asam amini&protein
TRANSCRIPT
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 1/11
1. Asam Amino
Asam amino merupakan senyawaan dengan molekul yang mengandung gugusfungsional amino (–NH2) maupun karboksil (–CO2H). Secara umum, struktur asam
amino dapat dituliskan seperti berikut.
R dapat berupa gugus alkil, suatu rantai karbon yang mengandung atom-atom
belerang, suatu gugus siklik atau gugus asam ataupun basa. Asam amino yang
paling sederhana adalah glisin. Perhatikan struktur glisin berikut.
Asam amino diperoleh dengan menghidrolisis protein, dan ditemukan 20 asam
amino. Asam amino ini dibedakan menjadi asam amino esensial dan asam aminononesensial. Asam amino esensial merupakan asam amino yang sangat penting
untuk tubuh tetapi tubuh tidak dapat membuat sendiri. Oleh karena itu, harus
diperoleh dari luar yaitu dari makanan. Contoh asam amino esensial adalah
threonin, valin, leusin, isoleusin, lisin, metionin, fenilalanin, tirosin, dan triptofan.
Adapun asam amino nonesensial merupakan asam amino yang dapat dibuat oleh
tubuh sendiri. Contoh asam amino nonesensial adalah glisin, alanin, serin, arginin,
histidin, asam aspartat, asam glutamat, aspartin, glutamin, sistein, dan prolin.
Perhatikan contoh rumus struktur asam amino esensial dan asam amino nonesensial
pada tabel berikut.
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 2/11
a. Sifat Asam Amino
Asam amino memiliki sifat-sifat, antara lain seperti berikut.
1) Sifat Asam Basa
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 3/11
Asam amino bersifat amfoter artinya dapat berperilaku sebagai asam dan
mendonasikan proton pada basa kuat atau dapat juga berperilaku sebagai basa
dengan menerima proton dari asam kuat. Pada pH rendah asam amino bersifat asam sedangkan pada pH tinggi asam amino bersifat basa. Perhatikan keseimbangan
bentuk asam amino berikut.
Pada kurva tersebut memperlihatkan bahwa pada pH rendah (larutan asam) asam
amino berada dalam bentuk ion amonium tersubstitusi dan pada pH tinggi (larutan
basa) alanin hadir sebagai ion karboksilat tersubstitusi. Pada pH pertengahan yaitu
6,02, asam amino berada sebagai ion dipolar.
Jadi secara umum, asam amino dengan satu gugus amino dan satu gugus karboksilat
dan tidak ada gugus asam atau basa lain di dalam strukturnya, memiliki dua nilai
pKa di sekitar 2 sampai 3 untuk proton yang lepas dari gugus karboksil dan di
sekitar 9 sampai 10 untuk proton yang lepas dari ion amonium serta memiliki titik
isoelektrik di antara kedua nilai pKa, yaitu sekitar pH 6.
Bagaimanakah sifat asam basa dari asam amino yang memiliki gugus asam atau
basa lebih dari satu? Asam aspartat dan asam glutamat memiliki dua gugus
karboksil dan satu gugus amino. Dalam asam kuat ketiga gugus tersebut berada
dalam bentuk asam (terprotonasi). Jika pH dinaikkan dan larutan menjadi lebih
basa. Setiap gugus berturut-turut melepaskan proton dan titik isoelektriknya berada
pada pH 2,87.
2) Terdapat Muatan Positif dan Negatif pada Asam Amino
Asam amino dapat memiliki muatan positif dan muatan negatif tergantung pada pH
lingkungannya. Asam amino-asam amino yang berbeda muatan dapat dipisahkan
berdasarkan perbedaan muatannya. Metode yang digunakan adalah elektroforesis.
Dalam suatu percobaan elektroforesis yang umum, campuran asam amino
diletakkan pada penyangga padat, contohnya kertas dan penyangga itu ditetesi
dengan larutan berair hingga basah pada pH yang diatur.
Medan listrik kemudian dipasang melintang kertas. Asam amino yang bermuatan
positif pada pH tersebut akan bergerak ke katode yang bermuatan negatif. Asamamino yang bermuatan negatif akan bergerak ke anode bermuatan positif. Gerakan
ini berhenti bila medan listrik dimatikan. Perhatikan gambar hasil percobaan
elektroforesis asam amino ? – alanin di samping.
Pada alat elektroforesis perpindahan asam amino dalam hal ini alanin dalam medan
listrik tergantung pada pH. Pada pH tinggi alanin bermuatan negatif dan bergerak
ke anode positif (Gambar 9.9 a) dan pada titik isoelektrik yaitu pH 6,02 alanin
netral dan tidak bergerak (Gambar 9.9 b), sedangkan pada pH rendah, alanin
bermuatan positif dan bergerak ke katode yang bermuatan negatif (Gambar 9.9 c).
