asam karboksilat dan ester

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang. Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak termasuk senyawa organik. Pada tahun 1828, Friedrich Wohler mendapatkan bahwa senyawa organik urea (suatu komponen urin) dapat dibuat dengan menguapkan larutan yang berisi senyawa anorganik amonium sianat. Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Ester yang merupakan turunan asam karboksilat yang mana gugus – OH pada asam karboksilat (RCOOH) diganti menjadi gugus –R ( alkil ) sehingga menjadi ester dengan rumus RCOOR. Ester terdapat pada hampir semua makhluk hidup terutama tumbuh-tumbuhan. Ester mempunyai sifat kimia yang sangat khas yaitu berbau cukup menyengat terutama berbau harum, sehingga ester banyak diproduksi oleh makhluk hidup untuk menarik lawan jenis maupun untuk membantu metabolisme dan aktivitasnya terutama pada tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk menarik serangga untuk membantu penyerbukan yang mana bau tersebut berasal dari campuran yang kompleks dari ester volatil. Oleh karena sifatnya itu ester banyak dimanfaatkan oleh manusia, baik yang diekstrak langsung dari tumbuh- tumbuhan dan hewan ataupun disintetis melalui reaksi-reaksi kimia. 1

Upload: meitri-wulandari-kohar

Post on 22-Oct-2015

312 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asam Karboksilat Dan Ester

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang. Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak termasuk senyawa organik. Pada tahun 1828, Friedrich Wohler mendapatkan bahwa senyawa organik urea (suatu komponen urin) dapat dibuat dengan menguapkan larutan yang berisi senyawa anorganik amonium sianat.

Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Ester yang merupakan turunan asam karboksilat yang mana gugus – OH pada asam karboksilat (RCOOH) diganti menjadi gugus –R ( alkil ) sehingga menjadi ester dengan rumus RCOOR. Ester terdapat  pada hampir semua makhluk hidup terutama tumbuh-tumbuhan. Ester mempunyai sifat kimia yang sangat khas yaitu berbau cukup menyengat terutama berbau harum, sehingga ester banyak diproduksi oleh makhluk hidup untuk menarik lawan jenis maupun untuk membantu metabolisme dan aktivitasnya terutama pada tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk menarik serangga untuk membantu penyerbukan yang mana bau tersebut berasal dari campuran yang kompleks dari ester volatil. Oleh karena sifatnya itu ester banyak dimanfaatkan oleh manusia, baik yang diekstrak langsung dari tumbuh-tumbuhan dan hewan ataupun disintetis melalui reaksi-reaksi kimia.

B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Asam Karboksilat dan Ester ?

2. Bagaimana sifat fisika dan kimia Asam Karboksilat dan Ester ?

3. Bagaimana uji Asam Karboksilat dan Ester

4. Apa dampak positif dan negatif Asam Karboksilat dan Ester ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu

1. Untuk mengetahui pengertian asam karboksilat dan ester

2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia asam karboksilat dan ester

3. Untuk mengetahui uji asam karboksilat dan ester

4. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif asam karboksilat dan ester

1

Page 2: Asam Karboksilat Dan Ester

BAB II

PEMBAHASAN

A. ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER

1. Rumus dan Struktur Umum Asam Karboksilat dan Ester

1.1 Asam Karboksilat

Senyawa yang mempunyai satu gugus karbonil yang berikatan dengan satu gugus

hidroksil yang disebut dengan “gugus karboksil” (karbonil + hidroksil).

Tata nama :

A. IUPAC

1. Dimulai dengan asam + rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus

karboksilat (CO2H) + akhiran oat.

Contoh :

2. Jika mengandung rantai cabang, maka atom C dari gugus karboksilat dengan

rantai terpanjang diberi nomor 1

Contoh :

2

Page 3: Asam Karboksilat Dan Ester

3. Jika terdapat lebih dari satu cabang atau gugus cabang maka penulisan rantai atau

gugus cabang menurut abjad

4. Jika senyawa mempunyai 2 gugus karboksilat, penamaan rantai utama diberi

akhiran dioat.

