eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/artikel.docx · web viewlatar belakang penulis...

21
NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL BURLIAN KARYA TERE LIYE ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dan Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah OLEH MARFU’AH ZAM-ZAMI E1C110023 i

Upload: others

Post on 14-Feb-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL BURLIAN KARYA TERE LIYE

ARTIKEL

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dan Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

OLEHMARFU’AH ZAM-ZAMI

E1C110023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAHJURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MATARAM

2014

i

Page 2: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

ii

Page 3: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

NILAI-NILAI PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL BURLIAN KARYA TERE LIYE

OlehMARFU’AH ZAM-ZAMI

ABSTRAK

Latar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung nilai pendidikan moral dan menarik perhatian baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan kejelasan informasi atau mendeskripsikan nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye berdasarkan: (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan diri sendiri, (3) hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, dan (4) hubungan manusia dengan lingkungan alam.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: metode; (1) studi pustaka, (2) obsrvasi, dan (3) catat. Kemudian dalam menganalisis datanya menggunakan pendekatan pragmatik.

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, dapat diketahui nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye antara lain sebagai berikut; (1) Nilai pendidikan moral dalam novel Burlian berdasarkan hubungan manusia dengan Tuhan, meliputi; nilai pendidikan moral ketaatan, nilai pendidikan moral keoptimisan, nilai pendidikan moral ketawakalan, dan nilai pendidikan moral keqana’ahan. (2) Nilai pendidikan moral dalam novel Burlian berdasarkan hubungan manusia dengan diri sendiri, meliputi: nilai pendidikan moral berlaku tenang, nilai pendidikan moral menambah pengetahuan, dan nilai pendidikan moral membina disiplin pribadi, (3) Nilai pendidikan moral dalam novel Burlian berdasarkan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial meliputi; nilai pendidikan moral kebenaran, nilai pendidikan moral kesabaran, nilai pendidikan moral keadilan, nilai pendidikan moral keberanian, nilai pendidikan moral menjaga amanah, nilai pendidikan moral kasih sayang, nilai pendidikan moral tentang etika makan bersama, nilai pendidikan moral tentang etika menerima tamu, dan nilai pendidikan moral tentang etika bercakap dengan orang tua. (4) Nilai pendidikan moral dalam novel Burlian berdasarkan hubungan manusia dengan lingkungan alam, meliputi: nilai pendidikan moral kebaikan alami dan nilai pendidikan moral kebaikan hewani.

Kata Kunci: novel, nilai pendidikan moral

iii

Page 4: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

PENDAHULUANFungsi dari pada sastra adalah sebagai alat untuk mengajar atau menunjukkan sesuatu yang

baik dan menyajikannya dalam bentuk buku yang berisi tulisan yang indah dan dapat dinikmati oleh pencinta sastra. Di dalam kesusastraan akan melahirkan sebuah karya sastra, karya sastra adalah hasil kreatif dari gambaran imajinasi pengarang. Keberadaan sastra dalam kelompok masyarakat sangat ditentukan oleh kemampuan para pengarang dalam menyajikan sebuah karya sastra, karena di dalam karya sastra pengarang bebas melukiskan kisah pengalaman hidupnya maupun pengamatan dari masyarakat dan sekitarnya baik cara berfikir dan tingkah laku. Sehingga sastra berguna untuk mengenal manusia, baik dari aspek moral maupun sosial.

Kehadiran sastra di tengah-tengah masyarakat, berupaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia sebagai mahluk berbudaya, berpikir, dan berketuhanan. Pada dasarnya karya sastra merupakan gambaran kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk novel. Novel adalah salah satu bentuk karya sastra yang dijadikan oleh para pengarang sebagai jembatan untuk mengekspresikan imajinansinya dalam menggambarkan pengalaman, keadaan, dan kehidupan suatu mayarakat. Semua peristiwa-peristiwa, ide serta gagasan, dan nilai-nilai yang disampaikan pengarang diperlihatkan oleh pengarang melalui alur cerita dalam novel. Salah satu contoh novel yang baik adalah, novel yang isi ceritanya mampu menyajikan tokoh-tokoh yang memiliki kebijaksanaan dan kearifan, sehingga pembaca dapat meniru watak-watak tokoh dan dapat dijadikan sebagai tauladan atau panutan.

Di dalam novel, semua pengalaman yang disampaikan pengarang dapat berupa pengalaman langsung, dapat juga berupa pengalaman tidak langsung. Hal ini dikarenakan isi novel harus sesuai dengan situasi atau keadaan para pembacanya. Gambaran cerita dalam novel selalu menyajikan sesuatu yang lebih menarik, rinci, dan detail serta melibatkan berbagai persoalan yang lebih kompleks. Tujuannya tidak lain menjadi daya tarik bagi penggemar karya sastra berbentuk novel. Biasanya pengarang berusaha untuk menghayati kejadian-kejadian yang ada disekitarnya baik yang dialaminya maupun yang terjadi pada orang lain.

