askep ke2
TRANSCRIPT
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.L
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
PADA PPOK
DI RUANG HCU RSUD KOTA SEMARANG
4 AGUSTUS 2012
I. PENGKAJIANa. Data Demografi
1. Data Klien
Nama : TN.L
Umur : 62 th
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : budha
Suku Bangsa : cina
Pekerjaan : bengkel
Pendidikan : SLTP
Alamat : Dr.Cipto 11A-Semarang
No. RM : 231113
Diagnosa Medis : PPOK
Tgl. MRS : 3-9-2012
2. Data Penanggung Jawab
Nama : Ny.T
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hub, dengan klien : Istri
Alamat : Jl.Dr.Cipto 11A -Semarang
b. Riwayat Kesehatan Klien
1. Keluhan Utama
Batuk disertai sesak nafas
2. Kesehatan Sekarang
Keluarga mengatakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien batuk-batuk
dan disertai sesak nafas, jika batuk mau mengeluarkan dahak sulit.menurut istrinya untuk
mengatasi sakitnya tersebut, klien biasanya minum bodrex, karena tidak ada perbaikan
dan bertambah parah, kemudian klien dibawa ke RS pantiwilasa, karena ruangan penuh,
kemudian klien di rujuk ke RSUD Kota Semarang.
Setelah di RSUD Kota Semarang, klien di rawat inap di Ruang Bima, karena
kondisi menurun, klien dipindah ke HCU tgl 4 Agustus 2012 jam 12.00. saat ini klien
tampak sesak nafas, kadang batuk-batuk tidak produktif, dan gelisah.
3. Riwayat penyakit dahulu
Menurut keluarga, klien sudah lama sakit batuk-batuk dan kadang disertai sesak
nafas, jika kambuh sakitnya, klien tidak mau dibawa periksa, klien hanya berusaha
mengobati dirinya sendiri dengan minum bodrek 3 tablet sehari.
4. Riwayat penyakit keluarga
Menurut suami klien, dalam keluarga klien, orang tuanya menderita darah tinggi dan
sesak nafas, namun hal ini di sangkal oleh keluarga yang lain. Penyakit lain seperti DM,
jantung juga disangkal.
c. Pengkajian fokus
1. Primary survey
a) Penampilan Umum
- klien tidak sadar, tidak berespon terhadap nyeri
- klien tampak lemah, ngorok
- klien terpasang oksigen nasal 3 L/menit
- terpasang infus Ringer laktat 20 tt /menit
b) Airway
- Terpasang OPHA, NGT dan Nasal oksigen, terdengar suara ngorok, tak tampak
adanya skret di jalan nafas
c) Breathing
- Pengembangan dada simetris, terdapat penggunaan otot bantu nafas, tampak
adanya bekas kerokan pada dada klien, pola nafas cepat dan dalam, suara nafas
vesikuler, RR 30 x/mnt, terpasang oksigen nasal 3 L/mnt.
d) Circulation
- Akral teraba hangat dan lembab, hiperhidrosis, denyut nadi kuat dan teratur, suara
jantung S1-2 reguler, tidak terdengar suara tambahan, tidak terlihat adanya
perdarahan luar TD.179/99 mmHg, HR. 85 x/mnt, Suhu.40 oC, SPO2 100 %.
e) Disability
- Klien tidak sadar, tidak berespon terhadap rangsang nyeri, GCS 3 (E.1, M.1, V.1)
- Pupil anisokor (kanan Ø pupil > 3 mm, kiri Ø pupil < 3 mm), tidak bereaksi
terhadap cahaya
f) Exposure
- Pada wajah tampak tidak simetris, tampak mencong ke kiri, Terdapat tanda-tanda
kekas kerokan pada daerah punggung, dada dan leher, serta ke dua lengan klien,
tidak ditemukan bekas trauma yang lain, tidak ditemukan adanya sumber
perdarahan dari luar, klien telah terpasang infuse RL pada lengan kanan,
terpasang oksigen nasal, terpasang NGT, terpasang OPHA dan terpasang DC
2. Sekundery survey
Meliputi anamnesa riwayat kesehatan klien (sebagian telah terdokumentasi di awal) serta
pemeriksaan fisik yang diperlukan
a) Pengkajian pola
No Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Saat SakitKeluhan dan Tingkat
Kemandirian
1
2.
