artikel kalibrasi synchro sources

8
ANALISA KALIBRASI SYNCHRO SOURCES DENGAN ANGLE POSITION INDICATOR Dianmas Eka C.P. Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret [email protected] ABSTRAK Synchro Sources merupakan salah satu sistem navigasi yang berperan sebagai pengukur sudut terhadap poros suatu sistem. Sistem navigasi yang dimaksud berupa indikator yang dipasang pada panel instrumen dengan fungsi untuk memberi berbagai informasi yang diperlukan ketika pesawat sedang beroperasi. Bias derajat yang sangat kecil dapat menyebabkan penerbangan melenceng jauh dari tujuan. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya kalibrasi terhadap alat navigasi. Kalibrasi memiliki peran yang sangat penting untuk mengetahui nilai akurasi suatu alat ukur dengan cara membandingkan dengan alat ukur standard yang memiliki nilai akurasi lebih tinggi dan hasil kalibrasi tertelurus tidak terputus. Dalam hal ini, Synchro dikalibrasi menggunakan Angle Position Indicator (API). Hasil kalibrasi didapatkan bahwa Synchro Sources dapat dinyatakan layak digunakan sebagai alat navigasi dalam penerbangan. Hal ini disebabkan karena dari sebelas test point yang dilakukan hanya terdapat satu test point yang mengalami fail, sedangan sepuluh test point yang lain mendapatkan hasil pass. Kata Kunci : Synchro Sources, Kalibrasi, Sistem Navigasi PENDAHULUAN Dalam dunia penerbangan, keberadaan sistem navigasi sangat penting untuk memudahkan para crew dalam menentukan lokasi pesawat terbang. Sistem

Upload: dianmas-ecp

Post on 05-Feb-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kalibrasi Synchro Sources dengan Menggunakan Angle Position Indicator

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Kalibrasi Synchro Sources

ANALISA KALIBRASI SYNCHRO SOURCESDENGAN ANGLE POSITION INDICATOR

Dianmas Eka C.P.Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sebelas Maret

[email protected]

ABSTRAK

Synchro Sources merupakan salah satu sistem navigasi yang berperan sebagai pengukur sudut terhadap poros suatu sistem. Sistem navigasi yang dimaksud berupa indikator yang dipasang pada panel instrumen dengan fungsi untuk memberi berbagai informasi yang diperlukan ketika pesawat sedang beroperasi. Bias derajat yang sangat kecil dapat menyebabkan penerbangan melenceng jauh dari tujuan. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya kalibrasi terhadap alat navigasi. Kalibrasi memiliki peran yang sangat penting untuk mengetahui nilai akurasi suatu alat ukur dengan cara membandingkan dengan alat ukur standard yang memiliki nilai akurasi lebih tinggi dan hasil kalibrasi tertelurus tidak terputus. Dalam hal ini, Synchro dikalibrasi menggunakan Angle Position Indicator (API). Hasil kalibrasi didapatkan bahwa Synchro Sources dapat dinyatakan layak digunakan sebagai alat navigasi dalam penerbangan. Hal ini disebabkan karena dari sebelas test point yang dilakukan hanya terdapat satu test point yang mengalami fail, sedangan sepuluh test point yang lain mendapatkan hasil pass.

Kata Kunci : Synchro Sources, Kalibrasi, Sistem Navigasi

PENDAHULUANDalam dunia penerbangan, keberadaan sistem navigasi sangat penting

untuk memudahkan para crew dalam menentukan lokasi pesawat terbang. Sistem navigasi berupa indikator yang dipasang pada panel instrumen berfungsi untuk memberikan segala informasi yang diperlukan ketika pesawat sedang terbang atau beroperasi supaya pesawat dapat mencapai lokasi tujuan dengan baik.

Salah satu sistem navigasi ini yaitu Synchro Sources. Synchro Sources merupakan alat pengukur sudut dalam posisi poros sistem dan digunakan untuk mengukur sudut pada saat pesawat terbang beroperasi. Bias derajat yang sangat kecil dapat menyebabkan arah penerbangan menjadi melenceng jauh sehingga kalibrasi memegang peranan penting dalam hal ini.

