askep motorik kasar.doc

22
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DI POLI TUMBUH KEMBANG ANAK RSUP NTB A. PENGERTIAN Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan pada bayi berupa gerakan menendang,menjejak , meraih, mengangkat leher, dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus di pantau dan di stimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang optimal. B. TANDA DAN GEJALA a) Bayi terlalu kaku Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun serta kepalanya tidak dapat di angkat saat di gendong. Ini menunjukkan motorik kasar si kecil terlalu parah. b) Berbaring tanpa melakukan gerakan c) Anak kurang aktif dalam bergerak Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika di bndingkan dengan anak sebaya nya . C. PENYEBAB KETERLAMBATAN MOTORIK KASAR 1

Upload: yulli-utami

Post on 09-Apr-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askep motorik kasaarrr

TRANSCRIPT

Page 1: askep motorik kasar.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR

DI POLI TUMBUH KEMBANG ANAK RSUP NTB

A. PENGERTIAN

Motorik kasar mencakup gerakan otot-otot besar seperti otot tungkai dan

lengan pada bayi berupa gerakan menendang,menjejak , meraih, mengangkat

leher, dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus terus di pantau dan di

stimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang optimal.

B. TANDA DAN GEJALA

a) Bayi terlalu kaku

Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa melakukan gerakan apapun

serta kepalanya tidak dapat di angkat saat di gendong. Ini menunjukkan

motorik kasar si kecil terlalu parah.

b) Berbaring tanpa melakukan gerakan

c) Anak kurang aktif dalam bergerak

Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika di bndingkan dengan anak

sebaya nya .

C. PENYEBAB KETERLAMBATAN MOTORIK KASAR

Keterlambatan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan pada

susunan saraf pusat seperti serebral palsi( gangguan motorik yang di sebabkan

oleh kerusakan bagian otak yang mengatur otot –otot tubuh) :

a) Kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil

b) Bayi terlalu lama di jalan lahir , bayi terjepit jalan lahir, bayi menderita

caput sesadonium, bayi menderita cepal hematom

c) Kurang asupan nutrisi ( asi) , menderita penyakit infeksi,asifisia,ikterus.

1

Page 2: askep motorik kasar.doc

D. URUTAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

a) Menggerakkan kaki tangan saaat berbaring

Sejak lahir bayi sudah memiliki reflex untuk menggerakkan kaki dan

tangannya secara sederhana . menginjak usia 1 bulan dia mulai blajar

menggerakkan kaki dan tangannya ke atas.

b) Menggangkat kepala telungkup

Mengangkat kepala saat telungkup umumnya baru bis di lakukan bayi

berusia 2 bulan . namun tidak menutup kemungkinan jika sebelum usia 2

bulan bahkan 1 bulan.

c) Memiringkan badan saat telungkup

Memiringkan badan saat telungkupumumnya sudah dapat dilakukan bayi

usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini denagn membunyikan mainan dari

arah samping / memanggil namanya.

d) Telungkup sendiri

Bayi berusaha untuk telungkup sendiri pada umumnya dapat dilakukan di

usia 4-5 bulan , dan membutuhkan bantuan orangtua . menstimulasi

berulang kali sampai melakukannya sendiri.

e) Duduk

Di usia 4-6 bulan bayi belum bias duduk sendiri , namun orangtua sudah

bias memposisikannya duduk saat si kecil di gendong . usia 6-7 bulan

mampu duduk sendiri meski Cuma sebentar tanpa di bantu. Usia 8 bulan

sudah dapat duduk kurang lebih 10 menit dan usia 9-10 bulan duduk

sendiri.

f) Merangkak

Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 bulan meski beberapa bayi sudah

dapat merangkak pada usia 6-7 bulan , tapi tidak semua bayi dapat

merangkak / melalui tahapan kemampuan ini sebelum berdiri dan berjalan

g) Berdiri

Di usia 4-5 bulan , bayi sangat senang bial di berdirikan di atas pangkuan

kita . berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia

10-12 bulan sudah berdiri sendiri tanpa bantuan.

h) Berjalan

Umumnya anak dapat berjalan di rentang usia 13-15 bulan

2

Page 3: askep motorik kasar.doc

E. STIMULASI MOTORIK KASAR

a) Jalan

Sebelum orangtua memberikan stimulasi pada anak, pastikan anak sudah

melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk, merangkak, dan berdiri.

Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus distimulasi adalah

kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan ke belakang, berjalan

berjingkat, melompat/meloncat, berlari, berdiri satu kaki, menendang bola,

dan lainnya. Berjalan seharusnya dikuasai saat anak berusia 1 tahun

sementara berdiri dengan satu kaki dikuasai saat anak 2 tahun.

Untuk berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan adalah keseimbangan

dalam hal berdiri. Ini berarti, si kecil tak hanya dituntut sekadar berdiri,

namun juga berdiri dalam waktu yang lebih lama (ini berkaitan dengan

lamanya otot bekerja, dalam hal ini otot kaki).

Bila perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik, anak akan

mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung kurang pede

dan ia pun selalu menghindari aktivitas yang melibatkan keseimbangan

seperti main ayunan, seluncuran, dan lainnya. Sebaliknya, anak lebih

memilih aktivitas pasif seperti membaca buku, main playstation, dan

sebagainya.

Stimulasi:

Orangtua berdiri berjarak dengan anak sambil memegang mainan yang

menarik. Gunakan karpet bergambar atau tempelkan gambar-gambar yang

menarik di lantai. Minta anak untuk menginjak karpet/lantai. Misalnya,

“Ayo Dek, injak gambar gajahnya!”

Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong-dorong juga

bisa membantu anak belajar berjalan.

3

Page 4: askep motorik kasar.doc

b) Lari

Perkembangan lari akan memengaruhi perkembangan lompat dan lempar

serta kemampuan konsentrasi anak kelak, Pada tugas perkembangan ini,

dibutuhkan keseimbangan tubuh, kecepatan gerakan kaki, ketepatan 4 pola

kaki-(heel strike/bertumpu pada tumit, toe off/telapak kaki mengangkat

kemudian kaki bertumpu pada ujung-ujung jari kaki, swing/kaki berayun

dan landing/setelah mengayun kaki menapak pada alas)dan motor planning

(perencanaan gerak).

Lalu apa hubungan perkembangan lari dengan kemampuan konsentrasi?

Begini, pada perencanaan gerak (salah satu syarat tugas perkembangan lari)

dibutuhkan kemampuan otak untuk membuat perencanaan dan dilaksanakan

oleh motorik dalam bentuk gerak yang terkoordinasi. Nah, kemampuan

perencanaan gerak tingkat tinggi (seperti lari) akan memacu otak melatih

konsentrasi.

Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik, anak akan

bermasalah dalam keseimbangannya, seperti mudah capek dalam

beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-tugas

yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan kemampuan

mental seperti memasang pasel, tak mau mendengarkan saat guru bercerita

(anak justru asyik ke mana-mana), dan lainnya.

Stimulasi

Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase jalan, sekitar usia

12 bulan ke atas. Aktivitasnya bisa berupa menendang bola, main sepeda

(mulai roda 4 sampai bertahap ke roda 3 dan kemudian roda 2) serta naik

turun tangga.

c) Lompat

Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah keseimbangan yang

baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor planning (perencanaan

gerak). Contoh, saat anak ingin melompati sebuah tali, ia harus sudah punya

4

Page 5: askep motorik kasar.doc

rencana apakah akan mendarat dengan satu kaki atau dua kaki. Kalaupun

satu kaki, kaki mana yang akan digunakan.

Jika anak tidak adekuat dalam perkembangan melompat, biasanya akan

menghadapi kesulitan dalam sebuah perencanaan tugas yang terorganisasi

(tugas-tugas yang membutuhkan kemampuan motor planning).

Stimulasi:

Lompat di tempat atau di trampolin. Jangan lompat-lompat di tempat tidur

karena meski melatih motorik namun “mengacaukan” kognitif. Dalam arti,

mengajarkan perilaku atau mindset yang tidak baik pada anak. Karena

seharusnya tempat tidur bukan tempat untuk melompat atau bermain.

Lompatan berjarak (gambarlah lingkaran-lingkaran dari kapur atau gunakan

lingkaran holahop yang diatur sedemikian rupa letaknya). Minta anak untuk

melompati lingkaran-lingkaran tersebut, gradasikan tingkat kesulitan

dengan memperlebar jarak dan menggunakan kaki dua lalu satu secara

bergantian.

d) Lempar

Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa sendi

(proprioseptif), serta visual. Peran yang paling utama adalah proprioseptif,

bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas. Umpama, pada

saat anak melempar bola, seberapa kuat atau lemah lemparannya, supaya

bola masuk ke dalam keranjang atau sasaran yang dituju.

Jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik, anak akan

bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstrimitas atas (bahu,

lengan bawah, tangan dan jari-jari tangan). Seperti, dalam hal menulis.

Tulisannya akan tampak terlalu menekan sehingga ada beberapa anak yang

tulisannya tembus kertas, atau malahan terlalu kurang menekan (tipis) atau

antarhurufnya jarang-jarang (berjarak). Dalam permainan yang

membutuhkan ketepatan sasaran pun, anak tidak mahir. Umpama,

5

Page 6: askep motorik kasar.doc

permainan dartboard. Aktivitas motorik halus lainnya juga terganggu

semisal pakai kancing baju, menali sepatu, makan sendiri, meronce, main

pasel, menyisir rambut, melempar sasaran, dan lain-lain. Intinya, stimulasi

pada perkembangan ini yang tidak optimal berindikasi pada keterampilan

motorik halus yang bermasalah.

Gangguan lain berkaitan dengan koordinasi, rasa sendi dan motor planning

yang bermasalah. Contoh, ketika bola dilempar ke arah anak, ada dua

kemungkinan respons anak, yaitu tangan menangkap terlambat sementara

bola sudah sampai. Atau tangan melakukan gerak menangkap terlebih

dahulu sementara bola belum sampai. Seharusnya, respons tangkap anak

sesuai dengan stimulus datangnya bola dan anak bisa memprediksinya. Bila

ada gangguan berarti anak bermasalah dalam sensori integrasinya. Sensori

integrasi adalah mengintegrasikan gerak berdasarkan kemampuan dasar

sensori anak. Tentunya ini dapat diatasi dengan terapi yang

mengintegrasikan sensori-sensorinya.

Stimulasi:

Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat kesulitannya) yaitu posisi,

besar bola, berat bola, dan jenis lambungan. Pada posisi bisa dilakukan

sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila, duduk kaki seperti huruf W ke

belakang, jongkok, dan bahkan berdiri. Pada jenis lambungan, bisa

dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau lambungan dari bawah.

Main dartboard atau lempar panah. Gunakan jenis dartboard yang khusus

buat anak-anak (yang aman dan tidak tajam), seperti jenis dartboard yang

terbuat dari papan velcrow dan anak panahnya diganti dengan bola yang

bervelcrow.

F. TUGAS PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

a) Pada anak usia 1 tahun :

1. Anak bisa bergerak di tempat yang rata

2. Berdiri dan berjalan beberapa langkah

3. Bejalan lancer atau cepat

6

Page 7: askep motorik kasar.doc

4. Bias langsung duduk saat jatuh

5. Merangkak di tangga

6. Menarik dan mendorong benda yang besar

7. Melempar bola

b) Pada usia 2 tahun :

a. Meloncat

b. Berjalan mundur

c. Menendang bola

d. Memanjat sofa

e. Berjalan jinjit

f. Berdiri sebelah kaki

g. Bangun tidur langsung duduk

h. Naik tangga

i. Duduk di sepeda

j. Mengayuh sepeda

c) Tugas perkembangan motorik kasar pada usia 3 tahun :

a. Berjinjit sambil berjaln tanpa jatuh ( seimbang)

b. Melompat dengan satu kaki

c. Melompat dengan satu kaki lebih dari 5 detik

d. Berjalan menyusuri papan titian.

e. Melempar bola jarak jauh

f. Melampar bola besar

g. Mengendarai sepeda roda tiga

d) Pada anak usia 4 tahun :

a. Sudah boleh menuruni tangga

b. Berjalan mundur dengan lurus

G. PENATALAKSANAAN

Jika memang ditemukan adanya keterlambatan dalam perkembangan motorik

kasar si kecil, harus segera ditelusuri. Faktor-faktor penyebabnya sebelum

menentukan apa yang harus dilakukan .

