artikel ilmiah (kedokteran-2008)
TRANSCRIPT
ARTIKEL ILMIAH
PENGARUH PEMBERIAN GLIBENKLAMID, METFORMIN, MADU, danKOMBINASINYA terhadap KADAR HDL dan LDL PADA TIKUS
JANTAN SPRAGUE DAWLEY yang DIINDUKSI denganSTREPTOZOTOCIN
OlehLola Salsabila
dr. Hidayat Sulistyo, Sp.PA, M.Si. Meddr. Dodi Novrial, Sp.PA, M.Si. Meddr. Afifah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2012
PENGARUH PEMBERIAN GLIBENKLAMID, METFORMIN, MADU, danKOMBINASINYA terhadap KADAR HDL dan LDL PADA TIKUS
JANTAN SPRAGUE DAWLEY yang DIINDUKSI denganSTREPTOZOTOCIN
Lola Salsabila1, dr. Hidayat Sulistyo, Sp.PA, M.Si. Med.2, dr. Dodi Novrial, Sp.PA, M.Si.Med3, dr. Afifah4.
1Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman2Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman3Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman4Dosen Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman
ABSTRAK
Latar Belakang : Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang mempunyai cirikhas adanya keadaan hiperglikemia akibat defek insulin, kerja insulin atau keduanya.Keadaan resistensi insulin pada penderita DM tipe 2 beresiko terhadap peningkatankonsentrasi Low Density Lipoprotein (LDL) dan penurunan konsentrasi Hight DensityLipoprotein (HDL). Upaya mengontrol glukosa darah dengan meningkatkan produksi insulindan sensitifitas insulin pada penderita DM tipe 2 dapat diberikan glibenklamid danmetformin. Produksi dan sensitifitas insulin yang meningkat dapat mengontrol glukosa darahdan memperkecil peningkatan konsentrasi LDL serta penurunan konsetrasi HDL. Upaya lainsebagai terapi terapeutik dengan memberikan madu sebagai terapi adjuvan.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian glibenklamid, metformin, madu, dankombinasinya pada tikus Sprague dawley yang diinduksi dengan Streptozotocin terhadapkadar HDL dan LDLMetode : Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni laboratorium dengandesain pre and post test with control group. Hewan coba adalah tikus jantan albino strainSprague Dawley di peroleh dari Laboratorium Penelitian Terpadu (LPPT) Univesitas GajahMada Yogyakarta. Jumlah total hewan coba adalah 42 ekor yang terbagi dalam 7 kelompokmasing-masing berjumlah 5 ekor dengan cadangan 1 ekor dan sesuai dengan kriteria inklusidan eksklusi. Parameter yang diamati adalah kadar HDL dan kadar LDL. Pemeriksaandilakukan pada hari ke-3 setelah induksi streptozotocin sebelum perlakuan (pretest) dan hariterakhir penelitian (posttest) dan tikus sudah dipuasakan selama 8 jam. Uji Kruskal Wallisdigunakan untuk menganalisis kadar HDL sedangkan uji Oneway ANOVA digunakan untukmenganalisis kadar LDL. Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan software SPSS15.00 Hasil : Hasil penelitian menunjukkan tikus diabetes yang diberi perlakuan madu,glibenklamid, metformin selama 4 minggu pada kadar HDL (p=0,59) dan selisih kadar LDL(p=0,07). Hasil kedua uji statistik tersebut menunjukkan tidak memiliki perbedaan yangbermakna p > 0,05Kesimpulan : Tidak terdapat pengaruh terhadap pemberian glibenklamid, metformin, madu,dan kombinasinya pada tikus Sprague dawley yang diinduksi dengan Streptozotocin terhadapkadar HDL dan LDL.Kata kunci : Madu, Glibenklamid, Metformin, DM tipe 2, Kadar HDL-LDL
THE INFLUENCE OF THE GRANTING GLIBENCLAMID, METFORMIN,HONEY, and COMBINED to THE LEVELS of HDL and LDL in MALE
SPRAGUE DAWLEY RATS INDUCED BY STREPTOZOTOCIN
ABSTRACT
Background : Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease which is characterized byhyperglycemia due to the presence of specific defects of insulin, insulin works or both. Stateof insulin resistance in patients with type 2 DM are at risk of increasing the concentration ofLow Density Lipoproteins (LDL) and decreasing the concentration High DensityLipoproteins (HDL). The efforts to control blood glucose by increasing insulin productionand insulin sensitivity in patients with type 2 DM can be glibenklamid and metforminadministration. Produced insulin and increased insulin sensitivity can control the bloodglucose concentration and reduce LDL and increase HDL concentration. Other disabilities astherapeutic by giving honey therapy as adjuvant therapy.Purpose : To learn about the influence of administrating glibenklamid, metformin, honey,and a combination of Sprague Dawley rats with streptozotocin induced on HDL and LDLMethods: Design studies used are pure experimental laboratory with pre and post test designwith control group. The animal was albino male rats in the Sprague Dawley strain obtainedfrom Integrated Research Laboratory (LPPT) Univesity Gajah Mada Yogyakarta. The totalnumber 42 rats were divided into 7 groups of 5 rats each group and 1 rat as a backup eachgroup, and matched to the inclusion and exclusion criteria. Parameter observed were HDLand LDL. Examination performed on day 3 after induction streptozotocin before treatment(pretest) and last day of the study (posttest) and the rat was being fasted for 8 hours. KruskalWallis test was used to analyze HDL while Oneway ANOVA test was used to analyze therate of LDL. Statistical analysis in this study used SPSS software 15.00ÓResults: The results showed that diabetic rats treated with honey, glibenklamid, metforminfor 4 weeks for differences of HDL (p = 0.59) and the differences of LDL (p = 0.07). Theresults of the statistical tests showed no significant difference p > 0.05Conclusion: There is no influence on the administration of glibenklamid, metformin, honey,and combination of Sprague Dawley rats with streptozotocin induced effect on HDL andLDL.
