askep fraktur
DESCRIPTION
KGDTRANSCRIPT
BAB IIASUHAN KEPERAWATAN
A. PengkajianHari, Tanggal : Selasa, 26 Mei 2015
Pukul : 15.00 WIB
Tempat :Ruang IGD RSUD Wonosari
Sumber data : Pasien, Tenaga medis, dan Catatan rekam medis
Oleh : Endang Sunarni, Nurul Dian, Rifaldi Zulkarnaen
1. Identitas Klien
Nama : Tn.S
Usia : 41 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Gondo kusuman
Tanggal masuk RS : 26 Mei 2015
Tanggal pengkajian : 26 Mei 2015
Diagnosa medis : fraktur Clavicula Sinistra
No. Rekam Medis : 418577
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. W
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gunung Kidul
Hubungan : teman
PENGKAJIAN DATA DASAR
A. PRIMARY ASSESSMENT1. AIRWAY :
a. Tidak terdengar suara nafas tambahan seperti gurgling
b. Terlihat jejas di sebagian wajah 3 cm,
2. BREATHING :
a. Tidak terlihat retraksi dinding dada
b. Pasien tidak bernapas dengan otot tambahan
c. Pasien terpasang O2 3 liter per menit
d. RR : 20 x/menit
e. Pernafasan lemah, regular
f. Ekspansi dinding dada simetris
g. Bentuk dada normo chest
h. Terdengar suara vesikuler di sepanjang dada kanan dan kiri
3. CIRCULATION :
a. Terlihat adanya cairan (darah) yang keluar dari hidung.
b. Teraba nadi karotis
c. Nadi teraba lemah, regular
d. Teraba nadi radialis kuat
e. Akral dingin
f. TD : 120/90 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,40C
g. CRT < 2 detik
h. Tidak ada sianosis
4. DISABILITY: E4M6V4 (Composmentis)
5. ENVIRONTMENT
a. S : 36,40C
b. Pasien nampak tidak memakai baju bagian atas
B. FOKUS ASSESSMENT1. Pasien tampak lemah
2. Tingkat kesadaran composmentis
3. E4M6V4 (Composmentis)
4. Diagnose medis : CKR, fraktur clavicula sinistra
5. Terdapat luka lebam bagian pipi kiri 3 cm, pasien mimisan, nyeri pada
pundak bagian kiri, nyeri seperti seperti terbakar dan tertekan, skala
nyeri 7 dari 10.
C. SEKUNDER ASSESSMENT 1. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : Pasien belum pernah dirawat di RS dan
tidak pernah memiliki riwayat menderita penyakit seperti Hipertensi, DM,
maupun penyakit menular lainnya
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (AMPLE):a. A : Pasien tidak memiliki alergi terhadap obat-obatan tertentu
b. M : Pasien tidak dalam suatu tindakan pengobatan tertentu
c. P : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit tertentu dan belum pernah
dirawat di RS sebelumnya
d. L :Pasien tidak sedang mengkonsumsi makanan tertentu saat
sebelum terjadi kecelakaan
e. E : Pasien sedang dilakukan perawatan terkait dengan trauma pada
wajah,dan clavicula yang sedang dialaminya. Sebelum pasien
masuk RS, pasien merupakan korban kecelakaan sepeda motor,
kemudian pasien dibawa ke RS Wonosari dan langsung mendapat
perawatan, foto Ro calvicula.
3. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : Pada keluarga pasien tidak ada
yang menderita penyakit DM, Hipertensi, Asma, maupun penyakit
gangguan ginjal dan jantung.
