artikel.docx

8
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rata- rata mahasiswa masih dalam tahap remaja yang dalam bahasa aslinya disebutadolescence, berasal dari bahasa latinadolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan“. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual.Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasi dirinya kedalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karateristik yang paling menonjoldari semua periode perkembangan(Ali, !"##$. enurut %&' (!""!$, Rokok yang diisap didunia mencapai # milyar setiapharinya, )ndonesia menduduki peringkat ke- dalam komsumsi rokok di dunia. *ata terakhir yang dipulikasikan %&' tahun !""! menyebutkan bahwa indonesia setiap tahunnya mengkomsumsi !# milyar batang rokok,nomor didunia setelah cina (#.+ milyar batang$, Amerika ( # milyar batang rokok$, jepang ( ! milyar batang$ dan rusia (! milyarbatang rokok$. enurut /ank dunia, komsumsi )ndonesia sekitar +,+ 0 dari seluruh dunia. *i Asia /adan 1esehatan*unia (%&'$ menyebutkan, )ndonesia menempati urutanketigaterbanyak jumlah perokok yang mencapai # +. +".""" jiwa. 2amun sampai saat ini )ndonesia belum mempunyai peraturan perundangan untuk melarang anak-anak merokok.Akibattidak adanya aturan yang tegas,dalam penelitian di empat kota yaitu /andung, 3okyakarta dan malang pada tahun!"" , pre4alensi perokok usia 5 6 tahun meningkat drastis dari ",+ 0 (tahun #66 $ jadi !, 0 (!"" $. /erdasarkan sur4ey oleh 7lobal Tobacco 3outh 8ur4ey (7T38$ yang dilakukan di 9akarta.erokok bagi sebagian orang merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik. %alaupun disisi lain, saat pertama kali mengkomsumsi rokok dirasakan ketidak enakan. pengalaman perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadikebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan. 1etergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. 8ehingga tidak jarang peroko mendapatkan kenikmatan yang dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang sedang dialaminya. 7ejala ini apat djelaskan dari konsep tobacco

Upload: dessy-riska-sari

Post on 04-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahRata- rata mahasiswa masih dalam tahap remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual.Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasi dirinya kedalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karateristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Ali, M 2011).Menurut WHO (2002), Rokok yang diisap didunia mencapai 15 milyar setiap harinya, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam komsumsi rokok di dunia. Data terakhir yang dipulikasikan WHO tahun 2002 menyebutkan bahwa indonesia setiap tahunnya mengkomsumsi 215 milyar batang rokok,nomor 5 didunia setelah cina (1.643 milyar batang), Amerika (451 milyar batang rokok), jepang (328 milyar batang) dan rusia (258 milyar batang rokok). Menurut Bank dunia, komsumsi Indonesia sekitar 6,6 % dari seluruh dunia.Di Asia Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa. Namun sampai saat ini Indonesia belum mempunyai peraturan perundangan untuk melarang anak-anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas,dalam penelitian di empat kota yaitu Bandung, Yokyakarta dan malang pada tahun2004, prevalensi perokok usia 59 tahun meningkat drastis dari 0,6 % (tahun 1995) jadi 2,8 % (2004). Berdasarkan survey oleh Global Tobacco Youth Survey (GTYS) yang dilakukan di Jakarta.Merokok bagi sebagian orang merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik. Walaupun disisi lain, saat pertama kali mengkomsumsi rokok dirasakan ketidak enakan. pengalaman perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Sehingga tidak jarang perokok mendapatkan kenikmatan yang dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang sedang dialaminya. Gejala ini apat djelaskan dari konsep tobacco dependency(ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok meruakan perilaku menyenangkan dan dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat nikotin aalah adiktif dan anti-depressan, jika dihentikan tiba-tiba akan menimbulkan stress.Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melaksanakan penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Merokok di FK UNSRI 2015.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin mengetahui Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Merokok di FK UNSRI 2015.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umumUntuk mengetahui Faktor- faktor yang mempengaruhi Mempengaruhi Mahasiswa Merokok di FK UNSRI 2015. 1.3.2 Tujuan khususUntuk mengetahui Faktor lingkungan yang mempengaruhi Remaja Merokok

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi PenelitiPenelitian ini dapat bermamfaat sebagai pengalaman dan menambah wawasan tentang faktor yang mempengaruhi Mahasiswa merokok. 1.4.2 Bagi PendidikanPenelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi mahasiswa dalam melaksanakan penelitian selanjutnya. 1.4.3 Bagi masyarakat Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan masukan kepada masyarakat dalam menyikapi masalah- masalah yang dihadapi Mahasiswa terutama tentang faktor yang mempengaruhi remaja merokok.