B. TRIVIAL

1. Tidak mempunyai sistematika

2. Letak susbtituen dinyatakan dengan , , , dan seterusnya

3

Page 4: Asam Karboksilat Dan Ester

Formula/struktur IUPAC Trivial

HCO2H As. metanoat Asam formiat

CH3CO2H Asam etanoat Asam asetat

CH3(CH2)2CO2H Asam butanoat Asam butirat

CH3(CH2)2CO2H As. pentanoat Asam valerat

CH3(CH2)4CO2H As. heksanoat Asam kaproat

CH3(CH2)5CO2H As. heptanoat Asam enantat

HO2CCO2H As. etandioat Asam oksalat

HO2CCH2CO2H As.propandioat As. malonat

HO2(CH2)2CO2H As. butandioat As. suksinat

3. Alkil karboksilat

4

Page 5: Asam Karboksilat Dan Ester

1.2 Ester

Struktur :

Adapun rumusan penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:

1. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.

2. Penomoran dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.

Rumus penentuan tata nama senyawa ester secara umum adalah:

(no.cabang) (nama cabang) (nama rantai induk)

Contoh:

CH3-CH2-COO-CH2-CH3: etil propanoat

CH3-CH2-CH2-CH2-COO-CH3: metil pentanoat

CH3-CH2-COO-CH2-CH(CH3)-CH3: 2-metil propil propanoat

5

Page 6: Asam Karboksilat Dan Ester

2. Sifat Asam Karboksilat Dan Ester

Sifat fisika

1.    Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa

organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding.

2.    Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol,

eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding.

3.    Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan

meningkatnya berat molekul.

4.    Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam

air.

Sifat kimia

Beberapa sifat asam karboksilat adalah:

1.    Asam karboksilat merupakan asam lemah. Makin pendek rantai

karbon, kekuatan asam makin bertambah.

2.    Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam.

Reaksi ini disebut penetralan.

3.    Asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan ester.

Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi esterifikasi.

4.    Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga pada

umumnya mempunyai titik didih tinggi.

5.    Mulai dari C1  sampai dengan C4  mudah larut dalam air. Makin

panjang rantai C-nya makin sukar larut dalam air.

6.    Adanya cabang akan mempengaruhi derajat keasaman. Cabang alkil

akan mengurangi keasaman, sedangkan jika cabangnya atom-atom

halogen akan menambah keasaman.

6

Page 7: Asam Karboksilat Dan Ester

Sifat-sifat asam karboksilat

Asam karboksilat mempunyai 3 ikatan kovalen polar senyawa polar

Asam karboksilat mampu membentuk ikatan hidrogen melalui gugus

ikatan hidrogen yang terbentuk > ikatan hidrogen pada alkohol titik didih asam

karboksilat > titik didih alkohol yang Mr sama

Asam karboksilat mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air mudah larut dalam

air.

7

Page 8: Asam Karboksilat Dan Ester

Sifat – sifat Ester

Sifat Fisik :

Polar

Tidak larut dalam air

Larut dalam pelarut organic polar

Misal : eter, aseton

Mr <, berbau harum spesifik : buah, bunga.

Propil asetat : seperti buah pear

Etil butirat : seperti buah nanas

Metil salisilat : seperti gandapura

Sifat Kimia :

Dapat mengalami hidrolisis

Dapat mengalami reaksi penyabunan

3. REAKSI ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER

Reaksi-reaksi Ester dan Asam Karboksilat

1.       Reaksi Pembentukan Garam

Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik

padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi,

larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:

HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O

2.       Reaksi Esterifikasi

Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R

dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat

dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:

RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O

Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks sebuah

asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam. Asam yang digunakan sebagai

katalis biasanya adalah asam sulfat.Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam

karboksilat terhadap alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi

8

Page 9: Asam Karboksilat Dan Ester

dengan anhidrida asam ( atom yang rendah) atau asil klorida (sensitif terhadap kelembapan).

