artikel membaca

18
membaca adalah jendela dunia Di usia saya yang masih sangat muda ini, saya berharap untuk selalu menggalih pengetahuan dengan membaca. karena apa?.. dengan membaca kita tahu akan hal-hal yang kita baca. asalkan tidak asal baca. seperti pepatah mengatakan, membaca adalah jendela dunia.. kenapa ko begitu?.. apakah anda tahu yang di maksud dengan jendela dunia?... ibarat rumah anda. dengan adanya jendela, anda dapat melihat sesuatu di sisi balik jendela rumah anda anda akan dapat melihat suatu hal yang indah dan sesuatu yang baru pastinya. dengan adanya jendela di rumah anda merupakan suatu manfaat untuk sebuah pandangan baru. maka dari itu sebisa mungkin saya memaparkan akan hal-hal yang saya ketahui dari membaca. saya kutib dari artikel pendekar tidar ; Semasa seorang anak memasuki bangku pendidikan formal, hal pertama yang diajarkan oleh guru adalah pelajaran baca tulis. Hal tersebut tentunya sangat penting sebagai suatu landasan perpijak, modal awal sekaligus titik awal untuk pembelajaran selanjutnya. Sudahkah ketrampilan baca tulis yang seakan sederhana dan mudah kita lakukan tersebut kita pahami maknanya secara mendalam? Apakah arti dari membaca? Apakah makna dari menulis? Risalah kenabian berupa wahyu Al Qur’an yang diberikan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW adalah iqro’, bacalah! Kenapa kita diperintahkan terlebih dahulu untuk membaca? Bukannya menulis? Hal tersebut tentunya bukan tanpa alasan dan sebenarnya urutan tersebut sangat terkait dengan struktur sembilan puluh sembilan nama Allah dalam Al Asmul Husna. Bagaimana maksudnya? AdZohiir dan Al Bathien adalah sebagian dari asma Allah. Kata lahir lebih dahulu hadir sebelum batin. Jadi sebenarnya manusia diperintahkan untuk “melihat” yang lahir guna kemudian disimpan dalam dunia batin kita, itulah arti membaca. Saya kutib dari artikel damarjati supadjar “membaca adalah suatu aktivitas membatin suatu hal yang lahir”, tentunya dalam pengertian luas. Maksud dari lahir disini adalah benda dalam artian fisik, kongkrit maupun abstrak yang dapat diindera oleh panca indra manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Langsung dalam pengertian melalui penglihatan, perabaan, penciuman, pengecapan, maupun pendengaran. Sedangkan tidak langsung dapat diartikan melalui ciri-ciri suatu benda atau keadaaan, ataupun dengan peralatan bantu tertentu. Contoh yang paling sederhana adalah membaca tulisan. Tulisan adalah suatu bentuk fisik kongkrit yang melalui indra penglihatan, atau bisa juga melalui perabaan bagi saudara kita yang tuna netra, kita jadikan sebagai input untuk diolah oleh otak berdasarkan referensi pengetahuan yang pernah diajarkan(pelajaran mengenai abjad) untuk kemudian disimpan dalam memori. Dari memori tersebut kemudian tersusunlah kata dan kalimat yang dapat kita keluarkan melalui ucapan, atau bisa jadi kita hentikan sampai tahapan penyimpanan makna dalam memori jika kita membaca secara batin. Dari contoh sederhana tersebut kemudian dapat ditarik makna yang lebih luas menyangkut obyek baca tidak hanya lagi berujud tulisan. Kita bisa membaca warna sebagai merah, hitam, putih, biru dan sebagainya. Kita bisa membaca gambar, lukisan, gunung, air, batu, laut, langit dan masih banyak benda yang lain. Kita juga bisa membaca suasana sebagai panas, dingin, senang, susah, menakutkan. Suhu dapat kita baca secara tidak langsung dengan bantuan alat termometer, kelembaban udara dibantu dengan higrometer maupun barometer. Curah hujan dapat

Upload: rini-andriani

Post on 17-Feb-2015

112 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Membaca

membaca adalah jendela dunia

Di usia saya yang masih sangat muda ini, saya berharap untuk selalu menggalih pengetahuan dengan

membaca. karena apa?.. dengan membaca kita tahu akan hal-hal yang kita baca. asalkan tidak asal baca.

seperti pepatah mengatakan, membaca adalah jendela dunia.. kenapa ko begitu?.. apakah anda tahu yang di

maksud dengan jendela dunia?... ibarat rumah anda. dengan adanya jendela, anda dapat melihat sesuatu di sisi

balik jendela rumah anda

anda akan dapat melihat suatu hal yang indah dan sesuatu yang baru pastinya. dengan adanya jendela di rumah

anda merupakan suatu manfaat untuk sebuah pandangan baru. maka dari itu sebisa mungkin saya memaparkan

akan hal-hal yang saya ketahui dari membaca.

saya kutib dari artikel pendekar tidar ; Semasa seorang anak memasuki bangku pendidikan formal, hal pertama

yang diajarkan oleh guru adalah pelajaran baca tulis. Hal tersebut tentunya sangat penting sebagai suatu

landasan perpijak, modal awal sekaligus titik awal untuk pembelajaran selanjutnya. Sudahkah ketrampilan baca

tulis yang seakan sederhana dan mudah kita lakukan tersebut kita pahami maknanya secara mendalam?

Apakah arti dari membaca? Apakah makna dari menulis?

Risalah kenabian berupa wahyu Al Qur’an yang diberikan pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW adalah

iqro’, bacalah! Kenapa kita diperintahkan terlebih dahulu untuk membaca? Bukannya menulis? Hal tersebut

tentunya bukan tanpa alasan dan sebenarnya urutan tersebut sangat terkait dengan struktur sembilan puluh

sembilan nama Allah dalam Al Asmul Husna. Bagaimana maksudnya?

AdZohiir dan Al Bathien adalah sebagian dari asma Allah. Kata lahir lebih dahulu hadir sebelum batin. Jadi

sebenarnya manusia diperintahkan untuk “melihat” yang lahir guna kemudian disimpan dalam dunia batin kita,

itulah arti membaca.

Saya kutib dari artikel damarjati supadjar “membaca adalah suatu aktivitas membatin suatu hal yang lahir”,

tentunya dalam pengertian luas. Maksud dari lahir disini adalah benda dalam artian fisik, kongkrit maupun

abstrak yang dapat diindera oleh panca indra manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Langsung

dalam pengertian melalui penglihatan, perabaan, penciuman, pengecapan, maupun pendengaran. Sedangkan

tidak langsung dapat diartikan melalui ciri-ciri suatu benda atau keadaaan, ataupun dengan peralatan bantu

tertentu.