Keywords: Honey, Glibenclamid, Metformin, DM type 2, the levels of HDL-LDL
Pendahuluan
Diabetes Mellitus (DM) adalah
kelompok penyakit metabolik yang
mempunyai ciri khas adanya keadaan
hiperglikemia akibat defek insulin, kerja
insulin atau keduanya. DM memiliki 4
gejala khas diantaranya polifagi, polidipsi,
poliuri, berat badan yang menurun atau
menetap. Pemeriksaan Glukosa Darah
Sewaktu (GDS) > 200 mg/dl serta Glukosa
Darah (ADA, 2010).
Penderita diabetes juga berisiko terhadap
peningkatan konsentrasi Low Density
Lipoprotein (LDL) dan penurunan
konsentrasi Hight Density Lipoprotein
(HDL), serta kadar Trigliserid yang
meningkat. Keadaan dislipidemia ternyata
juga dapat menjadi risiko meningkatnya
kejadian DM sebesar 2 kali lipat. Hal ini
terjadi akibat adanya deposit sel lemak yang
tidak pada tempatnya, yakni pada sel otot
dan pankreas. Sel lemak tersebut bersifat
toksik pada transporter glukosa di otot
sehingga menginduksi terjadinya resistensi
insulin (Misra dan Vikram, 2002;
McLaughlin, 2005; Charles, 2010).
Erejuwa et al., (2010) menyatakan
bahwa penggunaan glibeklamid atau
metformin yang dikombinasikan dengan
madu mampu menghasilkan penurunan
kadar glukosa darah pada tikus diabetes
secara signifikan. Penelitian lain yang
mendukung dilakukan oleh Ariantri dan
Sagung (2010) menyatakan bahwa madu
herbal yang dikombinasi dengan jamur
menunjukkan aktivitas penurunan kolesterol
yang setara dengan penggunaan simvastatin.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti
ingin meneliti pengaruh penggunaan
glibenklamid, metformin dan madu sebagai
dengan kombinasinya pada Tikus putih DM
yang telah di induksi Streptozotocin (STZ)
terhadap kadar HDL dan LDL.
Metode Penelitian
Binatang percobaan
Hewan coba yang digunakan
adalah tikus jantan albino strain Sprague
Dawley di peroleh dari Laboratorium
Penelitian Terpadu (LPPT) Univesitas Gajah
Mada Yogyakarta. Sampel dipilih dari
populasi secara simple random sampling.
Jumlah total hewan coba adalah 42 ekor
yang terbagi dalam 7 kelompok masing-
masing berjumlah 5 ekor dengan cadangan 1
ekor. Hewan coba dipelihara sesuai standart
pemeliharaan tikus dengan ruangan
pemeliharan yang sama (WHO, 2000;
Erejuwa et. al, 2011).
Design dan rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental murni laboratorium dengan
desain pre and post test with control group.
Penelitian ini merupakan bagian dari
penelitian HPEQ (Health Profesional
Education and Quality Project) oleh dr.
Dody Novrial, Sp.PA, MSi. Med.
Rancangan penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) atau Completed Randomized Design
(CRD) dengan menggunakan tujuh
kelompok perlakuan terhadap hewan coba.
Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kelompok 1: Diberi metformin 100
mg/kgBB dan glibenklamid 0,6
mg/kgBB satu kali sehari.
2) Kelompok 2: Diberi madu 1g/kg BB
satu kali sehari.
