artikel ilmiah -...

16
PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEDIA RELATIONS PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK REGIONAL IV JATENG & DIY Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Oleh: Rena Amalia NIM: 602012012 PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: trinhnguyet

Post on 31-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MEDIA RELATIONS

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK REGIONAL IV JATENG & DIY

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Oleh:

Rena Amalia

NIM: 602012012

PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan media di Indonesia berkembang semakin pesat dan menjadikan media

semakin aktif di tengah masyarakat. Perkembangan media ini membuat para praktisi PR

menyadari arti penting media sebagai salah satu publik penting dalam membentuk citra positif

organisasi. Pentingnya media ini mendorong organisasi untuk melakukan aktivitas khusus guna

menjalin hubungan baik dengan media yang disebut dengan media relations.

Frank Jefkins [1] menyebut media relations adalah usaha untuk mencapai publikasi

atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka

menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak. Berdasarkan pengertian tersebut

dapat dikatakan bahwa media menjadi salah satu tempat untuk menunjukkan sikap atau

tindakan bagi organisasi atau perusahaan. Hal ini berarti bahwa media relations penting sebagai

wujud komunikasi dan mediasi antara suatu lembaga dengan publiknya dan sebagai alat bagi

seorang PR dalam menjalankan pekerjaannya.

Hal ini berkaitan erat dengan Media Relations adalah upaya dalam memaksimalkan

publisitas. Dalam upaya pencapaian publisitas yang maksimal tentunya dibutuhkan aktivitas Media

Relations yang tepat, agar media menganggap bahwa informasi yang akan disampaikan kepada

masyarakat merupakan informasi yang penting atau memiliki news value yang tinggi.

Adapun peran Public Relations di PT. Telkom meliputi jembatan penghubung antar divisi di

dalam perusahaan (misalnya: karyawan, pemegang saham, distributor, supplier) dan pihak di

luar perusahaan (seperti pelanggan, komunitas, media publisitas dan periklanan, pemerintah

maupun lembaga pendidikan).

Sekarang ini PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY sedang

memiliki hubungan kurang baik dengan media massa. Hubungan dengan media terutama

dengan media massa dinilai kurang, karena adanya hubungan secara individual saja. Sekretaris

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY yang memegang pengaruh

besar yang biasanya akan berimbas kepada pemberitaan dan seberapa sering berita tentang PT.

Telkom dimuat di media pemberitaan harian atau koran untuk tingkat pemberitaan koran Jawa

Tengah.

Yang terjadi sekarang adalah jika PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV

Jateng & DIY memiliki beberapa kegiatan dan sudah turut mengundang wartawan dari

beberapa media massa, tetapi pada keesokan harinya bahkan sampai pemberitaan seminggu

kedepan, kegiatan tersebut tidak dimuat media cetak maupun media elektronik mereka masing

– masing. Usut punya usut hubungan yang kurang baik dengan media ini penyebabnya adalah

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY yang sudah jarang sekali

menyelenggarakan Media Gathering.

Maka Penelitian ini ingin melihat “Peran Public Relations Dalam Media Relations PT.

Telekomnikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY”.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai Public Relations dan

Media Relations. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Asteria Intan

Permatasari [2] melakukan penelitian dengan judul “Model Public Relations Pada Aktivitas

Media Relations (Studi Kasus pada Aktivitas Media Relations di Sheraton Mustika Yogyakarta

Resort and Spa)”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam menunjang aktivitas media

relations, model one way digunakan dalam aktivitas Media Relations seperti telepon, press

release, press conference, media birthday, inviting media, gathering media, special event,

entertaining media.

Yang Kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Reynaldi Maulana [3] dengan judul

“Strategi Media Relations Humas Pemerintah Provinsi Banten (Studi Deskriptif Pada Biro

Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Banten)”. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa Humas Pemerintah Provinsi Banten menjalankan fungsinya dalam

mengelola relasi, mengembangkan strategi, mengembangkan jaringan dan memelihara kontak

dengan media dengan cara, humas melakukan pertemuan dengan media.

Dari hasil kedua penelitian dapat disimpulkan bahwa PR membutuhkan media dalam

pekerjaannya untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas, memberikan informasi,

membangun citra positif perusahaan dan tetap menjalin hubungan yang harmonis dengan insan

media.

Dalam penelitian ini, penulis akan melihat bagaimana peran Public Relations dalam

Media Relations yang nantinya akan berimbas pada publisitas.