3
Pola Nutrisi
a. Makan
Frekuensi
Porsi
Menu
Pantangan
b. Minum
Frekuensi
Jenis
Jumlah
Pola Eliminasi
a. Bak
Frekuensi
Warna
Volume
b. Bab
Frekuensi
Konsistensi
Warna
Pola Istirahat dan
Tidur
a. Tidur siang
Lamanya
Kualitas
b. Tidur Malam
Lamanya
Kualitas
3 x Sehari
1 piring
Nasi, lauk, Sayur,
Tidak ada
6-8 gelas/hari
Kpi, teh, air putih
+ 2 liter
4-6 x sehari
Kuning Jernih.
Tidak tahu
1 x sehari
Lembek
Kuning
kecoklatan
Tidak tentu
1 - 2 jam
Nyenyak
6-8 jam /hari
Nyenyak
Baru minum 1x di
rumah, saat masih
sadar
+ 200 cc
Air putih
Urine pada bag
2000 cc
Belum Bab
Tidak sadar
Pola nutrisi dibantu.
Terpasang NGT.
Pola eliminasi di bantu,
terpasang kateter.
Klien tidak sadar,
terdengar suara ngorok
4.
5.
Personal Hygienis
a. Mandi
b. Gosok gigi
c. Keramas
d. Gunting kuku
Pola Aktivitas
2 x sehari
2 x sehari
2 hari sekali
Jika panjang
Semua kegiatan
Sehari-hari
Dilakukan
mandiri
Belum mandi
Semua aktivitas
dibantu perawat
dan keluarga
Pola personal hygiene di
bantu.
Semu aktifitas di bantu
karena klien tidak sadar.
b) Data psikologis
- Stressor : Menurut suaminya, klien tidak memiliki masalah, tapi tidak tahu
kalau memikirkan apa, keluarga merasa sedih melihat klien sakit seperti ini
- Koping mekanisme : Keluarga Klien mengatakan hanya bisa pasrah dan berdoa
- Harapan dan pemahaman klien tentang kondisi kesehatan sekarang/pola pikir :
Keluarga sering meminta penjelasan tentang penyakitnya. Menanyakan
kemungkinan bisa kembali normal, Keluarga tampak gelisah dan khawatir
terhadap penyakit yang diderita oleh klien, terbukti dari ekspresi wajah klien dan
keluarga tampak tegang dan ketakutan terhadap penyakit klien
c) Data spiritual : Sejak sakit ini, sejak dari rumah, klien sudah dibisikan istiqfar oleh
keluarganya. Keluarga pasrah dengan banyak berdo’a memohon kesembuhan untuk
klien
d) Pemeriksaan Fisik
- Sistem Integumen
1) Kulit: warna coklat bersih, tampak bekas kerokan pada dada dan punggung
serta leher, tak tampak adanya lesi, kulit teraba hangat dan lembab, suhu
tubuh 40 oC, tercium bau keringat apek.
2) Rambut : hitam beruban, tampak bersih
- System Muskuloskletal
1) Ekstremitas Atas : bentuk tangan kiri dan kanan simetris, jumlah jari
lengkap,Tangan kanan terpasang infus, tidak bereaksi terhadap rangsangan
nyeri, kekuatan otot 1-1, tidak dapat bergerak aktif, tidak ada edema, teraba
hangat dan lembab
2) Ekstermitas Bawah : Bentuk kaki kiri dan kanan simetris, jumlah jari lengkap,
tidak berespon terhadap rangsangan nyeri, kekuatan otot 1-1, teraba hangat
dan lembab
- Sistem persyarafan
1) NI (olphaktorius) : tidak dikaji
2) NII (optikus) : tidak dikaji
3) NIII (okolomotoris) : klien terpejam, reflek pupil tidak ada.
