asasasepitel sulkus dan epitel penghubung merupakan barier efektif terhadap invasi bakteri dan...

Upload: puspandaru-nur-iman-fadlil

Post on 09-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Epitel sulkus dan epitel penghubung merupakan barier efektif terhadap invasi bakteri dan metabolitnya. Keadaan kronis ini akan melemah dengan adanya pengaruh seperti merokok, genetika dan sebagainya. Gingivitis dapat berlangsung stabil untuk bertahun-tahun tanpa progres menjadi periodontitis. Gingivitis adalah penyakit yang reversibel dan hingga kini belum banyak diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status gingivitis kronis menjadi periodontitis destruktif. Diperkirakan ada dua hal yang berperan, yaiturespon imun hospes dan mikroflora spesifik dalam plak gigi. Porphyromonas gingivalis, Actibacillus actinomycetemcomitans dan beberapa spirochaete telah dinyatakan sebagai organisme yang penting dan

TRANSCRIPT

HIDUP DI ERA GLOBALISASI

Saat ini kita telah memasuki era globalisasi. Era globalilsasi ini disebut juga dengan zaman modernisasi dimana sudah terjadi banyak perubahan-perubahan, seperti pola pikir, pakaian, pergaulan, kebiasaan, dan lain-lain. Globalisasi ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologi. Karena adanya kemajuan teknologi tersebut dapat memberi pengaruh positif bagi kemajuan negara Indonesia. Dampak positif globalisasi yaitu mudah melakukan komunikasi, mudah mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan, masyarakat terpacu untuk meningkatkan kualitas diri, serta mudah dalam memenuhi kebutuhan. Namun, globalisasi juga membawa dampak negatif dimana berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat dan mempengaruhi budaya bangsa. Segala hal mengacu pada budaya barat yang tidak baik yang tidak sesuai dengan nilai pancasila dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, seperti pergaulan bebas dan perilaku konsumtif. Karena adanya dampak negatif tersebut mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Mahasiswa dituntut untuk menjadi manusia yang berilmu, mempunyai nilai-nilai kritis dan berkompeten dibidangnya, tetapi mungkin ada beberapa hal yang seiring waktu dan perkembangan zaman peran-peran seperti itu tidak melekat kuat pada karakter mahasiswa itu sendiri. Dapat kita lihat sekarang bagaimana menjadi seorang mahasiswa itu bukanlah seorang intelektual-intelektual yang mengiringi kehidupan berbangsa ini, tetapi hanya sebagai formalitas untuk mendapatkan gelar yang dijadikan syarat-syarat untuk mendapatkan sebuah pekerjaan dan membentuk seorang mahasiswa yang individualis.

GLOBALISASI

Ditinjau dari kata "GLOBALISASI", kata ini diambil dari kata global, yang berarti universal. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.Pendidikan yang makin maju membuat manusia semakin cerdas sehingga makin tinggi peradaban. Dengan begitu daya cerna manusia terhadap suatu informasi akan semakin tinggi. Selain itu juga adanya perdagangan bebas (free trade). Dengan adanya perdagangan bebas ini diharapkan dapat mengangkat perekonomian negara. Adanya globalisasi yang melahirkan berbagai macam teknologi informasi ini menyatu membentuk karakter manusia dan banyak dari mereka yang menjadi korban globalisasi termasuk mahasiswa. Inilah mengapa kita sebagai mahasiswa harus memiliki ketahanan mental dan karakter yang kuat agar sukses menghadapi kompetisi masa depan. Bagi seorang mahasiswa masa kuliah adalah masa yang sangat penting dalam penemuan jati diri dan pembentukan karakter. Walau demikian, masa kuliah terbatasi oleh waktu. Karena keterbatasan itulah banyak mahasiswa berusaha memaksimalkan masa kuliah tidak hanya dengan aktivitas pelajaran dan mengerjakan tugas tetapi juga dengan aktif berorganisasi.