Public Relations Menurut Danandjaja [4] Public Relations atau dikenal dengan istilah yang lebih populer

Hubungan Masyarakat disingkat Humas adalah salah satu bidang spesialisasi dalam ilmu

komunikasi yang menitik beratkan kepada usaha menumbuhkan saling pengertian dan

kerjasama anatara publik pada suatu instansi atau perusahaan. Keberadaan dari peran Public

Relations di sejumlah perusahaan, institusi, atau lembaga pemerintah pada saat ini tidak dapat

dianggap remeh. Menurut Cutlip, Center, dan Broom [5], Public Relations adalah fungsi

manajemen yang mengidentifikasi, membangun, dan mempertahankan hubungan saling

menguntungkan antara organisasi dengan berbagai publiknya yang menjadi penentu

kesuksesan dan kegagalan.

A. Peran Public Relations

Humas mempunyai peran yang berbeda dalam setiap organisasi atau perusahaan.

Menurut Rosady Ruslan [6] dibagi ke dalam empat peran besar Humas:

1. Penasehat Ahli (Expert Prescriber Communication)

Humas adalah seorang ahli yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi, dapat

membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya dan

dapat memberikan saran, nasehat kepada pimpinan organisasi.

2. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Facilitator)

Humas terlibat dan membantu pimpinan organisasi, baik sebagai penasihat (adviser), hingga

mengambil tidakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah

dihadapi secara rasional dan profesional.

3. Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator)

Praktisi humas bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak

manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.

Dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada

pihak publiknya.

4. Teknisi Komunikasi (Technician Communication)

Humas sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi

dimana kebijakan dan keputusan teknik komunikasi mana yang akan digunakan bukanlah

keputusan petugas Humas melainkan keputusan manajemen dan petugas Humas yang

melaksanakannya.

B. Kegiatan Public Relations

Kegiatan Public Relations adalah kegiatan yang ditujukan untuk publiknya. Berdasarkan

jenis publiknya kegiatan Public Relations terbagi menjadi dua [4] yaitu :

Intenal Public Relations

Danandjaja [4] mengatakan Internal Public Relations salah satu bentuk kegiatan dari

public relations yang menitikberatkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke “dalam”

maksudnya kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan dengan publik yang

ada dalam instansi atau perusahaan tersebut.

Publik dalam kegiatan internal public relations ini dapat dilihat dalam beberapa bentuk

yang terbatas, seperti hubungan dengan publik karyawan (Employee Relations), hubungan

manusiawi (Human Relations) dan hubungan dengan publik pemegang saham

(Stockholder Relations)

External Public Relations

Di dalam prakteknya, external public relations ini bertujuan untuk mencari serta

mendapatkan dukungan dari publik yang berada di luar perusahaan tersebut. Danandjaja

[4] mengatakan External Public Relations adalah salah satu bentuk dari kegiatan public

relations yang ditujukan kepada publik yang berada diluar perusahaan / instansi.

Adapun kegiatan external public relations antara lain dapat disebut dan diuraikan

kepada usaha misalnya, hubungan dengan pers (Press Relations) berupa menyiapkan

bahan untuk press release, mengadakan press interview dan konferensi pers, mengadakan

publisitas (Publicity), mengadakan press tour, hubungan dengan publik pelanggan

(Costumer Relations) dan berhubungan dengan masyarakat (Community Relations).

C. Media Relations

Lesly [7] menjelaskan bahwa media relations merupakan kegiatan yang berhubungan

dengan media komunikasi untuk melakukan publisistas atau merespons kepentingan media

terhadap organisasi, karena Media Relations adalah usaha untuk mencari publikasi atau

penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan

pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan [8].

D. Hubungan Public Relations dan Media Massa

Public Relations membutuhkan media massa dan media massa membutuhkan Public

Relations. Hal ini disebabkan seorang Public Relations tidak mungkin dapat menjangkau

khalayak sasarannya yang tersebar secara luas, dengan menggunakan komunikasi secara

langsung. Oleh karena itu, untuk mempermudah pekerjaannya, seorang Public Relations

membutuhkan media massa. Sebaliknya, media massa (dalam hal ini Institusi Media dan

pekerja media, termasuk wartawan) juga membutuhkan Public Relations sebagai sumber berita

sebagai sumber berita bagi media massa tersebut [9].

Dalam pekerjaan seorang Public Relations, media massa mempunyai peranan yang

sangat besar dalam mempengaruhi masyarakat, baik pengaruh positif maupun pengaruh

negatif. Bak dua sisi dari satu keping mata uang yang tidak dapat dipisahkan, di satu sisi media

massa mempunyai peranan untuk membangun citra positif dalam diri seseorang, dalam sebuah

organisasi, institusi, maupun terhadap suatu negara [9]. Disisi yang lain, media massa juga

mampu membangun citra negatif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi atau institusi

maupun dalam suatu negara.

Membangun citra positif dan nama baik dengan menggunakan media massa, baik media

cetak, media elektronik, maupun internet merupakan cara yang efektif. Sekali mengirimkan

pesan lewat media massa, maka pesan tersebut akan diterima masyarakat secara serempak.

