asal usul kedung serojeh (smp 1 rembang)
TRANSCRIPT
ASAL USUL
KEDUNG SEROJEH
Kedung Serojeh adalah nama sebuah kedung di Desa Logung Kecamatan Sumber.
Letak Kedung Serojeh jauh dari perkampungan penduduk, untuk sampai ke sana dari
perkampungan penduduk harus jalan kaki. Mendengar nama kedung yang satu ini memang
terdengar aneh. Bagaimana proses nama kedung itu terjadi ? Untuk menjawab pertanyaan
tersebu, silakan membaca cerita dari mulut ke mulut yang terangkum dalam cerita yang
berjudul Asal Usul Kedung Serojeh ini.
Di sebuah desa yang bernama Logung di Kecamatan Sumber pada zaman dahulu
hiduplah seorang lelaki gagah perkasa dan sakti yang bernama Ki Modo. Waktu itu Ki Modo
memiliki seekor kerbau betina, suatu hari kerbau betina tersebut dikawini kerbau bule milik
Panji Sering.
Beberapa waktu kemudian kerbau betina milik Ki Modo melahirkan anak ( pedhet )
bule, kelahiran kerbau bule tersebut di sambut Ki Modo dengan senang hati. Namun, Panji
Sering mengakui bahwa kerbau itu yang baru lahir adalah miliknya.
“ Akhirnya aku mempunyai kebo bule,” kata Ki Modo dengan gembiranya.
Lalu Panji Sering tiba-tiba datang berkata kasar “Hei Ki Modo berikan anak kerbau
itu kepadaku, karena kerbau itu milikku. “
“ Tidak Panji Sering, pedhet ini dilahirkan oleh kerbau betinaku, itu berarti kerbau itu
milikku,” seru Ki Modo dengan lantangnya.
Sudah menjadi kesepakatan masyarakat Logung apabila hewan jantan mengawini
hewan betina dan nantinya jika hewan betina itu beranak maka anaknya akan menjadi milik
orang yang mempunyai hewan betina tersebut.
Demikian halnya dengan Ki Modo yang memiliki kerbau betina berarti dialah yang
mempunyai hak untuk memiliki anak kerbau tersebut.Untuk itulah ia tidak bisa menerima
jika Panji Sering mengakui bahwa anak kerbau tersebut menjadi hak miliknya. Panji Sering
juga tetap bersikeras bahwa anak kerbau tersebut adalah miliknya apalagi ia tahu anak kerbau
itu mirip dengan kerbau jantan ibunya.
“ Ki Modo! dengan adanya kerbau buleku, kerbau betinamu bisa melahirkan anak
kerbau bule, itu berarti pedhet itu milikku!” cetus Panji Sering dengan sombongnya.
Aaal-Usul Kedung Serojeh 1
“ Tapi di sini sudah menjadi kesepakatan masyarakat Logung apabila hewan jantan
mengawini hewan betina dan nantinya hewan betina itu beranak maka anaknya akan menjadi
milik orang yang mempunyai hewan betina tersebut,“ jawab Ki Modo dengan bersikeras.
Panji Sering tetap mengelak, “ Tidak ada kesempatan seperti itu jika di antara aku dan
kamu Ki Modo. ”
“ Itu kerbauku, bukan kerbaumu Panji Sering! “ jawab Ki Modo tak mau kalah.
“ Itu kerbauku, kerbau itu saja mirip dengan kerbau jantan milik ibuku, itu berarti
kerbau itu milikku! ”
Panji Sering dan Ki Modo tetap berada pada pendiriannya masing-masing, keduanya
merasa bahwa dirinyalah yang benar dan keduanya tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya
pertengkaranpun tidak dapat dihindarkan.
Karena sangat marah Ki Modo berkata kasar kepada Panji Sering “ Panji Sering mari
kita adakan pertarungan, yang menanglah yang mendapatkan kerbau itu. “
“ Baik, aku pasti akan menang untuk melawanmu! “ jawab Panji Sering dengan mata
melotot.
“ Jangan mimpi kau Panji Sering, pasti akulah pemenangnya! “
Dengan rasa tidak sabar Panji Sering berkata “ Sudahlah Ki Modo jangan banyak
omong ayo kita mulai pertarungan ini! “
Keduanya sama-sama sakti. Mereka mengeluarkan seluruh kesaktian yang mereka
miliki. Akhirnya, Panji Sering tidak bisa mengimbangi kesaktian Ki Modo dan Panji Sering
terdesak. Panji Sering merasa kesulitan untuk mengalahkan Ki Modo. ia tidak mampu
mengalahkan kesaktian Ki Modo.
