asam-basa polaritas
DESCRIPTION
that's rightTRANSCRIPT
PERBEDAAN PENGERTIAN ASAM – BASA MENURUT 3 TEORI
Menurut LewisAsam => Zat yang menerima pasangan electron bisa juga di sebut dengan akseptor electronBasa => Zat yang memberikan pasangan electron bisa juga di sebut pemberi donor electronTeori ini sendiri memiliki keluasan dalam makna dan belum spesifik karena hanya menyebutkan si penerima dan si pemberi electron dalam suatu ikatan.
Menurut ArrheniusArrhenius sendiri adalah ilmuwan yang berasal dari swedia dan seorang yang mendapatkan penghargaan nobel atas karyanya.menurutnya pengertian asam dan basa adalah sebagai berikutAsam=> Zat yang di dalam air melepaskan ion H+Basa => Zat yang di dalam air melepaskan ion H-
Menurut Bronsted dan LowryAsam => Spesi yang memberikan ProtonBasa => Spesi yang menerima ProtonTeori ini sendiri memiliki keselarasan dengan yang di kemukakan oleh Lewis karena di sini kalau di simpulkan bahwa Asam adalah zat yang menjadi donor Proton dan sebagai akseptornya adalah Basa
Tugas !
1. A. Cara menentukan polaritas larutan?B. Berhubungan dengan polar dan non polar ?
2. Sekala polaritas ? kemampuan senyawa untuk melarutkan senyawa lain
3. Reaksi asam basa menurut lewis ,Arrhenius ,brontsted lowry ?
4. Tuliskan 10 reaksi kimia asam basa kompleks , redoks , pengendapan ( kalo bias yang di pake di tempat kerja
5. Buat pertanyaan tentang reaksi kimia
POLARITAS
- Polaritas = suatu kemampuan senyawa untuk membuat / membentuk dipol atau sifat fisis kelistrikan karena ada dua kutub yang berbeda muatannya.
- Dipol = 2 muatan yang berbeda yang terdapat pada molekul suatu zat gaya tarik menarik antar molekul
- polaritas mengacu pada pemisahan muatan listrik yang mengarah ke molekul.- Molekul polar berinteraksi melalui dipol-dipol gaya antar dan ikatan hydrogen.- Polaritas molekul tergantung pada perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam suatu
senyawa dan asimetri struktur senyawa.- Contoh molekul polar rumah tangga biasa termasuk gula, misalnya sukrosa berbagai gula, Gula
memiliki hidrogen oksigen banyak kutub (-OH).- Air adalah pelarut polar.
Polaritas Ikatan
Ikatan kimia yang terjadi antara dua atom
karena kerja elektron valensi.1. Ikatan non polar terjadi jika dua atom yang berikatan sama-sama tidak
bermuatan. Pasangan
elektron yang digunakan terletak pada garis asimetri. Contoh: ikatan dalam
molekul unsur H2,
Cl2.
2. Ikatan polar terjadi jika pasangan elektron yang digunakan bersama lebih
tertarik dengan
salah satu atom . Contoh: HCl;HBr;NH3;H2O.
Polaritas Molekul
1. Senyawa polar : senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Senyawa ion dalam
molekul-molekulnya terjadi dari bagian yang bermuatan positif dan bagian yang
bermuatan negatif. Senyawa kovalen polar terjadi jika dalam bentuk molekul tidak
dijumpai garis atau bidang simetris; contoh: HCl. Sifat senyawa tersebut dapat
menghantarkan arus listrik bila dilarutkan dalam air karena membentuk ion-ion.
Besar polaritas ikatan menentukan sifat senyawa seperti titik leleh dan titik didih.
2. Senyawa non polar: senyawa yang mempunyai resultan semua momendipol
sama dengan nol. Contoh: CH4, CCl4 dan golongan senyawa alkana.
