askep kistoma ovari

Upload: rommie-sandhy

Post on 11-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

me

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN IBU BERSALIN NY

BAB IITINJAUAN PUSTAKAKISTOMA OVARII

PengertianKistoma ovarii adalah kista yang dapat timbul karena akibat pertumbuhan abdomen dan epitelium ovarium. (Brunner dan Suddarth. 2001)

Kista ovarii adalah kista retensi yang berasal dari korpus luteum dan bersifat non neoplastik ( Bagian obstetri dan genikologi FKUI Padjajaran. Bandung)Kistoma Ovarii adalah tumor yang terdapat di overium dan menjadi masalah malignasi terbesar kedua pada organ reproduksi wanita. ( Daniella dan jene chrette. 1999)

KlasifikasiKista ovarii di bedakan menjadi beberapa kistik

Folikel

Kista ini bersal dari folikel yangmenjadi besar semasa proses atresia foliculi.Lutein

Kista ini dapat terjadi pada kehamilan,lebih jarang dalam kehamilan. Kista lutein yang sesungguhnya berasal dari corpus luteum hematoma.Strein levanthal ovari

Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polikistikEndometrial

Tumor ovarium ini biasanya bersamaan dengan adanya bukti endometriosis lainPeradangan tuba ovarium

Tumor jinak dan kista tuba fallopi dan ligamentum latumInklusial germinal

Terjadi oleh karena infaginasi dari epitel germinal dari ovariumEtiologiAsal tumor ini belum diketahui secara pasti, faktor predidposisi:

GenetikPenggunaan kontrasepsi mengandung hormonalOvulasi yang terus berlangsung tanpa intervensi dalam waktu lama Terapi estrogenMenopause lambatNulipara > 45 tahun/ kehamilan perttama lebih dari 30 tahun.

Manifestasi klinisGangguan miksi dan defekasiRasa berat pada perutObstipasiSesak napasEdema pada tungkaianoreksia

PatofisiologiKistaovarium dapat disebabkan oleh adanya metastase dari Ca mamae, colon dan lambong serata faktor-faktor predisposisi diatas. Memang sulit nenimbulkan gejala baru dapat dipalpasi bila sudah bermetastase. Sayangnya tidakada tandaatau gejala yang spesifik dari tumor ovarii.

Tumor ovarii dapat bermetastase dari infasi lambong ke struktur yang berdekatan pada panggul dan panggul melalui cairan peritojiel ke rongga abdomen dan panggul. Jika tumor menembus kapsul maka timbul metastase metastase serosa di kavum douglas, di apendik dan didalam dinding perut depan. Omentum juga sering mendapatkan metastase. Mungkin bahkan sebelum perluasan ini tumor dapat mengadakan metastase limfoma, melalui pembuluh lumfe dan ligamentum latum yang mengikuti pembuluh darah ovarial sampai ginjal dan dan sesudah itu baru kemedial masuk dalam kelenjar-kelanjar lmfe para aortal.Asites dapat terjadi dan cairan yang mengandung sel tumor melalui saluran limfe (limfogen) menuju pleura dan akhirnya menyebabkan efusi pleura yang sering ditakutkan dan paling berbahaya dalam kehamilan adalah adanya putaran tungkai (torsi0 yang menyebabkan nekrosis dan infeksi dengan gejala-gejala yang mendadak . Kista dapat pecah karena trauma, misalnya penderita jatuh /akibat partus spontan. Apabila kista dalam panggul terkena oleh epala janin turun atau tindakan pengukiran partus, masa nifas lebih berbahaya lagi karena pengecilan rahimmembesar kemungkinan akan terjadi pertukaran tungkai. Sebaliknya tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim/ dapat menghalangi masuknya kepala kedalam panggul. (C.J.H.Van de velde F.T Bosman.1996)

PenatalaksanaanPada dasarnya dalam kehamilam, tumor ovarium yang lebih besar dari pada telur angsa harus dikeluarkan. Hal itu didasarkan atas 3 pertimbangan:Kemungkinan keganasanKemungkinan torsi dan abdomen akutKemungkinan menimbulkan komplikasi obstetrik

Maka tindakan yang dapat dilakukan.Tumor ovarium dalam kehamilan yang lebih besar dari telur angsa harus dikeluarkanWaktu yang tepat untuk operasi adalah antara kehamilan 16 20 minggu, harus diberikan substitusi progesteronBeberapa hari sebelum operasiBeberapa hari setelah operasi, sebab ditakutkan korpus luteum terangkat bersama tumor yang dapat menyebabkan ganas.Operasi darurat apabila terjadi torsi dan abdomen akutBila tidak bisa persalinan di selesaikan dengan seksio sesaria dan sekaligus tumor diangkat.

(Rustam Mochtar. MPH)

Pada wanita muda dapat dilakukan kritektomi ovariumPada wanita hamil usia 40 tahun keatas dengan salpingo ooforektomi bilateral dan histerektomi totalNon operasi Clamiphone citrat (clanide) 50 mg selama 5 10 hariGonodotropin 4500 IU selama 3 hari

Pemeriksaaan penunjangPemeriksaan laboratorium

Darah rutin: Hb, leukosit, trobositPemeriksaan radiologiLaparoscopiUSGFoto rontgenFoto thorak

KomplikasiTorsi

Komplikasi yang paling sering terjadi pada tumor dengan ukuran sedang. Adanya putaran menyebebkan gangguan peredaran darah yang disebabkan oleh torsi, ini terutama mengenai susunan vena saja. Torsi yang berlebihan menyebabkan kista terlepas sama sekali. Peristiwa torsi kadang-kadang disertai rasa nyeri yang hebat dan terus-menerus, terkadang rasa nyeri ini hanya sebentar.Ruptur dari kista

