askep klg child bearing

15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA YANG SEDANG MENGASUH ANAK Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing). Tujuan Instruksional khusus : Mahasiswa mampu : 1. Menyebutkan definisi keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing). 2. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing). 3. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing). 4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing). 5. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing). 6. Menjelaskan peran perawat pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing). Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama sehingga bayi berusia 30 bulan. Biasanya orangtua tergetar hatinya 1

Upload: iphul-bugy-wara

Post on 30-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASkep Klg Child Bearing

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA YANG SEDANG MENGASUH ANAK

Tujuan Instruksional Umum :

Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah

kesehatan yang terjadi pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing).

Tujuan Instruksional khusus :

Mahasiswa mampu :

1. Menyebutkan definisi keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing).

2. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga yang sedang mengasuh anak

(child bearing).

3. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang sedang

mengasuh anak (child bearing).

4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada

keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing).

5. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada keluarga yang sedang mengasuh

anak (child bearing).

6. Menjelaskan peran perawat pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child

bearing).

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama sehingga bayi berusia 30 bulan.

Biasanya orangtua tergetar hatinya dengan kelahiran pertama anak mereka, tapi agak

takut juga. Kekuatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena

ibu dan bayi tersebut mulai saling mengenal. Akan tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-

buat ini berakhir ketika seorang ibu baru tiba di rumah dengan bayinya setelah tinggai di

rumah sakit untuk beberapa waktu. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-

peran mengasyikkan yang telah dipercayakan kepada mereka. Peran tersebut pada

mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orangtua baru ; kurangnya

bantuan dari keluarga dan teman-teman, dan para profesional perawatan kesehatan yang

bersifat membantu dan sering terbangun tengah malam oleh bayi yang berlangsung 3

1

Page 2: ASkep Klg Child Bearing

hingga 4 minggu. Ibu juga letih secara psikologis dan fisiologis. Ia sering merasakan

beban tugas sebagai ibu rumah tangga dan barangkali juga bekerja, selain merawat bayi.

Khususnya terasa sulit jika ibu menderita sakit atau mengalami persalinan dan pelahiran

yang lama dan sulit atau seksio besar.

Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap

anggota keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Orang asing telah masuk ke dalam

kelompok ikatan keluarga yang erat, dan tiba-tiba keseimbangan keluarga berubah setiap

anggota keluarga memangku peran yang baru dan memulai hubungan yang baru. Selain

seorang bayi yang baru saja dilahirkan, seorang ibu, seorang ayah, kakek nenekpun lahir.

Istri sekarang harus berhubungan dengan suami sebagai pasangan hidup dan juga sebagai

ayah dan sebaliknya. Dan dalam keluarga yang memiliki anak sebelumnya, pengaruh

kehadiran seorang bayi sangat berarti bagi saudaranya sama seperti pada pasangan yang

menikah. Mengatakan pada seorang anak untuk menyesuaikan diri dengan seorang adik

laki-laki atau perempuan yang baru mungkin sama dengan suami mengatakan pada

istrinya bahwa ia membawa ke rumah seorang nyonya yang ia cintai dan ia terima sama

derajatnya (William dan Leanman, 1973). Ini merupakan suatu perkembangan kritis bagi

semua yang terlibat.

Oleh sebab itu, meskipun kedudukan sebagai orangtua menggambarkan tujuan yang

teramat penting bagi semua pasangan, kebanyakan pasangan menemukannya sebagai

perubahan hidup yang sangat sulit. Penyesuaian diri terhadap perkawinan biasanya tidak

sesulit penyesuaian terhadap menjadi orangtua. Meskipun bagi kebanyakan orang tua

merupakan pengalaman penuh arti dan menyenangkan, kedatangan bayi membutuhkan

perubahan peran yang mendadak. Dua faktor penting yang menambah kesukaran dalam

menerima peran orangtua adalah bahwa kebanyakan orang sekarang tidak disiapkan

untuk menjadi orang tua dan banyak sekali mitos berbahaya yang tidak realistis

meromantiskan pengasuhan anak didalam masyarakat kami (Fulcomer, 1977). Menjadi

orangtua merupakan satu-satunya peran utama yang sedikit dipersiapkan dan kesulitan

dalam transisi peran mempengaruhi hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan

bayi secara merugikan.

2

Page 3: ASkep Klg Child Bearing

Perubahan-perubahan sosial yang dramatis dalam masyarakat Amerika juga memiliki

pengaruh yang kuat pada orangtua baru. Banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah

dan memiliki karier, naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan, penggunaan alat

kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim, dan semakin meningkatnya biaya perawatan

dan memiliki anak merupakan faktor-faktor yang menyulitkan tahap siklus awal

kehidupan pengasuh anak (Bradt, 1988 ; Miller dan Myers-Walls, 1983).