Paparan ini menjadi satu fakta tentang pentingnya media massa dalam pekerjaan seorang

Public Relations untuk membangun citra yang positif maupun menghancurkan nama baik

perusahaan atau institusi.

E. Pentingnya Media Relations Bagi Public Relations

Media relations mempunyai posisi penting dalam pekerjaan seorang Public Relations

karena media massa menjadi penjaga gawang (Gatekeepers) dan mengontrol informasi yang

mengalir ke masyarakat dalam suatu sistem sosial. Menurut Lesly [7], Media Relations

merupakan kegiatan yang berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas

atau merespons kepentingan media terhadap organisasi. Pendapat Lesly ini memberikan

penekanan bahwa media relations lebih digunakan untuk fungsi publisitas.

Hubungan dengan media merupakan hal yang sangat penting dalam pekerjaan seorang

Public Relations untuk mencapai tujuan dari setiap kegiatan yang di lakukan Public Relations.

Seorang Public Relations seharusnya membangun hubungan baik dengan pekerja media dan

wartawan dan tetap membangun hubungan yang baik juga dengan khalayak.

F. Kegiatan Media Relations

Untuk mendukung aktivitas seorang PR kaitannya dengan insan media maka seorang

PR perlu melakukan Konferensi Pers (Press conference), membuat Press Release, mengadakan

Media Briefing, membuat In – house Publications, Newsletters, membuat Banners dan

menggunakan Websites sebagai sarana pemberian informasi secara lebih up to date [9].

E. Peran Media Sebagai Fungsi Publisitas

Menurut Lesly [10], publisitas adalah “penyebaran pesan yang direncanakan dan

dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari

organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media. Publisitas adalah informasi

yang berasal dari sumber luar yang digunakan oleh media massa karena informasi itu memiliki

nilai berita. Menurut Jefkins [8], media massa seringkali memberitakan publisitas karena

merupakan cara yang mudah dan ekonomis untuk mendapatkan berita dibandingkan harus

mencari berita sendiri yang tentunya membutuhkan lebih banyak tenaga dan biaya. Salah satu

kata kunci untuk publisitas adalah nilai berita (news value). Nilai berita tersebut menjadi acuan

dalam merancang kegiatan atau menunjukan dimensi – dimensi kegiatan yang dilakukan oleh

organisasi supaya mendapatkan perhatian media massa.

3. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode penelitian

dekriptif kualitatif. Penelitian desktriptif bertujuan untuk memperoleh informasi-informasi

yang ada. Unit analisa yang peneliti lakukan adalah Bagaimana cara PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY membangun Media Relations dengan media massa

(media cetak) dan Bagaimana peran Public Relations dalam membangun Media Relations di

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY. Pada penelitian ini yang

dijadikan unit amatan adalah dari Divisi Public Relations dengan menggunakan teknik

wawancara mendalam dan juga pengamatan lapangan. Narasumber pada penelitian kali ini

adalah dari divisi Public Relations.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara semi-terstruktur,

Wawancara dilakukan secara terbuka di mana para subjeknya tahu bahwa mereka sedang

diwawancarai dan mengetahui apa maksud wawancara.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Public Relations Di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY

Dari hasil wawancara, terlihat bahwa peran Public Relations dalam Media Relations di

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY adalah sebagai Penasehat Ahli

(Expert Prescriber), Teknisi Komunikasi (Communication Tehnician), Fasilitator Komunikasi

(Communication Facilitator), dan Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving

Process Facilitator).

Sebagai Penasehat Ahli (Expert Prescriber) : PR PT. Telkom Reg. IV berusaha

membantu menyelesaikan permasalah yang terjadi di perusahaan baik internal maupun

eksternal dengan cara membuat usulan rancangan program – program kerja sebagai langkah

memperbaiki permasalahan yang ada yang sebelumnya terlebih dahulu melakukan langkah –

langkah perbaikan seperti analisis terlebih dahulu terhadap permasalah yang mucul dengan

memberikan ide – ide / pendapatnya lalu merancangan program kerja. Laporan pertanggung

jawaban dan evaluasi akan dibuat setelah program kerja tersebut dilaksanakan. PR PT. Telkom

Reg. IV menjalankan perannya dengan baik, sesuai seperti yang dikatakan oleh Ruslan [6],

bahwa seorang praktisi pakar public relations yang berpengalaman dan memiliki kemampuan

tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah yang berhubungan

dengan publiknya (public relationship).

Dalam proses membantu menyelesaikan pemasalahan yang ada, PR PT. Telkom Reg.