“ Huh.. kurang ajar Ki Modo, kau terlalu sakti untuk kukalahkan, aku harus mencari
bantuan untuk bisa mengalahkan Ki Modo, “ guman Panji Sering sambil melarikan diri
meninggalkan Ki Modo.
Karena dalam keadaan terdesak itulah ia mencari akal bagaimana caranya dapat
mengalahkan Ki Modo. Panji Sering akhirnya minta bantuan prajurit di Kabupaten Rembang.
Panji Sering berkata dengan prajurit-prajurit Kabupaten Rembang “ Hei, prajurit-
prajuritku bersediakah kalian membantuku untuk melawan Ki Modo ? “
Prajurit-Prajurit itu menjawab dengan kompak dan senang hati “ Baiklah Raden Panji
Sering, kami bersedia!’’
Tentu saja kekuatan menjadi tidak seimbang, akhirnya Ki Modo terdesak oleh Panji
Sering dan prajurit Kabupaten Rembang. Selanjutnya Ki Modo melarikan diri dan kembali ke
desanya.
Aaal-Usul Kedung Serojeh 2
Waktu itu Ki Modo berbicara dalam hati “Bahaya... Panji Sering meminta prajurit-
prajuritnya untuk mengalahkan aku, lebih baik aku melarikan diri saja dan mencari senjata
yang ampuh untuk mengalahkan Panji Sering. “
Sejak peristiwa tersebut Ki Modo merasa bertambah benci terhadap Panji Sering. Ki
Modo merasa sakit hati karena telah dipermalukan di depan orang banyak oleh Panji Sering.
Ia mengalami kekalahan karena Panji Sering yang menggunakan cara dengan tidak
semestinya. Ki Modo dengan sangat kesal ia berkata “ Tunggu pembalasanku Panji Sering..
aku sudah dipermalukan di depan orang banyak, aku tidak boleh diam saja, aku harus
membalasnya meskipun itu dengan cara yang tidak patut dilakukan! “
Seharusnya hal itu tidak patut dilakukan oleh seorang laki-laki sejati. Seorang lelaki
sejati harus jantan dalam menghadap musuh-musuhnya sekalipun musuhnya itu lebih kuat
darinya.
Ki Modo berkata lagi “ Meskipun aku tak dianggap seorang lelaki yang harus jantan
dalam menghadapi musuh-musuhku, meskipun musuh-musuhku itu lebih kuat dariku. “
Sesampainya di kadipaten, Panji Sering menceritakan semuanya kepada Kanjeng
Bupati terhadap apa yang diperbuat Ki Modo kepadanya. Mendengar anaknya dipermainkan
orang, Kanjeng Bupati Rembang tidak terima dan ia harus membuat perhitungan dengan Ki
Modo untuk membela anaknya. Untuk itulah ia dengan cepat pergi ke rumah Ki Modo
bersama dengan prajuritnya untuk mengetahui peristiwa yang sebenarnya.
Ketika Ki Modo mengetahui bahwa ayah Panji Sering mendatangi rumahnya dengan
cepat mencari cara agar Kanjeng Bupati mengerti kejadian yang sesungguhnya. Ki Modo
ingin menjelaskan peristiwa yang sebenarnya. Akhirnya Ki Modo menyamar seperti wanita
yang baru melahirkan.
“ Aku harus menyamar seperti wanita yang baru melahirkan “
Untuk itulah sesampainya ayah Panji Sering di rumah Ki Modo, ia terheran-heran. Kanjeng
Bupati bertanya Ki Modo. “ Lho kamu laki-laki kok melahirkan? ”
Pertanyaan Kanjeng Bupati tersebut di jawab Ki Modo dengan sindiran, “ Bisa saja,
kerbau jantan saja bisa beranak kok!” Atas jawaban Ki Modo tersebut karuan saja Kanjeng
Bupati terkejut dan merasa malu. Jawaban tersebut secara tidak langsung telah membeberkan
hal yang sebenarnya. Kemudian Ki Modo menceritakan kejadian yang sebenarnya. Kanjeng
Bupati. baru mengetahui bahwa yang bersalah dalam persoalan ini adalah anaknya sendiri.
Setelah mengetahui persoalan yang sebenarnya Kanjeng Bupati kembali ke kadipaten.
Dengan rasa malu dan Ia berkata dalam hati, “ Ternyata yang bersalah itu anakku
bukan Ki Modo. “
Aaal-Usul Kedung Serojeh 3
Setelah ayah Panji Sering meninggalkan rumah Ki Modo, Ki Modo menjalankan
rencananya untuk mengalahkan Panji Sering dan ia ingin merebut apa yang telah menjadi
haknya. Selanjutnya Ki Modo pergi untuk mencari di mana Panji Sering berada. Ki Modo
bertekad mencari cara untuk mengalahkan Panji Sering.