A. Masa Transisi menjadi Orangtua.

Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman keluarga yang sangat penting dan sering

merupakan krisis keluarga, sebagaimana yang digambarkan secara konsisten pada

penelitian keluarga selama tahap siklus kehidupan keluarga ini (Clark, 1966 ; Hobbs dan

Cole, 1976 ; LeMaster, 1957).

Untuk mengetahui bagaimana anak yang baru lahir mempengaruhi keluarga, LeMaster,

1957, dalam studi klasik tentang penyesuaian keluarga terhadap kelahiran anak pertama,

mewawancarai 46 orang tua dari kalangan kelas menengah di Kota (berusia 25 – 25

tahun) dan memperkirakan sejauhmana mereka dalam keadaan krisis. Ia menemukan

bahwa 17 persen pasangan tidak mengalami masalah atau hanya masalah-masalah

sedang, tapi sisanya mengalami masalah berat atau luar biasa. Masalah-masalah yang

paling lazim dilaporkan adalah :

1. Suami merasa diabaikan (ini paling sering disebutkan oleh suami)

2. Terhadap peningkatan perselisihan dan argumen antara suami dan istri.

3. Interupsi dalam jadwal yang kontinu “begitu lelah sepanjang waktu”, merupakan

sebuah kometar khas).

4. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

Akan tetapi, studi-studi belakangan ini, Hobbs dan Cole (1976), tidak menemukan

pasangan yang melaporkan krisis ekstensif sebanyak yang dilaporkan oleh LeMaster.

Studi-studi tentang “keluarga dalam krisis” menyatakan bahwa keluarga-keluarga

mempunyai pemikiran yang salah dan idealis tentang menjadi orang tua sebelum

3

Page 4: ASkep Klg Child Bearing

kelahiran anak pertama dan kekuatan perkawinan menurun secara tajam dengan lahirnya

anak pertama (Miller dan Solye, 1980)

Clark, (1966) melakukan sebuah studi tentang keluarga secara kelahiran seorang bayi

baru menyatakan kesulitan dalam penyesuaian diri menyangkut orangtua dan kebutuhan

yang penting setelah kelahiran terhadap kesinambungan pelayanan keperawatan di rumah

dan di klinik.

Sebuah studi penting yang lain menyangkut transisi pasangan menjadi langka dilakukan

oleh La Rossa, (1981). Para peneliti ini mengkonseptualisasikan proses transisi seperti

yang dijelaskan dengan baik oleh model konflik, dimana terdapatnya waktu luang,

konflik kepentingan diantara orangtua, legitimasi terhadap penentuan masalah-masalah

perkawinan menyebabkan konflik antara kedua orangtua.

Miller dan Myers – Walls (1983), berdasarkan atas tinjauan studi mereka terhadap

orangtua, meringksa stressor mengasuh anak yang spesifik yang diidentifikasi dalam

penelitian. Stressor yang paling sering disebutkan adalah sedikitnya kebebasan pribadi

karena tanggungjawab menyangkut anak, selain itu diidentifikasi juga kurangnya waktu

dan persahabatan dalam perkawinan. Bahkan lebih banyak tekanan perkawinan

dilaporkan pada pasangan yang sulit memiliki anak atau pasangan memiliki anak dengan

masalah kesehatan yang serius atau cacat.

B. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Setelah lahir anak pertama, keluarga mempunyai beberapa tugas yang penting (tabel 5).

Suami, istri, dan bayi semuanya belajar peran-peran yang baru sementara keluarga inti

memperluas fungsi dan tanggungjawab. Ini meliputi penggabungan tugas perkembangan

yang terus menerus dari setiap anggota kelurga dan keluarga secara keseluruhan (Duvall,

1977).

4

Page 5: ASkep Klg Child Bearing

Tabel 1. Tahap Kedua Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang sedang mengasuh anak

dan Tugas-Tugas Perkembangan yang Bersamaan.

Tahap Siklus Kehidupan KeluargaTugas-Tugas Perkembangan

Keluarga

Keluarga sedang mengasuh anak 1. Membentuk keluarga muda sebagai

sebuah unit yang mantap

(mengintegrasikan bayi baru ke

dalam keluarga).

2. Rekonsiliasi tugas-tugas

perkembangan yang bertentangan

dan kebutuhan anggota keluarga.

3. Mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan.

4. Memperluas persahabatan dengan

keluarga besar dengan

menambahkan peran-peran

orangtua dan kakek dan nenek.