Kelemahan utama asilasi langsung adalah konstanta kesetimbangan kimia yang rendah.Hal

ini harus diatasi dengan menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air yang

menjadi hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Strak atau penggunaan

saringan molekul.

Ester diturunkan dari asam karboksilat.Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -

COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus

hidrokarbon dari beberapa jenis. Hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus

alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada

sebuah cincin benzen).

Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam

karbon.Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian

dari asam karbon).Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester

metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah H-COO-

CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat

pada akhiran.Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil

benzoat (Anonim, 1995). Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan

reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alcohol.

Hal-hal yang mempengaruhi esterifikasi adalah:

a.       Suhu

b.      Perbandingan zat pereaksi

c.       Pencampuran

d.      Katalis

3.       Reaksi Oksidasi

Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti

asam sulfat, CrO3, panas.Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.

4.       Pembentukan Asam Karboksilat

Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat

dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi

oksidasi, reaksi Grignat.

5.       Reaksi saponifikasi Reaksi saponifikasi adalah reaksi ester dengan suatu basa menghasilkan alcohol dan

garam karboksilat .

9

Page 10: Asam Karboksilat Dan Ester

4. UJI ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER

A.    Alat dan Bahan

Dalam percobaan ini digunakan alat-alat, yaitu tabung reaksi, Erlenmeyer, penangas air,

kertas lakmus, dan pipet tetes. Serta bahan-bahan yang digunakan adalah asam asetat, NaOH

2 M dan 6 M, ETOH, asam salisilat, metal salisilat, asam benzoat, HCl 3 M dan 6 M, isoamil

alkohol, MeOH, H2SO4, dan aquades.

B.     Cara Kerja

a)      Asam karboksilat dan garamnya

Mula-mula 2 mL aquades dimasukan ke dalam tabung reaksi pertama. Kemudian

ditambahkan 10 tetes CH3COOH. Setelah itu dicium baunya dan dicatat pH nya. Lalu tabung

reaksi kedua ditambahkan campuran CH3COOH dengan NaOH 2 M. Dikocok dan diamati

baud an pH nya, serta dibandingkan hasil sebelumnya. Dan pada tabung reaksi ketiga

ditambahkan campuran CH3COOH dengan HCl 3 M hingga asam. Kemudian diamati

baunya, dibandingkan dengan uji sebelumnya.

Percobaan kedua untuk asam karboksilat dan garamnya, mula-mula ditimbang 0,1

gram asam benzoat. Kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi yang selanjutnya

ditambahkan dengan 2 mL aquades. Lalu diamati bau dan kelarutannya. Pada tabung kedua,

asam benzoat ditambahkan dengan 1 mL NaOH 2 M. Digoyangkan dan diamati reaksi yang

terjadi. Selanjutnya pada tabung ketiga yang berisi 0,1 gram asam benzoate ditambahkan

dengan HCl 3 M sampai asam. Lalu diamati baunya.

b)      Esterifikasi

Disiapkan tiga tabung reaksi. Pada tabung pertama, dimasukan campuran asam asetat

dan etanol yang masing-masing sebanyak 10 tetes. Tabung reaksi kedua, dimasukan

campuran asam asetat dan butanol masing-masing 10 tetes. Dan tabung reaksi ketiga

ditambahkan campuran asam salisilat dan methanol masing-masing sebanyak 10 tetes.

Setelah itu, pada tiap tabung reaksi tersebut ditambahkan dengan H2SO4 sebanyak 5 tetes.

Kemudian digoyangkan. Lalu dipanaskan selama 15 menit pada suhu 60oC. Didinginkan dan

ditambahkan 2 mL aquades. Serta dicatat baunya.

