pengembangan jenis tenun polos dan tenun kepar abstrakp4tksb-jogja.com/arsip/images/wi/tenun polos...

12
1 Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAK Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhan- tumbuhan merambat dan rami. Mereka memanfaatkan tali, benang dan rami dengan cara menganyam yang berfungsi sebagai tempat peralatan rumah tangga, tempat bayi dan tempat tidur. Tahun demi tahun teknik menganyam berkembang dengan menggunakan alat untuk membuat kain tenun yang disebut alat tenun gendong. Tenun merupakan kain yang dibuat dengan prinsip sangat sederhana, yaitu dari benang yang digabungkan secara memanjang dan melintang dengan cara menganyamkan benang lusi dan benang pakan untuk dijadikan kain. Kain tenun dapat dibedakan menurut jenisnya yaitu tenun polos, tenun kepar dan tenun satin. Proses menenun meliputi tahapan menghani, menggulung pada bum lusi, mencucuk, menggulung pada bum kain, penyetelan, menenun dan penyelesaian akhir. Corak tenun polos dan kepar dapat dikembangkan dengan membuat variasi benang, pencucukan dan injakan pada proses penenunan. Kata kunci: tenun polos, tenun kepar, pengembangan

Upload: duongkhue

Post on 03-Mar-2019

361 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

1

Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar

ABSTRAK

Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan

cara membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhan-

tumbuhan merambat dan rami. Mereka memanfaatkan tali, benang dan

rami dengan cara menganyam yang berfungsi sebagai tempat peralatan

rumah tangga, tempat bayi dan tempat tidur. Tahun demi tahun teknik

menganyam berkembang dengan menggunakan alat untuk membuat kain

tenun yang disebut alat tenun gendong.

Tenun merupakan kain yang dibuat dengan prinsip sangat sederhana,

yaitu dari benang yang digabungkan secara memanjang dan melintang

dengan cara menganyamkan benang lusi dan benang pakan untuk

dijadikan kain. Kain tenun dapat dibedakan menurut jenisnya yaitu tenun

polos, tenun kepar dan tenun satin.

Proses menenun meliputi tahapan menghani, menggulung pada bum lusi,

mencucuk, menggulung pada bum kain, penyetelan, menenun dan

penyelesaian akhir.

Corak tenun polos dan kepar dapat dikembangkan dengan membuat

variasi benang, pencucukan dan injakan pada proses penenunan.

Kata kunci: tenun polos, tenun kepar, pengembangan

Page 2: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

2

PENGEMBANGAN JENIS TENUN POLOS DAN TENUN KEPAR

Sebelum mengenal cara menenun, jenis pakaian mula-mula

diperkirakan dari bahan kulit kayu. Untuk membuat pakaian dari kulit kayu

ini memerlukan pengetahuan dan pengalaman tertentu, yaitu pengenalan

jenis-jenis pohon keras yang mempunyai serat kuat dan panjang.

Terbentuknya kain tenun, pada mulanya manusia purba menemukan cara

membuat tambang, kemudian tali dan juga benang dari tumbuhan-

tumbuhan merambat dan rami. Mereka memanfaatkan tali, benang dan

rami dengan cara menganyam yang berfungsi sebagai tempat peralatan

rumah tangga, tempat bayi dan tempat tidur. Tahun demi tahun teknik

menganyam berkembang dengan menggunakan alat untuk membuat kain

tenun yang disebut alat tenun gendong.

Teknik menenun berkembang sejajar dengan keahlian membuat benang.

Pada masa itu benang sudah mempunyai ukuran sedang, tebal dan tipis,

dengan tujuan untuk mempersiapkan pembuatan kain tenun yang sesuai.

Dikalangan mayarakat jawa umumnya dan di Surakarta, pada saat

sekarang pembuatan tenun dengan alat tenun gendo sudah semakin hari

semakin menghilang. Di beberapa desa yang menghasilkan dengan alat

tenun gendong sudah langka. Hanya terdapat beberapa saja dan masing-

masing sudah tua umurnya. Mereka tidak menurunkan kerajinan menenun

itu kepada anak-anaknya, karena banyak yang tidak tertarik menenun dan

sulit.