Salah satu cerita dalam novel yang banyak mengangkat nilai pendidikan moral dan menarik perhatian baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua adalah novel Burlian karya Tere Liye. Tere Liye adalah nama pena dari seorang laki-laki yang bernama Darwis. Tere Liye menjadi terkenal karena keunggulan novel yang diciptakannya. Tere Liye mampu memikat hati para pembaca melalui susunan kata-kata dengan gaya bahasa yang indah. Semua novel karyanya menjadi novel Best Seler. Novel Burlian adalah novel pertama yang diterbitkan dari keempat novel serial yang dikarang oleh Tere Liye yang terdiri dari Burlian, Pukat, Amelia, dan Eliana. Novel Burlian pertama kali diterbitkan tahun 2009, dan sekarang sudah masuk pada cetakan keenam, tahun 2013. Hal ini menjadi pertanda bahwa novel ini laris dan digemari oleh masyarakat.

Cerita dalam novel ini sangat baik untuk bacaan anak-anak, remaja karena dapat menumbuhkan sikap kesadaran hidup, budi pekerti yang baik dan selalu mencintai keluarganya, selain itu novel ini juga tidak menggunakan bahasa yang terlalu vulgar, sehingga aman untuk bacaan anak-anak. Keunggulan novel ini dapat dirasakan oleh orang dewasa maupun orang tua, karena dengan membaca novel ini mereka lebih memahami cara mendidik yang baik dan merasakan betapa spesialnya dunia anak-anak.

Novel ini merupakan novel inspiratif karena banyak memuat pesan-pesan moral. Novel ini mengisahkan tentang pengalaman-pengalaman indah masa kecil dunia anak-anak. Cerita yang paling mengesankan dalam novel ini adalah peran Mamak yang selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri dan kasih sayang terhadap keluarga karena keluarga adalah

1

Page 5: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

segalanya. Novel Burlian mengangkat kisah tentang seorang anak yang sangat spesial, dia terlahir dari keluarga yang sangat sederhana, namun tetap mengedepankan pendidikan. Konflik ekonomi dan sosial tidak mematahkan semangat kedua orang tuanya untuk menanamkan nilai-nilai pendidikan, khususnya nilai moral. Karena banyaknya peran peran tokoh yang bersifat mendidik hingga akhirnya Burlian menjadi seorang anak yang sukses.

Dalam hal ini penelitian terhadap novel Burlian dipusatkan pada pengkajian tentang nilai-nilai pendidikan moral. Nilai pendidikan moral yang dimaksud adalah nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan Tuhan, nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan manusia lain dalam lingkup sosial, dan nilai pendidikan moral yang berhubungan dengan lingkungan alam. Secara keseluruhan nilai pendidikan moral yang dimaksud dalam novel Burlian yaitu nilai moral yang didalamnya mengandung unsur kebaikan yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dalam menumbuhkan jiwa manusia yang memiliki rasa kemanusiaan dan bersifat kritis. Berdasrkan latar belakang dan permasalahan di atas, penulis mengangkat judul Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Burlian Karya Tere Liye untuk diteliti. Rumusan masalah yang dikaji adalah: 1. Bagaimanakah nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye berdasarkan hubungan manusia dengan Tuhan. 2. Bagaimanakah nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye berdasarkan hubungan manusia dengan dirinya sendiri. 3. Bagaimanakah nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye berdasarkan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial. 4. Bagaimanakah nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye berdasarkan hubungan manusia dengan lingkungan alam.

KAJIAN PUSTUKASejalan dengan perkembangan ilmu sastra. Penelitian sastra banyak dilakukan terutama

penelitian tentang nilai pendidikan moral. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Yuli Astutik dengan judul Analisis Nilai Moral dalam Novel ”Rindu Callista” Karya Abhie Al Bahar dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Aprisiasi Sastra di SMA. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan unsur ekstrinsik dalam novel “Rindu Calllista” dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Aprisiasi Sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang memberikan perhatian terhadap data alamiah dan menggunakan pendekatan pragmatik yang dalam prakteknya mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk meberikan pendidikan moral, agama maupun fungsi sosialnya. Dalam penelitian ini ditemukan tiga nilai moral seperti, (1) Akhlak kepada Tuhan Yang Maha Esa. (2) Akhlak terhadap sesama manusia. (3) akhlak terhadap lingkungan.

Penelitian yang relefen selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Baiq Irma Nispiani dengan judul Nilai Pendidikan dalam Novel Solandra Karya Mira. W dan Hubungannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP. Dalam penelitian ini menjabarkan bahwa nilai pendidikan berfungsi membantu proses pembentukan watak dan kepribadian yang matang, selain itu berfungsi sebagai pengembangan imajinasi serta tanggung jawab anak didik yang berhubungan dengan mental dan keperibadian.

