artikel (pengembangan instrumen penilaian autentik berbasis kinerja dalam pembelajaran fisika model...

Upload: jennifer-lewis

Post on 09-Oct-2015

67 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengembangan instrumen penilaian autentik

TRANSCRIPT

  • 1

    PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN AUTENTIK

    BERBASIS KINERJA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA

    MODEL REACT DI SMA KELAS X SEMESTER 2

    Dewi Wulandari1, Sugiyanto, dan Dwi Haryoto.

    Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Malang (UM) 1e-mail:[email protected]

    ABSTRAK: Penilaian oleh guru harus mencakup aspek kognitif, aspek psikomotor dan aspek afektif serta terintegrasi dalam pembelajaran. Fakta hasil

    studi pendahuluan menunjukkan bahwa penilaian dalam pembelajaran Fisika

    cenderung hanya aspek kognitif saja. Hal ini disebabkan guru masih mengalami

    kesulitan dalam menyusun format penilaian kinerja. Oleh karena itu, penelitian

    pengembangan instrumen penilaian kinerja penting dilakukan. Penelitian ini

    bertujuan untuk menghasilkan produk instrumen penilaian autentik berbasis

    kinerja dalam pembelajaran Fisika model REACT di SMA kelas X semester 2

    serta mendeskripsikan kelayakannya.

    Model penelitian ini adalah mengadopsi model pengembangan R & D oleh Borg

    dan Gall. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu studi lapangan, pengembangan

    produk dan uji coba produk. Pengambilan data dilakukan dengan dua cara yaitu

    validasi oleh tiga validator serta uji coba terbatas oleh dua guru terhadap 78

    siswa. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

    Berdasarkan hasil analisis data validasi produk, diperoleh bahwa persentase

    kelayakan RPP berbasis aktivitas siswa sebesar 85,04%, LKS model REACT

    sebesar 84,50%, instrumen penilaian kognitif produk sebesar 83,52%, instrumen

    penilaian psikomotor (lembar observasi kinerja) sebesar 86,07%, instrumen

    penilaian afektif perilaku berkarakter (lembar observasi sikap) sebesar

    82,70%,dan instrumen penilaian afektif keterampilan sosial (lembar peer

    assessment) sebesar 85%. Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas,

    diperoleh bahwa persentase kelayakan instrumen penilaian psikomotor (lembar

    observasi kinerja) menurut guru sebesar 91,06%, dan persentase keterbacaan

    LKS model REACT menurut siswa sebesar 89,03%. Seluruh instrumen

    penilaian autentik berbasis kinerja hasil pengembangan telah memenuhi kriteria

    layak dan dapat diimplementasikan dalam pembelajaran.

    Kata Kunci: instrumen, penilaian autentik, kinerja, REACT.

    Perubahan kurikulum menjadi KTSP turut mengubah paradigma kegiatan

    pembelajaran dan proses penilaian, baik yang menyangkut tentang sistem, prinsip,

    pendekatan, maupun teknik dan bentuk penilaian (Arifin, 2009:178). KTSP

    menuntut pelaksanaan penilaian yang mengacu pada Standar Penilaian

    Pendidikan. Salah satu prinsip penilaian yang tercantum dalam Peraturan Menteri

    Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

    adalah menyeluruh dan berkesinambungan. Menyeluruh berarti penilaian oleh

    guru mencakup semua aspek kompetensi (aspek kognitif, aspek psikomotor dan

  • 2

    aspek afektif) dengan menggunakan berbagai teknik penilain yang sesuai.

    Berkesinambungan artinya penilaian dilakukan untuk memantau perkembangan

    kemampuan siswa.

    Hamid (2008:36) menemukan fakta bahwa sistem penilaian yang

    digunakan dalam pembelajaran Fisika di SMA masih didominasi dengan penilaian

    paper and pencil test, sementara kinerja siswa maupun penilaian diri oleh siswa

    tidak pernah dilakukan oleh guru. Pada hal, tujuan mata pelajaran Fisika yang

    tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.22 Tahun 2006

    tentang Standar Isi adalah agar siswa memiliki kemampuan: (1) Membentuk sikap

    positif terhadap fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta

    mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa; (2) Memupuk sikap ilmiah

    yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerjasama dengan orang lain;

    (3) Mengembangkan pengalaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan

    dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan merakit instrumen

    percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, serta

    mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis; (4)

    Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan

    deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan

    berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun

    kuantitatif; (5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai

    keterampilan mengembangkan pengetahuan, dan sikap percaya diri sebagai bekal

    untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta

    mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Berdasarkan tujuan mata pelajaran Fisika tersebut, jelas bahwa aspek

    psikomotor maupun aspek afektif justru sangat penting untuk dinilai. Tanpa itu

    data yang dikumpulkan dalam penilaian menjadi kurang lengkap dan tidak

    bermakna (Arifin, 2009:179). Hamid (2008:40) juga menegaskan penilaian yang

    tidak menyeluruh mengakibatkan guru mengalami kesulitan dalam pengambilan

    keputusan pada akhir semester khususnya dalam pengisian rapor siswa.

    Hasil belajar psikomotor pada mata pelajaran Fisika tidak dapat diabaikan

    karena berdasarkan hakikatnya Fisika merupakan bidang ilmu yang tidak hanya

    berupa kumpulan fakta tetapi juga merupakan serangkaian proses ilmiah yang

  • 3

    membutuhkan keaktifan bertindak atau hands-on (Yuliati, 2008:5). Pengukuran

    aspek psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan

    (Arikunto, 2010:182). Menurut Ryan (Haryati, 2008:26) salah satu cara menilai

    kompetensi aspek psikomotor adalah melalui pengamatan langsung serta

    penilaian tingkah laku (kinerja) siswa selama kegiatan pembelajaran (praktek

    berlangsung).

    Teknik penilaian yang dapat digunakan untuk memantau perkembangan

    siswa yang sebenarnya (nyata) selama kegiatan pembelajaran dan bukan sesuatu

    yang dibuat-buat adalah teknik penilaian autentik (Arifin, 2009:181). Muslich

    (2007:47) berpendapat bahwa penilaian autentik adalah proses pengumpulan

    berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang

    perkembangan pengalaman belajar siswa. Dengan demikian, penilaian autentik

    diarahkan pada proses mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah

    tekumpul selama proses pembelajaran berlangsung dan bukan semata-mata pada

    hasil pembelajaran. Sebagaimana dinyatakan oleh Nurgiyantoro (2008:251)

    sebagai berikut.

    Penilaian autentik mementingkan penilaian proses dan hasil sekaligus. Dengan

    demikian, seluruh tampilan siswa dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat

    dinilai secara objektif, apa adanya, dan tidak semata-mata hanya berdasarkan

    hasil akhir (produk) saja. Lagi pula amat banyak kinerja siswa yang ditampilkan

    selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran sehingga penilaiannya haruslah

    dilakukan selama dan sejalan dengan berlangsungnya kegiatan proses

    pembelajaran.

    Penilaian autentik terhadap kompetensi aspek psikomotor siswa dapat

    dilakukan melalui penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang

    melibatkan peragaan pengetahuan atau kemampuan yang sesungguhnya ke dalam

    kehidupan nyata Trice (Slavin, 2009:317). Penilaian kinerja menuntut siswa untuk

    melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati oleh guru sesuai

    dengan pengetahuan yang mereka miliki. Muslich (2007:95) mendefinisikan

    bahwa penilaian kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilaian

    terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Pada hakikatnya penilaian

    kinerja merupakan penilaian yang autentik karena dalam penilaian ini, siswa

    dituntut untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan temuan mereka, melakukan

    keterampilan dan penalaran. National Science Teacher Association (NSTA)

    (Marhaeni, 2012:28) menegaskan sebagai berikut.

  • 4

    Asesmen kinerja (performance) pada dasarnya adalah asesmen autentik karena

    dalam asesmen siswa dituntut untuk mendemonstrasikan inkuiri ilmiah mereka,

    melakukan penalaran dan keterapilan dalam menyelesaikan berbagai tugas

    menarik dan menantang dalam konteks kehidupan nyata.

    Pelaksanaan penilaian kinerja terpadu (terintegrasi) dengan kegiatan

    pembelajaran sehingga terkait dengan model pembelajaran tertentu (Kunandar,

    2007:382). Penilaian dipandang sebagai bagian integral dari proses pembelajaran

    sebagaimana dikemukakan Muchtar (2010:71) sebagai berikut.

    Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian sering

    dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang sangat menentukan

    kegiatan pembelajaran. Ketiga pilar tersebut adalah perencanaan, pelaksanaan

    dan penilaian. Apabila ketiga pilar tersebut sinergis dan berkesinambungan,

    maka akan sangat menentukan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu penilaian

    harus dirancang dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan pelaksanaan

    pembelajaran. Sistem penilaian harus dikembangkan sejalan dengan

    perkembangan model dan strategi pembelajaran. Sebagaimana diketahui model

    dan strategi pembelajaran telah mengalami perkembangan yang cukup pesat,

    seperti model pembelajaran yang berbasis konstruktivis, kontekstual, dan

    neuroscience.

    Salah satu model pembelajaran yang menunjang terlaksananya penilaian

    kinerja adalah model REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating,

    dan Transferring). Pembelajaran model ini menyajikan pembelajaran secara

    kontekstual serta memberikan peluang bagi aktifitas kelas yang berpusat pada

    siswa (student centered) (Yuliati, 2008:61). Tahap experiencing yang terdapat

    dalam pembelajaran model REACT memberikan kesempatan kepada siswa untuk

    terlibat aktif dalam yang menuntut kecakapan kompetensi aspek psikomotor,

    sehingga penilaian kinerja dapat dilaksanakan pada tahap ini.

    Penilaian terhadap kinerja siswa memerlukan format penilaian kinerja

    yang mencakup aspek-aspek sesuai dengan tuntutan kurikulum misalnya:

    mempersiapkan alat ukur, memasang atau merangkai alat, membaca hasil

    pengukuran, menuliskan data, menganalisis data, dan menyusun laporan (Susila,

    2012:5). Hasil studi pendahuluan melalui wawancara terhadap guru Fisika SMA

    (SMA Negeri 1 Turen dan SMA Negeri 9 Malang) dan observasi didapatkan

    informasi bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam menyusun format

    penilaian kinerja yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tersebut. Hal ini,

    mengakibatkan penilaian terhadap aspek psikomotor siswa belum pernah

    dilaksanakan secara autentik. Nilai aspek psikomotor siswa dalam laporan hasil

    belajar diambil dari nilai laporan praktikum bukan dari kinerja siswa secara nyata

  • 5

    dalam kegiatan pembelajaran. Menanggapi kenyataan tersebut, perlu upaya

    pengembangan instrumen penilaian kinerja yang layak digunakan untuk menilai

    kinerja siswa secara autentik.

    Sebagai respon dari keseluruhan permasalahan yang telah dipaparkan,

    maka dilakukan penelitian pengembangan yang berjudul Pengembangan

    Instrumen Penilaian Autentik Berbasis Kinerja dalam Pembelajaran Fisika Model

    REACT di SMA Kelas X Semester 2 yang bertujuan menghasilkan produk

    instrument penilaian autentik berbasis kinerja dalam pembelajaran Fisika model

    REACT di SMA Kelas X Semester 2 serta mendeskripsikan kelayakan.

    Penilaian autentik berbasis kinerja adalah suatu teknik penilaian yang

    dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap kinerja siswa selama kegiatan

    pembelajaran berlangsung untuk menilai kompetensi siswa dalam aspek

    psikomotor (keterampilan) secara nyata. Penilaian dilaksanakan dengan mengacu

    pada lembar observasi kinerja.

    Penilaian kinerja terdiri atas tiga komponen utama, yaitu tugas kinerja

    (performance task), rubrik performasi (performance rubrics), dan cara penilaian

    (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik, standar tugas,

    deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik perfomansi merupakan

    suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu performansi ideal, dan

    deskriptor dari setiap komponen tersebut (Marhaeni, 2012:28).

    Model Pembelajaran REACT merupakan pengembangan pembelajaran

    kontekstual. Dalam pembelajaran model REACT siswa diajak menemukan sendiri

    konsep yang dipelajarinya, bekerjasama, menerapkan konsep tersebut dalam

    kehidupan sehari-hari dan mentransfer dalam kondisi baru (Yuliati, 2008:60).

    Langkah-langkah model pembelajaran REACT terdiri atas Relating, Experiencing,

    Applying, Cooperating, dan Transferring.