4) NIV (trochlearis) : tidak dikaji
5) NV (trigeminus) : tidak dikaji
6) NVI (abdusen) : tidak dikaji
7) NVII (facialis) : wajah tidak simetris, mencong ke kiri
8) NVIII (akustikus) : klien tak sadar, tak bereaksi terhadap rangsangan
9) NIX (glosofaringeal) : klien tidak sadar, reflek batuk ada
10) NX (vagus) : klien tidak sadar
11) NXI (asesoris) : klien tidak sadar
12) NXII (hipoglosus) : klien terpasang OPHA
- Sistem endokrin : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.
- Sistem perkemihan : Saat di palpasi tidak terdapat distensi kandung kemih. BAK
di bantu menggunakan kateter.Volume urine 2000 cc
- Sistem pencernaan : Mulut terpasang OPHA, warna bibir merah muda, mukosa
bibir merah muda, Warna permukaan abdomen sama dengan seluruh tubuh, bising
usus 12X/menit. Pada perkusi abdomen terdengar bunyi timpani pada daerah
lambung dan usus. Saat di palpasi tidak terdapat distensi abdomen.
e) Data Penunjang
- Hasil Pemeriksaan laboratorium tanggal 29-8-2012
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
HB
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
GDS
Ureum
Kreatinin
Kolesterol total
Trigliserida
Natrium
Kalium
Kalcium
12.4 g/dl
38.00 %
16.000 /ul
403.000/ul
156 mg/dl
24.8 mg/dl
0.6 mg/dl
206 mg/dl
79 mg/dl
141.0 mmol/L
4.30 mmol/L
1.01 mmol/L
11-16 g/dl
RNF
4.8-10.8 / ul
RNF
70-115 mg/dl
15.0-43.0 mg/dl
0.6-0.9 mg/dl
< 200 mg/dl
50-200 mg/dl
134.0-147.0 mmol/L
3.50-5.20 mmol/L
1.12-1.32 mmol/L
- Hasil pemeriksaan EKG
Kesan : sinus rytme
- Pemeriksaan Radiologi
Usulan CT Scan polos belum terlaksana (kondisi tidak memungkinkan)
- Data therapy medik
Nama Obat Cara pemberian Dosis
Piracetam 3 gr
Lancolin 250 mg
Kalnex 1 gr
Ceftriaxon 2 gr
Mannitol 125 cc
Gastrofer 40 mg
Ranitidine 50 mg
Farmadol 1 gr
RL
Amlodipin 10 mg
Captopril 25 mg
Inpepsa syr 10 cc
injeksi
injeksi
injeksi
injeksi
infuse
injeksi
injeksi
infuse
infus
oral
oral
oral
3 x3 gr
2 x250 mg
4 x 1 gr
2 x 2 gr
4 x 125 cc
1x40 mg
6x50 mg
Kp
20 tt/mnt
1x10 mg
3x25 mg
3x10 cc
II. Analisa DataData Etiologi Masalah
DS :
- Keluarga klien
mengeluh kepalanya
pusing, kemudian tidak
sadarkan diri
- Keluarga klien
mengatakan klien
sebelumnya telah
menderita darah tinggi
DO :
- Klien tidak sadar
- Tidak bereaksi terhadap
rangsangan nyeri
- GCS 3 (E.1, M.1, V.1)
- Klien terpasang O2
nasal
Hipertensi
Stroke Hemorrgik
interupsi aliran
darah,vasospasme
cerebral,edema cerebral
aliran /sirkulasi cerebral
terganggu
penurunan/kehilangan
kesadaran
Penurunan perfusi
cerebral
penurunan perfusi cerebral
DS :
- Keluarga klien
mengeluh kepalanya
pusing, kemudian tidak
sadarkan diri
- Keluarga klien
mengatakan klien
seperti ngorok
DO :
- Klien tidak sadar
- Klien terpasang OPHA
- Posisi OPHA sedikit
tertarik keluar
- Tidak tampak adanya
skret di jalan nafas
- Terdengar suara ngorok
- Klien terpasang O2
nasal
Stroke SH
Kerusakan Saraf ke –IX,
X,XII
fungsi fisiologis menurun,
kelemahan dan kehilangan
kemampuan menelan,
kelemahan lidah
Sekret terakumulasi, lidah
jatuh ke belakang
Jalan nafas menyempit
Timbulkan suara gurgling,
snooring
Ketidakefektifan bersihan
Jalan nafas
Ketidakefektifan
Bersihan jalan
Nafas
DS :
- Klien tidak sadar sejak