10

Page 11: Asam Karboksilat Dan Ester

c)      Saponifikasi

Mula-mula dimasukan 10 tetes metal salisilat ke dalam tabung reaksi. Lalu

ditambahkan dengan NaOH 6 Msebanyak 5 mL. selanjutnya dipanaskan pada air mendidih

selama 30 menit. Diamati yang terjadi pada lapisan ester. Kemudian didinginkan di dalam air

dingin. Diamati bau yang terjadi pada ester. Setelah itu, ditambahkan dengan HCl 6 M

sebanyak 1 mL pada tiap penambahan sampai asam. Diuji menggunakan kertas lakmus. Dan

diamati reaksinya, serta ditentukan senyawanya.

                        IV.   Hasil Pengamatan dan Pembahasan

a)      Asam karboksilat dan garamnya

Larutan Uji Reaksi pH

CH3COOH + 2 mL aquades Bau asam cuka 2

CH3COOH + NaOH 2 M Tidak ada bau 13

CH3COOH + HCl 3 M Tidak ada bau, lakmus biru

menjadi merah

2

Asam benzoat + Aquades Tidak ada bau dan tidak larut -

Asam benzoate + NaOH 2 M Tidak ada bau, larut -

Asam benzoate + HCl 3 M Bau asam 1

b)      Esterifikasi

Larutan Uji Reaksi

Tabung reaksi pertama Bau tidak terlalu menyengat

Tabung reaksi kedua Bau ester menyengat

Tabung reaksi ketiga Bau tidak menyengat

11

Page 12: Asam Karboksilat Dan Ester

c)      Saponifikasi

Lapisan Ester Bau Ester Uji Kertas Lakmus Senyawa yang

Terbentuk

Larutan kuning, ↓

putih

Bau metal

salisilat

Lakmus biru

berubah menjadi

merah

Garam Karboksilat

                        

                           V.    Reaksi

  Reaksi Asam Karboksilat

                  C6H7O3 + NaOH   →   C7H5NaO3 + H2O

                  NaOH sisa + HCl  →  NaCl + H2O + HCl sisa

  Reaksi Esterifikasi

1)      Asetil asetat

                  CH3CH2OH + CH3COOH   →   CH3COOCH2CH3 + H2O

2)      Butil asetat

                  C4H9OH + CH3COOH   →   CH3COOC4H9 + H2O

  Saponifikasi

CH3COOCH3+ H2O⎯H2SO4→ CH3COOH + CH3OH

Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang

memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat

adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom

hidrogen menjadi ion H+. Turunan dari asam karboksilat adalah ester. Yang dapat di buat

melalui reaksi esterifikasi. Dengan prinsip penambahan katalis Asam. Tujuan dari praktikum

ini salah satunya dalah mengidentifikasi senyawa asam karboksilat dan ester.

Pada percobaan ini, sampel pertama pada tabung reaksi pertama yang digunakan

adalah CH3COOH. Ketika CH3COOH ditambahkan dengan 2 mL aquades, tercium bau asam

cuka pada pH 2. Pada tabung reaksi kedua, CH3COOH di campur dengan NaOH 2 M tidak

ada bau pada pH 13. NaOH digunakan berfungsi untuk membasakan larutan CH3COOH.

Pada tabung reaksi ketiga, CH3COOH dicampur dengan HCl 3 M  tidak menimbulkan bau

dan saat diuji dengan kertas lakmus terjadi perubahan warna lakmus biru menjadi merah pada

12

Page 13: Asam Karboksilat Dan Ester

pH 2. HCl berfungsi untuk mengasamkan kembali larutan tersebut. Kemudian sampel kedua

menggunakan 0,1 gram asam benzoat. Tabung reaksi pertama, asam benzoate dicampurkan

dengan 2 mL aquades tidak menimbulkan bau dan tidak terjadi kelarutan. Pada tabung reaksi

kedua, asam benzoate ditambahkan dengan NaOH 2 M terjadi kelarutan dan menimbulkan

bau. Pada tabung reaksi ketiga, asam benzoate ditambahkan dengan HCl 3 M menimbulkan

bau asam pada pH 1.

