artikel tenun silungkang

5
TENUN SILUNGKANG Tenun atau menenun adalah proses pembuatan pakaian dengan cara menganyam benang pakan diantara benang lungsi dengan menggunakan alat tenun yang terbuat dari kayu, lidi, bambu dan logam. Dari proses menenun inilah nantinya dihasilkan kain dan songket. Songket merupakan salah satu produk tenun Minangkabau yang paling dikenal dan berkelas tinggi, bukan saja karena keindahan kilauan benang emasnya dalam ragam motif yang unik tetapi juga karena fungsi sosialnya sebagai kelengkapan pakaian adat. Songket berasal dari kata sungkit atau ungkit, yaitu cara penambahan benang pakan dan benang emas dalam pembuatan ragam hiasnya yang dilakukan dengan menyungkitkannya ke benang lungsi. Bahan yang digunakan untuk menenun adalah benang yang berasal dari kapas, serat, sutera, dan benang makau (benang emas dan perak). Pada umumnya benang tenun yang dipergunakan saat ini diimpor dari luar negeri seperti India, China dan Eropa. Ragam hias atau motif pada songket disebut cukie, ada yang menggunakan benang makau (benang emas dan perak), sutera dan katun berwarna. Suatu keunikan pada kain songket lama Minangkabau yaitu terdapat perpaduan dua atau tiga jenis benang dalam satu motif. Salah satu daerah yang terkenal dengan pengrajin songket di Minangkabau adalah nagari Silungkang. Nagari Silungkang berada di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 95 km arah tenggara Kota Padang. Nagari ini juga terkenal dengan seni kerajinannya seperti anyaman rotan, lidi, bambu, sapu dan tenun. Tenunan songket dan sarung silungkang sudah sangat dikenal di Sumatera Barat. Songket silungkang juga dibuat secara tradisional, dengan alat tenun yang hampir sama dengan alat tenun Kubang atau Pandai sikek tetapi ukurannya agak besar dari alat tenun Pandai sikek. Tradisi menenun di daerah ini pada umumnya dilakukan oleh kaum perempuan di rumah mereka masing-masing. Tenun Silungkang pada umumnya jenis bertabur, yaitu songket yang hiasannya tidak memenuhi bidang kain, dengan dasar songket ada yang polos dan ada yang kotak-kotak. Motif tenun silungkang bersumber dari alam lingkungan sekitar seperti pucuak rabuang, bunga, motif burung, sirangkak, balah katupek dan lain-lain. Bentuknya cukup sederhana bila dibandingkan dengan tenun songket Pandai sikek dan tidak rumit dalam pengerjaannya sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

Upload: syukri-ssn

Post on 30-Jul-2015

351 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Salah Satu Kekayaan Kebudayaan Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Tenun Silungkang

TENUN SILUNGKANG

Tenun atau menenun adalah proses pembuatan pakaian dengan cara menganyam benang

pakan diantara benang lungsi dengan menggunakan alat tenun yang terbuat dari kayu, lidi, bambu dan

logam. Dari proses menenun inilah nantinya dihasilkan kain dan songket. Songket merupakan salah satu

produk tenun Minangkabau yang paling dikenal dan berkelas tinggi, bukan saja karena keindahan

kilauan benang emasnya dalam ragam motif yang unik tetapi juga karena fungsi sosialnya sebagai

kelengkapan pakaian adat. Songket berasal dari kata sungkit atau ungkit, yaitu cara penambahan benang

pakan dan benang emas dalam pembuatan ragam hiasnya yang dilakukan dengan menyungkitkannya ke

benang lungsi. Bahan yang digunakan untuk menenun adalah benang yang berasal dari kapas, serat,

sutera, dan benang makau (benang emas dan perak). Pada umumnya benang tenun yang dipergunakan

saat ini diimpor dari luar negeri seperti India, China dan Eropa. Ragam hias atau motif pada songket

disebut cukie, ada yang menggunakan benang makau (benang emas dan perak), sutera dan katun

berwarna. Suatu keunikan pada kain songket lama Minangkabau yaitu terdapat perpaduan dua atau tiga

jenis benang dalam satu motif.