Contoh yang paling sederhana adalah membaca tulisan. Tulisan adalah suatu bentuk fisik kongkrit yang melalui

indra penglihatan, atau bisa juga melalui perabaan bagi saudara kita yang tuna netra, kita jadikan sebagai input

untuk diolah oleh otak berdasarkan referensi pengetahuan yang pernah diajarkan(pelajaran mengenai abjad)

untuk kemudian disimpan dalam memori. Dari memori tersebut kemudian tersusunlah kata dan kalimat yang

dapat kita keluarkan melalui ucapan, atau bisa jadi kita hentikan sampai tahapan penyimpanan makna dalam

memori jika kita membaca secara batin.

Dari contoh sederhana tersebut kemudian dapat ditarik makna yang lebih luas menyangkut obyek baca tidak

hanya lagi berujud tulisan. Kita bisa membaca warna sebagai merah, hitam, putih, biru dan sebagainya. Kita bisa

membaca gambar, lukisan, gunung, air, batu, laut, langit dan masih banyak benda yang lain.

Kita juga bisa membaca suasana sebagai panas, dingin, senang, susah, menakutkan. Suhu dapat kita baca

secara tidak langsung dengan bantuan alat termometer, kelembaban udara dibantu dengan higrometer maupun

barometer. Curah hujan dapat diukur dengan regenmeter, massa dapat ditimbang, radiasi dapat diketahui

dengan surveymeter, dan masih banyak contoh lain.

Pertanyaan berlanjut, apa yang mesti dibaca manusia? Yang harus dibaca manusia adalah ilmu Allah.

Karena apa?.. perlu anda sadari, semua yang terjadi di bumi ini atas kehidupan manusia karena allah. Mungkin

bagi anda penganut agama lain sama keyakinan anda semua karena dari tuhan (sesuatu yang kita yakini

sebagai sang pencipta) Menurut para ahli tafsir, ilmu Allah dibagi menjadi dua yaitu ilmu Allah yang terucap atau

kalam, serta ilmu Allah yang tercipta atau disebut alam. Dengan demikian untuk kemaslahatan hidup manusia

dalam mengembangkan tugas memakmurkan bumi, manusia diharuskan membaca, dalam arti mengaji,

mengkaji, meneliti, dan berpikir mengenai kalam dan alam. Hanya dengan penguasaan ilmu kalam dan alamlah

manusia dapat menciptakan pengetahuan dan teknologi untuk kesejahtearaan hidupnya.

Page 2: Artikel Membaca

Kurangnya kesadaran akan pentingnya harkat pendidikan, ditambah keterbatasan ekonomi serta informasi

nampaknya merupakan satu kombinasi yang sangat kuat bagi pemberdayaan masyarakat setempat. Dalam

keadaaan yang demikian, nampaknya buku bisa menjadi alternatif untuk membedah wawasan warga. Dengan

demikian yang perlu ditekankan adalah pengadaan buku untuk “memenuhi kebutuhan warga”. Buku tentang

pertanian, perkebunan, peternakan sangat diperlukan untuk menunjang pekerjaan warga dewasa.

Adapun bagi anak-anak dan usia remaja, seperti buku tentang pelajaran sekolah, pembelajaran agama dan

bahasa, dongeng nasehat akan sangat membantu kebutuhan mereka. Dari keterpenuhan kebutuhan warga

tersebut diharapkan nantinya membaca bisa tertanam lebih lanjut menjadi suatu budaya positif. Membaca

adalah jendela dunia ilmu pengetahuan.

KEGEMARAN MEMBACA SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG MENINGKATNYA KREATIVITAS

Pendahuluan

Tidak jarang orang tua membiarkan anaknya terbiasa melakukan sesuatuyang kurang bermanfaat, umpamanya membiarkan anak menonton programtelevisi yang kurang memiliki bobot pendidikan. Terbiasa demikian,akan menimbulkan dampak negatif yang kelak akan merugikan anaktersebut. Orang tua yang bijaksana sejak dini telah mempersiapkandiri bagi perilaku positif yang diharapkan terbina pada anak-anaknya, antara lain berusaha menumbuhkan kegemaran membaca bagianak-anaknya. Kegemaran membaca merupakan kegiatan positif yangmemiliki banyak manfaat. Melalui gemar membaca seseorang dapatmenjadi pandai. Khususnya bagi anak-anak, membaca merupakan salahsatu kebiasaan yang baik untuk mengembangkan imajinasi dankreaivitas.

Siapa yang disebut kreatif?

Sebelum menjabarkan siapa yang disebut kreatif, perlu kiranyadibahas terlebih dahulu mengenai pengertian kreativitas.Kreativitas, menurut Prof. Utami Munandar (1996:251-252) dapatditinjau dari 4 aspek (4P), yaitu:Kreativitas dari aspek pribadi, muncul dari keunikan pribadiindividu dalam interaksi dengan lingkungannya. Setiap anak mempunyaibakat kreatif, namun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yangberbeda-beda. Orang tuda dan pendidik hendaknya menemukenali danmenghargai bakat kreatif anak dan emmebrikan kesempatan untukmengembangkannya secara optimal.Kreativitas ditinjau dari aspek pendorong menunjuk padaperlunya dorongan dari dalam individu (berupa minat, hasrat, danmotivasi) dan dari luar (lingkungan keluarga, sekolah, danmasyarakat) agar bakat kreatif dapat diwujudkan. Orang tua danpendidik diharapkan dapat memberikan dukungan, perhatian, seratsarana-prasarana yang diperlukan.Kreativitas sebagai proses bersibuk diri secara kreatif. Padaanak usia prasekolah hendaknya kreativitas sebagai proses yangdiutamakan, dan jangan terlalu cepat mengharapkan produk kreatifyang bermakna dan bermanfaat (karena akan mengurangi kesenangan dankeasyikan anak untuk berkreasi).

Page 3: Artikel Membaca

Kreativitas sebagai produk, merupakan suatu ciptaan yang barudan bermakna bagi individu dan/atau bagi lingkungannya. Pada seoranganak, hasil karyanya sudah dapat disebut kreatif, jika baginya hasilkarya tersebut baru, ia belum pernah membuatnya sebelumnya, dan iatidak meniru atau mencontoh pekerjaan orang lain. Yang pentingproduk tersebut dihargai, sehingga ia merasa puas dan tetapbersemangat dalam berkreasi.