METODE PENELITIAN3.1 Desain penelitianDesain penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan menggambarkan faktor lingkungan yang mempengaruhi perokok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

3.2 Populasi dan Teknik Sampling3.2.1 PopulasiPopulasi dalam penelitian ini adalahh seluruh remaja usia 10-18 tahun. Populasi penelitian adalah 300 orang.

3.2.2 Teknik SamplingMenurut Arikunto (2006) jika sampel lebih dari 100 orang dapat diambil sampel sebanyak 10 15 % atau 20 25 % atau tergantung dari peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana serta sempit luasnya wilayah pengamatan. Peneliti mengambil 10 % dari 300 responden yaitu sebanyak 30 orang.Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah pengambilan sampel secara accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitianKriteria inklusi :1. Responden berada di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya berumur 10-18 tahun 2. Responden bisa menulis dan membaca 3. Remaja yang ditemui sedang merokok 4. Bersedia menjadi responden

3.3 Lokasi dan waktu Penelitian3.3.1 Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 3.3.2 Waktu Waktu penelitian adalah bulan Februari-Maret 2015.

3.4 Pertimbangan EtikSetiap peneliti yang menggunakan subjek manusia harus mengikuti aturan etik dalam hal ini adalah adanya persetujuan. Etika yang perlu dituliskan. Etika yang perlu dituliskan pada penelitian ini adalah Informent consent (lembar persetujuan), anonimity (tanpa nama), confidentiality (kerahasiaan).Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan untuk melindungi hak hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkin, terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penelitian, responden diberikan penjelasan mengenai manfaat dan sebagai tujuan penelitian, selanjutnya responden diminta menjadi sampel dalam penelitian ini, kemudian responden membaca surat persetujuan terlebih dahulu sebagai kesediaan responden. Responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa adanya sanksi apapun dan tidak menimbulkan penderitaan bagi responden.

3.5 Instrumen penelitianDalam pengumpulan informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpulan data dalam bentuk kuesioner. Lembar kuesioner berisi data demografi, kuesioner faktor psikologis, kuesioner faktor biologis dan kuesioner faktor lingkungan. Kuesioner demografi responden meliputi umur, jenis kelamin dan sumber informasi. Data demografi ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden dan sebagai data pendukung untuk variabel penelitian meliputi kuesioner faktor biologik terdiri dari 10 pertanyaan dan kuesioner faktor lingkungan ada 5 pertanyaan. Bila pertanyaan dijawab benar nilainya 2 dan dijawab salah nilainya 1 (Arikunto, 2006).

3.6 Pengumpulan DataPengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya) kemudian mengirim surat izin dari permohonan izin institusi pendidikan ketempat penelitian, setelah mendapat izin dari Fakultas Kedokteran, peneliti mendatangi calon responden dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada calon responden. Responden bersedia peneliti meminta kesediaan responden untuk menjadi sampel penelitian dan meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuaan menjadi responden. Setelah mendapat persetujuan responden pengumpulan data dimulai. Peneliti memberikan lembaran kuesioner untuk diisi oleh responden, dengan memberikan tanda checklist pada pernyataan yang ada. Setelah itu lembaran kuesioner dikumpulkan.

