artikel review bawang merah sebagai penyembuh luka

4
BAWANG MERAH SEBAGAI PENYEMBUH LUKA Visa Yunanda 0907101010081 Abstrak Bawang merah (Allium cepa L.var.ascalonicum (L.) Back.) merupakan salah satu bumbu dapur yang sering dipergunakan sebagai obat tradisional. Orang – orang terdahulu acap kali menggunakan tanaman tersebut sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Dari penelitian dapat dijelaskan bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan kandungan kimia yang terdapat didalamnya. Bawang merah terbukti mengandung flavonoid, salah satu zat yang dipercaya mengurangi resiko kanker, penyakit jantung, dan kencing manis karena mempunyai unsur-unsur antikanker, antibakteria, antiviral, antialergi dan antiinflammasi. Selain itu juga ekstrak bawang merah, terbukti dapat menghambat penimbunan trombosit dan meningkatkan aktivitas fibrinolitik. Pendahuluan Bawang merah merupakan jenis tumbuhan semusim, yang memiliki umbi berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Tumbuhan bawang merah (Allium cepa L. var. ascalonicum (L.) Back.), famili Alliaceae adalah spesies dengan nilai ekonomi yang penting, yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia khususnya di benua Asia dan Eropa (Rahayu, 2004). Bawang merah telah dikenal hampir di setiap negara dan wilayah Indonesia. Di internasional ia dikenal dengan sebutan shallot.

Upload: sakisaki91

Post on 12-Aug-2015

109 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Review Bawang Merah Sebagai Penyembuh Luka

BAWANG MERAH SEBAGAI PENYEMBUH LUKA

Visa Yunanda

0907101010081

Abstrak

Bawang merah (Allium cepa L.var.ascalonicum (L.) Back.) merupakan salah satu

bumbu dapur yang sering dipergunakan sebagai obat tradisional. Orang – orang terdahulu

acap kali menggunakan tanaman tersebut sebagai antioksidan dan antiinflamasi. Dari

penelitian dapat dijelaskan bahwa hal tersebut terjadi dikarenakan kandungan kimia yang

terdapat didalamnya. Bawang merah terbukti mengandung flavonoid, salah satu zat yang

dipercaya mengurangi resiko kanker, penyakit jantung, dan kencing manis karena

mempunyai unsur-unsur antikanker, antibakteria, antiviral, antialergi dan antiinflammasi.

Selain itu juga ekstrak bawang merah, terbukti dapat menghambat penimbunan trombosit dan

meningkatkan aktivitas fibrinolitik.

Pendahuluan

Bawang merah merupakan jenis tumbuhan semusim, yang memiliki umbi berlapis,

berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Tumbuhan bawang merah (Allium

cepa L. var. ascalonicum (L.) Back.), famili Alliaceae adalah spesies dengan nilai ekonomi

yang penting, yang dibudidayakan secara luas di seluruh dunia khususnya di benua Asia dan

Eropa (Rahayu, 2004).

Bawang merah telah dikenal hampir di setiap negara dan wilayah Indonesia. Di

internasional ia dikenal dengan sebutan shallot. Tumbuhan ini memiliki nama ilmiah Allium

cepa var. Ascalonicum atau biasa disebut dengan Allium Ascalonicum.

Bawang merah mengandung senyawa asam glutamat, yang merupakan natural

essence (penguat rasa alamiah). Senyawa aktif yang terdapat dalam bawang merah juga turut

berperan dalam menetralkan zat – zat racun yang berbahaya, dan membantu

mengeluarkannya dari dalam tubuh.

Sebagai bahan obat, bawang merah dapat digunakan untuk menyembuhkan luka luar

maupun dalam, penyakit maag, masuk angin, dan menurunkan kadar gula dan kolesterol. Hal

Page 2: Artikel Review Bawang Merah Sebagai Penyembuh Luka

ini dikarenakan ekstrak bawang merah dapat menghambat penimbunan trombosit dan

meningkatkan aktivitas fibrinolitik. Sebagai obat, bawang merah diberikan dalam bentuk

mentah dan utuh, tidak dicampur dengan bahan lain atau dalam bentuk olahana seperti dalam

bentuk ekstrak tepung, minyak atsiri, atau sari bawang.

Klasifikasi Bawang Merah

Dalam dunia tumbuhan, bawang merah memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Divisi : spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Class : Monocotyledonae

Ordo : Liliales/Liliflorae

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium ascalonicum atau Allium cepa var. ascalonicum

Morfologi

Bawang merah (Allium cepa L.var.ascalonicum (L.) Back., memili akar serabut

dengan sistem perakaran yang dangkal dan bercabang terpencar pada kedalaman 15-30 cm di

dalam tanah. Batang sejati berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat

melekatnya perakaran dan mata tunas (titik tumbuh). Daun yang berbentuk pipa, bulat, kecil

memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda

sampai hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang umumnya berukuran pendek.

Bunga, tangkai daun keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90

cm, dan di ujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seakan

membentuk payung. Buah berbentuk bulat dengan ujungnya yang tumpul membungkus biji

berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah mempunyai bentuk agak pipih yang saat masih muda

berwarna bening atau putih, dan menjadi hitam saat tua. Bawang merah memiliki umbi lapis

yang sangat bervariasi. Ada yang berbentuk bulat, atau bundar. Ukurannya sendiri, ada yang

besar, sedang, dan kecil, dan memiliki warna putih, kuning, merah muda, merah tua, atau

merah keunguan.

Page 3: Artikel Review Bawang Merah Sebagai Penyembuh Luka

Kandungan Kimia

Bawang merah (Allium cepa L.var.ascalonicum (L.) Back.) mengandung flavonoid,

tanin, 1% minyak atsiri mengandung komponen sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, kaemferol,

kuersetin, floroglusin dan saponin (Rahayu,2004. Kandungan lain dari bawang merah

diantaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, karbohidrat, dan serat (Rodrigues, 2003).

Kandungan sulfur umbi bawang merah diketahui dapat mencegah kanker.

Prostaglandin A-1, agen yang kuat untuk mengurangkan tekanan darah. Salah satu

kandungan umbi bawang merah yang banyak disoroti adalah flavonoid. Flavonoid dipercaya

mengurangi resiko kanker, penyakit jantung, dan kencing manis karena mempunyai unsur-

unsur antikanker, antibakteria, antiviral, antialergi dan antiinflammasi. Umbi lapisnya

mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin B1, dan vitamin C

Daftar Pustaka

Anonim. (2009). Bawang Merah.CCRC Farmasi UGM. Tanggal akses 20 Februari

2010.www.ugm.ac.id/ccrc.

Jaelani. 2007. Khasiat awang Merah. Yogyakarta : KANISIUS

Rahayu, E., Nur B.V.A. 2004. BAWANG MERAH. Jakarta: Penebar Swadaya

Rodrigues A., Fogliano V., Graziani G., Mendes, S., Vale, A. and Goncalves, C., 2003.

Nutrition Value of Onion Regional Varieties in Northwest Portugal, EJEAFChe 2(4): 519-

524.

Samadi, B., Bambang, C. 2005. BAWANG MERAH. Yogyakarta : KANISIUS