Penelitian-penelitian menunjukkan bahwa media dapat mengembangkankreativitas seseorang, karena keragaman media memperkaya pengalamandan membuat anak tidak bosan daripada hanya menggunakan satu media;memberikan pengalaman belajar yang menarik, seperti dalampengembangan keterampilan kreatif; dan melibatkan anak dalamberkreasi. Yang dimaksud dengan media adalah musik, bahan cetak, dankomputer. Buku merupakan bahan cetak. Membacakan cerita dari bukumembantu anak mengembangkan imajinasi. Setelah mendengar cerita,anak dapat membuat cerita sendiri ataupun meneruskan cerita yangdidengarnya. melalui gambar yang menarik seorang anak dapatterstimulasi untuk melukis ataupun menulis cerita yang kreatif.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang yang kreatifadalah seorang yang dapat mencetuskan atau mengekspresikan ide-idenya, baik berupa lisan, tertulis ataupun melalui hasil karyalainnya yang lain dari pada yang lain (unik), belum pernah dibuatsebelumnya (orisinil).

Mengapa membaca meningkatkan imajinasi dan kreativitas?

Seorang anak, bahkan sejak bayi memiliki keingintahuan yang besarterhadap dunia di sekitarnya. Keingintahuan ini perlu terus dipupukdan dirangsang, salah satunya melalui buku. Buku merupakan jendeladunia. dengan membiasakan anak terhadap buku, membuat ia senangmembaca, dan menganggap membaca adalah kegiatan yang menyenangkandan penting, yang juga membuatnya dapat memenuhi sebagiankeingitahuannya. Usaha ini mendukung munculnya proses kreatifseoranganak. Anak dapat banyak berimajinasi karena kegiatan membaca.

Seorang anak yang kreatif tidak puas dengan apa yang diperolehnya,dan selalu `mencari' informasi, yang dapat diperolehnya melaluiaktivitas membaca.

Bangsa yang maju umumnya adalah bangsa yang gemar membaca, umpamanyabangsa Jepang, Amerika dan beebrapa negara Eropa lainnya. Merekapunmemiliki karya-karya besar yang kreatif, umpamanya bermacam jenismobil dari Eropa dan Amerika, komputer ataupun telepon canggih dariJepang. Melalui membaca mereka dapat berimajinasi sebelummenciptakan produk yang unik. Imajinasi merupakan proses kreatif,dan berimajinasi dapat dilakukan dengan membaca. Membaca berartiberimajinasi! Makin banyak materi yang dibaca, makin banyakpengetahuan yang diperoleh, dan makin kaya imajinasi yang dilakukanpada saat membaca maupun setelah membacanya. Dengan tibanya eraglobalisasi, hanya bangsa yang keratiflah yang dapat unggul. Bangsa

Page 4: Artikel Membaca

tersebutlah yang dapat mempertahankan nilai-nilai bangsanya, karenabila tidak bangsa tersebut akan `terjajah' oleh nilai-nilai bangsalain, 'terjajah'oleh produk-produk mereka pula.

Melalui membaca, diharapkan bangsa Indonesia kelak memiliki wawasan yang luas, mampu berkreasi lebih baik dan dapat berdiri setidaknyasejajar dengan bangsa lain di dunia. Penelitian menunjukkan bahwapengalaman sejak dini bersama buku berkaitan erat dengankeberhasilan kemampuan membaca di tingkat pendidikan dasar. Dengangemar membaca seorang anak akan lebih mudah `menerima' sertamemahami pengetahuan yang diterimanya dalam pendidikan formalnyapula. Perbendaharaan kata atau konsep-konsep yang dimilikinya lebihberkembang dari pada mereka yang tidak gemar membaca.

http://groups.yahoo.com/group/ganesha14/message/254

http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/supriyono1.pdf

Masyarakat, Budaya Membaca Dan Perpustakaan, Konsep Membangun Masyarakat Peka InformasiPenulis Lina Khoerunnisa Tgl 03 April 2012     

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dewasa ini informasi merupakan salah satu kebutuhan pokok yang wajib untuk di penuhi

, dimaksudkan di era globalisasi ini segala bentuk kunci kesuksesan di pegang oleh

informasi. Semakin banyak informasi yang di terima, maka semakin banyak pula kita

mengetahui terhadap hal – hal  yang baru dimana suatu saat berguna bagi kita untuk

kedepannya.

Informasi – informasi tersebut banyak beredar di sekitar kita baik dari media cetak

ataupun media elektronik yang selalu mendampingi kita kesehariannya, serta banyak

memberikan pengaruh kepada mereka yang banyak mengakses informasi tersebut.

Berbicara masalah kaitan antara informasi, masyarakat serta seberapa besar informasi

yang di dapat , biasanya masyarakat lebih memilih yang lebih praktis serta mudah ,

masyarakat enggan atau kurang berminat dalam mendapatkan informasi dengan

membaca, banyak alasan yang melatar belakangi, tetapi masalah mulai muncul ketika

hak pengaksesan informasi tersebut terdapat kesenjangan, terdapat perbedaan

kesempatan untuk memperoleh suatu informasi, yang nantinya dapat  berakibat

membagi sebagian masyarakat dengan sebagian masyarakat lain dari yang mendapat

keuntungan atas info tersebut dengan mereka yang merugi karena keterbatasan hak

akses.

Page 5: Artikel Membaca

Selain itu terdapat permasalahan dalam pelaksanaan dan penggunaan media informasi

baik cetak ataupun elektronik, yaitu hanya sebatas sebagai penghibur saja, termasuk

pemilihan acara – acara ataupun topik di dalamnya, sehingga informasi dan berita yang

masuk untuk di terima masyarakat hanya sedikit dan kurang maksimal. Sudah barang

tentu bentuk kemajuan dan pembangunan juga sulit berkembang, di tambah lagi 

informasi – informasi yang setiap hari di sajikan belum tentu  apa yang ingin di cari atau

di dapatkan.Dampak panjangnya masyarakat yang tersenjangi tersebut mengarah pada

penghambatan kemajuan .

Selain permasalahan di atas masih ada permasalahan lagi yang cukup pelik dan sulit

untuk di laksanakan, yaitu penanaman budaya membaca di dalam masyarakat. Tidak

bermaksud menggeneralisasikan setiap masyarakat seperti itu, tetapi sebagian besar 

masyarakat, terutama masyarakat desa. Banyak  faktor yang mendukung kenapa

budaya membaca di dalam masyarakat sulit berkembang , antara lain :

Kurangnya akses terhadap bahan – bahan bacaan, koran , buku, dll,

Kurang adanya minat,

Tidak adanya dorongan , terutama dari pihak luar,

Serta tidak adanya bentuk implementasi ( secara nyata ) dari informasi tersebut.