3) Reaksi Asam Amino
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 4/11
Asam amino dapat menjalin reaksi pada gugus asam karboksilat atau amino.
Kedua jenis reaksi ini bermanfaat dalam modifikasi atau pelindung sementara bagikedua gugus tersebut, terutama sewaktu mengendalikan penautan asam amino
untuk membentuk peptida atau protein.
c) Reaksi Ninhidrin
Ninhidrin adalah reagen yang berguna untuk mendeteksi asam amino dan
menetapkan konsentrasinya dalam larutan. Senyawa ini merupakan hidrat dari
triketon siklik. Bila bereaksi dengan asam amino akan menghasilkan zat warna
ungu. Perhatikan reaksi seperti berikut.
Hanya atom nitrogen dari zat ungu yang berasal dari asam amino, selebihnya
terkonversi menjadi aldehida dan karbon dioksida. Jadi, zat warna ungu yang
dihasilkan dari asam amino ? dengan gugus amino primer, intensitas warnanya
berbanding lurus dengan konsentrasi asam amino yang ada. Adapun prolina yang
mempunyai gugus amino sekunder bereaksi dengan ninhidrin menghasilkan warna
kuning.
4) Ikatan Disulfida
Asam amino dapat membentuk ikatan disulfida (disulfida bond ) dengan asam
amino yang lain yaitu ikatan tunggal S – S. Perhatikan terbentuknya ikatan disulfidadari reaksi oksidasi dua unit sistein berikut.
b. Kegunaan Asam Amino
Dalam teknologi pangan asam amino ada yang menguntungkan tetapi juga ada yang
kurang menguntungkan.
1) Asam amino yang menguntungkan.
Contoh asam amino yang menguntungkan adalah dtriptofan yang mempunyai rasa
manis 35 kali kemanisan sukrosa, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pemanis.
Contoh lainnya adalah asam glutamat yang sangat penting peranannya dalam
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 5/11
pengolahan makanan karena dapat menimbulkan rasa yang lezat. Dalam kehidupan
sehari-hari dikenal monosodium glutamat, di mana gugus glutamat akan bergabung
dengan senyawa lain sehingga menghasilkan rasa enak.
2) Asam amino yang merugikan.
Contoh putih telur (albumen) yang mengandung avidin dan mukadin, di mana asam
amino tersebut dapat mengikat biotin (sejenis vitamin B), sehingga biotin tidak
dapat diserap oleh tubuh.
2. Protein
Protein ialah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang berhubungan
satu dengan lainnya dengan ikatan amida ( peptida). Protein memainkan berbagai
peranan dalam sistem biologis. Protein mengandung karbon, hidrogen, nitrogen,
oksigen, sulfat, dan fosfat.
a. Sifat-Sifat Protein
Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam
aminonya. Berat molekul protein sangat besar sehingga bila protein dilarutkan
dalam air akan membentuk suatu dispersi koloidal. Molekul protein tidak dapat
melalui membran semipermiabel, tetapi masingmasing dapat menimbulkan
tegangan pada membran tersebut.
Ada protein yang larut dalam air, dan ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi
semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti etil eter. Bila dalam suatu
larutan protein ditambahkan garam, maka daya larut protein akan berkurang,
akibatnya protein mengendap. Prinsip ini digunakan untuk memisahkan protein dari
larutannya. Proses pemisahan protein seperti ini disebut salting out . Garam-garam
logam berat dan asam-asam mineral kuat ternyata baik digunakan untuk
mengendapkan protein.
Prinsip ini dipakai untuk mengobati orang yang keracunan logam berat dengan
memberi minum susu atau makan telur mentah kepada pasien. Apabila proteindipanaskan atau ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini
disebabkan alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
Selain itu penggumpalan juga dapat terjadi karena aktivitas enzim-enzim
proteolitik.
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein,
menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat
amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun dengan basa). Daya reaksi berbagai
jenis protein terhadap asam dan basa tidak sama, tergantung dari jumlah dan letak
gugus amino dan karboksil dalam molekul. Dalam larutan asam ( pH rendah), gugus
amino bereaksi sebagai basa, sehingga protein bermuatan positif. Bila pada kondisi
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 6/11
ini dilakukan elektrolisis, maka molekul protein akan bergerak ke arah katode.
Sebaliknya, dalam larutan basa ( pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai
asam atau bermuatan negatif, sehingga molekul protein akan bergerak menujuanode. Pada pH tertentu yang disebut titik isolistrik ( pI), muatan gugus amino, dan
karboksil bebas akan saling menetralkan sehingga molekul bermuatan nol. Tiap
jenis protein mempunyai titik isolistrik yang berlainan. Perbedaan inilah yang
dijadikan pedoman dalam proses-proses pemisahan serta pemurnian protein.
b. Struktur Protein
Penyusun utama protein adalah urutan berulang dari satu atom nitrogen dan dua
atom karbon. Protein tersusun atas beberapa asam amino melalui ikatan peptida.
