askep hernia scrotalis

18
LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (Sjamsuhidajat, 1997, hal 700). Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat biasanya. Hernia scrotal adalah burut lipat paha pada laki-laki yang turun sampai ke dalam kantung buah zakar (Laksman, 2002, hal 153). Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin inguinalis dan turun ke kanalis pada sisi funikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral, yang dapat mencapai scrotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect (Sachdeva, 1996, hal 235). B. ETIOLOGI

Upload: yeyen-emelda

Post on 15-Dec-2014

475 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Hernia Scrotalis

LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Hernia merupakan protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek

atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (Sjamsuhidajat, 1997, hal

700).

Hernia adalah keluarnya bagian dalam dari tempat biasanya. Hernia

scrotal adalah burut lipat paha pada laki-laki yang turun sampai ke dalam kantung

buah zakar (Laksman, 2002, hal 153).

Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin inguinalis dan turun ke

kanalis pada sisi funikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral, yang

dapat mencapai scrotum, hernia ini disebut juga hernia inguinalis indirect

(Sachdeva, 1996, hal 235).

B. ETIOLOGI

Hernia scrotalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab

yang didapat (akuistik), hernia dapat dijumpai pada setiap usia, prosentase lebih

banyak terjadi pada pria, berbagai faktor penyebab berperan pada pembukaan

pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui

oleh kantung dan isi hernia, disamping itu disebabkan pula oleh faktor yang dapat

mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.

Page 2: Askep Hernia Scrotalis

Faktor yang dapat dipandang berperan kausal adalah adanya peninggian

tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia, jika

kantung hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum disebut hernia scrotalis.

Penyebab lain yang memungkinkan terjadinya hernia adalah:

1. Hernia inguinalis indirect, terjadi pada suatu kantong kongenital sisa dan

prosesus vaginalis.

2. Kerja otot yang terlalu kuat.

3. Mengangkat beban yang berat.

4. Batuk kronik.

5. Mengejan sewaktu miksi dan defekasi.

6. Peregangan otot abdomen karena meningkatkan tekanan intra abdomen (TIA)

seperti: obesitas dan kehamilan.

(Sjamsuhidajat , Jong, 1997, hal 706; Sachdeva, 1996, hal 235).

C. PATOFISIOLOGI

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan ke-8

kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut, akan menarik perineum

ke daerah scrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan

prosesus vaginalis peritonei, pada bayi yang baru lahir umumnya prosesus ini

telah mengalami obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis

tersebut, namun dalam beberapa hal seringkali kanalis ini tidak menutup karena

testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering

Page 3: Askep Hernia Scrotalis

terbuka, bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka dalam

keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan.

Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan

timbul hernia inguinalis lateralis congenital pada orang tua kanalis tersebut telah

menutup namun karena merupakan lokus minoris persistence, maka pada keadaan

yang menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, kanalis tersebut dapat

terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral akuisita keadaan yang dapat

menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal adalah kehamilan, batuk

kronis, pekerjaan mengangkat beban berat, mengejan pada saat defekasi, miksi

misalnya pada hipertropi prostate.

Apabila isi hernia keluar melalui rongga peritoneum melalui anulus

inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior

kemudian hernia masuk ke dalam hernia kanalis inguinalis dan jika cukup

panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus, dan bila berlanjut

tonjolan akan sampai ke scrotum yang disebut juga hernia scrotalis (Mansjoer,

2000, hal 314; Sjamsuhidajat, Jong, 1997, hal 704).

D. MANIFESTASI KLINIK

Pada umumnya keluhan pada orang dewasa berupa benjolan di lipat paha,

benjolan tersebut bisa mengecil dan menghilang pada saat istirahat dan bila

menangis, mengejan mengangkat beban berat atau dalam posisi berdiri dapat

timbul kembali, bila terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri, keadaan umum

biasanya baik pada inspeksi ditemukan asimetri pada kedua sisi lipat paha,

Page 4: Askep Hernia Scrotalis

scrotum atau pada labia dalam posisi berdiri dan berbaring pasien diminta

mengejan dan menutup mulut dalam keadaan berdiri palpasi dilakukan dalam

keadaan ada benjolan hernia, diraba konsistensinya dan dicoba mendorong

apakah benjolan dapat di reposisi dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada

anak-anak kadang cincin hernia dapat diraba berupa annulus inguinalis yang

melebar.