D. PEMERIKSAAN FISIK1. KEPALA DAN MAKSILOFASIAL :
a. Inspeksi : Bentuk kepala mesochepal, terlihat pucat, terlihat jejas
dibagian wajah pasien, pupil pasien berespon terhadap cahaya
Tampak bengkak pada pipi kiri pasien,terdapat goresan lecet pada
pipi kiri pasien,pipi kiri pasien berwarna kemerahan
b. Palpasi : Akral teraba dingin,nyeri tekan pada pipi kiri +
2. VERTEBRA SERVIKALIS DAN LEHER :
a. Inspeksi : pasien tidak terpasang penyangga leher/ neckaler
b. Palpasi : Tidak ada massa sekitar leher,tidak ada nyeri tekan
3. THORAKS
a. INSPEKSI : Terlihat jejas di dada atas sebelah kiri pasien, terlihat
lebam pada dada pasien sebelah kiri pasien, bentuk
dada simetris, ekspansi dinding dada simetris, tidak
terlihat retraksi dinding dada, pernafasan tidak
menggunakan otot tambahan, nafas lemah, reguler
b. AUSKULTASI :Terdengar suara vesikuler di kedua lapang paru
pasien
c. PERKUSI : Terdengar suara redup pada bagian intercosta 4 dan
5, terdengar suara sonor di kedua lapang paru
d. PALPASI : Tidak teraba adanya benjolan di sekitar dinding dada
dan tidak terdapat respon nyeri tekan pada pasien
4. ABDOMEN
a. INSPEKSI : Tidak terlihat jejas di perut pasien, tidak terlihat
adanya asites, kuit terlihat pucat, tidak terlihat
spidernefi, perut terlihat rata
b. AUSKULTASI : Terdengar suara tympani, peristaltic usus 12 x/menit
c. PERKUSI : Terdengar suara redup di perut bagian kanan pasien
d. PALPASI :Tidak ada respon nyeri tekan dan tidak teraba
perbesaran hepar
5. MUSKULOSKELETAL
a. Tidak terlihat jejas dan lebam pada sebagian ektremitas atas dan
bawah pasien
b. Tidak terlihat oedem pada bagian ekstremitas atas dan bawah
c. Kekuatan otot :
5 2
5 5
E. TERAPI
Nama Obat Dosis Rute Fungsi
Paracetamol 100 mg IV Paracetamol adalah jenis obat yang
termasuk kelompok analgesik atau
pereda rasa sakit. Obat ini dipakai untuk
meredakan rasa sakit ringan hingga
menengah. Obat ini juga bisa dipakai
untuk menurunkan demam.
Ketorolac 30 mg IM/IV Ketorolac adalah obat anti inflamasi
nonsteroid (NSAID). Indikasi
penggunaan ketorolac adalah untuk
inflamasi akut dalam jangka waktu
penggunaan maksimal selama 5 hari.
Ketorolac selain digunakan sebagai anti
inflamasi juga memiliki efek anelgesik
yang bisa digunakan sebagai pengganti
morfin pada keadaan pasca operasi
ringan dan sedang.
Ceftriaxone 1gr IM/IV Ceftriaxone adalah golongan antibiotik
cephalosporin yang dapat digunakan
untuk mengobati beberapa kondisi
akibat infeksi bakteri, seperti pneumonia,
sepsis, meningitis, infeksi kulit, gonore
atau kencing nanah, dan infeksi pada
pasien dengan sel darah putih yang
rendah. Selain itu, ceftriaxone juga bisa
diberikan kepada pasien yang akan
menjalani operasi-operasi tertentu untuk
mencegah terjadinya infeksi.
Ranitidine 25mg IM/IV anitidine adalah suatu histamin
antagonis reseptor H2 yang
menghambat kerja histamin secara
kompetitif pada reseptor H2 dan
mengurangi sekresi asam lambung.
Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam
serum yang diperlukan untuk
menghambat 50% perangsangan
sekresi asam lambung adalah 36–94
mg/mL.
Ondasentron 1A IM/IV Ondansetron adalah obat yang
digunakan untuk mencegah dan
mengobati mual dan muntah yang
disebabkan oleh efek samping
kemoterapi, radioterapi atau operasi.
Mual dan muntah disebabkan oleh
senyawa alami tubuh yang bernama
serotonin. Jumlah serotonin dalam tubuh
akan meningkat ketika kita menjalani
kemoterapi, radioterapi, dan operasi.