Salah satu daerah yang terkenal dengan pengrajin songket di Minangkabau adalah nagari

Silungkang. Nagari Silungkang berada di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 95 km arah tenggara

Kota Padang. Nagari ini juga terkenal dengan seni kerajinannya seperti anyaman rotan, lidi, bambu, sapu

dan tenun. Tenunan songket dan sarung silungkang sudah sangat dikenal di Sumatera Barat. Songket

silungkang juga dibuat secara tradisional, dengan alat tenun yang hampir sama dengan alat tenun

Kubang atau Pandai sikek tetapi ukurannya agak besar dari alat tenun Pandai sikek. Tradisi menenun di

daerah ini pada umumnya dilakukan oleh kaum perempuan di rumah mereka masing-masing.

Tenun Silungkang pada umumnya jenis bertabur, yaitu songket yang hiasannya tidak memenuhi

bidang kain, dengan dasar songket ada yang polos dan ada yang kotak-kotak. Motif tenun silungkang

bersumber dari alam lingkungan sekitar seperti pucuak rabuang, bunga, motif burung, sirangkak, balah

katupek dan lain-lain. Bentuknya cukup sederhana bila dibandingkan dengan tenun songket Pandai sikek

dan tidak rumit dalam pengerjaannya sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam perkembangan tenun silungkang saat ini juga telah memadukan teknik ikat dengan teknik

songket dengan berbagai variasi motif. Sedangkan bahan yang digunakan saat ini selain benang katun

juga telah ada benang sutera dengan hiasan benang makau atau benang katun berwarna. Hasil tenun

Silungkang, selain untuk kebutuhan pakaian juga ada sebagai hiasan dan aksesoris lainnya. Saat ini

perkembangan songket silungkang cukup baik dilihat dari kualitas bahan, teknik pembuatan, motif

hiasan dan pemasarannya, bahkan telah diproduksi pula tenunan mesin dengan motif yang beragam

dan harga yang relative murah. Silungkang merupakan daerah pemasok benang tenun yang telah

dicelup/diwarnai untuk kebutuhan pengrajin tenun di Sumatera Barat.

Page 2: Artikel Tenun Silungkang

WEAVE OF SILUNGKANG

Weaving affairs or weave is the process in making cloth by plaiting woof thread between lungsi

thread by using a loom made of wood, sticks, bamboo and metal. From this weaving process will be

produced cloth and songket. Songket is one of Minangkabau woven products which is best known by

the people and having the high quality, not only because the beauty of golden thread sparkle in a unique

variety of motives but also because of its social function as a traditional costume fittings. Songket is

derived from sungkit or leverage that is way to add woof thread and golden thread in manufacture

variety of adorn done by embroider lungsi thread. The materials used for weaving are the thread from

cotton, fiber, silk and macau thread (gold and silver thread). Thread that generally used is imported

abroad such as India, China and Europe. Decoration or motif on songket called Cukie, some are using

thread macau (gold and silver thread), silk and colored cotton. A uniqueness of the old Minangkabau

songket there is a combination of two or three types of thread in a single motif.

One of the famous songket local weavers in Minangkabau is Silungkang village. Silungkang

village is located in the edge of Sumatera highway approximately 95 km from south-east of Padang City.

This village is also famous for its art such as woven rattan craft, stick, bamboo, brooms and weaving.

Songket and gloves Silungkang woven already well known in West Sumatra. Songket Silungkang also

made traditionally, with a loom similar to loom in Pandai sikek but slightly having larger size from the

loom in Pandai sikek. Weaving tradition in this area is generally done by women in their homes.

Silungkang woven in general have Batabua types, songket that is decorated not fulfill the field of

cloth, and with some basic of songket are plain and some boxes. Silungkang woven motifs derived from

the natural environment such as pucuak rabuang, flower, bird motifs, sirangkak, balah katupek and

others. Its form is quite simple when compared with songket pandai sikek and not so complicated in the

process so it can be completed in a relatively short time.

