as i dimetri

9
 4.ASIDIMETRI I.TUJUAN Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan: 1.Mahasiswa dapat membuat larutan HCl 0,1 N 2.Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan HCl 0,1 N 3.Mahasiswa dapat menganalisa kadar NaHCO3 dan Na2CO3 II. KESELAMATAN KERJA 1.Saat bekera dengan HCl pekat harus dilakukan di lemari asam 2.!ila menggunakan peralatan bertenaga listrik,lihat terlebih dahulu tegangan aringan listrik "ang ada. 3.Hati#hati bekera dengan larutan kimia $lihat MS%S& III.TEORI DASAR 'eaksi (sidimetri adalah reaksi menetapkan k)nsentrasi asam kuat menggunakan larutan  basa standar. 'eaksin"a meliputi reaksi netralisasi " ang menghasilkan air. 'eaksi: H( * !OH + !( * H2O (sam !asa aram (ir  'eaksi (sid imetr i termasuk reaksi titrime tri.- iti k akhir titr asi ditet apkan dengan peruba han warna indiat)r "aitu indiat)r warna )rgani. /ndikat)r )rgani "ang sering digunakan adalah methul )range untuk titrasi antara asam kuat dengan basa lemah,phen)lpthaline untuk titrasi basa kuat dengan asam kuat atau asam lemah. %alam perhitungan selanutn"a,digunakan persamaan antara )lume dan k)nsentrasi masing# masing at "ang dititrasi dengan penitrasi n"a dan berlaku rumus sbb:

Upload: adna-ivan-ardian

Post on 06-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh contoh contoh

TRANSCRIPT

4.ASIDIMETRII.TUJUAN

Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan:

1.Mahasiswa dapat membuat larutan HCl 0,1 N

2.Mahasiswa dapat menstandarisasi larutan HCl 0,1 N

3.Mahasiswa dapat menganalisa kadar NaHCO3 dan Na2CO3

II. KESELAMATAN KERJA

1.Saat bekerja dengan HCl pekat harus dilakukan di lemari asam

2.Bila menggunakan peralatan bertenaga listrik,lihat terlebih dahulu tegangan jaringan listrik yang ada.

3.Hati-hati bekerja dengan larutan kimia (lihat MSDS)

III.TEORI DASAR

Reaksi Asidimetri adalah reaksi menetapkan konsentrasi asam kuat menggunakan larutan basa standar.Reaksinya meliputi reaksi netralisasi yang menghasilkan air.

Reaksi:

HA + BOH BA + H2O

Asam Basa

Garam

Air

Reaksi Asidimetri termasuk reaksi titrimetri.Titik akhir titrasi ditetapkan dengan perubahan warna indicator yaitu indicator warna organic.

Indikator organic yang sering digunakan adalah methul orange untuk titrasi antara asam kuat dengan basa lemah,phenolpthaline untuk titrasi basa kuat dengan asam kuat atau asam lemah.

Dalam perhitungan selanjutnya,digunakan persamaan antara volume dan konsentrasi masing-masing zat yang dititrasi dengan penitrasi nya dan berlaku rumus sbb:

V1 x N1 = V2 x N2

V1=Volum zat penitrasi / standar (mL)

N1=Normalitas Zat penitrasi/standar (gr ekuivalen/L)

V2=Volum zat yang dititrasi (mL)

N2=Normalitas yang dititrasi (mL)

1.Membuat Larutan HCl 0,1 N.

HCl pekat yang diperlukan untuk membuat HCl 0,1 N sebanyak volum tertentu adalah:

Ket: Vx=volum HCl pekat yang diperlukan(mL)

V=volum HCl 0,1 N yang akan dibuat (mL)

K = Berat jenis HCl pekat

L=Kadar HCl pekat

Harga k dan L dapat dilihat pada label botol HCl pekat di lemari asam

2.Standarisasi Larutan HCl 0,1 N

Larutan HCL 0,1N yang baru dibuat belum tepat normalitasnya,untuk itu harus distandarisasi dengan Na2Co3,menggunakan perhitungan dibawah ini

Ket : G=Berat Na2CO3 yang ditimbang (gram)

V=Volum total Na2CO3 (mL)

v=volum Na2CO3 yang digunakan tiap titrasi (mL)

VHCl=volum rata-rata HCl yg digunakan utk titrasi (mL)