jam 8 an
- Keluarga klien
mengatakan tangan klien
sebelah kiri seperti
kurang tenaga
- Menurut perawat IGD,
badan panas sejak di
IGD
Stroke SH
gangguan aliran darah di
otak (cirkulasi terganggu)
transmisi impuls terganggu
Risiko cedera
Do :
- Klien tidak sadar, tidak
bereaksi terhadap
rangsang nyeri
- Kekuatan otot klien 1-1-
1-1
- Badan teraba panas dan
kulit lembab,
hiperhidrosis
- Posisi tubuh stagnan
(tidak bergerak)
- Pasien Bedrest
penurunan kesadaran dan
menyebabkan kelemahan
otot secara progresif
Ketidakmampuan
pergerakan, merubah
posisi
Badrest lama
penekanan kulit terutama
daerah menonjol
risiko cedera
DS :
- Menurut perawat IGD
sejak sampai di IGD
- Sudah diberikan
parasetamol 500 mg per
sonde
DO :
- Badan teraba panas,
kulit lembab,
hiperhidosis
- Suhu 40 oC
SH
Lesi /injuri
Stress hormone
(katekolamin)
Hiperkatabolisme
Peningkatan suhu tubuh
Hipertermia
Hipertermia
III. Diagnosa Keperawatan a. Penurunan perfusi cerebral berhubungan dengan interrupsi aliran darah, vasospasme
cerebral, edema cerebral, yang ditandai dengan penurunan kesadaran
b. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b d menurunnya fungsi fisiologis saluran
pernafasan, ketidakmampuan menelan dan kelemahan lidah sekunder terhadap stroke
hemorragik
c. Hipertermia berhubungan dengan hiperkatabolisme, proses infeksi sekunder terhadap
stroke hemoragik
d. Risiko cedera berhubungan dengan tirah baring lama,
IV. Intervensi Keperawatan No Diagnose Tujuan Intervensi Rasional
I Penurunan
perfusi cerebral
berhubungan
dengan interrupsi
aliran darah,
vasospasme
cerebral, edema
cerebral, yang
ditandai dengan
penurunan
kesadaran
Tupan :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24 jam
terjadi peningkatan
perfusi cerebral dg
criteria :
- Terjadi
peningkatan
kesadaran
- Terjadi
peningkatan
GCS menjadi
15.
- Tidak ada
keluhan sakit
1. Atur posisi tidur
dengan bagian
kepala lebih tinggi
15-30 o
2. Berikan penjelasan
pada keluarga
tentang sebab
terjadinya
peningkatan TIK
dan akibatnya
3. Lakukan
monitoring
terhadap tanda-
1. Mengurangi
tekanan arteri
dengan
meningkatkan
drainage vena dan
memperbaiki
sirkulasi cerebral
2. Keluarga dapat
lebih
berpartisipasi
dalam proses
penyembuhan
3. Mengetahui
perkembangan
secara dini, untuk
kepala
- TD dalam
rentang normal
(systole < 140
mmHg Diastole
< 90 mmHg
tanda vital dan
tingkat kesadaran
4. Ciptakan
lingkungan yang
tenang dan batasi
pengunjung
5. Kolaborasi
pemberian
neuroprotektor dan
deuretik osmotic
6. Usulkan
pemeriksaan
penunjang
laboratorium
maupun radiologi
menetapkan
tindakan yang
tepat
4. Rangsangan
aktivitas yang
meningkat dapat
meningkatkan
TIK
5. Neuroprotektor
untuk
memperbaiki sel
yang masih viable
dan diuretic
osmotic untuk
mengunrangi
edema cerebral
6. Mengetahui
tingkat keparahan,
prognosis dan
merencanakan
tindakan yang
tepat
2 Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
berhubungan
dengan
menurunnya
fungsi fisiologis
saluran
pernafasan, ,
ketidakmampuan
menelan dan
kelemahan lidah
sekunder
terhadap stroke
hemorragik
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x24 jam
tidakefektifan
bersihan jalan
nafas teratasi
dengan kriteria
hasil.