Perhatikan struktur molekul protein berikut ini.
Secara teoritik dari 20 jenis asam amino yang ada di alam dapat dibentuk protein
dengan jenis yang tidak terbatas. Namun diperkirakan hanya sekitar 2.000 jenis
protein yang terdapat di alam. Para ahli pangan sangat tertarik pada protein, karena
struktur dan sifatnya yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Struktur
protein dapat dibagi menjadi sebagai berikut.
1) Struktur Primer
Susunan linier asam amino dalam protein merupakan struktur primer. Susunan
tersebut merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan sifat
dasar dari berbagai protein dan secara umum menentukan bentuk struktur sekunder
dan tersier.
2) Struktur Sekunder
Kekuatan menarik di antara asam amino dalam rangkaian protein menyebabkan
struktur utama membelit, melingkar, dan melipat diri sendiri. Bentuk-bentuk yang
dihasilkan dapat spriral, heliks, dan lembaran. Bentuk ini dinamakan struktur
sekunder. Dalam kenyataannya struktur protein biasanya merupakan polipeptida
yang terlipat-lipat dalam bentuk tiga dimensi dengan cabang-cabang rantai
polipeptidanya tersusun saling berdekatan.
Contoh bahan yang memiliki struktur sekunder ialah bentuk ? -heliks pada wol,
bentuk lipatan-lipatan (wiru) pada molekul-molekul sutra, serta bentuk heliks pada
kolagen. Perhatikan bentuk ? -heliks protein di samping. Pada struktur ini ikatan
peptida, dan ikatan hidrogen antara gugus N – H dan C = O berperan sebagai tulang punggung struktur.
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 7/11
3) Struktur Tersier
Kebanyakan protein mempunyai beberapa macam struktur sekunder yang berbeda.Jika digabungkan, secara keseluruhan membentuk struktur tersier protein.
Bagian bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan dengan ikatan hidrogen, ikatan
garam, interaksi hidrofobik, dan ikatan disulfida. Ikatan disulfida merupakan ikatan
yang terkuat dalam mempertahankan struktur tersier protein. Ikatan hidrofobik
terjadi antara ikatan-ikatan nonpolar dari molekul-molekul, sedang ikatan-ikatan
garam tidak begitu penting peranannya terhadap struktur tersier molekul. Ikatan
garam mempunyai kecenderungan bereaksi dengan ion-ion di sekitar molekul.
Perhatikan ikatan-ikatan pada struktur tersier protein berikut.
4) Struktur Kuartener
Struktur primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu rantai
polipeptida. Akan tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam
membentuk suatu protein, maka disebut struktur kuartener. Pada umumnya ikatan-
ikatan yang terjadi sampai terbentuknya protein sama dengan ikatan-ikatan yang
terjadi pada struktur tersier.
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 8/11
c. Klasifikasi Protein
Protein dapat digolongkan berdasarkan berikut ini.
1) Struktur Susunan Molekul
Berdasarkan struktur susunan molekul, protein dibagi menjadi protein
fibriler/skleroprotein dan protein globuler/sferoprotein. Protein
fibriler/skleroprotein adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut
dalam pelarutpelarut encer, baik larutan garam, asam, basa, ataupun alkohol. Berat
molekulnya yang besar belum dapat ditentukan dengan pasti dan sukar dimurnikan.
Susunan molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang sejajar dengan rantai
utama, tidak membentuk kristal dan bila rantai ditarik memanjang, dapat kembali
pada keadaan semula. Kegunaan protein ini terutama hanya untuk membentuk
struktur bahan dan jaringan.
Kadangkadang protein ini disebut albuminoid dan sklerin. Contoh protein fibriler
adalah kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot keratin pada
rambut, dan fibrin pada gumpalan darah. Protein globuler/sferoprotein yaitu protein
yang berbentuk bola. Protein ini banyak terdapat pada bahan pangan seperti susu,
telur, dan daging. Protein ini larut dalam garam dan asam encer; lebih mudah
berubah di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam, dan basa
dibandingkan protein fibriler. Protein ini mudah terdenaturasi, yaitu perubahan
susunan molekul yang diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologinya sepertiyang dialami oleh enzim dan hormon.
2) Kelarutan
Berdasarkan kelarutannya, protein globuler dapat dibagi dalam beberapa kelompok,
yaitu albumin, globulin, glutelin, prolamin, histon, dan protamin. Albumin, larut
dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contohnya albumin telur, albumin serum,
dan laktalbumin dalam susu. Globulin, tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh
panas, larut dalam larutan garam encer, dan mengendap dalam larutan garam
konsentrasi tinggi ( salting out ). Contoh globulin adalah miosinogen dalam otot,
ovoglobulin dalam kuning telur, amandin dari buah almonds, legumin dalamkacang-kacangan.