Percobaan berikutnya, yaitu esterifikasi. Pada percobaan ini dibagi kedalam tiga

tabung reaksi. Tabung reaksi pertama berisikan campuran asam asetat dengan etanol

menghasilkan bau yang tidak terlalu menyengat. Kemudian tabung reaksi kedua berisikan

campuran asam asetat dengan butanol menghasilkan bau ester yang menyengat. Dan pada

tabung reaksi ketiga berisikan campuran asam salisilat dengan metanol terjadi bau yang tidak

menyengat. Dalam percobaan ini, asam asetat dan asam salisilat direaksikan dengan alkohol

menghasilkan larutan bening homogen. Kemudian ditambahkan H2SO4 ke dalam larutan

tersebut. Penambahan asam sulfat ini berfungsi sebagai katalis asam dan juga berfungsi

sebagai sumber proton untuk terjadinya protonasi terhadap atom oksigen pada gugus

karbonil. Dalam mereaksikannya proses pembutan ester dalam reaksi esterifikasi berlangsung

lambat dan dapat balik (reversible). Ester suatu senyawa organik yang terbentuk melalui

penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus

organik (biasa dilambangkan dengan R'). Persamaan reaksi antara sebuah asam RCOOH

dengan sebuah alkohol R’OH (dimana R danR’bisa sama atau beda) adalah sebagai berikut:

RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O

Pada Etanol reaksi yang terjadi adalah

H2SO4

C2H5OH + CH3COOH          Katalis ---->        CH3COOCH3CH2 + H2O

Reaksi ini menggunkan metode reaksi Fischer karena menggunakan katalis asam sulfat pekat,

reaksi esterifikasi ini pun merupakan reaksi yang tergolong eksoterm, karena menghasilkan

panas yang bersumber dari asam pekat H2SO4 . Pada percobaan ini dipakai suhu optimum

dalam pembuatan ester , yaitu pada suhu 60oC guna untuk menggeser kesetimbangan ke arah

ester).

Reaksi yang terjadi pada etanol ataupun butanol dengan asam asetat adalah

menghasilkan bau menyengat  seperti bau balon.  Bedanya pada bau Etanol, sedikit masih

tercium bau asetat (menyengat) yang dihasilkan dari asam asetat, hal ini dapat terjadi karena ,

reaksinya yang berlangsung lambat dan dapat balik (reversible), maka kemungkinan ester

yang terbentuk pun tidak banyak. Sehingga bau khas ester sering kali tertutupi oleh bau asam

13

Page 14: Asam Karboksilat Dan Ester

asetat. Sedangkan pada butanol, bau ester lebih terasa. Pada Butanol reaksi yang terjadi

adalah :

H2SO4

C4H9OH + CH3COOH          Katalis ---->        CH3COOC4H9 + H2O

Dan percobaan terkhir adalah saponifikasi. Pada percobaan saponifikasi ini

menggunakan campuran metil salisilat dengan NaOH 6 M yang dilakukan pemanas dalam air

mendidih selama 30 menit dan menghasilkan endapan putih. Saat didinginkan, menimbulkan

bau metil salisilat. Dan terjadi perubahan warna kertas lakmus dari biru menjadi merah ketika

ditambahkan dengan HCl 6 M.

Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis ester disebut

juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain adalah mengubah ester menjadi alkohol

dan garam yang berasal dari turunannya. Proses hidrolisis berlangsung sempurna jika

dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi

kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida

mengikat proton dari asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk

kesetimbangan.

CH3COOCH3+ H2O⎯H2SO4→ CH3COOH + CH3OH

5. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER

1. Beberapa Asam Karboksilat

· Asam Asetat

Berupa zat cair tak berwarna, berbau khas yang menusuk, dan dapat larut dalam air dan

pelarut organik (alkohol, eter, aseton). Asam asetat murni dikenal sebagai asam asetat glasial.

Kegunaan asam asetat cukup luas di antaranya asam cuka 20-25% digunakan untuk pemberi

cita-rasa pada makanan; biang cuka berkadar 80%, untuk proses pewarnaan kain pada

industri tekstil, sebagai pengawet untuk sayuran dan buahan, untuk penggumpalan lateks.