“ Aku harus mencari Panji Sering untuk mengalahkannya, aku tidak boleh menyerah “
Ki Modo mendatangi rumah Panji Sering dan setibanya di sana rumah itu kosong.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan Ki Modo untuk mencuri Tombak Kyai Kasur dan
akhirnya ia berhasil mencuri tombak tersebut tanpa diketahui oleh siapapun.
“ Ah mumpung Panji Sering tidak ada, ini kesempatanku untuk mengambil tombak
kyai kasur milik Panji Sering “ katanya dalam hati.
Setelah Ki Modo berhasil mencuri Pusaka Panji Sering, selanjutnya mencari Panji
Sering. “ Akhirnya, aku bisa mendapatkan Pusaka milik Panji Sering, aku harus mencari
Panji Sering sampai ketemu, aku harus mengalahkannya untuk memenangkan pertarungan
ini. “
Akhirnya Ki Modo dapat bertemu dengan Panji Sering. Pertengkaran pun tidak dapat
dihindarkan. Makin lama pertengkaran tersebut makin sengit dan keduanya sama-sama kuat.
Karena pusaka yang diandalkan Panji Sering telah berada di tangan Ki Modo, maka Panji
Sering terdesak. Panji Sering bicara dalam hati dengan rasa heran “ Kenapa pusakaku bisa di
tangan Ki Modo, wah ini bahaya, aku bisa kalah dari Ki Modo. “
Ki Modo menghunjamkan Tombak Kyai Kasur ke perut Panji Sering dan kemudian
jatuh di kedung. Ki Modo merasa puas karena dapat mengalahkan dan berkeyakinan bahwa
Panji Sering telah mati.
Ki Modo berkata dengan sangat senang “ Akhirnya dengan bantuan Tombak Kyai
Kasur ini aku bisa mengalahkan Panji Sering, dan aku bisa memenangkan pertarungan ini. “
Karena kebahagiaan itu ia bersantai-santai dan karena didukung oleh keindahan
kedung tersebut akhirnya Ki Modo ketiduran. Ki Modo tidak menyadari bahwa maut telah
mengancamnya. Ternyata Panji Sering masih hidup walaupun lukanya parah. Padahal Ki
Modo sudah yakin bahwa Panji Sering telah mati dan untuk itulah ia menjadi terlena.
Panji Sering bicara dalam hati “ Ini kesempatanku untuk membunuh Ki Modo mumpung Ki
Modo ketiduran, aku harus cepat-cepat membunuhnya, sebelum ia bangun. “
Kesempatan itu digunakan dengan sebaik-baiknya oleh Panji Sering. Dengan cepat Panji
Sering membunuh Ki Modo. Selanjutnya keduanya mati.
Tempat perkelahian antara Ki Modo dan Panji Sering kemudian oleh masyarakat
Logung dinamakan “ Kedung Serojeh “. Karena dalam pertarungan itu tubuh keduanya dalam
Aaal-Usul Kedung Serojeh 4
keadaan “ terojeh-ojeh “ dan luka parah di sebuah kedung. Sampai sekarang Kedung Serojeh
tersebut masih ada di dekat persawahan desa Logung. Kedung Serojeh airnya jernih, hanya
saja letak kedung tersebut jauh dari perkampungan penduduk.
Aaal-Usul Kedung Serojeh 5
SINOPSIS
ASAL USUL KEDUNG SEROJEH
Di desa Logung, Sumber ada lelaki gagah dan sakti yang bernama Ki Modo.
Ia mempunyai kerbau betina, yang suatu hari dikawini kerbau bule milik Panji Sering.
Beberapa waktu kemudian kerbau betina milik Ki Modo melahirkan anak ( pedhet ) bule,
kelahiran kerbau bule tersebut di sambut Ki Modo dengan senang hati. Namun, Panji Sering
mengakui bahwa kerbau itu yang baru lahir adalah miliknya.
Sudah menjadi kesepakatan masyarakat Logung apabila hewan jantan mengawini
hewan betina dan nantinya jika hewan betina itu beranak maka anaknya akan menjadi milik
orang yang mempunyai hewan betina tersebut. Tetapi kedua lelaki itu tetap bersikeras
mengakui bahwa anak kerbau itu miliknya.
Panji Sering dan Ki Modo tetap berada pada pendiriannya masing-masing, keduanya
merasa bahwa dirinyalah yang benar dan keduanya tidak ada yang mau mengalah. Akhirnya
pertengkaranpun tidak dapat dihindarkan.