3) Kelompok 3: Diberi glibenklamid 0,6
mg/kgBB satu kali sehari
4) Kelompok 4: Diberi metformin 100
mg/kgBB satu kali sehari
5) Kelompok 5 : Diberi madu 1g/kgBB dan
glibenklamid 0,6 mg/kgBB satu kali
sehari
6) Kelompok 6: Diberi madu 1g/kg BB dan
metformin 100 mg/kgBB satu kali
sehari.
7) Kelompok 7: Diberi aquadestilata 0.5
ml/kg BB satu kali sehari
Analisis Data
Data kadar HDL dan LDL merupakan
data dengan skala rasio. Analisis univariat
ditampilkan berupa nilai rerata, dan simpang
baku. Uji distribusi pada kadar HDL dan
LDL menggunakan Saphiro Wilk. Uji
hipotesis pada kada HDL digunakan
Kruskal Wallis. Sedangkan pada kadar LDL
didapatkan hasil yang
Hasil
Analisis univariat dan uji normalitas data
Penelitian eksperimental terhadap 42
ekor hewan coba tikus putih jantan Sprague
Dawley dibagi menjadi tujuh kelompok.
Selama penelitian terdapat tujuh tikus yang
mati sehingga di droup out dan tidak
dilakukan analisis. Total tikus yang
dianalisis berjumlah 35 ekor
Berdasarkan Tabel 1. rerata post test
peningkatan pada kelompok kadar HDL
didapatkan nilai paling besar pada kelompok
perlakuan glibenklamid metformin dengan
nilai 42.1 mg/dl. Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian perlakuan pada kelompok
tersebut pada tikus diabetes yang diinduksi
STZ selama 4 minggu dapat meningkatkan
kadar HDL. Sedangkan rerata post test
penurunan kadar LDL paling besar
didapatkan pada kelompok perlakuan madu
metformin dengan nilai 16.1 mg/dl. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa pemberian
perlakuan pada kelompok tersebut pada
tikus diabetes yang diinduksi STZ selama 4
minggu dapat menurunkan kadar LDL.
Uji distribusi pada penelitian ini
menggunakan Shapiro Wilk karena sampel <
50. Nilai p atau signifikansi yang didapatkan
melalui uji normalitas Shapiro-Wilk
Tabel 1. Uji Univariat Kelompok perlakuan kadar HDL-LDL
Data diperlihatkan dalam bentuk mean + SD pada ketujuh kelompok perlakuan.
pada kelompok data kadar HDL dan kadar
LDL p > 0,05 sehingga distribusi kelompok
data kadar HDL dan kadar LDL terdistribusi
norma
Analisis Kadar HDL
Nilai p pada test homogenitas (Levene
Statistics Test) kadar HDL <0.05 yaitu
p=0.009 maka dilanjutkan dengan uji
bivariat Krusskal-Wallis. Hasil uji statistik
Krusskal-Wallis pada kadar HDL p>0,05
yang berarti tidak ada perbedaan pemberian
glibenklamid, metformin, madu pada tikus
putih jantan Sprague dawley dengan kadar
HDL.
Analisis Kadar LDL
Nilai p uji homogenitas (Levene
Statistics Test) yaitu 0.217 yang berarti
varians data antarkelompok perlakuan
homogen sehingga dapat dilajutkan
dengan uji Oneway ANOVA. Uji beda
statistik Oneway ANOVA diperoleh nilai
p=0,073 yang berarti tidak terdapat
perbedaan bermakna antara 7 kelompok
perlakuan yang diujikan.
Pembahasan
Kondisi diabetes pada hewan coba
dengan cara menginjeksi STZ dosis rendah
yaitu sebesar 45 mg/KgBB secara
intraperitoneal mampu menghasilkan
kondisi hiperglikemia dan defisiensi insulin.
STZ masuk ke sel ß pankreas melalui
glucose transporter-2 (GLUT-2) dan akan
menyebabkan alkilasi DNA. Alkilasi
tersebut menyebabkan kerusakan
fragmentasi DNA akibatnya terganggunya
fungsi sel (Zhang et al., 2008). Perusakan
DNA ini menstilmulasi ribosilasi poli ADP
yang selanjutnya menyebabkan deplesi
NAD+ dan Adenosine Triposhphate (ATP)
Perlakuan Pemeriksaan (Uji Univariat (mg/dl))
HDL LDLKontrol 41.912 20.14.4Madu 40.14.4 23.76.2
Glibenklamid 365 20.42.4Metformin 396.1 19.33.2
Madu dan Glibenklamid 40.33.6 245.2Madu dan Metformin 39.22.6 16.11.8
Glibenklamid dan Metformin 42.13.13 23.33.2
didalam sel. Akibatnya produksi insulin
terganggu dan jumlah yang dihasilkan
berkurang atau bahkan dapat menyebabkan
apoptosis sel. Aksi sitotoksik STZ tersebut
dimediatori oleh ROS dan RNS yang
mempunyai kontribusi terhadap kerusakan
di pankreas melalui peningkatan aktivitas
guanil siklase dan pembentukan cGMP
(Hayashi et al., 2006; Nugroho, 2006).