Asam asetat dibuat secara industrial; juga dapat diperoleh dari proses fermentasi (dengan

bantuan bakteri tertentu) terhadap buah-buahan dan zat tepung.

· Asam Butirat

Berupa zat cair berbau tengik. Namun bila berikatan dengan etanol menjadi senyawa ester

(lihat tabel) sebagai etil butirat yang memberikan bau sedap (bau nenas). Dalam mentega,

asam ini juga terikat sebagai ester; mentega yang berbau tengik berasal dari bau asam butirat.

14

Page 15: Asam Karboksilat Dan Ester

2. Beberapa Ester

Karena sifat yang dimilikinya, ester dimanfaatkan pada industri-industri kosmetika, parfum,

konfeksi, dan industri minuman. Bahkan campuran beberapa ester dapat memberikan bau

atau rasa dari buah tertentu. Beberapa ester ada yang digunakan untuk pengobatan, misalnya

etil asetat (untuk penyakit kulit akibat parasit), fenil salisilat (antiseptik untuk usus), dll.

Selain itu etil asetat selain berbau harum juga berperan sebagai pelarut untuk lak, cat kuku,

zat pewangi, danberbagai ester. Essen adalah biang ester yang diperdagangkan secara bebas

dan dapat diperoleh di berbagai toko essen atau toko kimia. Ester dapat diekstraksi atau

didistilasi dari tanaman (dapat berupa bunga, buah, biji, daun, atau akar) dan juga dapat dari

hewan. Ester dapat dibuat secara sintetis dan kini diperdagangkan secara luas.

Lilin (wax) adalah ester yang berasal dari asam karboksilat berantai panjang dan

monoalkohol berantai panjang. Umumnnya lilin alami ini berasal dari asam dan

alkohol, masing-masing dengan panjang rantai C12 sampai C34. Lilin ditemukan baik

pada tanaman maupun pada hewan. Lilin pada tanaman dijumpai pada permukaan

daun dan batangnya yang berfungsi untuk melindungi tanaman itu dari penguapan

atau serangan serangga. Lilin carnauba diperoleh dari daun pohon palm, sedangkan

dari kelenjar lilin lebah mengeluarkan sejenis lilin yang digunakan untuk membentuk

sarangnya.

15

Page 16: Asam Karboksilat Dan Ester

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1.    Gugus fungsi adalah atom atau gugus atom yang menjadi ciri khas suatu deret

homolog.

2.    Setiap senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsi berbeda akan mempunyai sifat

yang berbeda pula.

3.    karboksilat merupakan senyawa asam dengan gugus fungsi karboksil ().Gugus fungsi

karboksil merupakan gabungan dari gugus karbonil (–C = O) dengan gugus hidroksil (–

OH).

4.    Asam karboksilat dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu oksidasi alkohol primer

atau aldehida dengan suatu oksidator dan hidrolisis senyawa alkana nitril pada suhu tinggi

dan asam kuat.

5.    Asam karboksilat banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya

adalah asam formiat (asam semut) banyak digunakan dalam industri tekstil, pe- nyamakan

kulit, dan di perkebunan karet untuk menggumpalkan lateks (getah pohon karet); asam

asetat (asam cuka) sebagai pemberi rasa asam dan sebagai pengawet makanan, sebagai

bahan pembuatan ester dengan cara mereaksikannya dengan alkohol; dan asam

karboksilat suhu tinggi dipergunakan untuk pembuatan sabun jika direaksikan dengan

basa, misalnya asam stearat, asam palmitat.

6.    Ester atau alkil alkanoat merupakan senyawa karbon turunan asam karboksilat. Ester

mempunyai rumus struktur:

7.    Beberapa sifat ester adalah mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol

pembentuknya, ester berbau harum, dan banyak terdapat pada buah-buahan, ester sedikit

larut dalam air, serta titik didih dan titik beku ester lebih rendah daripada asam

karboksilat.

16