Pemeriksaan melalui scrotum jari telunjuk dimasukkan ke atas lateral dari

tuberkulum pubikum, ikuti fasikulus spermatikus sampai ke anulus inguinalis

internus pada keadaan normal jari tangan tidak dapat masuk, bila masa tersebut

menyentuh ujung jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila

menyentuh sisi jari maka itu adalah hernia inguinalis medialis (Mansjoer, 2000,

hal 314).

Page 5: Askep Hernia Scrotalis

Aktivitas mengejan saat bak atau bab, batuk kronis, mengangkat benda berat, obesitas

Penonjolan isi perutdi lateral pembuluh epigastrik inferior

Merangsang lokus minoris resistance

Tekanan intra abdominal meningkat

Kanalis inguinalis tertekan oleh isi abdomen (usus)

lateralismedialis

HERNIA INGUINALIS

Prosesus tidak mengalami obliterasi (tetap terbuka)

Kanalis inguinalis terbuka, isi abdomen (usus) masuk ke dalam kanalis inguinalis

TIA kronik

Otot dinding Trigonum hasselbach

melemah

Penonjolan ke belakang kanalis inguinalis dan terpisah dari

vesikulus spermatikus

Tidak turun ke skrotum

Melalui annulus inguinalis internus

Nyeri pada daerah

inguinalis

Regangan mesentrium, isi segmen masuk ke

kantung hernia

Kerusakan neuromuskuler, spasme otot.

Kerusakan mobilitas

fisik

Obstruksi usus

Gangguan aliran isi

dan vaskuler

usus

Hernia strangulata

Peristaltic usus tergang

gu

Funikulus spermatikus

Kanalis inguinalis

Pembesaran skrotum

Resiko perubahan nutrisi

Mual, diare,

konstipasi, anoreksia

ansietasPerubahan

perfusi jaringan

nyeri

Syamsuhidayat & Jong, 1997 Mansjoer, 2000 Doenges, M.E., 1999

E. PATHWAYS KEPERAWATAN

Hernioraphy

Page 6: Askep Hernia Scrotalis

F. FOKUS KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya,

apakah akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan

banyaknya akar syaraf yang terkompresi.

a. Aktivitas/istirahat

Tanda dan gejala: > atropi otot , gangguan dalam berjalan

riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam

waktu lama.

b. Eliminasi

Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya

inkontinensia atau retensi urine.

c. Integritas ego

Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya

paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.

d. Neuro sensori

Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot

hipotonia, nyeri tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan

kaki.

e. Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala: sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku,

semakin memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.

Page 7: Askep Hernia Scrotalis

f. Keamanan

Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.

(Doenges, 1999, hal 320 – 321)

2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi

a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kompresi syaraf,

spasme otot

Kriteria hasil:

1) Melaporkan nyeri hilang dan terkontrol.

2) mengungkapkan metode yang memberi penghilangan.

3) mendemonstrasikan penggunaan intervensi terapeutik.

Intervensi:

1) Kaji adanya keluhan nyeri, catat lokasi lamanya serangan, faktor

pencetus atau yang memperberat

Rasional : Membantu menentukan pilihan intervensi dan

memberikan dasar untuk perbandingan dan evaluasi

terhadap therapy.

2) Pertahankan tirah baring selama fase akut letakkan pasien pada posisi

semi fowler dengan tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan

fleksi, posisi terlentang dengan atau tanpa meninggikan kepala 10-30

derajat pada posisi lateral

Rasional : Tirah baring dalam posisi yang nyaman memungkinkan

pasien untuk menurunkan spasme otot menurunkan

Page 8: Askep Hernia Scrotalis

penekanan pada bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi

terjadinya reduksi dari tonjolan discus.

3) Batasi aktivitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan

Rasional : Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang dapat

menghilangkan spasme otot dan menurunkan edema dan

tekanan pada struktur sekitar discus intervertebralis.

4) Instruksikan pada pasien untuk melakukan teknik relaksasi atau

visualisasi

Rasional : memfokuskan perhatian klien membantu menurunkan

tegangan otot dan meningkatkan proses penyembuhan.

5) Kolaborasi dalam pemberian therapy

Rasional : Intervensi cepat dan mempercepat proses penyembuhan.

b. Koping individu tidak efektif (ansietas) sehubungan dengan krisis

situasional, perubahan status kesehatan

Kriteria hasil:

1) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.