Tujuan dilakukan kalibrasi yaitu untuk mengetahui akurasi dari suatu alat dengan membandingkan terhadap standar ukur yang sesuai dengan akurasi yang lebih tinggi dan hasil kalibrasi tertelusur tidak terputus yaitu Angle Position Indicator (API).

Page 2: Artikel Kalibrasi Synchro Sources

METODE PELAKSANAANMetode yang digunakan pada kalibrasi Synchro ini yaitu menggunakan

prosedur kalibrasi standar Synchro Sources di laboratorium kalibrasi PT. GMF Aerio Asia. Prosedur kalibrasinya adalah Synchro Sources dihubungkan dengan Angle Position Indicator dengan mengubah setting knob sudut Synchro sehingga besaran yang terbaca pada API merupakan standart sudut kalibrasi sesuai dengan pabrikannya. API ini merupakan standar pembanding yang mempunyai resolusi alat yang lebih tinggi dari Synchro yang biasa disebut kalibrator.

Synchro Sources diset pada test point 175o hingga 185o dengan skala 5o. Pengkalibrasian dilakukan dengan perulangan sebanyak tiga kali pada tiap test point dan hasil pada API dicatat kemudian dilakukan perhitungan.

HASIL DAN PEMBAHASANPrinsip kerja dari Synchro Transmitter yaitu rotor transmitter menerima

respon dari luar kemudian respon diteruskan ke rotor receiver. Perubahan pada rotor transmitter akan diterima oleh rotor receiver sehingga mengakibatkan rotor receiver mengalami hal yang sama seperti rotor transmitter. Stator berfungsi sebagai stasioner dari sistem rotor sehingga penempatan stator biasanya mengelilingi rotor. Gambar 2 merupakan skema dari Synchro Transmitter.

Rotor receiver kemudian menerjemahkan sinyal dari sensor ke dalam angka digital. Dalam hal ini Synchro sebagai transmitter atau penerima sinyal atau respon dan API sebagai recaiver yang merupakan penerjemah sinyal menjadi angka digital. Skema Synchro Transmitter setelah diberi respon ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 1. Skema Synchro Transmitter pada keadaan standar

Gambar 2. Skema Synchro Transmitter akibat adanya respon

Kalibrasi Synchro dengan menggunakan API dilakukan pada test point rentang 175o sampai 185o dengan range 5o dan tiga kali perulangan. Diambilnya interval tersebut karena apabila dilakukan pada sudut istimewa, maka sudut

Page 3: Artikel Kalibrasi Synchro Sources

dengan range lebih kecil tidak dapat terkalibrasi dan dilakukan tiga kali perulangan karena dengan pengambilan data sebanyak tiga kali ini sudah mewakili dalam sebaran datanya. Pengulangan ini dilakukan secara histerisis.

Dari sebelas titik yang didapat kemudian dibuat grafik hubungan nilai error dengan data yang diperoleh. Besarnya error diperoleh dari selisih hasil Standard Unit Under Test (UUT) atau test point dengan hasil test point yang diperoleh. Grafik ini bertujuan untuk mempermudah dalam pembacaan data. Hasil kalibrasi yang didapat ditunjukkan oleh grafik 1, 2, 3 dan 4. Garis merah pada grafik menunjukkan batas error yang diperbolehkan atau batas toleransinya. Dari hasil yang didapat kemudian dihitung nilai ketidakpastian dengan persamaan :

Uc =

Dimana :Uc = ketidakpastian kombinasiUa = ketidakpastian alat ukurUb cal = ketidakpastian kalibratorUb drift = ketakpastian penyimpanganUb res = ketidakpastian resolusi

Kemudian dihitung nilai ketidakpastian total dengan persamaan :U total = 2*Uc

Angka 2 ini mewakili kepercayaan operator terhadap data yang diperoleh. Hal ini bermaksud bahwa sebanyak 95% data yang diperoleh adalah benar. Nilai ketidakpastian dari masing-masing test point digunakan untuk menentukan status akhir kalibrasi. Status akhir ini terdiri dari dua yaitu pass dan fail. Akan berstatus pass apabila Uc+Error degree < Allowable Error dan sebaliknya untuk status fail. Nilai Ua didapat dengan mencari standar deviasi dari alat ukur Synchro. Nilai Ub cal didapat dengan resolusi kalibrator dibagi √3. Resolusi kalibrator sebesar 0,001 dan √3 diperoleh dari sebaran distribusinya.