3.Analisa Larutan Campuran NaHCO3 dan Na2CO3

Untuk menghitung kandungan NaHCO3 dan Na2CO3 dalam suatu larutan digunakan perhitungan sbb:

Na2CO3 = 2A x N HCL x 53 mgram

NaHCO3=(B-A) x N HCl x 84 mgram

IV.BAHAN DAN PERALATAN

a.Bahan

1.HCl pekat

2.Na2CO3 anhydrous

3.Larutan Indikator phenol phtalein (PP)

4.Larutan indicator Methyl Orange (MO)

b.Peralatan

1.Pipet ukurm,kapasitas 1 atau 2 ml

2.Pipet volumetric,kapasitas 10ml

3.Labu takar,kapasitas 100ml

4.Labu takar,kapasitas 200 atau 250 ml

5.Gelas beker,kapasitas 100 mL

6.Buret,kapasitas 50 mL

7.Erlenmeyer,kapasitas 100 mL

8.Timbangan Analitik

V.LANGKAH KERJA

a.Membuat Larutan HCl 0,1N

1.Masukkan sekitar 50 mL aquades ke dalam labu takar 250 atau 200 mL,kemudian bawa ke lemari asam

2.Dengan menggunakan pipet ukur,ambil sejumlah volum HCl pekat sesuai dengan hasil perhitungan (Vx) masukkan ke labu takar,kemudian tambah aquades sampai tanda batas,Tutup labu dan kocok agar tercampur

3.Sebelum digunakan,larutan tsb harus distandarisasi dulu

b.Standarisasi larutan HCl 0,1 N

1.Kedalam gelas beker timbang kira- kira 0,53-0,54 gram Na2CO3 yg sudah dipanaskan dalam oven dengan temperatur 260-270 derajat celcius selama 60-90 menit dan sudah didinginkan dlm desikator. Catat berat penimbangan sampai 4 angka di belakang koma.

2.Larutkan dengan sedikit aquades,kemudian masukkan kedalam labu takar 100mL,bilaslah beker dgn sedikit aquades dan bilasannya masukkan ke labu takar.Lakukan pembilasan ini setidaknya 2 kali.Kemudian tambahkan aquades ke dlm labu takar sampai tanda batas.Tutup dan kocok agar bercampur.

3.Ambil 10mL larutan ini dgn pipet volumetric,masukkan ke Erlenmeyer dan tambahkan indicator MO

4.Titrasi larutan tsb dgn HCl yg hendak distandarisasi dari buret sampai berwarna jingga

5.Catat Volum HCl yg digunakan,dan ulangi titrasi ini 2 kali.Rata-ratakan volum HCl yg digunakan , missal V mL

6.Hitung Normalitas HCl dengan ketelitian sampai 4 angka dibelakang koma.

b.Analisa Larutan Campuran NaHCO3 dan Na2CO3

1.Pipet 10 mL larutan campuran dgn pipet volumetric,masukkan kedalam Erlenmeyer dan tambahkan 3-4 tetes indicator PP.

2.Titrasi dengan larutan HCl yang sudah distandarisasi sampai warna merah larutan tepat hilang.

3.Catat pemakaian larutan HCl yang digunakan , missal A mL

4.Ke dalam larutan yang baru saja di titrasi, tambahkan 3-4 tetes indicator MO dan kocok.

5.Titrasi lagi dengan larutan HCl sampai tepat terjadi perubahan warna larutan dari kuning menjadi jingga

6.Catat pemakaian HCl, misal B mL

7.Ulangi langkah 1 s.d 6 2 kali lagi,kemudian masing-masing rata-ratakan perolehan harga A dan B

8.Hitung kandungan NaHCO3 dan Na2CO3 dalam 10mL larutan Campuran

VI.HASIL PENGAMATAN

1.Standarisasi HCl 0,1 N

No Volume Na2CO3 Volume Titrasi HCl 0,1N(mL)

110mL

210mL

310mL

2.Analisa Larutan campuran NaHCO3 dan Na2CO3

NoLarutan Campuran NaHCO3 dan Na2CO3Titrasi HCl 0,1 N

Indikator PP (AmL)Indikator MO (BmL)

110mL

210mL

310mL

VII.PERTANYAAN

1.Tuliskan reaksi kimia yg terjadi saat standarisasi HCl dan analisis campuran

2.Terangkan dari mana asalnya rumus perhitungan pada analisis campuranJAWABAN :