Tenun merupakan kain yang dibuat dengan prinsip sangat sederhana,

yaitu dari benang yang digabungkan secara memanjang dan melintang

dengan cara menganyamkan benang lusi dan benang pakan untuk

dijadikan kain.

Kain tenun dapat dibedakan menurut jenisnya yaitu tenun polos, tenun

kepar dan tenun satin.

Page 3: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

3

TENUNAN POLOS

Tenunan polos merupakan corak tenun yang paling sederhana dan

mudah, yaitu dengan teknik masing-masing atau sebuah benang lusi dan

benang pakan naik turun bergantian dan saling menyilang. ATBM atau

Alat Tenun Bukan Mesin yang digunakan untuk tenun polos dapat

menggunakan semua ATBM berapapun jumlah gun atau kamrannya.

Jenis Tenun Polos dengan 2 gun atau gun/kamran

TENUNAN KEPAR

Benang pakan menyilang di bawah benang lusi, silih berganti. Pada

tenun kepar titik pertemuan antara lusi dan pakan berjalan miring pada

tenunannya. ATBM atau Alat Tenun Bukan Mesin yang digunakan untuk

tenun kepar adalah yang memiliki minimal 3 (tiga) gun/kamran.

Jenis Tenun Kepar dengan 4 gun/kamran

Page 4: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

4

PROSES PEMBUATAN TENUN

Pembuatan produk dengan teknik tenun dilakukan melalui beberapa

tahapan yang harus dilakukan dengan urut dan tepat, proses sebagai

berikut:

MENGHANI

Menghani adalah tahapan awal pada proses pertenunan, yaitu proses

pembuatan helaian-helaian benang untuk di jadikan lungsi pada alat yang

dinamai alat hani. Teknik pengerjaan menghani sebagai berikut:

1. Membuat pola ukuran panjang lusi pada alat hani

2. Mengurai benang menjadi helaian-helaian lusi pada alat hani,

mengikuti pola

3. Membuat lusi sesuai dengan panjang pola ukuran jumlah lusi,

jangan lupa silangan pada lusi

4. Setiap 10 lusi atau sesuai keinginan, lusi diikat, untuk memudahkan

penghitungan lusi

5. Ikatlah pada bagian silangan, jangan sampai lepas silangannya

6. Apabila lusinya panjang, maka harus digulung dulu dengan cara

menjalin menjadi jalinan rantai agar tidak kusut

7. Lepaskan lusi dari alat hani

MEMASANG LUSI PADA BUM LUSI

Memasang lusi pada alat tenun adalah memasang helaian-helaian

benang yang akan dijadikan lusi pada Alat Tenun Bukan mesin pada bum

lusi. Proses pengerjaannya sebagai berikut:

1. Aturlah lusi terlebih dahulu dengan posisi yang benar

2. Bagilah lusi menjadi dua bagian dengan jumlah yang sama

3. Kemudian siapkan BUM LUSI, putarlah engkelnya sampai semua

tali terurai, kemudian tariklah ke atas dan letakkan kayu bentangan

yang ada pada rangkaian BUM LUSI dan letakkan pada rangka

ATBM

Page 5: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

5

4. Masukkan lusi dari bagian tengah ke kanan, kemudian bagian

tengah ke kiri, jangan lupa diselingi tali-tali yang ada pada

bentangan kayu, untuk memilah-milah lusi, sehingga posisi lusi

lebih rata

5. Jangan lupa, pasang dua buah kayu, untuk membuat silangan

lusinya, jangan sampai terlepas, posisi ini sangat menentukan

dalam pencucukan atau memasukkan lusi pada mata gun dan sisir

6. Rapikan lusi, kemudian pisah-pisahkan lusi melewati raddle sesuai

lebar tenunan

7. Gulunglah lusi pada BUM lusi, sisakan panjang lusi sampai batas

sisir (sisa lusi dapat diikatkan pada kayu bentang yang ada pada

rangkaian BUM kain)

