askep batu ginjal nefrolitiasis

9
LAPORAN PENDAHULUAN NEFROLITIASIS I. Pe nger ti an  Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu ter sebut dibent uk ole h kri sta lis asi lar uta n uri n (ka lsi um oks ola t asa m urat, kal ium fos fat , str uvi t dan sis tin ). Ukur an bat u ter sebut ber var ias i dari yang gra nul ar (pa sir dan kri kil ) sampai sebesa r buah jer uk. Bat u sebesa r kri kil  biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit ini dari  pada anita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi. II. Peny ebab / Etiologi - !iperkalsemia dan hiperkalsiuria yang diseba bkan oleh hiperpara tir oidisme, asidosis tubulus renal, mieloma multiple. - "elebi han as upan vitami n # - #e hidras i kr onik. - $supan cai ran y ang bur uk. - %mobil it as y ang lama . - &etabo lisme purin ab no rmal (hiper uri semia dan pi rai). - 'bs tru ksi kronik ole h bend a asing di dalam tra ktus urina rius dan kelebi han absorbsi oksalat pada penyakit inflamasi usus atau ileastomi. III. Patofisiologi Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyakit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih, manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian baah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih  bagian atas dapat menyebabkan hidrouretes atau hidrinfrosis. Batu yang dibiar kan di dalam sal ura n kemih dapa t meni mbulkan inf eks i, abses ginjal ,  pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal). SKALA INTENSITAS NERI . kal a i nt ensi tas ny er i aks kr ift if seder ha na * +  Nyeri ringan Nyeri hebat Nyeri tak tertahan

Upload: dian-putra-asendo

Post on 19-Oct-2015

272 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN (LP)

LAPORAN PENDAHULUAN

NEFROLITIASISI. Pengertian

Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervariasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi.

II. Penyebab / Etiologi

Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang disebabkan oleh hiperparatiroidisme, asidosis tubulus renal, mieloma multiple.

Kelebihan asupan vitamin D

Dehidrasi kronik.

Asupan cairan yang buruk.

Imobilitas yang lama.

Metabolisme purin ab normal (hiperuri semia dan pirai).

Obstruksi kronik oleh benda asing di dalam traktus urinarius dan kelebihan absorbsi oksalat pada penyakit inflamasi usus atau ileastomi.

III. Patofisiologi

Batu saluran kemih dapat menimbulkan penyakit berupa obstruksi dan infeksi saluran kemih, manifestasi obstruksi pada saluran kemih bagian bawah adalah retensi urine atau keluhan miksi yang lain sedangkan pada batu saluran kemih bagian atas dapat menyebabkan hidrouretes atau hidrinfrosis. Batu yang dibiarkan di dalam saluran kemih dapat menimbulkan infeksi, abses ginjal, pionefrosis, urosepsis dan kerusakan ginjal permanen (gagal ginjal).

SKALA INTENSITAS NYERI

1. Skala intensitas nyeri akskriftif sederhana

2. Skala intensitas nyeri

IV. Komplikasi

Infeksi dan obstruksi.

Urotiliasis.

Kerusakan fungsi ginjal.

Gagal ginjal akut.

Gagal ginjal kronis.

V. Penatalaksanaan

Karena batu ginjal meningkatkan resiko infeksi, sebsis dan obstruksi urinarius pasien di instruksikan melaporkan penurunan volume urin dan adanya urin yang keruh atau mengandung darah.

Keluar urin total dan pola berkemih diperiksa.

Meningkatkan pemasukan cairan di lakukan untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan tekanan hidrostaltik dalam traktus urinasius untuk mendorong pasase baru.

Ambulasi didorong sebagai suatu cara untuk menggeser batu dari taktus urinarius.

Tanda-tanda vital pasien mencakup suhu dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda dini adanya infeksi.

Analgesik diberikan sesuai resep untuk mengurangi nyeri.

Melakukan pembedahan untuk pengambilan batu ginjal.

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal.

A.Pengkajian

a. Pengumpulan data

1. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, no reg, diagnosa medis, dan tanggal medis.

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan nyeri punggung sebelah kanan.

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Kx mengatakan nyeri pinggang sebelah kanan seperti di tusuk sejak 2 bulan yang lalu, dan klien sudah memeriksakannya ke klinik KPU Kapok Ujung Pangka Gresik, setelah itu nyeri tulang dan beberapa minggu kemudian timbul lagi, maka lama makin sering sehingga pasien di bawa ke RS. Karang Tembok pada tanggal 23 Juni 2006 di operasi

b. Riwayat Penyakit Dahulu

Klien mengatakan sebelumnya tidak punya penyakit seperti sekarang ini ataupun penyakit yang lain seperti DM atau hipertensi.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Menurut sepengetahuan klien pada keluarga kelian tidak ada yang menderita penyakit seperti yang di alami oleh klien saat ini ataupun penyakit menular yang lain.

B.Pola-pola Fungsi Kesehatan

1. Pola persepsi dan tata laksana hidup

Untuk mengetahui pola hidup orang atau klien yang mempunyai penyakit batu ginjal dalam menjaga kebersihan dan klien perawatan dan tata laksana hidup sehat.

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Nafsu makan pada klien batu ginjal terjadi nafsu makan menurun karena masih ada rasa nyeri pada luka post op.

3. Pola aktivitas dan latihan

Klien mengalami gangguan aktivitas karena kelemahan fisik gangguan karena adanya luka pada ginjal.

4. Pola eliminasi

Untuk mengetahui pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya BAK sedikit karena adanya sumbatan atau batu ginjal dalam perut, BAK normal.

5. Pola tidur dan istirahat

Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu karena adanya penyakitnya.

6. Pola persepsi dan konsep diri

Untuk mengetahui persepsi klien terdapat tindakan operasi yang akan dilakukan dan jalannya operasi.

