BB klien sesua IMT

seharusnya 54 kg, dan

masih kurang 12 kg

lagi

klien sudah bisa

menghabiskan

setengah porsi

makannya

diet klien ML TKTP

mukosa bibir klien

sudah agak lembab

nafsu makan klien

57

Page 60: Askep Paru Klpok I ASNUL

terlihat sudah mulai

meningkat

konjungtiva sudah

tidak anemis

A:

Masalah belum teratasi

P:

Intervensi dilanjutkan

dengan manajement

nutrisi

58

Page 61: Askep Paru Klpok I ASNUL

BAB IVPEMBAHASAN

A. Pengakajian

Tn. M dibawa ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 1-7-2013, Pasien

merupakan rujukan dari RSUD solok dengan spontan pneumotorak, pada saat masuk

klien mengeluh sesak nafas sejak 15 hari yang lalu, sesak tidak menciut, tidak

dipengaruhi cuaca, emosi dan makanan, sesak meningkat saat aktivitas, oleh karena

sesak pasien dirawat di RSUD solok, riwayat sesak sejak 5 tahun yang lalu, klien

batuk- batuk sejak ± 4 bulan yang lalu, batuk berdahak warna putih, oleh karena

batuknya pasien berobat ke Sp PD, diperiksa dahak (hasil +) diberi OAT kategori I,

pasien berhenti minum obat sejak 1 bulan yang lalu karena tidak ada perbaikan, klien

lalu dirawat selama 1 bulan 10 hari di RSUD solok dengan tindakan klien dipasang

WSD, karena keluarga merasa tidak ada perubahan dengan keadaaan Tn.M keluarga

meminta untuk dirujuk ke RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 juli 2013 klien mengatakan

masih batuk, kadang susah untuk mengeluarkan dahaknya, klien mengatakan dada

nya terasa berat saat bernafas, klien mengatakan dahaknya terasa menumpuk pada

jalan nafasnya, klien mengatakan nafasnya sesak, klien mengatakan sesaknya

bertambah jika beraktivitas, klien mengatakan badannya terasa lemah dan lelah, klien

mengatakan hanya menghabiskan 1/3 porsi makanannya, klien mengatakan badannya

sekarang sangat kurus sebelum sakit BB nya 52kg, saat sekarang ini BB klien 42 kg,

klien terlihat masih batuk dan berdahak, warna sputum klien kuning kehijauan,

sputum klien kental, klien terlihat susah menarik nafas, ronki +/+, klien terlihat sulit

mengeluarkan dahaknya, klien terpasang O2 2liter/ menit, nafas klien terlihat sesak,

pernafasan klien 30 x/I, pernafasan klien cepat dan dangkal, pernafasan cuping

hidung, klien terlihat susah menarik nafas, retraksi dinding dada (+), klien tampak

59

Page 62: Askep Paru Klpok I ASNUL

kurus, klien hanya menghabiskan 1/3 porsi makananya, diet klien ML TKTP, mukosa

bibir kering, nafsu makan klien terlihat menurun, klien terpasang WSD, Buble (+),

Undulasi (+). Klien tinggal diarea pemukiman yang ramai dan sempit, rumah klien

hanya terbatas jendelanya, aktivitas klien diluar rumah adalah sebagai seorang buruh

pemotong rumput. Klien memiliki riwayat asma bronchial dari kecil dan TB paru

positif sejak tahun 2008.

Penyebab pneumotorak yang dialami oleh Tn. M Hal sama dengan teori yang

dikemukakan oleh Sylvia A.P (2002) bahwa factor resiko terjadinya pneumotorak

biasanya terjadi adanya riwayat paru yang mendasarinya seperti asma bronchial, TB

paru, tumor paru, dll. Dan adanya riwayat pekerjaan yang basanya berhubungan

dengan debu, asap-asap yang dapat mengganggu fungsi paru serta demografi pada

daerah yang tidah sehat juga akan memicu timbulnya masalah kesehatan pada paru.

Hal ini hampir sama dengan teori yang dikemukakan oleh Sylvia A price

bahwa tanda-tanda pneumotorak adalah Dispnea, nyeri pleuritik hebat, Pergerakan

dada berkurang dan terhambat pada bagian yang terkena, Perkusi hipersonor diatas

pneumotorak, Perkusi meredup diatas paru-paru yang kollaps, Suara napas berkurang

pada sisi yang terkena, Premitus vokal dan dada berkurang (Sylvia A price, 2002).