Adapun penelitian lain yang berhubungan dengan masalah moral adalah penelitian Suryani dengan judul Nalai-Nilai Pendidikan Moral dalam Cerpen “Mendiang” Karya S. N Ratmana. Dalam penelitian ini mengangkat dua rumusan masalah yaitu menggambarkan unsur intrinsik dan menemukan nilai pendidikan dalam cerpen “Mendiang” karya S.N Ratmana

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Surya Lestari dengan judul Nilai-Nilai Pendidkan dalam Novel “Sangkakala Cinta” karya Khairon Sirin dan Penerapannya dalam

2

Page 6: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

Pembelajaran Sastra di SMP. Dalam penelitian ini ditemukan nilai pendidikan yang mendidik, nilai moral seperti membantu orang tua, hormat kepada guru, bekerja keras, tidak membebani orang lain, ramah, tetap pendirian, suka berterimakasih, pantang menyerah, sabar, hormat kepada orang tua, tidak malu mengakui kesalahan orang lain, tepat janji, percaya diri dan rela berkorban.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, artinya penelitian yang

menghasilkan data berupa gambaran fakta tentang nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye tanpa mengunakan perhitungan atau angka-angka. Difinisi di atas menjabarkan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu penelitian untuk memperoleh gambaran atau fakta mengenai nilai pendidikan moral yang terkandung dalam novel Burlian karya Tere Liye. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan perhitungan atau angka-angka dalam memecahkan masalah yang terdapat dalam Novel Burlian karya Tere Liye. “Data penelitian ini sebagai data formal yaitu berupa kata-kata, kalimat, dan wacana“ Ratna (2012:47). Data formal tersebut akan dianalisis melalui uraian cerita berupa dialog tokoh, dialog antar tokoh, watak tokoh, reaksi tokoh terhadap peristiwa yang dilakoninya dan analisis yang dipaparkan oleh pengarang melalui jalan cerita yang terdapat dalam novel Burlian karya Tere Liye. Pendapat lain tentang pengertian data yaitu “alat untuk memperjelas pikiran, sumber informasi yang diperoleh atau dikumpulkan lewat narasi dan dialog di dalam novel atau cerita pendek dengan merujuk konsep sebagai katagori” (Muhajir dalam Siswantoro, 2005:63). “Sumber data untuk analisis dibagi dua, yaitu (1) data primer dan (2) data sekunder. Data primer adalah data utama. Penelitian yang diproses langsung dari sumbernya tanpa prantara. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau lewat prantara, selama masih berdasar pada katagori yang sama” (Siswantoro, 2005: 63). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Metode Studi Pustaka, metode ini digunakan untuk mempelajari kepustakaan yang efektif yang berkaitan dengan permasalahan yang dipecahkan dalam skripsi ini yaitu tentang nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye. Kepestukaan yang dimaksud adalah buku-buku teori sastra, pendidikan moral, metodelogi penelitian yang berkaitan dengan penelitian tentang nilai pendidikan moral. 2. Metode Observasi, yaitu mengamati dan menyelidiki data primer dalam novel Burlian dengan mengamati uraian cerita berupa data tentang dialog tokoh, watak tokoh maupun analisis yang dipaparkan pengarang melaui jalan cerita dalam novel Burlian karya Tere Liye. 3. Metode Catat, yaitu mencatat hal-hal penting yang berkaitan dengan unsur-unsur yang mengandung nilai pendidikan moral dalam novel Burlian karya Tere Liye maupun unsur-unsur yang berhubungan dengan refren dalam penelitian ini seperti teori-teori tentang satra dan pendidikan moral. “Teknik catat yaitu mencatat beberapa bentuk relevan bagi penelitiannya dari penggunaan bahasa secara tertulis tersebut” (Mahsun, 2012: 133). Definisi ini menggambarkan bahwa data yang dicatat didapatkan setelah melakukan pembacaan yang menyeluruh pada novel Burlian karya Tere Liye dan buku-buku teori lainnya yang berhubungan dengan nilai pendiikan moral.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik. Pendekatan pragmatis dapat memberikan manfaat kepada peneliti atau pembaca tentang fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, baik perkembangannya dan penyebarluasannya. Salah satu tujuan pendekatan pragmatik yaitu untuk memberikan manfaat kepada pembaca tentang nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam novel Burlian karya Tere Liye. Langkah-langkah dalam menganalisis penelitian ini sebagai berikut: 1. Membaca secara intensif novel Burlian karya Tere Liye. 2. Menemukan dan mengidentifikasi nilai-nilai pendidikan moral yang

3

Page 7: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

berhubungan denagan Tuhan, diri sendiri, manusia lain dan lingkungan alam. Sesuai dengan bagian-bagian pendidikan moral yang terdapat dalam landasan teori. 3. Menghubungkan dan menjelaskan bagian-bagian tersebut dengan kalimat atau paragraf maupun wacana yang ada dalam novel baik dari dialog tokoh maupun watak tokoh yang disampaikan pengarang, sehingga pembaca mudah memilah dan memilih nilai-nilai pendidikan moral yang terkandung dalam penelitian ini. 4. Tahap terakhir adalah mengambil kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan dalam penelitian.