Berikut pembahasan lebih mendalam dari percobaan ini dengan berbagai larutan yang digunakan :
a. Air
Molekul H2O bersifat polar karena memiliki momen dipol yang bernilai 1,84 D. Nilai momen dipol ini didapatkan berdasarkan jumlah vektor dari momen ikatan H-O dan momen PEB. Atom O lebih elektronegatif daripada atom H sehingga arah momen ikatan O-H akan mengarah ke atom O. Sedangkan untuk arah momen pasangan elektron bebas mengarah dari atom O menuju ke pasangan elektron bebas. Ketika penggaris bermuatan elektostatif didekatkan dengan kucuran air , ternyata aliran air yang tadinya lurus akan dibelokkan, hal ini menunjukkan adanya elektron listrik yang saling tarik menarik antara air dan penggaris listrik
b. Etanol 95%
Etanol disebut juga alkohol murni atau alkohol saja, Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Pada saat kran buret dibuka
dan penggaris didekatkan ke kucuran etanol , medan listrik yang dihasilkan oleh penggaris membuat arah aliran etanol berbelok kearah medan listrik, hal ini menunjukkan bahwa etanol merupakan senyawa polar.
c. Aseton
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. dan merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter dll. Aseton termasuk senyawa polar yang terbukti ketika alirannya didekatkan dengan penggaris alirannya dibelokkan.
d. Larutan Gula
Larutan gula merupakan campuran dari glukosa yang dilarutkan dalam pelarut air. Ketika kran buret dibuka dan penggaris didekatkan, aliran glukosa yang awalnya lurus ternyata juga di belokkan , hal ini menunjukkan bahwa larutan gula mempunyai sifat polar.
bentuk dan kepolaran molekul
Bentuk dan kepolaran molekul1.1 Molekul nonpolar dan molekul polar
Suatu molekul dapat bersifat polar maupun nonpolar.Suatu molekul bersifat nonpolar apabila. Tersusun atas atom-atom yang sama seperti
P4, S8, dan C60 (fulerena) dengan ikatan-ikatan yang ada merupakan ikatan kovalen nonpolar. Tersusun atas atom-atom yang berbeda dengan ikatan-ikatan yang ada merupakan ikatan kovalen polar, namun karena bentuknya maka ia bersifat nonpolar seperti molekul-molekul CO2, CH4, PCL5, SF6. Suatu molekul bersifat polar apabila tersusun atas atom-atom yang berbeda dan bentuknya tidak menyebabkan ia bersifat nonpolar seperti H2O dan NH3. Suatu molekul yang tersusun atas atom-atom yang sama dapat juga bersifat polar, misalnya ozon (O3)
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk dari atom-atom yang mempunyai perbedaan keellektronegatifan besar. Pada senyawa polar, elektron yang digunakan bersama tertarik lebih kuat ke salah satu atom. Akibatnya salah satu atom akan menjadi lebih bermuatan negatif dan atom lain bermuatan positif. Untuk atom bermuatan negatif di beri tanda parsial negatif dan yang positif diberi tanda parsial positif. Suatu senyawa dikatan polar apabila memilki elektron bebas, perbedaan keelektronegatifan serta bentuk molekul tidak simetris.
Tabel 1.1 Keelektronegatifan unsur golongan AUnsur Keelektronegatifan Unsur Keelektronegatifan
H 2,1 Si 1,8Li 1,0 Ge 1,8Na 0,9 Sn 1,8K 0,8 Pb 1,8
Rb 0,8 N 3,1Cs 0,8 P 2,1Fr 0,7 As 2,0Be 1,5 Sb 1,9Mg 1,2 Bi 1,9Ca 1,0 F 4,0Sr 1,0 Cl 3,0Ba 0,9 Br 2,8Ra 0,9 I 2,5B 2,0 At 1,9Al 1,5 O 3,5Ga 1,6 S 2,5In 1,7 Se 2,4Ti 1,8 Te 2,1C 2,5 Po 2,1
Contoh: CH4 dan CaCl2
(a) Bersifat nonpolar (b) Bersifat polar
Kepolaran molekul ditentukan oleh harga momen dipolnya ( ). Suatu molekul bersifat polar bila > 0 atau 0. Adanya perbedaan keelektronegatifan antara dua atam yang membentuk ikatan kovalen menyebabkan atom yang lebih elektronegatif kekurangan rapatan elektron, sebaliknya atom yang lebih elektronegatif kelebihan rapatan elektron. Akibatnya pada atom yang lebih elektronegatif terjadi muatan parsial positif ( +), sedangkan pada atom yang lebih elektronegatif terjadi muatan parsial ( -), seperti yang terdapat pada molekul HF. + -
Adanya perbedaan muatan parsial ini menyebabkan timbulnya momen ikatan yang arahnya dari atom dengan muatan parsial positif ke atom dengan muatan parsial negatif atau dari atom yang lebih elektropositif ke atom yang lebih elektronegatif. Arah momen katan ditunjukkan dengan tanda . Tanda ini menunjukkan ke atom mana pasangan elektron ikatan kovalen atau rapatan elektron ikatan kovalen lebih tertarik.