MENUMBUHKAN JIWA NASIONALISME TERHADAP PENGARUH GLOBALISASI PADA GENERASI MUDA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER

a. Dampak Negatif Pola Hidup Konsumtif Sikap Individualistik Gaya Hidup Kebarat-baratan (pakaian dan gaya rambut) Kesenjangan Sosialb. Dampak Positif : Perubahan Tata Nilai dan Sikap Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Adanya globalisasi yang dapat mempengaruhi kalangan remaja atau generasi muda dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Salah satu cara untuk meminimalisir dampak negatif tersebut yaitu dengan memberikan pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini sudah mulai diberikan sejak kecil, berawal dari pendidikian karakter melalui keluarga yang kemudian dilanjutkan sampai jenjang sekolah. Pendidikan ini dapat diberikan atau dimasukkan ke dalam pelajaran pancasila ataupun kewarganegaraan dan agama. Tentunya pendidikan pancasila ini tidak hanya sampai bangku sekolah saja namun juga samapi masa perkuliahan. Salah satu contohnya yaitu bersikap disiplin. Landasan pendidikan karakter yaitu memberikan orientasi sehingga individu dapat memebntuk karakter yang baik.

MEMBANGUN NEGARA BERADAB

Hubungan agama dan negara-negara modern secara teoritis dalam 3 pandangan :1. Paradigma SimbiotikMenurut paradigma ini hubungan agama dan negara berada dalam posisi saling membutuhkan dan bersifat timbal balik.Agama mebutuhkan negara sebagai instrumen dalam melestarikan dan mengembangkan agama, sedangkan negara memerlukan agama karena agama juga membantu negara dalam pembinaan moral, etika dan spiritualitas warga negaranya.2. Paradigma SimbiotikMenurut paradigma ini hubungan agama dan negara berada dalam posisi saling membutuhkan dan bersifat timbal balik. Agama dan negara merupakan dua bentuk yang berbeda dan satu sama lain memeiliki garapan masing-masing sehingga keberadaannya harus dipisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan campur tangan. Negara adalah urusan publik sementara merupakan wilayah pribadi masing-masing individu warga negara.Agama dapat mencegah ancaman disintegrasi bangsa sepanjang pemeluknya mampu bersikap inklusif dan toleran terhadap kodrat kemajemukan di Indonesia.Sebaliknya, jika masyarakat bersikap ekslusif dan cenderung memaksakan kehendak, dengan alasan mayoritas, maka dapat terjadi ancaman disintegrasi daripada kekuatan integratif bangsa.

3. Paradigma IntegralistikParadigma ini menganuut paham dan konsep agama dan negara merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Paham ini juga memberikan penegasan bahwa negara merupakan suatu lembaga politik dan sekaligus lembaga agama.

PERSIAPAN MAHASISWA DALAM MENYONGSONGPERDAGANGAN BEBAS 2015

AFTA merupakan kepanjangan dari ASEAN Free Trade Area.Lahirnya AFTA diawali pada pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN ke-4 di Singapura tahun 1992 kesepakatan itu telah disetujui oleh 6 negara anggota. Tujuan pendirian AFTA merupakan kerjasama ekonomi regional ASEAN dalam rangka untuk tercapainya cita-cita perdagangan dunia yang adil, seimbang, transparan, bebas hambatan tarif dan non-tarif serta mendukung pemulihan ekonomi dan dinamika bisnis negara-negara anggota. menjadikan kawasan ASEAN sebagai tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI), dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN. Indonesia adalah salah satu Negara yang melakukan kegiatan perdagangan bebas, contohnya AFTA (Asean Free Trade Area). Tentunya dalam melaksanakan kegiatan ini terdapat dampak dampak yang mempengaruhi perekonomian Negara. Untuk menghadapi ini maka semua pihak harus mempersiapkan diri termasuk mahasiswa.