Selain faktor di atas, faktor yang juga menjadi penyendat adalah terbatasnya pusat –

pusat bacaan atau sulitnya mengakses seperti perpustakaan. Banyak perpustakaan yang

kurang performa sebagai gudang informasi , perpustakaan malah hanya sebagai hiasan 

dan pemanis daerah saja.

B. Tujuan

Membaca adalah salah satu kebiasaan yang tidak akan pernah tergantikan dan tidak

boleh di tinggalkan jika ingin mendapatkan informasi – informasi. Kiranya tujuan

pengangkatan masalah tersebut adalah :

Guna mendorong masyarakat untuk dapat mengakses informasi yang  di inginkan

lewat membaca.

Mempersempit jurang kesenjangan antar masyarakat akibat terbatasnya

informasi lewat membaca.

Agar informasi yang di dapat masyarakat mampu di praktekkan dalam kehidupan

sehari – hari serta untuk peningkatan aspek – aspek di dalamnya.

Pemanfaatan perpustakaan sebagai media tepat guna untuk masyarakat sebagai

bentuk pembangunan.

C. Kerangka teori

Konsep Management Mutu Total (Total Quality Management)

Page 6: Artikel Membaca

Managemen berasal dari bahasa Inggris “to manage” yang berarti mengelola , atau

memimpin. Definisi lain menyebutkan managemen adalah ilmu atau seni mengatur

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainya secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan tertentu[1].Di dalam konsep managemen terdapat konsep

managemen mutu total , yaitu sistem pengendalian mutu yang mengutamakan  dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan dengan sebaik – baiknya atau pengendalian kualitas[2].

Di dalam konsep ini terdapat prinsip – prinsip managemen mutu total , antara lain:

Berkesinambungan;

melangkah dengan benar sejak awal;

penanaman sikap mental;

dorongan, pengakuan dan penghargaan atas prestasi;

inovasi.

Selain prinsip di atas, terdapat juga tujuan – tujuan suatu lembaga dalam menggunakan

managemen mutu total ini , antara lain :

meningkatkan kualitas dan efektifitas;

meningkatkan kualitas produk;

memuaskan pelanggan;

meningkatkan pangsa pasar;

serta peningkatan komunikasi dan moral dalam berorganisasi.[3]

Konsep Masyarakat Aktif : Teori Proses – Proses Sosial

Menurut Amitai Etzioni (1968) masyarakat aktif adalah masyarakat yang menguasai

dunia sosial mereka, dimana tidak di kendalikan oleh kekuatan – kekuatan luar atau

kekuatan aktif lainya. Suatu masyarakat di katakan aktif  ketika masyarakat tersebut

mampu memegang pengetahuan sebagai kunci transformasi sosial , baik pengetahuan

ilmiah maupun sosial. Terdapat tiga elemen untuk melihat suatu masyarakat di katakan

aktif [4]:

1. adanya sekelompok pelaku yang memiliki pengetahuan,

2. adanya tujuan yang harus di capai oleh pelaku, dan

3. mengarah kepada kekuasaan termasuk menyusun kembali keteraturan –

keteraturan sosial.

Jadi penekanan dalam masyarakat aktif adalah sekelompok pelaku yang memiliki

pengetahuan dimana nantinya di gunakan untuk membimbing masyarakat ke dalam

tranformasi sosial. Etzioni menyatakan dampak dari penguasaan pengetahuan yaitu

mampu mengangkat kesadaran dan tindakan sosial masyarakat akan lingkungannya,

dan lewat kesadaran, masyarakat mampu menjawab masalah – masalah besar yang di

hadapai :

Page 7: Artikel Membaca

1. masalah bagaimana mengendalikan masa depanya,

2. masalah pengendalian masa depan yang tidak sepenuhnya tergantung pada

takdir,

3. masalah arah individu untuk berkembang,

4. masalah sejauh mana seseorang mampu untuk mengendalikan diri.

BAB II

PEMBAHASAN

Minat merupakan istilah yang tepat di gunakan dalam mengaktifkan penyaluran

informasi kepada masyarakat.Sikap tersebut terjadi ketika adanya kecenderungan hati

yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang terhadap sesuatu[5]. Minat inilah yang

perlu di tumbuhkan di dalam masyarakat untuk menjawab permasalahan kesenjangan ke

depan.

Tidak setiap orang dapat atau mempunyai minat lebih dalam membaca , apalagi mereka

yang tersibukkan oleh pekerjaan mereka masing – masing, semisal petani, pedagang,

buruh yang kesehariannya bergumul dengan pekerjaannya sehingga sulit menyisihkan

waktu untuk membaca, karena mereka menganggap pekerjaannya jauh lebih penting.

Berdasarkan teori masyarakat aktif mengungkapkan bahwa masyarakat aktif adalah

masyarakat yang menguasai dunia sosial mereka , bahwa pengetahuan merupakan

kunci untuk mewujudkan masyarakat yang aktif (transformasi masyarakat)[6].

Proses pembangunan yang dicanankan pemerintah terutama di tujukan kepada

masyarakat kini tidak lagi bersifat top down, tetapi botton up yang berarti adanya turut

serta masyarakat dalam menciptakan kemajuan dan perencanaan pembangunanya

sendiri.Masyarakat bukan lagi sebagai obyek semata tetapi juga menjadi subyek pelaku

pembangunanya sendiri (otonomi).Keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan tentu

merupakan bentuk dari masyarakat aktif, keikut sertaan tersebut bukan hanya dalam

bentuk dukungan tetapi juga bentuk partisipasi, sumbangan ide, serta bentuk usaha

yang nyata dimana dapat menumbuhkan kemakmuran setempat.

Bentuk sumbangan – sumbangan tersebut di dapat oleh masyarakat jika mereka mampu

dan paham akan masalahnya, mempunyai informasi terhadapnya dan terus ter up

date .Untuk mengusahakan masyarakat dapat seaktif itu tidaklah serta merta mengajak

masyarakat untuk langsung membaca dengan meyodorkan tumpukan buku dan bahan

bacaan lain, walaupun terdapat perpustakaan dekat pun kalau tidak ada pemicu yang

ampuh untuk membuat masyarakat menjadi minat, maka tidak akan berjalan juga. Di

sini penulis menyebut sebagai pemicu “ in side”, bentuk – bentuk pemicu “in

side” tersebut masih berkesinambungan dengan program – program pemerintah, bahwa

program untuk meningkatkan minat baca di dalam masyarakat bisa di sisipkan dalam

program – program pemerintah. Seperti program PNPM Mandiri, yang merupakan

Page 8: Artikel Membaca

program pemerintah dimana melibatkan masyarakat sebagai penggagas,dan pelaku

program, ini sangat efektif untuk meluncurkan program penyuluhan tersebut.

