askep kekerasan lansia 3

16
MAKALAH KEPERAWATAN PSIKOLOGICAL ELDERLY ABUSE Disusun Untuk Melengkapi Ujian Tengah Semester ( Take Home ) Dosen Pengampu : Endah SP, S.kep.,Ns Oleh : Moh.Arifin NIM 0520012511 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS PEKALONGAN 2015

Upload: caplien-ketjoe-aouttlet

Post on 01-Oct-2015

129 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

q

TRANSCRIPT

MAKALAH KEPERAWATAN PSIKOLOGICAL ELDERLY ABUSE

Disusun Untuk Melengkapi Ujian Tengah Semester ( Take Home ) Dosen Pengampu: Endah SP, S.kep.,Ns Oleh :

Moh.Arifin NIM 0520012511

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS PEKALONGAN2015

BAB ITINJAUAN TEORI

A. Kasus Kekerasan Seksual Pada Lansia Dalam kehidupan sosial, kita mengenal adanya kelompok rentan, yaitu semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati standar kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan berlaku umum bagi suatu masyarakat yang berperadaban. Salah satu contoh kelompok rentan tersebut adalah orangorang lanjut usia (lansia).Kekerasan Seksual Jika Adalah lansia terkena resiko untuk diperkosa; atau ketika ada tindakan memalukan seperti pemaksaan untuk membuka baju, dll. Penggunaan bahasa yang tidak layak dan sindiran berbau seks. Kesemua perilaku itu bisa dikategorikan ke dalam tindakan kekerasan seksual.Contoh kasus baru-baru ini dimana seorang nenek di aniaya oleh cucu dan keponakanya akibat selalu mengoceh terus menerus , cucu dan keponakanya berangapan bahwa nenek mereka gila . Nenek tersebut di ikat dan di cubit di bagian payudara dan organ kemaluannya.Parahnya nenek tersebut di ikat dengan lakban dan di masukan dalam karung palstik sebelum di temukan warga sekitar.

B. Pengertian kekerasanMenurut Varcolaris 1994, amuk adalah tindakan kekerasan yang bertujuan untuk menyelesaikan tujuan dimana individu tidak dapat menemukan cara lain, biasanya dipicu oleh perasaan marah, frustasi dan harga diri rendah.Menurut budi anna Kelliat 1995, amuk merupakan kemarahan yang paling mal adaptif yang ditandai dengan perasaan marah dan bermusuhan yang kuat disertai hilangnya kontrol individu dimana individu tersebut dapat merusak dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat kita simpulkan bahwa amuk merupakan suatu tindakan kekerasan yang dapat membayakan diri sendiri maupun orang lain yang ditandai dengan ekspresi kemarahan, melakukan tindakan yang berbahaya, mengeluarkan kata-kata ancaman dan melukai dari tahap yang paling ringan sampai berat/serius.

C. Kekerasan seksual pada lansiaKekerasan pada lansia adalah Pengniayaan terhadap lansia mengakibatkan cedera fisik atau penelantaran emosionalmeliputi menentang keinginan lansia, mengintimidasi, atau membuat keputusan yang kejam. Penganiayaan terhadap lansia umumnya dilakukan oleh anak-anak mereka.Tindakan yang disengaja atau kelalaian terhadap lansia baik dalam bentuk malnutrisi, fisik/tenaga atau luka fisik, psikologis oleh orang lain yang disebabkan adanya kegagalan pemberian asuhan, nutrisi, pakaian, pengawasan, pelayanan medis,rehabilitasi dan perlindungan yang dibutuhkan

D. Faktor Presipitasi (Stressor Pencetus)Identitas seksual tidak dapat dipisahkan dari konsep diri atau citra tubuh seseorang. Oleh karena itu, apabila terjadi perubahan pada tubuh atau emosi seseorang, respons seksual juga berubah. Ancaman yang spesifik meliputi :a. Penyakit fisik dan cederab. Gangguan jiwac. Pengobatand. HIV, sindrom imunopdefisiensi didapat (AIDS)e. Proses penuaan

E. Faktor PredisposisiMenurut Townsend (1996), ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang faktor predisposisi, yaitu teori biologi, teori psikologi, dan teori sosiokultural, yaitu :a. Teori BiologiTeori biologi terdiri atas tiga pandangan, yaitu pengaruh neurofisiologis, biokimia, genetik, dan gangguan otak.a) Pengaruh NeurofisiologisBeragam komponen dari sistem neurologis mempunyai implikasi memfasilitasi dan menghambat impuls agresif. Sistem limbik secara jelas terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan dan respon agresif.b) Pengaruh BiokimiaBerbagai neurotransmitter sangat berperan dalam memfasilitasi dan menghambat impuls agresif.c) Pengaruh GenetikPenelitian membuktikan adanya hubungan langsung antara perilaku agresif dengan keterkaitan dengan genetik.d) Gangguan OtakPenelitian membuktikan bahwa sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai gangguan serebral merupakan faktor predisposisi perilaku agresif dan tindak kekerasan.b. Teori Psikologia) Teori PsikoanalitikTeori psikoanalitik menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah. Perilaku agresif dan tindak kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka tehadap rasa ketidakberdayaannya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan.Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Insting hidup yang diekspresikan dengan seksualitas dan insting kematian yang diekspresikan dengan agresivitas.b) Teori PembelajaranAnak-anak belajar melalui perilaku meniru dari contoh peran mereka, yakni orang tua, kemudian mereka mulai meniru pola perilaku guru, teman dan orang lain. Individu yang dianiaya ketika masih kanak-kanak atau yang mempunyai orang tua yang mendisiplinkan mereka dengan hukuman fisik akan cenderung berperilaku keras setelah dewasa.c. Teori SosiokulturalSelain pengaruh biologis dan psikologis, faktor budaya dan struktural sosial juga berpengaruh terhadap perilaku agresif. Ada kelompok sosial yang secara umum menerima perilaku kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah.

