askep herpes genitalis

Upload: idda-baharuddin

Post on 05-Nov-2015

412 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

Asuhan Keperawatan tentang pasien dengan Herpes Genetalia

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN HERPES GENITALIS A. DEFINISI HERPES GENITALIS

Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah disekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

B. ETIOLOGI

Penyebabnya adalah virus herpes simpleks. Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan kebagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).

C. PATOFISIOLOGI

Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4 -7 setelah terinfeksi. Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar. Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan. Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum. Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir. Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang sama atau di sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit. HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atau herpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut. Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.

D. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV-2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi.Berbagai macam manifestasi klinis:1) Infeksi Oro Fasial 2) Infeksi Genital3) Infeksi Kulit Lainnya4) Infeksi Okular5) Kelainan Neurologist6) Penurunan Imunitas7) Herpes Neonatal

E. PENATALAKSANAAN

Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti:1) Menjaga kebersihan lokal, 2) Menghindari trauma atau faktor pencetus.3) Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5% sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi. Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah:(a) Asiklovir (Zovirus)Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.

(b) FamsiklovirAdalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2.

(c) Valasiklovir (Valtres)Adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%. Oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.

F. PENCEGAHAN

Untuk mencegah herpes genitalis adalah sama dengan mencegah penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari terinfeksi dengan HSV yang sangat menular pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual dengan hanya satu orang yang bebas infeksi.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses inflamasi virus2) Gangguan integritas kulit b.d vesikel yang mudah pecah3) Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit herpes.4) Potensial terjadi penyebaran penyakit b.d infeksi virus

H. RENCANA KEPERAWATAN.

NoDiagnosa

KeperawatanPerencanaan Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)Intervensi Keperawatan(NIC)

1.Gangguan rasa nyaman nyeri b.d proses inflamasi virus. Tujuan :Rasa nyaman terpenuhi setelah tindakan keperawatanKriteria hasil : Rasa nyeri berkurang/ hilang Klien bisa istirahat dengan cukup Ekspresi wajah tenang Kaji kualitas & kuantitas nyeri Kaji respon klien terhadap nyeri Jelaskan tentang proses penyakitnya Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Hindari rangsangan nyeri Libatkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang teraupeutik Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program

2.Gangguan integritas kulit b.d vesikel yang mudah pecah. Tujuan :Integritas kulit tubuh kembali dalam waktu 7-10 hariKriteria hasil : Tidak ada lesi baru Lesi lama mengalami involusi Kaji tingkat kerusakan kulit Jauhkan lesi dari manipulasi dan kontaminasi Kelola tx topical sesuai program Berikan diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein)

3.Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan, sekunder akibat penyakit herpes.Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan gangguan citra tubuh akan hilang/berkurangKriteria hasil : Klien mengatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilannya Menunjukkan keinginan dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri Melakukan pola-pola penanggulangan yang baru Ciptakan hubungan saling percaya antara klien-perawat. Dorong klien untuk menyatakan perasaannya , terutama tentang cara ia merasakan , berpikir, atau memandang dirinya. Jernihkan kesalahan konsepsi individu tentang dirinya. Penatalaksanaan , atau perawatan dirinya. Hindari mengkritik . Jaga privasi dan lingkungan individu. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan penjelasan informasi yang telah diberikan. Tingkatkan interaksi social. Dorong klien untuk melakukan aktivitas. Hindari sikap terlalu melindungi, tetapi terbatas pada permintaan individu. Dorong klien dan keluarga untuk menerima keadaan. Beri kesempatan klien untuk berbagi pengalaman dengan orang lain. Lakukan diskusi tentang pentingnya mengkomunikasikan penilaian klien dan pentingnya sistem daya dukungan bagi mereka. Dorong klien untuk berbagi rasa, masalah, kekuatiran, dan persepsinya.

4.Potensial terjadi penyebaran penyakit b.d infeksi virusTujuan :Setelah perawatan tidak terjadi penyebaran penyakitKriteria Hasil: Tidak terdapat tanda - tanda penyebaran infeksi. Klien dan keluarga telah mengerti akan proses penyebarannya. Isolasikan klien Gunakan teknik aseptic dalam perawatannya Batasi pengunjung dan minimalkan kontak langsung Jelaskan pada klien/keluarga proses penularannya