- Tidak ada
sumbatan pada
jalan nafas
- Tidak ada suara
tambahan
pernafasan
1. Kaji kepatenan
jalan nafas setiap
saat
2. Monitor letak
OPHA
3. Auskultasi dada
secara periodic, dan
catat adanya
kelainan suara
nafas
4. Pertahankan
pemasangan O2
1. Memastikan
patensi jalan nafas
2. Posisi opha yang
bergeser, jalan
nafas menjadi
tidak efektif
3. Memonitor
adanya kelainan,
dan menentukan
tindakan
selanjutnya
4. Membantu
kebutuhan
oksigen pada
klien
5. Sputum yang
- Pernafasan
dalam rentang
normal 15- 20 x
/ menit
pada klien
5. Observasi adanya
produksi skresi
6. Lakukan suction
jika perlu
Libatkan keluarga
dalam setiap
tindakan kepada
klien
kental
mengindikasi
masalah sekunder
6. Suction dilakukan
jika terdapat
sekresi di jalan
nafas
Menambah
pengetahuan
keluarga klien
3 Hipertermia
berhubungan
dengan
hiperkatabolisme,
proses infeksi
sekunder
terhadap stroke
hemoragik
Tujuan :
Setelah tindakan
keperawatanm1x24
jam, klien
menunjukkan
termoregulasi
efektif, dg criteria :
- Badan tidak
panas
- Tidak terjadi
kejang
1. Kaji kemungkinan
penyebab demam
2. Lakukan control
lingkungan
3. Lakukan penetralan
suhu dengan
kompres
4. Kolaborasi
pemberian
antipiretik dan
antibiotic
5. Monitor intake dan
output cairan
1. Menentukan
intervensi yg tepat
2. Control
lingkungan dapat
membantu
mengurangi
peningkatan suhu
dg evaporasi
3. Penetralan suhu
dengan konduksi
4. Mengurangi
risiko terjadinya
infeksi dan
iskemia jaringan
cerebral
5. Menilai
kecukupan cairan
tubuh
4 Risiko cedera
berhubungan
dengan tirah
baring lama
Tujuan :
Setelah tindakan
3x24 jam, tidak
terjadi cedera,
dengan criteria:
- Tidak terjadi lesi
pada kulit
1. Observasi TTV klien
setiap 15 menit, 30
menit dan setiap jam
sekali
2. Ganti pakaian yang
basah dengan yang
kering
3. Lakukan program alih
baring tiap 2 jam
4. Lakukan perawatan
mata dengan menutup
1. Mengetahui keadaan
umum klien dan
menentukan
intervensi yang tepat
2. Mencegah
terjadinya
hipotermia dan
meningkatkan rasa
nyaman
3. Meningkatkan
perfusi jaringan dan
dg plester mencegah terjadinya
dekubitus
4. Mencegah abrasi
kornea
V. Implementasi Keperawatan No Dx Hr/Tgl/jam Implementasi Paraf
I Penurunan perfusi
cerebral
berhubungan
dengan interrupsi
aliran darah,
vasospasme
cerebral, edema
cerebral, yang
ditandai dengan
penurunan
kesadaran
Rabu
29 – 08 – 2012
14 : 00
18.00
1. Mengatur posisi tidur
dengan meninggikan 15-
30 o tempat tidur bagian
kepala
2. Memberikan penjelasan
kepada keluarga tentang
kondisi klien,
kemungkinan penyebab
tidak sadarnya klien dan
kemungkinan akibat yang
terburuk
3. Memasang monitot tanda-
tanda vital dan melakukan
setting waktu monitor tiap
15 menit, serta melakukan
monitoring tingkat
kesadaran (GCS)
4. Memotivasi keluarga
untuk membatasi
pengunjung.