PEMBAHASANNilai Pendidikan Moral dalam Novel Burlian Karya Tere Liye terdapat pada beberapa kutipan, diantaranya: 1. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Burlian Karya Tere Liye Berdasarkan Hubungan

Manusia Dengan Tuhan (a). Nilai Pendidikan Moral Ketaatan Dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Demi Allah Burlian…Mamak tidak ridha…Mamak tidak akan pernah ridha.” Wajah Mamak menggelembung, di tangannya tergenggam dua kertas SBSD”. (Burlian, 2009:115). Kutipan ini memaparkan bahwa Mamak begitu patuh untuk menjalankan segala perintah Allah SWT. Bentuk ketaatan Mamak tergambar ketika mengetahui anaknya bermain judi sehingga merasa marah dan bersumpah dengan nama Allah untuk tidak meridhoi hasil kupon yang didapatkan oleh anaknya, Mamak pun ingin menyerang penjual tiket SDSB agar semua warga dikampungnya tidak bermain judi lagi. (b). Nilai Pendidikan Moral Keoptimisan dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Untunglah, setelah membaca ayat kursi berkali-kali Mamak akhirnya bisa menggerakkan kaki”.…(Burlian, 2009:3). Berdasarkan kutipan di atas, tokoh Mamak memperlihatkan keyakinan serta kepercayaannya dengan berkali-kali membaca Ayat kursi ketika Mamak merasa seperti ada tali yang mengikatnya, kaku tidak bias digerakkan. (c). Nilai Pendidikan Moral Ketawakalan dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Allahuakbar. Aku mendesis menyebut nama Tuhan”. (Burlian, 2009:326). Kutipan ini memaparkan bahwa tokoh aku (Burlian), merasa takut karena dia sedang menghadapi bahaya yaitu berhadapan dengan seekor buaya yang besar, ketika itu mulut buaya sudah terbuka lebar untuk memangsanya. (d). Nilai Pendidikan Moral Keqana’ahan dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Dan syukurlah, sejak malam itu sampai kau lahir, Burlian, tidak ada lagi suara burung dari pekuburan belakang……”(Burlian, 2009:4). Berdasarkan kutipan di atas, Mamak mengucapkan syukur, karena tidak ada suara burung yang menakutkan di pekuburan belakang rumahnya.

2. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Burlian Karya Tere Liye Berdasarkan Hubungan Manusia Dengan Diri Sendiri. a. Nilai Pendidikan Moral Berlaku Tenang dalam Novel Burlian Karya Tere Liye …..”Kalian tidak mau seperti bapak, bukan? Tidak sekolah, tidak berpendidikan, tidak punya pohon raksasa yang dari pucuknya kalian bisa melihat betapa luas dunia. Menjadi orang yang bermanfaat untuk orang banyak. Kau akan memiliki kesempatan itu Burlian, karena kau berbeda. Sejak lahir kau memang sudah special. Juga kau Pukat, karena kau anak yang pintar”. (Burlian, 2009:30). Berdasarkan kutipan di atas, Pak Syahdan selalu bertutur kata tenang dalam memberikan nasihat kepada anak-anaknya. Bahkan Pak Syahdan selalu memotivasi anak-anaknya dengan sebutan-sebutan yang baik. (b). Nilai Pendidikan Moral Menambah Pengetahuan dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Munjib mau sekolah, Pak…Sungguh mau…Tapi Munjib takut bapak di rumah. Munjib takut dipukuli…Munjib takut diusir dari rumah…tolong Munjib, Pak.”kawan yang suka sekali telat masuk gara-gara semalaman ikut bapaknya mancing kucur, mencengkram kemeja Pak Bin.

4

Page 8: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

Suaranya bergetar keseluruh langit-langit kelas”. (Burlian, 2009: 157). Munjib adalah anak yang tergolong pintar dikelasnya, dia sangat gemar membaca, hanya saja bapaknya melarang dia untuk bersekolah, dia selalu dipaksa bapaknya untuk memancing dan berkebun, padahal dalam hati kecil Munjib dia sangat ingin bersekolah hanya saja dia takut untuk melawan bapaknya (c). Nilai Pendidikan Moral Membina Disiplin Pribadi dalam Novel Burlian karya Tere Liye “Kau akan melihat kapal besar, Burlian. Kau sungguh akan melihatnya. Sepuluh tahun silam, Pak Bin menangis memelukku ikut melepas keberangkatan. Aku mengangguk. Menyeka ujung mata”. (Burlian, 2009: 331-332). Berdasarkan kutipan di atas, Burlian mampu memeperlihatkan jati dirinya sebagai seorang anak yang berhasil, dia selalu berusaha untuk berbuat baik.