PERAN MAHASISWA DALAM PENGHAMBATAN PENYEBARAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Globalisasi dalam suatu negara mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, khususnya dalam perubahan budaya di masyarakat. Perubahan budaya dapat mengubah perilaku masyarakat, khususnya mahasiswa. Mahasiswa adalah bagian dari generasi muda yang berinteraksi langsung dengan perkembangan zaman. Tuntutan akan keahlian di bidang IPTEK menjadikan alasan mengapa mahasiswa adalah faktor resiko yang terpengaruh akan budaya asing. Budaya asing yang masuk tidak sepenuhnya sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Salah satu contoh budaya asing itu seperti adanya free sex atau pergaulan bebas. Pergaulan bebas yang masuk berbanding lurus dengan adanya peningkatan penyebaran penyakit HIV/AIDS. Hal ini memungkinkan faktor adanya globalisasi dan kurangnya pertahanan individu generasi muda terhadap budaya asing, dapat meningkatkan prevalensi penyakit ini di Indonesia. Penyebaran HIV/AIDS sebagai akibat budaya asing berkembang pesat di era globalisasi. Peran mahasiswa karenanya menjadi sangat dibutuhkan untuk menghentikan penyebaran HIV/AIDS di Indonesia.

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN DAN MORAL REMAJA

Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat.Globalisasi dapat diartikan sebagaiproses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak maupun elektronik.Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudah salingbertukar tempat dan saling memengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang liberan dan bebas merasuki budaya ketimuran yang lebih cenderung teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama.Dampak negatif dari arus globalisasi yang terlihat miris adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan kompleks melanda negeri ini akibat moral. Generasi muda saat ini juga bersifat anarkisme dalam menyuarakan kepentingan rakyat, bahkan banyak masyarakat yang menganggap generasi muda sekarang disibukkan oleh tawuran dan bentrokan. Jika dilihat dari segi sistem pendidikan yang ada di Indonesia, sistem pendidikan kita selama ini masih lebih menitikberatkan dan menjejalkan pada penguasaankognitifakademis. Sementara segi afektif dan segi psikomotorikseolah-olah dinomorduakan. Sehingga yang terjadi adalah terbentuknya pribadi yang miskin tata krama, sopan santun, dan etika moral.

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GENERASI MUDA DI ERA GLOBALISASI

Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu :1.Pembentukan dan pengembangan. 2.Perbaikan dan Penguatan. 3.Penyaring

Dalam menghadapi arus globalisasi yang semakin pesat, karakter bangsa yang kuat sangat diperlukan, maka dituntut peran penting generasi muda, khususnya perannya sebagai character enabler (pemberdaya karakter), character buliders (pembangun kembali karakter bangsa) dan character engineer (perekayasa karakter)

.

PERAN PENDIDIK DALAM MEMBIMBING GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Globalisasi membawa banyak perubahan, contohnya perilaku manusia. Mereka mudah terpengaruh dengan adanya perubahan di lingkungannya dan tidak semua pengaruh tersebut merupakan hal yang postif, namun dapat pula membawa pengaruh negatif. Dampak positif dapat berupa mudahnya dalam mengakses informasi, membentuk sumber daya manusia yang profesional dan kualitas tinggi sehingga dapat bersaing. Dampak negatifnya yaitu dengan adanya kemajuan teknologi dapat mempengaruhi dunia pendidikan, segala sesuatunya menjadi serba instan dan terjadi kesenjangan sosial serta lunturnya budaya bangsa. Dalam era globalisasi juga sangat berhubungan dengan edukasi. Edukasi merupakan bentuk dari proses pembelajaran seseorang dan keterampilan yang diberikan kepada yang lainnya. Komponen edukasi ada tiga, yaitu educator (pelajar), learner (pengajar), dan goal (tujuan). Globalisasi yang bersifat universal dapat mempengaruhi generasi muda (young generation). Generasi muda merupakan kumpulan orang yang memiliki semangat (spirit) dan soul yang diharapkan dapat membawa perubahan negaranya menuju arah yang lebih baik. Ada dua macam perspektif dalam menghadapi globalisasi :a. Curricular perspective b. Reform perspective