5. Melakukan konsultasi
dengan dokter spesialis
saraf, usul pemberian
mannitol 20 %, serta
memberikan obat injeksi
Piracetam 3 gr, lancolin
250 mg, serta anti
perdarahan kalnex 1 gr.
2 Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
14 : 00 1. Memeriksa patensi jalan
nafas dengan merasakan
3
berhubungan
dengan menurunnya
fungsi fisiologis
saluran pernafasan,
, ketidakmampuan
menelan dan
kelemahan lidah
sekunder terhadap
stroke hemorragik
Hipertermia
berhubungan
dengan
hiperkatabolisme,
proses infeksi
sekunder terhadap
stroke hemoragik
14.10
hembusan udara dari
hidung dan mulut klien
(OPHA)
2. Memeriksa letak OPHA
dan memposisikan posisi
kepala sedikit ekstensi,
dengan menyokong daerah
bahu klien.
3. Melakukan pemeriksaan
dengan melakukan
auskultasi suara
pernafasan
4. Memberikan oksigen
dengan masker NRM 10
l /mnt
5. Melakukan observasi
adanya produksi secret di
jalan nafas dengan
mendengar suara nafas
tiap 15 menit bersamaan
dengan monitoring TTV
6. Meminta bantuan keluarga
dan melibatkan keluarga
untuk melaporkan jika
menjumpai adanya tetesan
infuse yang macet, terlalu
cepat, air oksigen
berkurang.
1. Melakukan pengkajian
dengan menanyakan pada
keluarga mulai klien
demam, dan menganalisa
hasil pemeriksaan
penunjang laboratorium
2. Melakukan control
lingkungan dengan
4 Risiko cedera
berhubungan
dengan tirah baring
lama
14.15
mengganti pakaian klien
dengan pakaian ruangan,
mengurangi selimut, dan
mengatur suhu ruangan
dengan mengatur suhu
AC
3. Melakukan
pengompresan dengan air
biasa.
4. Melakukan kolaborasi
dengan memberikan
farmadol 1gr per infuse
dan mengusulkan
pemberian antiiotik
5. Melakukan monitoring
intake dan output cairan
per shiff
1. Melakukan monitoring
tanda-tanda vital tiap 15
menit
2. Mengganti pakaian klien
dengan pakaian ruangan
yang kering
3. Melakukan alih baring tiap
2 jam sekali
VI. Evaluasi No Nomor Dx Hr/Tgl/jam Evaluasi Paraf
I
1
Rabu
29 – 08 – 2012
18.00
S: keluarga menanyakan kok belum
sadar juga
O: belum sadar, terdapat respon
nyeri, GCS 4 (E1,M2,V1), TD
202/120 mmHg, pupil anisokor,
tak ada respon terhadap cahaya
A: masalah perfusi cerebral belum
teratasi
P: pertahankan intervensi
2 2 Rabu
29-08-2012
21.00
S:-
O: klien belum sadar, terpasang
OPHA, O2 masker NRM,
terpasang NGT, pernafasan
cepat, tidak ada suara nafas
tambahan
A: risiko bersihan jalan nafas tak
efektif masih mengancam
P: lanjutkan intervensi
3 3 Rabu
29-08-2012
21.00
S :_
O : badan masih terasa panas,
hiperhidrosis, Suhu 38.6 oC
A : masalah hipertermia belum
teatasi
P : lanjutkan intervensi