3. Nilai Pendidikan Moral Dalam Novel Burlian Karya Tere Liye Berdasarkan Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Sosial Atau Masyarakat. (a). Nilai Pendidikan Moral Kebenaran dalam Novel Burlian karya Tere Liye “Ini kampung kita. Hutan ini juga hutan leluhur kita. Kitalah yang harusnya memilikinya. Bukan orang-orang kaya dari kota. Sekarang mereka mencari minyak tanah, besok lusa mereka menebangi hutan untuk dijadikan kebun kelapa sawit, sampai habis seluruh hutan, sampai kita mencari sepotong kayu bakar saja tidak ada lagi, apa lagi berburu ayam liar, mengambil rotan, rebung, dan sebagainya. Oi, hanya gara-gara uang berbilang dua ratus ribu saja kalian mau mengijinkan mereka mengebom tanah-tanah kita? Picik sekali”. (Burlian, 2009: 11). Berdasarkan kutipan di atas, Pak Syahdan marah karena Wak Lihan mengijinkan para insinyur untuk mengebom tanah mereka untuk mencari tahu apakah di tanah itu terkandung sumber daya alam atau tidak, menurut pak Syahdan tindakan semacam itu dapat merusak alam sekitar dan juga aktivitas masyarakat yang lain. (b). Nilai Pendidikan Moral Kesabaran dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Dengarkan mamak, Burlian…tolong sekali ini saja dengarkan Mamak…uang untuk membeli sepedamu memang terpakai sekarang, untuk keperluan yang lebih penting. Tapi bukan berarti mamak tidak jadi membeli sepeda itu. Enam bulan lagi saat panen kopi, mamak akan belikan…atau saat Wak lihan bisa mengembalikan uangnya…”.“Tidak mau!!! Aku mau sekarang! Sekarang!” aku memotong penjelasan Mamak, mengibaskan tangannya lantas berlari ke depan rumah, membanting pintu hingga berdebam”. (Burlian,2009: 204-205). Berdasarkan kutipan di atas tokoh Mamak begitu merasa bersalah karena ingkar janji kepada Burlian. (c). Nilai Pendidikan Moral Keadilan dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Aku akhirnya mengerti kenapa Bapak, Mamak sejak kecil selalu bilang “kau special Burlian.” Itu cara terbaik bagi bapak, mamak untuk menumbuhkan percaya diri, keyakinan dan menjadi pegangan penting setiap kali aku terbentur masalah. Aku ingat, Mamak, Bapak selalu bilang “kau anak yang kuat, Amelia.” Agar Amelia yang sakit-sakitan tumbuh jadi kuat.Mamak, bapak juga bilang, “kau anak yang pemberani, Eli. “maka jadilah ayuk Eli menjadi orang yang pemberani atas banyak hal. Termasuk saat ia telah besar. Sedangkan kepada kak Pukat, Bapak, Mamak selalu bilang,” kau anak yang pintar.” Maka jadilah kak Pukat sepintar kalimat itu diucapkan berkali-kali sejak kecil”. (Burlian, 2009: 335). Berdasarkan kutipan ini keluarga Burlian memperlihatkan kasih sayangnya dengan memperhatikan keluarga, hal ini diperjelas oleh kata-kata Pak Syahdan dan Mamak yang selalu memangil anak-anaknya dengan sebutan yang baik dengan mengharapkan kebaikan itu akan tetap ada pada anak-anaknya, seperti Eli sisulung dipanggil dengan sebutan pemberani, Pukat dipanggil dengan sebutan pintar, Burlian dipanggil dengan sebutan spesial, dan yang terakhir sibungsu dipanggil dengan sebutan kuat. (d). Nilai Pendidikan Moral Keberanian dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “A-ku …” aku menelan ludah. Berpikir cepat, apa