Menurut Widyastuti (2001), defisiensi
insulin dapat menyebabkan peningkatan
lipid pada penderita diabetes. Hal ini karena
insulin meningkatkan aktivitas lipoprotein
lipase di permukaan sel endotel dalam
mengkatalisa perombakan trigliserida dari
kilomikron dan defisiensi insulin akan
menurunkan enzim ini. Komponen penting
dari kolesterol
Rerata peningkatan tertinggi kadar HDL
pada kelompok perlakuan glibenklamid
metformin dibandingkan dengan tikus
kontrol. Sedangkan, rerata penurunan
terbesar kadar LDL pada kelompok
perlakuan madu metformin dibandingkan
dengan tikus kontrol. Nilai rerata pada kadar
HDL tidak sesuai dengan penelitian Erejuwa
et al., (2011) tersebut nilai rerata paling
tinggi didapatkan pada kelompok yang
diberi perlakuan madu dalam meningkatkan
kadar HDL. Sedangkan Nilai rerata pada
kadar LDL sesuai dengan penelitian
Erejuwa et al., (2011) tersebut nilai rerata
paling kecil didapatkan pada kelompok yang
diberi perlakuan madu metformin dalam
menurunkan kadar LDL.
Sejauh ini belum ada penjelasan
terperinci mengenai cara kerja madu dalam
memperbaiki kadar lipid darah, namun
madu dalam memperbaiki konsentrasi lipid
melalui efek antioksidan yang dimilikinya.
Hiperglikemia menyebabkan mempercepat
pembentukan senyawa oksigen reaktif.
Pembentukan senyawa oksigen reaktif
merupakan awal kerusakan oksidatif yang
dikenal sebagai stres oksidatif (Setiawan
dan Eko, 2005). Perbaikan kerusakan
oksidatif melalui pengurangan stress
oksidatif, ROS dan TNF-α sehingga dapat
memperbaiki fungsi mitokondria dalam sel
pankreas dan memperbaiki produksi insulin
(Widowati, 2008). Hal ini sinergis dengan
kerja dari glibenklamid yang mana
glibenklamid meningkatan produksi insulin
di pancreas (Krentz dan Clifford, 2005;
Guyton dan Jhon, 2011). Selain itu, madu
juga mengandung mineral tinggi seperti zinc
dan tembaga. Zat mineral dan antioksidan
tersebut mampu melindungi sel beta
pankreas dari stres oksidatif oleh reactive
oxygen species (ROS) maupun nitrite oxide
(NO) sehingga sel beta pankreas dapat
meningkatkan regenerasi selnya (Erejuwa et
al., 2011b)
Perbaikan profil lipid darah dengan
metformin pada penderita DM tipe 2 dapat
dilihat pada konsentrasi plasma trigliserida,
asam lemak dan LDL-kolesterol cenderung
turun, sedangkan kolesterol HDL-
kardioprotektif cenderung meningkat. Efek
antihiperglikemik pada kadar HDL dan LDL
tersebut kemungkinan karena kerja
metformin di perifer dalam meningkatkan
sensitifitas insulin sehingga ambilan glukosa
di hati menyebabkan penghambatan lipolisis
di jaringan lemak (Krentz, 2005).
Uji Krusskal Wallis pada kadar HDL
menunjukkan p > 0,05 (p=0,59) dan Uji
Oneway ANOVA pada kadar LDL
menunjukkan p > 0,05 (p=0,07). Hasil
kedua uji statistik tersebut menunjukkan
tidak memiliki perbedaan yang bermakna.
Hasil uji beda tersebut menunjukkan tidak
ada pengaruh pemberian madu,
glibenklamid, metformin, dan kombinasinya
terhadap kadar HDL dan LDL. Penelitian ini
mengikuti penelitian yang dilakukan oleh
Erejuwa et al., (2011) dalam penelitian
tersebut tidak dijelaskan mengenai hasil
penelitian hubungan antara madu,
glibenklamid dan metformin, hanya
menjelaskan perbedaan kadar HDL dan
LDL pada kelompok yang diberi perlakuan
dan kontrol, pada penelitian tersebut hanya
dijelaskan bahwa metformin, madu,
glibenklamid secara signifikan (p<0.05)
menurunkan trigliseraldehid dan VLDL
namun tidak dijelaskan mengenai nilai
kemaknaan (p value) untuk parameter HDL
dan LDL.
Pada penelitian ini terdapat beberapa
modifikasi yang sedikit berbeda dengan
penelitian Erejuwa et al., (2011) diantaranya
adalah :
1. Penelitian Erejuwa et al., (2011)
menggunakan madu jenis tualang
sedangkan pada penelitian ini
menggunakan madu yang
mendapatkan sertifikasi SNI dengan
dosis yang sama 1g/kgBB.