Guna menarik minat masyarakat, program peningkatan minat baca dapat di sisipkan

dalam progam tersebut. Contoh  suatu desa ingin mengadakan suatu program budidaya

lele dan ternak sapi, sebagai promotor, disini pemerintah desa setempat dan orang luar

yang di tunjuk sebagai fasilitator bertugas menerangkan maksud dan tujuan , antara lain

membantu masyarakat untuk dapat secara tepat berternak sapi dan lele, dengan

memberi pancingan masyarakat atas info – info yang mengulas hal tersebut lewat

selebaran dan buku – buku bacaan, di harapkan masyarakat paham terlebih

dahulu.Langkah selanjutnya, masyarakat di ajak rerembuk akan cara – cara

pelaksanaanya, di sini masyarakat yang sudah terbekali bacaan akan dapat dengan

mudah berinteraksi secara aktif, langkah berikutnya mengimplementasi teori tersebut di

dalam bentuk nyata, langkah terakhir ialah mengevaluasi program tersebut, maka

disinilah titik dimana masyarakat mulai tertarik, bahwa pembacaanya mampu membuat

perubahan serta mendapat pengetahuan – pengetahuan baru.

Permasalahan lain muncul ialah bagaimana cara menentukan kecocokan program

dengan ke efektifitasnya progam budaya membaca di dalam masyarakat, yaitu dengan

penelusuran minat masyarakat, karena dengan minat terkandung selera yang bisa

diambil dan di manfaatkan. Seperti minat Ibu – ibu PKK dalam memasak macam –

macam roti, para pemuda berminat dalam pengolahan sampah menjadi kompos, dan lain

sebagainya , lewat hal itu fasilitator bertugas memfasilitasi mulai dari pengadaan buku –

buku dan bahan bacaan yang terkait, serta peralatan yang di butuhkan  , dalam proses

ini dalam perjalanan program tetap mengetengahkan bahan bacaan sebagai sumber

ilmu, maka minat dan budaya membaca semakin mempunyai kesempatan besar

terlaksana , dengan penekanan kekonsitensian dari fasilitator, masyarakat serta program

– program yang sedang ,akan dan yang ingin di laksanakan.

Seiring dengan perjalanya program dan mulai merayapnya budaya membaca di dalam

masyarakat, jika tidak di tindak lanjuti maka sangat di sayangkan, di sinilah peran apa

yang disebut perpustakaan  bergerak, menangkap keinginan masyarakat yang ingin

mendapatkan ilmu lebih. Di sini penulis menyebut sebagi pemicu “out side”, yaitu

pemicu – pemicu lain yang datang dari luar dimana dapat mempengaruhi masyarakat

dalam mengembangkan minatnya. Di sini penekanan pada perpustakaan daerah sebagai

pusat bacaaan masyarakat umum.

Di sinilah peran perpustakaan daerah mulai bergerak ,bukan masyarakatnya yang harus

memulai, karena kita berbicara masalah minat,lewat bantuan fasilitator sebagai

penghubung antara keduanya. Seseorang tertarik karena senang terhadap sesuatu, jika

ingin masyarakat tertarik terhadap perpustakaan maka perpustakaan juga berbenah diri

agar di manfaatkan, sesuai maksud di bentuknya perpustakaan yaitu sebagai pusat

Page 9: Artikel Membaca

informasi , sumber belajar , penelitian, rekreasi serta kagiatan ilmiah

lainya[7] .Berhubungan dengan masyarakat aktif, untuk men support kemajuan dan

minat baca, mungkin tidak hanya dari pihak fasilitator dan pihak perpustakaan saja,

tetapi masyarakat terpelajar dan mahasiswa pun bisa turut membantu .

Perpustakaan sebagai pusat ilmu agar mampu memberikan informasi dan inspirasi

secara maksimal , perlu berbenah dari ,dari yang bersifat struktural maupun

fungsional.Struktural di sini di maksudkan adalah pembangunan infrastruktur, dimulai

dari :

pemilihan tempat yang strategis,

bentuk dan pola gedung modern,

peralatan – peralatan ,

serta pengadaan buku.

Tetapi jika beberapa kriteria di atas ada hal yang tidak bisa dipenuhi, seperti tempat dan

infrastruktur tidak mendukung, di maksudkan perpustakaan sudah berdiri sejak dahulu

dengan gedung dasain lama, maka solusinya selain tetap pengoptimalan dua kriteria

lainya , yaitu dengan pengoptimalan fungsional, lewat managemen perpustakaan ,

berdasar teori managemen mutu total prinsip – prinsip managemen mutu yang telah di

kemukakan di depan, termasuk juga tujuan managemen .Ada beberapa langkah yang

bisa mendukung prinsip seta tujuan managemen tersebut:

bentuk rasa komitmen dari prinsip dan tujuan awal,

terbuka akan hal – hal baru dan mampu menerima perubahan jika di perlukan.

Bentuk – bentuk fungsional lain yang perlu di tambahkan adalah, konsep one place to all

informations, dimaksudkan perpustakaan sebagai pusatnya informasi, di sinilah

pengoptimalan informasi yang di butuhkan masyarakat agar dapat mudah

mengaksesnya seperti :

informasi pemerintahan atau publikasi pemerintah,

informasi tentang pariwisata lokal,

informasi umum / lowongan pekerjaan lokal.

Selain itu, perpustakaan di biasakan sebagai tempat pengadaaan event – eventyang

masih bersangkutan dengan masyarakat dan dunia membaca :

pameran buku – buku baru,

pameran UKM ( Unit Kerja Masyarakat ) serta hasil produk lokal,

bedah buku / pemutaran film edukasi,

pengadaan pelatihan kerja.

Page 10: Artikel Membaca

Dari keseluruhan pembahasan di atas mengerucutkan bahwa budaya membaca perlu di

tingkatkan di kalangan masyarakat, serta dengan membangkitkan budaya membaca

dampaknya dapat mendorong masyarakat untuk menggunakan perpustakaan sebagai

tempat menimba ilmu secara optimal yang murah meriah.

BAB III

KESIMPULAN  DAN  SARAN

Membaca adalah sebuah metode pembacaan yang sudah di lakukan sejak dahulu hingga

kini, karena lewat membaca segala ilmu yang ingin di mengerti, dapat disalurkan.

Budaya membaca seharusnya tidak boleh di tinggalkan mengingat kemajuan zaman.

Budaya membaca sangatlah penting untuk di pertahankan di dalam kehidupan sosial

bermasyarakat, lewat itu dapat medorong masyarakat untuk berkembang dan mampu

menggunakan ilmu – ilmu tersebut serta dapat menambah skill masyarakat, sehingga

masyarakat semakin dapat mengikuti perkembangan zaman. Selain itu penguatan akan

budaya baca ialah dapat mengurangi jarak pemisah di dalam strata sosial terutama

dalam intelektual sehingga bentuk dari konflik yang akan muncul dapat di redam.