5

Page 9: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

yang akan menjadi permintaan terakhirku. “Aku ingin Pak Bin diangkat menjadi PNS.” Aku akhirnya berkata mantap, menatap penuh rasa puas kearah bapak itu. Lantas tidak peduli, beranjak tidur kembali”. (Burlian, 2009: 247). Sifat benar Burlian dapat dikatagorikan seorang yang pemberani¸ dia berani menyampaikan kebenaran yang selama ini ditutup-tutupi karena ketidakadilan. (e). Nilai Pendidikan Moral Menjaga Amanah dalam Novel Burlian Karya Tere Liye Aku dan kak Pukat tertawa, berlarian kecil terus berhiliran. Sebenarnya kami tidak terlalu mengerti tentang keseimbangan yang dikatakan mang Unus. Tetapi kami menyepakati satu hal, cerita mengintip ‘putri mandi’ ini tidak akan pernah kami bocorkan. Apa yang tadi mang Unus bilang? Kami telah menjadi bagian kebajikan leluhur kampung. Hebat!”. (Burlian, 2009: 261). Berdasarkan kutipan di atas, Mang Unus memberikan kepercayaan keepada Burlian dan Pukat untuk menyaksikan keajaiban alam yaitu melihat putri mandi sebutan untuk anak rusa bertanduk yang sedang mandi di sungai larangan. (f). Nilai pendidikan moral kasih sayang dalam novel Burlian Karya Tere Liye “Mamak menyuruhku mengantar buah rambutan ke tetangga. Lagi musimnya, pohon rambutan di kebun berbuah lebat. Tidak habis dimakan, Mamak menyuruhku dan kak Pukat mengirimkan kantong-kantong plastikpenuh rambutan ke tetangga. Dan sudah jatahku mengantar ke ujung kampong, bekas pabrik pengolahan karet”. (Burlian. 2009: 44-45). Berdasarkan kutipan di atas, keluarga Pak Syahdan menunjukkan sikap kasih sayangnya terhadap sesama dengan cara berbagi dan memberi. (g). Nilai Pendidikan Moral Tentang Etika Makan Bersama dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Kau makan sekarang, Burlian? Bakwo Dar bertanya sambil hati-hati membelah ruas batang bambu yang terbakar menghitam –bagian dalamnya tetap segar. Aku tertawa, bunyi perutku yang memberi jawaban.“Bakwo hati-hati menumpahkan nasi lemang itu daun lebar. Membelah ruas batang bambu berikutnya, menuangkan pindang ikan maangkok batok kelapa. Upaya mengepul tipis. potongan merah, kuning, hijau bumbunya bercampur warna daging ikan segar”. (Burlian, 2009: 77). Berdasarkan kutipan di atas Bakwo Dar sangat menyayangi Burlian, dibuktikan dengan keistimewaan Burlian yang sering diajak oleh Bakwo Dar. (h). Nilai Pendidikan Moral Tentang Etika Menerima Tamu dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Assalamualaykum”. Aku berseru nyaring. Hanya hening yang menjawab. “permisi” ada orang tidak?” berteriak lebih kencang. “oh putranya pak Syahdan, ya?” Ibu Ahmad setelah beberapa saat aku menunggu akhirnya menjawab salam, membuka pintu. Aku mengangguk tersenyum tipis. Mataku dengan cepat melihat ruang depan rumah kumuh itu. Berlantai tanah, berdinding kayu kasar. Hanya ada meja dan kursi plastik buram. Langit-langitnya dipenuhi sarang laba-laba dan jelaga hitam.“ada kiriman buah rambutan dari mamak , Bu.” Aku menjulurkan kantong plastik. “Aduh bikin repot. Terima kasih, ya.” Ibu Ahmad menerima kantong plastik itu, “Ayo masuk dulu. Ibu ambilkan minum, ya. Kamu namanya Burlian, bukan? Lihat wajahnya basah keringatan semua ini. Di luar pasti panas sekali”. (Burlian, 2009: 45-46). Berdasarkan kutipan ini Burlian bertamu ke rumah Ibu Ahmad karena Mamaknya meminta Burlian untuk mengantarkan rambutan hasil kebunnya, sebagai seorang tamu Burlian mengucapkan salam, Ibu Ahmad menyambut kedatangan Burlian dengan senyuman ramah, Ibu Ahmad juga menyuruh Burlian masuk dengan sedikit memaksa, kemudian Ibu Ahmad mengambilkan minuman untuk Burlian, Sikap ibu Ahmad menggambarkan sikap sopan dan lembut dalam menerima tamu dengan ramah dan santun. (i). Nilai Pendidikan Moral Tentang Etika Bercakap Dengan Orang Tua dalam Novel Burlian Karya Tere Liye Ergh, maaf, Pak Bin…boleh Burlian bertanya satu hal penting? “iya ada apa Burlian? Kenapa Pak Bin tidak mencalonkan diri jadi kepala kampong?” aku tersenyum lebar, menyampaikan ide

6

Page 10: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

cemerlangku dengan mantap”. “Pak bin menatapku sedikit heran, lantas tertawa lepas menepuk jidatnya putus asa. Astaga, ternyata aku sama sekali tidak mendengarkan penjelasan soal gedung sekolah yang mencemaskan. Aku lebih tertarik soal pemilihan kepala kampung beberapa minggu lagi, sama seperti yang lain”. (Burlian, 2009: 230). Berdasarkan kutipan di atas, Burlian selalu berhati hati ketika bercakap dengan orang yang lebih tua, bahkan dia meminta izin terlebih dahulu sebelum menyampaikan apa yang ingin dikatakannya.

4. Nilai Pendidikan Moral Dalam Novel Burlian Karya Tere Liye Berdasarkan Hubungan Manusia Dengan Lingkungan Alam. (a). Nilai Pendidikan Moral Kebaikan Alami dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Bapak sengaja mengajak kalian, karena hari ini kita memang akan menanam pohon sengon. Ini kebun milik kalian Burlian, Pukat. Dan besok lusa pohin-pohon sengon ini juga akan menjadi milik kalian”…. (Burlian, 2009: 29). Berdasarkan kutipan di atas Pak Syahdan sengaja mengajak anak-anaknya untuk pergi kekebun menanam pohon sengon. Pak Syahdan memotong batang-batang pohon sengon menjadi beberapa bagian, dia menyuruh anaknya menanamnya, karena menurut Pak Syahdan pohon sengon sangat bermanfaat bagi kehidupannya kelak. (b). Nilai Pendidikan Moral Kebaikan Hewani dalam Novel Burlian Karya Tere Liye “Tidak ada mahluk pendek dengan tombak-tombak panjangnya, tidak ada juga mahluk pendek dengan mulut komat kamit membaca mantera jahat. Yang ada justru tiga ekor rusa yang sedang minum. Dua induk rusa dengan seekor anaknya. Aku mengusap mata, beranjak lebih dekat. Pemandangan ini sungguh spesial. Lihatlah, dua induk rusa itu berkilau ditimpa cahaya senja yang menerabas pepohonan. Tanduk pejantannya yang bertingkat terlihat anggun mempesona. Mulut mereka berdecak pelan meneguk segarnya air sungai, tidak tahu kalau kami mengintip dari jarak dekat. Anak rusa berlompatan, kakinya terperosok kedalam sungai. Mengeluh pelan riang kembali ke bibir sungai”.“hanya sebagian orang tua kampong yang tahu kalau ini habitat mereka, Burlian.” Mang Unus memimpin perjalanan kembali, berhiliran kejebakan bilah-bilah bambu.”dan mereka memutuskan untuk melindunginya dari remaja-remaja tanggung yang serba ingin tahu, orang dewasa yang nekad, atau pemburu liar dari kota dengan menceritakan kisah- kisah seram itu”. (Burlian, 2009: 259). Berdasarkan kutipan di atas, Burlian dan Pukat menyaksikan langsung fauna-fauna Indonesia yang dilindungi, Mang Unus menjelaskan bahwa fauna-fauna itu harus di jaga, karena tidak sedikit tangan-tangan kotor yang menjadi pemusnah hewan-hewan itu, baik dengan alasan ekonomi sosial maupun pribadi.