Menurut Markum (2007), ronki merupakan suara yang berisik dan terputus

akibat aliran udara yang melewati cairan dan biasanya terdapat bronkiale, hal ini

hampir sama dengan teori dimana didapatkan suara ronki di interkostal 2-3 (didaerah

bronchial) pada dada bagian kanan yag berisi udara pada kasus, dimana menurut

somantri apabila ada udara di rongga pleura maka akan ditemukan penurunan suara

nafas. Jadi dengan adanya penurunan suara nafas bunyi nafas akan ditemukan pada

dada kanan. Ditemukan ronki karena kuman klebsiella spp menginfeksi mukosa

bronkus sehingga terbentuk mucus. Namun dengan siring perjalanan penyakit kuman

klebsiella berkumpul dalam pleura yang akhirnya akan mengahambat proses

pengembangan paru. Anoreksia ditemukan pada Tn. M, dimana Tn. M hanya

60

Page 63: Askep Paru Klpok I ASNUL

menghabiskan 1/3 porsi makanannya, klien mengalami anoreksia salah satunya

disebabkan karena adanya sesak nafas yang menyebabkan klien tidak mampu

memenuhi kebutuhan nya secara adekuat.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teoritis kemungkinan diagnosa yang akan muncul pada pasien dengan

masalah pneumotorak adalah:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme, peningkatan produksi sekret

2. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara)

3. Resiko tinggi trauma penghentian nafas b.d proses cedera

4. Resiko infeksi b.d luka insisi pemasangan WSD

5. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat

Dari hasil pengkajian data subjektif maupun objektif yang diperoleh dari hasil

pengkajian kasus ditemukan masalah keperawatan:

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d bronkospasme, peningkatan produksi secret

Secara teoritis pneumotorak merupakan keadaan terkumpulnya udara dalam

rongga pleura, sehingga Ditemukan ronki karena kuman klebsiella spp

menginfeksi mukosa bronkus sehingga terbentuk mucus, dan membuat jalan

nafas akan mengalami ketidak efektifan. Dari kasus didapatkan klien mengatakan

batuk dan susah mengeluarkan sekretnya, dadanya terasa berat saat bernafas,

dahaknya terasa terkumpul pada jalan nafas, pada palpasi juga ditemukan

hipersonor pada dada bagian kanan, dada bagian kanan juga terlihat cembung.

2. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara)

Secara teoritis pada pneumotorak dengan adanya udara pada rongga pleura akan

membuat penurunan ekspansi paru dan membuat pola nafas tidak efektif. Dari

kasus didapatkan data pernafasan klien 30x/I, retraksi dinding dada, pernafasan

cuping hidung, pada inspeksi dada sebelah kanan < dibandingkan dengan yang

61

Page 64: Askep Paru Klpok I ASNUL

kiri, pada palpasi juga ditemukan hipersonor pada dada bagian kanan, dada

bagian kanan juga terlihat cembung.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat

Anoreksia yang terjadi pada pasien pneumotorak disebabkan oleh karena adanya

sesak nafas yang akan mengakibatkan kesulitan pasien dalam memenuhi

kebutuhannya, Anoreksia ditemukan pada Tn. M, dimana Tn. M hanya makan

1/3 porsi makanannya, klien mengalami anoreksia salah satunya disebabkan

karena adanya sesak nafas yang menyebabkan Tn. M tidak mampu makan, jika

pun bisa makan klien hanya mengahbiskan makanan dalam porsi yang sedikit

karena pengaruh sesak pada nafas klien.

C. Intervensi

Untuk mengatasi masalah klien perlu di tegakkan diagnose dengan tujuan yang

akan dicapai serta kriteria hasil.

Untuk diagnosa pertama intervensi yang dilakukan pada Tn.M adalah Pantau pola

pernafasan klien dan kedalaman bernafas klien, Tinggikan kepala tempat tidur

(mengatur posisi semi fowler), ajarkan klien cara batuk efektif, auskultasi bunyi nafas

klien, lakukan clapping back (perkusi), Melakukan pemberian nebulizer sesuai

dengan order.