    Penilaian autentik berbasis kinerja dalam pembelajaran Fisika model

    REACT adalah penilaian terhadap aspek psikomotor siswa secara nyata selama

    dalam proses pembelajaran menggunakan model REACT. Penilaian kinerja untuk

    menilai kompetensi aspek psikomotor dilaksanakan pada tahap Experiencing,

    yaitu ketika siswa melakukan percobaan dengan mengacu pada lembar observasi

  • 6

    kinerjaberupa daftar cek yang merujuk pada kegiatan pembelajaran dalam RPP

    berbasis aktivitas siswa.

    METODE

    Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang dirancang untuk

    menghasilkan produk berupa instrumen penilaian autentik berbasis kinerja dalam

    pembelajaran Fisika model REACT di SMA kelas X semester 2. Model penelitian

    pengembangan ini mengadopsi Research and Development (R & D) oleh Borg

    dan Gall. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu (1) studi lapangan, (2)

    pengembangan produk, dan (3) uji coba produk.

    Subjek coba dalam penelitian pengembangan ini terdiri atas dua guru

    model dan 78 siswa. Guru model adalah mahasiswa program studi pendidikan

    Fisika Universitas Negeri Malang yang telah melaksanakan Praktek Pengalaman

    Lapangan (PPL) di SMA Negeri 9 Malang pada semester genap tahun ajaran

    2012/2013. Uji coba dalam penelitian pengembangan ini merupakan uji coba

    terbatas yang dilakukan dengan cara menggunakan satu paket produk hasil

    pengembangan (paket IV tentang perubahan wujud) secara langsung dalam

    pembelajaran di kelas.

    Data yang diperoleh dari keseluruhan tahap dalam penelitian

    pengembangan ini adalah data kuantitatif berupa angka 4, 3, 2 atau 1, dan data

    kualitatif berupa komentar dan saran hasil validasi dan uji coba terbatas.

    Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian pengembangan

    ini berupa angket yang disusun dalam bentuk tabel dengan skala rentang. Angket

    yang digunakan yaitu angket validasi untuk validator, angket tanggapan guru

    model terhadap lembar observasi kinerja, dan angket tanggapan siswa terhadap

    LKS model REACT .

    Teknik analisis data yang digunakan adalah:

    P

    Keterangan:

    P = persentase

    X = jumlah skor subjek coba

    Xi = jumlah skor maksimum

  • 7

    Tingkat kelayakan produk hasil penelitian pengembangan diidentikkan

    dengan persentase skor. Semakin besar persentase skor hasil analisis data maka

    semakin baik tingkat kelayakan produk hasil penelitian pengembangan. Produk

    dengan persentase skor 80,00 -100 dinyatakan baik/ valid/ layak, produk dengan

    persentase skor 60,00-79,99 dinyatakan cukup baik/ cukup valid/ cukup layak,

    produk dengan persentase 50,00-59,99 dinyatakan kurang baik/ kurang valid/

    kurang layak, produk dengan persentase 0-49,99 dinyatakan tidak baik (diganti).

    Kriteria tingkat kelayakan analisis persentase produk hasil pengembangan secara

    lebih jelas disajikan dalam Tabel 1.

    Tabel 1 Kriteria Kelayakan Analisis Persentase

    (Sumber: Sukmadinata , 2002:32)

    Setelah kriteria suatu produk diketahui, maka harus diputuskan apakah

    produk tersebut perlu direvisi atau tidak. Saran dari validator, guru model, atau

    siswa juga turut menentukan keputusan dilaksanakannya revisi.

    HASIL

    Deskripsi Produk Hasil Pengembangan

    Produk yang dihasilkan pada penelitian pengembangan ini berupa

    instrumen penilaian autentik berbasis kinerja dalam pembelajaran Fisika model

    REACT di SMA kelas X semester 2 yang terdiri atas tujuh paket produk utama

    dan produk tambahan . Produk hasil pengembangan disajikan dalam Tabel 2.