Seretonin akan bereaksi terhadap
reseptor 5HT3 yang berada di usus kecil
dan otak, dan membuat kita merasa
mual. Ondansetron akan menghambat
serotonin bereaksi pada receptor 5HT3
sehingga membuat kita tidak mual dan
berhenti muntah.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANGSelasa, 26 Mei 2015
Rontgen pada bagian clavicula sinistra pasien menunjukkan fraktur
ANALISA DATA
Data Masalah penyebab
DS :
- -Pasien mengatakan nyeri
pada pundak kiri
P : nyeri karena jatuh dari atap
Q : nyeri seperti dipukul-pukul
R : Nyeri tidak menyebar
S : Skala nyeri 7 (0-10)
T : nyeri terus menerus
DO :
- TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 110 x/menit
S : 37,20C
RR: 20x/menit
- Pasien terlihat menyeringai
Kesakitan
- Rontgen pada bagian
clavicula sinistra pasien
menunjukkan fraktur
Nyeri akut Agen cedera
fisik;diskontinuitas jaringan
tulang
DS :
- Pasien mengatakan nyeri
pada pipi kiri
DO :
- Tampak bengkak pada pipi
kiri pasien
- Terdapat goresan lecet
pada pipi kiri pasien
- Pipi kiri pasien berwarna
kemerahan
- Nyeri tekan pada pipi kiri
pasien (+)
- Wajah pasien menyeringai
kesakitan
- TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 110 x/menit
S : 37,20C
RR: 20x/menit
Resiko infeksi Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh primer
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik;diiskontinuitas jaringan tulang yang ditandai
dengan
DS :
-Pasien mengatakan nyeri pada pundak kiri
P : nyeri karena jatuh dari atap
Q : nyeri seperti dipukul-pukul
R : Nyeri tidak menyebar
S : Skala nyeri 7 (0-10)
T : nyeri terus menerus
DO :
- TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 110 x/menit
S : 37,20C
RR: 20x/menit
- Pasien terlihat menyeringai kesakitan
- Rontgen pada bagian clavicula sinistra pasien menunjukkan fraktur
2. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer yang ditandai
dengan ;
DS :
- Pasien mengatakan nyeri pada pipi kiri
DO :
- Tampak bengkak pada pipi kiri pasien
- Terdapat goresan lecet pada pipi kiri pasien
- Pipi kiri pasien berwarna kemerahan
- Nyeri tekan pada pipi kiri pasien (+)
- Wajah pasien menyeringai kesakitan
- TTV :
TD : 140/80 mmHg
N : 110 x/menit
S : 37,20C
RR:20x/menit
No.Dx Tujuan Perencanaan Rasional
1. Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 15.10 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 kali shift jaga pertemuan
diharapkan nyeri pasien dapat
berkurang/terkontrol dengan kriteria hasil:
- Skala nyeri berkurang dari 7 menjadi
5
- Wajah pasien tampak rileks
- TTV dalam batas normal
TD:100-120/80-60 mmHg
N: (60-100) x / menit
R : (16-24) x / menit
S : 36-37,5 ⁰ C
Endang
Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 15.10 WIB
1. Monitor TTV
2. Kaji secara komprehensif
tentang nyeri meliputi: lokasi,
karakteristik, dan onset,
durasi,frekuen-
si,kualitas,intensitas
beratnya nyeri, dan faktor-faktor
presipitasi
3. Pertahankan tirah baring
4. Ajarkan taknik relaksasi dan
distraksi
Evaluasi tentang keefektifitan
dari tindakan mengontrol nyeri
yang telah digunakan
5. Kelola pemberian ketorolac 30
mg
Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 15.10 WIB
1. Menentukan KU dan intervensi sebelumnya
2. Mengindikasikan terjadinya komplikasi.
3. meminimalkan stimulasi / meningkatkan
relaksasi
4. membantu menurunkan rasa nyeri yang
dirasakan
5. Ketorolac merupakan analgetik berfungsi
mengurangi rasa nyeri
PERENCANAAN
Endang
Endang
2 Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 15.10 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 kali shift jaga, diharapkan infeksi
tidak terjadi dengan kriteria hasil ;
-Tidak ada tanda-tanda
infeksi(rubor,kalor,dolor,tumor,fungsiolaesa)
- TTV normal
TD: 100-120/80-60 mmHg
N : (60-100) x / menit
R : (16-24) x / menit
S : 36-37,5 ⁰ C
Nurul Dian
Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 15.10 WIB
1. Observasi tanda-tanda vital (TD,
S, N, RR)
2. Rawat luka dengan baik dengan
tehnik antiseptik.