PENCUCUKAN PADA MATA GUN

Pencucukan adalah proses memasukkan benang lusi ke mata gun

sesuai dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut:

1. Masukkan lusi ke mata gun, mulailah dari tengah ke kanan atau

tengah kekiri atau sebaliknya

2. Masukkan pada mata gun sesuai corak yang dibuat

3. Setiap beberapa helai lusi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil

pencucukan, agar lusi tidak lepas, sampai seluruh lusi sudah

masuk ke mata GUN sesuai pola pecucukan

4. Masukkan lusi satu persatu ke sisir, mulailah dari tengah ke kanan

kemudian tengah kekiri atau sebaliknya

PENCUCUKAN PADA SISIR

Pencucukan adalah proses memasukkan benang lusi ke sisir sesuai

dengan corak tenun, proses pencucukannya sebagai berikut:

1. Masukkan satu persatu lusi ke SISIR, mulailah dari tengah ke

kanan atau tengah kekiri atau sebaliknya

2. Setiap beberapa helai lusi (misal 10 helai saja) ikatlah hasil

pencucukan, agar lusi tidak lepas, sampai seluruh lusi sudah

masuk ke SISIR sesuai pola pecucukan

Page 6: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

6

MENGIKAT LUSI PADA BUM KAIN

Mengikat lusi pada bum kain dilakukan setelah lusi dicucuk melalui mata

gun dan sisir. Proses pengikatannya sebagai berikut:

1. Putarlah BUM kain. Sampai semua tali terurai

2. Ikatlah lusi pada bentangan kayu yang ada pada rangkaian BUM

kain

3. Mulailah ikatan dari tengah, ke tepi kanan, tengah ke tepi kiri baru

bagian-bagian yang lain sampai semua lusi terikat

4. Ikatlah lusi sedikit demi sedikit (misal setiap10 lusi kemudian di ikat)

agar jarak antara ikatan satu dengan ikatannya tidak terlalu longgar

5. Usahakan ketegangannya sama

6. Lakukan sampai semua lusi terikat

PENYETELAN

1. Berilah nomor GUN 1,2,3,4 dan INJAKAN juga 1,2,3,4 untuk

memudahkan dalan penenunan

2. Cermati hasil pencucukan, apakah sudah benar

3. Atur posisi Gun dan injakan, Gun 1 dengan injakan 1, gun 2

dengan injakan 2, gun 3 dengan injakan 3, gun 4 dengan injakan 4

4. Aturlah ketegangan ikatan lusi, usahakan sama ketegangannya

5. Siap menenun

MENENUN

1. Awali dengan tenun sebagai bantuan saja, sampai posisi susunan

lusi sudah rata

2. Ketika menenun usahan jarak gunung-gunung sama, sehingga

hasil lebar tenunan dapat rata kanan dan kiri

3. Sambungan benang usakahan maju dari tepi tenunan kira-kira 2-3

cm

4. Memadatkan tenunan dengan sisir juga harus sama, kalau 2 kali

ketukan juga sebaiknya semua 2 kali ketukan, sehingga hasil

kerapatan tenunan juga rata

5. Tenun sesuai motif dan ukuran produk yang akan dibuat

6. Kalau mulut lusi sudah sempit, gulung hasil tenunan ke BUM kain

7. Tenun sampai mencapai ukuran yang dikehendaki

Page 7: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

7

MELEPAS TENUNAN

1. Kendorkan tenunan terlebih dahulu

2. Potong lusi, kalau bisa, sisakan lusi pada cucukan GUN, dengan

cucukan sisa, masih dapat digunakan lagi

3. Lepaskan hasil tenunan, dengan membuka ikatan-ikatan lusi

4. Rapikan hasil tenunan, bagian rumbai dapat disimpul

PENGEMBANGAN TENUN POLOS

Tenun polos dengan prinsip angkat satu tinggal satu dalam proses

pertenunannya, dapat dikembangkan menjadi berbagai motif tenun polos

melalui variasi pencucukan dan injakan dalam proses penenunan. Gun

yang digunakan dapat memakai dua gun sampai empat gun/kamran.