Glutelin, tidak larut dalam pelarut netral tetapi larut dalam asam/basa encer.
Contohnya glutelin dalam gandum dan oriznin dalam beras. Prolamin atau gliadin,
larut dalam alkohol 70 – 80% dan tak larut dalam air maupun alkohol absolut.
Contohnya gliadin dalam gandum, hordain dalam barley, dan zein dalam jagung.
Histon, larut dalam air dan tidak larut dalam amonia encer. Histon dapat
mengendap dalam pelarut protein lainnya. Histon yang terkoagulasi karena
pemanasan dapat larut lagi dalam larutan asam encer. Contohnya globin dalam
hemoglobin.
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 9/11
Protamin, protein paling sederhana dibanding proteinprotein lain, tetapi lebih
kompleks daripada pepton dan peptida. Protein ini larut dalam air dan tidak
terkoagulasi oleh panas. Larutan protamin encer dapat mengandung protein lain, bersifat basa kuat, dan dengan asam kuat membentuk garam kuat. Contohnya
salmin dalam ikan salmon, klupein pada ikan herring, skombrin ( scombrin) pada
ikan mackarel dan spirinin (cyprinin) pada ikan karper.
3) Adanya Senyawa Lain pada Protein
Berdasarkan keberadaan senyawa lain pada protein, maka protein dibagi menjadi
protein konjugasi dan protein sederhana. Protein konjugasi yaitu protein yang
mengandung senyawa lain yang nonprotein.Contohnya hemoglobin darah. Protein
pada heme yaitu suatu senyawaan besi kompleks berwarna merah. Protein
sederhana yaitu protein yang hanya mengandung senyawa protein.
4) Tingkat Degradasi
Protein dapat dibedakan menurut tingkat degradasinya. Degradasi merupakan
tingkat permulaan denaturasi.
a) Protein alami adalah protein dalam sel.
b) Turunan protein yang merupakan hasil degradasi protein.
Pada tingkat permulaan denaturasi, dapat dibedakan menjadi protein turunan primer
(protein dan meta-protein) dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton, dan
peptida). Protein turunan primer merupakan hasil hidrolisis yang ringan, sedangkan
protein turunan sekunder adalah hasil hidrolisis yang berat. Protein adalah hasil
hidrolisis oleh air, asam encer, atau enzim, yang bersifat tidak larut. Contohnya
adalah miosan dan endestan.
Metaprotein merupakan hasil hidrolisis lebih lanjut oleh asam dan alkali dalam
asam serta alkali encer tetapi tidak larut dalam larutan garam netral. Contohnya
adalah asam albuminat dan alkali albuminat. Proteosa bersifat larut dalam air dan
tidak terkoagulasi oleh panas. Diendapkan oleh larutan (NH4)2SO4 jenuh.
Pepton juga larut dalam air, tidak terkoagulasikan oleh panas, dan tidak mengalami
salting out dengan amonium sulfat, tetapi mengendap oleh pereaksi alkohol seperti
asam fosfotungstat.
Peptida merupakan gabungan dua atau lebih asam amino yang terikat melalui
ikatan peptida.
d. Kegunaan Protein bagi Tubuh
Protein mempunyai fungsi, antara lain seperti berikut.
5/16/2018 Asam Amini&Protein - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/asam-aminiprotein 10/11
1) Sebagai Enzim
Hampir semua reaksi biologi dipercepat oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, mulai dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi
transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.
Sampai saat ini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat-sifatnya dan
jumlah tersebut masih terus bertambah.
2) Alat Pengangkut dan Alat Penyimpan
Banyak molekul dengan massa molekul relatif ( Mr ) kecil serta beberapa ion dapat
diangkut atau dipindahkan oleh protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut
oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion
besi diangkut dalam plasma darah oleh transterin dan disimpan dalam hati sebagai
kompleks dengan feritin, suatu protein yang berbeda dengan transferin.
3) Pengatur Pergerakan
Protein merupakan komplek utama daging. Gerakan otot terjadi karena adanya dua
molekul protein yang saling bergeseran. Contohnya pergerakan flagela sperma
disebabkan oleh protein.
4) Penunjang Mekanis
Kekuatan serta daya tahan kulit dan tulang disebabkan adanya kalogen yaitu suatu
protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
5) Pertahanan Tubuh/Imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang
dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke
dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain. Protein ini pandai sekali
membedakan benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.
6) Media Perambatan Impuls Saraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor. Misalnya
rodopsin, yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata.
7) Pengendalian Pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat memengaruhi fungsi
bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan. Untuk menguji protein
dalam suatu bahan, lakukan kegiatan berikut ini.