Nilai Ub drift merupakan 10% dari ketidakpastian kalibrator. Angka 10% ini merupakan kepercayaan operator terhadap alat tersebut. Sedangkan nilai Ub resolusi dihitung dari resolusi alat ukur dibagi √3. Resolusi yang dimiliki Synchro sebear0,05.

Dari hasil perhitungan, didapatkan satu test point yang menunjukkan status fail yakni pada sudut 175o dengan nilai error rata-rata sebesar -0,055 dari nilai error yang diperbolehkan (toleransi) sebesar 0,050. Sehingga Synchro dapat dikatakan layak pakai.

Page 4: Artikel Kalibrasi Synchro Sources

174.000 176.000 178.000 180.000 182.000 184.000 186.000

-0.060-0.050-0.040-0.030-0.020-0.0100.0000.0100.0200.0300.0400.0500.060

Data 1 (◦)

Erro

r (◦)

Grafik1. Grafik Hubungan Pengukuran Data 1 dengan Error

174.000 176.000 178.000 180.000 182.000 184.000 186.000

-0.060-0.050-0.040-0.030-0.020-0.0100.0000.0100.0200.0300.0400.0500.060

Data 2 (◦)

Erro

r (◦

)

Grafik2. Grafik Hubungan Pengukuran Data 2 dengan Error

174.000 176.000 178.000 180.000 182.000 184.000 186.000

-0.060-0.050-0.040-0.030-0.020-0.0100.0000.0100.0200.0300.0400.0500.060

Data 3 (◦)

Erro

r (◦)

Grafik3. Grafik Hubungan Pengukuran Data 2 dengan Error

Page 5: Artikel Kalibrasi Synchro Sources

174.000 176.000 178.000 180.000 182.000 184.000 186.000

-0.070-0.060-0.050-0.040-0.030-0.020-0.0100.0000.0100.0200.0300.0400.0500.060

Rerata (◦)

Erro

r (◦)

Grafik4. Grafik Hubungan Rerata Pengukuran dengan Error

KESIMPULAN1. Kalibrasi merupakan proses membandingkan alat ukur dengan standart

ukur yang akurasinya lebih tinggi dan hasil dari kalibrasi tertelusur tidak terputus.

2. Proses ketertelusuran kalibrasi dari alat ukur yang akan dikalibrasi tertelusur dengan kalibrator. Kalibrator tertelusur dengan standard laboratorium yang tertelusur dengan standard nasional. Standard nasional tertelusur ke standard internasional. Standard Internasional melakukan intercomparasi atau perbandingan dengan standard Internasional lainnya.

3. Berdasarkan hasil kalibrasi yang didapat, Synchro Sources dinyatakan masih layak pakai karena dari sebelas test point yang dilakukan hanya terdapat satu data yang dinyatakan fail.

DAFTAR PUSTAKA1. Anonym. 1995. “51RV-4( )/5( ) VOR/ILS Navigation Receiver”. Air

Transport System Rockwell Collins, Inc., Volume 1

2. Beran, J.A. 1996. Chemistry in The Laboratory. John Willey & Sons

3. Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:Gramedia

4. Laboraturium Kalibrasi PT. GMF AeroAsia. 2009. Prosedur Lab Kalibrasi (PLK) No: CE-E024. PT GMF AeroAsia. Cengkareng

5. Miller, J.N and Miller, J.C. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed. Prentice Hall, Harlow.

6. Rangan, C.S., 1987. Instrumen-tation,Device and Systems. Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, New Delhi

7. Vuono, C.E. 1988. Operator’s Manual For Army RC-12H Aircraft. Headquarters, Department of Army. Washington D.C.