2) Mengkaji situasi terbaru dengan akurat mendemonstrasikan

ketrampilan pemecahan masalah.

Intervensi:

1) Kaji tingkat ansietas klien, tentukan bagaimana pasien menangani

masalahnya sebelumnya dan sekarang

Rasional : Mengidentifikasi keterampilan untuk mengatasi

keadaannya sekarang.

Page 9: Askep Hernia Scrotalis

2) berikan informasi yang akurat

Rasional : Memungkinkan pasien untuk membuat keputusan yang

didasarkan pad pengetahuannya.

3) berikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan masalah yang

dihadapinya

Rasional : Kebanyakan pasien mengalami permasalahan yang perlu

diungkapkan dan diberi respon.

4) Catat perilaku dari orang terdekat atau keluarga yang meningkatkan

peran sakit pasien

Rasional : Orang terdekat mungkin secara tidak sadar

memungkinkan pasien untuk mempertahankan

ketergantungannya.

c. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan nyeri, spasme otot

Kriteria hasil:

Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan aturan

pengobatan individual.

Intervensi:

1) Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang

spesifik

Rasional : Tergantung pada bagian tubuh yang terkena atau jenis

prosedur yang kurang hati-hati akan meningkatkan

kerusakan spinal.

Page 10: Askep Hernia Scrotalis

2) Catat respon emosi atau perilaku pada saat immobilisasi, berikan

aktivitas yang disesuaikan dengan pasien

Rasional : Immobilitas tang dipaksakan dapat memperbesar

kegelisahan, peka terhadap rangsang.

3) Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif

Rasional : Keterbatasan aktivitas tergantung pada kondisi tang

khusus tetapi biasanya berkembang dengan lambat sesuai

toleransi.

4) Ikuti aktivitas atau prosedur dengan periode istirahat

Rasional : Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan

otot.

5) Berikan atau Bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak

aktif, pasif

Rasional : Memperkuat otot abdomen dan fleksor tulang belakang,

memperbaiki mekanika tubuh.

d. resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan muntah, mual, gangguan peristaltic usus

Kriteria hasil:

1) Meningkatkan masukan oral.

2) Menjelaskan faktor penyebab apabila diketahui.

Intervensi:

1) Tentukan kebutuhan kalori harian yang adekuat, kolaborasi dengan

ahli gizi.

Page 11: Askep Hernia Scrotalis

Rasional : Mencukupi kalori sesuai kebutuhan, memudahkan

menentukan intervensi yang sesuai dan mempercepat

proses penyembuhan.

2) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat, negosiasikan dengan klien

tujuan masukan untuk setiap kali makan dan makan makanan kecil

Rasional : Klien dapat mengontrol masukan nutrisi yang adekuat

sesuai kebutuhan, yang digunakan sebagai cadangan

energi yang untuk beraktivitas.

3) Timbang berat badan dan pantau hasil laboratorium

Rasional : Dapat digunakan untuk memudahkan melakukan

intervensi yang akurat dan sesuai dengan kondisi klien.

4) Anjukan klien untuk menjaga kebersihan mulut secara teratur pantau

klien dalam melakukan personal hygiene.

Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan memberi kenyamanan

dalam mengkonsumsi makanan sehingga kebutuhan

kalori terpenuhi.

5) Atur rencana perawatan untuk mengurangi atau menghilangkan

ketidaknyamanan yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan

mengurangi nafsu makan

Rasional : Menentukan intervensi yang sesuai meningkatkan

masukan oral.

e. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah

pembentukan hematoma

Page 12: Askep Hernia Scrotalis

Kriteria hasil:

Melaporkan atau mendemonstrasikan situasi normal.

intervensi:

1) Lakukan penilaian terhadap fungsi neurologist secara periodik

Rasional : Penurunan atau perubahan mungkin mencerminkan

resolusi edema, inflamasi sekunder.

2) Pertahankan pasien dalam posisi terlentang sempurna selama beberapa

jam

Rasional : Penekanan pada daerah operasi dapat menurunkan resiko

hematoma.

3) Pantau tanda-tanda vital catat kehangatan, pengisian kapiler

Rasional : Perubahan kecepatan nadi mencerminkan hipovolemi

akibat kehilangan darah, pembatasan pemasukan oral

mual, muntah.

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan atau darah sesuai indikasi

Rasional : Terapi cairan pengganti tergantung pada derajat

hipovolemi.

(Doengoes, 1999; Carpenito, 1997)