    Tabel 2 Produk Hasil Pengembangan

    Produk Utama Produk Tambahan Paket Materi

    1. Instrumen penilaian psikomotor (lembar

    observasi kinerja)

    2. LKS model REACT

    1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis

    aktivitas siswa

    2. Instrumen penilaian kognitif produk

    3. Instrumen penilaian afektif perilaku berkarakter (lembar

    observasisikap)

    4. Instrumen penilaian afektif keterampilan sosial (lembar peer

    assessment)

    I

    II

    III

    IV

    V

    VI

    VII

    Kalor dan Perubahan Suhu

    Pemuaian Zat Padat

    Pemuaian Zat Cair dan Gas

    Perubahan Wujud

    Asas Black

    Konduksi

    Konveksi dan Radiasi

    No Persentase Keterangan

    1 80,00 - 100 Baik/valid/layak

    2 60,00 - 79,99 Cukup baik/cukup valid/cukup layak

    3 50,00 - 59,99 Kurang baik/kurang valid/kurang layak

    4 0 49,99 Tidak baik (diganti)

  • 8

    Sesuai data yang tersaji dalam Tabel 2, produk hasil pengembangan

    mencakup Standar Kompetensi (SK) 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip

    konservasi energi pada berbagai perubahan energi, dengan Kompetensi Dasar:

    (4.1) Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, (4.2) Menganalisis cara

    perpindahan kalor, (4.3) Menerapkan Asas Black dalam pemecahan masalah.

    Hasil Validasi dan Uji Coba Terbatas

    Berdasarkan hasil validasi oleh tiga validator diketahui bahwa seluruh

    produk hasil pengembangan (instrumen penilaian autentik berbasis kinerja dalam

    pembelajaran Fisika model REACT di SMA kelas X semester 2) dinyatakan

    layak. Instrumen penilaian psikomotor (lembar observasi kinerja dinyatakan layak

    dengan persentase rata-rata 86,07. LKS model REACT dinyatakan layak dengan

    persentase rata-rata 84,50. RPP berbasis aktivitas siswa dinyatakan layak dengan

    persentase rata-rata 85,04. Instrumen penilaian afektif perilaku berkarakter

    (lembar observasi sikap) dinyatakan layak dengan persentase 82,70, serta

    instrumen penilaian afektif keterampilan sosial (lembar peer assessment)

    dinyatakan layak dengan persentase rata-rata 85,00.

    Hasil analisis data uji coba terbatas, diketahui bahwa lembar observasi

    menurut dua orang guru model dinyatakan layak dengan persentase rata-rata

    91,06. Sedangkan menurut 78 siswa, LKS model REACT dinyatakan layak

    dengan persentase 89,03.

    Revisi Produk

    Revisi bertujuan agar produk yang dihasilkan menjadi lebih baik. Revisi

    dilakukan dengan mengacu pada kriteria produk serta saran atau komentar ahli

    dan guru model. Draf instrumen hasil pengembangan secara garis besar

    mengalami revisi dari segi susunan (konstruksi). Daftar bagian draf instumen

    yang mengalami revisi secara rinci disajikan dalam Tabel 3.

  • 9 Tabel 3 Revisi Draf Instrumen Berdasarkan Hasil Validsi dan Uji Coba Terbatas

    Instrumen Paket Halaman Produk Keterangan

    Lembar Observasi

    Kinerja (LOK)

    I - VII 24, 58, 88, 112,

    138, 170, 203

    Kriteria lembar observasi kinerja untuk

    setiap kegiatan disusun secara terpisah

    menjadi LOK I A, I B, dan I C

    LKS Model REACT I - VII 10, 45, 79, 103,

    128, 156, 191

    Materi dalam pendahuluan LKS disusun dengan manambah contoh kasus dalam

    kehidupan sehari-hari

    Soal pada tahap Applying, Cooperating dan Transferring diperbaiki dari segi

    konstruksi

    RPP Berbasis

    Aktivitas Siswa

    I - VII 2, 35, 69, 94,

    120, 146, 179

    Tujuan pembelajaran memuat proses dan

    hasil

    Instrumen Penilaian

    Kognitif Produk

    I - VII 21, 56, 86, 110,

    136, 169, 201

    Kunci jawaban disertai indikator soal

    Lembar Peer

    Assessment

    I - VII 33, 67, 93, 119,

    144, 179, 209

    Aspek keterampilan sosial yang tidak sesuai

    dihilangkan.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini terdiri atas

    produk utama dan produk tambahan yang tersusun dalam tujuh paket. Produk

    utama meliputi: (1) instrumen penilaian psikomotor (lembar observasi kinerja);

    dan (2) LKS model REACT. Sedangkan produk tambahan meliputi: (1) RPP

    berbasis aktivitas siswa; (2) instrumen penilaian kognitif produk; (3) instrumen

    penilaian afektif perilaku berkarakter (lembar observasi sikap); dan (4) instrumen

    penilaian afektif keterampilan sosial (lembar peer assessment).