IV menggunakan proses manajemen yang baik sebagai langkah memecahkan masalah, karena

praktisi PR harus menggunakan langkah – langkah pemecahan problem yaitu Menganalisa

Problem, Perencanaan dan Pemrograman, Mengambil Tindakan dan Berkomunikasi, dan

Mengevaluasi Program [11].

Sebagai Teknisi Komunikasi (Communication Tehnician) : Humas adalah pelaksana

teknis komunikasi yang menyediakan layanan di bidang teknis, dimana kebijakan dan

keputusan tentang jenis komunikasi apa yang akan digunakan, bukanlah keputusan petugas

Humas melainkan keputusan manajemen [12].

Kegiatan yang dilakukan menyangkut aktivitas kehumasan, yaitu menjalin hubungan

internal dan eksternal demi terciptanya kedekatan dan hubungan yang erat antara PT. Telkom

dengan mitranya. Hubungan internal yang dilakukan humas PT. Telkom antara lain Meeting,

Senam Pagi dan Family Gathering, yang semuanya dilakukan untuk saling memahami dan

mengakrabkan para karyawan, sehingga kegiatan internal perusahaan diperlukan untuk

menciptakan suasana yang menyenangkan di antara para pegawainya, komunikasi antara

bawahan dan atasan yang terjalin dengan akrab dan tidak kaku, serta masing – masing meyakini

rasa tanggung jawab akan kewajibannya terhadap perusahaan [13]. Sedangkan hubungan

eksternal dilakukan dengan menangani komplain penggguna layanan Telkom, membantu

persiapan event-event yang diadakan perusahaan, membuat press release, news letter, in house

journal dan mengadakan kegiatan Media Relations untuk menjalin hubungan dengan media.

Secara praktis tujuan dari eksternal public relations yaitu menyelenggarakan komunikasi yang

efektif dimana mempunyai sifat informatif dan persuasif, guna memperoleh dukungan publik

ataupun juga merubah pendapat publik sesuai dengan yang diinginkan oleh komunikator [4].

Namun sayangnya, Peran PR PT. Telkom Reg IV sebagai teknisi komunikasi kegiatan

eksternal dinilai masing sangat kurang karena dalam periode satu tahun hanya mengadakan

kegiatan media relations sebanyak satu kali padahal reputasi perusahaan bergantung pada

seberapa baik hubungan antara media dengan perusahaannya. Perlu berhubungan dengan

sejumlah stakeholder yang bisa jadi semuanya memiliki pandangan atau pendapat yang

berbeda mengenai perusahaan, tetapi secara kolektif memberikan kontribusi pada keseluruhan

reputasi perusahaan [13]. Jika PT. Telkom hanya mengadakan kegiatan media relations satu

kali dalam satu tahun, kemungkinan besar dapat menimbulkan prasangka buruk dari kalangan

para wartawan media dan akan menimbulkan sebuah konflik antara PR dengan wartawan

media massa yang bersangkutan. Sebuah hubungan yang saling memiliki kebergantungan satu

dengan yang lain, namun jika tidak dapat mengelola akan memberikan akibat yang buruk dan

menyulitkan ketika perusahaan tengah berada dalam situasi krisis [14].

Sebagai Fasilitator Komunikasi (Communication Facilitator) : Humas sebagai

fasilitator komunikasi bertindak sebagai komunikator atau mediator yang membantu pihak

menejemen dalam hal mendengarkan apa yang diinginkan dan yang diharapkan publiknya [6].

Praktisi humas pun dituntut harus mampu menjelaskan kembali tujuan dan keinginan dari pihak

manajemen kepada publiknya, agar tercipta saling pengertian antara kedua belah pihak.

Peran PR PT. Telkom Reg IV sebagai fasilitator dilakukannya dengan publik internal

dengan menjadi jembatan penghubung antara perusahaan dengan karyawan dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapi oleh karyawan. Sedangkan untuk publik eksternal, PR PT.

Telkom Reg IV menyediakan Plaza Telkom untuk para pelanggan dan masyarakat sekitar yang

akan menyampaikan keinginan dan keluhannya, melakukan kegiatan promosi, mengundang

pers, dan mempublikasikan di media cetak dan elektronik.

PR PT. Telkom Reg IV lebih menomor satukan perannya sebagai fasilitator kepada

publik eksternalnya, karena dalam setiap kegiatannya, PR PT. Telkom Reg IV selalu berusaha

memprioritaskan kepentingan masyarakat umum dengan menggunakan media massa sebagai

perantara untuk mempersuasi khalayak umum dan juga sebagai salah satu cara menjaga

hubungan baik dengan masyarakat maupun dengan insan media / pers sebagai sarana untuk

meningkatkan publisitas PT. Telkom. Humas dapat merupakan suatu alat atau saluran (The PR

as tools or channels of government publication) untuk memperlancar jalannya interaksi dan

penyebaran informasi serta menjalin kerja sama dengan pihak pers, media cetak, atau

elektronik hingga menggunakan media lainnya [15].