7. Pola sensori dan kognitif

Untuk mengetahui pengetahuan klien terhadap penyakit yang dideritanya selama di rumah sakit.

8. Pola reproduksi sexual

Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan produksi sexual.

9. Pola hubungan peran

Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada gangguan.

10. Pola penaggulangan stress

Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dan selalu melakukan hal yang positif jika stress muncul.

11. Pola nilai dan kepercayaan

Klien tetap berusaha dan berdoa supaya penyakit yang di derita ada obat dan dapat sembuh.

C.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Klien biasanya lemah.

Kesadaran komposmetis.

2. Kulit, rambut, kuku

Pada umumnya klien lemah, turgor kulitnya menurun, rambut normal, kuku pucat.

3. Kepala dan Leher

Mata tampak cowong, intake peroral in adekuat, leher terdapat kaku kuduk.

4. Mata

Pada kasus ini mata klien tampak normal tidak terdapat edem.

5. Telinga, hidung, mulut dan tenggorokan

Pada umumnya telinga normal, hidung tidak terdapat hepektasis, pernafasan cuping hidung, moucosa mulut kering.

Pemeriksaan Penunjang

1. Urin lengkap, darah lengkap.

2. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi yang disebabkan oleh obstruksi.

3. Pemeriksaan IVP

D.Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka post operasi.

2. Perubahan nutrisi berhubungan dengan kurangnya dari kebutuhan.

3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum dan pemasangan kateter.

4. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan.

E.Perencanaan

Diagnosa 1

Tujuan : nyeri dapat berkurang hilang.

KH : - Nyeri perut berkurang / hilang.

Pasien tenang, tidak gelisah

Pasien dapat beristirahat dengan tenang

Intervensi :

1. Kaji mengenai lokasi, intensitas penyebaran, tingkat kegawatan.

R/ : untuk memudahkan membuat intervensi.

2. Ajarkan latihan teknik relaksasi seperti latihan nafas dalam dan relaksasi.

R/ : dapat mengurangi ketegangan sehingga pasien merasa lebih rileks dan dapat mengurangi nyeri perut.

3. Kurangi stimulus yang tidak menyenangkan dari luar dan berikan tindakan yang menyenangkan pasien.

R/ : respon yang tidak menyenangkan menambah ketegangan.

4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat-obatan analgetik

R/ : obat analgetik untuk meningkatkan rangsangan nyeri dan dapat mengurangi / menghilangkan rasa nyeri

Diagnosa 2

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan cukup.

KH : - BB pasien normal

Tanda-tanda malnutrisi ada

Nilai-nilai hasil laboratorium normal

Turgor kulit normal

Intervensi :

1. Kaji kemampuan mengunyah, menelan, reftek batuk dan cara pengeluaran sekret.

R/ : dapat menentukan pilihan cara pemberian makanan karena pasien harus dilindungi dari bahaya aspirasi.

2. Timbang berat badan.

R/ : penimbangan berat badan dapat mendektoksi perkembangan BB

3. Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering baik melalui NGT maupun oral.

R/ : memudahkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi.

4. Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan (Analis) untuk pemeriksaan proteintotal, globulin, albumin dan hb.

R/ : mengidentifikasi nutrisi, fungsi oragan dalam respon nutrisi serta menentukan hiperalimentasi

Diagnosa 3

Tujuan : kebutuhan istirahat terpenuhi.

KH : wajah pasien tampak cerah

Intervensi :

1. Ciptakan lingkungan pasien yang tenang dan nyaman.

R/ : dengan lingkungan yang nyaman dan tenang dapat membantu untuk istirahat yang nyaman.

2. Berikan posisi senyaman mungkin.

R/ : untuk menghindari terjadinya infeksi pada luka post op.

3. Berikan teknik relaksasi sebelum tidur.

R/ : dengan teknik relaksasi otot-otot akan kendur dan otot dapat beristirahat.

4. Berikan kesempatan pada pasien untuk melakukan.

R/ : agar istirahat dapat lebih tenang dan nyaman.

F.Pelaksanaan atau Implementasi

Tahapan dalam melakukan sesuatu yang telah direncanakan dan untuk melakukan perencanaan tersebut harus ada pelaksanaannya.

G.Evaluasi

Tahapan akhir untuk mengakhiri dalam suatu diagnosa perencanaan dan sampai pelaksanaan apakah ada hasil atau tetap.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suyono Slamet, Dr. Prof. SpPo KE, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI, Jakarta, 2001.

2. Henderson M.A Ilmu Bedah Untuk Perawat Yayasan Essensia Medika, Yogyakarta, 1991.

3. Mansjoer Arif, Kapita Selecta Kedokteran Edisi Kedua Medika Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000.

Nyeri

Tek. Isi visoko urin meningkat

Stimulus nerves perlvis

Retensi urin

Menghambat aliran urin

vesikourine

Defisit vol cairan dan elektrolit

Shock hipovolemik

Perdarahan

Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Terputusnya kontinitas jaringan

Kurang pengetahuan

Operasi vesikoditalis

Resiko litrasis

Batu saluran kemih

0

1

2

3

4

5

Nyeri ringan

Nyeri hebat

Nyeri tak tertahan

0

1

2

3

4

5

Tidak nyeri

Nyeri sedang

Nyeri tak tertahan

7

6

9

8

10

Resiko infeksi

Kelainan kristal lurra

Angregasi kristal

Pertumbuhan kristal

Perubahan fisio kimiawi supersaturasi

Ekskosi bahan pembentuk batu meningkat

Ekskosi inhibintor kristal menurun

Faktor genetik

Kelainan metabolik

Kelainan morfologi

Gangguan aliran air kemih

Infeksi saluran kemih

Cemas

Hiperkalsiuria