    Keseluruhan produk hasil pengembangan dinyatakan layak berdasarkan

    hasil validasi dan uji coba terbatas. Hasil analisis data validasi, secara rinci

    persentase kelayakan RPP berbasis aktivitas siswa sebesar 85,04%, LKS model

    REACT sebesar 84,50%, instrumen penilaian kognitif produk sebesar 83,52%,

    instrumen penilaian psikomotor (lembar observasi kinerja) sebesar 86,07%,

    instrumen penilaian afektif perilaku berkarakter (lembar observasi sikap) sebesar

    82,70%,dan instrumen penilaian afektif keterampilan sosial (lembar peer

    assessment) sebesar 85%. Berdasarkan hasil analisis data uji coba terbatas,

    persentase kelayakan instrumen penilaian psikomotor (lembar observasi kinerja)

    menurut guru sebesar 91,06%, dan persentase kelayakan LKS model REACT

    menurut siswa sebesar 89,03%.

  • 10

    Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian di atas antara lain: (1)

    guru Fisika SMA disarankan untuk menggunakan produk hasil penelitian

    pengembangan ini dalam melaksanakan penilaian terhadap kinerja siswa agar

    hasil penilaian benar-benar mencerminkan pencapaian kompetensi ranah

    psikomotor siswa secara nyata (autentik); (2) peneliti berikutnya disarankan untuk

    melakukan uji efektivitas instrumen hasil pengembangan melalui penelitian

    eksperimen, hal ini penting agar diperoleh efektivitas produk hasil pengembangan

    secara empiris; (3) peneliti berikutnya juga disarankan untuk melakukan

    pengembangan produk lebih lanjut pada Standar Kompetensi selain Standar

    Kompetensi 4. Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada

    berbagai perubahan energi.

    DAFTAR RUJUKAN

    Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:

    Rosda Karya.

    Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: PT

    Bumi Aksara.

    Borg and Gall. 1983. Education Research, an introductiom. New york & London:

    Longman Inc. Dari NetLibrary, (Online), (http://www.netlibrary.com),

    diakses 8 Mei 2013.

    Haryati, M. 2008. Model & Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan.

    Jakarta: Gaung Persada Pers.

    Kunandar. 2007.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

    Pendidikan (KTSP)dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada.

    Marhaeni, A.A.I.N. Juli 2012. Pelatihan Pengembangan Penilaian Kinerja

    Menulis Bahasa Inggris bagi Guru Bahasa Inggris SMA Kecamatan

    Buleleng. Majalah Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat Widya

    Laksana,hlm.28, (Online), (http://www.undiksha.ac.id/media/1020.pdf),

    diakses 9 Juni 2013.

    Muchtar, H. 2010. Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu

    Pendidikan. Jurnal Pendidian Penabur, (Online), 9(14): 68-76,

    (http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2068-

    76%20Penerapan%20Penilaian%20Autentik.pdf), diakses 1 Mei 2013.

    Muslich, M. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual

    Panduan bagi Guru,Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah. Jakarta: PT

    Bumi Aksara.

    Nurgiyantoro, B. 2008. Penilaian Otentik.Cakrawala Pendidikan,(Online), Th.

    XXVII, No.3, (http://eprints.uny.ac.id/1552/1/NOV_08_BURHAN.pdf.)

    diakses 5 Mei 2013.

  • 11

    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

    2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Badan Standar Nasional

    Pendidikan. (Online), (http://www.dikti.go.id/files/atur/Permen20-

    2007StandarPenilaian.pdf), diakses 14 April 2013.

    Slavin, R.E. 2009. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks.

    Sukmadinata, N.S. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

    Rosdakarya.

    Sukmadinata, N. 2002. Pendekatan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan.

    Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

    Susila, I.K. 2012. Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (Performance

    Assessment) Laboratrium pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X di Kabupaten Gianyar, (Online),

    (http://pasca.undiksha.ac.id/e-

    journal/index.php/jurnal_ep/article/download/375/167), diakses 19 Mei

    2013.

    Yuliati, L. 2008. Model-Model Pembelajaran Fisika, Teori dan Praktek. Malang:

    Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran UM.