PERKEMBANGAN DUNIA PENDIDIKAN DALAM ERA GLOBALISASI

Pendidikan adalah gerbang menuju kehidupan yang lebih baik dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal terbesar yang normalnya akan dilewati oleh setiap manusia. Pendidikan adalah bekal untuk mengejar semua yang ditargetkan oleh seseorang dalam kehidupannya sehingga tanpa pendidikan, maka logikanya semua yang diimpikannya akan menjadi sangat sulit untuk dapat diwujudkan. Dalam dunia pendidikan, pengaruh gelombang globalisasi yang ditandai dengan menguatnya paham pasar bebas juga begitu terasa. Pada era ini tradisi umat manusia untuk mempertahankan eksistensi mereka melalui pendidikan mendapat tantangan serius, karena pendidikan ternyata bagi sebagian manusia dapat digunakan untuk mengakumulasi kapital dan mengeruk keuntungan sebagaimana disebutkan di atas. Bagaimana mungkin tradisi manusia tentang visi pendidikan sebagai strategi untuk eksistensi manusia yang telah direproduksi selama berabad-abad ini, diganti oleh suatu visi yang meletakkan pendidikan sebagai komoditi, yang pada gilirannya menjadikan pendidikan sebagai komoditas perekenomian. Pada kondisi ini pendidikan yang layak akan menjadi barang mahal, yang tidak semua orang mampu menjangkaunya.Seperti dikemukakan di atas, bahwa globalisalsi menghadirkan sejumlah peluang positif untuk hidup lebih mudah, nyaman, murah, indah dan maju; juga dapat menghadirkan peluang negatif sekaligus, yaitu menimbulkan keresahan, penderitaan dan penyesatan. Globalisai bekerja selama 24 jam dengan menawarkan banyak pilihan dan kebebasan yang bersifat pribadi. Pendek kata dewasa ini telah terjadi banjir pilihan dan banjir peluang. Terserah kemampuan seseorang untuk memilihnya. U Thant, mantan Sekjen PBB pada tahun 1970-an, mengatakan bahwa saat ini sumber daya tidak lagi membatasi keputusan, tetapi keputusanlah yang menciptakan sumber daya.Dalam persepektif pendidikan, mampukah kita menciptakan dan mengembangkan sistem pendidikan yang menghasilkan lulusan yang mampu memilih tanpa kehilangan peluang dan jati dirinya. Karena kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu gejala yang tidak dapat dihindari, oleh karena itu banyak gagasan dalam menghadapi globalisasi ini yang menekankan perlunya berfikir dan berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan tindakan dengan kenyataan nyata di depannya. Dalam hal ini Muchtar Buchori sebagaimana yang dikutip Umar Tirtaraharja dan S. L. La Sulo, berpendapat think globally but act locally. Untuk latar Indonesia yang menganut semboyan Bhineka Tunggal Ika, hal itu tidak hanya mempertimbangkan aspek nasional tetapi juga aspek lokal di daerah yang bersangkutan.Dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi sebagai akibat dari gelombang globalisasi, maka sebenarnya hal ini merupakan peluang bagi pendidikan untuk mengembangkan dirinya secara lebih baik dan merata. Paling tidak, dengan persediaan dan pengembangan teknologi pembelajaran yang tiada henti akan lebih memacu kualitas pembejaran yang berbasiskan teknologi agar semakin ditingkatkan.Dalam hal pemerataan pendidikan, dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi paling tidak mampu menyelenggarakan pendidikan di daerah-daerah terpencil, misalnya dengan model pendidikan jarak jauh. Hal ini merupakan peluang untuk lebih meningkatkan kualitas dan pemerataan pendidikan di Indonesia. Sehingga diharapkan terjadi peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas peserta didik yang mengikuti pendidikan.Disinilah kemampuan dan ketajaman strategi manusia-manusia pendidikan Indonesia diuji. Oleh karena itu diperlukan suatu pengembangan strategi baru dalam menghadapi gelombang globaliasasi ini.