artikel mengatasi banjir dgn perspektif migrasi
TRANSCRIPT
Mengatasi Banjir dan Kemacetan Jakarta dalam Perspektif Migrasi
Masalah banjir dan kemacetan di Jakarta bukanlah hal yang baru . Namun mengapa hingga
detik ini , hingga presiden telah bergantipun masalah tersebut belum menemukan titik
terangnya?
Memang mengatasi hal besar seperti ini tidak semudah membalikkan telapak tangan ,
banyak hal yang tak terduga dan halangan yang merintang . Namun bukan berarti hal ini
tidak dapat diatasi . Dengan kesabaran dan ketekunan maka waktulah yang akan menjawab .
Perlu adanya target waktu agar perencanaan dan pelaksanaan berjalan dengan pelan
namun pasti .
Lalu apa sebenarnya Banjir dan Macet ? seberapa parahkah yang terjadi di Jakarta ? Dimulai
dari kemacetan , macet penyebab utamanya adalah terlalu banyaknya volume kendaraan
yang beroperasi sementara jalan tidak dapat menampung jumlah tersebut , maka timbullah
antrian panjang kendaraan dengan rata rata kecepatan yang rendah. Mengapa bisa
terjadi?pertumbuhan kendaraan bermotor dalam tiga tahun terakhir rata-rata per tahunnya
di Jakarta mencapai 11,26%.Sedangkan pertumbuhan jalan hanya sekitar 0,01% per
tahun.Pertumbuhan kendaraan yang pesat tidak lain karena kepadatan penduduk , pada
mulanya penduduk Jakarta tidak semembludak sekarang namun dengan banyaknya fasilitas
yang dapat Jakarta tawarkan maka semakin banyaknya migrant yang datang ke Jakarta ini
menyebabkan semakin banyak pula kendaraan yang ada . Tidak heran jika kepadatan
Jakarta menjadi nomor satu di Indonesia dengan 15015 jiwa/km sedangkan Papua barat
hanya 9 jiwa/km . Sedangkan masalah banjir juga bermuara pada kepadatan penduduk .
Karena tidak adanya daerah serapan air akibat pemukiman pddk dan prasarana yang
dibangun untuk memenuhi jumlah penduduk yg ada
Maka Jakarta sudah tidak dapat menampung migrant lagi , jika terus menerus terjadi
keadaan akan semakin rumit dan tidak terkendali . Bahkan mungkin nanti kendaraan tidak
akan bergerak sama sekali dan frekuensi Banjir meninggi . Untuk itu perlu diadakannya
upaya untuk menekan migrant yang masuk ke Jakarta .
Seperti telah dibahas , Jakarta menawarkan kehidupan yang menjanjikan karena banyaknya
kesempatan , inilah daya tarik jakarta sehingga migrant semakin menjamur . Tentu kita tidak
bisa menghilangkan daya tarik tersebut . Dan Migran sebenarnya termotivasi untuk
berpindah karena masalah ekonomi dan kesejahteraan . Maka yang dapat kita lakukan
adalah memberdayakan daerah daerah lain , selain ibu kota ini . Pemberdayaan daerah
dengan pembangunan lapangan kerja dan perbaikan fasum desa . Sehingga migrant tidak
perlu mencari yang jauh jika di daerahnya sudah tersedia
Yang kedua pemberian training dan pelatihan untuk penduduk desa agar memiliki keahlian
khusus di suatu bidang , sehingga ketika lapangan kerja di buka di desa , tenaga penduduk
desa dapat terserap
Yang ketiga pemberian pengetahuan tentang kewirausahaan dan management keuangan ,
dengan begitu penduduk tidak perlu mencari kerja namun menciptakan lapangan kerja . hal
ini bukan tidak mungkin karena banyaknya potensi dan bidang yang dapat digali .
Yang keempat memberikan sosialisasi tentang betapa banyak resiko yang terjadi jika
migrant terus berdatangan , kepadatan bertambah dan banyaknya pengangguran jika
migrant yang datang tidak memiliki pekerjaan yang pasti .
Yang terakhir membatasi migrant yang datang dengan menghitung batas kepadatan
penduduk lalu disesuaikan , bila sudah melampaui maka migrant yang datang akan
dipulangkan kembali .
Yang terakhir adalah kesabaran dan dukungan semua elemen , baik pemerintah dan masy
Karena semua ini butuh waktu dan biaya yang besar . Namun bukan tidak mungkin bisa
terjadi asalkan ada target dan perencanaan yang baik