Momen ikatan timbul bila ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom merupakan ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen polar terjadi antara dua atom yang memilki keelektronegatifan berbeda.
Contoh: HCl3,0 2,1
Pada molekul yang memilki PEB, selain momen ikatan didalamnya juga terdapat momen PEB yang arahnya menuju pasangan elektron bebas. Jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas dalam suatu molekul disebut dengan momen dipol. Molekul yang tersusun atas atom-atom yang sama seperti H2, N2, P4, S8 dan fulerena, dengan ikatan yang ada merupakan ikatan kovalen nonpolar, adalah tidak memilki momen ikatan dan momen dipol, sehingga bersifat nonpolar.
Contoh:H2O H momen ikatan O Momen ikatan H H H O Momen PEB momen dipol dan arahnya O Momen PEB H H
H2O bersifat polar, arah momen dipol adalah dari pusat muatan positif ke pusat muatan negatif. Pada H2O negatif pada atom O dan positif pada atom H.
Ukuran kepolaran molekul dinyatakan dengan momen dipol ( ) dengan satuan Deybe (D)atau Coulombmeter (Cm) dengan `1 D = 3,336 x 10-30 Cm. Momen dipol sering kali dinyatakan dalam satuan Deybe dibandingkan dengan Coulombmeter. Harga momen dipol beberapa senyawa diberikan dibawah ini:
Tabel1.2. Bentuk dan Momen dipol beberapa molekulMolekul Bentuk (D)
CO Linier 0,112HF Linier 1,78HCl Linier 1,078HBr Linier 0,82
HI Linier 0,44H2O Huruf V 1,85H2S Huruf V 0,95SO2 Huruf V 1,62CO2 Linier 0
COCl2 Trigonal planar 1,17NH3 Pramida Trigonal 1,47NF3 Pramida Trigonal 0,23BF3 Trigonal planar 0
CH3Cl Tetrahedral terdistorsi 1,92CH2Cl2 Tetrahedral terdistorsi 1,60CHCl3 Tetrahedral terdistorsi 1,09CCl4 Tetrahedron 0CH4 Tetrahedron 0
Makin besar harga momen dipol suatu senyawa maka kepolarannya semakin tinggi.Untuk menentukan tipe molekul dapat ditentukan dengan Rumus berikut
Tentukan elektron valensi atom pusat (EV) Tentukan jumlah domain elektron ikatan (X) Tentukan jumlah domain elektron bebas (E)
E = Tabel tipe molekul
Jumlah Pasangan Elektron Ikatan
(X)
Jumlah Pasangan Elektron Bebas
(E)
Rumus (AXnEm)
Bentuk Molekul Contoh
2 0 AX2 Linear CO2
3 0 AX3 Trigonal planar BCl32 1 AX2E Bengkok SO2
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 1 AX3E Piramida trigonal NH3
2 2 AX2E2 Planar bentuk V H2O5 0 AX5 Bipiramida trigonal PCl54 1 AX4E Bipiramida trigonal SF4
3 2 AX3E2 Planar bentuk T IF3
2 3 AX2E3 Linear XeF2
6 0 AX6 Oktahedron SF6
5 1 AX5E Piramida sigiempat IF5
4 2 AX4E2 Sigiempat datar XeF4
Contoh:1. H2O ( atom pusat O) EV = 6 (O adalah golongan VIA sehingga EV=6) X = 2 (Jumlah atom H ada 2 jadi X=2 )
E = = Tipe molekul = AX2E2 ( planar V )
Harga momen dipol suatu senyawa diperoleh berdasarkan hasil eksperimen. Dengan mengetahui harga momen dipol suatu senyawa, maka besarnya muatan parsial pada molekul tersebut dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan = q x d dengan q adalah besarnya muatan parsial dalam satuan coulomb (C) dan d adalah jarak antara pusat muatan positif dan muatan negatif dalam satuan meter ( m ),
Contoh:
Molekul HF . momen dipol HF adalah 1,78 D dan panjang ikatan H-F adalah 91,7 pm. = q x d 1,78 D = q x 91,7 pm 1,78 x 3,336 x 10 -30 Cm = q x 91,7 x 10-12 m q = 6, 48 x 10-20