F. Sumber KopingSumber koping dapat meliputi pengetahuan tentang seksualitas, pengalaman seksual yang positif dimasa lal, adanya individu yang mendukung termasuk pasangan seksual, dan norma social atau budaya yang mendorong ekspresi seksual yang sehat.

G. Mekanisme KopingBerbagai mekanisme koping yang dapat digunakan untuk mengekspresikan respons seksual individu adalah sebagai berikut :1. Fantasi dapat digunakan untuk meningkatkan pengalaman seksual.2. Penyangkalan dapat digunakan untuk menolak pengakuan terhadap konflik atau ketidakpuasan seksual3. Rasionalisasi dapat digunakan untuk membenarkan atau menerima impuls, prilaku, perasaan, atau motif seksual yang dapat diterima.4. Menarik diri dapat dilakukan untuk mengatasi perasaan rentan yang belum terselesaikan dan perasaan ambivalen terhadap keintiman.

H. Proses KeperawatanPenerapan proses keperawatan meliputi pengkajian menyeluruh, perencanaan yang cermat, strategi implementasiyang tepat dan evaluasi berkesinambungan terhadap klien dengan masalah kekerasan seksualsangat penting, karena proses keperawatan memberikan kerangka kerja untuk menyusun, mengimplementasidan mengevaluasi strategi keperawatan yang di awali dengan pengkajian.

BAB IIASUHAN KEPERAWATANELDERLY ABUSEA. Pengkajiana. Aspek biologisRespons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah bertambah.b. Aspek emosionalIndividu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.c. Aspek intelektualSebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi, dan diintegrasikan.d. Aspek sosialMeliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan orang lain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti aturan.e. Aspek spiritualKepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa.B. Diagnosa Keperawatan1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/ amuk.2. Perilaku kekerasan / amuk dengan gangguan harga diri: harga diri rendah.C. Pandangan Islam Terhadap KekerasanDidalam pandangan ajaran agama Islam, menurut Saifudin Amin bahwa yang dimaksud dengan kekerasan menurut pandangan agama Islam, yaitu halhal atau perbuatan yamg bersifat memaksa, dalam arti kata memaksakan kehendak dengan cara memerintah ataupun permohonan yang harus bahkan wajib untuk dilaksanakan, dan apabila perintah ataupun permohonan tersebut tidak dilakukan dan dilaksanakan maka ada konsekuensi atau tindakan-tindakan yang berupa intimidasi bahkan sampai berupa tindakan kekerasan sekalipun.Agama Islam tidak membolehkan atau mengharamkan tindakan kekerasan walaupun tindakan kekerasan itu dilakukan secara psikis sekalipun, tetapi kita sebagai umat Muslim wajib mengingatkan dan mengajak untuk melakukan kebaikan guna menjalankan kaidah-kaidah agama, sebagaimana dijelaskan dalam Al-quran surat An Nahl ayat 125artinya Ajaklah kepada syariat Tuhanmu dengan bijaksana dan nasehat yang baik dan menarik, serta bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Tuhanmu betul-betul mengetahui orang yang sesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang sangat mengetahui orang yang mendapat petunjuk. Selain itu ia menambahkan dengan sabda Rasulullah saw bahwa tidak ada paksaan dalam beragama.UTS GERONTIK10

D. Intervensi dan KeperawatanNODIAGNOSATUJUAN UMUMTUJUAN KHUSUSINTERVENSI

1Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/ amuk

Tujuan Umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya

Tujuan Khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.b. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.c. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.d. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat.e. Beri rasa aman dan sikap empati.f. Lakukan kontak singkat tapi sering.g. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.h. Observasi tanda perilaku kekerasan.i. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.

2Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah

Tujuan Umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

a. Bina hubungan saling percaya,b. Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.c. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.d. Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.e. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.f. Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negativeg. Utamakan memberi pujian yang realistis.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Kelliat, 2012, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta. EGC

Keliat, B.A. (2008). Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial, Menarik diri.Jakarta : FKUI

Keliat, B.A. (2008). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta :EGC

Stuart GW, Sunden . 1998 . Buku Saku Keperawatan Jiwa . Jakarta EGC

Maramis, WF.1998, Proses keperawatan Kesehatan jiwa, (Terjemahan ).Penerbit Buku Kedokteran,EGC, Jakarta

Republika Online. Kekerasan pada lansia. Tersedia di http://www.republika.co.id/indeks/hot_topic/pelecehan%20seksual%20 di unduh Kamis 2 April 2015

Pekalongan , Kamis 2 April 2015