PENUTUPa. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan dalam novel Burlian karya Tere Liye, secara umum dapat disimpulkan bahwa novel Burlian karya Tere Liye memiliki nilai-nilai pendidikan moral. Penulis membagi pendidikan moral ini berdasarkan buku Habiburrahman dan Nurgiantoro menjadi empat bagian yaitu:1. Nilai pendidikan moral berdasarkan hubungan manusia dengan Tuhan dalam novel

Burlian karya Tere Liye, meliputi: nilai pendidikan moral ketaatan, nilai pendidikan keoptimisan, nilai pendidikan moral ketawakalan, dan nilai pendidikan moral keqona’ahan.

Keempat sifat itu ada pada beberapa kutipan novel Burlian, sifat ketaatan yang diperankan oleh tokoh mamak digambarkan ketika mamak tidak redho anaknya

7

Page 11: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

bermain judi, moral keoptimisan juga diperankan oleh Mamak yang mengingat Allah dan yakin bahwa mengingat Tuhan cara ampuh menghilangkan rasa takut. Moral ketawakalan diperankan oleh Burlian ketika berada ditengah bahaya yaitu terkaman buaya besar. dan moral qana’ah juga diperankan oleh tokoh Mamak dan Pak Syahdan yang mengadakan syukuran karena mendapatkan rezki yang melimpah ruah.

2. Nilai pendidikan moral berdasarkan hubungan manusia dengan dirinya sendiri dslam novel Burlian karya Tere Liye, meliputi: nilai pendidikan moral berlaku tenang, nilai pendidikan moral menambah pengetahuan, dan nilai pendidikan moral membina disiplin pribadi. Nilai pendidikan moral berlaku tenang, diperankan oleh Pak Syahdan, dan Pak Bin yang selalu tenang dalam berkata agar anak-anaknya mengerti dan merasa dihargai ketika menjadi lawan bicara, selanjutnya nilai pendidikan moral menambah pengetahuan dibuktikan oleh tokoh Munjib yang tidak ingin berhenti sekolah, berbagai cara dia lakukan agar tetap bersekolah, dan Pak Bin adalah dewa penyelamat bagi Munjib. Tokoh Burlian yang tidak henti-hentinya menambah nilai pendidikan moral disiplin pribadi, karena cita-citanya yang tertanam teguh dijiwanya mengantar ia bisa menaiki kapal besar untuk pergi ke Tokyo.

3. Nilai pendidikan moral berdasarkan hubungan manusia dengan manusia lain atau masyarakat dalam novel Burlian karya Tere Liye, meliputi: nilai pendidikan kebenaran, nilai pendidikan moral kesabaran, nilai pendidikan moral keadilan, nilai pendidikan moral keberanian, nilai pendidikan moral menjaga amanah, nilai pendidikan moral kasih sayang, nilai pendidikan moral tentang etika makan bersama, nilai pendidikan moral tentang etika menerima tamu, dan nilai pendidikan moral tentang etika bercakap dengan orang tua.

Tokoh-tokoh dalam novel Burlian hampir semuanya memiliki nilai pendidikan moral berdasarkan hubungan manusia dengan manusia lain. Nilai pendidikan moral kesabaran Mamak menghadapi tingkah Burlian membuat Burlian semakin kagum dengan sosok Mamaknya. Nilai pendidikan moral keberanian Burlian melawan napi yang bersembunyi di bawah pohon Bungur, kebranian Burlian melawan kakak-kakak kelasnya yang menghina Ahmad. Nilai pendidikan moral keadilan yang dimiliki oleh keluarga Pak Syahdan yang memanggil anak-anaknya dengan panggilan yang bagus. Nilai pendidikan moral menjaga amanah diperankan oleh Burlian dan Pukat yang dipercaya bisa menjaga amanah tentang Putri Mandi yaitu Sepasang rusa dengan seekor anaknya. Nilai pendidikan moral yang penuh kasih sayang Burlian terhadaap sesama, diperlihatkan pada kutipan penjelasan pak Syahdan tentang besarnya kasih sayang Mamak kepada anak-anaknya, tokoh Mamak juga suka memberi terhadap tetangga. Nilai pendidikan tentang etika makan bersama Wak Yati bersama Burlian dengan penuh kehangatan. Nilai pendidikan moral tentang bercakap dengan orang yang lebih tua juga diperankan oleh Burlian. Nilai pendidikan moral tentang etika menerima tamu dalam novel ini diperankan oleh Ibu Ahmad yang begitu sopan menyambut kedatangan Burlian.