1. a. NaCO + 2HCl( 2NaCl + HO + COb. NaCO + HCl( NaCl + NaHCO

NaHCO + HCl ( NaCl + HO + CO

2. Rumus perhitungan pada analisis campuran sesungguhnya merupakan penjabaran rumus titrasi. Diketahui rumus titrasi adalah N x V = N x V. Analisa kandungan NaCO dan NaHCO dalam rumus tersebut dinyatakan dalam milligram (mg) sehingga perlu dilakukan modifikasi dengan persamaan rumus lainnya. Berikut adalah asal muasal rumus tersebut:

N = normalitas

N = gr zat terlarut x 1000 mg

BE zat terlarut Vol. larutan (mL)

N x V = zat terlarut (g) x 1000 mg x Volume larutan (mL)

BE zat terlarut Vol. larutan (mL)

N x V = zat terlarut (mg)

BE zat terlarut

a. Rumus mencari kandungan NaCO dalam milligram (mg) :

N( NaCO) x V(NaCO) = N(HCl) x V(HCl)

1. NaCO (mg) =N(HCl) x V(HCl)

BE NaCO2. NaCO (mg) =N(HCl) x V(HCl) x BE NaCO3. NaCO (mg) =N(HCl) x V(HCl) x Mr NaCO Eq. NaCO

Dari informasi jawaban soal no. 1 diketahui NaCO + HCl ( 2NaCl + HO + CO

Dilihat dari ekivalennya, senyawa NaCO memiliki ion 2Na+ sedangkan senyawa HCl memiliki ion H+. Oleh karena mol (ekivalen) secara teoritis berbanding lurus dengan volume, maka akan dibutuhkan 2 kali volume HCl supaya dapat bertitrasi dengan NaCO. Apabila kita misalkan Volume HCl adalah A, maka lanjutan rumus menjadi :

4. NaCO (mg) =N(HCl) x 2A x Mr NaCO Eq. NaCO

5. NaCO (mg) =N(HCl) x 2A x 106

26. NaCO (mg) =N(HCl) x 2A x 53

b. Rumus mencari kandungan NaCO dalam milligram (mg) :

Perhitungan yang sama dilakukan juga jika ingin mencari kandungan NaHCO dalam larutan. Dari informasi jawaban soal no. 1 diketahui :

NaHCO + HCl ( NaCl + HO + CO

Dilihat dari ekivalennya, senyawa NaHCO memiliki ion Na+ dan senyawa HCl memiliki ion H+. Oleh karena mol (ekivalen) secara teoritis berbanding lurus dengan volume, maka akan dibutuhkan 1 kali volume HCl supaya dapat bertitrasi dengan NaHCO. Oleh karena praktikum ini adalah titrasi berlanjut, selanjutnya buat permisalan Volume HCl yang dititrasi dengan larutan campuran NaHCO dan NaCO adalah B, maka asal muasal rumus mencari kandungan NaCO menjadi :

N( NaHCO) x V(NaHCO) = N(HCl) x V(HCl)

1. NaHCO (mg) =N(HCl) x V(HCl)

BE NaHCO2. NaHCO (mg) =N(HCl) x V(HCl) x BE NaHCO3. NaHCO (mg) =N(HCl) x V(HCl) x Mr NaHCO Eq. NaHCO

4. NaHCO (mg) =N(HCl) x (B-A) x Mr NaHCO Eq. NaHCO

5. NaHCO (mg) =N(HCl) x (B-A) x 168

26. NaHCO (mg) =N(HCl) x (B-A) x 84

VIII.ANALISIS

.Pada praktikum asidimetri, praktikan melakukan dua percobaan yaitu:

1. Standarisasi larutan HCl 0,1 N 2. Analisa larutan capuran NaHCO3 dan Na2CO3

Pada percobaan pertama yang praktikan lakukan, sebelum dapat melakukan standarisasi larutan HCl, maka perlu adanya pembuatan larutan HCl 0,1 N. Pembuatan larutan ini menngunakan metode dengan mencampurkan 50 mL aquades dan larutan HCl pekat(dari lemari asam) sebanyak 2,439 mL setelah dilakukan perhitungan secara teoritis menggnakan rumus Vx. Larutan capuran tersebut dimasukkan pada labu ukur berkapasitas 250 mL.Standarisasi larutan HCl O,1 N dapat dilakukan dengan titrasi larutan HCl O,1 N pada larutan campuran antara Na2CO3 dengan aquades. Karena Na2CO3 adalah hidrat, maka sebelum Na2CO3 dilarutkan harus dipanaskan dahulu dengan oven pada suhu 260-270 oC selama lebih kurang dua jam untuk menghilangkan kandungan H2O. Setelah dioven dilanjutkan dengan pendinginan dalam desikator selama lebih kurang 30 menit. Setelah itu, Na2CO3 dilarutkan dengan aquades hingga tercampur lalu dimasukkan pada labu ukur berukuran 100mL. Ke dalam labu ukur 100 mL tersebut dimasukkan aquades hingga batas ukur labu tesebut. Sebelum titrasi dilakukan, dari larutan campuran Na2CO3 dan aquades dimasukkan 10 mL dari larutan ke dalam tiga buah erlenmeyer. Kemudian diteteskan 1 % atau tiga tetes indikator MO ke dalam masing-masing erlenmeyer. Setelah dilakukan penetesan indikator ini, larutan dititrasi dengan HCl 0,1 N dengan buret. Untuk erlenmeyer 1 terjadi perubahan warna tepat jingga dengan titrasi HCl 0,1 N sebanyak 4,6 ml, erlenmeyer 2 terjadi perubahan warna tepat jingga dengan titrasi HCl 0,1 N sebanyak 4,7 ml, sementara erlenmeyer 3 terjadi perubahan warna tepat jingga dengan titrasi HCl 0,1 N sebanyak 4,26 ml. Ketiga data yang diperoleh dirata-rata dan hasilnya sebesar 4,52 mL. Dengan hal ini, dapat dikatakan bahwa titrasi HCl 0,1 N terjadi pada volume sekitar 4,52 mL. Volume tersebut digunakan untuk menghitung normalitas dari larutan HCl sebesar 0,2240 N.Untuk percobaan kedua, praktikan menganalisa larutan campuran NaHCO3 dan Na2CO3. Padatan NaHCO3 dilarutkan dengan larutan Na2CO3 hingga menjadi larutan campuran yang kemudian larutan campuran ini diambil dengan pipet volumetrik sebanyak 10 mL ke dalam tiga erlenmeyer dengan jumlah yang sama masing-masing erlenmeyer. Masing-masing erlenmeyer yang berisi larutan campuran lalu ditetesi indikator PP sehingga berubah warna menjadi merah. Setelah itu masing-masing erlenmeyer dititrasi dengan larutan HCL yang sudah di standarisasi menggunakan buret. Ketika titrasi bewrlangsung erlenmeyer juga digoyang-goyangkan hingga warna merah larutan tepat hilang. Untuk erlenmeyer 1 warna merah tepat hilang dengan titrasi larutan HCl sebanya 1,54 mL, erlenmeyer 2 warna merah tepat hilang dengan titrasi larutan HCl sebanya 1,66 mL, sementara erlenmeyer 3 warna merah tepat hilang dengan titrasi larutan HCl sebanya 1,20 mL. Dari ketiga data tersebut diperoleh rata-rata 1,467 mL yang akan digunakan untuk perhitungan kadar Na2CO3 dalam campuran.

Ketiga larutan yang telah dititrasi sebelumnya diberi indikator MO tiga tetese pada masing-masing erlenmeyer kemudian dilakukan titrasi kembali dengan larutan HCl hingga warna kuning larutan berubah menjadi jingga. Untuk erlenmeyer 1 warna tepat berubah menjadi jingga dengan titrasi larutan HCl sebanya 8,54 mL, erlenmeyer 2 warna tepat berubah menjadi jingga dengan titrasi larutan HCl sebanya 8,56 mL, serta erlenmeyer 3 warna tepat berubah menjadi jingga dengan titrasi larutan HCl sebanya 8,1 mL. Dari ketiga data tersebut diperoleh rata-rata 8,4 mL yang akan digunakan untuk perhitungan kadar NaHCO3 dalam campuran

Setelah dilakukan perhitungan untuk menganalisa kadar dalam larutan campuran Na2CO3 dan NaHCO3, dapat diketahui bahwa kadar Na2CO3 sebesar 34,832 mgram, sedangkan kadar NaHCO3 sebesar 130,451 mgram.IX.KESIMPULAN

X.SARAN

.

XI.DAFTAR PUSTAKA

1.VOGEL I

Quantitative Inorganic Chemistry , Edition