Dalam proses pemecahan masalah, praktisi humas berkolaborasi dengan manager lain

untuk membantu mendefinisikan dan memecahkan masalah. Hal ini dimaksudkan untuk

membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan

eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi [6].

Dalam menangani permasalahan / complain, PR PT. Telkom biasanya terlebih dahulu

mengidentifikasi penyebab dan dampak, menentukan tujuan dan sasaran (creator), kemudian

menentukan strategi (conseptor) sebagai solusi untuk menangani dan menyelesaikan masalah

(problem solver). Terjun langsung ke rumah – rumah pelanggan yang mengeluhkan layanan

Indihomenya merupakan salah satu program penanganan masalah yang dilakukan oleh PT.

Telkom dan menggunakan media sebagai sarana untuk memberikan klarifikasi terkait kesalah

pahaman informasi mengenai layanan Indihome Telkom (mediator).

Sebagai seorang praktisi PR, PR PT. Telkom menggunakan keterampilan khusus untuk

menunjang pekerjaannya dalam hal menangani masalah yang ada di perusahaan. Seorang PR

harus memiliki kreativitas dalam penciptaan suatu gagasan, ide atau buah pemikiran yang

cemerlang, mempunyai kemampuan sebagai konseptor dalam penyusunan program kerja

kehumasan dan program kerja lainnya, kemampuan menguasai teknik komunikasi baik melalui

media secara lisan maupun tertulis dalam penyampaian pesan atau menyalurkan informasi dari

lembaga kepada publik dan mampu mengatasi setiap permaslaahan yang dihadapinya, baik

secara proaktif, antisipasi, inovatif, dinamis dan solutif [6].

Media Relations PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY

Cara PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Regional IV Jateng & DIY membangun

Media Relations di Kota Semarang dalam upaya meningkatkan publisitas dilakukan dengan

dua cara yaitu internal dan eksternal.

Internal : Menurut Mukarom & Laksana [13], kegiatan internal public relations

merupakan kegiatan yang ditujukan untuk publik internal perusahaan / organisasi yang

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik internal serta menciptakan

hubungan dan iklim kerja yang harmonis antara pihak – pihak yang berkaitan di dalam

perusahaan.

PR PT. Tekom tidak banyak melakukan kegiatan internal, karena kegiatan internal

perusahaan lebih banyak dilakukan oleh divisi Human Resources Departement (HRD)

perusahaan. Kegiatan internal yang dilakukan PR PT. Tekom kaitannya dengan Media hanya

dalam bentuk Employee Relations. Kegiatan employee relations menekankan kepada seorang

PR harus mampu berkomunikasi dengan karyawan, baik secara formal maupun informal dan

juga harus mampu menjembatani komunikasi antara pimpinan dengan karyawan sehingga

dapat menciptakan rasa memiliki (sense of belonging), motivasi, kreativitas, dan mencapai

prestasi kerja semaksimal mungkin [13].

PR PT. Telkom mengadakan employee relations berupa kegiatan special event,

program pendidikan dan pelatihan. Kegiatan Special event yang diadakan berupa perayaan hari

ulang tahun perusahaan dan kunjungan ke tempat-tempat yang akan diresmikan oleh

Pimpinan Direksi PT. Telkom Reg IV. Sedangkan untuk program pendidikan dan pelatihan

yang diadakan berupa kegiatan pengelolahan pengembangan SDM.

Usaha yang dilakukan PR PT. Telkom dalam menjalankan employee relations dinilai

sudah cukup baik, karena dengan adanya kegiatan employee relations karyawan merasa

dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perushaan sehingga memiliki sense of belonging,

motivasi, kreativitas dan ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin [6]. Keterlibatan

karyawan internal secara langsung merupakan hal yang benar dan paling utama, karena

karyawan merupakan aset yang sangat penting dalam suatu perusahaan [6].

Mengundang media massa dalam kegiatan ini, merupakan bentuk menjalin hubungan

sebagai mitra kerja, karena penting bagi seorang PR melakukan hubungan pers / media massa,

agar hubungan kerja antara PR dengan pers tetap terjalin dengan hubungan yang saling

membutuhkan satu sama lain [16].