2. Penelitian Erejuwa et al., (2011)
memuasakan hewan coba selama 16
jam sedangkan dalam penelitian ini
selama 8 jam. Hal ini karena
mempengaruhi oksidasi lipid. Hewan
coba dipuasakan bertujuan agar tidak
didapatkan tinggi palsu. Semakin lama
tikus dipuasakan kadar lipidnya akan
semakin rendah dibandingkan dengan
tikus yang hanya dipuasakan singkat
atau tidak dipuasakan (Widmann,
2008).
3. Perbedaan pemberian dosis induksi
STZ pada hewan coba. Pada penelitian
Erejuwa et al., (2011) memberikan
dosis induksi STZ pada hewan coba 60
mg/kgBB sedangkan dalam penelitian
ini 40mg/kgBB. Perbedaan dosis
tersebut mempengaruhi paruh waktu
kerja STZ. Semakin besar pemberian
dosis STZ pada hewan coba maka
akan semakin lama efek induksi
tersebut. Hal ini terlihat dari rerata
kelompok kontrol yang mengalami
perbaikan walaupun tidak diberi
perlakuan baik pada kadar HDL atau
pada kadar LDL.
4. Penelitian Erejuwa et al., (2011) dalam
menghitung HDL menggunakan
metode warnick, menghitung LDL
menggunakan metode rumus friedwald
sedangkan untuk HDL dan LDL dalam
penelitian ini menggunakan metode
spektofotometri. Pertimbangan ini
karena metode spektofotometri lebih
sensitif dan akurat dibandingkan
dengan rumus friedwald (perhitungan
indirek) yang menggunakan rumus.
Penelitian yang dilakukan Luka et al.,
(2010) menjelaskan bahwa pemberian madu
20 cc dalam 80 cc air dapat menurunkan
kadar LDL dan meningkatkan HDL secara
signifikan. Namun pada penelitian ini
menggunakan tikus wistar sebanyak 12
tikus, dan durasi puasa 15 jam dengan lama
pemberian makan 20 hari.
Krentz AJ dan Bailey (2005) yang
meneliti efektivitas penggunaan obat
antidiabetik terhadap kadar HDL dan LDL
didapatkan hasil terjadi peningkatan kadar
HDL dan penurunan LDL pada penderita
non-diabetik. Akan tetapi peningkatan kadar
HDL dan penurunan LDL tersebut tidak
berarti dapat memperbaiki keadaan
dislipidemia.
STZ sebagai bahan diabetogenik mampu
menghasilkan kondisi hiperglikemia dan
defisiensi insulin akibat efek sitotoksiknya
yang menghasilkan stress oksidatif (Erejuwa
et al., 2010). Penelitian Evans et al., (2003)
menyatakan stress oksidatif pada pankreas
sampai batas tertentu dapat menyebabkan
untuk disfungsi sel β yang disebabkan oleh
glukosa toksisitas atau glukosa yang
teroksidasi. Sumber stress oksidasi pada
diabetes didapatkan dari hasil perpindahan
keseimbangan reaksi redoks karena
perubahan metabolisme karbohidrat dan
lipid yang akan meningkatkan pembentukan
ROS dari reaksi glikasi dan oksidasi lipid
(Widowati, 2008).
Glukosa yang teroksidasi didapatkan
dari ikatan glukosa dengan protein (glycated
protein) yang menghasilkan ROS.
Kombinasi glikasi dan oksidasi glukosa
menghasilkan pembentukan advanced
glycogen end-products (AGEs). Oleh karena
itu ROS disebut fixatives of glycation.
Akumulasi AGEs pada protein lebih lanjut
diikuti dengan browning, peningkatan
fluorescence dan cross-linking. Glycated
protein dan AGEs modified protein dapat
mengakibatkan stress oksidatif. Proses
pembentukan AGEs merupakan proses
irreversible yang berlangsung lama dan
dapat menimbulkan kerusakan jaringan
(Setiawan dan Eko, 2005; Widowati 2008).
Keadaan hiperglikemia pada tikus
diabetes akan memperburuk dan
memperparah pembentukan ROS melalui
beberapa mekanisme. ROS akan
meningkatkan pembentukan ekspresi Tumor
Necrosis Factor-a (TNF-a) dan
memperparah stress oksidatif. TNF-a dapat
mengakibatkan resistensi insulin melalui
penurunan autofosforilasi (auto-
phosphorylation) dari reseptor insulin,
perubahan reseptor insulin substrat satu
menjadi inhibitor insuline receptor tyrosine
kinase activity, penurunan insuline-sensitive
glucose transporter-4 (GLUT-4),
meningkatkan sirkulasi asam lemak,
merubah fungsi sel ß, meningkatkan kadar
trigliserida dan menurunkan kadar HDL
(Tiwari dan Rao, 2002; Widowati, 2008).