In the development of Silungkang weaving today is there also combination between the ikat

technique with songket technique with a variety motives of songket. The materials used today except

cotton, there has also been decorated with silk thread, macau thread and colored cotton thread. The

Resultsof Silungkang weaving, except made clothing there is also a need for decoration and other

accessories. Now, Silungkang songket have good enough quality of materials, manufacturing techniques,

decorative motifs and marketing, has even produced also weaving machines with a variety of motives

and a relatively cheap price. Silungkang also well known as a local supplier of colored thread woven for

needs of weavers in West Sumatra.

Page 3: Artikel Tenun Silungkang

TENUN SILUNGKANG

Oleh : Sisca Rahmalinda

Tenun atau menenun adalah proses pembuatan pakaian dengan cara menganyam benang pakan diantara benang lungsi dengan menggunakan alat tenun yang terbuat dari kayu, lidi, bambu dan logam. Dari proses menenun inilah nantinya dihasilkan kain dan songket. Songket merupakan salah satu produk tenun Minangkabau yang paling dikenal dan berkelas tinggi, bukan saja karena keindahan kilauan benang emasnya dalam ragam motif yang unik tetapi juga karena fungsi sosialnya sebagai kelengkapan pakaian adat. Songket berasal dari kata sungkit atau ungkit, yaitu cara penambahan benang pakan dan benang emas dalam pembuatan ragam hiasnya yang dilakukan dengan menyungkitkannya ke benang lungsi. Bahan yang digunakan untuk menenun adalah benang yang berasal dari kapas, serat, sutera, dan benang makau (benang emas dan perak). Pada umumnya benang tenun yang dipergunakan saat ini diimpor dari luar negeri seperti India, China dan Eropa. Ragam hias atau motif pada songket disebut cukie, ada yang menggunakan benang makau (benang emas dan perak), sutera dan katun berwarna. Suatu keunikan pada kain songket lama Minangkabau yaitu terdapat perpaduan dua atau tiga jenis benang dalam satu motif.

Salah satu daerah yang terkenal dengan pengrajin songket di Minangkabau adalah nagari Silungkang. Nagari Silungkang berada di pinggir jalan lintas Sumatera lebih kurang 95 km arah tenggara Kota Padang. Nagari ini juga terkenal dengan seni kerajinannya seperti anyaman rotan, lidi, bambu, sapu dan tenun. Tenunan songket dan sarung silungkang sudah sangat dikenal di Sumatera Barat. Songket silungkang juga dibuat secara tradisional, dengan alat tenun yang hampir sama dengan alat tenun Kubang atau Pandai sikek tetapi ukurannya agak besar dari alat tenun Pandai sikek. Tradisi menenun di daerah ini pada umumnya dilakukan oleh kaum perempuan di rumah mereka masing-masing.

Tenun Silungkang pada umumnya jenis bertabur, yaitu songket yang hiasannya tidak memenuhi bidang kain, dengan dasar songket ada yang polos dan ada yang kotak-kotak. Motif tenun silungkang bersumber dari alam lingkungan sekitar seperti pucuak rabuang, bunga, motif burung, sirangkak, balah katupek dan lain-lain. Bentuknya cukup sederhana bila dibandingkan dengan tenun songket Pandai sikek dan tidak rumit dalam pengerjaannya sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat.

Dalam perkembangan tenun silungkang saat ini juga telah memadukan teknik ikat dengan teknik songket dengan berbagai variasi motif. Sedangkan bahan yang digunakan saat ini selain benang katun juga telah ada benang sutera dengan hiasan benang makau atau benang katun berwarna. Hasil tenun Silungkang, selain untuk kebutuhan pakaian juga ada sebagai hiasan dan aksesoris lainnya. Saat ini perkembangan songket silungkang cukup baik dilihat dari kualitas bahan, teknik pembuatan, motif hiasan dan pemasarannya, bahkan telah diproduksi pula tenunan mesin dengan motif yang beragam dan harga yang relative murah. Silungkang merupakan daerah pemasok benang tenun yang telah dicelup/diwarnai untuk kebutuhan pengrajin tenun di Sumatera Barat.

Page 4: Artikel Tenun Silungkang