Secara Eksternal, menurut Danandjaja [4], kegiatan eksternal public relations adalah salah satu

bentuk aktivitas public relations yang ditujukan kepada publik yang berada diluar perusahaan

/ instansi. Kaitannya dengan media, kegiatan media relations merupakan bagian dari Public

Relations Eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan Media Massa

sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan Publik untuk mencapai tujuan organisasi

[17]. Kegiatan eksternal yang dilakukan PR PT. Telkom kaitannya dengan Media adalah :

a. Konferensi Pers (Press Conference)

PR PT. Telkom mengadakan kegiatan konfrensi pers ketika perusahaan sedang mengalami

suatu konflik dengan pihak lain. Konferensi pers dilakukan PR PT. Telkom Reg IV bertujuan

untuk melakukan klarifikasi atau untuk memperbaiki citra perusahaan yang sempat rusak. PR

PT. Telkom Reg IV dinilai sudah baik dalam pelaksanaan kegiatan konferensi pers, karena

telah mengundang para wartawan dari berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik,

menyiapkan bahan pemberitaan, memberikan press release, press kit, serta menghadirkan

narasumber yang akan berbicara pada acara konferensi pers dan tahap akhir adalah melakukan

evaluasi [9]. Maksud dan tujuan yang dibuat oleh PR PT. Telkom dalam menyelenggarakan

kegiatan konferensi pers ini juga dinilai sudah sesuai, karena tujuan utama konferensi pers

diadakan adalah untuk memberikan suatu informasi, menjelaskan suatu peristiwa yang

mungkin atau telah terjadi, dan untuk meluruskan atau membantah tentang suatu berita negatif

yang telah tersiar di media massa [18].

b. Press Gathering

Press Gathering di PT. Telkom dilakukan dengan mengadakan kegiatan bincang –

bincang santai pada saat makan siang disertai dengan diskusi antara wartawan media massa

dengan PR PT. Telkom Reg IV. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk membahas

mengenai informasi – informasi terbaru terkait perusahaan dan untuk menjalin keakraban serta

hubungan yang baik dengan wartawan media. Namun sayangnya, jarang sekali press gathering

ini dilakukan. Dalam periode satu tahun, bisa hanya satu kali atau bahkan tidak sama sekali.

Tidak ada jadwal yang dibuat dan ditetapkan untuk melakukan press gathering dan press

gathering ini dilakukan jika sempat saja serta tidak melibatkan wartawan media yang lainnya,

hanya berfokus pada wartawan yang sudah memiliki hubungan dekat dengan PT.Telkom.

Semua ini membuktikan bahwa hubungan PR PT. Telkom dengan media lebih ditekankan pada

personal to personal approach (pendekatan pribadi ke pribadi) terhadap media tertentu, hal ini

tidak baik, karena dengan tidak mengundang wartawan lainnya pada kegiatan press gathering,

maka akan menimbulkan perasaan negatif dari kalangan wartawan media dan mereka akan

merasa bahwa perusahaan hanya membutuhkan mereka (wartawan) ketika perusahaan

membutuhkan sebuah publisitas, jarang bahkan tidak pernah perusahaan mengundang wartawan

pada acara – acara yang tidak perlu dipublikasikan [19].

c. Press Release

Humas PT. Telkom membuat informasi tertulis dalam bentuk press release yang

bertujuan untuk memberikan informasi baru, mengklarifikasi dan pencitraan. Dalam penulisan

press release, Humas PT. Telkom telah menggunakan format 5W + 1H, hal ini terlihat dari

tulisan – tulisan yang dimuat di media massa dan media elektronik. Menurut Ruslan [6], dalam

proses pembuatan press release, seorang PR harus menguasai dasar – dasar teknik penulisan

dan mempunyai keterampilan dalam tulis menulis, sehingga dapat digunakan dalam

pembuatan press release.

Akan tidak semua release dari PT. Telkom muncul di pemberitaan media cetak maupun

media elektronik. Dari hasil observasi yang dilakukan, hal ini disebabkan karena hubungan yang

terjalin antara perusahaan dengan media, tidak dilakukan secara merata. Hubungan yang selama

ini terjalin berupa personal to personal approach (pendekatan pribadi ke pribadi) yang dilakukan

hanya kepada beberapa wartawan media saja.

d. Kegiatan Promosi

Simamora mengatakan, promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk

menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade), atau mengingatkan orang –orang

tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga [20]. Kegiatan

promosi yang dilakukan PT. Telkom Reg IV adalah :

Periklanan (Advertising)

Media iklan yang digunakan PT. Telkom untuk promosi adalah media cetak, media

internet, leaflet, brosur, banner dan video tron. Dengan menggunakan desain yang menarik

berupa gambar dan tulisan, yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang produk yang

ditawarkan, serta menggunakan aplikasi warna yang dapat menyita pandangan mata (eye

catching) bagi yang melihatnya. Agar pesan iklan dapat mencapai sasaran, maka pesan tersebut

harus sesuai dengan targetnya, karena iklan mempunyai empat fungsi utama yaitu,

menginformasikan kepada khalayak mengenai seluk beluk produk (informative),

mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), menyegarkan informasi yang telah

diterima khalayak (reminding), dan menciptakan suasana yang menyegarkan sewaktu khalayak

menerima atau mencerna informasi (entertainment) [21].