Sifat STZ yang hepatotoksik akibat
proses biokimiawi berupa alkilasi,
timbulnya ROS dan RNS serta tidak
berfungsinya struktur fungsional sehingga
terjadi gangguan metabolisme sel, dan
terjadi kematian sel (Hartmut, 2003). Hal
tersebut mempengaruhi hati dalam
metabolisme lipid yang terjadi dihati salah
satunya peningkatan oksidasi lipid dihati.
Selain itu, menurut Hussain (2008), keadaan
hepar pada diabetes mellitus akan
mengalami degenerasi dan kongesti.
Degenerasi ditunjukkan dengan adanya sel
hati yang berwarna lebih gelap. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan degradasi
glikogen dan glukoneogenesis karena
pemanfaatan glukosa terhambat.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas
bahwa kenaikan dari kadar HDL dan LDL
dikarenakan efek sitotoksik STZ yang
merusak sel β pankreas sehingga fungsi
dalam sekresi insulin terganggu, dan efek
hepatotoksik STZ yang menyebabkan
oksidasi lipid dihati. Keadaan defisiensi
insulin juga mempengaruhi peningkatan
lipolisis di jaringan lemak yang akibatnya
peningkatan kadar HDL dan LDL. Sehingga
kombinasi pengobatan hipoglikemik dan
hipolipidemik dalam keadaan ini dibutuhkan
untuk mendapatkan hasil yang signifikan
dalam menurunkan kadar HDL dan LDL.
Keterbatasan pada pebelitian ini peneliti
tidak menilai lebih lanjut fungsi hepar akibat
efek STZ sebagai hepatotoksik sehingga
tidak diketahui efektivitas madu,
glibenklamid, metformin dan kombinasinya
terhadap hepar tikus diabetes.
Kesimpulan
1. Tidak terdapat pengaruh pemberian
glibenklamid, metformin, madu dan
kombinasinya pada tikus Sprague
dawley yang diinduksi dengan
Streptozotocin terhadap kadar HDL dan
LDL.
2. Pemberian Metformin tidak memiliki
efek terhadap kadar LDL dan HDL pada
Tikus Sparague dawley yang diinduksi
STZ
3. Pemberian Glibenklamid tidak memiliki
efek terhadap kadar LDL dan HDL pada
Tikus Sparague dawley yang diinduksi
STZ.
4. Pemberian Madu tidak memiliki efek
terhadap kadar LDL dan HDL pada
Tikus Sparague dawley yang diinduksi
STZ.
5. Pemberian Kombinasi (Metformin,
Glibenklamid, Madu) tidak memiliki
efek terhadap kadar LDL dan HDL pada
Tikus Sparague dawley yang diinduksi
STZ.
Daftar PustakaAdam, JMF. 2007. Dislipidemia, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III EdisiIV. Pusat Penerbit Depatemen IlmuPenyakit Dalam Fakultas Kedokteran,Universitas Indonesia, Jakarta.
American Diabetes Association. 2004.Position Statement: DyslipidemiaManagement in Adults with Diabetes.Diabetes Care, 27 (1) : S68-S71.
American Diabetes Association. 2010.Standards of Medical Care inDiabetes-2010. Diabetes care. 33(1) :63-67.
Ariantari NP, Sagung CY., dan Dewa AS.2010. Uji Aktivitas PenurunanKolesterol Produk Madu Herbal YangBeredar Di Pasaran Pada Tikus PutihDiet Lemak Tinggi. Jurnal Kimia, 4(1): 15-19.
Arora, Sachin., Shreesh KO., and Divya V.2009. Characterisation ofStreptozotocin Induced DiabetesMellitus in Swiss Albino Mice.Dalam: Global Journal ofPharmacology, 3 (2): 81-84.
Ashen MD, Roger SB. 2005. Low HDLCholesterol Levels. The NewEngland Journal Of Medicine.
Bachoric PL. 2010. Chapther 2 MeasurmentOf Lipid, Lipoprotein AndApolipoprotein. In : Peter O.Kwiterovich JR. The Johns HopkinsTextbook of Dyslipidemia. LippincottWilliams and Wilkins, Philadelpia. Pp22-24.
Bao., Shunzhong., David AJ., Marry W.,Alan B., Wu Jin., Louis HP., et al.
2008. Glucose homeostasis, insulinsecretion, and islet phospholipids inmice that overexpress iPLA2β inpancreatic β-cells and in iPLA2β-nullmice. Dalam: Am J PhysiolEndocrinol Metab, 294: E217–E229.