SARAN - SARAN :

Perlunya  penguatan di dalam masyarakat dengan seringnya di adakan kegiatan –

kegiatan yang bersifat edukatif – kreatif

 Pengoptimalan perpustakaan serta kegiatan – kegiatan terhadap masyarakat

yang jauh dari kota atau desa terpencil terhadap budaya membaca

Adanya sumbangsih antara pemerintah, swasta dan pihak – pihak yang terkait

dalam mengembangkan budaya membaca dan pengoptimalan perpustakaan.

Daftar Pustaka:

HS, Lasa, “ Managemen Perpustakaan”, Gama Media,2005.

M Poloma, Margaret, “Sosiologi Kontemporer”, Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada, 2007.

NS, Sutarno,”Perpustakaan dan Masyarakat”, Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Yusuf , Taslimah, “ Managemen Perpustakaan Umum”, Jakarta:Universitas Terbuka,1996.

[1] Taslimah Yusuf, Managemen Perpustakaan Umum,Jakarta:Universitas

Terbuka,1996,hlm. 32

[2] Lasa.HS,”Managemen Perpustakaan”,Gama Media,2005, hlm.24

[3] Ibid, hlm.26-27

[4] Margaret M Poloma,’Sosiologi Kontemporer’,Jakarta:PT.Raja Grafindo

Page 11: Artikel Membaca

Persada,2007,hlm. 357

[5] Sutarno NS,’Perpustakaan dan Masyarakat’,Yayasan Obor Indonesia, 2003, hlm 27

[6] Margaret M Poloma,’Sosiologi Kontemporer’,Jakarta:PT.Raja Grafindo

Persada,2007,hlm356

[7] Sutarno NS,’Perpustakaan dan Masyarakat’,Yayasan Obor Indonesia, 2003, hlm 33-34

Penulis: Sri Muhammad Kusumantoro

Budaya Baca Solusi Mencerdaskan BangsaPenulis Lina Khoerunnisa Tgl 28 March 2012     

Rating: 3.0/5 (1 vote cast)

Tujuan utama dari Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara

khusus, hal ini berarti meningkatkan Sumber Daya Manusia. Bagaimana situasi

pendidikan di Indonesia saat ini ? Sangat suram. Delapan tahun yang lalu, yaitu pada

tahun 1993, Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional ( BPPN ) berdasakan penelitian

terhadap beberapa Perguruan Tinggi serta perorangan, mutu pendidikan Indonesia

merosot, terutama dalam hal pembentukan sikap dan perilaku anak didik. Ungkapan-

ungkapan seperti itu sudah beberapa kali diungkapkaan. Salah Indonesia dibandingkan

dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan India, masih lebih

rendah.

Dari penelitian yang dilakukan oleh suatu badan internasional dalam bidang pendidikan

(Internasional Education Association) 1992 menyatakan bahwa pendidikan di Indonesia

tertinggal jauh dibandingkan dengan negara lain di ASEAN. Dengan nada gusar, Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, pada waktu itu Prof. Dr. Wardiman Djojonegoro membantah

keras, katanya harus diadakan penelitial ulang untuk memuktikan bahwa mutu

pendidikan Indonesia rendah. Sementara itu Prof. Frans Magins Suseno, dalam lokakarya

Profesi Guru Menghadapi Tantangan Abad 21, menyatakan “ Mutu pendidikan

masyarakat Indonesia masih sangat menyedihkan” ada yang membanamtah. Tetapi

pertanyaan yang muncul dibenak kita saat ini adalah: apa sebabnya mutu pendidikan

kita begitu merosot? Penyebabnya adalah:

1. Rendahnya sarana fisik

2. Rendahnya kualitas dan kesejahteraan guru

3. Rendahnya prestasi siswa

4. Rendahnya kesempatan pemerataan pendikan

5. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan

6. Mahalnya biaya pendondidikan,meski dicanangkan sekolah gratis. Namun, hanya

untuk iuran bulanannya saja, tidak untuk hal lainnya.

Page 12: Artikel Membaca

Dari keadaan penyebab diatas, kita kembalikan lagi kepada peran pemerintah dalam

menanganinya, supaya Sumber Daya Manusia di Indonesia meningkat.

Selain keenam diatas, penyebab yang lain adalah peyelenggaraan pendidikan nasional

yang dilakukan secara birokratik-sentralistik. Upaya perbaikan atas kenyataan tersebut

dijalankan dengan dukungan suasana kondusif berupa penetapan otonomi daerah

dibidang pendidikan dan kebudayaan, yang berimplikasi antara lain pada

penyelenggaraan otonomi pengelolaan pendidikan dan otonomi sekolah, sehingga

mencegah terulangnya penyelenggaraan penyelenggaraan pendidikan nasional secara

birokratik-sentralistik.

Budaya Baca yang Rendah

Saai ini kita sering mendengar bahwa “Membaca adalah kunci keberhasilan di

Sekolah (Reading is the key to success in school)”. Tetapi apakah kita memikirkan lebih

dalam tentang makna dari ungkapan tersebut? Tentu tidak. Mungkin hanya sebagian

kecil dari kita. Ungkapan ini dibahas secara menarik dalam buku “The World Book

Student Handbook” Chicago: World book Enciclopedia, 1981. Dalam bab “Why is

reading important (Mengapa Membaca itu Penting)” dibahas tentang sekelompok guru di

Amerika Serikat yang mengadakan penyelidikan tentang murid sekolah dan problema

belajar. Salah satu kesimpulan mereka yang menarik adalah bahwa seorang murid yang

tidak berhasil dalam bidang tertentu misalnya Matematika, masih bisa berhasil didalam

bidang studi yang lain, Tetapi seorang murid yang malas membaca, hampir selalu tidak

berhasil dalam semua bidang studinya. Hal ini perlu kita garis bawahi. Mula-mula mereka

merasa agak aneh, namun setelah disimak lebih jauh segera mereka menyimpulkan

bahwa segala sesuatu yang ingin diketahui untuk dapat diketahui untuk dapat

dimengerti harus dibaca.

Seorang pelajar yang tidak banyak membaca akan mendapat kesulitan dalam

melanjutkan studinya, karena bila ia nanti menjadi mahasiswa, hampir seluruh waktu

studinya terserap untuk membaca. Oleh karena itu kita sebagai seorang pelajar harus

memanfaatkan perpustakaan yang ada di Sekolah dengan baik, Selain itu kita juga harus

pandai memanfaatkan waktu luang yang ada untuk membaca dan mencari informasi

sebanyak mungkin supaya kita mendapatkan banyak pengetahuan entah itu dari

membaca maupun mendengar, karena semakin banyak membaca kita akan semakin

tahu/banyak pengetahuan. Ingatlah ”Waktu Adalah Uang (Time Is Money)”.