Publisitas (Publicity)

Publisitas yang dilakukan PT. Telkom terlaksana ketika PR PT. Telkom mengadakan

kegiatan konferensi pers, press gathering, special event dan menulis press release yang

melibatkan wartawan media massa pada kegiatan tersebut. Seorang PR tidak bisa lepas dari

peran media sebagai publisitas karena publisitas di media merupakan sarana untuk membangun

reputasi dan merek perusahaan [18]. Reputasi adalah serangkaian citra dan persepsi yang

dihasilkan dari banyak pendapat yang berbeda tentang perushaan [13].

Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan PT. Telkom adalah dengan mengadakan

pameran produk PT. Telkom seperti Indihome, wifi, dan telepon dan memberikan harga promo,

yang tentunya lebih murah dari pada harga normal biasanya. Manfaat menggunakan promosi

penjualan bagi PT. Telkom yaitu untuk memperkenalkan produk Telkom pada masyarakat dan

meningkatkan jumlah penjualan, karena penggunaan metode promosi seperti pemberian

potongan harga merupakan suatu rencana yang dilakukan untuk meningkatkan permintaan dari

para pemakai atau konsumen yang bertujuan untuk meningkatkan omset penjualan dengan

jalan mempengaruhi konsumen secara langsung [22].

Penjualan Personal (Personal Selling)

PR PT. Telkom bekerja sama dengan divisi sales dan marketing termasuk PR didalamnya

dalam menjalankan penjualan personal / personal selling. Sekolah - sekolah, perusahaan dan

rumah tangga merupakan target promosi yang dianggap potensial. Bertemu dan bertatap muka

secara langsung dengan konsumen, merupakan cara yang digunakan PT. Telkom dalam

menjelaskan produk Telkom. Penjualan personal yang di lakukan PT. Telkom sudah baik

karena bertemu langsung dengan konsumen melalui salesman dalam memasarkan produknya,

sehingga terjadi interaksi langsung (tatap muka). Komunikasi langsung (tatap muka) antara

penjual dan calon pelanggan berguna untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon

pelanggan dan membentuk pemahaman terhadap suatu produk sehingga mereka kemudian

akan mencoba dan membelinya [23].

Melalui pelaksanaan personal selling perusahaan dapat memberikan pelayanan yang nyata

dan langsung kepada konsumennya.yang berakibat dapat membangun relationship marketing

dengan para konsumen tersebut untuk menghasilkan hubungan saling ketergantungan yang

saling menguntungkan dan kerjasama jangka panjang. Seperti yang diungkapkan oleh Kotler

[24], relationship marketing adalah sebuah gerakan dari pola pikir yang semata-mata

berlandaskan pada kompetisi dan konflik, ke arah pola pikir yang berlandaskan hubungan

saling ketergantungan yang saling menguntungkan dan kerjasama.

Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung yang digunakan PT. Telkom Reg IV untuk menjual dan

mempromosikan produk Telkom yaitu melalui Plaza Telkom, email dan telepon. Melalui Plaza

Telkom konsumen bisa mendapatkan informasi, mendapatkan apa yang konsumen inginkan,

dan mengeluhkan keluhan yang ada, terkait dengan layanan Telkom, karena pemasaran

langsung (direct marketing) terdiri atas komunikasi langsung dengan konsumen perorangan

sasaran untuk memperoleh tanggapan. Dengan demikian, para pemasar langsung dapat

berkomunikasi secara langsung dengan pelanggan secara interaktif, sehingga dapat

mengirimkan pesan khusus yang melibatkan konsumen dengan mencerminkan minat dan

perilaku khusus mereka [25].

Pemasaran langsung melalui email dilakukan dengan mengirimkan penawaran,

pemberitahuan, pengingat, atau hal-hal lain terkait produk Telkom kepada konsumen melalui

alamat email yang bersumber dari data Telkom dan pemasaran langsung berupa telepon

dilakukan dengan cara menelepon langsung ke nomor – nomor yang bersumber dari data

pengguna layanan telepon Telkom. Dua hal ini digunakan untuk mendukung dan menjangkau

masyarakat secara lebih luas lagi sebagai sarana untuk mengkomunikasikan secara langsung,

oleh sebab itu pemasar harus membangun kepercayaan akan produk dan perusahaan mereka

dengan cara mengkomunikasikannya secara baik. Kepercayaan konsumen yaitu semua

pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen

tentang suatu produk, jasa perusahaan dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki

kepercayaan dan sikap terhadap produk atau jasa tersebut [26].

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran yang dilakukan Public Relations PT.