7

Page 8: askep motorik kasar.doc

a) Pola Asuh

Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh atau protektif, maka

pertama-tama yang harus dirubah adalah sikap orang tua . Orang tua harus

membiarkan anak bergerak bebas sebatas tidak membahayakan si kecil . Dengan

upaya ini si kecil semakin terpicu untuk melatih semua tahap perkembangan

motorik kasarnya.

b) Kelainan Tubuh

Kalau penyebab keterlambatan tersebut karena kelainan tubuh tertentu maka

harus dikonsultasikan dengan dokter anak . Berbagai kelainan tersebut misalnya

otot yang tidak berkembang secara optimal atau karena adanya gangguan saraf

tepi, kelainan sumsum tulang belakang , kurangnya tenaga untuk beraktivitas,

ukuran kepala bayi yang abnormal serta kerusakan susunan saraf pusat. Melalui

berbagai pemeriksanaan dokter dapat mendiagnosa penyebabnya dan mengatasi

gangguannya .

c) Kurang Bergerak

Keterlambatan perkembangan motorik kasar si kecil dapat pula disebabnya

kurangnya ia bergerak atau kurangnya rangsangan. Kalau hal ini yang terjadi

tatalaksana yang dapat dilakukan adalah dengan rehabilitasi medik antara lain

melalui fisiotherapi. Fisiotherapi dapat menjadi salah satu alternative jalan

keluar yaitu dengan melatih otot-otot tubuh si kecil sehingga kemampuan

motorik kasarnya di harapkan berkembang optimal.

d) Kecukupan Gizi

Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar bertumbuhan fisik anak

optimal . Kondisi ini memungkinkan kemampuan motorik pun akan terasah

dengan baik , sebaliknya kondisi gizi yang kurang atau buruk tentu akan sangat

berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan kemampuannya secara umum.

e) Kematangan Otot

Bayi yang memiliki kematangan otot sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan

kemampuan motorik kasarnya . Hal ini akan sulit pula untuk menstimulasinya.

8

Page 9: askep motorik kasar.doc

Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan fisiotherapi okupasi ditambah terapi

obat-obatan jika memang dianggap perlu .

f) Berat Tubuh

Berat tubuh berlebihan berkemungkinan membuat bayi menjadi sulit

mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Yang diperlukan adalah

menjaga asupan makan si kecil agar berat bandannya mendekati angka ideal

sehingga ia lebih nyaman bergerak

g) Kenyamanan

Kekurang nyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang melekat di tubuh bayi .

terkadang bayi menjadi sulit menggerakkan kaki karena terikat bedong. Saat

mengajaknya belajar berjalan sebaiknya lepaskan kaos kaki dan kenakan kaos

atau sepatu yang tidak licin.

h) Pengalaman Negatif

Pengalaman negatif misalnya saat belajar merangkak, si kecil pernah terjatuh

yang membuat gusinya berdarah. Kejadian ini dapat membuatnya trauma dan

enggan melakukan latihan sehingga kemampuannya menjadi terlambat muncul.

i) Sakit

Bayi sering mengalami sakit, diantaranya infeksi telinga, batuk, pilek maupun

radang tenggorokan yang akan membuat perkembangan motoriknya terlambat

disbanding bayi seusiannya.

9

Page 10: askep motorik kasar.doc

H. PATOFISIOLOGI

Intranatal

Ante natal Bayi terlalu lama dijalan lahir

Post natal

Kurang asupan nutrisi, terserang penyakit

infeksi selama hamil

Nutrisi yang diterima janin sedikit

Pertumbuhan otak tidak optimal

Trauma saat lahir

Kerusakan pada otak

Kurang asupan nutrisi (ASI)

Bayi menderita penyakit, infeksi

asfeksia dan ikterus

Suplai nutrisi keorgan tubuh terutama keotak

dan otot menurun

10

Page 11: askep motorik kasar.doc

I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

a) PENGKAJIAN

1. Identitas data umum

Umur : menyerang anak diusia tumbuh kembang

Status ekonomi : nutrisi yang kurang merupakan salah satu penyebab

dari gangguan motorik kasar.

Pendidikan : Orang tua yang sibuk biasanya menggunakan

pengasuh

Kultur/ suku : suatu kebiasaan yang biasanya ada larangan untuk

mengkonsumsi makanan pada masa tumbuh

kembang .