Untuk diagnosa kedua intervensi yang dilakukan pada TN.M adalah monitor

frekuensi, ritme, dan kedalaman pernafasan, catat pergerakan dada, kesimetrisan,

penggunaan otot bantu tambahan, dan retraksi otot intracostal, monitor pernafasan

hidung, monitor pola nafas, bradipnea, takipnea, hiperventilasi, lakukan auskultasi

suara pernafasan, posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi, berikan O2 sesuai

kebutuhan .

Untuk diagnosa ketiga intervensi yang dilakukan pada Tn.M adalah monitor

adanya penurunan BB, monitor tipe dan jumlah aktivitas yang bisa dilakukan,

62

Page 65: Askep Paru Klpok I ASNUL

monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi, monitor turgor kulit, monitor

kekeringan, rambut kusam dan mudah patah, monitor mual dan muntah, monitor

kadar albumin, total protein, Hb dan Ht, monitor makanan kesukaan, monitor

konjungtiva klien.

D. Implementasi Dan Evaluasi

Pada tahap implementasi semua intervensi yang direncanakan dapat

dilakukan. Implementasi dilakukan selama 6 hari, rencana asuhan keperawatan yang

dibuat dapat dilakukan. Pada saat pengkajian tidak ada kendala yang ditemukan

karena klien dan juga keluarga dapat berpartisipasi dalam intervensi keperawatan

yang diberikan didukung oleh kerjasama yang baik antara perawat ruangan dan tim

kesehatan lainnya. Semua intervensi yang telah disusun umumnya bisa dilakukan

langsung kepada klien.

Selanjutnya hasil dari implementasi ketika dilakukan intervensi keperawatan

selama 6 hari yang diberikan untuk setiap diagnosa perhari antara lain:

SELASA, 2-7-2013

Pada hari ini merupakan hari pertama pemberian intervensi keperawatan pada

Tn. M dengan diagnose keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

bronkospasme, peningkatan produksi secret dengan pemberian intervensi

keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas tidak efektif dengan criteria hasil jalan

nafas paten, tidak ada penumpukan secret pada jalan nafas. Untuk diagnose kedua

Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara) dengan

pemberian intervensi keperawatan diharapkan pola nafas efektif dengan criteria hasil

frekuensi pernafasan dalam batas normal, irama nafas sesuai dengan yang diharapkan

tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Pada diagnosa ketiga Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, diharapkan dengan pemberian

63

Page 66: Askep Paru Klpok I ASNUL

intervensi keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dank lien

dapat mempertahankan BB badan idealnya. Pada hari pertama ini masalah

keperawatan belum ada satupun yang teratasi. Untuk itu intervensi akan penulis

lanjutkan pada hari berikutnya.

RABU, 3-7-2013

Pada hari ini merupakan hari kedua pemberian intervensi keperawatan pada

Tn. M dengan diagnose keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

bronkospasme, peningkatan produksi secret dengan pemberian intervensi

keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas tidak efektif dengan criteria hasil jalan

nafas paten, tidak ada penumpukan secret pada jalan nafas. Untuk diagnose kedua

Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara) dengan

pemberian intervensi keperawatan diharapkan pola nafas efektif dengan criteria hasil

frekuensi pernafasan dalam batas normal, irama nafas sesuai dengan yang diharapkan

tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Pada diagnose ketiga Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, diharapkan dengan pemberian

intervensi keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dank lien

dapat mempertahankan BB badan idealnya. Pada hari kedua ini masalah keperawatan

belum ada yang teratasi. Untuk itu intervensi akan penulis lanjutkan pada hari

berikutnya.

KAMIS, 4-7-2013

Pada hari ini merupakan hari ketiga pemberian intervensi keperawatan pada

Tn. M dengan diagnosa keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

bronkospasme, peningkatan produksi secret dengan pemberian intervensi

keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas tidak efektif dengan criteria hasil jalan

nafas paten, tidak ada penumpukan secret pada jalan nafas. Untuk diagnose kedua

Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara) dengan

64

Page 67: Askep Paru Klpok I ASNUL

pemberian intervensi keperawatan diharapkan pola nafas efektif dengan criteria hasil

frekuensi pernafasan dalam batas normal, irama nafas sesuai dengan yang diharapkan

tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Pada diagnose ketiga Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, diharapkan dengan pemberian

intervensi keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dan klien

dapat mempertahankan BB badan idealnya. Pada hari ketiga ini masalah keperawatan

belum ada yang teratasi. Untuk itu intervensi akan penulis lanjutkan pada hari

berikutnya.