4. Nilai pendidikan moral berdasarkan hubungan manusia dengan lingkungan alam dalam novel Burlian karya Tere Liye, meliputi: nilai pendidikan moral kebaikan alami dan nilai pendidikan moral kebaikan hewani.

Nilai pendidikan moral kebaikan alami dan nilai pendidikan moral kebaikan hewani ditunjukkan pada kutipan yang menceritakan keakaguman Burlian dan Pukat menyaksian penanaman masa depan dengan pengibaratan pohon sengon yang

8

Page 12: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

dijelaskan oleh tokoh Bapak. Nilai pendidikan kebaikan hewani dilakoni oleh Burlian dan Pukat yang secara langsung dapat melihat putri mandi julukan sepasang rusa yang bertanduk dengan seekor anaknya.

Dari keempat komponen ini, masing-masing tokoh dalam novel Burlian mendapat peran yang memiliki salah satu sifat dari kebaikan moral. Seperti keluarga Burlian misalnya yang selalu merasa bahagia ditengah kesederhanaan hidup dan keterbatasan. Karakter tokoh Mamak selalu menanamkan arti kerja keras, kejujuran, harga diri dan pentingnya kasih sayang. Anak-anak Pak Syahdan yang tidak pernah mengeluh dengan kesederhanaan ekonomi keluarganya dan tidak ketinggalan Pak Guru Bin yang tidak pernah mau berhenti mengajar anak-anak didiknya melihat dunia dengan masa depan yang cemerlang.

5. SaranBerdasarkan analisis dan berbagai kesimpulan yang diuraikan di atas, berikut ini

penulis akan memaparkan saran-saran sebagai berikut:1. Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti

selanjutnya, khususnya penelitian tentang nilai pendidikan moral.2. Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat disosialisasikan kepada masyarakat untuk

menambah wawasannya tentang nilai pendidikan moral.3. Diharapkan untuk selanjutnya bukan sekedar menjadi bahan bacaan sesaat, melainkan

menjadi suatu kajian yang menarik guna mendapatkan pelajaran.4. Peningkatan telaah karya sastra, khususnya novel-novel yang mengandung nilai-nilai

pendidikan moral, sehingga dalam pribadi penulis dan pembaca tertanam hal-hal yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktifisme dan VCT Sebagai Inovasi Pendekatan Afektif. Jakarta. Rajawali Press.

Astutik, Yuli. 2011. Analisis Nilai Moral dalam Novel Rindu Callista Karya Abhie Al Bahar dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi: FKIP Universitas Mataram.

Budiningsih, Asri. 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rieneka Cipta.Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: Sinar Grafika.http://erlindaaje.blogspot.com/2013/06/jam 09.13 tere-liye.html.https://anyamkata.wordpress.com/tag/tere-liye/. Jam 09.17.Lestari, Surya. 2012. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Sngkakala Cinta

Karya Kaheron Siria dan Penerapannya dalam Pembelajaran Sastra di SMP. Skripsi: FKIP Universitas Mataram.

Liye, Tere. 2009. Burlian. Republika: Jakarta.Mahsun. 2012. Metode penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan

Tekniknya. Jakarta: Rajawali Press.Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensial. Jakarta: Bumi Aksara.Nispiani, Baiq Irma. 2011. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Novel Solandra Karya

Mira.W dan Hubungannnya dengan Pembelajaran Satra di SMP. Skripsi: FKIP Universitas Mataram.

9

Page 13: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

Nofianti, Umiyana. 2013. Analisis Struktural Dan Nilai Pendidikan Dalam Novel Deharmonie Karya Yanti Soeprmo Kaitannya dengan Pembelajaran Sastra di SMP. Skripsi: FKIP Universitas Mataram.

Nurgiantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah mada University Press.

Ratna, Nyoman Kutha. 2012. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Salam, Burhanuddin. 2000. Etika Individual Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: Rieneka Cipta

Sari, Diana. 2011. Aspek Religiusitas Novel Titian Nabi Karya Muhammad Asykur A. R Said Serta Hubungannnya dengan Pembelajaran Sastra di SMA. Skripsi: FKIP Universitas Mataram.

Semi, M Atar. 1990. Metode. Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra: Analisis Psikologi. Surakarta:

Muhammadiyyah University Press.Suryani. 2005. Nilai-Nilai Pendidikan Moral dalam Cerpen Mendiang Karya

S.N Ratmana. Skripsi: FKIP Universitas Mataram.Zukiati. 2010. Nilai-Nilai Moral dalam Novel Tasawuf Cinta Karya.M. Hilmi

As’ad Kajian Struktural dan Semiotik. Skripsi: FKIP Universitas Mataram.

10

Page 14: eprints.unram.ac.ideprints.unram.ac.id/9436/1/ARTIKEL.docx · Web viewLatar belakang penulis mengangkat penelitian ini karena dalam novel Burlian karya Tere Liye banyak mengandung

11