2. Keluhan Utama

3. Riwayat kehamilan dan kelahiran

Prenatal : kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi

selama hamil

Intranatal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir, bayi

menderita caput sesadonium, bayi menderita cepal

hematom

Post Natal : kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit infeksi ,

asfiksia ikterus

4. Riwayat Masa Lampau

a) Penyakit waktu kecil

b) Pernah dirawat dirumah sakit

c) Obat-obat yang digunakan

d) Tindakan ( operasi )

e) Alergi

f) Kecelakaan

g) Imunisasi

11

Page 12: askep motorik kasar.doc

5. Riwayat Keluarga

6. Riwayat Kesehatan Lingkungan

a) Lingkungan tempat tinggal, pola sosialisasi anak

b) Kondisi rumah

7. Riwayat psikososial spiritual

a) Yang mengasuh

b) Hubungan dengan anggota keluarga

c) Hubungan dengan teman sebayanya

d) Pembawaan secara umum

e) Pelaksanaan kesuatu spiritual

Pengkajian menggunakan KMS,KKA, dan DDST

a. Pertumbuhan

a) Kaji BBL,BB saat kunjungan( )

b) BB normal ( 1-3 tahun) – 2 a x b ( 12-4)

c) BB normal ( 6-12 tahun ) umur

d) kaji berat badan lahir dan berat badan saat kunjungan TB = 64 x 77R

= usia dalam tahun

e) LL dan luka saat lahir dan saat kunjungan

b. Perkembangan

a) lahir kurang 3 bulan = belajar mengangkat kepala , mengikuti objek

dengan mata , mengoceh,

b) usia 3- 6 bulan mengangkat kepala 90 derajat , belajar meraih benda ,

tertawa , dan mengais meringis ,.

12

Page 13: askep motorik kasar.doc

c) usia 6-9 bulan = duduk tanpa di Bantu , tengkuarap , berbalik sendiri,

merangkak , meraih benda, memindahkan benda dari tangan satu ke

tangan yang lain dan mengeluarkan kata-kata tanpa arti.

d) usia 9-12 bulan =dapat berdiri sendiri menurunkan sesuatu

mengeluarkan kat-kata , mengerti ajakan sederhana, dan larangan

berpartisipasi dalam permainan.

e) usia 12-18 bulan = mengeksplorasi rumah dan sekelilingnya

menyusun 2-3 kata dapat mengatakan 3-10 kata , rasa cemburu,

bersaing .

f) usia 18-24 bulan = naik –turun tangga , menyusun 6 kata menunjuk

kata dan hidung, belajar makan sendiri , menggambar garis ,

memperlihatkan minat pada anak lain dan bermain dengan mereka.

g) usia 2-3 tahun = belajar melompat , memanjat buat jembatan dengan 3

kotak , menyusun kalimat dan lain-lain.

h) usia 3-4 tahun = belajar sendiri berpakaian , menggambar berbicara

dengan baik , menyebut wana , dan menyayangi saudara.

i) usia 4-5 tahun = melompat , menari, menggambar orang , dan

menghitung.

b) Diagnosa Keperawatan

Gangguan perkembangan motorik berhubungan dengan ;

1. penurunan perkembangan fisik atau ketergantungan di sebabkan karena

adanya kerusakan pada system tubuh ,atau penyakit tertentu

2. kurangnya stimulasi dari orang tua

3. perubahan lingkungan

4. keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi atau

bermain atau pendidikan .

c) INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tujuan :

a) orang tua mengerti tentang tugas tentang perkembangan sesuai dengan

kelompok usia .

b) anak bisa melakukan perawatan diri sesuai usia

13

Page 14: askep motorik kasar.doc

c) anak dapat bersosialisasi sesuai dengan usia

Rencana tindakan :

1. Ajari orang tua terhadap tugas perkembangan sesuai dengan

kelompok anak

2. berikan kesempatan pada anak bermain dengan teman sebayanya

3. berikan stimulasi dengan menggunakan bermacam-macam mainan

4. berikan waktu istirahat dan lakukan observasi kepada orang tua

selama interaksi dan makan

5. anjurkan perawatan diri sendiri .

d) EVALUASI

Anak akan menunjukkan perubahan perkembangan yang lebih dan terjadi

pencapaian dalam tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia anak

dan ukuran fisik sesuai batasan ideal anak.

14

Page 15: askep motorik kasar.doc

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Thomas. 2002. The Seven Kinds of Smart. Jakarta : Gramedia

Anonym . 2002.Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan

Hidayat, Alimul, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Surabaya; Salemba

Medika

Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak balita. Jakarta : Salemba

MedikaSoetjinigsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya : EGC

15

Page 16: askep motorik kasar.doc

16