Telkom Reg IV belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik karena masih terdapat beberapa

peran yang dinilai masih kurang seperti perannya sebagai teknisi komunikasi. Peran PR tidak

akan terlihat sempurna ketika dalam menjalankannya masih terdapat kegagalan. Ini terlihat

dalam kegiatan media relations yang jarang dilakukan oleh PR PT. Telkom Reg IV. Padahal

melakukan media relations sangat dianjurkan dan keharusan bagi pekerjaan PR.

Upaya yang dilakukan PR PT. Telkom Reg. IV dalam membangun Media Relations

untuk meningkatkan publisitas dengan cara mengadakan kegiatan internal sudah baik karena

secara keseluruhan kegiatan yang diselenggarakan melibatkan karyawan internal dan wartawan

media. Untuk Eksternal seperti ketelibatan wartawan media di beberapa kegiatan eksternal

yang dilakukan, masih belum sempurna karena masih adanya hubungan personal to personal

approach terhadap beberapa media yang bisa menimbulkan prasangka buruk sampai ke

hubungan yang tidak baik.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Jefkins, Frank., (1995), Public Relations, Ahli Bahasa, Haris Mundar, Jakrta, Erlangga.

[2] Permatasari, A, I., (2013), “Model Public Relations Pada Aktivitas Media Relatons (Studi

Kasus pada Aktivitas Media Relations di Sheraton MustikaYogyakarta Resort and Spa)”,

Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi, FakultasIlmu Sosial & Ilmu Politik, Universitas

Atma Jaya, Yogyakarta. (http://e-journal.uajy.ac.id/).

[3] Maulana, Reynaldi., (2010), “Strategi Media Relations Humas Pemerintah Provinsi

Banten (Studi Deskriptif Pada Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Pemerintah

Provinsi Banten)”, Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakutas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Univeristas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang Banten.

(http://repository.fisip- untirta.ac.id/)

[4] Danandjaja., (2011), Peranan Humas Dalam Perusahaan, Yogyakarta, Graha Ilmu.

[5] Cutlip, Scott M., & Broom, G,M., (2000), Effective Public Relations, Englewood Cliffs,

NJ: Prentice-Hall.

[6] Ruslan, Rosady., (2010), Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta, PT

Rajagrafindo Persada.

[7] Lesly, Philip., (1991), Lesly’s Handbook of Public Relations and Communications,

Chicago, Illinois: Probus Publishing Company.

[8] Jefkins, Frank., (1992), Public Relations, Terj.Munandar, Jakarta, Erlangga.

[9] Darmastuti, Rini., (2012), Media Relations Konsep, Strategi & Aplikasi, Yogyakarta,

C.V ANDI OFFSET.

[10] Lesly, Philip., (1992), Public Reletions Handbook, New York, Pantice Hall.

[11] Cutlip, Scott, M., & Broom, G,M., (2006), Effective Public Relations, Jakarta, Kencana

Prenanda Media Group

[12] Kusumastuti, Frida., (2004), Dasar-Dasar Humas, Gojongkerta, Ghalia Indonesia.

[13] Mukarom, Zainal., & Laksana, M,W., (2015), Manajemen Public Relations, Bandung,

Pustaka Setia.

[14] Fariani, S,R., & Widodo, Aryanto., (2002), Panduan Praktisi PR, Jakarta, PT. Elex

Media Komputindo Kompas Gramedia

[15] Ruslan, Rosady., (2008), Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi, Jakarta,

PT Rajagrafindo Persada.

[16] Priyatna, Soeganda., (2012), Dasar – dasar Public Relations, Bandung, PT Remaja

Rosdakarya.

[17] Iriantara, Yosal., (2005), Media Relations Konsep, Pendekatan, Dan Praktik,

Bandung, Simbiosa Rekatama Media.

[18] Ruslan, Rosady., (2005), Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation, Jakarta, PT. Raja

Grafindo Persada.

[19] Syaifullah, Nurudin, Muhammad., (2004), Media Relations, Yogyakarta, Cepsur.

[20] Simamora, Bilson., (2003), Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan

Profitable, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

[21] Tjiptono, Fandy., (2001), Strategi Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta, Andi Ofset.

[22] Tjiptono, Fandy., (1997), Strategi Pemasaran, Edisi 1, Yogyakarta, Penerbit Andi.

[23] Tjiptono, Fandy., (2008), Strategi Pemasaran, Edisi ke dua, Yogyakarta, Andi.

[24] Kotler, Philip., (2003), Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas, Jakarta, Indeks

Kelompok Gramedia.

[25] Kotler, Philip, dan Keller., (2012), Marketing Management, Edisi 14, Jakarta, Erlangga

[26] Mowen, John, C., & Minor, Michael., (2002), Perilaku Konsumen, Jakarta, Erlangga.