Tergantung dari rencana pengembangan corak tenun polosnya.

Pengembangan tenun polos 1 Menggunakan dua gun atau empat gun/kamran,

dengan variasi benang pakan pada proses penenunan

Pengembangan tenun polos 2 Menggunakan dua gun atau empat gun/kamran,

dengan variasi benang pakan dan injakan pada proses penenunan

Page 8: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

8

Pengembangan tenun polos 3 Menggunakan dua gun atau empat gun/kamran,

dengan variasi benang pakan dan injakan pada proses penenunan

Pengembangan tenun polos 4 Menggunakan dua gun atau empat gun/kamran, dengan variasi injakan pada proses penenunan

Pengembangan tenun polos 5

Menggunakan dua gun atau empat gun/kamran, Dengan variasi injakan pada proses penenunan

Page 9: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

9

Pengembangan tenun polos 6 Menggunakan empat gun/kamran,

dengan variasi benang pakan dan injakan pada proses penenunan

PENGEMBANGAN TENUN KEPAR

Tenun kepar dengan prinsip benang pakan menyilang di bawah benang

lusi, silih berganti dalam proses pertenunannya, dapat dikembangkan

menjadi berbagai motif tenun kepar melalui variasi pencucukan dan

injakan dalam proses penenunan. Gun yang digunakan dapat memakai

gun minimal tiga gun/kamran. Tergantung dari rencana pengembangan

corak tenun keparnya dan ketersediaan alat bahan.

Pengembangan tenun kepar (zigzag)1 Menggunakan empat gun/kamran,

dengan variasi injakan pada proses penenunan

Page 10: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

10

Pengembangan tenun kepar 2

Menggunakan empat gun/kamran, dengan variasi injakan pada proses penenunan

Pengembangan tenun kepar 3

Menggunakan empat gun/kamran, dengan variasi injakan pada proses penenunan

Page 11: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

11

PENGEMBANGAN TENUN POLOS DAN TENUN KEPAR

Hasil pengembangan tenun polos dan tenun kepar, diwujudkan dalam

satu produk berupa taplak meja dan syal. Ke dua produk dikembang dari

variasi pencucukan dan injakan pada proses penenunan. Keduanya

menerapkan jenis tenun polos dan jenis tenun kepar.

Taplak Meja pengembangan Tenun Polos dan Kepar Karya: 1.Ade Nurdiana,2. Novi Dwi Astuti

(Foto Wiwik Pudiastuti, Maret 2015)

Syal pengembangan Tenun Polos dan Kepar

Karya: 1.Ade Nurdiana,2. Novi Dwi Astuti

(Foto Wiwik Pudiastuti, Maret 2015

1 2

1 2

Page 12: Pengembangan Jenis Tenun Polos dan Tenun Kepar ABSTRAKp4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/tenun Polos dan Kepar.pdf · CURRICULUM VITAE Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27

12

CURRICULUM VITAE

Dra Wiwik Pudiastuti, MSn. lahir di Bantul 27 Juni 1965. Gelar S1 diperoleh di Seni Rupa Program Studi Disain Tekstil Fakultas Sastra Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 1991, AKTA IV diperoleh dari IKIP Yogyakarta tahun 1991, gelar S2 diperoleh di Program Pascasarjana ISI Yogyakarta tahun 2007. Tahun 2006 sampai sekarang sebagai Widyaiswara pada Program Studi Kriya Tekstil di Pusat Pengembangan dan Yogyakarta.