Hal ini disertai gejala sakit, enek dan muntah. Bila ada pembuluh darah yang pecah dapat disertai gejala syokSupurasi dari kista

Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi/ berdiri sindiri secara secara hematogen/ limfogen.Gejala peradangan seperti sakit, nyeri tekan, perut tegang, demam dan terositis.Perubahan keganasan

Dari suatu tumor kistik ovarium benigna dapat terjadi keganasanPartus lama/macet

Akibat dari tumor/kistoma ovarii yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan kelainan letak janin dalam rahim yang menghalangi masuknya kepala janin kedalam panggul.Infertilitas

Bagi pasien wanita pre manopause dengan tindakan histerektomi

Teori asuhan keperawatanPengkajian fokus

Demografi Umur : 20 tahun keatasJenis kelamin : wanitaRiwayat KesehatanKeluhan utamaRiwayat penyakit sekarangRiwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit keluargaPola fungsional GordonNutrisi dan metabolik

Pasien merasa mual, muntah, akibat adanya cairan dalam rongga abdomen sehingga pasien merasa kurang nafsu makanEliminasi

Feses : Terjadi obstipasi karena perut tegang sehingga terjadi penurunan mobilitas usus disamping itu kurang asupan nutrisiUrine : BAK lebih sering karena adanya tekanan pada kandung kemihPola katifitas dan latihan

Kistoma dalam ovarium mendesak diafragma sehingga menyebabkan atelektasis, paru kurang optimal dan terjadi sesak napas sehingga pasien lebih cepat lelah dalam melakukan aktifitas dan latihanIstirahat tidur

Adanya sesak napas menyebabkan gangguan pola tidur pasienPola persepsi sensori dan kognitif

Pasien mengeluh adanya nyeri pada abdomenPola reproduksi dan seksual

Terjadi infektifitas jika dilakukan histerektomi total/ hipermenarche dan aminarche dapat terjadi.Pemeriksaan fisik

KU: Pasien tampak lelahTTV : TD normal RR: meningkat N: Meningkat S: meningkatKepala: Rambut :Mata: Simetris, konjungtifa, sklera.Hidung: kebersihan, sekret, napas cuping hidung.Mulut: kebersihan, bau, karies.Telinga: simetris, kebersihan, pendengaran, kelainan.Dada : Paru: simetris, vasikuler, sonor, taktil fremitus.Jantung: ictus cordis, pekak, bunyi normalAbdomenEkstermitas Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium:

Hb rendah, Leukisit dan trombosit menurunPemeriksaan radiologi:

LaparoskopiUSGFoto RontgenParasintesisScanning Ultra Sound Abdomenekografi

Diagnosa keperawatanTidak efektifnya pola napas berhubunagn dengan penurunan ekspresi paruGangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, efek anastesiGangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma abdomenGangguan pola eliminasi BAB Berhubungan dengan penekanan rongga abdomenIntoleransi akativitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenRencana tindakan keperawatan

DX.1 Tidak efektifnya pola napas berhubunagn dengan penurunan ekspresi paruTujuan : pola naoas menjadi efektifKH: Tidak terjadi sesak napas Pernapasan kembali normalIntervensi:Catat kecepatan dan kedalamam dari pernapasanAuskultasi bunyi napas fisiologisBerikan oksigen jika dibutuhkan

DX.2 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, efek anastesiTujuan : Nutrisi dapat terpenuhiKH: Nafsu makan meningkat Tidak mual BAB baikIntervensi:Pastikan penyebab penurunan BAB, timbang BBBerikan makanan yang disukai dalam dalam batas toleran dengan kandungan TKTPMakanan dalam porsi kecil tapi seringPertahankan kebersihan mulutIdentifikasi mual muntah, serta kontrol faktor lingkunganTinjau pemeriksaan laboratKolaborasi anti emetik

DX.3 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma abdomenTujuan : Nyeri dapat berkurang atau menghilangKH: Keluhan nyeri berkurang atau menghilang Ekspresi wajah tampak tenang TTV dalam batas normalIntervensi:Kaji karakteristik nyeri dan ketidak nyamanan (P,Q,R,S,T)Kaji faktor lain yang menunjang timbulnya nyeriAjarkan strategi baru untuk meredakan nyeriBeri posisi yang nyamanKolaborasi pemberian analgetik

DX.4 Gangguan pola eliminasi BAB Berhubungan dengan penekanan rongga abdomenTujuan : Konstipasi tidak berlanjut dan tidak terjadi konstipasiKH: Klien mesara rilekIntervensi:Observasi warna feses, frekuensi dan jumlahObservasi masukan dan keluaran makanan/cairan, dorong masukan cairan 2500 3000 ml/hrHindari makanan yang mengandung gasKolaborasi dengan ahli gizi dan dokter dalam pemberian laksatif

DX.5 Intoleransi akativitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenTujuan : Pasien dapat beraktifitas tanpa bantuan dari perawatKH: Bantuan minimal dari perawat Pasien mampu melatih diri/ beraktifitasIntervensi:Kaji respon pasien terhadap aktifitas, dispnea, nyeri dada, keletihan, kelemahan, diaforesis dan pusing.Anjurkan klien tentang tehnik relaksasiBerikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransiBerikan bantuan sesuai kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges,E.M. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; EGC.

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed. 8. vol.2. Jakarta. EGC

Bagian Obstetri dan Genikologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984. Genekologi. Bandung

J.C.F. Under wood. 1999. Patologi. Jakarta; EGC.

Gale, Daniella dan jane Charette. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta; EGC.

Muchtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta. EGC.

Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta; salemba Medika.