Kesulitan membaca ini berlaku juga pada seluruh kegiatan kegiatan manusia dalam

masyarakat. Studi penelitian dan semua jenis pekerjaan dan kegiatan lain memerlukan

bacaan untuk dimengerti dan dimanfaatkan; instruksi-instruksi dan pedoman-pedoman

harus dibaca untuk dilaksanakan secara efektif sesuai tujuannya ”The simple jobs require

some reading”. Demikianlah pentingnya minat baca.Tidak hanya untuk pendididikan

pribadi, tetapi juga untuk kegiatan dalam pembangunan bangsa.

Page 13: Artikel Membaca

Bagaimana dengan minat baca bangsa indonesia itu sendiri? Sangat mempihatinkan.

Faktanya yaitu pada hari aksara internasional ke-31 tahun 1996, mantan presiden

Soeharto menyatakan keprihatinan-nya karena rendahnya budaya baca msyarakat

Indonesia (Suara Pembaruan 27 Juni 1996).

Pada umumnya masyarakat Indonesia adalah ”diktator”, artinya yaitu studinya hanya

mengandalkan diktat. Namun ada pendapat ”Ketiadagairahan membaca dikalangan

mahasiswa maupun pelajar bersumber pada pendididkan yang tidak menanamkan

antara lai pentingnya membaca sejak sekolah dasar”. Selain itu ”Rendahnya mutu

pendidikan di Perguruan Tinggi disebabkan oleh pelajaran-pelajaran membaca sejak di

Sekolah Dasar yang kurang sanggup merangsang kegairahan murid-muridnya”. Ada lagi

yang mengungkapkan bahwa para sarjana dan cendikiawan termasuk para dosen kurang

minat baca, sehingga mempengaruhi mutu masyarakat ilmiah. Ciri masyarakat ilmiah itu

sendiri adalah harus banyak membaca.

Saat ini minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah bahkan tergolong salah satu

terendah di Dunia Internsional. Tetapi anehnya di Dunia Internasional Indonesia diakui

sangat berhasil dalam pemberantasan buta huruf. Apa sebabnya budaya baca

masyarakat Indonesia sngat rendah?. Penyebabnya adalah masyarakat Indonesia jarang

membaca bahkan bahkan tidak pernah membaca, mereka malas, mereka beranggapan

bahwa membaca itu membosankan, membaca itu serius. Tapi yang paling menonjol

adalah kesadaran dari diri mereka sendiri tidak ada, bahwa membaca itu penting.

Peranan Perpustakaan Sekolah

Sesungguhnya yang paling efektif untuk meningkatkan budaya baca masyarakat

Indonesia adalah melalui pemanfaatan perpustakaan sekolah sejak di Sekolah Dasar.

Supaya Perpustakaan Sekolah diminati oleh siswa maka ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi, yaitu:

1. Tersedianya ruangan yang cukup luas dengan perlengikakapannya termasuk

ruang baca yang menarik dan terdapat ungkapan kata-kata bijak.

2. Tersedianya koleksi bahan bacaan selengkap mungkin yang secara khusus

diseleksi untuk Perpustakaan Sekolah.

3. Tersedianya pengelola yang khusus dilatih untuk Perpustakaan Sekolah; yang

paling ideal adalah seorang guru dengan sendirinya mengasai masalah

pendidikan dan telah dilatih secara khusus untuk mengelola Perpustakaan

Sekolah.

4. Sebagai sasaran utamanya adalah pelayanan yang aktif, artinya bukan menunggu

anak-anak dengan sendirinya datang keperpustakaan tetapi melibatkan unsur

”paksaan” antara lain untuk kelas satu dan dua sewaktu-waktu diajak kelas

masuk ke Perpustakaan dengan didampingi oleh gurunya dilayani bersama

putakawan, untuk memperkenalkan buku-buku yang cocok bagi mereka.

Page 14: Artikel Membaca

Semacam bimbingan membaca. Kemudian diadakan juga ”story telling”, yaitu

guru atau pustakawanmemilih buku cerita yang menarik dan membacakan

kepada mereka. Setelah dibacakan murid disuruh menceritakan kembali sesudah

itu guru memberi pertanyaan yang mewajibkan anak-anak menggunakan sumber

perpstakaan, seperti mulai menggunakan ensiklopedi. Sejak kelas empat setiap

murid diwajibkan satu buku dalam waktu satu bulan dan membuat sinopsis buku

yang diberikan tersebut dengan bimbingan guru. Dengan sistem itu berarti

setelah tamat, setiap murid telah membaca tiga puluh lima buku, suat prestasi

yang sangat tinggi dan pelestarian budaya baca yang sangat baik. Numun yang

terpenting adalah membekali par murid dengan kebiasaan membaca (Reading

Habit).

Suatu kebiasaan intelektual yang sangat mereka perlukan untuk pendidikan seumur

hidup (lifelong education). Dengan sistem ini berarti perpustakaan sekolah terlibat

langsung dalam program belajar-mengajar di Sekolah dan merupakan komponen

pelengkap dari sistem pendidikan serta menanamkan peran yang penting dalam proses

belajar-mengajar.

Mengaktifkan Perpustakaan yang Ada

Mengaktifkan tentu perlu biaya. Tapi jika keperluan itu timbul untuk pengadaan

buku,menambah koleksi dengan buku-buku mutakhir,mestinya bisa ditempuh dengan

jalan lain tanpa harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Pengadaan bisa

ditempuh dengan “kampanye donasi”. Pasti ada orang yang bersedia menyumbangkan

buku miliknya yang sudah dibutuhkan demi kemaslahatan yang lebih luas. Yang mesti

ada dalam kegiatan itu mestinya bukan syarat yang pelik,yaitu orang-orang yang selain

mencintai buku, mau bekerja sukarela membantu mengaktifkan perpustakaan publik.

Perpustakaan bertujuan mengembangkan kecerdasan masyarakat madani Indonsia.

Tujuan itu ingin dicapai dengan penyebar luasan buah pikiran dan informasi yang

bersumber pada buku, majalah, tulisan, laporan media, dan para pemikir.Dengan begitu

perpustakaan dapat membantu mengembangkan suatu masyarakat madani di Indonesia

yang cerdas, berakal sehat dan siap berperan konstruktif didalam kebhinekaan budaya

bangsanya. Selain itu dengan begini perpustakaan ini kan sering dikunjungi oleh

masyarakat, dan mereka tertarik untuk membacanya.