Bray GA. 2010. Drugs Used Clinically toReduce Body Weight. In: KopelmenPG, et.al (eds). Clinical Obesity inAdult and Children. BlackwellPublishing. 3: 327-38.
Brunilda N. 2011. Slideshow: Type 2Diabetes Overview. Medscapereference. 24 : 9-10.
Busserolles J., Gueux E., Rock E., MazurA., Rayssiguier Y. 2002. Substitutinghoney for refined carbohydratesprotects rats fromhypertriglyceridemic andprooxidative effects of fructose. JNutrition, 132: 3379-3382.
Canadian Diabetes Association. 2008.Canadian Journal of Diabetes :Definition, Classification andDiagnosis of Diabetes and OtherDisglycemic Categories. CanadianDiabetes Association 2008 ClinicalPractice Guidelines for thePrevention and Management ofDiabetes in Canada. Pp : s10-13.Charles AR. 2010. Metformin menjadipilihan utama terapi diabetes. DalamMEDIKA Jurnal KedokteranIndonesia Edisi No 08 Vol XXXVI.
Departemen Kesehatan RI (DEPKES).2009. Tahun 2030 PrevalensiDiabetes Melitus Di IndonesiaMencapai 21,3 Juta Orang.Kementrian Kesehatan RepublikIndonesia, Departemen Kesehatan.Jakarta.
Desilet RA, Karki SD, Dunican KC. 2008.Role of Metformin for WeightManagement in Patients without Type2 Diabetes Mellitus. In: The Annualof Pharmacotherapy, 42: 817-27.
Eddy, JJ, MD Gideonsen. 2005. TopicalHoney for Diabetic Foot ulcers.Journal of Family Phicycian 54 (6):533-555.Erejuwa, OO., Siti Amrah S., Mohd SuhainiA., Sirajudae K., Salzihan M., Sunil G.2010. Glibenclamide or MetforminCombined with Honey ImprovesGlycemic Control in Streptozotocin-Induced Diabetic Rats.Internasional Journal of BiologicalSciences.
Erejuwa, OO., Siti Amrah S., Mohd SuhainiA., Sirajudae K., Salzihan M., SunilG. 2011 a. Antioxidant protectiveeffect of glibenclamide andmetformin in combination with honeyin pancreas of streptozotocin-induceddiabetic rats. Dalam : InternationalJournal of Biological Sciences
Erejuwa, OO., Siti Amrah S., Mohd SuhainiA., Sirajudae K., Salzihan M., SunilG. 2011 b. Effect of glibenklamidalone versus glibenklamide andHoney on Oxidative Stress inPancreas of Streptozotocin-InduceDiabetic Rats. Dalam : InternationalJournal of Biological Sciences.
Evans, J.L., Goldfine, I.D., Maddux, B.A.,Grodsky, G.M. 2003. Are oxidativestress-activated signaling pathwaysmediators of insulin resistance and ß-cell dysfunction. Diabetes care. 52, 1-8.
Guyton, Arthur., Jhon E.Hall. 2011. In textbook of Medical Fisiology. 12th ed.Elsevier, Philadelphia.
Goldberg IJ. 2001. Diabetic Dyslipidemia:Causes and Consequenses, ClinicalReview. The Journal of ClinicalEndocrinology & Metabolism. 86(3):965-71.
Hammouri, SK. 2004. The role honey InThe management of Diabetic footUlcer. JMRS, 11(2): 20-22.
Hayashi, Koji, Rhyoji Kojima, Mikio Ito.2006. Strain Differences in theDiabetogenic Activity ofStreptozotocin in Mice. Biol. Pharm.Bull. 29 (6): 1110-1119.
Hilbert T, dan Lifshitz MS. 2007. Lipids andDyslipoproteinemia. In: Henry’sClinical Diagnosis and Managementby Laboratory Methods. 21th ed.Saunders Elsevier. Pp 201- 17.
Hussain, 2008. Biochemical andHistomorphological Study ofStreptozotocin-Induced DiabetesMellitus in Rabbits. Pakistan Journalof Nutrition. 7 (2): 359-364.
Jenkins, D., Kendall C., Augustin L.,Franceschi S., Hamidi M., Marchie A,et al. 2002. Glycemic Index:Overview of Implications In HealthAnd Disease. Am J Clin Nutr. Pp 76:266S–273S.
Katzung, Betram G. 2010. FarmakologiDasar dan Klinik. Edisi 10. Jakarta.FKUI.
Kumar, Vinay., Ramzi SC., Stanley LR.2007. Buku Ajar Patologi Robbins.EGC, Jakarta.
Krentz AJ, Clifford JB. 2005. OralAntidiabetic Agents Current Role inType 2 Diabetes Mellitus. Adis DataInformation BV. 65 (3): 385-41.