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller (1985)

Kelahiran seorang anak membuat perubahan-perubahan yang logika dalam organisasi

keluarga. Fungsi-fungsi pasangan suami istri harus dibedakan untuk memenuhi tuntutan-

tututan baru perawatan dan penyembuhan. Sementara pemenuhan tanggungjawab ini

bervariasi menurut posisi sosial budaya suami istri, sebuah pola yang umum adalah untuk

orang tua agar menerima peran-peran tradisonal atau pembagian tanggungjawab (La

Rossa dan La Rossa, 1981).

Hubungan dengan keluarga besar paternal dan maternal perlu disusun kembali dalam

tahap ini. Peran-peran baru perlu dibuat kembali berkenaan menjadi kakek nenek dan

hubungan antara orangtua dan kakek-nenek (Bradt, 1988).

5

Page 6: ASkep Klg Child Bearing

Peran yang paling penting bagi perawat keluarga bila bekerja dengan keluarga yang

mengasuh anak adalah mengkaji peran sebagai orangtua bagaimana kedua orangtua

berinteraksi dengan bayi baru dan merawatnya, dan bagaimana respons bayi tersebut.

Klaus dan Kendall (1976), Kendall (1974), Rubbin (1967), dan yang lainnya menguji

dampak penting dari sentuhan dan kehangatan awal setelah melahirkan ; hubungan positif

antara orangtua anak pada hubungan orangtua dan anak di masa datang. Sikap orangtua

tentang mereka sendiri sebagai orangtua, sikap mereka terhadap bayi mereka,

karakteristik komunikasi orangtua dan stimulasi bayi (Davis, 1978) adalah bidang-bidang

terkait yang perlu dikaji.

Perubahan-perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggungjawab orangtua yang baru

biasanya lebih cepat dipelajari oleh ibu daripada ayah. Anak merupakan realita pada

calon ibu dari pada ayah, yang biasanya mulai merasa seperti ayah pada saat kelahiran,

tapi kadang-kadang jauh lebih lambat dari itu (Minuchin, 1974). Ayah seringkali tetap

netral pada awalnya sementara wanita secara cepat menyesuaikan diri dengan struktur

keluarga yang baru.

Kebiasaan dimana kebanyakan ayah secara tradisional tidak diikutsertakan dalam proses

perinatal secara pasti memperlambat pria melakukan perubahan peran yang penting ini

dan oleh karena itu menghalangi keterlibatan emosional mereka. Sayangnya, kesadaran

yang meningkat tentang peran penting yang dipangku ayah dalam perawatan anak dan

perkembangan anak telah menimbulkan keterlibatan ayah yang lebih besar dalam

perawatan bayi dikalangan kelas menengah (Hanson dan Bozett, 1985).

Ibu dan ayah menumbuhkan dan mengembangkan peran orangtua mereka dalam

berespons terhadap tuntutan-tuntutan yang berubah terus menerus dan tugas-tugas

perkembangan dari orang muda yang sedang tumbuh, keluarga secara keseluruhan, dan

mereka sendiri. Menurut Friedman (1957), orangtua melewati 5 tahap perkembangan

secara berturut-turut. Dua tahap pertama meliputi fase kehidupan keluarga ini. Pertama,

selama bayi, orangtua mempelajari arti dari isyarat-isyarat yang dikekspresikan oleh bayi

untuk mengutarakan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan setiap anak lahir berturut-turut,

6

Page 7: ASkep Klg Child Bearing

orangtua akan mengalami tahap yang sama ini sehingga mereka menyesuaikan setiap

isyarat-isyarat unik bayi.

Tahap kedua ini perkembangan orangtua adalah belajar untuk menerima pertumbuhan

dan perkembangan anak yang terjadi dalam masa usia bermain – khususnya orangtua

yang baru memiliki anak pertama – membutuhkan bimbingan dan dukungan. Orangtua

perlu memahami tugas-tugas yang harus dikuasai oleh anak dan kebutuhan anak akan

keselamatan, keterbatasan dan latihan buang air (toilet training). Mereka perlu memahami

konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang “saat yang tepat untuk mengajar

mereka”. Pada saat yang sama pula orangtua perlu bimbingan dalam memahami tugas-

tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini.

Pola-pola komunikasi perkawinan yang baru berkembang dengan lahirnya anak, dimana

pasangan berhubungan satu sama lain baik sebagai suami istri maupun sebagai orangtua.

Pola transaksi suami istri terbukti telah berubah secara drastis. Feldman (1961)

mengamati bahwa orang tua bayi berbicara dan berkelakar lebih sedikit, pembicaraan

yang merangsang lebih sedikit dan kualitas interaksi perkawinan yang menurun.