CJadi besarnya muatan parsial pada HF adalah 6,48 x 10-20 C
1.2 Momen dipol dan karakter ionikHarga momen dipol suatu senyawa polar dapat digunakan untuk memperkirakan
besarnya karakter ionik pada senyawa tersebut. Pada molekul HF bila ikatannya dianggap 100% ionik, maka muatan pada ion H+ dan ion F- adalah sebesar 1,6 x 10-19 C. harga momen dipolnya adalah: ionik = q x d
= 1,60 x 10-19 C x 91,7 x 10-12
= 1, 467 x 10 -29 C.m= 4,40 D
Karakter ion = = x 100%= 40,05%
adalah momen dipol HF berdasarkan data eksperimen (lihat tabel ) jadi karakter ionik HF adalah 40,05%
1.3 Pengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap kepolaran molekulPengaruh arah momen PEB dan momen ikatan terhadap kepolaran molekul dapat
ditunjukkan dengan besarnya harga momen dipol dari NH3 dan NF3. Kedua momen tersebut merupakan molekul polar dengan arah momen ikatan dan momen PEB gambar dibawah ini
Pada NH3 momen tiga ikatan H-N dan momen PEB searah, sedangkan pada
NF3 momen tiga ikatan N-F dan momen PEB arahnya berlawanan sehingga momen dipol NH3 lebih besar dari pada momen dipol NF3, akibatnya kepolaran NH3 lebih tinggi daripada kepolaran NF3. Jadi bentuk molekul dari NH3 dan NF3 sama-sama berbentuk Trigonal Piramidal karena adanya PEB pada senyawa tersebut.
Adanya PEB pada atom pusat mungkin tidak mempengaruhi sudut ikatan yang ada, akan tetapi bertambahnya jumlah pasangan elektron bebas yang terdapat pada kulit valensi atom pusat ini akan memperpanjang ikatan yang ada, begitu pula sebaliknya. Secara umum dapat disimpulkan bahwa pengurangan sudut ikatan cenderung diimbangi dengan bertambah panjangnya ikatan, juga sebaliknya.
1.4 Penentuan kepolaran molekul hanya berdasarkan momen-momen ikatanMeskipun memilki ikatan kovalen polar, tetapi molekul BeCl2, BF3, CH4, PCl5 dan
SF6merupakan molekul-molekul nonpolar karena bentuk molekulnya menyebabkan jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebasnya sama dengan nol. Menentukan polar atau tidaknya suatu molekul cukup menjumlahkan secara vektor momen-momen ikatan yang ada tanpa melihat momen PEB. Jika vector momen ikatan lebih besar dari nol, maka bersifat polar dan jika momen ikatan sama dengan nol maka bersifat nonpolar.
Contoh:1. H2O dan NH3
Jumlah vektor momen ikatan > 0 maka bersifat polar
2. CCl4 Jumlah vektor momen ikatan = 0 maka bersifat nonpolarAtau momen dipol dikatakan nol maka bersifat nonpolar
Dalam molekul nonpolar pusat muatan bersifat positif dan muatan bersifat negatif berhimpit, sedangkan poda molekul polar pusat muatan positif dan pusat muatan negatif dipisahkan oleh jarak tertentu.
(a) Molekul nonpolar (b) Molekul polar
1.5 Isomer dan kepolaran molekulSuatu molekul tertentu dapat menunjukkan gejala isomerisme atau keisomeran
tertentu. Molekul demikian akan memiliki beberapa isomer. Isomer yang mungkin terjadi dalam suatu molekul dapat memilki kepolaran yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada dikloroetilena.
Cl H sudut yang terbentuk 60O
60o
1,1=1,34D C C 1,1 = 2( C-Cl + H-C ) cos 60o
Cl H = 1,34 D1,1 – dikloroetilena
Cl cis =1,90 D Cl sudut yang terbentuk 30O
30o
C C cis = 2( C-Cl + H-C ) cos 30o
H H = 1,90 Dcis – 1,2 –dikloroetilena
H Cl
C C trans = 0 Cl H
trans – 1, 2 – dikloroetilena