JUMAT, 5-7-2013

Pada hari ini merupakan hari keempat pemberian intervensi keperawatan

pada Tn. M dengan diagnose keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

bronkospasme, peningkatan produksi secret dengan pemberian intervensi

keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas tidak efektif dengan criteria hasil jalan

nafas paten, tidak ada penumpukan secret pada jalan nafas. Untuk diagnose kedua

Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara) dengan

pemberian intervensi keperawatan diharapkan pola nafas efektif dengan criteria hasil

frekuensi pernafasan dalam batas normal, irama nafas sesuai dengan yang diharapkan

tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Pada diagnose ketiga Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, diharapkan dengan pemberian

intervensi keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dan klien

dapat mempertahankan BB badan idealnya. Pada hari keempat ini masalah

keperawatan sudah ada yang teratasi sebagian untuk diagnose satu, dua dan ketiga.

Dimana untuk diagnose pertama bersihan jalan nafas klien sudah mulai agak paten

yang dibuktikan dengan ronki yang sudah mulai berkurang. Untuk diagnose kedua

pola nafas klien sudah mulai normal dimana dibuktikan dengan frkuensi pernafasan

24 x/I yang aman juga didukung dengan teratasinya sebagian masalah untuk diagnos

65

Page 68: Askep Paru Klpok I ASNUL

pertama, karena penumpukan secret yang sudah mulai berkurang, frekuansi nafas pun

tidak terlihat sesak lagi. Sedangkan untuk diagnose ketiga Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, juga sudah teratasi sebagian karena

sesak klien yang sudah mulai berkurang, klien pun sudah mulai bisa mengahbiskan

setengah dari porsi makanannya. Untuk itu intervensi akan penulis lanjutkan pada

hari berikutnya.

SABTU, 6-7-2013

Pada hari ini merupakan hari kelima pemberian intervensi keperawatan pada

Tn. M dengan diagnose keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

bronkospasme, peningkatan produksi secret dengan pemberian intervensi

keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas tidak efektif dengan criteria hasil jalan

nafas paten, tidak ada penumpukan secret pada jalan nafas. Untuk diagnose kedua

Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara) dengan

pemberian intervensi keperawatan diharapkan pola nafas efektif dengan criteria hasil

frekuensi pernafasan dalam batas normal, irama nafas sesuai dengan yang diharapkan

tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Pada diagnose ketiga Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, diharapkan dengan pemberian

intervensi keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dan klien

dapat mempertahankan BB badan idealnya. Pada hari kelima ini masalah

keperawatan sudah teratasi sebagian untuk diagnose satu, dua dan ketiga. Dimana

untuk diagnose pertama bersihan jalan nafas klien sudah mulai agak paten yang

dibuktikan dengan ronki yang sudah mulai berkurang. Untuk diagnose kedua pola

nafas klien sudah mulai normal dimana dibuktikan dengan frkuensi pernafasan 24 x/I

yang aman juga didukung dengan teratasinya senagian masalah untuk diagnos

pertama, karena penumpukan secret yang sudah mulai berkurang, frekuansi nafas pun

tidak terlihat sesak lagi. Sedangkan untuk diagnose ketiga Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, juga sudah teratasi sebagian karena

66

Page 69: Askep Paru Klpok I ASNUL

sesak klien yang sudah mulai berkurang, klien pun sudah mulai bisa mengahbiskan

setengan dari porsi makanannya. Untuk itu intervensi akan penulis lanjutkan pada

hari berikutnya.