Keduanya sama-sama sakti. Mereka mengeluarkan seluruh kesaktian yang mereka
miliki. Akhirnya, Panji Sering tidak bisa mengimbangi kesaktian Ki Modo dan Panji Sering
terdesak. Panji Sering merasa kesulitan untuk mengalahkan Ki Modo. ia tidak mampu
mengalahkan kesaktian Ki Modo.
Karena dalam keadaan terdesak itulah ia mencari akal bagaimana caranya dapat
mengalahkan Ki Modo. Panji Sering akhirnya minta bantuan prajurit di Kabupaten Rembang.
Tentu saja Ki Modo mengalami kekalahan.
Sejak peristiwa tersebut Ki Modo merasa bertambah benci terhadap Panji Sering. Ki
Modo merasa sakit hati karena telah dipermalukan di depan orang banyak oleh Panji Sering.
Ia mengalami kekalahan karena Panji Sering yang menggunakan cara dengan tidak
semestinya.
Mendengar anaknya dipermainkan orang, Kanjeng Bupati Rembang tidak terima dan
ia harus membuat perhitungan dengan Ki Modo untuk membela anaknya. Untuk itulah ia
dengan cepat pergi ke rumah Ki Modo bersama dengan prajuritnya untuk mengetahui
peristiwa yang sebenarnya.
Ketika Ki Modo mengetahui bahwa ayah Panji Sering mendatangi rumahnya dengan
cepat mencari cara agar Kanjeng Bupati mengerti kejadian yang sesungguhnya. Ki Modo
ingin menjelaskan peristiwa yang sebenarnya. Akhirnya Ki Modo menyamar seperti wanita
Aaal-Usul Kedung Serojeh 6
yang baru melahirkan. Penyamaran Ki Modo tersebut membuat Kanjeng Bupati menyadari
bahwa anaknyalah yang bersalah.
Setelah ayah Panji Sering meninggalkan rumah Ki Modo, Ki Modo menjalankan
rencananya untuk mengalahkan Panji Sering dan ia ingin merebut apa yang telah menjadi
haknya. Selanjutnya Ki Modo pergi untuk mencari di mana Panji Sering berada. Ki Modo
bertekad mencari cara untuk mengalahkan Panji Sering.
Ki Modo mendatangi rumah Panji Sering dan setibanya di sana rumah itu kosong.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan Ki Modo untuk mencuri Tombak Kyai Kasur dan
akhirnya ia berhasil mencuri tombak tersebut tanpa diketahui oleh siapapun.
Ki Modo dapat bertemu dengan Panji Sering. Pertengkaran pun tidak dapat
dihindarkan. Makin lama pertengkaran tersebut makin sengit dan keduanya sama-sama kuat.
Karena pusaka yang diandalkan Panji Sering telah berada di tangan Ki Modo, maka Panji
Sering terdesak.
Ki Modo menghunjamkan Tombak Kyai Kasur ke perut Panji Sering dan kemudian
jatuh di kedung. Ki Modo merasa puas karena dapat mengalahkan dan berkeyakinan bahwa
Panji Sering telah mati.
Karena kebahagiaan itu ia bersantai-santai dan karena didukung oleh keindahan
kedung tersebut akhirnya Ki Modo ketiduran. Ki Modo tidak menyadari bahwa maut telah
mengancamnya. Ternyata Panji Sering masih hidup walaupun lukanya parah.
Kesempatan itu digunakan dengan sebaik-baiknya oleh Panji Sering. Dengan cepat
Panji Sering membunuh Ki Modo. Selanjutnya keduanya mati. Tempat perkelahian antara Ki
Modo dan Panji Sering kemudian oleh masyarakat Logung dinamakan “ Kedung Serojeh “.
Karena dalam pertarungan itu tubuh keduanya dalam keadaan “ terojeh-ojeh “ dan luka parah
di sebuah kedung.
Aaal-Usul Kedung Serojeh 7
BIODATA PENULIS
NAMA : NOVIA FITRIA ANWAR
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : REMBANG, 13 JANUARI 1998
SEKOLAH : SMP NEGERI 1 REMBANG
KELAS : 8H
ALAMAT : DESA TLOGOTUNGGAL, DUKUH KESO,
KEC. SUMBER, KAB. REMBANG
GURU PEMBIMBING
NAMA : SURAMI, S. Pd.
ALAMAT KANTOR : SMP NEGERI 1 REMBANG
ALAMAT RUMAH : KEL. MAGERSARI RT 01/RW 02, REMBANG
NOMOR HP : 081325737849
NARA SUMBER CERITA
NAMA : ENDANG SUTEMEN
UMUR : 65 TAHUN
ALAMAT : DESA TLOGOTUNGGAL, DUKUH KESO,
KEC. SUMBER, KAB. REMBANG
Aaal-Usul Kedung Serojeh 8