Luka DC., Kenedy MI., Ibitade OJ. 2010.Effect of Honey on Albino Rats fedwith High Lipid Diet. Journal ofMedicine in the Tropics, Nigeria.(12): 33-36
McLaughlin. 2005. Use of MetabolicMarkers To Identify OverweightIndividuals Who Are InsulinResistant. In Ann Intern Med. 139:802-809.
McPhee., Stephen., Maxine A., andPapadakis. 2009. Diabetes mellitus &hypoglycemia. Dalam: CurrentMedical Diagnosis and Treatment.McGraw & Hill, Fransisco 27.
Misra A, NK, Vikram. 2002. Insulinresistance syndrome (metabolicsyndrome) and Asian Indians CurrentScience. 83 (12): 1483-1496.
Nugroho AE. 2006. Hewan PercobaanDiabetes Mellitus : Patologi DanMekanisme Aksi Diabetogenik .Biodiversitas ISSN, 1412-033X (7),No. 4. Pp : 378-382.
Ohno T, Horio F, Tanaka S, et al. 2000Fatty liver and hyperlipidemia inIDDM (insulin-dependent diabetesmellitus) of Streptozotocin-treatedshrews. Life Sci. 66:125-131.
Ozatasan, N., Altinkaynak, K., Akcay, F.,Gocer, F., Dane., S. 2002. Effects ofMad Honey on Blood Glucose andLipid Levels in Rats withStreptozocin-Induced Diabetes.Pp.1093-6
Pathak S., Dorfmueller HC., Borodkin VS.,Aalten MF. 2008. ChemicalDissection of the Link betweenStreptozotocin, O-GlcNAc, andPancreatic Cell Death. PubmedCentral J. 15(8): 799–807.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.2011. Konsensus Pengelolaan danPencegahan Diabetes Melitus Tipe 2di Indonesia. PB PERKENI, Jakarta.
Setiawan B., Eko S. 2005. Stres Oksidatifdan Peran Antioksidan pada DiabetesMellitus. Majalah KedokteranIndonesia. Fakultas Kedokteran,Universitas Lampung. KalimantanSelatan. Vol. 55. No. 2.
Shepherd J. 2001. The Role of TheExogenous Pathway InHypercholesterolaemia. EuropeanHeart Journal Supplements.
Sherwood Lauralee. 2010. The PrimaryStimulus for Increased InsulinSecretion is An Increase In BloodGlukose. In Human Physiology :From cells to systems. 8th ed.Yolanda Cossio, USA.
Soegondo, Sidartawan. 2006. Farmakoterapipada Pengendalian Glikemia DiabetesMellitus Tipe 2. Dalam: Buku AjarIlmu Penyakit Dalam Jilid III EdisiIV. Pusat Penerbit Depatemen IlmuPenyakit Dalam Fakultas Kedokteran,Universitas Indonesia, Jakarta. 423:1882-1885
Stephen K, Lamb WH. 2011. Pediatric Type1 Diabetes Mellitus. Medscapereference.
Sudoyo, Aru W. 2005. ADA (AmericanDiabetes Association) dalam Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III.Edisi IV. Departemen Ilmu PenyakitDalam Fakultas Kedokteran,Universitas Indonesia, Jakarta. Pp1852-1856.
Suranto A. 2007 .Terapi Lebah. PenebarSwadaya, Jakarta.
The National Honey Board. 2002. HoneyHealth and Therapeutic Qualities
Tiwari, A.K., J.M. Rao.2002. Diabetesmellitus and multiple therapeuticapproaches of phytochemicals:Present status and future prospect.Current Science. 83(1) : 30-38.
Tony H., Suharto. 2005. Insulin, glukagondan antidiabetik oral. Dalam: SulistiaG. Ganiswara. Farmakologi danTerapi. Edisi 4. Bagian FarmakologiUniversitas Indonesia, Jakarta Pp:467-81.
Widmann, F.K. (2008). Clinicalinterpretation of laboratory testsedition 9. The University ofMichigan.
Widowati W. 2008. Potensi Antioksidansebagai Antidiabetes. JKM. Vol.7No.2.
Widyastuti, SK. 2001. Monyet Ekor Panjang(Macaca fascicularis) sebagai ModelDiabetes Mellitus : PengaruhHiperglikemia pada Lipid Darah,Serum Oksida, Nitrit, dan TingkahLaku Monyet. Jurnal Veteriner.Fakultas Kedokteran HewanUniversitas Udayana, Vol 2 (2).
World Health Organization. 2000. Researchguidlines for evaluating the safety andefficacy of herbal medicines. WorldHealth Organization Regional Officefor the Western Pacific, Manila.
Zhang, Ming., Xiao-Yan Lv., Jing Li., Zhi-Gang Xu., Li Chen. 2008. TheCharacterization of High-Fat Diet andMultiple Low-Dose StreptozotocinInduced Type 2 Diabetes Rat Model.