MINGGU, 7-7-2013

Pada hari ini merupakan hari keenam pemberian intervensi keperawatan pada

Tn. M dengan diagnose keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

bronkospasme, peningkatan produksi secret dengan pemberian intervensi

keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas tidak efektif dengan criteria hasil jalan

nafas paten, tidak ada penumpukan secret pada jalan nafas. Untuk diagnose kedua

Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara) dengan

pemberian intervensi keperawatan diharapkan pola nafas efektif dengan criteria hasil

frekuensi pernafasan dalam batas normal, irama nafas sesuai dengan yang diharapkan

tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan. Pada diagnosa ketiga Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, diharapkan dengan pemberian

intervensi keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dan klien

dapat mempertahankan BB badan idealnya. Pada hari keenam ini masalah

keperawatan sudah ada yang teratasi sebagian untuk diagnose satu, dua dan ketiga.

Dimana untuk diagnose pertama bersihan jalan nafas klien sudah mulai agak paten

yang dibuktikan dengan ronki yang sudah mulai berkurang. Untuk diagnosa kedua

pola nafas klien sudah mulai normal dimana dibuktikan dengan frkuensi pernafasan

24 x/I yang aman juga didukung dengan teratasinya sebagian masalah untuk diagnos

pertama, karena penumpukan secret yang sudah mulai berkurang, frekuansi nafas pun

tidak terlihat sesak lagi. Sedangkan untuk diagnose ketiga Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, juga sudah teratasi sebagian karena

sesak klien yang sudah mulai berkurang, klien pun sudah mulai bisa mengahbiskan

setengan dari porsi makanannya. Untuk itu intervensi akan penulis lanjutkan pada

hari berikutnya.

67

Page 70: Askep Paru Klpok I ASNUL

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pneumotorak Adalah keluarnya udara dari paru yang cedera kedalam ruang

pleura. Pneumotorak terjadi bila lubang dalam dinding dada cukup besar untuk

memungkinkan udara mengalir dengan bebas masuk dan keluar rongga toraks bersama

setiap upaya pernafasan. Karena dorongan udara melalui lubang dalam dinding dada

menghasilkan bunyi (Brunner &Suddarth, 2001).

Pneumotorak menyebabkan tekanan dalam rongga pleura negative selama siklus

respirasi berlangsung. Tekanan negative tersebut di sebabkan oleh pengembangan dada,

jaringan paru mempunyai kecendrungan menjadi kolaps karena sifat yang elastic, bila ada

kebocoran antara alveoli dengan rongga pleura, udara akan berpindah dari alveoli ke

rongga pleura sampai terjadi tekanan yang sama atau sampai kebocoran tertutup sehingga

akan kolaps, karena sifat paru yang elastic, hal yang sama terjadi bila terdapat hubungan

langsung (kebocoran) antara dinding dada dengan rongga pleura (Arief, 2010).

B. Saran

1. Kepada Perawat

Setelah uraian diatas kita sebagai tenaga kesehatan agar dapat memberikan

asuhan keperawatan kepada Tn. M lebih intensif mengingat kondisi klien dengan

pneumotorak yang harus diawasi.

Lebih meningkatkan hubungan baik dengan klien maupun keluarga agar

asuhan keperawatan yang telah diberikan berjalan dengan lancar karena proses

terapi untuk pasien membutuhkan waktu yang lama

68

Page 71: Askep Paru Klpok I ASNUL

2. Kepada keluarga

Diharapkan kepada keluarga dapat berpartisipasi aktif dalam memperlancar

proses keperawatan yang diberikan seperti selalu menjaga kondisi pasien agar tetap

stabil

3. Kepada pasien

Diharapkan kepada pasien dapat berpartisipasi aktif dalam memperlancar

proses keperawatan yang diberikan seperti selalu menjaga kondisi kesehatan agar

tetap stabil.

69

Page 72: Askep Paru Klpok I ASNUL

DAFTAR PUSTAKA

Hudak dan Gallo. 2000. Keperawatan kritis: pendekatan holistic vol. 2. Jakarta: EGC

Muttaqin, Arief. 2008. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system pernafasan. Jakarta: Salemba Medika

Price, S.A dan Wilson. L.M. 2006. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit edisi 6 volume 2. Jakarta: EGC

Potter & Perry. 2006. Fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktek edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC

Smeltzer & Barre. 2002. Buku ajar keperawatan medical bedah edisi 8 volume I. Jakarta:

EGC

Watson &Roger. 2001. Anatomi Fisiologi untuk perawat. Jakarta: EGC

Prihardjo, Robert. 2002. Pengkajian fisik. Jakarta. EGC

Guyton & Hall. 2000. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

70