3. Jaga daerah luka tetap bersih dan
kering
4. Kelola pemberian ceftriaxone 1g
Nurul Dian
Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 15.10 WIB
1. Peningkatan TTV dapat menunjukkan
adanya infeksi
2. Mencegah terjadinya persilangan bakteri
dari lingkungan ke dalam luka
3. Luka yang kotor dan basah menjadi media
yang baik bagi perkembangbiakan bakteri
4. Ceftriaxone merupakan Antibiotik yang
akan menghambat hidup dan
berkembangnya bakteri
Nurul Dian
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No. DX
Waktu Implementasi Evaluasi
1. Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 16.00 WIB
1. Mempertahankan tirah baring
2. Mengajarkan taknik relaksasi dan
distraksi(nafas dalam)
3. Memberikan ketorolac 30 mg IM
4. Memonitor TTV
5. Mengevaluasi tentang
keefektifitan dari tindakan
mengontrol nyeri yang telah
digunakan
6. Mengkaji secara komprehensif
tentang nyeri meliputi: lokasi,
karakteristik, dan onset,
durasi,frekuen-
si,kualitas,intensitas
beratnya nyeri, dan faktor-faktor
presipitasi
Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 17.30 WIB
S : Pasien mengatakan nyeri berkurang
P : Pasien mengatakan nyeri bertambah parah jika
bergerak
Q : Pasien mengatakan nyeri terasa seperti terbakar
dan tertusuk-tusuk.
R : Nyeri yang dialami tidak menyebar
S : Pasien mengatakan skala nyeri menjadi 5 dari
rentang 1 – 10 (nyeri berat).
T : Nyeri hilang timbul
- Pasien mengatakan paham untuk tidak banyak
gerak
- Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah
diberikan injeksi dan melakukan teknik nafas
dalam
Rifaldi
O : .
- Wajah pasien masih tampak menyeringai
kesakitan.
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,80C
RR: 20x/menit
- Injeksi ketorolac 30mg diberikan secara IM
A : Nyeri Akut teratasi
P : Pasien dirujuk ke Bethesda
Rifaldi
2 Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 15.20 WIB
1. Merawat luka dengan baik
dengan tehnik antiseptik.
2. menjaga daerah luka tetap bersih
dan kering
3. Memberikan injeksi ceftriaxone 1g
4. Mengobservasi tanda-tanda vital
(TD, S, N, RR)
Selasa, 26 Mei 2015
Pukul 17.30 WIB
S :- Pasien mengatakan masih merasa nyeri pada pipi
kiri
O :
- Tampak luka lecet pada pipi kiri
- Tampak bengkak
Rifaldi
- Tampak kemerahan
- Nyeri tekan +
- Pasien tampak menyeringai kesakitan
- Luka dibersihkan menggunakan cairan NaCl dan
Betadine
- Luka tampak bersih dan kering
- Injeksi ceftriaxone 1g diberikan secara IM
- TTV :
TD : 130/80 mmHg
N : 88 x/menit
S : 36,80C
RR: 20x/menit
A : Resiko infeksi teratasi sebagian
P :Pasien dirujuk ke Bethesda
Rifaldi
BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULAN Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.
Kebanyakan fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan
yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan
trauma tidak langsung.
Dari asuhan keperawatan yang dilakukan didapatkan masalah:
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik;diskontinuitas jaringan tulang
2. Resiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
Dari 2 diagnosa diatas,didapatkan diagnosa nyeri akut b.d agen
cedera fisik;diskontinuitas jaringan tulang sudang teratasi
sedangkan masalah keperawatan yang resiko infeksi b.d
ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer baru teratasi sebagian
dikarenakan masih didapatkan tanda-tanda infeksi yaitu
rubor,tumor,dan dolor pada pasien.
Selama melakukan asuhan keperawatan, adanya faktor
pendukung dan penghambat dalam melakukan asuhan. Faktor
pendukungnya yaitu pasien tampak kooperatif,sedangkan faktor
penghambat yaitu tidak ada keluarga yang menunggui pasien.