Setiap bulan atau setiap tahun diharapkan perpustkaan bisa menerbitkan buku dan

setiap bulan mngadakan diskusi. Diskusi tersebut misalnya membahas tentang koleksi

buku atau program lainnya. Bisasanya untuk menjadi terkenal dan menarik akan

kelengkapannya,perpustakaan itu harus terdapat koleksi buku yang meliputi subjek

korupsi, politik, islam, militer, sejarah humaniora, budaya, sastra, dan buku cerita.

Koleksi lainnya berupa berbagai Jurnal Ilmiah terbitan indonesia dan asing, tujuh

audiovisual, transkip hasil diskusi dan kliping atau bahkan bisa ditambah dengan koleksi

Page 15: Artikel Membaca

koran baik itu koran bahasa inggris maupun bahasa Indonesia. Koleksi utama difokuskan

pada isu-isu nasional, baik yang ditulis oleh penulis lokal maupun asing. Pengembangan

koleksi dipertahankan terus pada kriteria mutu terbaik dan kemutakhiran.Untuk

programnya, dirahkan pada kegiatan diseminasi informasi, lomba meringkas buku,

lomba meresensi buku, dan menerbitkan buku.

Dari hal tersebut diatas maka akan menambah kegairahan untuk membaca disana. Serta

masyarakat menjadi cinta perputakaan dan akhirnya kalau mereka telah suka membaca

maka mereka akan semakin tahu, mengerti akan suatu hal. Hal itu akan menjadikan

masyarakat menjadi cerdas. Dan dapat kita simpulkan kalau masyarakat indonesia

menjadi cerdas siapakah yang untung? Pasti kita sendirikan!. Dengan begitu kita dapat

menyeimbangkan antara SDA dan SDM. Apabila itu sudah terjadi, otomatis kita jga dapat

mengimbangi negara lain yang SDM-nya tinggi dan rendah SDA-nya.

Membaca memberikan kepuasan yang jauh melebihi menonton TV. Meskipun banyak

cerita film diangkat dari kisah suatu novel, tetapi kepuasan membaca ceritanya di novel

akan lebih nikmat daripada menonton filmnya di TV. Hal ini karena membaca membuat

imajinasi kita hidup, sedangkan menonton TV praktis justru mematikan imajinasi.

Menonton TV kurang memuaskan karena selain banyak iklannya juga membuat

penontonnya pasif, sementara membaca membuat pikiran pembacanya aktif dan

kepuasannya tidak terganggu oleh tayangan iklan. Dengan membaca, kita mengaktifkan

pikiran sehingga apa yang kita baca terkesan hidup dalam imajinasi. Kita pun akan jauh

lebih mudah memahami cerita yang kita baca dari buku karena kita bisa secara mudah

mengulangi bagian mana yang kurang kita pahami. Hal ini tidak memungkinkan kalau

kita menonton TV.

Kegiatan membaca jelas lebih bermanfaat daripada menonton TV. Namun ironisnya kita

justru sering menghabiskan waktu secara percuma di depan si mata satu tersebut.Selain

buku karya fiksi yang bisa memberikan hiburan, buku-buku yang membahas tema hobi

juga bisa menghibur pembacanya. Seorang yang mempunyai hobi olahraga pasti senang

membaca buku-buku tentang olahraga. Jadi membaca adalah kegiatan yang selain

sangat bermanfaat, juga sangat nikmat. Karena itu, tidaklah berlebihan kalau sejumlah

cendekiawan mengatakan bahwa orang-orang yang paling malang ialah mereka yang

semasa hidupnya tidak pernah menikmati bacaan-bacaan yang berkualitas tinggi.

Carilah selalu waktu untuk dapat membaca, karena dengan membaca kita bukan hanya

memperoleh pengetahuan, tetapi juga hikmah yang berguna untuk diri kita sendiri dan

orang-orang disekitar kita. Tidak perlu menunggu lampu ada dirumah atau suruhan dari

guru untuk membaca di Perpustakaan. Carilah jalan lain untuk bisa membaca. Tidak

perlu menuntut apa yang belum dimiliki untuk mengejar pengetahuan dan kemajuan

tetapi berusahalah dengan apa yang ada pada kita. Seperti kisah zaman dahulu ada

seorang anak kecil yang bisa membaca tetapi dirumahnya tidak ada lampu, dia

Page 16: Artikel Membaca

menghalalkan semua cara supaya dia bisa membaca. Sampai akhirnya matanya sakit

karena pada saat dia membaca dia tidak menggunakan lampu, dia hanya menggunakan

obor. Betapa besar keinginannya untuk membaca. Bandingkan dengan sekarang!,

fasilitas sudah lengkap, tekhnologi sudah canggih, ruangan yang sudah tersedia. Tetapi

apakah keinginan kita sebesar anak yang dalam kisah diatas? Jauh sekali, bahkan

kalaupun kita tidak membaca ”is no problem” mereka malah memilih untuk bermain

atau mendengarkan saja. Bagi mereka tidak membaca itu tidak masalah. Anggapan

seperti ini sungguh salah.

Jangan sia-siakan fasilitas yang ada disekitar kita, misalnya Perpustakaan

Sekolah, Perpustakaan umum, karena perpustakaan adalah tempat segudang ilmu

pengetahuan yang banyak sekali hikmah dan manfaatnya, supaya kita bisa meraih cita-

cita kita. Dengan terus-menerus membaca kita akan mendapatkan semakin banyak

pengetahuan dan semakin banyak terhibur, bisa disebut juga sebagai manusia cerdas/

masyarakat perpustakaan cerdas. Apabila kita sudah berhasil, apakah kita akan

menyesal telah menggunakan waktu kita untuk membaca? Tentu tidak. Karena

membaca tidak hanya mendapatkan pengetahan tetapi juga menghibur diri dan

mengimajinasikan apa yang kita baca. Kuncinya adalah kita tidak harus serius tetapi kita

harus enjoi, sehingga apa yang kita baca mudah untuk kita resapi.

Maka mulai dari sekarang dan masa yang akan datang terus budayakan membaca buku,

supaya menjadi manusia yang cerdas, kaya pengetahuan dan terampil, karena membaca

erat kaitannya dengan menulis. ”Siapa yang Membaca Dialah yang akan Berhasil

dalam Mengejar Cita-citanya”. Manusia cerdas karena membaca ” I Love

Reading, I Love Library”.

Penulis: Siti Istikomah

http://www.pemustaka.com/budaya-baca-solusi-mencerdaskan-bangsa.html