Beberapa orangtua merasa kewalahan dengan bertambahnya tanggungjawab, khususnya

mereka yang suami maupun istri sama-sama bekerja secara penuh.

Pembentukan kembali pola-pola komunikasi yang memuaskan termasuk masalah dan

perasaan pribadi, perkawinan dan orangtua adalah sangat penting. Pasangan harus terus

memenuhi setiap kebutuhan-kebutuhan psikologis dan seksual dan juga berbagi dan

berinteraksi satu sama lain dalam hal tanggungjawab sebagai orangtua.

Hubungan seksual suami istri umumnya menurun selama kehamilan dan selama 6

minggu masa postpartum. Kesulitan-kesulitan seksual selama masa berikutnya umum

terjadi, yang timbul dari faktor-faktor seperti ibu tenggalam dalam peran barunya,

keletihan dan perasaan menurunnya daya tarik seksual dan juga perasaan suami bahwa ia

“tersingkir” oleh bayinya.

7

Page 8: ASkep Klg Child Bearing

Sekarang komunikasi keluarga termasuk anggota ketiga, membentuk tiga serangkai.

Orangtua harus belajar untuk merasakan dan melihat tangisan komunikasi dari bayinya.

Misalnya, tangisan bayi perlu dibedakan kedalam ekspresi ketidaknyamanan, rasa lapar,

rangsangan yang berlebihan, sakit, atau letih. Dan bayi mulai memberikan respon

terhadap rangkulan, timangan dan berbicara yang kemudian diterima dan dikuatkan oleh

orangtua.

Konseling keluarga berencana biasanya berlangsung saat pemeriksaan setelah postpartum

6 minggu. Orangtua kemudian harus didorong secara terbuka untuk mendiskusikan jarak

kelahiran dan perencanaan. Melihat meningkatkan tuntutan-tuntutan keluarga dan pribadi

yang dibawakan oleh bayi, orangtua perlu menyadari bahwa kehamilan dengan jarak

rapat dan sering dapat berbahaya bagi ibu, dan juga ayah, saudara bayi, dan unit keluarga.

Tahap siklus kehidupan ini memerlukan penyesuaian hubungan dalam keluarga besar dan

dengan teman-teman. Ketika anggota keluarga lain mencoba mendukung dan membantu

orangtua baru ini, ketegangan bisa muncul. Misalnya, meskipun kakek nenek dapat

menjadi sumber pertolongan yang besar bagi orangtua baru, namun kemungkinan konflik

tetap ada karena perbedaan nilai-nilai dan harapan-harapan yang ada antar generasi

tersebut.

Meskipun pentingnya memiliki jaringan sosial atau sistem pendukung sosial untuk

mencapai kepuasan dan perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga muda

perlu mengetahui kapan mereka butuh bantuan dan dari siapa mereka harus menerima

bantuan tersebut dan juga kapan mereka harus menggantungkan diri pada sumber-sumber

dan kekuatan merek sendiri (Duvall, 1977).

Hubungan perkawinan yang kokoh dan bergairah sangat penting bagi stabilitas dan moral

keluarga. Hubungan suami istri yang memuaskan akan memberikan pasangan dengan

kekuatan dan tenaga “bagi” bayi dan satu sama lain. Tuntutan-tuntutan dan tekanan-

tekanan yang bertentangan, seperti antara loyalitas ibu terhadap bayi dan terhadap suami,

8

Page 9: ASkep Klg Child Bearing

merupakan persoalan dan dapat menyiksa. Tipe konflik semacam ini dapat menjadi

sumber sentral ketidakbahagiaan selama tahap siklus kehidupan ini.

C. Masalah-Masalah Kesehatan.

Masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan maternitas yang

terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah-

masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak, keluarga

berencana, interaksi keluarga dan bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya

hidup).

Masalah-masalah kesehatan lain selama periode dari kehidupan keluarga ini adalah

inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak untuk ibu yang

bekerja, hubungan akan-orangtua, masalah-masalah mengasuh anak termasuk

penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak dan masalah-masalah transisi peran orang

tua.

Kemungkinan diagnosa

Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Disfungsi seksual

Gangguan tumbuh kembang

Menyusui tidak efektif

Resiko cidera

Perubahan penampilan peran

Gangguan komunikasi verbal

Peran perawat

Monitor perawatanprenatal dan perujukan untuk masalah-masalah kehamilan

Konselor pada nutrisi prenatal

Konselor pada kebiasaan maternal prenatal

9

Page 10: ASkep Klg Child Bearing

Pendukung amnionsintesis

Konselor pada menyusui

Koordinator dengan layanan pediatrik

Penyelia imunisasi

Perujukan ke layanan-layanan tenaga sosial

10