3.7 Analisa DataSetelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data dengan memeriksa kembali semua data satu persatu yakni nama, identitas serta data responden, untuk pengukuran faktor - faktor yang mempengaruhi remaja merokok, maka penelitian melakukan analisis melalui beberapa tahap yaitu: Editing yaitu dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila dapat kekurangan dalam.pengumpulan data maka diperbaiki dalam penelitian. Coding yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Analisa yaitu menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil pengukuran faktor- faktor yang mempengaruhi remaja rokok. Peneliti menentukan presentase jawaban dari setiap responden. Selanjutnya peneliti memasukkan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan meggunakan tehnik komputerisasi yang menggunakan program statistik. Dari pengolahan data statistik deskriptif hasil analisa data disajikan dalam betuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok diFakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

VariabelDefinisi OperasionalAlat SkalaHasil

Faktor lingkunganFaktor yang mempengaruhi seseorangKuesioner Ordinal Ya = 2Tidak =1

3.8 Definisi Operasional

Hasil PenelitianPada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai Faktor lingkungan yang mempengaruhi perokok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dengan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 54 responden.

4.1.1 Distribusi Karakteristik Responden Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di FK Universitas SriwijayaBerdasarkan hasil penelitian di dapat karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah laki- laki (100%), berdasarkan umur mayoritas berumur 16 tahun sebanyak 37 responden (68,5%).Tabel 4.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

KarakteristikFrekuensiPersentasi

Jenis Kelamin

Laki- laki54100

Perempuan--

Total54100%

Umur

Remaja Awal (10-13 tahun47,4

Remaja Tengah (11-16 tahun)3768,5

Remaja Akhir (17-19 tahun)1324,1

4.1.2 Distribusi Faktor Lingkungan Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang mempengaruhiremaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas responden menjawab lingkungan tempat tinggal responden lebih banyak merokok sebanyak 43 responden (79,6%). Hal ini dapat dilihat dari table 4.1.2

Tabel 4.1.2 Distribusi Frekuensi Faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya berdasarkan Faktor Lingkungan

Faktor lingkunganYa%Tidak%

- Keinginan merokok dikarenakan2546,32953,7

teman-teman

- Iklan dan Reklame memberikan2037,13462,9

pengaruh pada Anda untuk

Merokok

- Jika ada masalah/konflik di27502750

keluarga atau teman, peralihan

masalah dengan merokok

- Merokok menjadi suatu kebutuhan3361,12138,9

yang harus ada saat sedang

berkumpul dengan teman-teman

- Lingkungan tempat tinggal anda4379,61120,4

lebih banyak merokok

4.2 PembahasaanBahwa alasan remaja merokok yaitu adanya rasa ingin tahu atau coba-coba hingga ketergantungan, adanya hasrat untuk berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya dimana dalam hal ini remaja merokok cenderung mengikuti teman-temannya yang merokok, apabila remaja tidak merokok dianggap tidak solider dengan lingkungannya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Hakim (2004) bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok Hal ini bertentangan dengan pernyataan Soetjiningsih (2004) bahwa penyebab lain remaja merokok dikarenakan kecemasan dan depresi yang dialami oleh remaja. Gejala cemas dan depresi mempunyai resiko lebih tinggi untuk memulai merokok pada remaja.Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa sebagian besar remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas karena ada masalah/konflik di keluarga atau teman-teman, merokok menjadi suatu kebutuhan bagi remaja saat sedang berkumpul dengan teman-teman dan lingkungan tempat tinggal remaja lebh banyak merokok. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggal remaja terutama orangtua. Dari remaja merokok didapatkan 75% salah satu atau kedua orangtuanya merokok.Pengaruh keluarga merupakan salah satu bentuk dari faktor lingkungan sosial yang menyebabkan seorang remaja berperilaku merokok. Pengaruh keluarga meliputi meniru perilaku salah satu anggota keluarga dan hubungan keluarga yang tidak harmonis. Dengan mencontoh perilaku merokok yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga, khususnya orang tua, dapat menyebabkan seorang anak atau remaja menjadi seorang perokok. Remaja juga menjadikan perilaku merokok sebagai bentuk pelampiasan perasaannya yang kurang mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya.Situasi kebudayaan bisu ini mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting. Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog pada masa kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orang tua terlalu menyibukkan diri sehingga kebutuhan yang lebih mendasar yaitu perhatian dan kasih sayang tiak diperoleh oleh anak. Perhatian orang tua dengan memberikan kesenangan berupa material ternyata belum mampu menyentuh kemanusiaan anak.Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, 1999).Hal ini juga sejalan dengan teori yang menyatakan melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari Juniarti, 1999).